Jumat, 31 Agustus 2007

Tuhan Selalu Mengabulkan Permintaan Dengan Caranya..


Seorang lelaki berdoa: “Oh Tuhan ... ijinkanlah aku untuk mendengar-Mu”

Tiba-tiba guntur mengggelegar namun ia tak mendengarnya dan terus khusuk berdoa.

“Oh Tuhan ... ijinkanlah aku untuk melihat-Mu” demikian ia berdoa kembali.

Sekuntum mawarpun mekar tepat di hadapannya, saking khusuknya ia berdoa sampai tertunduk dan iapun tidak melihatnya.

“Oh Tuhan ... ijinkanlah aku untuk menyentuh-Mu”; doanya kian memelas sembari mengibas seekor kupu-kupu cantik yang hinggap di lengannya.


Diterjemahkan oleh Gung Dé dari Spiritual Jokes (Buddhist and Theosophist)
*********************************************
Kalau Anda bisa mengerti, Anda bisa memaklumi.
Kalau Anda bisa memaklumi, Anda bisa bersabar.

~anonymous 211106 -05.
*********************************************
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2899
from: NGestOE RAHardjo
Sunting: Wirajhana

Piano

Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.


Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.


Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan anaknya, ia menyelinap pergi.


Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.


Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.


Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata,


"Teruslah bermain" dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.


Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.


Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi besar kepala, pikirnya, "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.


Demikian juga di dalam kehidupan kita, kita sering merasa bahwa keberhasilan yang kita raih , semua itu hanya karena usaha dan kerja keras kita. Kita lupa bahwa semua itu terjadi karena Tuhan yang menolong kita dan tanpa Dia apapun yang kita kerjakan tidak akan berhasil. Tapi bila Tuhan ada disamping kita, kita akan mampu melakukan hal ? hal yang sederhana menjadi luar biasa.


http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2705
Oleh: chen lina

Yang membuat Iblis bergembira...

- Berbahagialah orang yang terlalu capek karena kesibukan mereka, sehingga
mereka tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Mereka adalah anak-anakku
yang mengerti kerinduan hatiku yang terdalam.

- Berbahagialah orang yang selalu mengharapkan pujian atas apa yang mereka
perbuat. Aku bisa memperalat dan menunggangi ambisi mereka melalui pujian.

- Berbahagialah orang yang memelihara hati yang terlalu sensitif. Dengan
sedikit "sentilan" saja mereka tersinggung. Mereka akan kurang bersemangat di
dalam bekerja dan akan segera menghilang dalam pelayanan. Mereka ini adalah
fansku yang setia.

- Berbahagialah mereka para pembuat masalah. Mereka akan disebut
anak-anakku.

- Berbahagialah orang yang selalu mengeluh. Aku senang karena benih
sungut-sungut yang kutabur bertumbuh subur di hati dan lidah mereka.

- Berbahagialah mereka yang egois, suka mementingkan diri sendiri dan tidak
peduli pada orang lain. Mereka adalah pengikut-pengikutku yang setia.

- Berbahagialah mereka yang suka menggosip, karena mereka akan menimbulkan
perpecahan dan pertengkaran. Ini sungguh sangat menyenangkan hatiku.

- Berbahagialah orang yang mengaku mengasihi Tuhan, tetapi membenci
saudara-saudaranya. Mereka akan hidup bersamaku selamanya sampai ke kekekalan.

- Berbahagialah orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan, penganiayaan
dengan penganiayaan dan kebencian dengan kebencian. Mereka akan mendapat upah
yang sama denganku di kegelapan.

- Berbahagialah orang yang membaca tulisan ini dan merasa isinya pas untuk
orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Dia ada dalam tanganku.
________________________________________
Kiriman: "Poison Ivy Laura" poisonivy5874@yahoo.com
via milis 4W4RENESS@yahoogroups.com.
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2753

Membayar Hutang

Hodja (guru) suatu hari menjual zaitun di pasar, dimana pasar tampak sepi
pembeli. Ia memanggil seorang perempuan yang lewat di depannya, mencoba
memikatnya.

Tapi perempuan itu menggelengkan kepalanya seraya mengatakan bahwa ia tak
punya uang.

“Tidak masalah,” sahut Hodja. “Anda bisa membayarnya nanti.” desaknya.

Ia masih juga tampak ragu, maka Hodja-pun menawarinya untuk mencicipi
kelezatan zaitun dagangannya itu.

“Oh tidak, saya tidak boleh melakukan itu, saya sedang berpuasa,” sahutnya.

“Puasa? Tapi bulan Ramadhan kan 6 bulan yang lalu!”

“Ya, memang,” sahutnya, “saya batal sehari ketika itu, dan saya mengambilnya
sekarang. Baiklah, silahkan beri saya sekilo zaitun hitam.”

“Tidak, lupakanlah!” jawab Hodja. “Kalau butuh 6 bulan lamanya membayar hutang
Anda kepada ALLAH, siapa yang tahu kapan Anda datang kesini untuk membayar
hutang kepada saya!”.

Kiriman dari: BeliefnetReligiousJokes@partner.beliefnet.com

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bila Anda berani benar-benar telanjang,
semua akan tampak telanjang di mata Anda.
~anonymous 060606-05.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2458
NGestOE RAHardjo

DUA SERIGALA ....

suatu malam, seorang bijak berkata pada anak2nya mengenai pertempuran
yang berlangsung didalam setiap insan manusia.
Dia bilang: "Anak2ku, pertempuran didalam setiap diri manusia itu
adalah antara dua serigala"

Yang satu: Jahat,
yaitu kemarahan, sirik, iri, dengki, kesedihan, penyesalan, serakah,
kesombongan, mengasihani diri sendiri, perasaan bersalah, rendah diri,
kebohongan, keangkuhan, merasa benar sendiri, nafsu, ego.

Yang satunya lagi: BAIK,
yaitu: kebahagiaan, kedamaian, cinta, harapan, keteduhan, peri
kemanusiaan, kebaikan, empati, sedekah, kejujuran, tekad kesabaran,
dan kepercayaan.

Seorang anak berpikir sejenak, kemudian bertanya pada ayahnya:
"Serigala mana yang menang?"

Sang bijak dengan tenang menjawab:
"YANG KAU BERI MAKAN..!"

[dikutip dari: Bonnie di Montana]
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2299
Hudoyo Hupudio

Keadilan


Hukum adalah keadilan,
Keadilan adalah untuk si lemah,
Yang lemah selalu mencarinya,
Yang kuat tak membutuhkannya.

Bukankah pencari keadilan selalu lemah?
Bukankah yang mengabaikannya selalu kuat?

Kalau ingin keadilan,
Sehatkan diri,
Sejahterakan hidup,
Kuasa akan datang menghampiri,
Keadilan menyusul di belakangnya!
Kejujuran taruhannya!
Kebenaran landasannya!
Kesucian melepaskannya!


Oleh:Arhanty Arhanty



Dimana keadilan ditegakkan, disana tidak ada keadilan,
dimana ajaran ditegakkan, disana tidak ada ajaran...
dimana kesucian ditegakkan, disana tidak ada kesucian....
dimana kejujuran ditegakkan, disana tidak ada kejujuran....


Oleh: "Tirta D. Arief" <tidar@peter.petra.ac.id>


Pembela:
Atas nama KEADILAN, maka tertuduh harus dianggap tidak
bersalah sebelum dapat dibuktikan kesalahannya.
Artinya, penjahat harus dianggap tidak jahat sebelum
dapat dibuktikan kejahatannya. Hal ini berarti bahwa
orang jahat harus dianggap sebagai orang baik!

Jaksa:
Kalau begitu, atas nama PERSAMAAN Keadilan, maka orang
baik harus dianggap tidak baik sebelum dapat
dibuktikan kebaikannya! Artinya, orang baik harus
dianggap sebagai orang jahat!

Hakim:
Demi KESAMAAN Keadilan, penjahat adalah orang baik,
orang baik adalah penjahat!


Oleh: "Henry Dharsono" <hendhars@yahoo.com>



Sumber: BeCeKa Msg 2133


Putra Si Tukang Kayu itu.


Suatu hari Jesus pergi berjalan-jalan menyusuri tembok yang mengelilingi sorga. Ia mendengar suara lelaki tua memanggil-manggil dari balik tembok.

“Halo ... Halo?”

“Halo ... siapa itu?” sahut Jesus.

“Hanya orang malang, tukang kayu tua yang mecari putranya,” sahut lelaki tua itu.

Jantung Jesus berdegup kegirangan; iapun berseru, “Joseph?”

Dengan kegirangan yang sama, suara dari balik sana segera menjawab, “Pinocchio?”
____________________________
Judul asal “The Carpenter's Son” kiriman Beliefnet, diterjemahkan oleh Gung Inten.



*************************************************************
Seperti halnya matahari yang tiada terpisahkan
dengan sinar dan panasnya,
kesadaran tiada terpisahkan dengan perhatian dan kewaspadaan.

~anonymous 060306.
*************************************************************
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/4362
NGestOE RAHardjo

HARGA HAWA YANG MIRING

Tuhan melihat Adam sedang kesepian. Ia berkata kepadanya,

"Adam, saya akan memberimu teman hidup yang sempurna. Ia akan memasak dan membersihkan rumah dan mendengarkan kamu, ia sempurna."

Adam bertanya, "Berapa harus saya bayar, untuk itu?"

Jawab Tuhan, "Sebuah lengan dan sebuah kaki."

Dengan terkejut Adam berkata, "Yah, ... apa yang bisa saya dapat dengan tukaran
sebuah iga?"

".....Seorang wanita"

[dari: Beliefnet]
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2081
Asli: Hudoyo Hupudio
Sunting: Wirajhana

SAYA NAPOLEON

Pada suatu larut malam, di bangsal sebuah rumah sakit jiwa, seorang pasien
berteriak, "Saya Napoleon!"

Seorang pasien lain bertanya: "Bagaimana kamu tahu?"

Jawab pasien pertama: "Begitulah kata Tuhan kepada saya!"

Langsung sebuah suara dari kamar lain berseru, "Saya tidak bilang begitu!"

[Dari: Beliefnet]
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1959

Hudoyo Hupudio

Saya Paus

Paus meninggal dan naik ke Gerbang Mutiara dimana ia
bertemu dengan Santo Petrus. Ia berkata kepadanya,
“Anda pasti Santo Petrus.”
“Anda siapa?”, tanya Santo Petrus.

“Anda tak mengenali saya?” Paus balik bertanya.
Santo Petrus mengambil daftar dan mencari nama itu,
“Paus, Paus —Maaf, tidak ada nama itu. Maaf, Anda
tidak boleh masuk Sorga”, sambungnya.

Paus merasa terkejut. “Pasti ada yang salah”
protesnya, “Tidak mungkin —saya pasti ada didaftar.
Tolong dilihat lagi: Saya Paus!”

Santo Petrus mulai kehilangan kesabarannya, dan
mentyuruhnya cepat pergi. Ketika itulah Paus mulai
menangis serya memohon, “Tolonglah Santo, saya adalah
penerusmu dan wakil Jesus di dunia. Saya adalah kepala
dari Gereja Suci Roma. Saya berhak masuk Sorga.”

Santo Petrus mulai merasa terganggu dan berkata, “Aku
tak pernah mendengar yang sedungu itu. Apabila kamu
tidak segera angkat kaki dari sini, aku akan memanggil
malaikat-malaikat pedang api.”

“Jangan, tolong jangan lakukan itu. Saya mohon jangan
...Bisakah Anda menanyai seseorang yang mengenali
saya? Mungkin Jesus atau Santo-santo lain yang bisa
memberi jaminan untuk saya.” kata Paus putus-asa.

Santo Petrus-pun menyerah dan berkata kepada pengikut
ini, “Baiklah, saya akan menanyakan di dalam. Kamu
diam didini. Dan jangan sentuh apapun.”

Iapun masuk, dimana di dalam ada Jesus, Bunda Maria,
para rasul, beberapa malaekat dan orang-orang suci.
“Permisi Tuhanku,” kata Santo Petrus, “ada seorang
pengikut yang bernama Paus ingin masuk Sorga. Ia
mengklaim sebagai wakil-Mu di dunia.”

Mendengar itu, Jesus-pun tertawa, “Wakil-Ku di dunia?
Ini benar-benar konyol bukan? Akupun tidak pernah
mendengar seseorang bernama Paus?”

Tak seorangpun yang ada disana tampaknya mengenal,
sampai tiba-tiba Perawan Maria berkata, “Tunggu. Paus
....bukankah ia adalah orang yang menyebarkan rumor
tentang Aku dan Rokh Kudus itu?”

~Jiddu Krishnamurti.

Sumber: The Kitchen Chronicles: 1001 Lunches with J.
Krishnamurti; di Katinka Hesselink Net.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan pernah menyepelekan pemikiran-pemikiran Anda,
sebab sekali waktu dan pada saat yang tepat,
itu bisa menjadi ucapan dan perbuatan.

~anonymous '03.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1955

NGestOE RAHardjo

TIGA BUKTI KALAU JESUS ADALAH...


ORANG YAHUDI
Ia masuk ke dalam bisnis Bapanya
Ia tetap hidup di rumah sampai berusia 33 tahun
Ia yakin kalau Bundanya seorang perawan, dan Bundanyapun yakin kalau ia Tuhan

ORANG IRLANDIA
Ia tak pernah menikah
Ia selalu menuturkan kisah-kisah
Ia menyukai padang-rumput hijau

ORANG PUERTO RICO
Nama depannya adalah Jesus
Ia pengguna dua bahasa
Ia selalu diganggu oleh penguasa

ORANG ITALI
Ia berbicara melalui gerak tangan
Ia minum anggur setiap habis makan
Ia bekerja di bidang usaha pembangunan

ORANG NEGRO
Ia memanggil semua orang “Saudaraku”
Ia suka Injil
Ia tidak bisa mendapatkan pengadilan yang adil

ORANG INDONESIA
Ia memberitakan Kebenaran namun ia yang di Penjara
Ia yang naik perahu tanpa pelampung
Ia menjadi pergi untuk menjadi Pelayan Bangsa-bangsa


http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1750
Asli: NGestOE RAHardjo

Sunting: Wirajhana

Pergi Kegereja Pertama kalinya

Ny. Harrison mengajak anak perempuannya yang berusia tiga tahun, Jenny, ke gereja untuk pertama kali.


Setelah masuk, lampu-lampu gereja diredupkan, dan barisan paduan suara tampil ke panggung membawa lilin-lilin yang menyala. Suasana sunyi senyap di seluruh gedung itu, sampai tiba-tiba terdengar suara Jenny sendirian:

"Happy birthday to you! Happy birthday to you!"


http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1853
From: Hudoyo Hupudio hudoyo@cbn.net.id

Kamis, 30 Agustus 2007

Bunda Teresa: Antara Penampilan Di Hadapan Dunia dan Penderitaan Batin Yang Pedih Sampai Akhir Hayat Beliau


Sepuluh tahun setelah Suster Teresa meninggal, akhirnya sebuah buku yang memuat surat-surat Teresa dengan judul "Come Be My Light" diterbitkan. Dalam perjalanan spiritualnya, Teresa sampai pada akhir perjalanan spiritual yang justru sunyi dan kosong. Dalam beberapa suratnya, Teresa mengeluh, semakin ia menginginkan penyatuan mistis dengan Yesus, Yesus semakin menjauh berpaling darinya. Teresa juga acapkali menyebut Tuhan sebagai "the Absent One". Berikut adalah beberapa cuplilan surat-surat Teresa.

"Jesus has a very special love for you, but as for me - the silence and emptiness is so great - that I look and do not see, listen and do not hear"

Ujar Bunda Teresa kepada Pendeta Michael Van Der Peet, September 1979,

"The more I want Him, the less I am wanted. Such a deep longing for God - and ... repulsed - empty - no faith - no love - no zeal. The savings of souls hold no attraction - Heaven means nothing - pray for me please that I keep smiling at Him in spite of everything"

Surat Teresa kepada Perier, 1955

"What do I labour for? if there be no God - there can be no soul – if there is no soul then Jesus, You are else not true."

-- Teresa, 1959
Rahasia Kehidupan Suster Teresa

Surat-surat Suster Teresa yang mengungkapkan krisis iman dari seorang tokoh yang sangat dicintai publik selama lebih dari 50 tahun
Oleh: David Van Biema, Dimuat dalam majalah Times edisi 3 September 2007

DERITA SUSTER TERESA. Sepuluh tahun setelah Teresa meninggalkan dunia, surat-surat rahasianya mengungkapkan bahwa ia menghabiskan hampir 50 tahun dari hidupnya tanpa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.

Apakah makna pengalaman Suster Teresa mengajarkan kita nilai dari suatu kegoyahan iman?

Note penyunting:
atau harga yang dibayar dari mempertahankan keadaan?


”Yesus memiliki rasa cinta yang sangat khusus padamu. [Tapi] untukku – kesunyian dan kesunyaan (emptiness) begitu besar – aku memandang tapi tidak melihat, mendengarkan tetapi tidak mendengar [apapun]”, Bunda Teresa kepada Pendeta Michael Van Der Peet, September 1979

Pada tanggal 11 Desember 1979, Bunda Teresa, "Santa penolong orang miskin" dan pemilik dari organisasi kemanusiaan Missionary of Charity, pergi ke kota Oslo. dengan mengenakan pakaiannya yang khas, sari India dengan garis biru dan hanya mengenakan sandal walaupun suhu di bawah nol derajat, wanita yang memiliki nama asli Agnes Bojaxhiu menerima salah satu penghargaan dunia paling tinggi, Hadiah Perdamaian Nobel.

Bunda Teresa, telah berkembang dari seorang wanita yang dianggap kehilangan akal sehat di Calcutta pada tahun 1948 menjadi sebuah mercu suar dunia yang menyuarakan kegiatan kemanusiaan. Dalam pidatonya, Ia menyampaikan pesan kepada dunia mengenai apa yang dunia harapkan dari seorang Bunda Teresa.

"Tidaklah cukup bagi kita untuk berkata, Aku mencintai Tuhan, tetapi aku tidak mencintai tetanggaku", ujar Bunda Teresa,

“Sejak mengalami penderitaan di Salib, Tuhan Yesus telah menjadikan diriku menjadi "yang kelaparan" – "yang tidak memiliki pakaian" – "yang tidak memiliki tempat tinggal".

“Apa yang diharapkan Yesus dalam derita rasa laparNya”, ujar Bunda Teresa, “adalah apa yang harus ditemukan oleh kita semua, untuk mengurangi deritaNya.”

Teresa mengutuk aborsi dan generasi muda yang kecanduan obta-obatan, khususnya di Barat. Di penghujung pidatonya, Teresa menyarankan agar pada hari natal mendatang, kita seharusnya mengingatkan dunia bahwa "kebahagiaan yang memancar adalah nyata" karena Kristus ada di mana – mana – Kristus ada di dalam hati kita, Kristus datang sebagai orang miskin yang kita temui, Kristus dalam senyum yang kita berikan dan senyum yang kita terima.

Kembali ke tiga bulan sebelumnya, dalam sebuah surat kepada seorang kawan spiritualnya Pendeta Michael Van Der Peet, surat yang baru sekarang dibuka untuk publik, Teresa menulis dengan keakraban yang berbeda yang jenuh dengan Kristus. Kristus yang tidak hadir.

"Yesus memiliki rasa cinta yang sangat khusus padamu.", ujar Teresa kepada Van Der Peet."

“[Tapi] untukku – kesunyian dan kesunyaan (emptiness) begitu besar – aku memandang tapi tidak melihat, mendengarkan tetapi tidak mendengar [apapun] – lidahku bergetar [dalam doa] tetapi tidak berucap sepatah kata pun…… Aku ingin kau berdoa untukku, bahwa aku membiarkanNya memiliki tangan yang bebas.”

Kedua pernyataan tersebut hanya berbeda waktu 11 minggu namun sangatlah bertolak belakang. Pernyataan yang pertama adalah pernyataan tipikal dari seorang wanita sebagaimana dunia menilainya sedangkan pernyataan yang kedua seolah-olah muncul dari sebuah drama eksistensialis tahun 1950-an.

Kedua pernyataan ini menunjukkan suatu gambaran kontradiksi diri yang mengejutkan bahwa salah satu figur kemanusiaan terbesar dalam 100 tahun terakhir, yang tindakannya sangat mengharukan, yang begitu sering terlihat dalam kesunyian diri dan dalam doa yang begitu damai sungguh tampak sangat erat kedekatannya dengan Tuhan, namun dilain sisi, menjalani kenyataan spiritual yang berbeda, bagai menjalani hidup di gurun yang gersang di mana Sang Kuasa telah pergi.

Dan sesungguhnya, hal itu benar-benar terjadi!

Sebuah buku yang diberi judul Bunda Teresa: Datanglah Menjadi CahayaKu, merupakan kumpulan surat-surat antara Teresa dengan pastur pengakuan dosa selama periode lebih dari 66 tahun. Buku itu menceritakan pengalaman spiritual yang kontras dengan kehidupan yang dikenal dunia melalui perbuatannya.

Surat-surat tersebut, yang sebagian disimpan, walau tidak mendapatkan perkenan dari Teresa (Teresa telah meminta agar surat-suratnya dimusnahkan namun ditolak oleh otoritas gereja), mengungkapkan bahwa paruh terakhir dari hampir separuh abad hidupnya, Teresa tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya - atau, sebagaimana ditulis oleh editor dan penghimpun surat-surat untuk buku tersebut, Pendeta Brian Kolodiejchuk, "[Teresa tidak merasakanNya] baik dalam hatinya maupun dalam ekaristi".

Hilangnya Tuhan dalam hidup Teresa tampaknya bermula sejak ia mulai melayani kaum miskin di Calcutta – kecuali untuk suatu masa 5 minggu pada tahun 1959 dan tidak pernah kembali.

Meskipun acapkali tampak gembira di depan publik, dalam surat-suratnya, Teresa hidup dengan penderitaan yang dalam dan tiada henti. Dalam lebih dari 40 surat yang belum pernah dipublikasikan, Teresa mengeluh akan "kekeringan", "kegelapan", "kesepian" dan "siksaan" yang dialaminya. Ia membandingkan penderitaannya dengan alam neraka yang pada suatu titik telah membuatnya ragu akan keberadaan surga, bahkan Tuhan.

Teresa sangat menyadari kesenjangan antara keadaan dirinya dan di hadapan publik. "Senyum itu", menurut Teresa, "adalah sebuah topeng atau sebuah jubah yang menutupi segalanya". Demikian pula, ia sering kali mempertanyakan dirinya apakah ia sedang menipu diri sendiri dengan kata-kata?

"Aku berucap seolah-olah hatiku sangat penuh cinta kepada Tuhan – cinta yang begitu halus dan pribadi", Ia menjelaskan kepada seorang penasihat.

"Jika anda berada [di sana], anda akan berkata, Begitu Munafik."

Menurut Pendeta James Martin, editor majalah Jesuit America dan pengarang buku My Life with the Saints, sebuah buku yang membahas keraguan Teresa pada tahun 2003 dalam uraiannya yang lebih singkat,

"Saya tidak pernah membaca kisah kehidupan seorang suci di mana “Sang Santa” menghadapi kegelapan batin yang begitu gulita. Tak seorangpun yang tahu betapa menderitanya Teresa."

Menurut Kolodiejchuk, editor Datanglah Menjadi CahayaKu,

"Saya membacakan satu surat kepada para Saudari [dari Missionary of Charity], dan mereka hanya dapat terpana. Ini akan memberikan seluruh dimensi baru akan pemahaman orang akan dirinya."

Buku tersebut bukanlah merupakan hasil karya beberapa wartawan investigasi yang tidak religius yang mengacak-acak tempat sampah untuk mencari berkas-berkas milik Teresa. Kolodiejchuk, anggota senior Missionary of Charity, adalah Postulator (Postulator adalah seseorang yang mengajukan seseorang untuk dinyatakan sebagai Santo dalam Gereja Katolik), yang bertanggung jawap atas petisi untuk pengangkatan Teresa sebagai Santa dan mengumpulkan materi pendukung. (Sampai sejauh ini, Teresa telah dinyatakan terberkati, satu langkah sebelum menjadi Santa). Surat –surat tersebut dikumpulkan dalam rangka proses tersebut.

“Gereja mengantisipasi periode-periode tanpa perkembangan spiritual tersebut.” Jelasnya,

“mistik spanyol Santo Yohanes Salib pada abad 16, menggunakan istilah "malam yang gelap" dari batin untuk menggambarkan suatu karakteristik dari tahapan dalam perkembangan para tokoh spiritual. Kegelapan batin Teresa mungkin merupakan kasus yang paling ekstensif yang pernah dicatat."

(periode kegelapan batin Santo Paulus Salib berlangsung selama 45 tahun, walau ia akhirnya terpulihkan.).

Note penyunting:
Paulus-pun merasakan derita yang sama menjelang akhir hayatnya.


Kolodiejchuk melihatnya dalam konteks Santo Yohanes, “kegelapan dalam iman. Teresa menemukan jalan, dimulai sejak awal tahun 1960, untuk hidup bersama hal itu dan Ia tidak mengabaikan kepercayaannya maupun pekerjaannya.” Kolodiejchuk menunjukkan bahwa buku tersebut merupakan bukti akan kegigihan yang diisi oleh iman, yang menurutnya, adalah tindakan Teresa yang paling heroik.

Note Penyunting:
Teresa, merasakan bagaikan berada dalam sebuah perahu tanpa layar terkembang yang terombang-ambing diterpa gelombang, tanpa dapat melepas kan diri dari libatan itu.


Dua tokoh Katolik yang sangat berbeda memprediksi bahwa buku ini akan menjadi buku yang sangat penting. Pendeta Matthew Lamb, chairman dari Universitas Ave Maria jurusan teologi di Florida, berpendapat bahwa buku ini akan sejajar dengan buku Pengakuan karya Santa Augustin dan Gunung Tujuh Tingkatan karya Thomas Merton , sebagai otobiografi kebangkitan spiritual. Pendeta James Martin, editor majalah Jesuit, yang lebih liberal, mengatakan buku tersebut sebagai bentuk pelayanan baru dari Bunda Teresa, sebuah pelayanan dari bagian dalam kehidupannya.", dan mengatakan,

"Buku ini akan diingat sama pentingnya dengan pelayannya bagi kaum miskin. Buku ini akan menjadi bentuk pelayanan bagi orang-orang yang mengalami keraguan, ketidakhadiran Tuhan dalam hidup mereka. Dan tahukan anda siapa mereka? Kita semua. Orang Ateis, orang yang ragu, pencari, orang yang percaya, semua orang."

Tidak semua penganut Ateis dan orang yang ragu akan setuju. Baik Kolodiejchuk maupun Martin mengasumsikan ketidakmampuan Teresa untuk melihat Kristus dalam hidupnya bukan berarti Kristus tidak hadir. Pada hakikatnya, mereka melihat ketidakhadiranNya sebagai bagian dari berkah ilahi yang memungkinkan Teresa melakukan pekerjaan besar.

Akan tetapi, bagi banyak penganut paham Ateis di Amerika Serikat, argumen ini tampak tidak masuk akal. Mereka akan melihat Teresa dalam buku ini lebih sebagai wanita yang sering digambarkan dalam lagu-lagu country dan daerah barat Amerika Serikat yang masih tetap setia menunggu suami mereka selama 30 tahun meskipun suami mereka pergi membeli rokok dan tidak pernah kembali. Menurut Christopher Hitchens, pengarang The Missionary Position, polemik seputar Teresa, dan perwujudan Atheisme yang sedang populer, buku bertajuk God Is Not Great,

Note penyunting:
Ia merasakan bahwa ia telah berada pada pusaran pertentangan antar belenggu, yaitu pujian keagungan dan rutinitas pekerjaan yang semakin melibatnya untuk memberikan yang terbaik sebagai balasan karena telah membesarkan namanya, kekhawatiran apa kata dunia dan juga rekan sejawatnya apabila ia melepaskan itu semua itu terus berputar. Hal itu berjalan dengan sangat memedihkan baginya sampai dengan akhir hayatnya.


"Teresa tidak dapat dikecualikan lagi dari kenyataan bahwa agama adalah rekaan manusia, ia tidak terkecuali dari orang lain, dan upayanya untuk memperoleh kesembuhan [spiritual] dengan cara memperdalam imannya hanya akan memperdalam lubang yang digali untuk dirinya sendiri."

Note Penyunting:
atau Teresa merasakan adanya kekosongan hat atas hasil pencapaian dari pekerjaan “besarnya” dan keagungan yang di pujikan kepada beliau


Di lain pihak, bagi orang-orang yang sudah terbiasa dengan semangat luar biasa Bunda yang tersenyum, dapat mendiagnosa kondisinya bukan sebagai berkah Tuhan tetapi sebagai upaya alam bawah sadar dalam bentuk kerendahan hati yang paling radikal: Teresa menghukum dirinya sendiri dengan figur yang lemah untuk menyeimbangkan keberhasilannya yang gemilang."

Datanglah Menjadi CahayaKu adalah sesuatu yang langka, sebuah otobiografi yang disusun setelah Teresa meninggal, yang dapat mengakibatkan pertimbangan ulang atas figur seorang publik – dengan satu cara atau lainnya. Buku itu membuka pertanyaan tentang Tuhan dan Iman, mesin penggerak di balik pencapaian yang gemilang, ketabahan dalam cinta, keilahian dan manusia.

Kenyataan bahwa surat-surat itu tidak disusun dalam bentuk yang terstruktur dan dengan maksud tertentu tetapi sebagai kumpulan catatan-catatan yang justru akan semakin meyakinkan pembaca bahwa surat-surat tersebut benar-benar asli – sangat mengejutkan, menyentuh kehidupan sejati dalam diri seorang Santa di jaman modern.

Kiriman: Ardhy Ryadi [ardhyryadi@gmail.com]
Disunting ulang oleh: Wirajhana.

Versi lain:

Inilah..1 Diantara 1001 Alasan Mengapa Kita Tidak Bisa Mempercayai Atasan!!!

Dari: Managing Director

Kepada: Chief Operation Officer

"Besok akan ada gerhana matahari total pada jam sembilan pagi. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari. Untuk menyambut dan melihat peristiwa langka ini, seluruh karyawan diminta untuk berkumpul di lapangan dengan berpakaian rapi. Saya akan menjelaskan fenomena alam ini kepada mereka. Bila hari hujan, dan kita tidak bisa melihatnya dengan jelas, kita berkumpul di kantin saja."

-----


Dari: Chief Operation Officer

Kepada: Departemental Head

"Sesuai dengan perintah Managing Director, besok pada jam sembilan pagi akan ada gerhana matahari total. Bila hari hujan, kita tidak bisa berkumpul di lapangan untuk melihatnya dengan berpakaian rapi. Dengan demikian, peristiwa hilangnya matahari ini akan dijelaskan oleh Managing Director di kantin. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari."

-----

Dari: Departemental Head

Kepada: Section Head

"Sesuai dengan perintah Managing Director, besok kita akan mengikuti peristiwa hilangnya matahari di kantin pada jam sembilan pagi dengan berpakaian rapi. Managing Director akan menjelaskan apakah besok akan hujan atau tidak. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari."

-----

Dari: Section Head

Kepada: Foreman

"Jika besok turun hujan di kantin, kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari, Managing Director, dengan berpakaian rapi, akan menghilang jam sembilan pagi."

-----


Dari: Foreman

Kepada: All Operators

"Besok pagi, pada jam sembilan, Managing Director akan menghilang. Sayang sekali, kita tidak bisa melihatnya setiap hari.

-----


Dari: Pekerja

Kepada: Selingkuhan

“Sayang…Besok kita ketemuan ya...jam 10.00 pagi...di tempat biasa...mumpung boss udah ngga ada mulai jam 9.00...jangan terlambat ya, sayang!!!”

Rabu, 29 Agustus 2007

Iklan Jodoh Ala Taliban...

Gusdur dan Bill Clinton: Siapa yang paling Pandai memerintah Anjing!

Suatu ketika pada waktu Gusdur menjabat sebagai Presiden RI, beliau diundang oleh Presiden AS Bill Clinton ke White House. Di tengah-tengah pembicaraan muncullah seekor anjing peliharaan Bill Clinton. Bill yang dikenal sebagai penyayang binatang itu langsung memperkenalkan anjingnya kepada Gusdur.

Bill : "Gusdur, lihatlah saya punya anjing yang sangat pintar, dia bisa menuruti apa yang saya perintahkan."

Gusdur : "Masa iya?.....Saya ingin tau."

Bill : "Coba anda perhatikan. Sit Down! (anjing itu langsung duduk)"

Bill : "Stand up! (anjing itu langsung berdiri)"

Bill : "Walk around! (anjing itu langsung berjalan keliling-keliling)"

Bill : "Lihat! Hebat bukan?"

Gusdur : "Gitu aja kok repot...Saya yang baru ketemu saja bisa lebih baik dari itu".

Bill keheranan mendengar jawaban Gusdur. (dengan mimik tidak percaya)

Bill : "Boleh Anda buktikan ucapan Anda?"

Gusdur : "Silahkan..."

Bill : "Coba Anda buat dia menangis"

Gusdur berbisik kepada anjing : "Ssstt... ssttt...."

Anjing itu langsung menangis sedih. Bill terheran-heran.

Bill : "Sekarang coba buat dia tertawa"

Gusdur berbisik kepada anjing : "Ssstt... ssttt...."

Anjing itu langsung tertawa terbahak-bahak. Bill kembali terheran-heran dan Ia memikirkan cara supaya Gusdur gagal memerintah anjingnya...tak lama kemudian...

Bill : "Nah... sekarang coba bikin dia supaya stress berat..."

Gusdur berpikir sejenak. Lalu dia berbisik kepada anjing tersebut: "Ssstt... ssttt..."

Sang anjing pun langsung loncat ke sana kemari (melolong lolong tidak karuan..) sambil teriak histeris, naik ke atas meja, ke atas lemari sampai akhirnya dia melompat ke luar jendela dan jatuh ke tanah.

Bill Clinton kembali terheran-heran dan ia akhirnya mengakui kehebatan Gusdur sambil bertepuk tangan.

Bill : "Boleh saya tau apa yang Anda bisikkan sehingga anjing saya menangis begitu sedih?"

Gusdur :" Saya bilang, kasihan Indonesia, rakyatnya banyak yang miskin, jangankan untuk beli BBM, untuk akan sehari-hari saja mereka sangat kesulitan. Kamu beruntung dipelihara oleh Bill Clinton, bisa makan kapan saja kamu mau.

Bill : "Oh... pantesan. Anda memang hebat. Lalu apa yang Anda bisikkan sehingga anjing saya tertawa terbahak-bahak?"

Gusdur : "Saya bilang, orang Indonesia banyak yang pintar-pintar, sehat-sehat, mereka semua lebih pantas jadi presiden ketimbang saya...Tapi ternyata kok malah saya yang buta begini yang dipilih menjadi presiden."

Bill : "Hahahaha... Jangankan anjing, saya juga ketawa. Anda memang jenius. Nah, lalu apa yang Anda bisikkan kepada anjing saya sehingga ia stress berat seperti itu?"

Gusdur : "Saya bilang, wahai anjing, saya ingin ajak kamu tinggal di Indonesia."

*Gusdur dan kehebatannya*

From: GalioGalilei Add

Kata dan Konsep

Seorang sahabat saya pernah berujar begini, “Kalau seandainya Tuhan benar-benar muncul di hadapan Anda saat ini, saya nyaris percaya kalau Anda akan menolak-Nya.”, kepada seorang teman saya.

“Lho...kenapa?”, tanya teman saya itu.

“Ya....karena sangat boleh jadi Anda akan mengatakan bahwa Dia bukanlah 'Tuhan'; 'Tuhan' yang selama ini di-Tuhan-kannya”, kata sahabat saya itu

“Adalah tidak mungkin bagi seseorang untuk mempelajari sesuatu yang ia rasa sudah ia ketahui.”, ujar Epictetus, filsuf Yunani yang hidup sekitar tahun 50 - 138 Masehi.

Apapun yang kita rasa sudah kita ketahui, menjadi bagaikan tembok tinggi dan tebal yang menghalangi kita, yang tidak memungkinkan kita untuk mengertikan dan memahaminya lebih jauh lagi. Kita akan menutup diri di dalam benteng buatan “merasa sudah tahu” itu, walaupun sebetulnya kita baru tahu sebatas kata-kata, sebatas istilah, sebatas konsep-konsep.

Terkait dengan ini, Anthony de Mello juga pernah bertutur begini¹):

Guru seringkali menekankan bahwa, pada akhirnya, penghalang terakhir untuk mencapai Tuhan adalah kata dan konsepsi “Tuhan” itu sendiri.

Pernyataan ini ternyata sedemikian mengusik seorang Pendeta di sekitar situ.

Sang Pendeta tergopoh-gopoh datang menemui Guru untuk mendebatnya.

“Ini benar lho....kata 'Tuhan' memang bisa mengantarkan kita kepada Tuhan Sendiri”, kata bapak Pendeta.

“Bisa,” jawab sang Master dengan kalemnya.

“Lalu bagaimana mungkin sesuatu yang membantu juga merupakan penghalang?”, tukasnya.

“Seekor keledai yang membawa Anda ke depan pintu, bukanlah yang mengantarkan Anda memasuki rumah itu”, jawab Guru.

Betapapun juga keledai harus ditinggalkan di luar kalau kita hendak memasuki rumah, seberapa jauhpun ia telah mengantarkan kita. Entah si Pendeta mengerti atau tidak, dapat menerima atau tidak; yang jelas konsepsinya tentang Tuhan telah menghalanginya untuk bisa mengerti dan menerima pandangan yang dianggap ‘lain’, berbeda dengan pandangannya. Apalagi untuk mencapai Tuhan Itu Sendiri.

Dan sedihnya, fenomena serupa seringkali juga menimpa kebanyakan dari kita. Oleh karenanya, seorang bijak juga pernah memperingati saya, “Jangan biarkan kata-kata dan konsep-konsep tentang Tuhan justru menghalangimu menemui-Nya.”

Denpasar, 5 Maret 2003.
____________________
¹) Judul asli: INCOMPETENCE, yang diterima via Spiritus@Alltel.Net.

****************************************
Bilamana Anda tak mampu berdamai
dengan diri Anda sendiri,
dengan siapa Anda akan mungkin berdamai?

~anonymous 210502-01.
****************************************
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/4564
Oleh: NGestOE RAHardjo

Mara adalah Sahabat Sang Buddha

Suatu hari, Buddha sedang tinggal di dalam sebuah gua, yang sejuk suasananya. Ananda, pelayan Buddha, sedang berlatih meditasi jalan di dekat gua, berusaha untuk menahan orang-orang banyak yang selalu datang untuk untuk mengunjungi Buddha supaya Buddha tidak perlu menerima tamu sepanjang hari. Hari itu, ketika Ananda sedang berlatih, ia melihat seseorang menghampiri. Ketika orang itu semakin dekat, Ananda mengenalinya sebagai Mara (Lihat tentang arti dan apa itu Mara).

Mara telah menggoda Buddha pada malam sebelum Buddha mencapai pencerahan. Mara telah berkata kepada Buddha bahwa ia bisa menjadi seseorang dengan kekuasaan yang hebat —seorang politikus, seorang raja, seorang presiden, seorang menteri luar negri, atau seorang pebisnis sukses dengan uang dan wanita-wanita cantik— jika ia melepaskan latihan perhatian murninya. Mara telah berusaha dengan sangat gigih untukmeyakinkan Buddha, tetapi hal itu tidak berhasil.

Meskipun Ananda merasa sangat tidak nyaman dalam jangkauan Mara, Mara telah melihatnya, jadi ia tidak dapat bersembunyi. Mereka menyapa satu sama lainnya.

Mara berkata, “Saya mau bertemu Buddha”

Ketika kepala dari perusahaan tidak ingin bertemu seseorang, ia meminta sekretarisnya untuk mengatakan, “Maaf, ia sedang ada pertemuan saat ini.” Meskipun Ananda ingin mengatakan seperti itu, ia mengetahui hal itu adalah berbohong. Jadi ia memutuskan untuk mengatakan apa yang ada di batinnya kepada Mara.
“Mara, kenapa Buddha harus bertemu dengan kamu? Apa tujuannya? Apa kamu tidak ingat bagaimana kamu dikalahkan oleh Buddha di bawah pohon Bodhi? Bagaimana kamu berani untuk bertemu lagi dengannya? Apa kamu tidak memiliki malu? Kenapa ia harus bertemu denganmu? Kamu adalah musuhnya.”

Mara tidak terpengaruh semangatnya oleh kata-kata Y.A. Ananda. Ia hanya tersenyum dan mendengarkan pemuda itu. Ketika Ananda telah selesai, Mara tertawa dan menanyakan,

“Apakah gurumu benar-benar mengatakan kalau ia punya musuh?”

Hal ini membuat Ananda menjadi sangat tidak nyaman. Baginya terlihat tidak benar untuk mengatakan bahwa Buddha memiliki musuh, tetapi ia telah mengatakannya! Buddha tidak pernah mengatakan bahwa ia punya musuh.

Apabila Anda tidak berkonsentrasi dengan sangat dalam atau dengan penuh kesadaran, Anda dapat mengatakan hal-hal yang berlawanan terhadap apa yang anda ketahui dan anda latih.
Ananda menjadi bingung.

Ia memasuki gua untuk memberitahukan tentang Mara, berharap bahwa gurunya akan mengatakan,

“Beritahu dia aku tidak ada di rumah!” atau, “Beritahu dia aku sedang ada pertemuan!”

Namun betapa terkejutnya Ananda, Buddha malah tersenyum dan berkata,

“Mara! Menakjubkan! Ajak ia masuk!”

Ananda menjadi bingung terhadap respon Buddha ini. Tetapi ia melaksanakan seperti yang Buddha katakan dan mengundang Mara masuk.

Dan tahukah Anda apa yang Buddha lakukan? Ia memeluk Mara!

Ananda tidak bisa mengerti hal ini. Kemudian Buddha mengundang Mara untuk duduk di tempat yang terbaik di dalam gua, dan, berbalik kepada pengikutnya terkasih seraya berkata,

“Ananda, bisakah engkau membuatkan teh untuk kami?”

Seperti yang Anda bisa tebak, Ananda tidak begitu senang terhadap hal ini. Membuat teh untuk Buddha adalah suatu hal —ia bisa melakukannya ribuan kali sehari— tetapi membuat teh untuk Mara bukanlah suatu hal yang ia ingin kerjakan. Akan tetapi karena Buddha telah meminta ia untuk melakukannya, ia tidak bisa menolaknya.

Buddha memandang Mara dengan penuh kasih; “Wahai sahabat,” sapanya,

“bagaimana kabarmu? Apakah semua baik-baik saja?”

Mara menjawab,

“Tidak, keadaannya tidak baik sama sekali, sangat buruk. Aku sangatlah lelah menjadi Mara. Aku ingin menjadi yang lain, seseorang seperti kamu. Kemanapun kamu pergi, kamu diterima, dan orang-orang membungkuk menghormatimu. Kamu punya banyak biksu dan biksuni dengan wajah menyenangkan yang mengikutimu, dan kamu diberikan persembahan pisang, jeruk, dan buah kiwi."

“Kemanapun aku pergi,” Mara melanjutkan,

“aku harus menggunakan kepribadian seorang Mara —Aku harus berbicara dengan sikap yang menghasut dan mempertahankan sebuah pasukan Mara-Mara kecilku yang kejam. Setiap saat aku bernafas keluar, aku harus menghembuskan asap dari hidungku! Tetapi aku tidak begitu sering memikirkan hal-hal itu; yang lebih menggangguku adalah bahwa, para pengikutku, Mara-Mara kecil, telah mulai berbicara mengenai transformasi dan penyembuhan. Ketika mereka berbicara tentang pembebasan dan Kebuddhaan, aku tak tahan dengan itu. Itulah mengapa aku datang untuk mengajukan kalau-kalau kita bisa bertukar peran. Kamu bisa menjadi seorang Mara, dan aku akan menjadi seorang Buddha.”

Ketika Y.A. Ananda mendengar ini, ia ketakutan
dan jantungnya serasa akan berhenti, ia berpikir:

"Bagaimana jika Buddha memutuskan untuk berganti peran? Maka aku akan menjadi pelayan Mara!"

Ananda berharap Buddha akan menolaknya.

Buddha dengan lembut memandang Mara dan tersenyum.

“Apakah menurut pikiranmu mudah untuk menjadi Buddha?” ia bertanya.

“Orang-orang selalu salah memahami aku dan memakai mulutku untuk perkataan mereka. Mereka membangun kuil-kuil dengan patung diriku yang terbuat dari tembaga, semen, emas, maupun jamrud. Sekelompok besar orang mempersembahkan aku pisang, jeruk, permen, dan benda-benda lainnya. Kadangkala aku dibawa dalam prosesi, duduk seperti seorang pemabuk di atas tumpukan bunga-bunga. Aku tidak suka jadi Buddha seperti ini. Terlalu banyak hal-hal buruk yang telah dilakukan atas-namaku. Jadi kamu bisa melihat bahwa menjadi seorang Buddha juga sangatlah sulit. Menjadi seorang guru dan membantu orang-orang berlatih bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Aku tidak berpikir kalau kamu akan sangat menikmati menjadi seorang Buddha. Merupakan suatu hal yang lebih baik jika kita berdua terus melaksanakan apa yang kita lakukan dan berusaha melakukan yang terbaik.”

Apabila Anda sedang berada di sana bersama Ananda, dan jika Anda sedang dalam keadaan penuh kesadaran, Anda akan merasakan bahwa Buddha dan Mara adalah sahabat. Mereka berjumpa satu sama lainnya seperti siang dan malam, seperti bunga dan sampah hadir bersama-sama. Ini adalah ajaran yang sangat dalam dari Buddha.

~ Thich Nhat Hanh.
__________________
Dari: “Di Bawah Pohon Jambu”, terjemahan Dayapala Steven, dan suntingan Bhante Dharmavimala.


*******************************************************
Hanya bila kita berhasil memaknai
suatu pengalaman atau kejadian dengan baik,
kita bisa memetik pembelajaran-diri daripadanya.
Dan hanya bila kita berhasil memetik pembelajaran-diri
dari setiap pengalaman dan kejadian,
kita senantiasa menjadi lebih baik setiap saat.

~anonymous 200306.
*******************************************************
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/4643
NGestOE RAHardjo

Atheisme ~ Menegaskan Kebaradaan Tuhan.

Seorang atheis, yang kebetulan juga seorang intelektual, menemui Guru dan mengatakan kalau dia tidak mempercayai Keberadaan Tuhan, lewat berbagai argumentasi intelektualnya.

Dengan tekun Guru mendengar semua paparannya yang panjang-lebar, dilengkapi dengan berbagai bukti-bukti dan sangat logis itu. Beliau tak memberi komentar apapun.

Setelah puas menyampaikan pandangannya itu, sang intelektual-atheis berkata:

"Bagaimana pandangan Tuan?"

"Sejak awal saya mendengar Anda menegaskan lagi Keberadaan-Nya, secara negatif".

Dalam suatu kesempatan lain, Guru berkata kepada parasiswanya:

"Untuk bisa disangkal, sesuatu itu harus `ada'. Kita takbisa, dan karenanya memang tak perlu, menyangkal keberadaan darisesuatu yang memang `tidak ada' bukan? Menyangkal keberadaan Tuhan —yang juga adalah Keberadaan Hakiki itu sendiri— justru merupakan cara lain penegasan dari Keberadaan-Nya".



Bali, Kamis, 29 Maret 2007.
********************************************
Bila kita bisa harmonis dengan alam,
seperti yang sudah-sudah,
alam akan sangat bermurah-hati kepada kita.

~anonymous 060606-06.
********************************************
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/4669
from: "anattagotama"

Gigi keras dan lidah lunak

Alkisah, suatu ketika, Lao Tze muda mendampingi gurunya yang sedang sekarat.

Sambil menangis karena sedih, Lao Tze muda berkata "Guru, mohon tinggalkanlah pelajaran terakhir untukku".

Sang guru berkata "Lao Tze, cobalah lihat ke mulutku..." lalu sang guru melanjutkan "adakah kau lihat gigiku?"

Lao Tze berkata "Tidak, tidak ada lagi guru".

"Dan, adakah kau lihat lidahku?"

"Ada guru"

"Kenapa bisa begitu?" tanya sang guru.

"Karena" jawab Lao Tze "Gigi keras dan lidah lunak, guru..."

"Nah.... kurasa sudah kaudapatkan semua dan tidak ada lagi yang dapat kutinggalkan kepadamu" Lalu gurunya meninggal dengan tenang.


"""""""""""""""""""""""""""""""""
Jangan pelihara keangkuhan itu!
Kalau Anda memang istimewa,
diistimewakan atau tidak,
tak akan menambah pun mengurangi
keistimewaan Anda itu.

~anonymous 260207 -03.
"""""""""""""""""""""""""""""""""
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/5003
Kiriman:
willibordus@gmail.com

Atheis dan Wanita Tua.

Seorang wanita manula Muslim itu dikenal iman dan rasa percaya-dirinya di dalam mengutarakannya. Ia acapkali berdiri di depan rumahnya seraya berkata,

“Pujilah Allah!” kepada mereka yang lewat.

Di sebelah rumahnya tinggal seorang atheis yang terkadang begitu geram terhadap proklamsi-proklamasinya itu dan suka berteriak menimpali,

“Tidak ada Tuhan!!”

Masa-masa sulit menimpa manula itu, iapun memanjatkan doa kepada Allah agar dikirimi bantuan. Ia seringkali berdoa keras-keras saat sembahyang malamnya,

“Oh Allah! Hamba membutuhkan makanan!! Hamba dirundung kesulitan, tolonglah Tuhan, TOLONGLAH TUHAN, KIRIMI HAMBAMU INI SEMBAKO!!”

Suatu malam si atheis mendengarkan doanya itu, dan berniat menjahilinya. Keesokan paginya, ketika wanita tua itu keluar dari pondoknya, ia menemukan sekarung besar Sembako. Kontan saja ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan berseru,

“Terpujilah Allah!”

Saat itulah si tetangga atheisnya itu melompat dari semak-semak dan berkata,

“Aha ....kenak kamu! Sudah ku katakan tidak ada Tuhan. Akulah yang membeli Sembako dan meletakkannya disitu, bukan Tuhan.”

Tahukah Anda bagaimana reaksi dari wanita tua itu? Ia tertawa riang sambil bertepuk-tangan dan berseru,

“Terpujilah Allah! Dia ternyata tak hanya mengirimiku Sembako, tapi juga membuat setan membayarnya untuk itu!”

Dari: Beliefnet.
Judul asal: A Faithful Woman; diterjemahkan oleh Gung Wah.


""""""""""""""""""""""""""""""""""
Keberhasilan, kemenangan,
perolehan atau pencapaian,
acapkali merupakan pemicu utama
terbit dan mencuatnya kesombongan.
Waspadalah!

~anonymous 110705 -04.
""""""""""""""""""""""""""""""""""
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/5080
Oleh: NGestOE RAHardjo

Dimana Tuhan?

Sepasang suami-istri punya dua orang putra nakal yang selalu bikin masalah. Orangtuanya sudah hafal benar, kalau setiap ada yang tidak beres di kampungnya, putra-putra mereka itu pasti terlibat.

Ibu dari kedua anak itu mendengar kalau ada seorang bapak tua yang berhasil mendisiplinkan putra-putra mereka dengan baik; makanya ia meminta bapak tua itu berbicara, menasehati kedua putranya itu. Kakek itu bersedia, dengan pesan agar mereka datang menemuinya satu-per-satu.

Lalu, pagi itu, sang ibu mengirim putra bungsunya terlebih dahulu.
Bapak itu, seorang lelaki besar dengan suara menggelegar, mendudukkan anak laki-laki itu dan menanyainya dengan galak, “Dimana Tuhan?”

Mulut si anak ternganga mendengar pertanyaan itu, namun tak mengeluarkan jawaban apapun. Lelaki tua itu mengulangi lagi pertanyaannya, dengan suara yang lebih keras dan lebih galak lagi, “Dimana Tuhan!!?”

Lagi-lagi anak laki-laki itu terbelalak, melongo tak memberi jawaban.

Tidak mendapat jawaban, lelaki tua itu meninggikan suaranya lagi dan membentak, “DIMANA TUHAN? DIMANA!!?”

Anak laki-laki itu menjerit ketakutan, minggat dari ruangan itu dan langsung berlari pulang, masuk ke dalam almari pakaian, membanting pintunya.

Ketika kakaknya menemuinya di tempat persembunyiannya itu, ia bertanya, “Apa yang terjadi dik?”

Dengan menarik nafas panjang si adik menjawab, “Kali ini kita dalam kesulitan besar kak”, jelasnya,

“Tuhan hilang, dan mereka semua menyangka kitalah yang mencurinya!”

--------------
Dari: Beliefnet Religious Jokes, http://www.beliefnet.com/dailyjoke/
Diinterpretasikan oleh Gung Dé.
--------------
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/5086
From: Berkas Cahaya Kesadaran

Potret Tuhan

Si Soleh, yang disayangi Tuhan, datang menghadap-Nya.

“Tuhanku,” haturnya,

“mengapa paduka memberi Usman foto-Mu yang sama sekali berbeda dengan foto-Mu yang hamba potret langsung tempo hari?”, dalam nada protes.

“Bukan Aku yang memberinya. Dia sendirilah yang memotret-Ku ketika itu”, jawab Tuhan.

“Baiklah, Tuhan-ku.....Tapi kenapa Paduka mempertunjukkan wajah Paduka yang lain kepadanya, sehingga kami sempat bertengkar hebat karenanya?” gugat Soleh.

“Anak-Ku....aku tak pernah memperlihatkan wajah yang lain kepada siapapun. Kamera kalianlah yang berbeda-beda.”

Bali ’00.

"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Bila Anda bisa membaca “kitab hati” Anda,
Anda tak butuh kitab manapun lagi. ~anonymous 200106. """"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/5194
from: Berkas Cahaya Kesadaran

Guru Pedang Jepang

Ada seorang lelaki Jepang yang ingin belajar seni bela diri nasional yang terkenal, kendo. Lelaki itu mengunjungi seorang guru pedang dan ingin menjadi muridnya. Tetapi sang guru tidak ingin menerimanya; jadi dia memohon dengan tulus kepada guru itu,

"Tak apa-apa jika engkau tidak mengajari saya. Tolong biarkan saya tinggal, dan saya akan menyapu lantai, mencuci toilet, masak, menjahit dan menyemir sepatu engkau. Saya sangat mengagumi diri Anda. Ajari saya jika engkau menginginkannya, dan jika engkau tidak menginginkannya, tidak apa-apa. Saya tidak akan meminta terlalu banyak!" Oleh karenanya, sang guru membiarkan dia tinggal.

Lelaki itu tinggal di sana selama beberapa waktu, dan sang guru pedang tidak mengajarinya apa-apa, tetapi menyuruh dia untuk mengerjakan tugas rumah tangga, yang sangat membosankan.

Setelah beberapa waktu, walaupun dia telah menyelesaikan tugas masak, mencuci, membersihkan di siang hari, atau bahkan pada saat tidur di malam hari, sang guru akan tiba-tiba muncul sambil berteriak, dengan pedang di tangan, siap untuk berduel dengannya.

Jadi lelaki itu harus selalu waspada. Bahkan ketika dia sedang memasak atau membersihkan toilet, dia harus selalu waspada. [Tertawa]

Seperti itulah ketika kalian "melatih" saya. Saya harus selalu siap setiap saat. [Guru tertawa].

Ketika saya pergi ke kamar mandi, saya harus memeriksa apakah ada kamera di sekeliling, atau apakah ada murid di sekitarnya.

Saya begitu "tegang" sehingga membuat saya berada dalam "Zen" selama dua puluh empat jam! [Tertawa]

Saya tidak tahan sebelumnya, tetapi sekarang saya terbiasa dengannya. Kadang-kadang itu terjadi pada kalian juga, seperti ketika saya datang menemui kalian tanpa memberitahu kalian. Jadi kalian berharap terus. Kalian mungkin melihat saya di sekeliling tangga atau ketika kalian sedang makan.

Maka kita akan selalu saling merindukan! (Guru dan hadirin tertawa)

Karena saya terus menerus takut dilihat oleh kalian, dan kalian berharap saya untuk tiba-tiba muncul, kita siap untuk berkomunikasi setiap saat. Ini menyenangkan! [Guru dan hadirin tertawa dan hadirin bertepuk tangan.]

Sekarang kita kembali ke guru pedang. Akhirnya, murid itu menjadi seorang guru pedang yang sangat terkenal. Kesuksesannya datang dari pengajaran khusus dari gurunya, dan bukan dari latihan yang umum —yang dimulai jam 7 pagi dan berakhir jam 9 malam dan segala sesuatunya diajarkan dengan cara yang umum.

Guru itu menggunakan metoda yang tidak umum. Dia sering menyerang muridnya ketika sang murid tidak siap, seperti ketika dia sedang memasak, mandi atau tidur di malam hari. Jadi sang murid harus terus-menerus waspada, dan kemudian dia menjadi seorang guru kendo yang sangat mahir dan terkenal!

Hal yang sama dengan latihan spiritual kita. Kita harus senantiasa siaga setiap waktu. Kita tidak seharusnya berkata,

"Baiklah, saya gembira sekarang dan saya ingin jalan-jalan dan tidak mengerjakan apapun."

Ini adalah dunia yang tidak kekal. Kita harus siap untuk mengatasi situasi apapun yang mucul. Mengapa dunia ini tidak kekal? Supaya kita bisa belajar untuk selalu siap-siaga, dan belajar menjadi berhati-hati sepanjang waktu.

Dunia ini tidak baik maupun buruk. Ini hanya tergantung bagaimana kita menggunakan situasinya, dan mempelajari apa yang baik buat kita. Kita harus selalu belajar. Kita harus berada dalam Zen dua puluh empat jam sehari.
__________________________
Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai.
Retret Internasional 7-hari di Taipei, Formosa 21-27 Mei 1994.
http://www.kontaktuhan.org/cerita/guru_pedang.htm

http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/5287
From: Berkas Cahaya Kesadaran

Nama baru Tuhan

Suatu ketika Narada menghadap Tuhan mengeluhkan kalau manusia bumi akhir - akhir ini seringkali mempertengkarkan Nama-Nya.

“Apa yang mesti hamba lakukan guna mendamaikan mereka?” tanya Sang Utusan itu.

“Sampaikan saja kalau Aku sesungguhnya tanpa-nama”, titah Tuhan.

Narada segera turun ke bumi. “Wahai para orang suci umat manusia....Sebagai Utusan-Nya, aku dititahkan untuk menyampaikan kepada seluruh umat manusia. Dan kalian, para orang suci dan bijaksanawan semua tolong sampaikan kepada umat kalian masing-masing bahwa ‘Tuhan tanpa-nama’!”

Nyaris serentak mereka berseru: “Tanpa-Nama?”

“Benar ....tanpa-nama”, sahut Narada menegaskan.

Namun rupanya tak sedikit dari mereka yang masih bingung, tidak mengerti apa yang dimaksud. Yang mereka tahu adalah yang sesuai mereka dengar dari Narada: ‘Tuhan Tanpa-Nama’.

Nah ....sejak itulah muncul ‘nama baru’ Tuhan di kalangan manusia bumi —‘Tuhan Tanpa-Nama’.

Rata Kiri Kanan
Bali, Rabu, 23 Mei 2007.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

Anda bisa saja menegakkan hukum di masyarakat,
namun tidak Kebenaran.

~anonymous 020706-02.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/5204
Oleh: NGestOE RAHardjo