Kamis, 27 Desember 2007

Kesepakatan Tuhan dan Hantu

Sama seperti Timur adalah kesepakatan umum untuk arah terbitnya matahari, demikian pula Tuhan adalah kesepakatan umum untuk semua sifat yang baik atau positif, sedangkan Hantu adalah kesepakatan umum untuk semua sifat yang buruk atau negatif.

Timur adalah arah, bukanlah benda, tempat, waktu atau keadaan.

Demikian pula Timur, Tuhan dan Hantu, anda tidak akan menemukannya di mana pun.

Meskipun anda berjalan ke arah Timur sampai mati, anda tak akan menemukan Timur.

Demikian pula Tuhan dan Hantu.

--------------------------------------------
From:
Arhanty Arhanty


Rabu, 26 Desember 2007

Benarkah Tuhan Itu Maha Adil???


Pengantar
Setelah Adam dan Hawa dihukum Tuhan, maka putusan aneh ini kemudian berakibat pada kaum manusia hingga kiamat. Pada suatu waktu, tersebutlah 2 orang yaitu si A dan Si B yang hidup di jaman berbeda:
  • A hidup 5000 tahun sebelum tahun 0
  • B hidup di tahun 0
  • Sebelum mereka lahir, sudah ada agama-agama seperti saat ini
  • Mereka wafat sama-sama di usia 60 tahun
  • Hitungan tahun adalah mengikuti waktu Bumi.
  • dan dimisalkan bahwa kiamat semesta terjadi di tahun 100.
Dikisahkan si A dan B, semasa hidupnya, sama-sama melakukan perbuatan-perbuatan apakah itu jahat ataupun baik, yang jika dinilai tuhan, nilainya persis sama. Kemudian, karena pintu Surga/Neraka baru dibuka setelah kiamat, maka si A dan B, ditempatkan di alam kubur (Barzakh):
  • Si A berada di alam kubur selama 5000 tahun + 40 tahun = 5040 tahun
  • Si B berada di alam kubur selama 40 tahun
Kemudian jika:
  • tidak disiksa kubur, maka si B ditidurkan 40 tahun saja sementara si A ditidurkan selama 5040 tahun! Ini jelas tidak Fair bagi si A yang ditidurkan terlalu lama sebelum menikmati buah perbuatannya, atau
  • disiksa kubur, maka si B mengalami siksaan 40 tahun saja sementara si A mengalami siksa kubur selama 5040 tahun. Ini jelas sangat tidak fair bagi si A, atau
  • “just waiting” saja alias tanpa ada siksa kubur, maka si B hanya menunggu selama 40 tahun saja, sementara si A menderita "batin" menunggu selama 5040 tahun. Ini tidak fair bagi si A.
...dan setelah kiamat, mereka mendapat nikmat surga atau siksa neraka yang tak berkesudahan, namun tetap saja lamanya waktu itu berselisih 5000 tahun (atau 5 hari menurut ukuran Tuhan) karenanya!

Maka bagaimanakah dalil agama yang anda anut dapat menolong Tuhan anda bahwa itu adil? dan selisih 5000 tahun itu adil?!

Ayo..jawaban anda benar-benar sangat dinanti dan dibutuhkan TUHAN anda...


Tanggapan-Tanggapan
From: tawangalun tawangalun@yahoo.com:

Na bung Wirajhana lupa bahwa orang yang menunggu hisab dialam kubur tadi sudah dilakukan relativitas oleh Allah dg perbandingan 1000 tahun didunia eqivalent dg 1 hari diakherat,baca As-Sajdah 32:5.Dan dialam kubur tsb kalau wong soleh tempatnya pasti lebih nyaman dari wong durhaka.Posting saya yang dulu malah sudah saya bilang Pak Zd hilang dimasjidil Haram (pindah alam) selama 3 jam tapi dialam sana baru serasa 3 detik.Waktu hilang Nanung dg ibunya wis lemes gek orang tua 80 th gak bawa duwit,naik taxi sendiri saja gak bisa kok hilang.Kok eloking elok bisa pulang diantar wong kemahtabnya. Tapi baru sebentar uwong tadi ditoleh sudah lenyap.

Shalom,
tawangalun.
--------------------------------

From: wirajhana eka wirajhana@yahoo.com:

Om tawang,
Tks atas partisipasinya dan juga dalilnya...

kalau 1000 tahun = 1 hari berarti masih ada selisih 5 hari...masih belum adil om buat yang disiksa atau terlalu keenakan buat yang ditidurkan
atau 3 jam = 3 detik juga sama..

ayo rekan2....bantu lah dua jiwa dalam contoh soal dibawah untuk mencicipi rasa bahwa tuhan itu maha adil.
--------------------------------

From: H. M. Nur Abdurrahman mnur.abdurrahman@yahoo.co.id:

Muammar Qaddhafi:
Ente lupa satu komponen bos, yaitu kadar dosa:, yaitu a dan b sama berat dosanya 5040 gr, jadi semestinya:

A. Dengan siksa kubur:
a mengalami siksa kubur = 5040 : 5040 = 1gr per tahun
b mengalami siksa kubur = 5040 : 40 = 126 gr per tahun

B. Tanpa sikasa kubur:
a mengalami siksa batin = 5040 : 5040 = 1gr batin per tahun
b mengalami siksa batin = 5040 : 40 = 126 gr batin per tahun
--------------------------------

From: wirajhana eka wirajhana@yahoo.com:

Anda juga lupa bahwa:
126 gr yang dipikul b selama 40 tahun sudah menguntungkan a yang hanya memikul 1 gr pada 40 tahun pertama

Juga tidak adil bagi a karena ia harus menunggu 5000 tahun kemudian baru selesai...walaupun cuma memikul 1 gr.

Atau bayangkan saja ini :
Tangan anda mengangkat sejajar bahu: 1000 gr air selama 1 hari apakah merasa sama "beratnya" dengan membawa 10 gr air selama 100 hari?
--------------------------------

From: Hudoyo Hupudio hudoyo@cbn.net.id:

Apakah bedanya 5000 tahun dan 1 detik bagi orang yang mati?
Apakah artinya SIKSA kubur bagi orang yang tidak bisa merasakan apa-apa?

Bahwa Tuhan itu "Mahaadil sekaligus Mahapemurah & Mahapengampun" hanya bisa dimengerti oleh orang yang sudah mengalami sendiri 'perjumpaan dengan Tuhan'. Kalau belum pernah mengalami Tuhan, ungkapan-ungkapan seperti itu paling-paling hanya bisa menjadi kepercayaan atau iman bagi orang yang menganutnya, atau menjadi bahan perdebatan bagi orang yang menolaknya.

Salam,
Hudoyo
--------------------------------

From: wirajhana eka wirajhana@yahoo.com:

Apabila tidak ada siksa kubur dan tidak ada perbedaan perlakuan bukankah sia2 adanya peraturan yang tertulis yang mengisyaratkan reward dan punishment?

kalau tidak ada perbedaan buat apa berjumpa dengan Maha adil, Mahapemurah, Mahapengampun..bukankah nama2 itu juga menjadi tidak ada artinya...

Salam.
--------------------------------

HUDOYO:
Reward & punishment perlu buat murid-murid TK.
Memang, nama-nama itu tidak ada artinya buat orang yang telah memasukinya.

Salam
--------------------------------

From: wirajhana eka wirajhana@yahoo.com:

R dan P ada di semua kalangan bukan saja murid TK....bahkan para profesor dan para maha guru masih memakainya juga untuk kalangan mereka sendiri..dan R dan P tertulis kitab2 dimuka bumi dengan kadarnya masing2...
--------------------------------

From: Verri DJ verri_dj@component.astra.co.id:

Rekan wirajhana,
Menurutku anda terperangkap dalam konsepsi manusia. Manusia terperangkap akan ruang dan waktu, sedangkan Tuhan tidak. (Timeless & Spaceless).

Konsepsi manusia dalam waktu seperti yang anda bahas adalah ada awal ada akhir, kalau dibikin grafik Cartesius maka dia mendatar grafiknya pada poros x, kalau membicarakan waktu tuhan tuhan, grafiknya melingkar, coba buat titik awal, lalu buat lingkaran dan titik akhirnya dikembalikan lagi, maka titik itu menumpuk pada titik yang sama, itulah salah satu sifat tuhan Yang Awal dan Yang Akhir. Jadi, sangatlah lucu membandingkan putaran dengan garis horisontal, ya tidak nyambung.

Membahas keadilan tuhan dengan keadilan manusia sungguh sangat berbeda, sama saja kita bicara dunia padahal anda mau mengurai langit.

Salam,
Dj
--------------------------------

From: wirajhana eka :

Dear Verri
Apakah pendapat dari Mas verri ada dalil tertulis dari ajaran yang dipercayai oleh Mas verri?

Mohon bantulah jiwa-jiwa yang bukan tuhan yang sedang terperangkap akan waktu dan mengalami "hukuman" atau "pahala" pada contoh soal.

note:
Saat menggambar garis ada jarak dari a ke b
Saat menggambarkan lingkaran dan dilihat dari "atas/bawah/kanan./kir/360 derajat" maka yang terlihat hanyalah garis a dan b

jadi sekarang bukankah sudah nyambung...
--------------------------------

From: ttbnice serikat_indonesia@yahoo.com:

Anda bertanya kepada siapa?
Karena bukan begitu yg dipercaya orang KResten. Dalam Kresten tidak ada takar menakar pahala dan dosa. Tidak ada siksa kubur. Semua orang adalah berdosa, dan upah dosa itu hanyalah neraka. Titik.

Jika manusia masih diberi kesempatan untuk masuk sorga, bukanlah hasil ngumpulin pahala, melainkan karena kasih Allah. Ga ada manusia yg mampu masuk sorga berdasarkan kemampuanya sendiri.

Karena semua orang sudah ditebus, pilihannya bukan lagi melalui Allah, tapi justru kepada manusia, apakah anda mau masuk surga?

Jika manusia tidak mau, ya artinya kan masuk neraka adalah pilihan sendiri. Jadi menurut saya mah ini adil.

PS: Jangan seperti muslim2 keblinger ya memahaminya. Pasti mereka bakal ngomong, enak betul ya. Bikin dosa aja banyak2 udah ditebus ini... Apa mereka tidak pernah mempelajari konsekuensi logis?
--------------------------------

From: wirajhana wirajhana@yahoo.com:

Oke kita pake paham Kristen Dosa sudah ditebus dan mau menerima Yesus. setelah mati apakah langsung masuk Sorga?

kalau Ya...adakah dalil itu di Injil bahwa mati langsung masuk sorga?
Kalau tidak...masih ada selisih 5000 tahun atas realisasi janji..artinya waktu tunggu buat b lebih sedikit.
--------------------------------

From: ttbnice:

Kenapa lebih terpaku dengan waktu tunggu? Jika anda bertanya kepada orang2 yang baru sadar dari koma, entah itu 2 hari maupun 2 tahun, bagi mereka waktu baru saja kemarin.

Anda tidak bisa menyamakan konsep waktu dan ruang antara orang hidup dan mati. Menurut kepercayaan KResten, hidup setelah mati itu selamanya, artinya hidup 5000 tahun atau bahkan 60000 tahun itu ga ada artinya dibanding triliyunan tahun.
--------------------------------

From: LD-Bebyelangbotak@yahoo.com:

Kalau dalam kepercayaan Kristen, orang mati itu sama dengan tidur(beristirahat) . Hanya bedanya kalau tidur yg masih hidup itu sering punya mimpi. Sementara tidur yg sudah mati itu sama sekali sudah tidak tau apa-apa lagi.

Bagi yg diselamatkan akan menerima upahnya pada saat kedatangan Yesus yg ke-2 kali nanti dan memperolah hidup yg kekal selama-lamanya.

Bagi yg tidak memperoleh keselamatan akan menerima upah neraka. Dan upah neraka itu bukan dimulai pada saat dia dikubur. Karna Tuhan kami Yesus tidak sekejam itu menyiksa orang di dalam kubur sampai Dia datang misalnya. Tuhan kami Yesus menghukum berdasarkan KASIH, dan BUKAN PENYIKSAAN.

Salam,
LD-Beby.
--------------------------------

From: wirajhana eka:

Bukankah sama saja masalahnya, ia punya selisih tidur 5000 tahun...karena lahir belakangan...dan tau dari mana anda tidak tahu apa2 lagi kalau tidur..

LUK 16:23
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Kis:2:24
Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.

YES 28:18
Perjanjianmu dengan maut itu akan ditiadakan, dan persetujuanmu dengan dunia orang mati itu tidak akan tetap berlaku; apabila cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kamu akan hancur diinjak-injak

Ibrani 11:35
Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.

MZM 49:14
Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka.

YES 38:18
Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.

YEHEZKIEL 31:14
Semuanya ini terjadi supaya segala pohon yang di tepi air jangan meninggikan dirinya dan puncaknya jangan dijulurkan sampai ke langit dan supaya pohon-pohon besar, yaitu semua yang menghisap banyak air, jangan tetap berdiri di dalam kecongkakannya; sebab mereka semuanya telah diserahkan ke dalam maut, ke dalam bumi yang paling bawah, di tengah anak-anak manusia yang telah turun ke liang kubur.

HOSEA 13:!4
Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? Mata-Ku tertutup bagi belas kasihan.

mzm 6:5
Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati

Hab 2:5
Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya.

Bahkan beberapa dari mereka masih harus menunggu:

wahyu 6:11
....kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
---

Ngga ada artinya????
Bukankah itu indikasi yang jelas bahwa menderita sengsara 1 hari jauh lebih beruntung dari pada menderita sengsara 5000 tahun, 6000 tahun atau triliyunan
Nah, bayangkan saja itu dengan 2 orang yang keputusan dosa sama persis dan selisihnya 5/6000 tahun...

maka mana kemahaadilan Tuhan?
---

Menerima Yesus saja tidak lantas diselamat, masih ada yang harus dilakukan sebelumnya

Baca mat 19:18-21, Mark 10:19-21, luk 18:20-22:

Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.

Jadi jangan mau ditipu penginjil bahwa hanya dengan menerima Yesus sudah ditebus dan terselamatkan...percaya itu adalah sungguh tidak cerdas.

Karena yang berhak masuk surga adalah yang dimateraikan 6 materai dari 7 materai seperti yang tercantum pada wahyu 6-7 dan diringkas pada wahyu 14:3-5 siapa2 saja yang berhak masuk surga:

144 suku israel, orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan (hanya pria), Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi (selama ia hidup), Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu (telah dibunuh menjadi martir oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki), Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela
--------------------------------

From: Sjahrazad Alamsjah sjahrazad@bataviamall.com:

Kalau membaca ajaran agama, agama apapun secara harafiah, maka jangankan tuhan, ajaran itu banyak yang tidak adil. Kalau dari sisi hakikat batin, berpulang pengertian kita tentang adil itu apa. Karena adil lebih kepada pengertian yang memberikan untung,

Diluar itu tidak adil. Mang Dipo dilahirkan ganteng, si Doel mukenya rada kurang, tentunya disini tuhan ndak adil. Tapi kalo ruhnya mang Dipo ama si Doel dua duanya sama sama ganteng he.. he.. jadi disini tuhan adil.

Waktu melekat kewadag, nah tanpa wadag apakah ada perbedaan waktu dari ruh tadi?

Karena pertanyaannya sendiri yang rancu :)

Tuhan itu apa? Kalau dianggap mahluk, pribadi, memang masih relevan dikaitkan dengan adil atau tidak adil. Kalau itu dianggap sebagai 'sesuatu' yang berada diluar nalar manusia maka otomatis pertanyaannya tidak akan relevan lagi. Hanya kita manusia yang mengenal adil atau tidak adil itu.

nuwun,
si Doel
--------------------------------

From: wirajhana eka:

Tahu dari mana rancu? bisa buktikan?
kalau menjawab artinya tahu yang ditanya..kalau merasa rancu mengapa harus dijawab..?

kalau berada diluar nalar manusia...siapa yang mampu menikmati kitab suci?
kitab suci adalah diluar nalar...pengetahuan anda tentang pilsapat berawal dari membaca kitab suci.. jadi ketika itu adalah diluar nalar maka pilsapat juga tidak relevan..

Jadi apakah anda berkenan sharing bagaimana mengerti bahwa TUHAN MAHA ADIL dari contoh soal yang "hipotesa" tersebut??
--------------------------------

From: Sjahrazad Alamsjah:
Mau pan sudah, baik ditambah :)
Karena itulah banyak orang berabad abad mempertengkarkan tanpa ujung
apa yang tertulis di buku masing masing. Apalagi kalau sudah dipatok

buku itu ditambah embel embel suci :)
Kalau si Doel melihatnya berbeda. Yang perlu ditemukan terlebih dahulu adalah pengalaman batin, buku hanya sekedar rujukan. Pengalaman batin itu buku yang suci, lepas dari rekayasa fikiran. Semua penamaan, istilah yang ada dibuku bisa dimengerti sesuai perkembangan batin seseorang.
Kalau dibalik berangkat dari dogma, maka pemaknaannya akan menjadi harafiah. Karena itulah muncul pertanyaan anda, tuhan adil atau tidak, waktu umur, siksa kubur dll.

Pertama, tuhan itu diluar nalar, karena itu tidak relevan mengkaitkan adil atau tidak. Kita yang mengerti dan mendambakan kata kata adil itu. Kalau kita mau membicarakan sesuatu tentunya kita harus mengerti bersama dulu apa yang dibicarakan. Nah sebelum bertanya apakah tuhan adil apa tidak, pertanyaan dasarnya adalah tuhan itu apa?

Kedua, ajaran agama berkait dengan alam alam batin. Dimana umur, lahir dan mati itu tidak relevan dengan pengertian kita hidup dalam badan ini. Secara hakikatnya, apakah kita punya umur? Menurut si Doel tidak, karena umur hanya kesepakatan kalender saat sekarang kita didunia Sama halnya secara hakikatnya, apakah kita punya nama? Menurut si Doel tidak, itu kesepakatan didunia biar bisa membedakan satu sama lain :)

Ketiga, si Doel ndak menganut konsep hukuman, dosa, neraka, sorga Konsep yang si Doel anut sederhana, bibit yang ditanam maka buah pasti akan dimakan, itu saja. Jadi ndak ada soal adil atau tidak adil, lha wong kita yang menanam bibit jadi proses apapun harus dilalui.

Jadi sharingnya si Doel, judul pertanyaannya itu sendiri yang sangat rancu.

nuwun,
si Doel


Kesimpulan
Melihat tanggapan-tanggapan di atas maka dengan memakai konsep bahwa hidup hanya 1x saja, sungguh suatu yang sulit membuktikan Tuhan itu maha adil, bukan?

Bayangkan saja misal usia manusia itu 60 tahun, akil balignya di usia 15 tahun, matang dengan agama hingga berusia 35 tahun, Jadi, ada sekitar 25 tahun, sisanya Ia hidup harus berhati-hati dalam tindakannya agar mendapat ganjaran Surga, kemudian matilah Ia dan ratusan ribu tahun kemudian baru ketahuan kiamat..

Jika diasumsikan bahwa kiamat itu terjadi di 1 juta tahun kemudian...

Maka hanya bermodalkan perbuatan 25 tahun s/d 45 tahun dibandingkan dengan 1 juta tahun yang tersisa hingga kiamat, itu hanya bernilai 0.003% – 0.005% saja! Dan itupun sudah berakibat selama-lamanya mendapat siksa Neraka jahanam atau mendapat nikmat Surgawi.

Sungguh suatu konsep Ketuhanan yang sangat tidak fair, bukan?!

Selasa, 25 Desember 2007

Pesen Simbok: "Carilah Perjaka Tingting"



Seorang gadis desa yang lugu ketika hendak merantau ke kota dibekali pesan oleh simbok.

"Nduk, kalau kamu ke kota dan kebetulan ada jodoh, Simbok pesen carilah pasangan yang setia; bisa mengelola uang, dan; harus perjaka ting-ting".

Berangkatlah sang gadis ke kota. Beberapa bulan kemudian dia kembali ke desanya dan ketika bertemu muka dengan simbok..ia serta merta jatuh berlutut dan menangis. Simbok kaget dan perlahan-lahan bertanya mengapa ia menangis.

“Aku ndak dapat ikuti semua pesen Simbok..". Sang gadis bercerita sambil terisak-isak kemudian si gadis lugu bercerita kalau ia sebenarnya telah hampir mendapatkan calon jodoh seperti yang dipesankan simbok.

"Kalo jalan-jalan keliling kota, dia selalu nggandeng, mbelai-belai aku. Itu kan artinya setia ya mbok?" Simbok mengangguk tanda setuju.

Sang gadis meneruskan "Suatu hari karena kemalaman dan kehujanan kami mencari tempat berteduh dan menginap, jodoh aku ini bilang agar meneduh ke motel saja. Dan supaya hemat, sewa kamarnya satu saja. Ini kan artinya dia bisa hemat ya mbok?" Dengan terbata-bata bingung, Simbok mengangguk.

Sang gadis masih meneruskan lagi "Di situ lah Simbok, baru aku tahu kalau calonku itu masih perjaka ting-ting..."

"Hah.....?" sergah Simbok. "Gimana sih nduk kok kamu bisa bilang gitu?"

"Mmmh...mmmh…anunya masih baru...masih dibungkus plastik, Mbok!", jawab sigadis lugu dengan kemerahan disela tangisnya.

“Hahhh..jadi maksudmu…maksudmu kamu berhubungan badan dengannya malam itu?!”, Tanya simbok panik.

“Yeeee, ndaklah simbok..aku kan cuma pingin tahu saja..apa ia perjaka tingting atau bukan..setelah tahu lantas aku minta diantar pulang..dan ia mengantarkan-ku pulang malam itu juga..walaupun dengan muka merah padam” jawab sigadis.

“Oooh begitu toh kejadiannya…lho, koq malah jadi menangis..bukannya merasa beruntung toh, nduk” jawab simbok dengan leganya.

“Beruntung apanya..!!!”, sergah sigadis, “Simbok kan ndak tahu.. malam itu juga ia buka bungkus plastik di anunya dan sampai pulang kerumahku..kulihat mukanya masih merah padam..lalu kami tidak bertemu beberapa hari…aku pikir ia telah jatuh sakit..aku jadi merasa bersalah..aku tengok dia…dan aku tidak mau lagi ikuti pesen simbok tentang cari perjaka tingting itu”, jawab sigadis.

“Ohh, begitu toh maksudmu itu…Ya sudah, ndak usah diinget-inget lagi…malah menurut simbok, kamu justru masih patuh koq pada pesennya simbok”, Jawab simbok penuh kelegaan.

“Masih patuh bagaimana???…Justru itu masalahnya…simbokkkkkk!!..Kami akhirnya melakukan itu ditempatnya dan sudah tanpa bungkus plastik lagi di anunya..jadi calon jodohku itu akhirnya kan bukan perjaka tingting lagi..hu..hu..hu” jawab si Gadis lugu sambil terus menangis

“hahhh!!!..”, teriak simbok kaget….dan Gedubraak..!!! Simbok klenger...

Ayah...Seks itu apa sih?

Suatu pagi seorang anak yang baru masuk sekolah dasar bertanya kepada ayahnya,

Yah........ ayah..... ...sex itu apa sih, yah.....?'”

Terperanjat si ayah mendengar pertanyaan si upik. Terbayang dia tentang arus moderen zaman sekarang yang membuat manusia berfikiran terbuka, termasuk anak yang masih kecil. Sesuai dengan konsep pendidikan seks yang sedang hangat dibicarakan, mulailah si ayah mencari-cari jawaban yang sesuai dengan umur dan harapan anaknya yang ia harapkan tak mau tertinggal dalam arus pendidikan modern.

Maka si ayah pun mulai memberikan jawaban dengan mengkiaskan kumbang dan bunga, telur yang yang menetas berudu dan kemudian menjadi katak, hujan serta benih yang berkembang menjadi tunas, diikuti dengan pembentukan bayi dalam kandungan.

Sebelum mengakhiri semua jawaban itu, si ayah menyelipkan juga kisah percintaan antara ia dan mamanya sejak dari zaman sekolah menengah hingga sampai kelahiran seorang bayi comel yaitu si anak yang bertanya itu. Tiba-tiba si anak menangis terisak-isak.

Si ayah keheranan.

Eh kenapa yah.....?” Si ayah bertanya keheranan.

Tetapi si anak masih tetap menangis.

“JawabanNya panjang amat...hu...hu...hu, terus dimana tempat untuk nulis jawabannya....? Ayah ajalah yang nulis jawabanya !!!!!...hu...hu...hu”

Si upik lantas menyerahkan buku latihan Bahasa Ingris yang pada muka depannya tertulis...

NAME :............
SCHOOL :............
CLASS :............
SEX :.........…

----------------------------------
Dari : Desi Desriyanti


Sabtu, 22 Desember 2007

Tuhan Yang Mana, Neeh? A, Mono, Stereo, Trio, Surround atau Polytheis?

Satrya Wibawa:
Saya bertanya-tanya pada diri sendiri..Saya mempercayai Tuhan (well, sampai saat mengetik ini. Tapi mulai guncang setelah mendengar pemaparan Bli Eka). Tapi dengan konsep ada dan tiada pada Tuhan menjadikan saya berpikir. benarkah saya percaya dengan eksistensi Tuhan? kalaupun selama ini saya beragama dan bersembahyang memuja Tuhan (atau dewa? atau bethara? atau leluhur?), bukankah saya memuja sebuah konsep ketiadaan? Konsep yang sisi faktualnya berasal dari sisi normatif.

apakah saya atheis?
----------------------------

Saya:

Saya pun mengalami guncangan tentang leluhur..dan anehnya saya tidak menyesal sama sekali..
saya menikmati sentakan yang tidak bisa saya didefinisikan dengan tepat antara jengkel dan senang...karena satu lagi sandaran saya untuk "bernaung/berlindung" dari definisi "aman" versi saya telah hancur kembali...


Pikiran dan ego saya telah dikalahkan dengan telak dan indahnya oleh tulisan IWDM (Lihat percakapan dengan IWDM dibawah)...dan anehnya saya malah mengakui itu benar..dan itu merupakan suatu yang sudah sangat jarang saya mau akui....

Tidak usah pikirkan bahwa anda itu apakah termasuk golongan A, Mono, Stereo, Trio, surround, atau Poly untuk Theis...

Kata Philip Kotler:

Puaskan kebutuhan bukan keinginan..

Ketika anda butuh lubang...maka jangan pedulikan caranya apakah itu dengan menggunakan bor, pestol, pisau, obeng, paku..pukulan dst...

Puaskanlah kesadaran anda...

Pertanyaan anda hanyalah pertanda bahwa anda masih senang digoda oleh "tahayul" lama tapi dengan kemasan baru..
Tidak ada satupun mahluk dimuka bumi ini sekarang dan dulu yang mampu/bersedia menjawab keberadaan dan ketidakberadaan tuhan...bahkan tidak juga para Buddha...

Mengapa?

Buat Buddha mencari Tuhan itu adalah pekerjaan sia2..

dan anehnya saya sengit pada saat awal mengetahui Buddha juga bukan Tuhan...dan tidak juga mau membicarakan Tuhan...

dan sekarang2 ini saya mulai merasakan bahwa mencari kepastian ada atau tidaknya Tuhan itu ternyata benar2 usaha yang sia2!

Ikuti saja pusaran kebingungan diri bagaikan berada diatas sampan di samudera tanpa dayung tanpa layar...
Anda sendirian...
tidak ada siapapun/apapun disekitar anda kecuali panas/dingin dan air laut yang terlihat tiada ujung ditambah anda tidak tahu mau kemana..
Jangan takut..jangan ragu..
biarkan pikiran anda berkelana..
percayakan saja pada kesempatan yang ada..
semua kesadaran mulai dari hal itu...

Buddha-pun demikian sebelum Beliau menjadi Buddha! Bayangkan saja, orang dengan kaliber sebesar itupun masih butuh 6 tahun, Bo!!

Jadi jangan khawatir anda bukan yang pertama dan jelas bukanlah yang terakhir di pusaran kebingungan...

Tahukah anda bahwa saat pikiran anda berkelana maka sampan dan tubuh andapun sudah mulai berlayar!

Maka bereksperimenlah dengan sepuas2nya!

Kabar baiknya cuma satu: Tidak ada lagi yang perlu ditakuti!

Dan ingatlah akan satu hal jangan takut akan gagal dan tidak sampai..karena toh anda sudah mulai berlayar..menuju satu arah...!

Note:
Unik dan menariknya menjadi manusia adalah boleh dan masih bisa berubah2.. karena prilaku manusia itu terdiri dari tiga karakter:

  • Karakter yang ditunjukannya/dipamerkannya pada orang lain
  • Karakter yang diinginkannya
  • Karakter yang dipunyainya

Saya dimana, anda dimana dan semua orang dimana adalah mengikuti 3 karakter itu.


Kata saya ketika mencoba menghibur bos saya yang baru saja naik pangkat:
Keberhasilan adalah sebuah kegagalan yang gagal ditunda...

Mencari lebih adalah kodrat yang manusiawi...
Gelap ketika dimulai, terbiasa dengan kegelapan dan malah aneh dan kaget ketika menemukan titik terang...
Kesempatan dan ide terkadang tidak perlu dicari, kadang sengaja diupayakan dan terkadang datang menjajakan diri..
Sehingga kalau berhasil maka kita persingkat finish line kita di kehidupan ini saja..tidak lagi diperlukan etape/babak tambahan...
Dan lagi berita baikya adalah kita masih punya ekstra waktu dan kesempatan sebanyak jutaan tahun...

Kata saya ketika di tengah puncak nafsu birahi:

Kesempatan terbaik adalah saat ini dan bukan nanti..nanti

Karena ada kemungkinan bahwa di saat lahir kembali nanti...belum tentu lahir sebagai orang Hindu bali...siapa tahu lahir kembali menjadi orang Muslim/kristen...dan itu jelas bukanlah berita baik terutama pada kesempatan membebaskan kesadaran dari rasa takut...

Note:
Saya masih belum sanggup semedi/meditasi...tapi kelihatannya "cara" ini akan saya tempuh pelan2 menuju keras....karena setidaknya "cara" ini sudah terbukti efektif saat iseng2 saya coba ketika tidak tidur normal lagi sebagai manusia berbulan2 lamanya namun wajib beraktifitas tanpa rasa lemas/penat...

Atau mungkin karena beberapa campuran adonan dari beberapa eksperimen saya..

Jangan khawatir/takut jatuh atau hidup dalam kemiskinan atau kesusahan...Kemiskinan dan kesusahan sangat wajar terjadi...malah justru menjadi kaya itu suatu keanehan karena orang2 Kaya jumlahnya adalah sedikit dimuka bumi ini...

Maka janganlah bangga mengejar hidup menjadi orang aneh...hehehehe

-----------------------------------


Bagian percakapan dengan IWDM:

(di Ubah seperlunya untuk kepentingan artikel)

wirajhana eka <wirajhana@yahoo.com> wrote:

Saat ini saya hanya menghormati dengan menghaturkan sembah kepada Leluhur..tidak yang lain. La Ilah ha ileluhur....
Dan tidak penting buat saya orang percaya atau tidak...dan sayapun tidak mempercayai adanya tulah...

Menurut saya itu adalah keterlaluan..."pihak tak kelihatan" memaksakan bhakta untuk tetap percaya dan tidak berani/tidak berdaya ketika ada yang jadi mantan bhakta...

Menurut saya Dewa dan dewi itu pengecut.

Purana apakah kiasan atau tidak? dan jawabnya anda adalah ada/banyak yang bisa membedakannya
Baik saya mau tanya...pernah lihat dewa? dan dalam beberapa kisah dia melakukan hubungan seksual terlarang (definisi hukum agama)...so apakah itu bagus? dan apakah benar bahwa dewa diciptakan oleh who ever bertujuan untuk melayani manusia dengan mengabulkan dan menguji manusia?
Dewa berpoligami?
Dewa membunuh?
Dewa marah?
Dewa bersedih?
Dewa cemburu?

apakah saya bisa menerima?
saya jawab tidak..kenapa? saya saat ini percaya bahwa Dewa adalah upah sebagai karma kehidupan sebelumnya...so I could Be Dewa or Demon....itu menurut saya lebih fair...

IWDM:
orang bali menyembah langsung ke leluhur, sama benarnya dengan orang bali menyembah kepada dewa dan hyang widhi juga tidak menyembah kepada siapa-siapa, kalau ini kesimpulan saya sebagai orang bali yang besar di bali.

Saya:
Coba lihat sloka dari Bhagawad Gita:

sa tayâ úraddhayâ yuktas tasyârâdhanam îhate labhate ca tatah kaman mayaiva vihitân hi tân (Bhagavad Gîtâ, 7.22)
Arti:
Setelah diberi kepercayaan tersebut, mereka berusaha menyembah Dewa tertentu dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.

ye ‘py anya-devatâ-bhaktâ yajante úraddhayânvitâ te ‘pi mâm eva kaunteya yajanty avidhi-pûrvakam (Bhagavad Gîtâ, IX.23)
Arti:
Orang-orang yang menyembah Dewa-Dewa dengan penuh keyakinannya sesungguhnya hanya
menyembah-Ku, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang keliru, wahai putera Kunti (Arjuna)

"Orang yang menyembah dewa akan dilahirkan di tengah masyarakat dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku." (Bhagavad-gita 9.25)

Bhagavad Gita dalam adhyaya IV sloka 11 dan adhyaya VII sloka 21 yang berbunyi sebagai berikut:
Ye yatha mam prapadyante tams tathaiva bhajamy aham, mama vartmanuvartante manusyah partha sarvasah Yo-yo yam-yam tanum bhaktah sraddhayarcitum icchati, tasya-tasya calam sraddham tam eva vidadhamy aham
Artinya :
Jalan manapun ditempuh manusia kearah-Ku semuanya Ku-terima, dari mana - mana semua mereka menuju jalan-Ku, oh Parta Apapun bentuk kepercayaan yang ingin dipeluk oleh penganut agama, Aku perlakukan kepercayaan mereka sama supaya tetap teguh dan sejahtera

Pertanyaan saya kepada saya dan semua orang:
Apakah menerima Krisna sebagai Tuhan?
Dan apa betul Anugrah datangnya dari Krisna? mengapa ia biarkan 5 miliar lebih orang sengsara?
Dan saat berperang keduabelah pihak memuja Tuhan untuk menang...kenapa tuhan harus berpihak..dan membiarkan banyak yang mati karena tuhan?

Tentunya jawaban2 tersebut dapat dialamatkan pada alasan:
karma, belum waktunya, ditangguhkan, diberikan yang lebih baik lagi..saat nya sudah sampai...dst..dst

apa manfaat percaya itu? kecuali Mekanisme pertahanan diri untuk mendapatkan ketenangan...
pertanyaannya apakah itu ketenangan sejati?

Siapa yang tahu..toh semua adalah pendapat2...yang benar salahnya akan terbukti setelah mati..
padahal menurut saya agama abrahamic religion saja sudah menipu diri mereka sendiri dengan mempercayai surga dan neraka..

Setelah ubek2 dikitab2 mereka saya mengetahui pasti bahwa tidak ada satupun jiwa yang sudah diterima di surga atau neraka....ternyata mereka masih menunggu saat kiamat untuk penempatan surga dan neraka dan selama ini menanti di alam kubur...yang cilaka adalah yang disiksa kubur...hahahahahaha...ya kalau betul...bagaimana kalau salah? dan juga kalimat tanya sebaliknya....ya kalau salah...bagaimana kalau betul?
-----------------------------------------------------

From: ida wayan dudik mahendra <idawayan_dm@yahoo.com>

OM Svastyastu,
pagi bli, saya akan komentari beberapa yang saya anggap menarik untuk menambah pengetahuan saya... (saya tidak mendebat kepercayaan/keyakinan bli)

mengenai purana, saya bilang banyak yang bisa membedakan itu kiasan atau tidak dayananda dan vivekananda salah duanya orang yang bisa membedakan, apakah saya pernah lihat dewa or dewi? sering sekali bahkan saya sering duduk dengan dewi, bila dewa dan dewi ini adalah nama jelma. tetapi bila dewa sebagai div, sinar suci dari Hyang Widhi saya belum bisa merasakan bertatap muka langsung, ini menarik bagi saya ketika bli tidak percaya sama dewa dan dewi (terlepas karena penggambaraan dlm beberapa purana yg absurd) seharusnya bli tidak percaya juga dengan hyang widhi dengan tidak percaya kepadanya harusnya Bli juga ngga percaya dgn karma pala yang juga produkNya untuk Rta... ahh itu mungkin sudah terlalu njlimet...

beginni saja deh...saat ini bli hanya menghaturkan sembah kepada leluhur, leluhur yang mana Bli, karena diakhir bli bilang percaya hanya kepada leluhur dan karmapala. kepercayaan terhadap karmapala ini mengakibatkan Bli berkata "so I could Be Dewa or Demon" sangat betul kal;au kita mengacu pada purana karena begitulah dikisahkan disalah satu purana tersebut tentang Indra yang menjadi dewa dan mendapatkan sorganya karena karma ayah ibunya...(ayahnya seorang rsi/manusia dan ibunya manusia) (sayangnya bli udah antimati-matian sama purana, padahal dari 18 purana yg masih ada ngga semuanya nyeleneh kok, tetapi tetaplah diingat purana khan sebuah dongeng, dong ngengin masih)

kembali keatas dikit, leluhur manakah yang bli sembah ketika semua leluhur sudah kembali reinkarnasi menjadi entah manusia, hewan, gumatap gumitip atau bangsa taru? kalau leluhur yang sudah bebas dari proses reinkarnasi dia sudah ngga dialam leluhur lagi tetapi sudah bersatu dengan Tuhan atau Hantu atau Mahendra atau Hyang Widhi

terakhir, bli mengutip bhagawad gita dan bli mempertanyakan krisna dan juga pemakaian kata bhakta, menunjukan bli pernah dekat dengan sampradaya hare krisna ataui masih...

mengenai ketenangan sejati, katanya bisa dicapai saat bli sudah bisa membedakan purusa dan prakerti, realita dan maya, subtansi dan guna/kualitas

kalau mau tidak mempercayai apapun itu bagus, karena seperti kata Asimov (orang ini tidak percaya sama katanya, dia hanya percaya sama bukti yg bisa dibuktikan dan lebih ekstrem kudu dia lihat sendiri)

"Yes", I said. "I believe in evidence. I believe in observation, measurement, and reasoning, confirmed by independent observers. I'll believe anything, no matter how wild and ridiculous, if there is evidence for it. The wilder and more ridiculous something is, however, the firmer and more solid the evidence will have to be."

berarti bli seorang yang sangat ilmiah dan bukan seorang follower/pengikut agama (bukankah dulu saya pernah tawarkan untuk menerima agama dan kitab suci hanya buatan manusia?)

dudik
nb: ketika agama dipertanyakan maka keimanan terhadapnya sudah luntur
----------------------------------------------------------------------------

wirajhana eka <wirajhana@yahoo.com> wrote:

IWDM:
"mengenai purana, saya bilang banyak yang bisa membedakan itu kiasan atau tidak dayananda dan vivekananda salah duanya orang yang bisa membedakan, apakah saya pernah lihat dewa or dewi? sering sekali bahkan saya sering duduk dengan dewi, bila dewa dan dewi ini adalah nama jelma. tetapi bila dewa sebagai div, sinar suci dari Hyang Widhi..seharusnya bli tidak percaya juga dengan hyang widhi dengan tidak percaya kepadanya harusnya Bli juga ngga percaya dgn karma pala yang juga produkNya untuk Rta... ahh itu mungkin sudah terlalu njlimet..."
---
Tahu dari mana anda bahwa "salah duanya" itu bisa membedakan??
anda bisa, saya bisa dan semua orang di milis ini bisa!...kalau hanya ditataran pendapat yang dan dipicu untuk melogikan dan memberikan arti maksud dari cerita "kiasan"...namun jelas itu buah pikiran bukan kebenaran yang mutlak dan berdasarkan kepentingan!

Tahu dari mana yang bersama anda duduk adalah dewi(dewa) nama jelma...sesuatu yang suci..dan buat apa ia hadir untuk melayani..kalau memang ia sudah lepas dari keterikatan duniawi

Hyang Widhi ada? saya dan semua orang bisa menjelaskan fenomena penciptaan kalau ada ini maka begitu dst...tapi pertanyaannya tetap sama...itu bukan hyang widhi tapi logika atas phenomena penciptaan dan...misalkan tiba2 saya di"anugerahi" untuk tahu hyang widhi ada...apakah dengan menyembah dan "mencintai" dia lantas sudah bisa merasa berada pada golongan kaum yang "Ia" sukai dan kita lantas merasa bersih dan menjaga rapat kebersihan itu???

Bukannya menjadi lapang malah menjadi beban karena takut si "Ia" tidak suka dengan apa yang sudah kita lakukan...sehingga mulailah saya hati2 menjalani hidup...wah tidak me"bakti" jeg jelek sajan rasane...seng me trisandya jeq kuang...seng meketis 3 kali kurang sempurna..seng cuci tangan tidak bersih...seng ngaturang pejati...kurang...seng mesemedi...nyanan nge johang...
Jadi apa nikmatnya dengan ketahayulan baru versi kita sendiri atas persepsi kita???
bayangkan itu baru yang kita pikir....belum lagi yang Ia suruh!..(Aneh bukan Tuhan meminta kita melakukan a, b , c dan D)

Karmapala, masalahnya apa tidak percaya...toh logic..yang secara simplenya adalah apa yang ditanam itu yang dipetik..

IWDM:
leluhur manakah yang bli sembah ketika semua leluhur sudah kembali reinkarnasi menjadi entah manusia, hewan, gumatap gumitip atau bangsa taru? kalau leluhur yang sudah bebas dari proses reinkarnasi dia sudah ngga dialam leluhur lagi tetapi sudah bersatu dengan Tuhan atau Hantu atau Mahendra atau Hyang Widhi
----
Leluhur yang mana? kalau Leluhur sudah bebas dari proses tumimbal lahir ia bersatu di alam Tuhan/Mahendra/hyang widhi...

Pertanyaan dan Pernyataan bagus!

......dan pertanyaan itu harusnya bertambah..kalau leluhur sudah tumimbal lahir to be anything...maka siapa yang di Merajan/kawitan/pura/mandir!....
jadi mengapa perlu lagi menyembah leluhur!

Bagian yang paling menyenangkan adalah berharap (Stage Mekanisme Pertahanan Diri untuk ketenangan hati) bahwa masih ada yang masih ada/belum sempat tumimbal lahir atau ditugaskan untuk melinggih tanpa bentuk..

dan sebagai warga pasek..tentunya saya berharap yang melinggih itu adalah leluhur yang saya kenal..

itulah kenapa saya maklumi keterbatasan mereka...karena tujuan saya bukan meminta tapi mengenang keberadaan orang2 yang pernah ada...

sehingga saya mempunyai kesimpulan bahwa "saya ada karena mereka ada..dan kalau mereka tidak ada mungkin saya tidak ada"..

itu adalah statement ketidakpastian bahwa kelahiran saya mungkin ada hubungannya dengan leluhur2 itu dan sekarang thanks to pernyataan anda maka akhirnya saya bisa melangkah maju/mundur di keadaan bahwa "tidak penting mereka ada atau tidak saya akan tetap ada"..dan mereka sepenuhnya tidak melayani saya atau tidak hadir karena/untuk saya..serta tidak ada hubungannya dengan keadaan saya..(saya merasa aneh sekarang ini dengan kata kita melayani mereka...karena apasih yang mereka butuhkan dari calon2 bangkai ini?)

Note:
saya baru tahu arti reinkarnasi adalah istilah kristen yang berarti kembali menjadi darah dan benar itu tidak tepat untuk persepsi agama Jambudwipa dimana lahir kembali tidak harus jadi darah dan daging tapi bisa menjadi tanpa bentuk jadi kelahiran kembali adalah istilah yang pas.

IWDM:
mengenai ketenangan sejati, katanya bisa dicapai saat bli sudah bisa membedakan purusa dan prakerti, realita dan maya, subtansi dan guna/kualitas
----

masa sih...3 pasang itu bisa dibedakan maka ketenangan sejati bisa didapat?
kenapa tidak ambil pusing saja tidak memikirkan itu ada bedanya atau tidak just buang saja semua atau terima dan jangan pernah mempertanyakan apapun...

jadi menurut saya ketenangan sejati dapat diperoleh bukan saja dengan kemampuan membedakan (ini lebih ruwet...belajar dulu untuk mampu membedakan....)

namun justru bisa lebih mudah yaitu buang saja semua itu dan zip! ilang deh...atau terima saja tanpa bertanya..beres sudah!

Kalau agama dan kitab suci adalah buatan manusia, berarti Purana adalah juga ciptaan...jadi kenapa wajib percaya bahwa itu adalah kebenaran dan kenapa harus percaya bahwa itu adalah kiasan...bukan kah lebih logic kalau memandang bahwa rsi rsi itu benar "terbelakang" untuk berpikir bahwa kekaguman terhadap Dewa yang "supertinggi" namun bergelimang nafsu keinginan!

dan saya juga tidak percaya maksud purana itu dibuat untuk memudahkan "transfer" pengetahuan...

menurut saya purana itu tidak beda dengan Sin Tiauw Hiap Lu atau Sin tiauw Enghiong dimana Yo Ko dan Kwee ceng yang menarik kepribadiannya
atau seperti dragon ball dimana song go ku adalah jago di atas jago yang bisa kalah atau menang..
atau Power ranger yang menjadi sakti setelah merapal kan mantram "berubah!"
atau kisah-kisah kancil dan buaya...dimana sikancil kadang apes, curang, cerdik dsb...
...

sekali lagi thanks a lot telah membantu saya menghancurkan ketahayulan tentang leluhur!
--------------------------------------------------------------

From: ida wayan dudik mahendra <idawayan_dm@yahoo.com>

OM Svastyastu,
Bli eka dan semeton yg mengikuti ini saya mohon maaf, bila ternyata apa yg saya tulis telah menjauhkan semeton dari apa yang seharusnya didekati.

Buat Bli eka saya benar-benar kaget, kok bisa yaa ... disisa-sisa kepercayaan yg masih anda yakini terhadap leluhur.. tulisan saya membuat bli malah yakin untuk tidak meyakini leluhur... saya benar-benar mohon maaf...

terakhir, mencoba memahami apa yg kita kenal dengan hindu adalah dengan caranya sendiri, karena bila kita coba melakukan komparasi maka yg ada adalah ketersesatan. Hindu adalah sebuah filsafat yang berkembang, dia tidak mentok, dia membebaskan (atau memang tidak punya aturan baku) untuk melakukan tafsir

kalau beragama gunakanlah logika, wiweka. seperti kata vivekananda, yg tidak masuk akal dan aneh buang saja dan gunakanlah yang masuk akal dan baik (paling tidak bagi kita) cognito ergusum (maaf ngga hafal) kata descartes saya berpikir maka saya ada. ketika saya berpikir tentang tuhan, dewa, leluhur maka tuhan dewa leluhur itu ada (dalam pikiran saya) tetapi ketika saya tidak memikirkannya maka mereka pun tidak lagi eksis..

atau Bli eka bisa ikut si nietzsche dalam the gay sciencenya yang bilang kita telah membunuh Tuhan...bila tuhan telah kita bunuh maka para dewa pun telah hilang juga, asal jangan ikut-ikutan nantinya masuk rumah sakit jiwa.. hehehee

salam buat jiwa-jiwa yg terus gelisah
biarkanlah jiwa-jiwa yang "bodoh" ini larut dalam kebodohannya mencari Tuhan

dudik
---------------------------------------------------------------------

wirajhana eka <wirajhana@yahoo.com> wrote:

IWDM:
Bli eka dan semeton yg mengikuti ini saya mohon maaf, bila ternyata apa yg saya tulis telah menjauhkan semeton dari apa yang seharusnya didekati.
Buat Bli eka saya benar-benar kaget, kok bisa yaa ... disisa-sisa kepercayaan yg masih anda yakini terhadap leluhur.. tulisan saya membuat bli malah yakin untuk tidak meyakini leluhur... saya benar-benar mohon maaf...
----

Kenapa harus mohon maaf atas apa yang anda tuliskan?
saya malah merasa lebih beruntung.....dan merasa lebih tercerahkan serta lapang dari sebelumnya....Saya bersukur..bisa saya lepaskan satu tahayul lagi...

menjauhkan dari yang harus didekati?
lho kenapa malah anda jadi berpikir menjauhkan diri dari tahayul adalah salah?

Justru kalau anda percaya bahwa konsep Tumimbal lahir dan karmapala 100% maka jelas tidak ada yang patut disembah!

Mereka yang telah seda/mati....sudah bertumimbal lahir menurut karmanya! Mungkin saja saat ini almarhum ayah saya lahir kembali menjadi:

  • Ayam...yang kita makan tadi pagi atau
  • Tikus yang kita bunuh tadi sore...atau
  • Wong Gamang yang mengganggu kita tadi malam...
  • Sinar suci yang sedang bersenang2 dialamnya

Jadi apalagi yang patut disembah?
dan mengapa ketahayulan itu benar dan harus didekati?
------------------------------------------------------------

Rabu, 05 Desember 2007

Bangsa Kasihan dan Hidup Kasihan


Bangsa Kasihan

Kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak dipanen, dan meminum anggur yang tidak memerasnya.

Kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.

Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun.

Kasihan bangsa yang tidak pernah mengangkat suara kecuali jika sedang berjalan diatas kuburan, tidak sesumbar kecuali direruntuhan, dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa yang negarawannya serigala, filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru.

Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi.

Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu dan orang kuatnya masih dalam gendongan.

Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa.



'Khalil Gibran
cinta, keindahan kesunyian
yayasan bentang budaya
cetakan ke 7 oktober 1999


Hidup kasihan

Kasihan hidup, ketika saat pertolongan yang dibutuhkan, namun alasan-alasan yang diberikan.

Kasihan hidup ketika cinta dan persahabatan hanya sebatas kata tanpa makna.

Kasihan hidup, ketika raga berada ditengah khalayak namun saat kesesakan menghimpit dada tidak seorangpun yang bersedia.

Kasihan hidup, ketika kedekatan hanyalah eforia meminta dan berhitung namun menolak untuk memberi disaat genting.

Kasihan hidup, ketika berseru atas nama cinta untuk kebersamaan dalam senang, nilai tukar dan makanan namun membisu dan menjauh ketika satu kesetiaan dan kepedulian dibutuhkan

Kasihan hidup, ketika berada digaris depan hanya untuk sekumpulan ular, kalajengking, serigala dan burung pemakan bangkai.

Kasihan hidup, ketika menonton, terbahak, menusuk, mengigit, membuka kulit domba, membuang muka dan menutup hati justru saat berada diujung tanduk.

kasihan hidup, ketika habis manis sepah dibuang bukan eforia idiom namun nyata dalam hidup.


'Kamis, 05 Desember 2007
dikeramaian sunyi kesetiaan kumpulan serigala
[ludah yang kering dalam kisah membunuh angan]


Satu masalah...Bagaimana mengkonversi umat Hindu/Buddha..


Pengantar

Seorang perekrut Kristen/Islam yang mencoba mengkonversikan seorang umat Hindu mendapati dirinya dalam kesia-siaan.
“Masalahnya adalah,” tukas dari si Kristen/Islam yang frustrasi ini, “Anda harus lahir kembali!”.
“Tapi saya sudah lahir kembali!”, desak si Hindu.
“Lagi dan lagi dan lagi....”, sambungnya mempertegas.


Diubah dan ditambah seperlunya dari sumber asli:
Beliefnet.
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/234


Note:
Ada Indikasi bahwa Islam juga mengenal Reinkarnasi

"Kelahiran sekali di dunia ini lebih mengherankan daripada kelahiran dua kali" (VOLTAIRE - 1694-1778)

Sebagai seorang hamba Tuhan, manusia dikaruniai "sesuatu" yang merupakan manifestasi Tuhan. Ada yang menyebutnya "RUH" ( maaf bila salah dalam penulisan), mungkin ada yang menyebut mata bathin, ada yang bilang "kesadaran". ..it's OK.

Nah sebenarnya Tuhan hanya minta kita utk PULANG dengan hati yang muthmainah. Inna Lillahi wa inna ilaihi Rojiun ( bener gak sih). Masalah utamanya tidak semua orang bisa mencapai taraf hati yang mutmainah tsb, krn hijab dari internal maupun eksternalnya. Krn itu RUH memegang peranan penting dalam menuntun langkah kita untuk pulang ( yang menuntun kok bukan kyai/pendeta/ rahib guru ngaji kita knapa??)

Sekarang gimna cara mengenal RUH itu?? apakah hanya membaca kitab atau laku ritual saja?? cukupkah??.. .justru kalo kita sudah dipimpin oleh RUH kita, kita merupakan kitab berjalan, istilah lainnya Ruh merupakan KITAB basah yang selalu menyirami kehidupan BUT bagi mereka yang sudah dipimpinNya.

Utk dapat mengenal RUh kita wajib menengok kedalam diri yang paling dalam " Man Arofa nafsahu faqod arofa Robbahu", barangsiapa yang mengenal "dirinya" maka akan mengenal Tuhannya.

Karena TUHAN maha SUCI maka hanya bisa "disentuh" dengan kesucian itu sendiri, so RUH juga SUCI krn merupakan percikan dari RUH Tuhan itu sendiri, bukan ciptaaan Tuhan.... "...dan Tuhan meniupkan RuhNya kedalam diri Manusia" ( QS 32:9 )

Dalam menggapai dan mengusahakan RUH agar jadi pemimpin hidup kita diperlu kan metode-metode yang terjabarkan secara variatif. Agama Islam adalah salah satu jalannya ( bukan satu-satunya jalan), namun sikap islam, semeleh, berpasrahdiri pada Tuhan menjadi salah satu factor penting dalam mengenal RUH....Maka kenapa Muhammad sebelum diangkat menjadi Rasul, sering ke gua HIRA'.. Berkontemplasi. ..guna bermonolog dengan sang Maha CAHAYA...

Apapun metode yang dilakukan, semua tergantung dari kecerdasan spiritual masing-masing individu/manusia. Semakin cerdas spiritualnya semakin cepat dia mengenal Ruh sendiri. Namun jalan menuju kesana tidak semudah membalikkan tangan, tidak semudah kata terucap, tidak semudah kata tertulis, butuh perjuangan ekstra dan keyakinan tinggi bahwa AKU MENCINTAI TUHAN, AKU RINDU ALLOH, AKU INGIN BERCINTA DENGAN SANG MAHA CAHAYA...

Sayangnya sungguh sayang...kalo "jatah umur" kita hanya 65 - 80 tahun....apa cukup untuk mengenal DIRI SEJATI, SANG SEJATINYA DIRI, BAHKAN GURU SEJATI?? apa minta seratus tahun ya...

Bila sekali hidup di dunia ( 65-80 tahun) dikatakan cukup untuk hanya mengenal dan melapor kepada TUHAN, sungguh beruntung manusia itu...sekedar share aja bahwa kita hidup di Bumi, salah satu planet dalam tata surya kita. Dan ini ada dalam GALAKSI BIMA SAKTI ( MILKY WAY - kata org inggris). Tau gak kita diameternya mencapai 100.000 (ribu) tahun cahaya BOK!! padahal 1 tahun cahaya saja sama dengan 9,46 triliyun kilometer ( hmm subhanalloh) . SO apakah cukup kita butuh sekali hidup di dunia ini dan kemudian mati, nunggu kiamat, dihisab, masuk neraka dan surga...THAT' s IT !!!


Coba perhatikan ayat dari Alquran berikut :

waallaahu khalaqakum tsumma yatawaffaakum waminkum man yuraddu ilaa ardzali al'umuri likay laa ya'lama ba'da 'ilmin syay-an inna allaaha 'aliimun qadiirun

[16:70] Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada kehidupan yang paling lemah, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya/dimilikinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

waallaahu akhrajakum min buthuuni ummahaatikum laa ta'lamuuna syay-an waja'ala lakumu alssam'a waal-abshaara waal-af-idata la'allakum tasykuruuna

[16:78] Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

waman nu'ammirhu nunakkis-hu fii alkhalqi afalaa ya'qiluuna

[36:68] Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan pada kejadiannya. Apakah kalian tidak menggunakan akal (untuk memahami hal itu)?



Diubah dan ditambahkan sepatutnya dari kiriman asli tresno:
lihat versi lengkapnya di:
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/8421



Minggu, 02 Desember 2007

Selingkuh itu aman!


Baru-baru ini saya menemukan suatu Tips yang aman untuk melakukan perselingkuhan tapi tetap bisa masuk surga!

Gimana? Tertarik?…

Selingkuh…

Eeiitttsss!!!!...sudahlah jangan sok suci untuk mengatakan tidak tertarik!! Ngga gampang tao...untuk bisa selingkuh itu!

Begitu banyaknya perempuan seksi di muka bumi ini yang membuat kita sempat-sempatkan diri untuk melirik, atau juga sekedar curi-curi pandang...atau bahkan memaksakan diri untuk melirik.

kemudian tibalah saat dimana anda mujur!..satu atau beberapa wanita seksi itu merespon!!...

wah! dijamin 1000%....anda ngga terlalu yakin punya kemauan/kemampuan untuk menolak!!!

dan kalaupun anda menolak....paling-paling alasannya karena sahabat!

Lho Koq alasan sahabat?....Ya iyaaa lahhhhhhh....!

Untuk kesuksesan perselingkuhan, maka tergantung juga pada para sahabat-sahabat kita yang lain...karena terkadang sahabat kita si "kekayaan" dan si "karir" sedang kumat...bisa saja Dia tiba-tiba atau sudah terbiasa jengkel abis-abisan pada kita..padahal sahabat kita yang satunya lagi yaitu si "waktu luang" justru sedang ramah2nya..

Jadi benarlah bahwa selingkuh itu tidaklah mudah! makanya....jangan suka meremehkan orang-orang yang sedang selingkuh!

Tidak semua orang dikasih atau punya kesempatan atau berada pada hari baik untuk berselingkuh walaupun ia punya kemauan dan waktu..

Jadi perselingkuhan itu merupakan aplikasi ilmu matematika dasar!

Perselingkuhan adalah fungsi penjumlahan usaha dan kesempatan yang dilakukan berkali-kali dengan waktu sebagai faktor pembagi dimana tidak ada pengurangan kemauan untuk melakukannya terlebih lagi saat mendapatkan dukungan penuh para sahabat.

Untuk itu ijinkan saya dengan tulus hati mengucapkan selamat pada yang sedang dan dalam proses menuju perselingkuhan..berbahagialah!!!....Karena siapa tahu Neraka itu hanya dongeng belaka!!!!

Kalau bukan dongeng bagaimana?

Walau Neraka bukan dongeng sekalipun tetap tidak perlu khawatir...cuma masalahnya tips ini hanya berlaku dan manjur apabila anda seorang MUSLIM!

Jadi bagi mereka-mereka yang masih aja ketakutan untuk melakukan perselingkuhan sekarang tidak perlu khawatir lagi...sudah ada kabar baik!


Hadis Bukhari Volume 4, Book 54, Number 445:

Narrated Abu Dhar:
The Prophet said, "Gabriel said to me, 'Whoever amongst your followers die without having worshipped others besides Allah, will enter Paradise (or will not enter the (Hell) Fire)." The Prophet asked. "Even if he has committed illegal sexual intercourse or theft?" He replied, "Even then."


Diriwayatkan Abu Dhar:
Nabi mengatakan, "malaikat jibril mengatakan kepada saya, 'siapapun yang mati tanpa memuja tuhan lain selain allah, akan masuk surga." nabi bertanya, "bahkan jika ia melaksanakan hubungan seksual illegal atau mencuri sekalipun ?" jibril menjawab, "bahkan itu sekalipun."



Hadis Bukhari Volume 9, Book 93, Number 579:

Narrated Abu Dharr:
The Prophet said, Gabriel came to me and gave me the glad tidings that anyone who died without worshipping anything besides Allah, would enter Paradise. I asked (Gabriel), 'Even if he committed theft, and even if he committed illegal sexual intercourse?' He said, '(Yes), even if he committed theft, and even if he Committed illegal sexual intercourse."


Diriwayatkan oleh Abu Dharr :
Nabi berkata, Jibril datang padaku dan memberi aku kabar baik bahwa siapa saja yang mati tanpa menyembah apapun selain Allah akan masuk surga. Aku bertanya (pada Jibril), "Walaupun dia mencuri, walaupun dia berzinah?" Dia menjawab, " (Ya), "Walaupun dia mencuri, dan walaupun dia berzinah."



Gimana? Mantap bukan!…

Peringatan!

Jaga-jaga kalau anjuran yang diatas tidak benar:

Mohon copy hadist sahih diatas, simpan dan hapalkan sampai ngelotok sebelum mati..Apabila benar nanti ada Surga setelah kematian! tentunya akan ditanya-tanya...maka ucapkan saja itu sebagai "pas masuk"

Siapa tahu manjur....

Kalau tidak bagaimana????


...ya itu baru namanya apes!

Sabtu, 24 November 2007

Sekarang Saatnya!..



Kenikmatan dan Kesengsaraan bagaikan kabut morgana..
menggelitik kalbu..
menggoda kewaspadaan..
Bencana dan rejeki hanyalah bentukan lain..
Berserah atau tidak, toh ia akan datang..

Akankah tetap berserah untuk terus terjajah?..
Seperti dalam pusaran beliung..
Seperti mengikuti air mengalir..
Bukankah sekarang saatnya 'tuk melampaui..

Seperti burung laut..
Ya!..,
Terbang, berjalan dan menyelam sesuai kebutuhannya..
Tidak lagi hanya menunggu, melata, berjalan, berenang ataupun terbang saja..
Kini saatnya untuk terlepas..
Ya!..,
Kini saatnya untuk merdeka..

'September 2007
'Ludah yang kering dalam kisah membunuh angan


Jumat, 23 November 2007

Pekerjaan Adalah Tempat Menempa Diri


Melakukan sesuatu yang tidak kita sukai hanya membuat apapun yang kita lakukan menjadi tiga kali lebih berat, yaitu di saat memulai, menjalaninya dan menyelesaikan. Satu-satunya jalan untuk mencapai pembebasan dari jeratan penderitaan ini adalah dengan menemukan cara untuk menikmatinya dan lebur menyatu kedalamnya.

Di Jepang, karena biaya hidup yang tinggi, banyak mahasiswa/i yang mencari tambahan uang dengan bekerja sampingan seusai kuliah. Ada seorang mahasiswi yang bekerja disebuah hotel, bagian cleaning service. Ketika membersihkan kloset di hari pertamanya, dia hampir saja muntah. Tetapi dia terus memaksakan diri untuk bertahan hingga beberapa hari, sampai tiba suatu saat dimana dia sudah tak mampu lagi untuk memaksakan dirinya.

Ketika hendak mengajukan pengunduran dirinya, mahasiswi ini melihat seorang bapak, rekan kerjanya yang berusia lanjut baru saja menyelesaikan pekerjaan membersihkan kloset, dengan tiba-tiba menciduk air dalam kloset itu lalu meminumnya. Melihat kejadian itu si mahasiswi ini terbelalak tanpa dapat mengeluarkan kata-kata. Namun bapak tua sang cleaning service ini malah dengan bangga mengatakan bahwa kloset yang baru saja dibersihkannya bisa dijamin kebersihannya, begitu bersihnya sehingga air yang berada dikloset tersebut layak untuk diminum.

Melalui kejadian tersebut, mahasiswi ini langsung mendapatkan inspirasi yang luar biasa. Mulai saat itu, si mahasiswi ini tidak lagi merasa sangat menderita ketika memasuki toilet, tetapi malah justru menganggap pekerjaan ini sebagai tempat untuk mengangkat dan menempa diri sendiri. Setiap kali selesai membersihkan kloset dia selalu bertanya pada dirinya sendiri,”Apakah saya bisa minum air kloset ini?”

Kita sering mengeluhkan begitu beratnya pekerjaan kita, teman sejawat, atasan dan bawahan, namun jarang memeriksa diri sendiri apakah dalam pekerjaan itu kita mendapatkan peningkatan? Bukankah kita jarang sekali memeriksa sikap dan semangat kita terhadap pekerjaan?

Semangat untuk meningkat dan melampaui dalam pekerjaan adalah pokok dari pencapaian prestasi (keberhasilan). Melampaui taraf yang dicapai itu sendiri sudah merupakan suatu prestasi yang luar biasa. Sedangkan nama dan keuntungan itu sendiri adalah hasil sampingan, tak dapat dibandingkan dengan semangat diri sendiri untuk melampaui diri sendiri.

Akhir kisah, setelah mahasiswi ini lulus kuliah dan tidak lagi bekerja di hotel tersebut, dia lantas terjun kedalam dunia politik, berkat kesungguhan hatinya, akhirnya dia dipercaya menjabat Menteri Pos dan Telekomunikasi Jepang.

"Seperti rasa asin meresapi air di seluruh samudra, para bhikkhu, begitu pula 'pembebasan' meresapi seluruh ajaran-Ku."
(Buddha Gotama)


Di ubah dan ditambah seperlunya dari sumber asli:
(The Epoch Times/lin)
Jesse Jopie Rotinsulu Jr
Pekerjaan Adalah Tempat Melatih Diri / Erabaru News 23 November 2007

Kamis, 22 November 2007

Sudah terjadi Di Jawa: Larangan memakai Jilbab!!


Cerita ini berasal dari seorang teman
dan ini benar-benar sangat menyedihkan namun inilah dunia kita...mungkin dunia ini sudah gila kali ya?!!

Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab. Karena hatinya sudah mantab dan tetap, dia pun pergilah ke toko muslim untuk membeli jilbab.

Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.

Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya. Ketika dia ke luar dari kamarnya, bapak dan ibunya langsung menjerit. Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya.

Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan:

Ayah ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab. Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya, akan tetapi ayah ibunya mengancam akan memutuskan hubungan orang- tua dan anak bila ia berkeras memakainya.

Dia tidak akan diaku anak selamanya bila ia tetap menggunakan jilbab. Anak itu sedih sejadi -jadi nya. Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.

Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya agar ia diperbolehkan memakai jilbab. Apa lacur sang guru pun menolak.

Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad nya dimana ia berguru untuk membujuk orang tuanya agar ia diizinkan memakai jilbab. Hasilnya ? Ustadnyapun menolak untuk memperjuangkannya.

Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu. Dia merasa betul-2 sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab.

Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan jalan terakhir. Dia berkata pada orang tuanya:

"Ayah dan ibu yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab
ini. Kalau tidak diizinkan juga saya akan gantung diri ... !!"

Sejenak suasana menjadi hening. Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang, si ayah berkata dengan lirih:

"Yanto, Yanto ! Nek koe wong wedok, yo sak karepe. Ning kowe iki wong lanang, lha kok nganggo jilbab?...Pancen bocah edannnn!! "

Terjemahan:
"Yanto, Yanto! Kalau kamu anak perempuan terserah kamu. Kamu ini kan anak laki-laki kok pakai jilbab?...Memang kamu ini anak gak waras!!
"

-------------------------

Di ubah sepantasnya dari sumber asli:
From: David Goh
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/8145

Rabu, 21 November 2007

Salah Mengadili Berakibat Bencana!

Menurut Kitab Han, buku sejarah klasik Tiongkok 2200 tahun yang lalu, ada seorang hakim bernama Senior Yu yang sangat terkenal akan keadilan dan kebijaksanaannya.

Pada masa pemerintahan Kaisar Xuan dari Dinasti Han, orang membangun sebuah tugu penghargaan untuk Senior Yu semasa dia masih hidup.

Senior Yu menjabat kepala penjara kota juga merangkap seorang hakim daerah. Dia suka berterus terang dan bertindak adil saat menjalankan tugas. Semua keputusan diserahkan kepada pengadilan, semua pelaporan kasus ditulis oleh Senior Yu setelah diyakininya sebagai penilaian yang paling tepat dan seimbang. Dan sering kali pihak terpidana pun akan setuju kalau hukuman Senior Yu adalah adil.

Pada saat itu, di kota Timur Laut, ada seorang wanita yang baik dan berbakti bernama Zhou Qing. Dia sungguh-sungguh penuh perhatian dalam merawat mertuanya, yang memang sudah menjadi tradisi bangsa Tionghoa pada saat itu.

Ibu mertuanya berkata, "menantuku bekerja sangat keras untuk merawatku! Aku sudah sangat tua. Kenapa aku menyayangi hidupku yang sudah tak lama di dunia ini lagi dan membebani generasi muda?" Wanita tua itu kemudian akhirnya melakukan bunuh diri dengan gantung diri.

Seorang putri tertua dari ibu mertua yang meninggal tersebut mendatangi rumahnya dan menuduh Zhou Qing telah membunuh ibunya. Dia mengajukan tuntutannya pada Kantor Gubernur Kota. Dan pemerintah kemudian menangkap menantu yang hati baik itu dan menyiksanya. Dia dipaksa mengakui kejahatan yang telah dilakukannya.

Setelah mendengar kasus tersebut, Senior Yu menasehati gubenur, "Wanita ini telah merawat ibu mertuanya selama lebih dari 10 tahun dan kesetiaannya telah dikenal di daerah ini. Saya tidak percaya dia telah membunuh ibu mertuanya." Namun Gubernur menolak nasehat Senior Yu, dan memaksa untuk menghukum mati Zhou Qing. Setelah berbagai usaha untuk merubah pikiran Gubernur tersebut, Senior Yu menjadi patah semangatnya.

Menurut kepercayaan Tiongkok, ketika orang tak bersalah dibunuh, bencana akan melanda kota tempat tinggal korban. Setelah Zhou Qing dihukum mati, kota Timur Laut dilanda kekeringan selama 3 tahun berkelanjutan. Gubernur dinyatakan bersalah dan dicopot dari kedudukannya.

Ketika Gubernur baru mulai bertugas, dia bertanya kepada Senior Yu, "Bagaimana bisa, hujan tidak turun selama 3 tahun?" Senior Yu menjawab, "Anak mertua yang setia tidak seharusnya mati. Dia telah salah dihukum mati oleh mantan Gubernur. Kekacauan dan bencana terjadi karena salah membunuh orang."

Gubernur baru segera pergi ke makam Zhou Qing untuk menghormatinya secara langsung. Gubernur baru mendirikan patung kehormatan atas integritas semasa hidup Zhou Qing. Hujan segera turun dan memperoleh panen besar tahun itu.


Sumber:
(The Epoch Times/vin)

Jesse Jopie Rotinsulu Jr
Erabaru News www.erabaru.or.id | Jumat 16 November 2007


Kamis, 15 November 2007

Mullah Nasruddin (Nasruddin Hoja)


Aku rasa engkau Benar!

Nasrudin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Nasrudin berkomentar:

"Aku rasa engkau benar."

Petugas majelis membujuk Nasrudin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Nasrudin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Nasrudin kembali berkomentar:

"Aku rasa engkau benar."

Petugas mengingatkan Nasrudin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah ! Nasrudin menatapnya lesu, dan kemudian berkomentar:

"Aku rasa engkau benar."


Tampang itu perlu

Nasrudin hampir selalu miskin. Ia tidak mengeluh, tapi suatu hari istrinyalah yang mengeluh.

"Tapi aku mengabdi kepada Allah saja," kata Nasrudin.

"Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah," kata istrinya.

Nasrudin langsung ke pekarangan, bersujud, dan berteriak keras-keras, "Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!"

berulang-ulang. Tetangganya ingin mempermainkan Nasrudin. Ia melemparkan seratus keping perak ke kepala Nasrudin. Tapi ia terkejut waktu Nasrudin membawa lari uang itu ke dalam rumah dengan gembira, sambil berteriak

"Hai, aku ternyata memang wali Allah. Ini upahku dari Allah."

Sang tetangga menyerbu rumah Nasrudin, meminta kembali uang yang baru dilemparkannya. Nasrudin menjawab

"Aku memohon kepada Allah, dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah."

Tetangganya marah. Ia mengajak Nasrudin menghadap hakim. Nasrudin berkelit, "Aku tidak pantas ke pengadilan dalam keadaan begini. Aku tidak punya kuda dan pakaian bagus. Pasti hakim berprasangka buruk pada orang miskin."

Sang tetangga meminjamkan jubah dan kuda.Tidak lama kemudian, mereka menghadap hakim. Tetangga Nasrudin segera mengadukan halnya pada hakim.

"Bagaimana pembelaanmu?" tanya hakim pada Nasrudin.

"Tetangga saya ini gila, Tuan," kata Nasrudin.

"Apa buktinya?" tanya hakim.

"Tuan Hakim bisa memeriksanya langsung. Ia pikir segala yang ada di dunia ini miliknya. Coba tanyakan misalnya tentang jubah saya dan kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya. Apalagi pula uang saya."

Dengan kaget, sang tetangga berteriak, "Tetapi itu semua memang milikku!"

Bagi sang hakim, bukti-bukti sudah cukup. Perkara putus.


Teori Kebutuhan

Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu sisi saja. Hakim memulai,

"Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, ...

"Nasrudin menukas, "Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan."

Hakim mencoba bertaktik, "Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda memiliki pilihan: kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?"

Nasrudin menjawab seketika, "Tentu, saya memilih kekayaan."

Hakim membalas sinis, "Memalukan. Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Anda memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?"

Nasrudin balik bertanya, "Kalau pilihan Anda sendiri?"

Hakim menjawab tegas, "Tentu, saya memilih kebijaksanaan."

Dan Nasrudin menutup, "Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya."


Saya Tidak Tahu

Keledai Nasrudin jatuh sakit. Maka ia meminjam seekor kuda kepada tetangganya. Kuda itu besar dan kuat serta kencang larinya. Begitu Nasrudin menaikinya, ia langsung melesat secepat kilat, sementara Nasrudin berpegangan di atasnya,…ketakutan.

Nasrudin mencoba membelokkan arah kuda. Tapi sia-sia. Kuda itu lari lebih kencang lagi.Beberapa teman Nasrudin sedang bekerja di ladang ketika melihat Nasrudin melaju kencang di atas kuda. Mengira sedang ada sesuatu yang penting, mereka berteriak,

"Ada apa Nasrudin ? Ke mana engkau ? Mengapa terburu-buru ?"

Nasrudin balas berteriak, "Saya tidak tahu ! Binatang ini tidak mengatakannya kepadaku !"


Jatuhnya Jubah

Nasrudin pulang malam bersama teman-temannya. Di pintu rumah mereka berpisah. Di dalam rumah, istri Nasrudin sudah menanti dengan marah.

"Aku telah bersusah payah memasak untukmu sore tadi !" katanya sambil menjewer Nasrudin.

Karena kuatnya, Nasrudin terpelanting dan jatuh menabrak peti.Mendengar suara gaduh, teman-teman Nasrudin yang belum terlalu jauh kembali, dan bertanya dari balik pintu,

"Ada apa Nasrudin, malam-malam begini ribut sekali?"

"Jubahku jatuh dan menabrak peti," jawab Nasrudin.

"Jubah jatuh saja ribut sekali ?"

"Tentu saja," sesal Nasrudin, "Karena aku masih berada di dalamnya."


Mantel

Mullah Nasruddin mendengar bahwa ada suatu pesta makan digelar di dekat kota, dan setiap orang diundang. Dia pun buru-buru datang ke sana secepat dia bisa. Ketika penyelenggara melihat Nasruddin bermantel compang-camping, dia menempatkannya duduk di sudut yang sangat tidak menarik perhatian orang-orang, jauh dari meja besar di mana orang-orang kaya sedang menunggu waktu mulai menyantap berbagai makanan yang tersaji.


Satu jam telah berlalu, tetap tidak ada orang datang melayani Mullah. Penerima tamu sibuk melayani orang-orang penting. Mullah pun bangkit dan pulang. Dia berdandan memakai pakaian kebesarannya, dan dengan mengenakan serban yang bagus dia kembali ke pesta.

Segera setelah para tentara Emir melihat Nasruddin yang agung datang, mereka mulai memukul genderang dan meniup trompet. Mullah disambut dengan semua jenis bunyi-bunyian yang merdu. Mereka mempersilakan Nasruddin duduk dekat Emir. Segera hidangan makanan enak pun disodorkan kepadanya. Cepat-cepat Nasruddin mulai menggenggam makanan itu dan diselipkan ke dalam serban serta mantelnya.


Melihat ulah Mullah yang penuh teka-teki itu, Emir terpaksa berkata, "Kebiasaan makan Anda baru bagiku."

Sambil tersenyum Mullah menjelaskan, "Sama sekali tidak baru. Sebenarnya pakaian saya yang membawa saya ke sini, dan yakin mantel serta serban saya ini patut memperoleh makanan, bukan saya!"


Serban Dan Kepandaian

Ada orang membawa surat kepada Mullah. "Mullah dapatkah Anda membacakan surat ini?"


Mullah memeriksa surat tersebut dan menemukan bahwa surat itu berbahasa Parsi. Dia tidak bisa membacanya dan surat itu dia berikan kembali kepada orangnya serta berkata: "Bawa surat ini kepada orang lain saja, aku tidak bisa membacanya."

"Mustahil! Anda memakai serban seperti orang terpelajar tetapi tidak bisa membaca surat..."

Mullah membuka serbannya dan meletakkannya di depan orang itu dan berkata: "Baiklah! Jika memang karena kepandaian serban ini, letakkanlah di sini surat itu dan bacalah sendiri!"


Menangisi Raja

Suatu hari raja jelek, yang buta sebelah dan pincang, yang berteman dengan Mullah, ingin memangkas rambutnya. Tukang cukur pun datang, memangku rambutnya dan seperti biasanya memberinya cermin untuk bisa melihat bagaimana tukang cukur itu merapikan rambutnya yang kusut.

Ketika menengok ke dalam cermin, raja melihat kejelekannya dan mulai menangis. Mullah tidak bisa menahan ibanya, dia pun mulai menangis. Mereka berdua sama-sama menangis agak lama. Orang-orang terdekat di situ mulai menghibur keduanya tanpa mengetahui sedikit pun alasan mereka menangis.


Maka orang jelek itu berhenti menangis, tetapi Mullah tidak. Tidak ada seorang pun yang bisa menolongnya. Orang jelek yang pertama menangis sangat heran melihat air mata Mullah terus menerus keluar. Dia berkata:

"Dengar Mullah! Aku perhatikan ke dalam cermin, dan melihat betapa jeleknya aku, aku menjadi sedih, sebab aku tidak hanya seorang raja, melainkan juga kaya akan wanita. Aku jelek, dan hanya inilah alasan aku menangis. Tapi ... jelaskan kepadaku bagaimana tentang kamu? Kenapa kamu terus-menerus menangis?"


Sambil menengok raja, Mullah Nasruddin menjawab, "Anda melihat ke dalam cermin hanya satu kali, melihat diri Anda dan menangis tidak tertahankan. Namun, apa yang kami bisa lakukan sebagai orang-orang yang harus melihat muka Anda sepanjang hari dan malam? Jika saya tidak menangis, lalu siapa lagi? Inilah alasan saya menangis!"


Menikahi Wanita Ideal

Seorang teman bercerita kepada Mullah, "Wanita yang akan saya nikahi kaya, cantik, gadis, berkelakuan baik, dan pandai."

Mullah menjawab, "Aku takut Anda tidak akan memperoleh semua kualitas tersebut pada satu istri, kecuali kalau Anda akan menikahi lima wanita!"


Surat Ke Baghdad

Pada suatu hari seseorang menyuruh Mullah Nasruddin Effendi menulis surat untuknya,

"Ke mana surat itu akan ditujukan?" tanya Mullah Effendi.

"Ke Baghdad," kata orang itu.

"Aku tidak bisa pergi ke Baghdad," Mullah menjelaskannya.

"Tetapi Anda tidak harus pergi ke sana," jawabnya.

Kemudian Mullah Nasruddin menerangkan, "Tidak ada seorang pun yang bisa membawa apa yang saya tulis. Jadi, saya harus pergi ke sana dan membacanya."


Si Bakhlil Dan Pot Yang Beranak

Suatu hari Mullah Nasruddin Effendi meminjam sebuah ceret dari orang kaya dan mengembalikannya jauh sebelum tanggal yang dijanjikan. Sudah tentu, Mullah membayarnya.

"Terima kasih tuan, dan selamat!" kata Mullah kepada orang kaya itu.

"Kenapa Anda mengucapkan selamat kepadaku?" tanya orang kaya itu.

Mullah Nasruddin memindahkan pot kecil serupa ceret dari sakunya ke dalam ceret yang besar dan menyodorkannya kepada orang kaya itu, "Ceret besar Anda telah melahirkan bayi pot yang indah ini?"

"Rupanya dia gila, tetapi apakah aku harus menolak pot kecil ini," pikir orang kaya itu. "Oh! Lihat bagaimana bayi kecil ini mirip ibunya," seru orang kaya sambil mengambil pot kecil itu dengan hati-hati dan menyimpannya di dalam rumahnya

Dua hari kemudian Mullah Nasruddin datang lagi meminjam ceret besar itu. Waktu itu Mullah tidak harus menunggu lama, dia menerima ceret besar itu secepat pembayarannya kepada orang kaya itu.

Hari berikutnya Mullah tergesa-gesa masuk rumah orang kaya itu dengan muka cemberut dan berkata, "Tuan, sungguh berita jelek!"

"Apa ada famili Anda yang meninggal?" tanya orang kaya.

"Pot Anda mati, Tuan!" tambah Mullah.

"Apa? Tidak mungkin! Bagaimana pot dapat mati?" teriak orang kaya.

"Memang sungguh aneh, Tuan! Apabila pot itu bisa hamil dan melahirkan pot kecil, namun kenapa Anda tidak menerimanya bahwa dia bisa juga mati?," tegas Mullah.


Diliang Lahat

PADA suatu malam, Nasruddin sedang jalan-jalan di sepanjang tempat yang sepi. Ketika dihadang oleh sepasukan kuda yang mendekatinya dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba imajinasinya mulai bekerja. Dia melihat dirinya terluka atau terampas atau terbunuh. Ditakuti pemikiran demikian dia meloncat, menaiki sebuah dinding, buru-buru masuk kuburan dan berbaring di dalam liang lahat yang terbuka. Ia bersembunyi.

Teka-teki pada perilaku Mullah yang sial itu, membuat para penunggang kuda dan pelancong mengikutinya. Mereka menemukan dia berbaring, tegang, dan menggigil.

"Apa yang terjadi? Sedang apa Anda di dalam liang kubur itu? Kami lihat Anda lari terbirit-birit. Bolehkah kami menolong Anda? Kenapa Anda berada di dalam tempat ini?"

"Karena kalian banyak mengajukan pertanyaan yang tidak perlu, maka di sana ada sebuah jawaban yang jujur," kata Nasruddin, yang kini bebas dari apa yang telah terjadi. "Semuanya tergantung pada sudut pandang kalian. Jika kalian ingin tahu sebabnya, sudah tentu aku di sini, sebab Anda ada di sini karena aku!"


Petimati Datang

Pada suatu hari, seorang penduduk Akshehir meninggal. Istrinya menangis, "Oh, suamiku, ke manakah engkau akan pergi? Di sana gelap, tidak ada makanan, tidak ada apa-apa!"

Ketika Mullah Nasruddin mendengarnya, dia lari pulang dan berkata kepada istrinya, "Istriku! Buka pintu, petimati datang ke rumah kita."


Mengukur Panjang Dunia

Seorang teman Mullah bertanya padanya: "Mulla, berapa meterkah panjang dunia ini?"

Pada saat yang sama orang-orang mengusung petimati berisi jenazah ke kuburan.

Mullah menunjuk petimati itu dan berkata, "Tanya dia! Lihat, dia telah mengukurnya, menghitung, dan sekarang dia pergi!"


Terbawa Arus Publik

Mullah Nasruddin bersama putranya melakukan suatu perjalanan. Mullah lebih suka menyuruh anaknya menunggang keledai dan dia berjalan kaki. Di tengah perjalanan mereka mendengar beberapa orang berkata: "Lihat anak yang bahagia itu! Itulah pemuda masa kini. Mereka tidak hormat kepada para orang tua. Dia menunggang keledai, sementara ayahnya menderita jalan kaki."

Ketika mereka berpapasan dengan orang-orang itu, anak Mullah merasa malu sekali dan bersikeras ingin jalan kaki sedangkan ayahnya diminta naik keledai. Maka Hodja pun naik keledai dan anaknya berjalan di sampingnya. Tidak lama kemudian mereka sampai pada beberapa orang lainnya yang mengatakan:

"Lihatlah itu! Kasihan anak itu harus jalan kaki sementara bapaknya naik keledai."

Setelah berpapasan dengan orang-orang itu, Hodja berkata pada anaknya:

"Anakku! Yang paling baik kita lakukan adalah kita jalan kaki sama-sama. Dengan demikian tidak akan ada seorang pun yang bisa mengeluhkan kita."

Maka mereka pun meneruskan perjalanannya dengan jalan kaki. Di jalan yang menurun mereka bertemu dengan beberapa orang yang menertawakannya.

"Lihatlah mereka yang tolol itu. Keduanya berjalan kaki di bawah terik matahari dan tiada seorang pun dari mereka yang menunggang keledai!"

Hodja berkata kembali kepada anaknya: "Itulah, baru kelihatan betapa susahnya lari dari pendapat orang-orang." [dari parodi sufi]


Mengukur Panjang Dunia

Suatu malam seorang pencuri memasuki rumah Nasrudin. Kabetulan Nasrudin sedang melihatnya. Karena ia sedang sendirian aja, Nasrudin cepat-cepat bersembunyi di dalam peti. Sementara itu pencuri memulai aksi menggerayangi rumah. Sekian lama kemudian, pencuri belum menemukan sesuatu yang berharga. Akhirnya ia membuka peti besar, dan memergoki Nasrudin yang bersembunyi.

"Aha!" kata si pencuri, "Apa yang sedang kau lakukan di sini, ha?"

"Aku malu, karena aku tidak memiliki apa-apa yang bisa kau ambil. Itulah sebabnya aku bersembunyi di sini."

--------------------------------------
Sumber:
BeCeKa:message 7872
melasayang.4t.com: HumorSufi
republika.co.id: 135324
republika.co.id: 142526
metrobalikpapan.co.id: 36405