Rabu, 29 Agustus 2007

Guru Pedang Jepang

Ada seorang lelaki Jepang yang ingin belajar seni bela diri nasional yang terkenal, kendo. Lelaki itu mengunjungi seorang guru pedang dan ingin menjadi muridnya. Tetapi sang guru tidak ingin menerimanya; jadi dia memohon dengan tulus kepada guru itu,

"Tak apa-apa jika engkau tidak mengajari saya. Tolong biarkan saya tinggal, dan saya akan menyapu lantai, mencuci toilet, masak, menjahit dan menyemir sepatu engkau. Saya sangat mengagumi diri Anda. Ajari saya jika engkau menginginkannya, dan jika engkau tidak menginginkannya, tidak apa-apa. Saya tidak akan meminta terlalu banyak!" Oleh karenanya, sang guru membiarkan dia tinggal.

Lelaki itu tinggal di sana selama beberapa waktu, dan sang guru pedang tidak mengajarinya apa-apa, tetapi menyuruh dia untuk mengerjakan tugas rumah tangga, yang sangat membosankan.

Setelah beberapa waktu, walaupun dia telah menyelesaikan tugas masak, mencuci, membersihkan di siang hari, atau bahkan pada saat tidur di malam hari, sang guru akan tiba-tiba muncul sambil berteriak, dengan pedang di tangan, siap untuk berduel dengannya.

Jadi lelaki itu harus selalu waspada. Bahkan ketika dia sedang memasak atau membersihkan toilet, dia harus selalu waspada. [Tertawa]

Seperti itulah ketika kalian "melatih" saya. Saya harus selalu siap setiap saat. [Guru tertawa].

Ketika saya pergi ke kamar mandi, saya harus memeriksa apakah ada kamera di sekeliling, atau apakah ada murid di sekitarnya.

Saya begitu "tegang" sehingga membuat saya berada dalam "Zen" selama dua puluh empat jam! [Tertawa]

Saya tidak tahan sebelumnya, tetapi sekarang saya terbiasa dengannya. Kadang-kadang itu terjadi pada kalian juga, seperti ketika saya datang menemui kalian tanpa memberitahu kalian. Jadi kalian berharap terus. Kalian mungkin melihat saya di sekeliling tangga atau ketika kalian sedang makan.

Maka kita akan selalu saling merindukan! (Guru dan hadirin tertawa)

Karena saya terus menerus takut dilihat oleh kalian, dan kalian berharap saya untuk tiba-tiba muncul, kita siap untuk berkomunikasi setiap saat. Ini menyenangkan! [Guru dan hadirin tertawa dan hadirin bertepuk tangan.]

Sekarang kita kembali ke guru pedang. Akhirnya, murid itu menjadi seorang guru pedang yang sangat terkenal. Kesuksesannya datang dari pengajaran khusus dari gurunya, dan bukan dari latihan yang umum —yang dimulai jam 7 pagi dan berakhir jam 9 malam dan segala sesuatunya diajarkan dengan cara yang umum.

Guru itu menggunakan metoda yang tidak umum. Dia sering menyerang muridnya ketika sang murid tidak siap, seperti ketika dia sedang memasak, mandi atau tidur di malam hari. Jadi sang murid harus terus-menerus waspada, dan kemudian dia menjadi seorang guru kendo yang sangat mahir dan terkenal!

Hal yang sama dengan latihan spiritual kita. Kita harus senantiasa siaga setiap waktu. Kita tidak seharusnya berkata,

"Baiklah, saya gembira sekarang dan saya ingin jalan-jalan dan tidak mengerjakan apapun."

Ini adalah dunia yang tidak kekal. Kita harus siap untuk mengatasi situasi apapun yang mucul. Mengapa dunia ini tidak kekal? Supaya kita bisa belajar untuk selalu siap-siaga, dan belajar menjadi berhati-hati sepanjang waktu.

Dunia ini tidak baik maupun buruk. Ini hanya tergantung bagaimana kita menggunakan situasinya, dan mempelajari apa yang baik buat kita. Kita harus selalu belajar. Kita harus berada dalam Zen dua puluh empat jam sehari.
__________________________
Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai.
Retret Internasional 7-hari di Taipei, Formosa 21-27 Mei 1994.
http://www.kontaktuhan.org/cerita/guru_pedang.htm

http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/5287
From: Berkas Cahaya Kesadaran

0 KOMENTAR ANDA:

Posting Komentar