Senin, 29 Desember 2008

Buddha ada di Neraka? Yesus di Nubuatkan di Kitab Buddhis?


Pengantar

"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" ~ Roma 3:7

Website bebaptized.org (William Singleton) menuliskan klaim:
    "..di ranjang kematiannya, Buddha mengajarkan bahwa akan ada Mesias masa depan, "Tuhan Yang Maha Pengasih", yang akan dapat membebaskan manusia dari dosa-dosa mereka. Buddha berkata, "... Dia adalah Tuhan yang penuh belas kasihan, namanya akan disebut Raja segala Raja, Tuhan para Raja. Dia semua tahu, semua bijaksana. Dia tahu semua yang ada dalam hati manusia. Dia adalah Tuhan dari semua malaikat dan semua manusia. Tidak ada yang lebih besar dari pada Dia." (Sutrapridot 3: 107)"
Kemudian berlanjut dengan klaim nubuatan Buddha tentang Yesus yang juga muncul di sebuah buku berjudul “Holy Life”, karangan Andrew Rankin (diedit oleh Steve Hyde) bahwa di Kitab Buddha terdapat ucapan Buddha tentang ciri-ciri orang suci yang akan datang di masa depan yaitu Yesus Kristus.[↓]

Klaim lainnya, tentu saja berasal dari kalangan Nasrani, lagi, bahwa seorang bernama Athet Pyan Shinthaw Paulu setelah menjadi Biksu bergelar U Nata Pannita Ashinthuriya, menderita sakit parah, meninggal 3 hari, mengaku bertemu Yama sang raja Neraka yang memperlihatkan bahwa sang Buddha ada di neraka, kemudian Ia diperlihatkan tentang surga dan melihat Peter ada di Surga, karena itu, kemudian Ia pindah menjadi Nasrani.[↓]

Menarik, bukan?


Sebelum beriman pada Yesus, sebelum membaca klaim-klaim tersebut, mari tengok sejenak beberapa sample klaim nubuatan tentang Yesus yang ternyata bermasalah dengan kitab serumpunnya:

Pertentangan Matius VS Lukas tentang kelahiran Yesus dan masalah nubuat kelahirannya dengan Perjanjian Lama:
  1. Matius: Lalu Yesus lahir (de Iesous gennao) di Betlehem Yudea (en bethleem Ioudaia), pada zaman raja Herodes (en hemera basileus herodes), datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem. dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur.. dan kami datang untuk menyembah Dia. Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem [Mat 2.1-3]. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan, di mana Christos akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem Yudea (en Bethleem Ioudaia), karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau (kai su) Betlehem (bethleem) tanah (ge) Yehuda (Iouda), engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel". [Mat 2.4-6]... Malaikat datang dalam mimpi Yusuf agar Ia dan keluarga segera ke Mesir menghindar dari raja Herodes yang akan membunuhi para bayi yang berusia di bawah 2 tahun [Mat 2.13-18]. Supaya genap firman tuhan: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku". Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan orang-orang Majus itu, ia sangat marah dan menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi". [Mat 2.15-18]. Setelah Herodes wafat, Malaikat datang lagi dalam mimpi Yusuf menyuruh Ia dan keluarganya berangkat ke tanah Israel, karena yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati. Lalu Yusuf bangun, mengambil Anak itu serta ibu-Nya pergi ke tanah Israel. Herodes digantikan Arkhelaus menjadi raja Yudea, Ia takut kesana, karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Ia ke Galilea [Mat 2.19-22], tinggal di kota bernama Nazaret (eis polis lego Nazareth) supaya genaplah firman yang disampaikan para Nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret [Mat 2.23. Atau “yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret” di Yoh 1.45]

  2. Lukas: Pada waktu itu Kaisar Agustus (de hemera ekeinos kaisar augoustos) mengeluarkan (exerchomai) perintah (dogma) mendaftar (apograho) bagi semua orang (pas) dalam kerajaan (oikoumenên). [2.1] Ini/hal ini (houtus) pendaftaran (apegraphe) pertama (protos) terjadi (ginomai) Kirenius (kurenious) wali negeri (hegemoneuo) Suriah (Siria) [Luk 2.1-2] Maka pergilah semua mendaftarkan, di kotanya sendiri. Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem.. supaya didaftarkan bersama Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. [Luk 2.3-5]. Terjadi (ginomai) di situ/tempat/peti itu (en ekei) genap (pletho) waktu (hemera) lahir (tikto) [Luk 2.6] dan lahir (kai tiktos) turunannya yang pertama (huios autos protokos) dan dibungkusnya (kai sparganoo autos) dan dibaringkannya (kai anaklino autos) di tempat makan ternak (kai phatne. Phatne berasal dari kata Pateomai = makan) karena tidak ada tempat (dioti ou topos) di persinggahan (en kataluma) [Luk 2.7]. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. [Luk 2.8]..sebagai tanda, mereka akan: dapati (heurisko) bayi (brephos) terbungkus (sparganoo) dan terbaring (kai keimai) di tempat makan ternak (en phatne). [Luk 2.12]...gembala-gembala itu berkata salah seorangnya mengajak ke Betlehem (Bet = tempat/rumah + lechem = makanan hewan/manusia) untuk melihat apa yang terjadi di sana, mereka berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan bayi yang terbungkus dan terbaring DI TEMPAT MAKAN TERNAK [Luk 2.15-16] ... Ketika genap 8 hari disunatkan, diberi nama Yesus [Luk 2.21] ... Ketika genap waktu pentahiran (Katharismos/Katharizo, yaitu 40 hari), menurut hukum Taurat Musa, mereka membawanya ke Yerusalem..seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", mempersembahkan korban, yaitu sepasang burung tekukur atau 2 ekor anak burung merpati [Luk 2.22-24] ... Dan setelah selesai semua (kai hos teleo pas) sesuai hukum Tuham (kata nomos kurios), kembali ke kotanya Nazaret Galilea (epistrepho eis polis heautou Nazareth Galilea) [Luk 2.39]....Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur 12 tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu [Luk 2.41-42)
Kita mulai dari "Nazaret sebagai nama KOTA (Polis Nazareth, juga Lukas 1.26; 2.4,39) dan tentang "supaya genaplah firman yang disampaikan para Nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret [Mat 2.23. Atau “yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret” di Yoh 1.45]:
  1. Di seluruh PL sendiri, TIDAK SATUPUN ADA tulisan/perkataan Musa atau para nabi dan imam manapun yang berkata bahwa orang tertentu akan disebut Orang Nazaret atau "Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.
  2. Di seluruh PL sendiri, TIDAK SATUPUN ADA kata “NAZARET” yang terkait dengan nama tempat atau desa atau kota, bahkan, dari list daerah untuk kaum Zebulon yang tinggal di Galilea (yaitu: 12 kota dan 6 desa. Ref. Yosua 19.10-16) TIDAK SATUPUN adalah Nazaret
  3. Dari 63 kota di Galilea yang disebutkan dalam Talmud, TIDAK SATUPUN adalah Nazaret. Juga, dari 45 kota di Galilea yang dituliskan oleh Flavius Josephus (37 M-101 M) TIDAK SATUPUN adalah Nazaret
  4. Bahkan TIDAK ADA SATUPUN BUKTI arkeologi yang bisa disimpulkan bahwa pernah ada kota Nazaret pada jaman kehidupan Yesus
  5. TIDAK ADA SATUPUN PETA sebelum abad ke-4 yang memuat nama Nazareth sebagi kota (atau bahkan DESA atau wilayah kecil) [Lebih detailnya lihat: BLOG INI atau BLOG INI atau BLOG INI]
Di PL, ada kata “nazarith” (Hakim 13.5,7; 16.17; Bil 6.2,13,18-21), namun kata ini TIDAK MERUJUK nama tempat atau kaum, namun tentang orang yang bernazar rambut yang tidak dicukur untuk melayani tuhan dan satu-satunya Orang Nazarith Allah, juru selamat kaum Israel yang disebutkan PL adalah Samson, berambut panjang, keturunan Dan yang tinggal di Zora (Filistin) [Hak 13.1 – 16.31]
    "Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang NAZIR Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin." [Hakim 13.5]
Karena Nazareth sampai awal 1 Masehi sebagai kota dulunya MEMANG TIDAK ADA, maka bagaimana mungkin Musa dalam Taurat dan juga para nabi ada menyebutkan bahwa Yesus “akan disebut orang/dari Nazaret”?

Tentang "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi" [Yer 31.15] bukanlah tentang kedatangan Yesus tapi tentang Israel di pembuangan Babel yang juga telah terpenuhi dengan ayat berikutnya
    ..Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran,...mereka akan kembali dari negeri musuh. Masih ada harapan untuk hari depanmu...anak-anak akan kembali ke daerah mereka [Yer 31.16-17]
Tentang "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku" (Hosea 11.1) bukanlah tentang kedatangan Yesus, tapi tentang bangsa Israel di masa akhir sebelum takluk ditangan bangsa Asyur
    Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu....Mereka harus kembali ke tanah Mesir, dan Asyur akan menjadi raja mereka, [Hosea 11.1 dan 5]
Ini adalah KEJADIAN LAMPAU yang bahkan telah terpenuhi.

Yesus-nya Matius lahir jaman Herodes Yang Agung masih hidup. Matius membuat plot alasan "HIJRAH" ke Mesir karena Herodes Yang Agung "takut" bahwa bayi seorang tukang kayu Nazaret yang tidak dikenal ini akan menggantikannya, sehingga Ia merasa perlu membunuhnya dan membantai para bayi. Plot ini basi, hanya copy paste dari dongeng kelahiran Musa dan Firaun, lagi pula usia Herodes saat itu telah tua (lahir tahun 72 SM) telah berputera 3 orang yang lahir di atas tahun 20 SM dan telah diberi wasiat warisan yang masing-masing mendapatkatkan wilayah.

Yesus-nya Lukas lahir SETELAH Arkhelaus (anaknya Herodes yang Agung) dicopot sebagai Raja wilayah dan digantikan Kirenius, yaitu sekitar 10 tahun-an PASCA wafatnya Herodes Yang Agung.
    Josephus (lahir 37 M): Pasca Herodes Yang Agung wafat (yaitu tahun 4 SM), sesuai wasiatnya, Kaisar Agustus membagikan wilayahnya kepada 3 anak Herodes, diantaranya Arkhelaus mendapatkan Edom, Yudea dan Samaria plus beberapa kota (Menara Strato, Sebaste, Joppa dan Jerusalem), Antipas mendapatkan Galilea dan Perea (Antiquities, 17.11.4-5). Di Tahun ke-10, Arkhelaus, dicopot dari jabatanya dan dibuang ke Vienna. Daerahnya digabungkan ke provinsi Suriah. Kirenius dan Koponius dikirim ke Suriah untuk menjadi hakim bagi mereka. Kirenius, untuk urusan penghitungan harta, menjual rumah Arkhelaus dan melucuti keuangan Arkhelaus. Koponius, ditugaskan untuk membawahi para Yahudi. Untuk urusan yang sama, Kirenius dan Koponius juga ke Judea, yang sekarang menjadi bagian Provinsi Suriah. (Antiquities 17.13 dan 18.1).
Bahwa Matius mengklaim Yesus-nya bersama keluarga menyingkir ke Mesir gara-gara Herodes Yang Agung, LUKAS JELAS TIDAK SEPAKAT, disamping karena Yesus-nya Lukas lahir 10 tahunan pasca wafatnya Herodes yang Agung, Yesus-nya Lukas pun ada di Yerusalem saat berusia 40 hari untuk upacara pentahiran (Katharismos/Katharizo) sebagai anak sulung dan usai upacara, mereka kembali ke Galilea. Mereka tiap tahun ke Yerusalem untuk acara Paskah, bahkan di 12 tahun usia Yesus-nya Lukas, juga ke Yerusalem untuk acara Paskah (Lukas 2.21-42).

Lukas membuat plot alasan "HIJRAH" dari Galilea ke Yudea karena pendaftaran jaman Kirenius, Plot ini absurd karena tugas Kirenius ada kaitannya dengan pemasalahan Arhelaus dan HANYA menjangkau Yudea yang menjadi ex wilayahnya Arkhelaus bahkan TIDAK SAMPAI GALILEA yang menjadi wilayahnya Antipas, juga tugasnya pun PENDAFTARAN PROPERTI di wilayah YUDEA yang BUKAN PER KEPALA juga BUKAN SENSUS PENDUDUK, Sedangkan saat itu, Yusuf si tukang kayu ini miskin, jangankan properti di Yudea (disebutkan usai upacara pulang lagi), bahkan untuk persembahan korban untuk Tuhannya saja disaat pentahiran anak sulung, kemampuannya adalah kemampuan yang diperuntukan bagi orang miskin, yaitu sepasang tekukur atau anak burung merpati (Imanat 12, Luk 2.22-24) sehingga TIDAK ADA PERLUNYA Yusuf si tukang kayu miskin ini sampai membawa Maria yang sedang hamil tua pergi dari Galilea ke Yudea untuk urusan pendaftaran.

Akibat perbedaan narasi dari 2 buku "suci" ini, beda pulalah waktu kelahiran Yesus. Karena Herodes yang agung wafat 4 SM dan sebelum wafat, memerintahkan bayi 2 tahun ke bawah harus dibunuh, maka Yesus-nya Matius lahir di kisaran tahun 6 SM. Herodes wafat digantikan Arkhelaus dan setelah 10 tahun, Arkhelaus dicopot digantikan Kirenius yang terjadi di tahun 6 M, kemudian Yesus-nya Lukas lahir, maka Yesus-nya Lukas lahir di tahun 6 M, Sehingga terjadi selisih 12 tahun beda kelahiran antara Yesus-nya Matius VS Yesus-nya Lukas.

Yesus-nya Matius lahir di Yudea ("Yesus lahir di Betlehem Yudea..Yerusalem" [Mat 2.1], di usia sekitar 2 tahun, tinggal di Nazareth, Galilea [Mat 2.19-23]), namun di manakah Yesus-nya Lukas, lahir?
    Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem.. supaya didaftarkan bersama Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. [Luk 2.3-5]. Terjadi (ginomai) di situ/tempat/peti itu (en ekei) genap (pletho) waktu (hemera) lahir (tikto) [Luk 2.6] dan lahir (kai tiktos) turunannya yang pertama (huios autos protokos) dan dibungkusnya (kai sparganoo autos) dan dibaringkannya (kai anaklino autos) di tempat makan ternak (kai phatne. Phatne berasal dari kata Pateomai = makan) karena tidak ada tempat (dioti ou topos) di persinggahan (en kataluma) [Luk 2.7]. Di daerah itu ada para gembala yang hidupnya di padang terbuka dan berjaga mengawal ternaknya di malam hari. [Luk 2.8]..sebagai tanda, mereka akan: dapati (heurisko) bayi (brephos) terbungkus (sparganoo) dan terbaring (kai keimai) di tempat makan ternak (en phatne). [Luk 2.12]...salah seorang dari para gembala berkata mengajak ke Betlehem (Bet = tempat/rumah + lechem = makanan hewan/manusia) untuk melihat apa yang terjadi di sana, mereka berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan bayi yang terbungkus dan terbaring DI TEMPAT MAKAN TERNAK [Luk 2.15-16]
VERSI Matius (setelah lahir) dari Yudea ke Mesir (sekitar 643 km lebih), namun VERSI Lukas (sebelum lahir) Nazaret - Yerusalem - Betlehem, menuju Selatan sekitar 175 km melewati wilayah Samaria untuk sampai ke wilayah Yudea. Yerusalem berada di wilayah Yudea. Namun, sekelompok orang YANG TAHU lokasi Yesus lahir bersaksi bahwa Ia lahir di kota asalnya, di GALILEA:
    Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya sendiri (patris autos) [Mark 6.1, yaitu di Nazareth, Galilea] Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri (patris autos) [Mark 6.4]

    Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias TIDAK DATANG dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan (sperma) Daud dan dari kampung (kome) Betlehem tempat Daud dahulu [Yohanes 7.41-42. Menariknya, Matius 2.19-23, menyebutkan Yesus bayi dari Mesir ke tanah Israel, Galilea]
Khalayak menyatakan tempat lahir Yesus-nya Lukas BAHKAN BELUM KELUAR dari wilayah GALILEA, dan "di betlehem" dimaksudkan BUKANLAH kota di dekat Yerusalem (Yudea) tapi "di tempat makan ternak" (bet lechem), yaitu area sekitar tempat para gembala menjaga ternak mereka di PADANG di wilayah Galilea.

Tentang "..demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau (kai su) Betlehem (bethleem) tanah (ge) Yehuda (Iouda), engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.." [Mat 2.5-6].

Matius mengganti kata-kata nabi, karena yang SEHARUSNYA tertulis di kitab Mikha adalah: (1) kata "klan/suku" (eleph) yang diubah menjadi "tempat" (ge) dan (2) frase "Betlehem-EFRATA" yang berubah menjadi "Betlehem-YUDEA":
    Tetapi engkau, hai Betlehem EFRATA, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda (eleph Yahuwdah), dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel.. Apabila Asyur masuk ke negeri kita dan apabila ia menginjak tanah kita, maka kita akan membangkitkan melawan dia 7 gembala, bahkan 8 pemimpin manusia. Mereka itu akan mencukur negeri Asyur dengan pedang dan negeri Nimrod dengan pedang terhunus; mereka akan melepaskan kita dari Asyur [Mikha 5.2-7]
Kata “eleph” artinya “kaum” atau “pasukan yang dikomandoi oleh 1 orang” yang menunjukan yang diajak bicara adalah manusianya/kaumnya BUKAN kota/tempat. Disamping itu, Mikha menyebutkan HARUS ADA syarat ADANYA penyerangan tentara ASYUR DAN BUKANNYA tentara ROMAWI serta orangnya nanti HARUSLAH bertindak sebagai pemimpin pasukan pembebasan dengan persenjataan pedang, sayangnya, ratusan tahun sebelum Yesus lahir, yaitu 612 SM dan bahkan hingga sekarang, tentara Asyur/Assyrian BELUM ADA LAGI, malah kehancuran tentara Asyur terjadi JAUH SEBELUM kitab MIKHA pasal 5 ini ada!

Betlehem yang mana?


Pasca wafatnya Sulaiman bin Daud, kerajaannya pecah: KERAJAAN ISRAEL (terdiri dari 9/10 suku, Ibukota: Samaria, lokasinya di utara wilayah suku Benyamin dan suku Yehuda) dan KERAJAAN YEHUDA (berada di selatan kerajaan Israel, awalnya hanya suku Yehuda dan Benyamin, namun belakangan suku Lewi bergabung. Ibukota: Yerusalem = Kota Daud, Lokasi Yerusalem di wilayah suku Yehuda, yaitu di Selatan wilayah suku Benyamin).

Terdapat beberapa orang bernama Betlehem berbeda, yang satu di Utara, lainnya di Selatan:
  1. Nama Betlehem yang di Utara, turunan dari moyang pria bernama ZEBULON (Yosua 19.15). Ini adalah BETLEHEM-ZEBULON. Suku Zebulon dan Naftali berlokasi di GALILEA [Mat 4.15, juga: Yesaya 9.1-2 dan Zebulon Nazaret]. Jadi inilah BETLEHEM-GALILEA, di Utara Samaria yang pada jaman 2 kerajaan, berada di wilayah Kerajaan Israel. Di SETELAH ABAD ke-2 M, yaitu setelah Nazaret menjadi ada di Galilea, maka Betlehem-Galilea/Zebulon terletak dekat Nazaret (Barat Lautnya)

  2. Nama Betlehem yang di Selatan, turunan dari moyang perempuan bernama EFRAT. Ini adalah BETLEHEM-EFRAT. Efrat adalah tempat di mana Rahel (istri Yakub/Israel): (1) melahirkan BENYAMIN, (2) wafat dan (3) dikubur, yaitu: tepi jalan Efrat Betlehem (derek ephraath Beyt lechem) (Kej 35.19; 48.7; Rut 4.11) atau di Zelzah daerah BENYAMIN (gobul Binyamiyn) (1 Samuel 10.2), Pada jaman 12 suku, Betlehem-Efrat berada di wilayah suku Benyamin, yaitu di Utara wilayah suku Yehuda. Pada jaman 2 kerajaan, karena suku Yehuda dan suku Benyamin bersatu dalam Kerajaan Yehuda, maka BETLEHEM-EFRAT ada di Selatan Samaria (Kerajaan Israel). Walaupun suku Benyamin lebur dalam kerajaan Yehuda, SEHARUSNYA lokasinya tetap di daerah Benyamin, yaitu di Utaranya Yerusalem BUKAN di Selatannya. Inilah BETLEHEM-EFRAT, karena lokasinya di kerajaan Yehuda, maka disebut juga BETLEHEM-YEHUDA.
Karena para saksi menyatakan Yesusnya-Lukas lahir di Galilea, yaitu "di tempat makan ternak" (bet lechem) area sekitar tempat para gembala menjaga ternak di padang, maka lokasinya adalah di BETLEHEM-ZEBULON

Kedua nama Betlehem di atas, baik itu betlehem yang di Utara maupun yang Selatan, secara garis moyang TIDAK MEMPUNYAI KETERKAITAN LANGSUNG dengan Daud/David.
    Abraham → Ishak → Esau/Edom dan Yakub/Israel. Turuna Yakub dari istrinya:

    1. Lea → (1) Ruben, (2) Simeon, (3) Lewi, (4) YEHUDA, (5) Isakhar, (6) ZEBULON;
    2. Rahel → (7) Yusuf, (8) BENYAMIN;
    3. Bilha → (9) Dan, (10) Naftali;
    4. Zilpa → (11) Gad dan (12) Asyer/Asher (Kej 35.22-26, 1 Taw 2.1-2).

    Yehuda bin Israel mengawini menantunya (yaitu Tamar, ex istri anak sulung Yehuda: Er) (Kej 38; 1 Taw 2:4) → Perez (Kej 38; 1 Taw 2:4) → HEZRON (1 Taw 2.5) → Yerameel bin Hezron dan KALEB/Kelubai bin Hezron (1 taw 2.42) + RAM bin Hezron (1 Taw 2.9)

    Turunan RAM bin Hezron: Aminadab (1 Taw 2.10) → Nahason (1 taw 2.10) → Salma (1 taw 2.11) → Boaz (1 taw 2.11) kawin dengan Ruth (Ruth 4) → Obed (1 taw 2.12) → Isai (1 taw 2.12) → David/Daud (1 taw 2.15)

    Turunan KALEB/Kalubai bin Hezron, setelah kematian bapaknya (Hezron) mengawini ibu tirinya sendiri (Efrat/Ephraath/Ephrathah, Istri Hezron) → Hur bin Kaleb bin Hezron (1 Taw 2.19, 50, 4.4) → Salma (1 taw 2.51) → Betlehem (1 Taw 2.54).

    Sehingga frase “Daud turunan EFRAT Betlehem-Yehuda” (Daud bin iysh Ephraath Betlehem Yehuda) (1 Sam 17.12) menjadi aneh, karena Daud dan Betlehem berada di jalur kaki moyang berbeda walaupun bermoyang perempuan yang sama yaitu Efrat yang dikawini bergantian oleh ayah dan anak keturunan Perez:

    1. Efrat dengan Herzon bin Perez → RAM bin Hezron → ... → Daud
    2. Hezron mati, Efrat dikawini anaknya HERZON (Kaleb bin Hezrom bin Perez) → Hur bin Kaleb → ... → Betlehem

    Sementara Matius, TIDAK PERNAH menyatakan moyang langsungnya Yesus adalah Hur.
Daud masa kecilnya di Betlehem wilayah Benyamin, kerajaan Yudea, tapi Yesus-nya Lukas lahir dan masa kecilnya di Betlehem di wilayah Zebulon, Galilea, kerajaan Israel.

Tapi apakah Betlehem yang ada di Kerajaan Yehuda dari dulu milik kaum Yahudi?
    Richard R. Losch: 5000 tahun lampau suku Kanaan tinggal di Yerusalem, di dekatnya didirikan kota kecil untuk dewa kesuburan orang Kaldean yaitu lachmo yang orang kanaan menyebutnya Lachama. Kota itu disebut "Beit Lachama/Rumah Lachama", sekarang disebut Betlehem. ("The Uttermost Part of the Earth: A Guide to Places in the Bible", 2005, hal. 51)
Jadi, Betlehem sebagai nama tempat dekat Yerusalem sendiri telah ada lama jauh sebelum kemunculan Daud/David, sebelum Musa, sebelum Yehuda, sebelum Yakub, sebelum Abraham dan sebelum Eber/Hebrew. Sehingga adalah absurd mengklaim tempat pemuja dewa Lachmo/Lachama-nya kaum Kaldean dan Kanaan sebagai nubuatan tempat lahir para Nabi ataupun Raja kaum Yahudi pemuja dewa Yahwe.

Tentang "kota Daud" (di Yohanes "kampung Daud". tempat kecil Daud, 1 Sam 17.12,15),
dari 49x penggunaannya di Perjanjian Lama, kota Daud SELALU MERUJUK kepada Yerusalem/Sion, TIDAK PERNAH Betlehem, demikian pula Josephus, meyatakan "Kota Daud adalah Yerusalem" [Antiquities, 7.3.2], namun benarkah Yerusalem ada karena Daud?

Seperti juga Betlehem, Yerusalem telah ada jauh sebelum kemunculan bangsa Yahudi
    Hiero biasanya diartikan suci/sakral/keramat. Namun tampaknya Hiero berasal dari hēr = "penjaga/pelayan/pelindung". Dalam epik-nya homer no.75: Sebutan untuk Anchises, Pria kecintaan Aphrodite; Bentuk feminim Hera = ciri-ciri yang menonjolkan/terlihat.

    Josephus: "Jerusalem dahulu disebut 'SOLYMA'" ("Antiquities Of The Jews" VII 3.2) atau "SALEM" ("War Of The Jews", VI 10.1). Mitologi Yunani: Musuh BELLEROPHON adalah para SOLIMI (Iliad.6, Homer/8 SM), yang merupakan anak-anak SALMA/SALEM, Dewi musim Semi dan sebagai maskulin, Ia adalah Dewa Matahari Solyma atau Selim, Salomo, atau Ab-Salom ["The Greek Myths", Robert Graves, hal.363]. Solyma tinggal di area pegunungan (Odyssey.5, Homer) di Lykia (Iliad.6). Di Krete, Minos (anak Zeus-Europa) mengusir Sarpedon (anak Zeus-Laodamia) dan lainnya hingga menyingkir ke Milya di Asia, area yang dulu dihuni bangsa Lykia disebut Milya, dan waktu itu bangsa Milyus disebut Solymoi (History of Herodotus, 1.173).

    Kaum Yebusit, pemuja Dewa EL-LYON yang punya nama lain, SEDEK dan SALIM. ["A History of Religion East and West: An Introduction and Interpretation", Trevor Ling, hal.45]. SEDEK, kata "Sidki-ilu" muncul dalam nama Jalan (764 SM), "Sidki-Milk" dalam koin phoenisia, 449-420 SM dan Sabean: "Sidki-el". Philo dari Byblos menyatakan dewa Sydyk/SEDEK adalah dewa Phunisia. ["The Book of Judges: with Introduction and Notes", C. F. Burney, hal. 41-42] dan juga terkait dengan Shamas. ZEDEQ adalah ANAK DEWI MATAHARI, SHAMAS ["Reinstating the Divine Woman in Judaism", Jenny Kien, hal.65]. EL-SEDEK, Dewa Utama Kanaan kuno, disebut MELCHI/MALKI/MALEK/ADONI-SEDEK atau "SEDEK adalah RAJAKU" ["Why Priests?: A Failed Tradition", Garry Wills]. SALEM/"שלם", di kebudayaan Ugarit/kanaan adalah Dewa SENJA. Kata “SALEM” muncul di tablet EBIA, abad ke-24 SM, di Tell Mardik, Syria, juga di teks Mesir, abad ke-18/19 SM, dalam kata "RUSHALIMUM", di surat Armana abad ke-14 SM, permintaan bantuan raja Abdi-Heba, “URUSALIM” ke Raja Mesir untuk melawan Habiru dan di teks Assyria, Sennachrib abad ke-8 SM dalam kata "URSALIMMU". Arti Yeru = "diletakan", dari kata Yeru-el, "Diletakan Tuhan", jadi Yerusalem = "Diletakan Salem", salah satu dari 2 dewa kaum Ugarit (Shahar/Dewa Fajar dan Shalim/Dewa Senja). Dalam Sumeria, tanda URU di "URUSALIM" berarti KOTA. Dalam latin, "Ieroysalem" dan "HeieroSOLyma". Di mana, SOL = Dewa Matahari ["Cities of the Biblical World: An Introduction to the Archaeology, Geography, and History of Biblical Sites", LaMoine F. DeVries, hal.200, juga di "The Archaeology of the Jerusalem Area, W. Harold Mare, hal.20, juga "The International Standard Bible Encyclopedia, Vol.2, Geoffrey W. Bromiley, hal.1000 dan "Getting Back Into the Garden of Eden", Edward Conklin, hal.22].
Sehingga adalah juga absurd mengklaim tempat pemuja dewa kaum Mesir atau mungkin Yunani atau bahkan Ugarit/Kanaan sebagai nubuatan, ciri dan atau pujaan para Nabi ataupun Raja kaum Yahudi pemuja dewa Yahwe.

Jika konsistem dengan klaim keturunan Daud, maka di jaman kerajaan Yehuda, para Hakim benar dan Nabi benar, ketika wafat, di kubur di Betlehem. Raja Israel yang benar dikubur di kuburan Raja di Yerusalem, Sementara Yesus, ketika wafat pun, TIDAK dikuburkan di Betlehem juga TIDAK di kuburan Raja, di Yerusalem, Kenapa? Sederhana saja, karena Yesus BUKAN Mesiah, Ia TIDAK PERNAH DIURAPI, baik itu sebagai Imam Besar maupun sebagai Raja ataupun sebagai Nabi, tapi jika “Sebagai manusia fana,” Ia diurapi hanya sekali, oleh seorang wanita, dan bukan karena menawarkan dirinya sebagai raja atau Imam Besar, tetapi, seperti yang katakannya sendiri, untuk penguburannya. [Mat 26.7-12 dan Mark 14.3-8: Wanita mengurapi kepala Yesus, tapi di Yoh 12.3-7: Maria meminyaki kaki bukan kepala Yesus dan Luk 7.37-48: Wanita berdosa meminyaki Kaki Yesus]

Alkitab yang "suci" ini, BUKAN HANYA SELALU SALAH dalam menafsirkan nubuatan (lebih tepatnya; seenaknya udelnya mencocoklogi), MALAH SAKING SEMANGATNYA JUGA SALAH MERUJUK siapa yang dikutip, misalnya Matius tentang "tiga puluh uang perak"-nya Yudas (Mat 27.3, 9-10) yang diklaim sebagai nubuatan dari 'Yeremia ' padahal SEHARUSNYA kutipan itu merujuk ke 'Zakharia':
    ...Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak. Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Serahkanlah itu kepada penuang logam!"...Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN [Zakaria 11.12-13]
***

Daniel 9.24-27 adalah tentang Imam yang diurapi: Onias namun dicocoklogi sebagai nubuatan Yesus, padahal ini rangkaian peristiwa 490 tahun sejak pengepungan Yerusalem oleh Nebudkadnezar:
    Yeremia:
    Firman datang ke Yeremia tentang segenap kaum Yehuda di tahun ke-4 Raja Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, yaitu tahun ke-1 raja Nebukadnezar, raja Babel. [Yer 25.1] ... demikianlah firman TUHAN--menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku ..dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel 70 tahun lamanya. Kemudian sesudah genap ke-70 tahun itu,..Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel. [Yeremia 25.9-12] ..kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel....Apabila telah genap 70 tahun bagi Babel,..Aku akan menepati janji-Ku kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini [29.1-10]

    Daniel:
    Di tahun ke-3 raja Yehuda, Yoyakim, Raja Babel Nebuchadnezar mengepung Yerusalem (Dan 1:1), perkakas rumah tuhan diserahkan kepadanya (Dan 1.2), beberapa kaum Israel dibawa dan salah satunya Daniel/Beltsazar (Dan 1.3-6), Ia bertemu Raja Nebuchadnezar di tahun ke-2 (Dan 2.1) = Tahun ke-4 Yoyakim. Di tahun ke-19 Nebukadnezar/tahun ke-11 Zedekia raja Yehuda, Yerusalem dan kuil ke-1 hancur, terjadi pembuangan kaum Yahudi selama 70 tahun (Yeremia 39.1-2; 2 Raja 25.1-9; Yeremia 25.9-12, 29.1-10).

    Di tahun ke-1 Raja Media, Darius, Daniel memperhatikan kumpulan Kitab .. firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni 70 tahun [9.1-2]. Gabriel datang [9.21] mengajari Daniel: 70 minggu ("שבעים שבעים"/sabuim sibim) telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus [9.24]. Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, 7 minggu; dan 62 minggu ("שבעים שבעה ושבעים ששים ושנים"/sabuim sibah wa-sabuim sissim usenayim) kota itu akan dibangun dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. [9.25] dan sesudah (wa ahare) ke-62 minggu (wa-sabuim sissim usenayim) akan disingkirkan seorang yang diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah kaum dari seorang raja ('am nagid) memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. [9.26] Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu minggu (sabua ehad) dan pertengahan minggu itu (wa-hasi has-sabua) akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu" [9.27]
Kurun waktu 70 minggu (70 x 7 = 490 tahun), setelah Daniel memperhatikan kitab tentang firman Tuhan kepada Yeremia, dimulai dari Nebudkadnezar mengepung Yerusalem:
  1. Awal dari 70 Tahun: Mulai dari tahun ke-3 Yoyakim, Nebudkadnezar mengepung Yerusalem [Daniel 1.1]. Tahun ke-4 Yoyakim = tahun ke-1 Nebudkadnezar (605 SM) [Yeremia 25.1] dan tahun ke-19 kehancuran Yerusalem (Yer 52.12/587 SM)

  2. 7 minggu (7 x 7 tahun = 49 tahun): Kehancuran Kuil ke-1 (587 SM) sampai runtuhnya kekaisaran Babilonia baru (Raja Nabbonidus, 559 SM - 538 SM) = 587 SM - 538 SM = 49 tahun, oleh Koresh yang Agung/Persia dan di tahun itu, perintah membangun kuil ke-2 (Ezra 1.1, 5.13; 2 Taw 36.22), selesai 21 tahun kemudian di tahun ke-6 Darius ke-1/517 SM. (ini juga 70 tahun sejak kehancuran kuil ke-1). Jumlah 49 tahun + 19 tahun = 68 tahun, selisih 2 tahun adalah dari perintah, masa kepulangan dan menetap untuk membangun kuil.

  3. 62 minggu (62 x 7 = 434 tahun): Mulai pengepungan Yerusalem (605 SM) - 434 = 171 SM, kisaran waktu ONIAS yang diurapi terbunuh.

  4. Dalam 1 minggu (= 7 tahun): 171 SM - 7 tahun, masa penderitaan jaman raja Antiokus IV, Epifanes (175 SM - 164 SM), setelah kematian Onias, selama 3.5 tahun (pertengahan minggu) terjadi perampokan bait Allah, membuat kaum Yahudi menyembah Zeus hellenios (II Makabe 5.15-16, 6.2), memotong babi di bait Allah (1 Makabe 1.47, II Makabe 6.21, 7.1, Antiquity of the Jews, XII) dan menghentikan praktik rutin kurban penebusan selama 3.5 tahun ("The Jewish War", 1.32) dan di megilat Antiokhus/gulungan Hasmonian (Abad ke-2 M) dikatakan bahwa ia menenggelamkan diri ke laut
Maka ini jelas BUKAN nubuatan tentang Yesus.

***
    "Karena anjing-anjing telah disekelilingku, kumpulan jahat telah menempelku, mereka telah menusuk tangan dan kakiku. [Mazmur, Versi Nasrani: 22.16. Versi Yahudi: 22.17, dengan terjemahan "karena.....mengelilingiku seperti singa di tangan dan kakiku"]
Mazmur ini, diklaim sebagai nubuatan adegan pemakuan tangan dan kaki Yesus. Benar demikian?

Pertama, kata "mereka" yang dituduhkan ini, seharusnya merujuk pada serdadu Romawi BUKAN kaum Yahudi (yang kerap dituduh membunuh para Nabi: Mat 23.30-31, 37; Lukas 11.47-48, 13.34; 1 Tesalonika 2.15; Roma 11:3; Wahyu 16:6; KPR 7:52), namun tentu saja, BUKAN itu persoalannya, tapi kata כארי (ka’ari) yang arti seharusnya adalah "SEPERTI SINGA" BUKAN "TELAH MENUSUK". Bentuk "י" pada "כארי", di versi LXX adalah "ו" sehingga tertulis "כארו", yang tidak ada artinya, karena salah menuliskan, jika ingin artinya "menusuk" maka kata yang seharusnya digunakan adalah "כרו" (karu). Variasi lain bantahan, misalnya "Psalm 22:16: A Prophecy of the Crucifixion?" dan "Messianic Prophecies":





Tabel terakhir dari situs ini. Sehingga terjemahan seharusnya adalah "seperti singa" BUKAN "menusuk" dan terjemahan seharusnya, "karena Anjing disekelilingku; beserta kejahatan mengelilingku seperti singa di tangan dan kakiku".

Ini jelas BUKAN nubuatan tentang Yesus.

***
    Allahku, Allahku, mengapa Kau mengabaikanku? Mengapa Kau tak menolongku dan [tidak memperdulikan] kata-kata teriakanku? [Mazmur 22.1]
Awalan Mazmur 22.1 menyampaikan bahwa ini lagu (mazmur) tentang Daud, tentang ketidakberdayaan Daud saat dikelilingi musuh, mengungkapan kesesakannya merasa ditinggal Eli (Tuhan), meratap merasa ditinggalkan Tuhan.
    "אֵלִי אֵלִי מְטוּל מַה שְׁבַקְתַּנִי" (éli éli m'tul mah sh'vak-tani) [Aramaic Targum, Mazmur 22.1] atau
    "אלי אלי למה עזבתני" (eli eli lamah azab-tani) [Ibrani Mazmur 22.1]

    Artinya: "Tuhanku, tuhanku mengapa (kau) abaikanku"
Kalimat ini dicocoklogi sebagai nubuatan sebagaimana tercantum di teks perjanjian baru (teks TR Scrivener 1894 dan Stephanus 1550):
    "Ελωι ελωι λαμμᾶ σαβαχθανι" (Eloi, eloi lammá savachtani) [Markus 15:34]
    "Ηλι ηλι λαμὰ σαβαχθανι" (Heli, heli, lamá savachtaní) [Matius 27.46]

    Anehnya "nubuatan" ini, TIDAK ADA di 2 injil lainnya (Lukas dan Yohanes).
Seseorang yang diklaim sebagai "Tuhan" atau "yang diberkati" dan “guru agama” Yahudi, seharusnya paham asal usul kalimat ini, karena yang tertulis di Markus dan Matius, TIDAK KONSISTEN secara bahasa, jika ini bahasa Ibrani, seharusnya: "lamah azabtani", tapi jika bahasa Aramaik, seharusnya: "mtul mah savachtani", namun Markus dan Matius malah mencampurkan 2 bahasa itu menjadi "lamah savaktani", ini tentunya konyol, mengingat Yesus diklaim sebagai Tuhan dan Alkitab diklaim sebagai buku suci. Juga, menjadi makin konyol lagi, karena yang diklaim sebagai nabi dan bahkan tuhan, sampai meneriakannya atau mengulanginya lagi di kayu Salib :)

Sementara, Taurat sendiri telah menyatakan jelas bahwa dosa itu ditanggung sendiri-sendiri, tidak dapat diwakilkan: "Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri" [Ulangan 24.16]

***

Mazmur/Psalms 34:20, dicocoklogi juga sebagai nubuatan peristiwa penyaliban Yesus, dimana kedua penjahat yang disalibkan bersama Yesus dipotong kakinya, sedangkan Yesus tidak, maka ini dianggap memenuhi nubuatan:
    Ia menjaga semua tulangnya, dan tidak ada satupun dari mereka yang dipatahkan [Mazmur 34.20]
Apakah ini benar? Mari kita lihat ayat sebelumnya:
    Banyaklah hambatan bagi orang yang benar, namun TUHAN membebaskan Nya dari semua hambatan" [Mazmur 34.19]
Penggabungan ayat 19 dan 20 menunjukan bahwa ayat 20 (menjaga tidak satupun tulang yang patah) adalah kiasan tentang janji Tuhan untuk melindungi/menjaga orang benar keluar dan selamat tanpa cacat dari semua hambatan/cobaan dan bencana.

Apakah Yesus selamat tanpa cacat dari hambatan? Tidak ia bahkan mati disalib dan bahkan menganggap Yesus sebagai domba paskah-pun KELIRU, karena Yesus dihukum bersama para penjahat lainnya dan setelah mati, ia tidaklah dipanggang, tidak disantap, padahal korban Paskah yang dipersembahkan SEHARUSNYA tidak cacat dan dimakan pada akhirnya:
    ..dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. [Imamat 1.10; 3:6l 4:32]..berumur setahun. [keluaran 29;38]. Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh kaubawa sedikitpun dari daging itu keluar rumah; satu tulangpun tidak boleh kamu patahkan. [Keluaran 12:46]..Janganlah mereka meninggalkan sebagian dari padanya sampai pagi, dan satu tulangpun tidak boleh dipatahkan mereka. [Bilangan 19:12]
Ini tidak nyambung dengan kondisi Yesus saat itu, sehingga ayat 20 jelas bukan nubuatan tentang Yesus.

Wafatnya Yesus terjadi jauh sebelum WAKTU penyembelihan domba paskah, juga antar ayat di perjanjian baru sendiri terdapat kontroversi tentang waktu kapan Yesus disalib:
    Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam ke-6 (Hora hektos)..Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan [Yohanes 19:14-16]

    VS

    Jam ke-3 (hora tritos) ketika Ia disalibkan [Markus 15:25]
Juga petunjuk menarik di Markus, Matius dan Lukas
    Pada jam ke-6 (hora hektos), kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam ke-9 (hora ennatos). Dan pada jam ke-9 (hora ennatos) berserulah Yesus dengan suara nyaring..dan menyerahkan nyawa-Nya (Markus 15:33-34,37; Lukas 22:44-45; Matius 27:45-46)
Alasan yang biasa digunakan menanggapi perbedaan fatal waktu Yesus disalibkan antara "hektos hora" (Yohanes 19:14) VS "hora tritos" (Markus 15:25) adalah bahwa Markus menggunakan waktu Yahudi sementara Yohanes menggunakan waktu Romawi :).

Argument ini lemah, pertama, klaim domba paskah hanya masuk jika menggunakan tradisi waktu Yahudi, sehingga, perbedaan waktu antar injil ini melemahkan benar tidaknya terjadi penyaliban. Ke-2, JIKA BENAR ADA PENGHUKUMAN, maka saat itu yang TERHUKUM BUKAN CUMA YESUS, masih ada lainnya, maka metaphora domba paskah sudah kabur maknanya. Ke-3, Tradisi pemotongan dan persembahan HEWAN KURBAN, telah berjalan lama di SEBELUM dan SETELAH Yesus sehingga sangatlah aneh kaum Yahudi melakukan hal yang seharusnya bisa ditunda, tapi tidak ditunda mengingat karena hari itu adalah hari raya, yaitu di even paskah 7 hari ini.

Kemudian,


Dari perbedaan panjang waktu pada periode titik balik matahari winter dan summer. Waktu Summer untuk jam ke-9 adalah jam 02.30 dan waktu senja terakhir adalah 19.30, Jadi terdapat selisih 5 JAM sebelum mulainya hari Sabat.

Setelah semua mayat orang hukuman diturunkan agar tidak menajiskan tanah (Yohanes 19:31; Ulangan 21:22-23), maka setelah itu barulah dilakukan pemotongan hewan paskah. Ini artinya Yesus bukanlah domba paskah.
    Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. [Yohanes 19:31]
Informasi di atas ini SUDAH MENJELASKAN DENGAN SANGAT bahwa WAKTU PEMOTONGAN DOMBA BELUMLAH DIMULAI dan Yesus sudah wafat duluan. Ini juga membuktikan bahwa metapora Yesus sebagai domba paskah tidak nyambung.

Disamping itu,
Perlu diperhatikan keheranan Pilatus, bahwa hanya dalam kurun waktu 3 jam-an saja, di antara 3 penjahat yang dihukum, hanya Yesus yang wafat sementara 2 lainnya tidak. [Markus 15:44]. Penyaliban penjahat telah banyak dilakukan sebelumnya, tidak terjadi pada kasus ini saja, sehingga waktu rata-rata kematian akan diketahui yaitu BERJAM-JAM hingga beberapa hari, sebagaimana terungkap dalam laporan tentang hukuman penyaliban: "Penderitaan itu berlangsung setidaknya 12 jam, dalam beberapa kasus selama 3 hari. Untuk mempercepat kematian kaki dirusak, dan ini dianggap sebagai tindakan AMPUNAN" (Cicero, "Phil." Xiii. 27)

***

SELURUH pasal pada Yesaya 52 dan Yesaya 53 diklaim sebagai nubuatan tentang Yesus. Padahal bentangan waktu yang dibicarakan Yesaya dalam kitabnya adalah sekitar 250an tahun (sampai akhir abad ke-6 SM), mulai dari tahun menjadi Nabi/kematian Raja Yehudah, Uziah, yang menurut Abraham Ibn Ezra dalam komentar Yesaya 6.1: "..kematian Uziah harus diletakan ditahun yang sama ketika YESAYA menjadi Nabi" (Yesaaya 6), hancurnya kerajaan Aram dan Kerajaan Israel-Samaria (Yesaya 7 - 9), hancurnya Kuil ke-1 = 171.5 tahun (sejak kematian Uziah/Yotam menjadi raja sampai tahun ke-11-nya Zedekia/Tahun ke-19 Nebukadnezar II/587 SM) (Yesaya 39.6-7) + 70 tahun pembuangan di Babilonia (Yesaya 39-55, Yesaya 44.22, 28) + selesainya pembangunan kuil ke-1 yang kemudian disebut kuil ke-2 (tahun ke-6-nya Darius, 517 SM) (Yesaya 55-56). Dalam seluruh pasal dan ayat di Yesaya, TIDAK SATUPUN, menyebutkan Yesus, TIDAK SATUPUN menubuatkan tentang Yesus:
    Siapa "kami"? Siapa yang dibicarakan oleh "kami"?
    Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? [Yes 53.1]
Dari Yesaya 52.15, kita segera temukan bahwa "kami" Yes 53.1 adalah raja-raja. Apakah Yesus yang dibicarakan para raja itu? TIDAK. Tidak ada tertulis di Alkitab bahwa Yesus mencengangkan banyak bangsa. Juga, tidak ada tertulis raja-raja mengatup mulutnya melihatnya, tidak bahkan 1 raja pun.

Jadi pasal 52 dan 53 ini tentang siapa? Tentang bangsa Yahudi pasca pecahnya kerajaan Sulaiman jadi 2 kerajaan (Israel dan Yehudah) yang berujung kehancuran kuil ke-1, pembuangan babel, kembalinya mereka dengan dibangunnya kuil ke-2, sama sekali bukan tentang Yesus.
    Apakah Yesus buruk rupa? babak belur?
    'aher shamem 'al rab (Yang mana banyak yang tertegun) ken mishchath 'iysh mar'eh (demikian buruk tampilannya) to'ar ben Adam (bentuk turunan Adam) [Yes 52.14] DAN "'alah yowneg paniym sheresh erets' tsiyah (tumbuh tunas muda yang berakar diatas tanah kering) lo' to'ar lo' hadar (tidak bentuknya tidak semaraknya) ra'ah lo' mar'eh chamad (dipandang tidak menarik tampilannya)" [Yes 53.2]
Ini bukanlah luka-luka akibat penyaliban atau wajah yang buruk rupa, tapi sekumpulan bangsa (turunan Adam) yang tampak rendahan tidak menarik
    bazah chadel 'iysh (Dipandang rendah ditolak orang) 'iysh mak'ob yada' choliy (orang luka diketahui berpenyakit) macter paniym min (menjauh dari hadapannya) bazah lo' chashab (dipandang rendah tidak dihiraukan) [Yes 53.3]
4 injil menyampaikan bahwa orang berkerumun dekat Yesus, tidak menghindarinya juga tidak memandang rendah padanya. Jadi ayat ini bukan tentang Yesus tapi tentang bagaimana bangsaa Israel yang dianggap rendah.
    'aken choliy huw' nasa' (Padahal sakitnya dienyapkan) mak'ob cabal 'anachnuw (Luka kami angkat) chashab naga' nakah elohim anah (dianggap kena azab cobaan Elohim) [Yes 53.4]
4 Injil tidak ada yang menyatakan Allah dianggap mengazab Yesus, juga bukan tentang Yesus memikul luka dan penderitaan orang, tapi tentang Allah yang memikul luka dan sakit bangsa Israel tapi dianggap bangsa itu sedang kena Tulah
    huw' chalal pesha' (itu dilukai pelanggaran) daka' 'avon (diremukan noda) muwcar shalom 'al chabbuwrah rapha' (salam damai untuknya menyembuhkan luka) [Yes 53.5] kol tso'n ta'ah (sekawanan domba sesat) 'iysh derek panah Y@hova et 'avon kol (Mereka berjalan menyimpang dari Y@hova menodai segalanya) [Yeh 53.6]
Penghianatan bangsa Israel sangat melukai Y@hova, hanya dengan menyembahnyalah yang dapat menenangkannya
    Apakah Yesus tidak membuka mulut saat diadili?
    nagas huw' 'anah (Ditindas itulah direndahkan) lo' pathach peh (tidak membuka mulut) seh tebach yabal (anak domba yang dibawa ke pembantaian) rachel paniym gazaz 'alam lo' pathach peh (induk domba dihadapan gunting bulu kelu tidak membuka mulut) [Yes 53.7]
4 Injil menyampaikan bagaimana Yesus mengadakan perlawanan dengan memerintahkan membeli pedang, juga bagaimana Ia TETAP MEMBUKA MULUTNYA MENJAWAB pertanyaan para Imam mahkamah agama dan Pilatus. Jadi, ini bukan tentang Yesus melainkan Bangsa Yahudi yang dalam penindasan.
    Apakah Yesus diambil dari penjara?
    'otser mishpat laqach (Sesudah penahanan dan hukuman Ia diambil) et' dowr miy siyach (Angkatan manakah dapat menanggungnya) kiy gazar 'erets chay (jika di usir dari negeri yang hidup) pesha' 'am nega' (dosa bangsa yang kena tulah) [Yes 53.8] Nathan et' rasha qeber et asyhir maveth 'al (Menempakan kuburan orang fasik dan kaya berdekatan di alam maut) lo' chamac 'asah lo' mirmah peh (walaupun tidak melakukan kekerasan dan tipu daya) [Yes 53.9]
Yesus tidak dipenjara, Ia diambil dari Taman, ke Herod dan kemudian ke Pilatus, jadi ini bukan tentang diangkatnya Yesus, tapi tentang nasib bangsa Israel yang dicobai ratusan tahun sebelum kelahiran Yesus.
    TUHAN berkehendak meremukkan dengan kesakitan. Apabila menyerahkan diri sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya [Yeh 53.10]
Tuhan menghukum Tuhan? Apakah Kristen menerima bahwa Yesus hidup hingga tua dan berketurunan?...dan seterusnya yang menunjukan jelas bahwa ini BUKAN nubuatan tentang Yesus, tapi tentang bangsa Israel.

***

Kemudian, tentang Perempuan muda dan anak Yesaya yang disebut Imanuel (Yes 7.14) diklaim merujuk ke Maria dan Yesus (Mat 1.22-23), juga Yesaya 9.5/6: "(kî yeled yâlad lānū) Seorang anak telah lahir untuk kita, (bên nâthan lānū) seorang putera telah diberikan untuk kita; (wattəhî hammiśrāh ‛al shekem) dan akan memerintah di atas bahunya, (wayyiqrā shêm) dan namanya disebut: (pele' yâ‛ats 'êl gibbôr) Penasihat Ajaib Allah yang Perkasa, (’ăḇî ‘aḏ śar shâlôm) Bapak yang Kekal Penguasa Damai" (Note: Nasee = Pangeran, Sar = Raja/Penguasa), diklaim merujuk ke Yesus.

Padahal nubuat yang dibicarakan Yesaya bin Amos adalah tentang Yehuda dan Yerusalem pada zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia [Yesaya 1.1-2]. Kejadian di Yesaya 7 s.d 9, terjadi pada masa raja-raja kerajaan Israel dan Yehuda yang tercantum dalam 2 Raja 15 s.d 20:
  1. Pekah bin Remalya menjadi raja kerajaan Israel (Samaria) 20 tahun (2 raja 15.27). Ahaz bin Yotam bin Uziah menjadi raja kerajaan Yehuda di tahun ke-17nya Pekah bin Remalya (2 Raja 16.1)
  2. Hosea bin Ela menjadi raja kerajaan Israel (Samaria) di tahun ke-12nya Ahaz dan memerintah 9 tahun (2 Raja 17.1) karena di tahun itu, Samaria jatuh ditangan raja Asyur (2 raja 17.6). (Note: kontradiksi dengan 2 raja 15.30, Hosea bin Ela membunuh Pekah bin Remalya dan menjadi raja di tahun ke-29 Yotam bin Uziah = tahun ke-4 Ahaz menjadi Raja Yehuda)
  3. Hizkia bin Ahaz menjadi raja Yehuda di tahun ke-3 raja Hosea dan memerintah 29 tahun (2 raja 18.1). Yesaya menubuatkan tentang Yerusalem dan Yehuda salah satunya dijaman Hizkia [Yes 1.1] bahwa "seorang putera telah diberikan untuk kita dan akan memerintah di atas bahunya dan namanya disebut: Penasihat Ajaib Allah yang Perkasa, Bapak yang Kekal Penguasa Damai" (Yes 9.5/6) karena Hizkia raja yang percaya dan menuruti perintah Tuhannya, Ia menjatuhkan mezbah-mezbah pengorbanan berhala [2 Raja 18.3-5), di antara raja-raja Yehuda, sesudahnya dan sebelumnya TIDAK ADA yang sepertinya [2 Raja 18.5], menaati hukum Musa [18.6] karenanya TUHAN MENYERTAINYA kemanapun Ia berperang, Ia BIJAKSANA, Ia memberontak dan tidak takluk pada Raja Asyur [2 Raja 18.7], mengalahkan orang Filistin dan memusnahkan daerahnya [2.Raja 18.8]. Di tahun ke-14 Hizkia, Raja Asyur menyerang seluruh kota di Yehuda [2 raja 18.13 dan Yes 36.1], Hizkia mintanya mundur dengan memberikan Upeti dari rumah tuhan dan perbendaharaan kerajaan [2 raja 18.14-16], Raja Asyur mengirim Pasukan besar dan utusan sampai ke Yerusalem, menghina Hizkia, penduduk Yerusalem dan Tuhan mereka, bahwa sesembahannya tak bisa menyelamatkan kerajaannya dan mengajaknya bertaruh [2 Raja 18.17-37 dan Yes 36.1-22], melalui utusan, Hizkia MEMINTA YESAYA menaikkan doa pada tuhan agar menghukum mereka [2 Raja 19.1-4 dan Yes 37.1-4]. Doanya didengar, utusan itu mati, pasukan dan raja Asyur terbunuh dan diganti anaknya tapi Tuhan juga menghukum Hizkia menjadi sakit dan hampir mati karena arogan terhadap Tuhan [2 Raja 9-5-37 dan dan Yes 37.5-38]. Hizkia memohon ampunan, Tuhanya menyembuhkannya dan MENAMBAH UMURNYA 15 TAHUN LAGI dan melepaskan Yerusalem dari raja Asyur [2 Raja 20.1-6 dan Yes 38.1-22]. Akibat menyombongkan Kekayaannya pada utusan raja Babel, Yesaya menyampaikan firman Tuhan bahwa kelak semuanya ini akan diangkut ke Babel [2 Raja 20.7-18 dan Yes 39.1-7], Hizkia menerima firman Tuhan dan berharap DAMAI DAN AMAN SEUMUR HIDUPNYA [2 Raja 20.19 dan Yes 39.8]
Raja Ahaz bin Yotam bin Uziah adalah raja "yang tidak melakukan apa yang benar di mata Allahnya, hidup menurut kelakuan raja-raja Israel, mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, seperti perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel", dimasa Ahaz, negerinya dikepung Rezin, raja Aram, dan Pekah bin Remalya, raja kerajaan Israel. Ahaz kemudian minta tolong Tiglat-Pileser, raja Asyur dengan memberikan upeti perak dan emas dari rumah Tuhan dan perbendaharaan kerajaannya. Tiglat Pileser menyanggupinya, Ia menghancurkan Damsyik, kerajaan Aram dan membunuh Rezin. Ahaz kemudian meniru Mezbah raja Asyur, membawanya ke Yerusalem, menggeser Meszab Tuhan dan memberikan korban bakaran kepada Mezbah baru tersebut. [2 Raja 16]

Yesaya dan anaknya Šə’ār-yāšūḇ (שאר ישוב‎ = "sisa-sisa akan kembali", merujuk pada kaum israel akan dibuang ke Babilonia, sisanya akan kembali) mendatangi Ahaz dan mengatakan padanya agar tidak takut pada Rezin dan anak Remalya, karena "Kerajaan Aram, dan Rezin akan hancur dan (be‛ad) dalam 65 tahun Samaria/Kerajaan Israel akan pecah tidak menjadi bangsa" (Yes 7.3-10. 65 tahun tampaknya mulai dari Amos), Tuhan akan memberi pertanda bahwa seorang perempuan Muda akan melahirkan anak bernama Imanuel ("Tuhan bersama kita") dan sebelum anak ini tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik (yaitu akil balig, umur 13 tahun), maka 2 negeri itu akan ditinggalkan kosong (Yes 7.11-16), sebagai bukti, Yesaya tuliskan kata "Maher-Syalal Hash-Bas" di batu dengan 2 saksi yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya (Yes 8.1-2). Kemudian Yesaya menggauli istrinya dan lahirlah "Maher-Syalal Hash-Bas" (Cepat menjadi rampasan/jarahan) dan sebelum anak itu bisa memanggil bapa dan Ibu, kerajaan Aram hancur (Yes 8.3-4).

Kronologi 2 Raja 15 dan 16 menunjukan bahwa kedatangan Yesaya dan Šə’ār-yāšūḇ kepada Ahaz, tidak lebih dari tahun ke-3 Ahaz, karena Pekah bin Remalya wafat pada tahun ke-3nya. Umumnya bayi dalam 12 bulan dapat mengucapkan 1 kata, oleh karenanya Imanuel lahir tidak jauh sebelum Hosea jadi raja dan 9 tahun kemudian, yaitu sebelum akil balignya Imanuel, Samaria jatuh, jadi Yehuda aman dari kepungan mereka, kronologi 17 sampai 20 menyatakan gagalnya Asyur menyerang Yerusalem dan Yehudah, oleh karenanya "Tuhan bersama kita" (Imanuel) adalah Tuhan bersama Hizkia dan Yehuda:
    Sebab itu TUHAN sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja [2 Raja 17.18]
Lucunya, Matius mengklaim Yesaya 7 sebagai nubuatan tentang Maria dan Yesus dengan mengganti kata perempuan muda menjadi "PERAWAN":
    Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus (Iesous), karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi "Sesungguhnya, PERAWAN (Parthenos) itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. [Matius 1.21-23]
Kekonyolan ke-1,
Sebutan anak Yesaya yang baru lahir adalah "Imanuel" karena dibuat menjadi bukti nubuatan Yesaya dihadapan Ahaz dengan saksi imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya bahwa kerajaan Aram dan kerajaan Israel (Samaria) akan jatuh dan kerajaan Yehuda aman dari kepungan mereka. Imanuel ini bernama "Maher-Syalal Hash-Bas" (Yesaya 8.3-4), Kemudian setelah ada Hizkia, Imanuel bernama Hizkia, sementara nama anak yang disebutkan di Matius adalah "Iesous" dan tidak ada dinubuatkan dalam Yesaya 7

Kekonyolan ke-2,
Padanan kata ibrani "'almah" (perempuan muda) dalam romawi/Yunani adalah " neanis", sementara padanan kata romawi "Parthnenos" (perawan) dalam Ibrani adalah "bethulah". Apakah SELURUH perempuan muda = perawan? TIDAK. Seorang perawan TIDAK SELALU berusia MUDA dan seorang perempuan muda TIDAK SELALU PERAWAN, contoh:
    Di depan berjalan penyanyi-penyanyi, di belakang pemetik-pemetik kecapi, di tengah-tengah dayang-dayang (Almah) yang memalu rebana [Mazmur 68.25]
    Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan perempuan muda tak terbilang banyaknya [Kidung agung 6.8], Ketentuan Harem tidak harus para perempuan muda itu perawan.
    Jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang perempuan. [Amsal 30.19]
Kata "'almah" diatas menunjukan arti bukanlah PERAWAN, tapi perempuan usia siap nikah.

Kekonyolan ke-3,
Rentang nubuatan kitab Yesaya adalah 250an tahun, mulai dari Yesaya menjadi Nabi, menceritakan Yerusalem dan Yehuda, tentang kejatuhan Aram dan Samaria, Kehancuran kuil ke-1, pembuangan ke Babilonia sampai dibangunnya kembali kuil ke-1 yang kemudian menjadi kuil ke-2. TELAH TERPENUHI SEMUA yang berakhir di akhir abad ke-6 SM. Untuk nubuatan Imanuel terpenuhi dengan hancurnya Kerajaan Aram dan Kerajaan Israel (Samaria) yang berakibat hampir seluruh penduduk kerajaan Israel Samaria diangkut ke Asyur, puluhan tahun kemudian, baru terjadi kehancuran kerajaan Yehuda, sehingga mulailah dongeng 10 suku Israel yang hilang. Di seluruh kitab Yesaya, TIDAK ADA menyebutkan atau menubuatkan Yesus.

Kekonyolan ke-4,
Yesaya 1.1, telah menyatakan bahwa nubuatan Yesaya bin Amos adalah tentang YEHUDA dan YERUSALEM jaman raja-raja Yehuda, dan salah satunya adalah Hizkia:
    Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda
Jika benar Yesaya hendak menubuatkan Yesus, tentunya nama Yesus akan muncul jelas, tapi TIDAK ADA satupun, kemudian jika benar dinubuatkan Yesaya, maka apakah Yesus memegang pemerintahan? TIDAK, bahkan dalam seluruh kitab, pasal dan ayat perjanjian baru manapun Yesus TIDAK PERNAH disebut sebagai Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapak yang kekal atau penguasa Damai sekalipun.

***

Kaum Yahudi kerap difitnah sebagai pembunuh para Nabi, misalnya Matius 23.30-31, 34-37; Lukas 11.47-51, 13.34; 1 Tesalonika 2.15; Roma 11:3; Wahyu 16:6; KPR 7:52, contohnya di tuduhan Paulus:
    'Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi...' [1 Tesalonika 2, 2.15]

    Note:
    Islam juga kerap melontarkan tuduhan serupa, misal: AQ 2.61, 87, 91; AQ 3.21, 112, 181, 183; AQ 4.155; AQ 5.70. Nabi yang disebut di quran dalam versi Islam: Adam, Idris (Enoch), Nuh, Hud(?), Saleh(?), Ibrahim, Lut, Isma'il, Ishaq, Ya'qub (Jacob), Yusuf, Ayyub (Job), Shu'aib (Jethro?), Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilias (Elias), Al-Yasa (Elisha), Yunus, Dhu'l-kifl (Ezekiel?), Zakariyya, Yahya (John), 'Isa (Jesus), Muhammad. Untuk kata "kaum Israel", maka listnya harus mulai setelah jaman Musa, bukan?
Padahal Yesus tidaklah dibunuh para Yahudi, tapi dibunuh orang Roma. Jika Yesus juga mengucapkan tuduhan ini, maka listnya harus antara Musa s.d sebelum Yesus. Terdapat kurang lebih 30an nabi (termasuk yang dianggap minor), maka nabi mana yang dibunuh kaum Yahudi?
  1. Yohanes Pembaptis, bukan nabi. Yohanes tidak dibunuh oleh orang Yahudi. Herodes Antipas yang memenggal Yohanes adalah keturunan Edom dan Samaria demikian pula Herodias yang meminta agar Yohanes di penggal juga bukan Yahudi.

  2. Bileam dibunuh atas perintah tuhan kepada Musa. Bileam sendiri bukan Nabi [Bilangan 31:8. juga lihat: Bilangan 31:16; Wahyu 2:14, Yudas 11; 2 Petrus 2:15]

  3. Uria dibunuh oleh Raja Yoyakim sendiri (Jeremia 26:20-23), yang dalam tradisi Yahudi, raja adalah Mesias juga. Jadi, Tuhan sendiri ingin dia mati.

  4. Terdapat peristiwa saling bunuh nabi, yaitu Elia membunuh 450 nabi Baal (1 Raja-raja 18:40) vs Izebel, Istri Ahab, membunuh 100an Nabi Israel (1 Raja-raja 18:13). Izibel adalah putri Sidon (1 Raja-raja 16:31), orang Fenisia, bukan orang Yahudi.

  5. Yeremia jelas-jelas mendapatkan perlindungan tuhan (Yer 1.8) tidak wafat di bunuh

  6. Yesaya diisuekan di gergaji (oleh mesias raja Manasye), namun issue ini hanya muncul di kitab NON kanonik dan sejarah nabi versi Islam (Ibn kathir). Kitab kanonik TIDAK ADA menyatakan Yesaya mati digergaji

  7. Lucunya, Yesus sendiri kebingungan membedakan: Zakharia bin Berekhya bin Ido, (Matius 23:35; Lukas 11.50-51) yang hidup di jaman Darius vs Zakharia Ben Yoyada (2 Taw. 24:20-22) yang hidup di jaman Nebudkanezar. Zakahria bin Berekhya, tidak wafat ditangan yahudi manapun, sementara Zakaria bin Yoyada (bukan nabi) tewas ditangan Raja Yoas (Raja adalah mesias) :).

    Urusan sepele ini aja salah, apalagi urusan surga/neraka..
Lantas nabi yang mana yang dimaksudkan? Jika tidak ada, mengapa memfitnah kaum Yahudi? Namun demikian, ada satu nubuatan yang 100% terpenuhi ketika Yesus disalibkan di pohon, sebagaimana yang Paulus katakan:
    Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada pohon (xulon)!" [Galatia 3.13]
..dan kutuk hukum Taurat apa yang dimaksudkan?
    "Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada kayu, maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu. [Ulangan 21.22-23]
Yesus dihukum mati karena melanggar HUKUM TAURAT, yaitu berbuat dosa melecehkan tuhan:
    Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. [Ulangan 18.20]
Apalagi Yesus yang mati disalib ini BUKANLAH nabi (nevi’i)/Mesiah (mashiach), apalagi TUHAN. Mengapa?

Nabi/Mesiah adalah pembawa berita KEPADA RAKYAT (Bangsa yahudi dan/atau bangsa lain) tentang masa depan dan/atau Mesiah di masanya atau penerusnya. Mesiah adalah "yang diurapi". Benda pertama sebagai Mesiah/yang diurapi (dengan minyak) adalah batu yang jadi alas kepala Yakub saat tidur diperjalanan dan itu kemudian ia jadikan tugu di kanaan (Kej 28.18-20, 31.3), benda-benda berikutnya adalah Bejana pembasuhan (Kej 40.11), Kemah pertemuan dan tabut hukum (Kel 30.26), Mezbah (Kel 29.36), Perisai (Yes 21.5), dll. Untuk kategori Manusia, maka para Mesias/Yang diurapi (dengan minyak) ada yang berasal dari kalangan Israel (Para Raja, Para Imam: Harun adalah manusia pertama yang diurapi (28.41; 30.30; 40.13) dan para Hakim) dan ada yang dari kalangan Non Israel (Misal, Koresh: Yesaya 45.1, 13; Ezra 1.2). Jadi TIDAK HARUS dari ras Yahudi dan Tugas MESIAH/NABI SELALU HARUS terkait dengan:
  1. Menolong/menyelamatkan bangsa ISRAEL dari bangsa lain atau dari mengikuti tatacara Tuhan lain dan menegakkan Taurat, sample: Musa, Samson (Hak 14-16) dan Balaam (Bilangan 22), atau
  2. Urusan tentang Kuil di Yerusalem, harus memerintahkan/membangun kuil (Yehezkiel 37.25-26) atau HARUS memastikan KUIL TIDAK BERALIH FUNGSI untuk menyembah tuhan lain (2 Makabe 4 tampaknya terkait ramalan di Daniel 9.27, yaitu tentang Imam yang diurapi: Onias.)
Sampai dengan hari ini, BARU TERJADI 2x pembangunan Kuil di Yerusalem: Kuil ke-1/kuil Sulaiman, hancur oleh Nebudkadnezar II. Kuil ke-2/Kuil Herod, dibangun jaman Koresh oleh Ezra dan Nehemia, hancur oleh Titus di tahun 70 M. Kuil ke-3 belum terjadi. Lihat Yehezkiel 40). Yesus dalam kisah kehidupannya, tidak berurusan dengan menyelamatkan Israel dari tangan bangsa lain, atau dari penyembahan terhadap Tuhan lain. Yesus lahir, besar dan wafat pada masa kuil ke-2 masih ada dan saat itu kuil di Yerusalem JUGA TIDAK BERALIH fungsi untuk menyembah tuhan lainnya.

Untuk urusan diurapi, Yesus TIDAK PERNAH DIURAPI, baik itu sebagai Imam Besar maupun sebagai Raja ataupun sebagai Nabi, tapi jika “Sebagai manusia fana,” komentar Nork, “Ia diurapi hanya sekali, oleh seorang wanita, dan bukan karena menawarkan dirinya sebagai raja atau Imam Besar, tetapi, seperti yang katakannya sendiri, untuk penguburannya.” [Mat 26.7-12 dan Mark 14.3-8: Wanita mengurapi kepala Yesus, tapi di Yoh 12.3-7: Maria meminyaki kaki bukan kepala Yesus dan Luk 7.37-48: Wanita berdosa meminyaki Kaki Yesus dan Simon TIDAK PERNAH meminyaki kepala Yesus. Juga lihat "Notes on Abbé Roca’s “Esotericism of Christian Dogma” (translation)", Helena Petrovna Blavatsky, Dec 1887, hal.372-391]

Di Kaisaraea Filipi, klaim Yesus sebagai Mesiah adalah berdasarkan klaim Simon Petrus:
    ”...Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi..bertanya kepada mereka: "..siapakah Aku ini?" Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias.." Kata Yesus: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga…Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. [Mat 16.15-20. Mark 8.29-30; Lukas 9.20-21 dan TIDAK ADA di Kitab Yohanes]
Mengapa Yesus sampai harus berpesan demikian?
    Para murid R. Jose b. Kisam: ’Kapankah Mesiah datang? ’. R. Jose (110 M): ’..Ketika GERBANG INI rubuh/jatuh, dibangun kembali, rubuh lagi dan dibangun kembali dan rubuh ke-3xnya, SEBELUM ITU dibangun anak David telah datang’ [Tractate Sanhedrin, 98a. Untuk gerbang yang mana yang dimaksudkan, di catatan kaki no.45: ‘Gerbang kaisar Philippi/Banias, rumah/kampungnya Rabbi. Jose, simbol kejatuhan Romawi]
HINGGA RABBI JOSE WAFAT, Gerbang Kaisarea Filipi BELUM RUBUH. DAN BAHKAN, walaupun kerajaan Romawi terbagi 2, Barat dan Timur di tahun 285 M, bagian Timur yang kemudian bernama Byzantium, itupun baru rubuh di tahun 1453 sementara, Gempa bumi yang merubuhkan Kaisarea Philippi terjadi di tahun: 346, 1202 dan 1837
    ”Ketika Nabi Haggai, Nabi Zechariah dan Nabi Malachi wafat, Roh kudus-pun meninggalkan Israel; namun masih dapat menerima Bath-kol (suara suci, kelas-2 kenabian) [Yoma 9b, Sotah 48b, Sanhedrin 11a]
Kekosangan Nabi/Mesias telah terjadi pasca wafatnya mereka, HINGGA KEMUDIAN,
    ""Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku, di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum. Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu MENJELANG DATANGNYA HARI TUHAN yang besar dan dahsyat itu [Maleakhi 4.4-5]
Tapi kedatangan Elia tidaklah sendiri namun harus bersama Musa:
    Johannan ben Zakkai (Abad ke-1 M/w.80 M) menyampaikan perkataan Allah pada Musa: "Saat Aku kirim Elijah, KAMU BERDUA AKAN DATANG BERSAMA" [Neverim/Ulangan Rabba, 10.1/ Neverim Rabba 3.17].
Dan kita tahu bahwa Yohanes pembaptis sendiri MENOLAK DISEBUT ELIA:
    "..orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan Yohanes pembaptis: ".. siapakah engkau? Elia?" Dan Yohanes pembaptis menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" [Yohanes 1.19-21]
Jadi pada jaman Yohanes pembaptis, ELIA BELUMLAH MUNCUL, konsekuensinya, Yesus JELAS BUKAN yang Malaekhi maksudkan. Bahkan hingga Rabbi Johannan ben Zakkai wafat pun dan 2000 tahun BERLALU, Musa dan Elia belum juga datang.

KAPAN?
    R. Kattina: 6000 TAHUN LAMANYA DUNIA INI ADA, dan 1000, akan menjadi senyap, seperti ada tertulis: Hanya Tuhan sendiri yang akan ditinggikan pada hari itu (Yes 2.11). R.Abaye: Itu akan menjadi senyap 2000 TAHUN, seperti yang dikatakan, Setelah 2 HARI, Ia akan menghidupkan kita: PADA HARI KE-3, Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup dihadapannya (Hos 6.2). Ini telah diajarkan sesuai dengan R. Kattina:...1000 tahun dari ke-7 akan menjadi kosong, seperti ada tertulis, Dan Tuhan sendiri akan ditinggikan pada hari itu, 'dan selanjutnya dikatakan, Mazmur dan nyanyian untuk hari Sabat (Mazm 92.1), artinya hari itu seluruhnya Sabat - dan juga dikatakan, Sebab 1000 tahun dimatamu, namun seperti kemarin, ketika berlalu (Mazm 90.4). Dalam Tanna yang diajarkan Elijah: DUNIA INI ADA 6000 TAHUN. 2000 TAHUN PERTAMA SEPI (tanpa taurat); 2000 TAHUN TAURAT BERKEMBANG; DAN 2000 TAHUN BERIKUTNYA ERA MESIANIK [Babylonian Talmud: Tractate Sanhedrin 97a]

    Elijah berkata kepada R.Yehuda, saudara laki-laki R. Salia: 'Dunia akan ada tidak kurang dari 85 TAHUN JUBILE, dan DI JUBILE TERAKHIRNYA, anak Daud akan datang (Mazm Sulaiman 17.21). R. Yehuda: 'Di awal atau di akhir (Jubile terakhir)?, Elijah: 'Aku tidak tahu'. R Yehuda: 'Akan selesai penuh atau tidak [Jubile terakhir]?'. Elijah: 'Aku tidak tahu,'. R. Ashi: Elijah kemudian berkata padanya, 'SEBELUM ITU, JANGAN BERHARAP (kedatangannya), SETELAHNYA ENGKAU BOLEH MENUNGGUNYA.'. R. Hanan b.Tahlifa lewat R. Joseph: Saya pernah bertemu seorang pria yang punya sebuah gulungan/naskah dalam bahasa Ibrani dengan karakter Asyur...Di dalamnya dinyatakan bahwa 4231 tahun (atau 4291 tahun) setelah penciptaan dunia akan seperti yatim-piatu/tak ada yang urus. [Tahunan kemudian] beberapa akan dalam perang MONSTER LAUT/tanninim, dan beberapa dalam perang GOG dan MAGOG (Yeh 38/39), sisa [periode] akan menjadi era Mesianik, sementara Yang Kudus, yang diberkatiNya, akan memperbarui dunia hanya setelah 7000 tahun. R. Abba putra Raba: Statementnya adalah setelah 5000 tahun" [Tractate Sanhedrin 97b]
PENANGGALAN YAHUDI dibuat oleh Rabbi Yose bin Halafta (Abad ke-2 M), seorang Rabbi periode Mishana dari Sepphoris, Galile. Berdasarkan penanggalan itu, Penciptaan dunia mulai pada tanggal 25 Elul tahun ke-0/Julian: 22 Sep 3760 SM dan hari ke-6, ketika Adam dan Hawa diciptakan adalah hari ke-1 bulan Tishri/Julian: 7 Ocktober 3761 SM, oleh karenanya, tahun baru Yahudi/Rosh Hashana, yaitu hari ke-1, bulan Tishri/hari peniupan mulai pada tahun ke-2. Juga dalam Mishnah Torah-nya kaum Maimunit (Dari Musa bin Maimun, filsuf dan saintis Yahudi abad ke-12 M) yang menghitungnya dari hari ke-3 Nissan tahun itu (yaitu 22 maret 1178 M), maka, pada 4398 tahun sebelumnya, yaitu sewaktu PENCIPTAAN DUNIA adalah tahun ke-0 (dalam bahasa latin AM = Anno Mundi = "dalam tahun di dunia") dan PENCIPTAAN MANUSIA terjadi di AM 1/3761 SM. [Lihat juga: "History of the World", R. Rachel M. Solomin]

Dari sini kita dapat dihitung bahwa tahun ke-6000, sebagai akhir dunia terjadi di tahun 2240 M. ERA MESIANIK, mulai dari hari ke-1 bulan Tishiri/ mulai di TAHUN 239 M atau sekitar 172 tahun setelah kehancuran kuil ke-2/69 M. Kemudian, 1 jubile = 50 tahun, 85 Jubile = 4250 Tahun yaitu di tahun 489 M. Jubile terakhir mulai tahun 449 M. Untuk 4231/4291 Tahun = di tahun 470 M/530 M.

Jadi, Tuhan kaum Yahudi menyampaikan bahwa umur dunia adalah 6000 tahun, SETELAH 4000 tahun (2000+2000) sejak Adam muncul (mulai tahun 239 M) disebut ERA MESIANIK yang berlangsung hingga 2000 tahun lamanya (hingga tahun 2239 M, sebagai tahun ke-6000) dan berlanjut dengan kiamat. Sehingga, SIAPAPUN yang MENGKLAIM DIRI sebagai NABI/MESIAS, SEBELUM terjadinya perang GOG dan MAGOG, maka Ia BUKANLAH MESIAS

Jika masih bimbang bahwa Yesus bukanlah nabi apalagi tuhan, bisa juga di check tanda ke-mesias-an melalui kata-kata Yesus sendiri di Matius 12:38-40; Lukas 11:29-30; Markus 8:31, 9:31 yang merujuk Yunus 1:17, yaitu:
    Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu...Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan 3 hari 3 malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi 3 hari 3 malam
Kemudian bandingkan dengan kronologi kematian Yesus yang berada diantara 2 sabat, di bulan ke-1, Nissan:
  1. Tanggal 14, Rabu malam – Kamis senja, yaitu Paskah BULAN ke-1 [Imamat 23.4-8]
  2. Tanggal 15, Kamis malam – jum’at senja, yaitu hari ke-1 hari raya roti tidak beragi [Imamat 23, Matius 26:2, 26:17-20; Markus 14:1, 14:12; Lukas 22:7-8, 22:39; Yohanes 12:20]
  3. Tanggal 16, Jum’at malam - Sabtu senja, hari ke-2 hari raya roti tidak beragi dan juga hari persiapan sabat, Yesus wafat jam ke-9, SABTU SORE, setelah seluruh mayat hukuman diturunkan, barulah dilakukan pemotongan domba paskah (masih 4-5 JAM LAGI sebelum senja berakhir, jam ke-12 akhir, yaitu jam 19.30) [Markus 15:33,42; Yohanes 18:28, 19:14, 31, 42; Lukas 23:14, 23:54; 56-56b; Matius 27 45, 51, 27:62-64]
  4. Tanggal 17, Sabtu malam - Minggu senja, hari ke-3 hari raya roti tidak beragi dan juga hari sabath regular [Imamat 23:1-3 (juga keluaran 16:26, 20:9-10, 31:15, 35:2); Lukas 23:56;56b]
  5. Tanggal 18, Minggu malam - Senin senja, hari ke-4 hari raya roti tidak beragi dan juga hari pertama setelah sabath regular, Pagi-pagi benar ketika hari masih gelap Magdalena pergi ke kubur dan Yesus sudah tidak ada, jadi saat itu SENIN PAGI [Matius 28:1-2; Markus 16:1-2; Lukas 24:1-2; Yohanes 20:1]
Berapa jumlah total hari dari mulai Yesus wafat s/d tidak ada di kuburnya?
    Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?.." [Yohanes 11:9] ‘...tiga setengah hari lamanya’ [Wahyu 11:9] dan ‘Tiga setengah hari kemudian...’ [Wahyu 11:11]
Kalimat ‘1/2 (setengah) hari’ menunjukan tidak dibulatkan menjadi 1 (satu) hari tapi sesuai dengan yang terpakai:
  1. Tanggal 16, jam 15 sore s/d tanggal 17 jam 15 sore = 24 jam
  2. Tanggal 17, jam 15 sore s/d tanggal 18, jam 3 pagi = 12 jam
  3. Tanggal 18, jam 3 pagi s/d pagi-pagi (jam 6) = 3 jam
Total waktu kematian Yesus adalah 39 jam, yaitu hanya: 1.25 hari 2 malam saja! [↑]


Klaim ke-1: Di buku ‘Holy Life”, karangan Andrew Rankin (diedit oleh Steve Hyde) halaman 25-27:
    Buddhisme. Umat Buddha percaya bahwa seseorang harus berbuat 'jasa' agar dapat memperbaiki hidupnya. Mereka tahu bahwa manusia memiliki dosa, sehingga setiap orang, berusaha berbuat jasa untuk menutupi dosa-dosanya. Tetapi mereka tahu bahwa dosa mereka terlalu besar. Ini khususnya sulit bagi orang miskin, karena mereka tahu bahwa untuk berbuat 'jasa,' seseorang perlu uang. Jalan untuk mendapatkan uang adalah menjadi orang kuat, tetapi banyak orang kuat mencuri dan tidak adil. Seringkali mereka korup dan menyalahgunakan kekuasaannya. Uang yang diterima dengan melakukan dosa pada orang lainnya adalah uang jasa yang tak pantas. Jadi dosa berlanjut karena tidak ada yang mampu punya cukup pahala untuk menghapus dosa ... kecuali jika seseorang yang begitu sempurnanya Dia dapat punya cukup pahala untuk dirinya dan orang lain. Sangat menarik bahwa dalam kitab suci agama Buddha di Kamboja, sebuah ramalan tentang 'sang suci' akan datang, Seorang yang membawa manusia menjauh dari jalan lama dan mengenalkan jalan baru.

    "Ketika Buddha bepergian dan hidup di dunia ini, ada seorang pendeta Brahman tua berjubah putih bertanya kepada Sang Buddha," Akan bagaimanakah semua orang dan Brahmin yang terus berbuat pahala agar terhindar dari hasil dosa?" Sang Buddha menjawab, “Meski kalian semua memberikan persembahan menurut 5 sila, 8 sila, 10 sila, atau 227 sila selama 9 triliun tahun dan Kau mengangkat tangan dan mempersembahkan korban bakaran, atau Kau berdoa 5x sehari, kau masih tidak akan
    [hal. 25] luput dari akibat dosa-dosamu. Jika Kau lakukan ini setiap hari, pahala yang kau dapatkan hanya akan sama dengan untaian terkecil rambut bayi yang belum lahir yaitu sangatlah kecil. Kau tidak akan memasuki pintu surga."

    Pendeta Brahman tua itu bertanya lebih lanjut, "Apa yang harus kita lakukan agar terselamatkan?" Sang Buddha menjawab Pendeta Brahman tua itu, “Hasil dosa dan karma adalah sangat besar, lebih berat dari langit, lebih tebal dari bumi, dan begitu tingginya sehingga akan seperti malaikat yang membersihkan tiang-tiang di sudut kompleks kuil dengan kain setinggi 18 inci - membersihkannya 1x per tahun - hingga tiang-tiang tersebut runtuh ke tanah. Ketika tiang-tiang itu runtuh ke tanah, Selama itulah yang dibutuhkan untuk mengakhiri dosa-dosamu." Sang Buddha berkata lebih lanjut, “Aku telah melepaskan derajat tinggiku dan memasuki jalan kependetaan. Aku pikir bahwa meski aku baik, Aku hanya akan punya jumlah jasa yang sangat kecil di akhir tahun. Jika Aku diberi jumlah jasa yang sama untuk 100.000 zaman dan hidup 10 kali lebih lama, Aku tak akan terselamatkan dari hasil dosa bahkan sekali pun."

    Pendeta Brahman tua ini bertanya lebih lanjut, "Jadi apa yang harus kita lakukan?" Sang Buddha menjawab, “tetaplah berbuat pahala dan carilah Sang kudus lain yang akan datang dan menolong dunia dan kalian semua di masa depan"

    Kemudian Pendeta brahman tua bertanya, "Apa yang akan menjadi ciri dari sang Kudus ini kelak?" Sang Buddha menjawabnya, "Sang Kudus yang akan menjaga dunia di masa depan akan seperti ini: di telapak tangan dan di telapak kakinya akan ada gambar cakram, di sisi tubuhnya akan ada luka tusuk; dan pada dahinya akan ada banyak tanda seperti bekas luka. Sang Kudus ini akan menjadi kapal emas yang akan membawamu melewati siklus semua jalan kelahiran kembali menuju ke surga tertinggi (Nirwana). Jangan mencari keselamatan dengan cara lama; pastinya tak ada keselamatan di dalamnya. Berhenti dengan cara lama. Dan akan ada roh baru seperti cahaya kunang-kunang yang akan turun dari atas langit untuk hidup dalam segenap hatimu dan kamu
    [hal.26] akan menang atas semua musuhmu. Tak seorangpun yang akan dapat menghancurkanmu. Jika kau mati, kau tak akan kembali untuk dilahirkan di dunia ini lagi. Kau akan pergi ke surga tertinggi (Nirvana)."

    Buddha benar tentang kesia-siaan berusaha mendapatkan pahala. Itu tidak mungkin. Yang suci yang dikatakan Buddha akan datang telah datang. Sekitar lima ratus tahun setelah Buddha meninggalkan dunia ini, Nubuatan itu terpenuhi. Ketika Yesus Kristus mati di kayu salib untuk menghapus dosa manusia, setiap tangan dan kaki ditikam dengan paku besar meninggalkan bentuk piringan (Yohanes 20:20), sisi-Nya ditikam dengan tombak (Yohanes 19:34); dan dahinya memiliki banyak tanda di atasnya dari mahkota duri yang dikenakan orang Romawi kepada-Nya (Yohanes 19:2). Yesus Kristus membuka jalan baru dari iman yang terhubung Allah sehingga jalan-jalan lama dari pahala ditinggalkan. Hanya melalui Yesus, seseorang dapat menemukan jalan keluar dari ketidakmungkinan melakukan pahala. Melalui Yesus saja, seseorang dapat menemukan jaminan sempurna bahwa surga tertinggi dibuka oleh rahmat Allah.
    [hal.27]

    Note:
    Klaim di atas merupakan varian klaim sebelumnya, yang juga mengklaim berasal dari di kitab yang ada di Kuil (Wat) bernama "Phra Sing", Chiang Mai, Thailand, bedanya yang diklaim bahwa Buddha Metteya adalah Yesus Kristus, yaitu di "Poles Apart"-nya, JOHN DAVIS, hal.112-113:

      "seorang Brahman tua tertentu bertanya kepada Buddha tentang bagaimana caranya agar terselamatkan dari dosa. Sang Buddha menjawab bahwa terlepas dari berapa banyak aturan yang telah kau patuhi, atau bahkan jika kau berdoa 5x sehari, Kau tidak akan diselamatkan. Buddha lebih lanjut berkata bahwa dosa terlalu besar untuk dibasuh; walaupun Aku menjadi seorang pertapa, selama lebih dari 8 A-song-kaií atau terlahir kembali untuk 10x lagi, Aku tidak akan terselamatkan. Brahman bertanya tentang ciri dari Metteya. Sang Buddha menjawab bahwa di tangan dan kakinya ada luka, sisi tubuhnya ada luka tusukan tombak dan dahinya penuh tanda bekas luka. Dia adalah kapal emas yang membawamu ke surga di mana kau akan bertemu Tri-pra (dewa tritunggal Crystal). Dengan demikian, berhentilah mengikuti cara lama. Roh dari surga akan datang dan berdiam di hatimu untuk mengalahkan musuhmu dari empat dan delapan arah."
    -----
Scan buku di atas mengklaim bahwa ini berasal dari kitab buddhisme Kamboja, sementara tulisan web yang memuat scan ini dan juga web ini, menyatakan hal yang berbeda lagi, bahwa ini berasal dari Thailand (wat Phra Sing, Chiang Mai) plus ditambahi dengan rujukan "the religious encyclopedia, volume 23, book #29". Masalahnya, TIDAK ADA Sutrapridot dan juga TIDAK ADA religius ensiklopedia. Bahkan klaim ini pun TIDAK AKAN ADA di seluruh volume TIPITAKA (baik online maupun cetak). Pelestarian sutta dan aturan kebhikuan telah dilakukan sejak jaman Buddha dengan dihafalkan dan menjadi TIPITAKA (dengan tambahan Abhidhamma) pada konsili ke-3 (abad ke-3 SM), kemudian untuk pertama kalinya dituliskan pada konsili ke-4 (abad ke-1 SM), ribuan tahun kemudian, yaitu pada tahun 1871 dan 1956 dilakukan konsili ke-5 dan 6, yang mengulang kembali tipitaka yang sama. Sementara itu, teknik hafalan ini pun masih tetap digunakan, misalnya Guiness Book of record, tahun 1985, mencatat nama Sayadaw Mingun, seorang Bikkhu dari desa Mingun, Myanmar. Bertempat di Rangoon, Burma pada bulan May 1954, berhasil mengalunkan 16,000 halaman kanon teks Buddhist yang ketika dibandingkan dengan teks tertulis, tanpa salah satu huruf-pun sehingga Ia diberi gelar Tipitakadhara Dhammabhandagarika (Pembaca TiPitaka dan penjaga Dhamma) dan tercatat 11 Bikkhu saat itu yang berkemampuan sepertinya, jadi, tipitaka memang terpelihara baik selama ribuan tahun. Jika tidak ada di TIPITAKA, maka itu BUKAN sabda Buddha tapi sabda pengarangnya.

Klaim bahwa berasal dari kitab yang ada di Wat Prha Sing, DIBANTAH Scott Noble dalam "Was Jesus Christ the Fulfillment of the Buddha’s Prophecy?" (June 28, 2006 bentuk PDF): "Aku juga pergi ke kuil Phra Singh, yang berada di pusat kota Chiang Mai dan bertanya kepada seorang bhikkhu senior tentang teks ini. Meskipun dia telah di sana selama sekitar 25 tahun, dia tidak tahu bagaimana cara mendapatkan salinan teks ini. Saya juga bertanya di perpustakaan mereka, dan mereka juga tidak tahu di mana menemukan teks ini."

Kitab Buddhism juga disusun dengan sistimatika penomoran, misalnya ucapan sang Buddha tentang lamanya kappa, di SN 15.5 (penomoran ini adalah rujukan resmi di kitab Buddhisme), "Di Sāvatthī. Seorang bhikkhu mendekati Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: “Yang Mulia, berapa lamakah satu kappa?” “Satu kappa adalah sangat lama, bhikkhu. Tidaklah mudah menghitungnya dan menyebutkannya dalam berapa tahun, atau berapa ratus tahun, atau berapa ribu tahun, atau berapa ratus ribu tahun.” “Kalau begitu mungkinkah dengan memberikan perumpamaan, Yang Mulia?” “Mungkin saja, bhikkhu,” Sang Bhagavā berkata. “Misalkan, bhikkhu, terdapat sebuah gunung batu dengan panjang satu yojana, lebar satu yojana, dan tinggi satu yojana, tanpa lubang atau celah, sebuah batu padat yang besar. Di akhir setiap seratus tahun, seseorang akan menggosoknya dengan sehelai kain Kāsi. Dengan usaha ini gunung batu itu lama-kelamaan akan terkikis habis tetapi kappa itu masih belum berakhir. Demikian lamanya satu kappa itu, bhikkhu. Dan dari kappa-kappa yang selama itu, kita telah mengembara melalui begitu banyak kappa, ratusan kappa, ribuan kappa, ratusan ribu kappa.". Jadi aneh sekali ketika mengklaim ucapan Buddha tapi tanpa disertai penomoran dan juga tanpa ada di TIPITAKA.

Klaim "Kau mengangkat tangan dan mempersembahkan korban bakaran, atau Kau berdoa 5x sehari" adalah janggal, karena kaum Brahmana tidak melakukan korban bakaran seperti kaum Yahudi, juga tidak melakukan doa sebanyak 5x.

Sekarang, mari kita lihat klaim lainnya dan kita bandingkan juga dengan kenyataan di Kristen sendiri dan juga kitab kaum Yahudi.

Pertama, klaim "melakukan persembahan memerlukan uang" adalah TOTAL ERROR, Di banyak kisah Buddhisme, akan ditemukan contoh dari mereka yang memberikan persembahan tanpa uang, yaitu dengan tenaga, menyetujui hal baik, mengajak berdana (misal Dhammapada syair 122), berdana suara (mengalunkan paritta, ceramah: misal SN 1.42/Kimdada sutta), berdana bunga (misal Sumitta dan Sumeda dalam Buddhavamsa: Sumedha patthanā kathā), memberikan pakaian satu-satunya (Misal Jataka 527/Ummadanti Jataka, dhammapada syair 116), memberikan hasil yang ditanam (misal dhammapada syair 118), membuang bekas cucian mangkok ke kolam ikan (misal AN 3.57/Vaccagotta sutta), dan masih banyak lainnya. Jadi, tidak ada keharusan uang untuk dapat berdana atau tidak punya uang bukanlah kendala dalam berdana.

Klaim, "..memberikan sedekah menurut 5 sila, 8 sila.." ini juga error, karena dalam butir-butir cara latihan sila, tidak ada memuat tentang melakukan persembahan. Sila dilakukan adalah demi memperbaiki moralitas, persembahan dilakukan dengan harapan pelakunya berlatih dalam mengurangi keserakahan, dengki dan kebencian. Seorang memberbaiki moralitasnya dengan latihan sila, yaitu (1) tidak menyakiti mahluk hidup, maka ini memperbaiki persembahan namun tidak ada hubungannya dengan uang; (2) tidak mengambil yang tidak diberikan adalah agar menahan diri dari barang yang bukan miliknya, jika seorang melakukan pencurian ataupun hanya mengambil barang yang menggeletak di mejamakan rumah tanpa izin/belum dipersilakan, tidak ada urusannya dengan persembahan dan bahkan seorang pencuri sekalipun, tetap dapat mempersembahkan sesuatu dan tentu saja Ia memupuk perbuatan buruk dan baik dari tindakan itu; (3) tidak melakukan cara salah dalam indriya misalnya tidak mencontek, main game, mengintip orang mandi dan lainnya, tidak ada hubungannya dengan persembahan. (4) tidak berkata yang tidak benar, juga tidak ada hubungannya dengan persembahan, pun Ia menipu dengan mulut dan melakukan persembahan, maka ia melakukan perbuatan buruk dan baik. Demikian pula dengan orang yang melatih (5) tidak memasukan asupan yang melemahkan kesadaran (seperti alkohol), tidak juga terkait persembahan, demikian pula dengan orang yang melatih (6) makan 1x, (7) tidak menggunakan perhiasan, menonton menari; (8) tidak bersandar/duduk ditempat tinggi, tidak ada kaitannya dengan persembahan, dan banyak lagi latihan sila umat awam Buddhis yang tidak terkait dengan persembahan ataupun sedekah.

Jadi seorang yang diklaim holy one TIDAK AKAN PERNAH melanggar sila, apalagi, latihan 5 sila adalah HAL MENDASAR yang dilakukan pemeluk Buddhis, namun bahkan untuk urusan yang PALING DASAR saja, Yesus kristus malah tidak lulus, banyak bolongnya.

Sang Buddha, sang maha sempurna menyampaikan 4 hal yang dengannya akan mengarah ke alam bahagia atau ke neraka, yaitu apakah Ia: melakukan/tidak moralitas, mendorong/menghalangi orang lain melakukannya, menyetujui/tidak moralitas dan memujikan/mencela moralitas [AN 4.264-273]

Sila ke-1 adalah tidak menyakiti kehidupan. Yesus malah menyakiti kehidupan, menganjurkan, menyetujui, dan memuji menyakiti kehidupan:
    Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara/Gerasa, datanglah dari pekuburan DUA ORANG YANG KERASUKAN SETAN [MARKUS 5.3 dan LUKAS 8.27 -> JUMLAH ORANG YG KERASUKAN = 1]...Tidak jauh dari mereka itu [LUKAS 8.32 dan MARKUS 5.11 -> LERENG GUNUNG/BUKIT] sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu [MARKUS 5.9 -> Kawanan Setan itu bernama LEGION] meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir kami, SURUHLAH KAMI PINDAH KE DALAM SEKAWANAN BABI ITU." Yesus berkata kepada mereka: "Pergilah!" [LUKAS 8.32 dan MARKUS 5.13 -> Yesus mengabulkan permintaan mereka] Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu [MARKUS 5.12 -> JUMLAH BABI =2000] dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. [Matius 8.28-34, Lukas 8.26-34, Markus 5.1-14]

    ..wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah,..Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar,..Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya. [Wahyu 2.20-23]

    menyuruh menimbun persenjataan dan membiarkan terjadinya tindak kekerasan terhadap aparat kerajaan: "Sebelum ke luar kota menuju bukit Zaitun, Yesus perintahkan pengikutnya untuk membeli senjata: "sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang".[Luk 22:36-38]. Saat di jemput di Getsemani: "Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus" [Yohanes 18:10-11. Juga lihat di Matius 26:51-52, Lukas 22: 52]. Dalih membeli pedang: "Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak" [Lukas 22:37]
Sila ke-2: Tidak mengambil apa yang tidak diberikan. Yesus malah mencuri dan mengambil yang tidak diberikan:
    Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan (Heurisko) SEEKOR KELEDAI BETINA (ONOS) TERTAMBAT DAN ANAKNYA (POLOS) ada dekatnya. LEPASKANLAH/AMBIL/LANGGAR (Luo) keledai itu dan BAWALAH KEDUANYA kepada-Ku. (MARKUS 11.2 -> ..Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera HEURISKO SEEKOR KELEDAI MUDA (POLOS) TERTAMBAT, yang belum pernah ditunggangi orang. LUO keledai itu dan bawalah ke mari. LUKAS 19.30 -> Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan HEURISKO SEEKOR KELEDAI MUDA (POLOS) TERTAMBAT, yang belum pernah ditunggangi orang. LUO keledai itu dan bawalah ke mari). DAN JIKALAU ADA ORANG YANG MENEGOR KAMU, katakanlah: TUHAN (KURIOS) MEMERLUKANNYA. Ia akan segera mengembalikannya." (MARKUS 11.3 -> DAN JIKA ADA YANG MENGATAKAN KEPADAMU: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: TUHAN (KURIOS) MEMERLUKANNYA. Ia akan segera mengembalikannya ke sini. LUKAS 19.31 -> 19:31 DAN JIKA ADA ORANG YANG BERTANYA KEPADAMU: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: TUHAN (KURIOS) MEMERLUKANNYA. YOHANES 12.4 -> YESUS MENEMUKAN (Heurisko) SEEKOR KELEDAI MUDA LALU IA NAIK KE ATASNYA,..). HAL ITU TERJADI SUPAYA GENAPLAH FIRMAH YANG DISAMPAIKAN OLEH NABI: "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya. [Matius 21:2-7, Markus 11:2-7 dan Lukas 19:30-35. Juga Yohanes 12.12-16]. 3 Injil sinoptik: Yesus menyuruh muridnya + "JIKA ADA YANG MENEGURMU/BERTANYA" VS Kitab Yohanes: Yesus sendiri yang melakukannya (YESUS MENEMUKAN SEEKOR KELEDAI MUDA LALU IA NAIK KE ATASNYA). Bagaimana mungkin kejadian sepenting ini, INGATAN MEREKA TIDAK SAMA? dan KELEDAI itu jelas diperolehnya SECARA MENGGELAP/tanpa IJIN (baik dilakukan sendiri atau menyuruh orang lain), padahal Keluaran 23.4 sudah menyampaikan dengan jelas, "Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan" bahkan para Nabi lainnya misal: Abraham (Kej 22.3), Musa (Kel 4.20), dan lainnya pun tidak ada yang melakukannya dengan mencuri.

    Pada suatu kali, PADA HARI SABAT, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum [Mat 12:1 => Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya; Luk 6:1 => murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya]. Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?". Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu ABYATAR menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu--yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam--dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat" [Markus 2:23-28, Matius 12:1-9, Lukas 6:1-5]

    Apakah Daud di kisah itu mencuri?
    Raja Saul marah...hendak membunuh Daud...Daud melarikan diri [1 Sam 20:30-33]. Sampailah Daud ke Nob KEPADA AHIMELEKH..Jawab Daud kepada imam Ahimelekh: "Raja menugaskan sesuatu kepadaku..Maka sekarang, apa yang ada padamu? Berikanlah kepadaku lima roti atau apapun yang ada" Lalu jawab imam itu kepada Daud: "Tidak ada roti biasa padaku, hanya roti kudus yang ada; asal saja orang-orangmu itu menjaga diri terhadap perempuan" Daud menjawab imam itu, katanya kepadanya: "Memang, kami tidak diperbolehkan bergaul dengan perempuan, seperti sediakala apabila aku maju berperang. Tubuh orang-orangku itu tahir, sekalipun pada perjalanan biasa, apalagi pada hari ini, masing-masing mereka tahir tubuhnya.". Lalu imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian; roti itu biasa diangkat orang dari hadapan TUHAN, supaya pada hari roti itu diambil, ditaruh lagi roti baru. [1 Sam 21:1-5]

    Dalam kasus Daud, DAUD DIBERI ROTI, BUKAN MENGAMBIL TANPA IJIN dan dalam keadaan tahir/tidak berhubungan badan dengan perempuan. Saat itu, Daud berada dalam bahaya kelaparan dan TERANCAM KESELAMATAN akibat hendak dibunuh Saul. Dengan diberikan roti, Daud tidak melanggar Sabat, apalagi, di kasus ini, nyawa terancam, maka sabat boleh dilanggar (1 Makabe 2:41), sedangkan Yesus dan muridnya, TIDAK SEDANG TERANCAM KESELAMATAN, mereka sedang jalan-jalan santai. Jadi berdalih dengan kasus Daud adalah tidak relevan.

    Dalam kasus Yesus: Jika beralasan sebagai jatah orang miskin dan orang asing dengan "Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu..tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing" [Imanat 19:9-10], MASALAHNYA, tidak disebutkan itu terjadi setelah masa panen yang tentunya kaum farisi juga tahu aturan ini sehingga tidaklah disebut melanggar sabat dan malah jadi mengada-ada membela diri dengan merujuk pada kisah Daud.

    Tuduhan dilontarkan adalah ketika melihat mereka memetik dan makan gandum, maka jika hari itu hari raya buah sulung, orang miskinpun tetap mengacu hukum Taurat, "Apabila kamu sampai ke negeri..dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam, dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan..Pada hari kamu mengunjukkan berkas itu kamu..JANGANLAH KAMU MAKAN roti, atau gandum baru itu, baik mentah, dipanggang, sampai kamu telah membawa persembahan Allahmu;itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu turun-temurun [Imanat 2:10-14]. Inilah yang dilanggar, ketika mengutip Daud untuk membela diri, ini mengada-ada.

    Jika beralasan dengan "Apabila engkau melalui/berada (bow') ladang gandum sesamamu yang belum dituai, engkau boleh memetik bulir-bulirnya dengan tanganmu, tetapi sabit tidak boleh kauayunkan kepada gandum sesamamu itu" [Ulangan 23:26], MASALAHNYA, di Mishnah Bava Metziah 7:2 spesifik menyatakan bahwa ayat ulangan itu BERLAKU bagi para pekerja yang bekerja pada ladang majikannya BUKAN bagi YANG SEDANG MELINTAS, Sementara Yesus dan pengikutnya BUKANLAH PEKERJA LADANG TERSEBUT, JUGA TIDAK MEMINTA IJIN DAN TIDAK ADA YANG MEMBERIKAN PADA MEREKA. Mereka ini tertangkap tangan SEDANG MENCURI bulir Gandum. Jika sebagai pekerjapun konyol mengingat "6 hari lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ke-7 haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga" [Keluaran 34:21]. Pencurian ini melanggar Sabat, menodai kekudusan Sabat

    Yesus juga salah menyebut nama Imam besar pada kisah Daud, yang harusnya BUKAN Abyatar, melainkan Ahimalek bin Ahtub [1 Sam 22:9], Ahimalek dari Nob punya anak bernama Abyatar [22.20] yang kelak ikut dengan Daud. Seorang yang diklaim Tuhan, tapi salah sebut nama, tentunya sangat tak elok, bukan?
Sila ke-3: Tidak menikmati Indriya dengan cara salah, Yesus malah karena tidak mampu menahan lapar dan kecewa tidak dapat buah dari pohon, lantas marah dan mengutuki:
    Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. [Matius 21:18-19]. Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya. [Markus 11:11-14]. Biasanya perlu waktu sekitar 1 Bulan, agar buah ara dapat matang. Ada alasan mengapa buah ara tidak matang-matang dan ada juga alasan mengapa pohon ara tidak mau berbuah, yang tentu saja berarti bahwa pohon ara TIDAK-lah mandul karena mereka berkembang biak secara monoecious (hermaphrodit) atau gynodioecious (hermaphrodit dan jenis wanita).
Sila ke-4: Tidak menyatakan yang tidak benar (berdusta, memecah belah, berkata kasar dan bergosip). Yesus malah melakukannya:
    Kebohongan/dusta:
    "Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya. Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu...Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap." Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam" (Yohanes 7.2-10)

    Yesus tentang Yohanes Pembaptis: "dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! [Matius 11.14-15] tapi Yohanes Pembaptis sendiri menyatakan yang sebenarnya bahwa Ia bukan Elia: "Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan! (Yohanes 1.21)

    "Yesus keluar dari Bait Allah...datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah (HIERON). Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya TIDAK SATU BATUPUN DI SINI AKAN DIBIARKAN TERLETAK DI ATAS BATU YANG LAIN; SEMUANYA AKAN DIRUNTUHKAN" [Mat 24.1-2. Bait Allah yang sama di Yoh 2.19-20]. Ini jelas dusta, karena BAHKAN hingga kini, batu-batu yang terletak di atas batu lainnya, masih dapat kita lihat sebagai TEMBOK RATAPAN

    Memecah belah:
    Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.[Luk 12:51]. Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh (echtroi) orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.[Mat 10:34-36]
Sila ke-5: Menghindari asupan yang melemahkan kesadaran. Yesus malah mendorong untuk minum alkohol:
    Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."..Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." (Yohanes 2.1-10)
Apakah Yesus orang berdosa?
YA. Karena para Pendosa dibaptis oleh Yohanes Pembaptis: "demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu". (Markus 1.4) dan Yesus terbukti dibaptis olehnya: "Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes" (Markus 1.9)

Melihat Panutan yang seperti ini, tidaklah mengherankan jika kaum Nasrani meremehkan perbuatan bajik, karena bahkan, Sang Panutan mereka pun TIDAK MAMPU melaksanakan SILA yang padahal kalangan awam Buddhis saja MAMPU melaksanakannya, jadi, sungguhlah konyol, jika mau dibodohi dengan mengikuti orang yang GAGAL dalam sila, bukan?


Ciri yang tampak saat kematian Yesus
Pengetahuan umum yang beredar, Yesus dinyatakan wafat disalib, tangan kakinya dipaku, lambungnya ditusuk dan kepalanya diberikan Mahkota Duri. Yohanes 19 dan 20:



Sementara,
kaum Brahmana dan sang Buddha menyatakan tentang tanda-tanda fisik “The Holy One” yang akan muncul pada seluruh Budha masa lalu, sekarang dan masa depan. Tanda-tanda itu adalah 32 tanda kelahiran fisik manusia agung yang tercantum dalam DN 3, 14, 30; MN 91, 92; SnP 3.7. Disamping 32 ciri, juga cara berdiri, berjalan, duduk, makan, minum, mencuci dan lainnya yang diamati Uttara, Murid Brahmayu selama 7 bulan:

“Para bhikkhu, seorang Manusia Agung (Maha Purisa) memiliki 32 tanda (lakkhana)....... apakah 32 Maha Purisa Lakkhana yang menyebabkan hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha; yaitu:
  1. Telapak kaki datar [suppatiṭṭhitapāda]
  2. Telapak kaki tergambar roda 1000 jeruji, lengkap dengan lingkar sumbu [heṭṭhā, pāda, talesu cakkāni jātānihonti sahassārānisa, nemikāni sa, nābhikāni sabbākāra paripūrāni]
  3. Tumit menonjol [āyatapaṇhi]
  4. Jemari panjang [dīghaṅguli]
  5. Tangan-kaki lembut-lentur [mudutalunahatthapāda]
  6. Tangan-kaki rapat/tak bercelah [jālahatthapāda]
  7. Pergelangan kaki lengkung (bagai cangkang penyu) [ussaṅkhapāda]
  8. Betis bagai rusa [eṇijaṅgha]
  9. Ketika berdiri tegak-mantap, tidak terbungkuk [ṭhitakova anonamanto] dengan kedua telapak tangan mengusap-menyentuh lutut [ubhohi pāṇitalehi jaṇṇukāni parimasati parimajjati]

    note:
    Ketika berjalan, kaki kanan melangkah terlebih dulu, langkah kaki tidak terlalu jauh atau dekat, tidak terlalu cepat atau lambat, tanpa kedua lutut beradu. tanpa mengangkat atau menurunkan paha dan tanpa merapatkan atau merenggangkannya. Hanya bagian bawah tubuh yang bergerak, dan berjalan tidak dengan usaha tubuhnya. [MN 91]

  10. Kelamin terselubung/berkulup [kosohita vatthaguyha: kosohita = terselubung, terbungkus; vatthaguyham = tertutup kain]

    note:
    "32 tanda yang kupelajari
    adalah tanda-tanda Manusia Luar Biasa –
    Aku masih belum melihat 2 tanda
    Pada tubuhMu, Gotama.

    Apa yang terbungkus kain
    Terselubung dalam lapisan penutup
    , manusia utama?
    sehubungan dengan jenis perempuan,

    Lidah yang tidak terlihat?
    Mungkinkah lidahmu lebar,

    Sesuai dengan apa yang telah kami pelajari?
    Sudilah memperlihatkannya sedikit
    Dan dengan demikian, O Yang Bijaksana, mengobati keragu-raguan kami
    Demi kesejahteraan dalam kehidupan ini
    Dan kebahagiaan dalam kehidupan mendatang
    Dan sekarang kami memohon izin untuk bertanya
    Tentang hal yang sangat ingin kami ketahui." [MN 91]

  11. Kulit cerah keemasan [suvaṇṇavaṇṇo hoti kañcana sannibhattaca]
  12. Kulit halus, karena halus debu kotoran tak menempel ditubuh [sukhumacchavi hoti sukhumattā chaviyā rajo jallaṁ kāye na upalimpati]
  13. Bulu badan satu untuk satu pori [ekeka lomo hoti ekekāni lomāni loma kūpesu jātāni]
  14. Ujung bulu badan menghadap ke atas berwarna hitam-biru melingkar ke arah kanan/searah jarum jam [uddhaggalomo hoti uddhaggāni lomāni jātāni nīlāni añjana,vaṇṇāni kuṇḍalā vaṭṭāni dakkhiṇā vaṭṭaka jātāni]
  15. Tubu tegak/lurus seperti Brahma [brahmuju gatta]
  16. Otot menonjol di tujuh tempat [sattussada]
  17. Bagian depan atas tubuh bagaikan singa [sīha pubbaddhakāya]
  18. Tidak ada cekungan antar bahu [citantaraṁsa]
  19. Lingkar imbang pohon beringin [nigrodhaparimaṇḍalo], tubuh sepanjang bentangan (lengan) [yāvatakvassa kāyo tāvatakvassa byāmo], bentangan (lengan) sepanjang tubuh [yāvatakvassa byāmo tāvatakvassa kāyo]
  20. Bahu seragam lengkung bulat [samavaṭṭakkhandha]
  21. Indriya kecap sempurna [rasaggasaggī]
  22. Rahang seperti rahang singa [sīhahanu]
  23. Memiliki 40 gigi [cattālīsa danta]
  24. Gigi rata [sama danta]
  25. Rapat antara gigi [aviraḷa danta]
  26. Gigi putih cemerlang [susukka dāṭha]
  27. Panjang dan lebar lidah proporsional [pahūta jivha]

    note:
    ...Kemudian Sang Bhagavā mengerahkan kekuatan supra manusia-Nya (iddhābhisaṅkhāraṁ abhisaṅkhāsi) sehingga murid brahmana Uttara melihat bahwa organ kelamin Sang Bhagavā yang terselubung. Selanjutnya Sang Bhagavā menjulurkan lidahNya, dan Beliau berulang menyentuh kedua telingaNya kedua lubang hidungNya dan menutupi seluruh keningNya dengan lidahNya [MN 91, 92; SnP 3.7, DN 3]

  28. Suara bagai Brahmā [brahmassaro hoti], semerdu burung karavīka/burung kucica [karavīkabhāṇī]
  29. Mata biru gelap [abhinīlanetta]
  30. Bulu mata bagai bulu mata sapi [gopakhuma]
  31. Tumbuh bulu halus melingkar terang/putih seperti kapas di antara alis [uṇṇā bhamukantare jātā hoti odātā mudu tūla sannibhā]
  32. Kepala berbentuk bagai turban [uṇhīsasīsa]

Menurut klaim kalangan Nasrani:
    di telapak tangan dan di telapak kakinya akan ada gambar cakram, di sisi tubuhnya akan ada luka tusuk; dan pada dahinya akan ada banyak tanda seperti bekas luka.
Apakah ini adalah tanda lahir? Tidak.. Sementara, 32 tanda yang tercantum di Lakkhana Sutta merupakan 32 tanda lahir yang harus komplit tidak boleh kurang 1 pun yang bukan buatan atau bukan bekas luka.

Apakah ada dalam kitab/Sutta Buddhisme bahwa Buddha Gautama akan mengalami wafat terbunuh dengan luka tusukan, disalib atau tangannya dipaku dan seterusnya seperti Yesus? TIDAK ADA. Juga, tidak seperti Yesus yang mati terbunuh, maka seluruh Buddha (masa lampau, sekarang dan masa datang) TIDAK MUNGKIN AKAN dapat dibunuh atau terbunuh oleh mahluk apapun:
    "Teman, Aku tidak melihat siapapun di dunia ini bersama dengan para deva, Māra dan Brahmā, bersama dengan umat manusia—para bhikkhu dan brahmana, para penguasa dan orang-orang biasa—yang dapat menjatuhkan pikiranKu, membelah jantungKu, atau menangkap kakiKu dan melemparKu ke seberang sungai Gangga" [Snp 1.10; SnP 2.5]


Seharusnya, luka-luka yang diderita Yesus akibat penyaliban akan tercantum di injil, tapi ternyata tidak:

Yohanes:
Kepala Yesus dimahkotai duri(19:2), Yesus yang memikul Salib(19:17). Yesus disalib, kakinya tidak dipatahkan, lambungnya ditusuk (19:34), ada 2 maria, berdasarkan perkataan Thomas: Ia melihat kaki, tangan dan lambung Yesus terluka, Yesus memperlihatkan keadaannya dan tidak ada tanda luka apapun (20:20, 20:27),

Markus:
Yang memikul salib adalah Simon dari kerene (15:21), Yesus Disalib, tidak tertulis bahwa kaki dan tangannya dipaku, kepala Yesus dimahkotai duri (15:17), Pilatus heran mendengar yesus sudah mati (15:44), ada 2 maria (15:40), Yesus memperlihatkan diri dan tidak ada satu katapun yang merujuk bahwa ia memperlihatkan ada/tidaknya tusukan kepada 11 muridnya

Lukas:
Yang memikul salib adalah Yesus dari kirene (22:36), Yesus disalib, tidak tertulis kata-kata kaki dan tangannya dipaku, Tidak ada kata-kata: dimahkotai, dipatahkan tulangnya ataupun ditusuk lambungnya, bahkan ia memperlihatkan dia baik2 saja dengan mempertontonkan tangan dan kakinya (24:39-40)

Matius:
Yang memikul salib adalah Simon dari kerene (27:32), Yesus disalib, tidak tertulis kata-kata kaki dan tangannya dipaku, Tertulis ada dua orang Yesus di Penjara, Yaitu Yesus Barnabas dan Yesus Kristus (27:16-17), Dimahkotai duri (27:24), kepala Yesus dipukul dengan buluh (27:30), Terjadi gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah (27:51), ada 2 maria yang menunggu (27:61), tidak ada memperlihatkan tubuhnya kepada semua muridnya

Kita review untuk memastikan ADA atau TIDAKNYA, TANDA BEKAS LUKA

Yohanes:
20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.
20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung
20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan sisi tubuh-Nya (plueran) kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat tupos [= contoh/tanda tapi ditranslasikan secara konyol menjadi = bekas] helos [jamak dari helo, artinya KUKU JARI bukan PAKU] pada tangan-Nya dan sebelum aku ballo [artinya menaruh/meletakkan BUKAN mencucukkan] jariku ke tupos [contoh/tanda] helos [KUKU JARI] itu dan ballo [meletakan] tanganku ke pleura [sisi tubuh]-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
    Note:
    Di blog ini, disampaikan bahwa arti kata "helo" bukanlah paku tapi kuku. Di alkitab tidak ada detail proses penyaliban. Tidak benar bahwa di ketika itu, paku telah di pakai dalam proses penyaliban. Para penulis ALKITAB bukanlah saksi mata kejadian. Tulisan mereka hanya merupakan reka-reka kejadian hasil inspirasi pada peristiwa penyaliban lain di tahun 70an masehi [kejadian di empat puluh tahunan setelah yesus wafat]. Sedangkan penulisannya sendiri baru dilakukan puluhan bahkan ratusan tahun lagi setelah tahun 70 masehi.
20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan ballo [letakan] ke pleura [sisi tubuh]-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

ADAKAH di sebutkan TANDA-TANDA BEKAS DARAH DAN LUKA?
TIDAK ADA

Apakah kain dikepala Yesus disebutkan Berdarah?
TIDAK ADA

[Note: Yesus dikatakan wafat jam 15.00. Jadi ada waktu kurang dari 3 jam sebelum jam 18.00, yaitu saat memasuki hari sabat, sebelum di kubur ia dikafani. Seharusnya bekas-bekas luka-luka itu belum sepenuhnya mengering, ada sisa-sisa darah yang menempel di kain. Perlu diperhatikan bahwa Pilatus sendiri heran bahwa Yesus dikatakan sudah Wafat! (Markus 15:44)]

Bagaimana dengan 3 Injil lainnya, adakah disebutkan bekas darah bekas luka?

Matius, 28:1 s/d 20?
TIDAK ADA

Markus, 16: 1 s/d 20?
TIDAK ADA

Lukas, SANG TABIB, 24: 1 s/d 53?
24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
24:40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.

Adakah tanda-tanda bekas luka yang diperlihatkan?
TIDAK ADA

Tadinya saya berharap petunjuk itu ada di INJIL LUKAS, buatan sang TABIB. Sebagai Tabib, SEHARUSNYA Ia yang sangat PERHATIAN dengan adanya LUKA-LUKA…tapi…TIDAK ADA.

Mengapa Sang Tabib tidak menulis ada luka pernah ada bekas luka? Apakah memang tidak pernah ada Luka…dilukai…atau bahkan disalib?

4 (Empat) Injil di atas sama sekali tidak meyebutkan adanya bekas LUKA!

Apakah di 4 Injil, tercatat adanya tanda-tanda KELAHIRAN Yesus yang jumlah sebanyak 32 Tanda?
TIDAK ADA

Dari ringkasan Alkitab tersebut terdapat beberapa hal serius yaitu:
  1. Tidak ada bukti rinci yang menyebutkan bagaimana kaki dan tangannya berdarah saat di salib, padahal untuk kepalanya dipukul (Matius) dan lambungnya ditusuk (Yoh) yang jarang diketahui saja bisa tercatat dengan teliti.
  2. Luka kaki dan tangan adalah hanya berdasarkan keterangan dari Thomas dan itupun hanya muncul di 1 injil (Yohanes) dan terbukti tidak ada sewaktu Thomas meraba Yesus!
  3. Kejadian Gempa Bumi ternyata hanya muncul di satu injil (Matius), ini sangat mengherankan mengingat kejadian ini merupakan peristiwa besar, menyangkut tuhan mereka, guru mereka yang disalib! suatu kejadian MAHA PENTING yang terlalu BESAR untuk tidak tercatat.
  4. Luka-luka akibat penganiayaan adalah peristiwa besar, Lukas adalah seorang TABIB namun ia tidak menyinggung sama sekali mengenai luka-luka akibat, pukulan, tusukan, bekas mahkota duri dikepala, maupun tanda-tanda luka penganiayaan lainnya. Kalaulah benar ada penganiayaan dan bekas-bekasnya adalah tidak lazim tidak tercatat oleh seorang yang mempunyai latar belakang ketabiban!.
  5. Tidak adanya tanda-tanda luka tertulis di semua Injil dan BAHKAN Injil Markus dan Matius SAMA SEKALI tidak mencantumkan kejadian di mana Ia memperlihatkan tangan atau kaki atau lambungnya.
  6. Tanda-tanda luka di kaki dan tangan sama sekali tidak disinggung pada ke 4 Injil.
  7. Hanya 3 Injil mengatakan dimahkotai (Matius, Lukas, Yohanes)
  8. Hanya satu yang mengatakan ditikam (Yohanes)
  9. Hanya satu Injil yang mengatakan Yesus memanggul salib sendirian (Yoh 19:17), padahal ini bukanlah peristiwa kecil, 3 Injil (Mat 27:32, Mark 15:21, Luk 23:26) menyatakan bahwa yang memanggul salib adalah Simon dari kirene, Sebagai perbandingan, kejadian Yesus naik keledai disebutkan di 4 Injil, tidak ada perbedaan penulisan misalnya Yesus naik kuda atau biri-biri atau kambing atau domba, tetapi semua mengatakan naik keledai! Sementara, peristiwa pemanggulan salib adalah peristiwa penting yang menyangkut Yesus, Tuhan mereka, guru mereka dan jelas bukan keledai, namun malah dituliskan berbeda-beda! Ada yang ganjil dengan hal ini.

Kesimpulan
  1. Tidak ada tanda-tanda luka disebutkan di 4 INJIL di ALKITAB, Jadi klaim tanda luka Yesus yang dimaksud pada buku 'The Holy One' karangan Andrew Rankin malah menjadi tidak berdasar karena tanda-tanda akibat Penyaliban menunjukan banyak ke-TIDAK KONSISTEN-an Pelaporan, sehingga menunjukan bukti tersendiri bahwa Alkitab BUKANLAH BUKU SUCI.

  2. Tidak ada catatan alkitab yang menyatakan bahwa Yesus memiliki 32 Tanda lahir, sehingga JELAS Ia bukan 'The Holy One' karena 32 tanda lahir sebagai ciri setiap Buddha di masa lalu, sekarang atau masa depan.

  3. Jalan keselamatan di ajaran Buddha tidak akan pernah menyebutkan penebusan dosa, ini ditunjukan oleh kalimat sederhana bahwa setiap kebajikan yang diperoleh tidak akan menyudahi lingkaran karma, namun hanya memupuk karma baik dan tetap tidak akan menyudahi reinkarnasi


Di manakah Yesus Berada Setelah Wafat dalam Penyaliban?
Alkitab menyatakan bahwa Yesus terangkat ke sorga [Markus 16;19, Lukas 24:51 dan Kisah Para rasul 1:9] disaksikan oleh 11 muridnya sambil menatap ke langit [Kisah para rasul 1:10] duduk di sebelah kanan Allah [theos= dewa]

Benarkah demikian?

Sorga pada tiga ayat di atas dalam leksikon Yunaninya adalah Ouranos, yang merupakan nama dari Dewa langit. Istrinya adalah Gaia [Dewi bumi]. Ouranos tidak pernah di catat mempunyai anak yang bernama Yosua, yesus, isa atau sejenis itu!

Kata langit dalam bahasa Ibrani adalah Shamayim, yang mempunyai istri bernama erets [Dewi Bumi], juga tidak ada yang mempunyai anak bernama Yesus!
    Theos, Theoi (Greek) [from theein to run, in reference to the planetary deities who perform the formative work in cosmic evolution; or cf Sanskrit deva, Latin deus (connected with Zeus or Dios) the bright or shining one]
    Thea: fem. proper name, from Gk. thea "goddess," fem. equivalent of theos "god," from PIE base *dhes-, root of words applied to various religious concepts, e.g. L. feriae "holidays," festus "festive," fanum "temple."
Jadi bolak balik, Theos itu ya gelar Dewa Yunani kuno juga! dan semuanya tidak pernah mempunyai anak bernama Yesus/Joshua/Isa atau sejenisnya.

Lha, jadi surga yang mana yang dimaksud? Eden?

Namun, jika sorga yang dimaksudkan adalah Eden [Firdaus] maka terdapat satu masalah yang berkenaan dengan letak dari Eden itu sendiri. Mengapa? Karena letak Eden dalam perjanjian Lama [lihat di kejadian 1 s/d 3] adalah di bumi bukan di langit.

Lha, Shamayim, bukan, Ouranos, bukan, Eden juga bukan, lantas Sorga mana yang dimaksud? Atau mungkinkah sorga yang dimaksud adalah Yerusalem baru seperti yang diberitakan di Kitab Wahyu:
    Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru.[Kitab Wahyu 21:1-2]
Untuk sorga jenis ini..malah terdapat satu masalah yang lebih besar lagi, yaitu: Langit, bumi dan laut yang dibicarakan, hingga saat ini masih ada dan belum berlalu! Dengan kata lain, Yerusalem baru belum ada! atau lebih tepatnya lagi adalah Yerusalem baru itu tidak ada!

Wahhh!!! Lantas kalau tidak di mana-mana dan jelas sekali juga tidak ada di langit..Maka, masa sih...Yesus itu sekarang sedang bergentayangan seperti hantu di bumi?

Ya setelah wafat, ternyata Ia gentayangan selama 40 hari lamanya:
    Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama 40 hari Ia berulang-ulang menampakkan diri [KPR 1.3]
Setelah 40 hari gentayangan, Alkitab tidak menyebutkan akhir keberadaannya, kabar baiknya, Yesus tidak lagi gentayangan di Bumi! Karena Talmud memberikan informasi tentang akhir petualangannya!
    Onkelos (35-120 M, seorang Yunani yang pindah ke Yudaisme) kemudian pergi dan membangkitkan Yesus orang Nazaret dari kubur melalui memanggil arwahnya (necromancy)...Onkelos berkata kepadanya: Apa hukuman..bagi Yesus sendiri, di dunia selanjutnya? Yesus berkata: DIHUKUM DENGAN KOTORAN YANG MENDIDIH. Seperti yang Guru katakan: Siapa pun yang mengolok-olok kata-kata Orang Bijak akan dihukum dengan kotoran yang mendidih.. [Targum Onkelos, Gittin 57a]
Jika para pengikut Yesus percaya keajaiban, maka tidak ada alasan tidak percaya bahwa Onkelos mampu bicara dengan ex orang mati untuk mendapatkan keterangan jelas tentang akhir yang melanda mereka, bukan?
    Sang Buddha kepada Sunakkhatta (mantan bikkhu dan mantan pembantu Sang Buddha): Petapa telanjang Korakkhattiya ini, yang engkau anggap Arahant sejati, akan meninggal dunia dalam 7 hari karena penyakit pencernaan, dan ketika ia mati ia akan muncul kembali di antara para asura Kālakañja, yang adalah asura tingkat terendah. Dan setelah ia meninggal dunia ia akan dibuang di tumpukan rumput-bīraṇa di tanah pemakaman. Jika engkau menginginkan, Sunakkhatta, engkau boleh pergi dan bertanya kepadanya apakah ia mengetahui takdirnya...”

    ‘Kemudian Sunakkhatta mendatangi Korakkhattiya..“Oleh karena itu, teman Korakkhattiya, berhati-hatilah dengan apa yang engkau makan dan minum, agar kata-kata Petapa Gotama terbukti salah!” Dan Sunakkhatta begitu yakin bahwa kata-kata Sang Tathāgata akan terbukti salah sehingga menghitung hari demi hari hingga 7 hari. Tetapi di hari ke-7 Korakkhattiya meninggal dunia karena penyakit pencernaan, dan ketika meninggal dunia ia muncul kembali di antara para asura Kālakañja, dan mayatnya dibuang di tumpukan rumput-bīraṇa di tanah pemakaman.

    'Dan Sunakkhatta mendengar hal ini, maka ia pergi ke tumpukan rumput-bīraṇa di tanah pemakaman di mana Korakkhattiya terbaring, memukul tubuhnya 3x dengan tangannya, dan berkata: “Teman Korakkhattiya, apakah engkau mengetahui takdirmu?” Dan Khorakkhattiya duduk dan mengusap punggungnya dengan tangannya, dan berkata: “Teman Sunakkhatta, aku tahu takdirku. Aku telah terlahir kembali di antara para asura Kālakañja, asura tingkat terendah.” Dan setelah itu, ia terjatuh kembali. [DN24/Patika Sutta]
Dan juga bukankah telah disebutkan injil sendiri bahwa kaum Yahudi menangkap Yesus karena melakukan pelecehan: "blasphemer [Ind: menghujat/menghina/melecehkan]" [Sanhedrin 46a; Jewish Encyclopedia] dan itu sesuai dengan yang disebutkan juga di Alkitab yaitu tuduhan yang dikenakan oleh kaum Yahudi kepadanya [Matius 26:65, Yohanes 10:33]

Jadi ternyata, lokasi akhir Yesus dan para pengikutnya pada saatnya adalah DI NERAKA.


Jalan Keselamatan Buddhisme
Dalam rentang perjalanan kelahiran kembali, tak terhitung banyaknya perbuatan baik/buruk yang terkumpul dan dilakukan, sehingga bahkan, jika kita memiliki jumlah waktu yang sangat tak terbatas sekalipun, maka waktu yang tak terbatas inipun, tidak cukup mematangkan seluruh hasil perbuatan. Oleh karenanya, Sang Buddha menyatakan bahwa kunci kebebasan bukanlah dengan melenyapkan kamma masa lalu (apakah dengan mengalami akibatnya atau melalui pertapaan keras) NAMUN JUSTRU dengan melenyapkan noda-noda (asava). Sehingga, dengan terhentinya kekotoran-kekotoran, terhenti pula sebab dan kondisi, terhentinya kelahiran kembali. Tidak ada lagi sebab dan kondisi yang berpotensi mematangkan kamma-kamma sebelumnya.
    Subhadda, si pertapa pengembara sedang menetap di Kusinara ketika ia mendengar bahwa Buddha Gotama akan mangkat, mencapai parinibbana pada waktu jaga terakhir malam itu. Subhadda mempunyai tiga pertanyaan yang telah lama membingungkannya. Ia telah menanyakan pertanyaan tersebut kepada guru-guru agama yang lain, misalnya Purana Kassapa, Makkhali Gosala, Ajita Kesakambala, Pakudha Kaccayana, Sancaya Belatthaputta, dan Nigantha Nataputta, tetapi jawaban mereka tidak memuaskan baginya. Ia belum bertanya kepada Buddha Gotama, dan ia merasa bahwa hanya Sang Buddha lah yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaannya.

    Maka, ia bergegas pergi ke hutan pohon Sala, tetapi Y.A. Ananda tidak mengizinkannya bertemu dengan Sang Buddha, karena saat itu kondisi kesehatan Sang Buddha sangat lemah. Sang Buddha mendengar percakapan mereka dan Beliau berkenan untuk menemui Subhadda. Subhadda menanyakan tiga pertanyaan, yaitu:

    Apakah ada jalan di langit?
    Apakah ada bhikkhu-bhikkhu suci (samana) di luar ajaran Sang Buddha?, dan
    Apakah ada suatu hal berkondisi (sankhara) yang abadi?

    Jawaban Sang Buddha terhadap semua pertanyaan tersebut adalah ‘tidak ada’.

    Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 254 dan 255 berikut ini :

    Tidak ada jejak di angkasa, tidak ada orang suci di luar Dhamma. Umat manusia bergembira di dalam belenggu, tetapi Para Tathagata telah bebas dari semua itu.
    Tidak ada jejak di angkasa, tidak ada orang suci di luar Dhamma. Tidak ada hal-hal berkondisi yang abadi. Tidak ada lagi keragu-raguan bagi Para Buddha.


    Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, Subhadda mencapai tingkat kesucian anagami, dan atas permohonannya, Sang Buddha menerima Subhadda sebagai anggota Pasamuan Bhikkhu (Sangha). Subhadda adalah orang terakhir yang menjadi bhikkhu pada masa kehidupan Sang Buddha Gotama. Akhirnya, Subhadda mencapai tingkat kesucian arahat [mencapai Nibanna, moksa]. [Syair 254 dan 255 Kisah Subhadda Si Pertapa Pengembara]
Terdapat 3 pandangan yang ditolak Sang Buddha:
    ..ada 3 Pandangan (titthāyatanāni): Apapun yang dialami seseorang, apakah itu perasaan: menyenangkan, menyakitkan atau perasaan bukan menyenangkan bukan menyakitkan, semua itu:

    1. disebabkan oleh tindakan lampau/pubbekatahetū;
    2. disebabkan oleh kuasa TUHAN [Issaranimmānahetū] "Issaranimmānahetū’ ti issaranimmānakāraṇā, issarena nimmitattā paṭisaṁvedetī ti attho" (Disebabkan kuasa tuhan, Karena kuasa TUHAN, Dirinya mengalami sepenuhnya kuasa tuhan);
    3. tanpa penyebab dan tanpa kondisi/ahetu-appaccayā

    yang, jika sepenuhnya disidik/periksa [samanuyuñjiyamānāni], diteliti [samanugāhiyamānāni] dan dibahas [samanubhāsiyamānāni], akan berakhir pada suatu doktrin tanpa tindakan, SEKALIPUN SUDAH DITERAPKAN KARENA TRADISI [AN 3.61/Titha sutta].
Selain itu, Sang Buddha menolak pandangan aliran Kamma (kammavada) bahwa: susah-senang (sukhadukkhaṃ) terjadi: dengan sendirinya (sayaṅkataṃ) atau karena pihak lain (paraṃkata) atau keduanya (sayaṅkatañca paraṅkatañca) atau bukan keduanya tanpa sebab (asayaṅkāraṃ aparaṅkāraṃ adhic­ca­samup­pannaṃ) [SN 12.25]

Apa itu Kamma?
Kehendak/maksud [cetana: baik/buruk] untuk berbuat itulah yang Kunamakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan: badan, perkataan atau pikiran [AN 6.63/Nibbedhika Sutta]
    Kamma lama [Purana]: Indriya (mata..pikiran) adalah kamma lama yang telah: terjadi/dilakukan [abhisaṅkhataṃ] dikehendaki [abhisañcetayitaṃ] dan dirasakan [vedayitaṃ daṭṭhabba]
    Kamma Baru [Nava]: Perbuatan sekarang yang dilakukan melalui pikiran, ucapan, perbuatan [SN 35.146/Kamanirodha sutta]
Sumber dan Asal Mula Kamma?
Kontak Indriya/Phassa [AN 6.63], atau: Sebab kemunculan (Paṭic­ca­samup­panna) senang-susah (sukhadukkhaṃ) karena kontak (Phassaṃ paṭicca). Dengan Jasmani/ucapan/pikiran (Kāye/Vācāya/Mane) ingatan (sati) berakar pada kehendak jasmani/ucapan/pikiran (kāya/vaci/mano-­sañ­ceta­nā­-hetu) memunculkan perasaan susah-senang dalam diri (uppajjati ajjhattaṃ sukhadukkhaṃ) dengan ketidaktahuan sebagai kondisi (avijjāpaccayā).

Oleh: diri sendiri (sāma) / pihak lain (para) atau diketahui (sampajāno) atau tidak (asampajāno) menghasilkan perbuatan jasmani/berucap/berpikir (kāya/vaci/mano-saṅkhāraṃ abhisaṅkharoti) menyebabkan munculnya perasaan suka-duka dalam dirinya (yaṃpaccayāssa taṃ uppajjati ajjhattaṃ sukhadukkhaṃ), hal-hal yang dipengaruhi ketidaktahuan (dhammesu avijjā anupatitā) [SN 12.25, AN 4.171],

Cara melenyapkan Kamma?
Dengan lenyapnya kontak lenyap pula Kamma [AN 6.63]. Kebebasan tercapai dengan berhentinya perbuatan melalui: pikiran, ucapan dan badan [SN 35.146]

Jalan Melenyapkan Kamma?
8 Jalan mulia/utama, yaitu: 1. Pandangan Benar (sammä-ditthi), 2. Kehendak Benar (sammä-sankappa), 3. Ucapan Benar (sammä-väcä), 4. Perbuatan Benar (sammä-kammanta), 5. Pencaharian Benar (sammä-ajiva), 6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma), 7. Ingatan Benar (sammä-sati), dan 8. Pikiran terpusat Benar (sammä-samädhi) [SN 35.146; AN 6.63]. Selebihnya lihat di Ringkasan ajaran Buddha [↑]


Klaim ke-2: Biksu Buddhis pindah Nasrani karena melihat Buddha di Neraka (lihat klaim di: bibleprobe, juga dimuat di majalah kristen IMPACT, Juni/Juli 2000, hal.45 dan juga EDISI VIII Januari 2005 TABLOID KASIH, Hal.5)
    [..] Aku lahir di tahun 1958 di kota Bogale, area delta Irawadi, Burma Selatan...Pada usia 18 tahun Aku dikirim ke biara Buddha untuk menjadi calon biksu.....Ketika aku berusia 19 tahun dan 3 bulan (1977), Aku menjadi biksu. Biksu senior di biaraku memberikan-ku nama Buddhis baru, Itu adalah hal biasa di Negaraku. aku dinamai U Nata Pannita Ashinthuriya. Saat menjadi Biksu kita tidak lagi memakai nama yang diberikan orang tua saat kita lahir. Biara dimana aku tinggal bernama Mandalay Kyaikasan Kyaing. Dahulu Biksu senior disitu bernama U Zadila Kyar Ni Kan Sayadaw [U Zadila adalah gelarnya]. Dahulu ia merupakan Biksu yang ternama di seluruh Myanmar. Semua mengenalnya dulu. Ia dihormati oleh masyarakat dan Guru besar yang sangat disegani. Aku katakana “Dahulu” karena di tahun 1983 Ia tiba-tiba wafat karena kecelakaan mobil yang fatal. Kematiannya mengejutkan semua orang. Saat itu aku telah menjadi biksu selama 6 tahun...hingga kemudian aku mengalami sakit sangat parah...Para dokter melakukan beberapa tes padaku dan memberi tahu bahwa aku menderita Demam Kuning dan malaria sekaligus!...Setelah sekitar sebulan di rumah sakit, keadaanku semakin memburuk ... Setelah aku keluar rumah sakit, aku kembali ke biara .. aku semakin melemah dan tidak sadarkan diri. belakangan aku baru tahu bahwa aku sebenarnya telah mati selama 3 hari. Tubuhku membusuk dan bau karena mati, dan jantungku berhenti berdetak. Tubuhku disiapkan untuk dikremasi dan masuk ke ritual pemurnian tradisional Buddhis. Meskipun aku memudar dalam tubuhku, Aku ingat pikiran dan rohku sepenuhnya sadar...Aku berjalan sangat cepat di sepanjang dataran selama beberapa waktu...Setelah beberapa waktu Aku menyeberangi sungai. Di seberang sungai, aku melihat danau api yang mengerikan. Dalam agama Buddha kita tidak memiliki konsep tempat seperti ini. Pada awalnya aku bingung dan tidak tahu itu adalah neraka sampai saya melihat Yama, raja neraka ... dengan bergetar, aku menanyakan namanya. Ia menjawab, "Aku adalah raja neraka, sang Penghancur."

    Danau api yang mengerikan
    Raja neraka mengatakan kepadaku untuk melihat ke dalam danau api .... Aku melihat U Zadila Kyar Ni Kan Sayadaw. Aku bertanya kepada raja neraka mengapa Ia berada di lautan api ini? ... Raja neraka menjawab," Ya, Ia adalah guru yang baik tetapi Ia tidak percaya kepada Yesus Kristus. Itu sebabnya Ia ada di neraka."
    ... Aku disuruh melihat orang lain yang ada di dalam api. Aku lihat seorang pria dengan rambut sangat panjang yang dibungkus di sisi kiri kepalanya. Ia juga mengenakan jubah. Aku bertanya kepada raja neraka, "Siapa pria ini?" Ia menjawab, "Ini yang kamu sembah: Gautama [Buddha]." Aku sangat terganggu melihat Gautama di neraka. Aku protes ... Raja neraka menjawab, "Tidak masalah seberapa baiknya dia. Ia ada di tempat ini karena Ia tidak percaya pada Tuhan yang Abadi"

    ...setelah berjalan..aku tiba di persimpangan...Ada plang di persimpangan bawah jalan ke kiri adalah untuk mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Jalan yang lebih kecil ke kanan adalah untuk orang yang percaya kepada Yesus...Aku tertarik melihat jalan yang lebih besar...dua pria berjalan sekitar 300 yard di depanku..Aku terus memperhatikan kedua pria ini..ketika sampai di ujung jalan, mereka tiba-tiba ditikam. Kedua pria ini berteriak kesakitan!..Aku menyadari jalan yang lebih besar berakhir dengan bahaya besar...

    Melihat ke Surga
    Aku kemudian menyusuri jalan orang-orang yang percaya. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, permukaan jalan berubah menjadi emas murni...Aku kemudian melihat seorang pria berdiri di depanku. Ia mengenakan jubah putih..Aku bertanya padanya, "Siapa namamu?" tapi dia tidak menjawab. Setelah Aku menanyakan namanya 6x, pria itu menjawab, "Aku adalah orang yang memegang kunci ke surga...Surga adalah tempat yang sangat, sangat indah. Kamu tidak dapat pergi ke sana sekarang, tetapi jika kamu mengikuti Yesus Kristus, Kamu dapat pergi ke sana setelah hidupmu berakhir di dunia. Nama pria itu adalah Peter .... Lalu Peter berkata, "Sekarang bangkit dan kembali ke tempat asalmu. Berbicaralah kepada orang-orang yang menyembah Buddha dan yang menyembah berhala. Katakan kepada mereka bahwa mereka ke neraka jika tidak berubah. Mereka yang membangun kuil dan berhala akan ke neraka. Mereka yang memberikan persembahan kepada para bhikkhu agar mendapatkan pahala akan ke neraka. Semua orang yang berdoa kepada para bhikkhu dan memanggil mereka 'Pra' [sebutan terhormat untuk para bhikkhu] akan ke neraka. Mereka yang melantunkan chanting dan 'memberi kehidupan' kepada berhala akan ke neraka. Semua orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus akan ke neraka." Peter mengatakan kepadaku untuk kembali dan bersaksi tentang hal-hal yang telah kulihat. Dia juga berkata, "Kau harus berbicara dengan nama barumu. Mulai sekarang kau harus dipanggil Athet Pyan Shinthaw Paulu ["Paul yang Datang Kembali ke Kehidupan"]..

    ..Aku kemudian sadar sedang terbujur dalam peti. Aku mulai bergerak...Aku rasakan sedang duduk di cairan yang tak sedap baunya, cairan tubuh, cukup untuk dapat mengisi 3.5 gelas. Itu adalah cairan yang keluar dari perut dan bagian dalam tubuhku ketika tubuhku terbujur di peti mati. Inilah sebabnya orang tahu bahwa aku benar telah mati...Aku ketahui kemudian bahwa aku hanya beberapa kejab dekatnya menuju di kremasi...

    Penutup
    Sejak “Paul kembali hidup” mengalami kisah di atas..beberapa gembala di Burma mengabarkan bahwa Ia telah membawa ratusan biksu beriman kepada Yesus...
    [..]
Bantahan terhadap klaim ini saya awali dari Organisasi Kristen "Christian Churches of God"/CCG (atau ini) [↓], yang menyatakan: terdapat beberapa versi klaim yang beredar di tahun 2000 (saat itu, usia "biksu Paul" adalah 42 tahun), klaim berasal dari Asia Harvest (A.K.A Asian Minorities Outreach) yang direkturnya adalah Paul Hatthaway. Pada edisi bulan Maret-April 2000, ASIA HARVEST dalam satu versinya menyatakan bahwa tahun kejadian "biksu Paul" adalah tahun 1998 (Usia "biksu Paul" saat itu 40 tahun) dan akibat kisah itu, 300 biksu Buddhis pindah Nasrani (belakangan klaim diubah menjadi ratusan biksu). Pada 19 Nopember 2000 (juga kunjungan di tahun 2001 dan 2002), Direktur Organisasi Kristen CCG, Adrian van Leen ke Myanmar mencheck klaim ini dan menemukan bukan cuma satu tapi beberapa orang menglaim diri sebagai "biksu Paul", seseorang berusia lebih tua dan satu lagi tidak begitu sebaya. Van Leen berbicara dengan banyak pemimpin Kristen Myanmar, termasuk para pemimpin beberapa denominasi, para pemimpin Nasrani di Yangon dan seluruh Myanmar yang hadir pada konferensi di Bago (klaim tempat kelahiran "biksu Paul"), juga para pemimpin Kristen di Mandalay namun tidak ada satupun yang dapat memberikan konfirmasi atau mememiliki bukti untuk bagian mana pun dari cerita itu. Beberapa pemimpin Kristen Myanmar malah sangat ingin tahu siapa 'beberapa pemimpin gereja Burma' yang disebut ASIA HARVEST sebagai sumber ceritanya. Juga, tidak ada pula cerita dari kalangan kristen tentang klaim 300 biksu yang pindah kristen, tidak juga dari kalangan Buddhis. Bahkan untuk klaim 'ada banyak saksi untuk peristiwa-peristiwa ini', para pemimpin Kristen Myanmar menyatakan bahwa mereka tidak pernah bertemu siapapun yang telah menjadi saksi utama langsung - atau siapa pun yang secara pribadi telah bertemu saksi langsung untuk peristiwa-peristiwa ini. Kenyataannya bahkan di Myanmar sendiri, tidak ada yang bisa menemukan saksi atau bukti apa pun, untuk mendukung kisah "biksu Paul" ini. Di Myanmar, Sangat sulit - terutama di antara para pemimpin Kristen - untuk percaya cerita itu. Tidak ada suatu apapun untuk mendukung cerita ini.

Tentang tidak kredibelnya saksi juga banyak yang mengklaim diri sebagai "biksu Paul", di tahun 2003, ASIA HARVEST berkilah bahwa "biksu Paul" yang asli telah terbunuh setelah bersembunyi selama lebih dari 12 bulan, kilahan ini lucu, karena bukankah dalam mimpinya, 'biksu Paul' telah djamin masuk surga Nasrani, lantas, mengapa harus sembunyi karena takut pada kematian lagi?

Bagian lain yang lucu dari kesaksian "biksu Paul" adalah bahwa DI NERAKA NASRANI, nama raja nerakanya adalah YAMA, padahal alkitab TIDAK PERNAH KENAL YAMA sebagai raja kerajaan Maut:
    "..melemparkannya ke dalam JURANG MAUT (Abussos/Abyss).. [Wahyu 20.2-3]. "Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah ABADON dan dalam bahasa Yunani ialah APOLION" [Wahyu 9.11].

    Dewa Apollyon, di risalah Syiria (6 M), tertulis Apollo, merupakan Dewa Yunani penunggang griffin yang bersenjata panah dan TITUS, sang penghancur kuil ke-2 adalah pemimpin legiun XV Apollinaris. Abbadon kadang berpasangan dengan dewa mitologi kanaan: Dewa Mawuth/mot dan kadang dengan dewa mitologi Amorit: dewi Sheol misal "Sheol dan abadon dihadapan Yahwe/saowl wa abbadon neged Yhwh" (Amsal 15.11) dan "ABBADON dan MAWUTH berkata: Hanya desas-desusnya yang sampai ke telinga kami" (Ayub 28.22). Masalahnya, TIDAK ADA dewa/dewi dan tempat yang terkait Abadon di tablet Ugarit dan Kanaan. Juga, baik Apolion dan SHEOL dan Mawuth TIDAK PERNAH mereka menyatakan adanya keberadaan Yerusalem baru.

    ".. dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya...lalu dari hadapan-Nya lenyaplah BUMI (Gaia) dan LANGIT (Ouranos)… LAUT (Thallassa), menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan MAUT (Thanatos) dan KERAJAAN MAUT (Hades) menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya.. dihakimi.. menurut perbuatannya…maut dan kerajaan maut itu dilemparkan ke dalam lautan api.." [Wahyu 20.10-15].

    Baik GAIA/Dewa Bumi, istri dari OURANOS/Dewa langit, juga THALLASSA/Dewi Laut, THANATOS/Dewa maut dan HADES/Dewa alam bawah adalah dewa-dewi Yunani dan TIDAK PERNAH mereka menyatakan adanya keberadaan Yerusalem baru dan sebagai tempat kediaman meereka.
Filsuf Buddhis abad ke-5 M, Buddhaghosa dalam komentarnya di MN dan AN menyatakan bahwa Yama sang raja Neraka adalah raja mahluk halus (peta vimānanika) dan terdapat 4 Yama di 4 pintu Neraka.

Oleh karena di neraka pada klaim di atas, rajanya adalah YAMA, maka seharusnya, penguasa surganya JUGA BUKAN dari FIGUR-FIGUR di ALKITAB, konsekuensinya, TIDAK AKAN ADA para pemakai Alkitab yang akan masuk Surga, juga TIDAK AKAN ADA Peter di Surga di mana raja nerakanya adalah Yama. [Belakangan, klaim ini mengalami perubahan, nama Yama sebagai raja Neraka dihilangkan]

Jika Athet memang pernah menjadi biksu, Ia seharusnya tahu, bahwa Yama sang raja Neraka saja bahkan berharap dapat terlahir sebagai manusia untuk dapat melayani Sang Buddha dan berharap dapat memahami Dhammanya:
    "Oh, semoga aku terlahir kembali menjadi manusia! Semoga seorang Tathāgata, Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna muncul di dunia! Semoga aku dapat melayani Sang Bhagavā itu! Semoga Sang Bhagavā mengajarkan Dhamma kepadaku, dan semoga aku memahami DhammaNya" [AN 3.36]
Oleh karenanya, tidaklah mungkin Yama yang sama ini menyatakan Buddha Gotama ada di Neraka. Jika raja mahluk halus seperti beliau saja berharap menjadi murid Buddha, maka mereka yang telah menjadi manusia, akan tampak makin konyol jika mau tercebur di alam bawah bahkan neraka dengan mengambil resiko mengikuti Yesus.

Bantahan, selain dari organisasi Nasrani, juga dari organisasi Buddhis [↓], saya kutip beberapa alasannya:
    (1) Seluruh ahli (Buddhis) Burma tidak pernah mendengar kisah biksu Myanmar ini sebelumnya.
    (2) Tidak ada laporan baik di Burma ataupun diluar Burma adanya pindahan masal biksu Buddhis yang berganung dengan gereka Nasrani
    (3) menjadi calon biksu di usia 18, ini tidak lazim karena kebanyakan anak laki-laki Burma masuk kehidupan biara di usia yang lebih muda dari 18 tahun (note: 7-13 tahun)
    (4) menjadi biksu di usia 19, juga tidak lazim, karena usia awal penahbisan penuh menjadi biksu adalah 20 tahun
    (6) Biksu ‘Kyar ni Kan Sayadaw’ dikatakan wafat karena kecelakaan mobil di tahun 1983. Padahal Sayadaw wafat di tahun 1977. Perbedaan 6 Tahun sangat tidak dapat diterima, karena ia katakan belajar darinya. seharusnya Ia tahu pasti tahun wafat gurunya! dan tahun 1977 adalah tahun dimana Ia menjadi biksu! Fakta ini saja sudah menunjukan bahwa cerita ini adalah palsu dan dibuat-buat
    (9) Dokter mendiagnosanya malaria dan demam kuning, Padahal demam kuning tidak muncul di Burna.
    (11) Hidup kembali setelah tubuh membusuk adalah tidak dimungkinkan menurut medis..
Demikianlah, klaim-klaim hoax di atas, akan membuat anda semakin mengerti hakekat sesungguhnya maksud kata-kata Paulus di suratnya: "..jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" ~ Roma 3.7

Mengerikan, bukan?! [↑]


Resurrected Burmese Monk Story Revisited (atau ini)
Contents of this site is Copyright 1999 - 2006 CCG Ministries - W.A. van Leen, Director.
Untuk Cros check, silakan sent email ke alamat ini: ccgm@ccgm.org.au
    During the year 2000, numerous emails circulated on the Internet passing on the dramatic story: ‘BACK FROM THE DEAD The Remarkable Testimony of a Buddhist monk in Myanmar (Burma) who came back to life a changed man!’

    With CCG Ministries’ involvement in Asia, including Myanmar, we were very interested in this story and its authenticity.

    It was brought to ‘life’ on the Internet through the promotion of a Christian missionary organization then called, Asian Minorities Outreach, later changing its name to: Asia Harvest, headquartered in Texas, USA, and operating from Thailand. Its Director, Paul Hatthaway, has written several books, including ‘The Heavenly Man’.

    For quite some time the ‘resurrected Buddhist monk’ story appeared on the front page of the organisation’s website. Then the actual story was removed from their website, but a remaining reference to it encouraged people to request a copy of the story by email. The following explanation for the change, was given by the group at the time:

    ‘A Quick Note: We have been asked by many people why this testimony is no longer available on our website. We were ordered to remove the story by the government of Singapore, who had apparently received complaints from Buddhists. As our website is housed in Singapore at the moment, we didn’t have much choice.’

    AMO/Asia Harvest introduced the story with the following introduction:
    ‘The story that follows is simply a translation of a taped testimony from a man with a life-changing story. It is not an interview or a biography, but simply the words from the man himself. Different people react in different ways when they hear this story. Some are inspired, some skeptical, a few will mock and ridicule, while some others have even been filled with rage and anger, convinced these words are the ravings of a mad man or an elaborate deception. Some Christians have opposed the story simply because the radical and miraculous events described herein do not fit their feeble image of an Almighty God.’

    We were concerned with the above wording and commented in our 2001 report that it was interesting to note the approach they took in the introduction. Anyone who questioned the story would immediately be labelled as a sceptic, a mocker or ridiculer, someone filled with rage and anger, or worse a Christian whose concept of God is feeble and who does not believe that an Almighty God can be radical and perform miracles.

    This could be seen by some as a form of bullying and intimidation to dismiss any form of thought and questioning of the story. It is not a healthy or biblical approach to dealing with questions about such a dramatic story, nor does it encourage people to use their minds.

    The resurrected monk’s story was quite a dramatic tale and it has impressed many people. It was even reported in the well-known Christian Singaporean magazine: IMPACT (June/July 2000, p.45). It continued to be circulated and passed on through emails for some time.

    But was it true? If it was, it SHOULD be circulated - whatever the consequences. But what if it was NOT true? Should it then continue to be circulated never-the-less? We believe not! It should be noted that there have been several versions of the story circulating. One version, which was circulating in March and April of 2000, began with an ‘Extract’:

    ‘Myanmar: Buddhist monk raised from the dead - 300 monks turn to Jesus. “In 1998, a Buddhist monk died. A few days later, his funeral was held, at which he was to be cremated. From the smell, it was obvious that his body had started to decompose - he was very clearly dead!” according to the report from missions agency Asian Minorities Outreach. “We have attempted to verify this report which reached us from a number of sources, and are now convinced that it is accurate,” they write.

    Hundreds of monks and relatives of the dead man attended the funeral. Just as the body was about to be burned, the dead monk suddenly sat up, shouting ‘It’s a lie! I saw our ancestors burning and being tortured in some sort of fire. I also saw Buddha and many other Buddhist holy men. They were all in a sea of fire!’ ‘We must listen to the Christians,’ he continued emphatically, ‘they’re the only ones who know the truth!’

    The events shocked the whole region. Over 300 monks became Christians and started to study the Bible. The resurrected man continued to warn everyone to believe in Jesus, because he is the only true God. Tapes of the monk’s report were distributed throughout Myanmar. The Buddhist hierarchy and the government were soon alarmed, and they arrested the monk. He has not been seen since and it is feared that he was killed to keep him silent. It is now a serious crime to listen to the tapes, because the government wants to dampen the sensation.’

    On Sunday 19th November 2000, CCG Ministries’ Director, Adrian van Leen, interviewed and spoke with a man who claimed to be the ‘resurrected’ Paul in a hotel function room in Yangon in the company of four Myanmar Christian leaders.

    That interview raised serious questions as to the authenticity of the story under consideration.

    Our detailed review of the interview with the man claiming to be Paul, the ‘resurrected’ monk, was published as a report, sent to Asia Harvest, and placed on our website. After emailing a copy of the report, we also sent a ‘hard’ copy of the TACL containing the printed article, to Asia Harvest. In the latter part of 2003 we received the following email from Asia Harvest:

      Greetings!
      I’m sure you will remember our communications a year or two back regarding the story of the Buddhist monk in Myanmar who came back to life. We were the ones who first had his testimony translated and published on our website.

      Then you travelled to Myanmar and met with a man regarding this story. Your graphic report of that interview, his seemingly unstable mind and completely inconsistent testimony left us with no option but to withdraw the story from our website and offer our deep apologies. The last thing we want to do is discredit the name of our Lord Jesus by publishing any story that is untrue. I wrote to you of our intentions and you accurately reported,

      [After Asia Harvest received a copy of this report they removed all references to the story from their website and stopped sending out email transcripts of the claimed resurrection account. They will be making some statement regarding their initial endorsement of the story. When this is available we will gladly append it to this report.]However, when we received your magazine article which carried a picture of the man you interviewed, we showed it to two Burmese pastors who met the original 'Paul' in Myanmar and they immediately said this was the wrong man! Later a missionary who lives here in Thailand but who works in Myanmar also said the man you interviewed looks nothing like the monk, being much younger.

      More information since has revealed that there are actually three or four different people in Myanmar who claim they were monks who rose from the dead! Our contacts in Yangon (Rangoon) say that two of these are completely untrustworthy men, with little evidence of a genuine conversion to Christ. One of these is the young man you interviewed. No wonder his birth-date and other key facts were different from the testimony we published - it was not the same person! It almost seems that Satan sent along these counterfeits with false testimonies and a poor witness in order to discredit the original testimony.

      Can we absolutely guarantee the story we published is true - of course not. Only God and the person involved can know what happened in such a story. We stated this when we first released the transcript of his testimony. But as far as can be verified, we have yet to be convinced that this testimony is false. We have been told it now seems likely that the monk Paul was killed. He was in hiding for more than 12 months and has not been heard of since. Another ex-monk who lives in Shan State, who also converted to Christ through miraculous circumstances is also being hunted by the authorities in a bid to silence him.

      In the interests of fairness, would you be willing to publish our comments in this email with the story that is on your website?

      God bless you,
      Asia Harvest

    Unfortunately, this update from Asia Harvest still fails to answer many of the questions and issues CCG Ministries raised in our report initially.

    Our report had already acknowledged that there were several people in Myanmar (Burma) claiming to be the ‘resurrected’ monk: Further complications have arisen with this whole saga. According to the beliefs of some people in Myanmar (or some with friends and/or relatives in Myanmar), several different people supposedly, or apparently, are claiming to be the resurrected Buddhist monk - at least an older man and a not-so-balanced young man.

    Even if we completely remove the questionable ‘Paul’ interviewed by CCG Ministries’ Director and several Myanmar Pastors, we are still left with serious questions about the whole story anyway. These were made clear in our 2001 report and remain unanswered by the recent comments from Asia harvest.

    Apart from the contradictions made by [the suspect] Paul in front of witnesses, there are still serious questions about the content of his [the ‘original Paul’] supposed visions or visit to hell and heaven, as well as questions about editorial comments made by Asian Minorities Outreach/Asia Harvest.

    AMO/Asia Harvest has made statements about Paul being radically transformed and having a 180-degree shift in his life, and him continuing to be a fearless witness for Christ, of him being persecuted, scorned by family, friends and colleagues, and facing death for his unwillingness to compromise. But some Myanmar Christian leaders have asked (as we do also) on what do they base this, apart from his say so [or the say-so of unnamed pastors whose comments seem in clear conflict with that of the majority of pastors – especially from known established churches and denominations]? what evidence do they have?

    Statements that [the ‘original’] Paul had been arrested and imprisoned - probably several times, not seen since, and that it was feared that he had been killed to keep him silent - are all highly emotive. While claims of imprisonment in such a situation are plausible and even probable, they remain unsubstantiated.AMO/Asia Harvest has stated that the story was first told them by several Burmese church leaders, and that since being initially told they ‘have attempted to verify this report which reached us from a number of sources, and are now convinced that it is accurate.’ IMPACT Magazine reported that a spokesman for AMO/Asia Harvest stated: ‘We believe it to be true as there are many witnesses to these events.’

    CCG Ministries’ Director, Adrian van Leen, before, especially during, and after his visit to Myanmar in November 2000, [and subsequent visits in 2001 and 2002] has spoken to a number of [numerous] Myanmar Christian leaders - including a number who are involved in inter-church/inter-denominational work, as well as leaders of several denominations. He spoke with leaders from Yangon and across Myanmar who attended a conference in Bago, and also Christian leaders in Mandalay and a regional township. Many of these leaders from across varying denominations had contact with other Christian leaders across the country.

    No one was able to give ANY form of authentication to the story. A number of leaders, including those who had been in Christian leadership in Mandalay, knew of no evidence to confirm any part of the story. Some of the Myanmar Christian leaders would very much like to know who the ‘several Burmese church leaders’ are that AMO/Asia Harvest refers to as their sources for this story.

    In fact, it was pointed out very clearly that, had the story been true, especially had there been a number of Buddhist monks converted to Christianity - especially as many as 300 and very much so if there were as many as 7,000 - the news would have spread rapidly. While the government-controlled media might have tried to suppress such news - the Christians and churches (particularly in the Mandalay area) would not have been able - nor have wanted to - suppress such news. It would have spread rapidly and widely through the churches. The Buddhist community would also have spread the story - though for different reasons.

    The claim that ’there are many witnesses to these events’ is also disputed by Myanmar Christian leaders, who have stated that they had never met anyone who had been a direct primary witness - nor anyone who had personally met a direct witness to these events… The reality is that in Myanmar itself no one has been able to find any witnesses or any evidence whatever, to support the story of the resurrected Paul.

    It was also pointed out that [the ‘original’] Paul’s claim to have seen Aung San, the revolutionary leader of Myanmar (father of current opposition leader, Aung San Suu Kyi) in hell ‘because he persecuted and killed Christians, but mostly because he didn’t believe in Jesus Christ’ was completely without foundation. He is a well known figure in Burmese/Myanmar thinking and history - and there is no evidence at all that he persecuted any Christians, let alone killed any.

    AMO/Asia Harvest has invited ‘Christian believers to judge it [Paul’s resurrection story] according to Scripture.’

    As one senior Myanmar pastor pointed out, the story and description of hell given by Paul, is itself contrary to Scripture. Paul’s story is also in conflict with the story Jesus told in the account of the rich man and the beggar, Lazarus (Luke 16:19-31). When carefully examined it is also in conflict with the comments of the Apostle Paul in 1 Corinthians 15 - in particular where that Paul was able to name eye witnesses to the resurrection of Christ - and acknowledged at the time that some were still living - in other words, he was able to produce witnesses who could testify to the authenticity of his claims.

    Pastors in Myanmar are still asking for real evidence and living witnesses to the claimed miracle with whom they can discuss and verify the story. So far, the story’s authenticity remains with the claims made by Asia Harvest.

    The story of the ‘resurrected Paul’ is known throughout much of Myanmar - and his tape has circulated (in several versions). Hardly anyone in Myanmar - especially amongst Christian leaders - has accepted or believed the story. There is just nothing to back it up.

    Far from the ‘resurrected monk’ story providing a ‘fearless and faithful witness to Jesus Christ, whose testimony is converting Buddhists, strengthening the church or bringing glory to God’s name’, Myanmar pastor have told our Director that it has brought fear and suspicion to many Christians in the country. We concluded our 2001 report with the comment: Whatever the truth behind this sad saga, most Christians, and most pastors and church leaders in Myanmar, are not taking this story seriously and see little value in it for the growth of the Christian community in that country.

    From the evidence we have been able to examine, including the claims and content of the story itself, and all the discussions with Pastors and others in Myanmar, we believe it would have been wiser for the story not to have been published and circulated.

    We believe that ‘miracle stories’ which cannot be adequately substantiated ought to be treated with caution – especially if those stories, or significant parts of those stories, do not conform to Scripture. Lives continue to be changed by the resurrected and living Jesus Christ – sometimes dramatically, sometimes quietly – the substance of those changed lives are quiet miracles that are often clear and undisputed. They continue to honour Christ and encourage others. [↑] [↑]


Dear Triplegem Members,
The following message was posted to the NDE.com Website by someone called 'James' on 23rd July, 2000. (NDE = Near Death Experience). The Monk's story is identical. But the source is different. Details can be viewed at

< >

The message began with:
"Buddhist Monk visits Hell"
I believe this person died, body decay & rotten.
He was then brought to those places by the LORD to show him some
vision.<---------->

This is taken from a mission paper

"Northside Missions Update"
Northside Christian Centre
31-61 McLeans Road
Bundoora Victoria 3083
Australia

The same 'Monk's Story' followed.
Then, exchange of interesting messages took place at the NDE.com
Bulletin Board among NDE regulars, some of them are Christians, and finally, someone called 'Melvin', 'a Myanmar Buddhist', posted the following message and the discussion came to a close.

The fact that the same story has re-surfaced in another form (cassette), perhaps in a another country is a bit disturbing!

Best wishes to all our Triplegem members,
MM Lwin
...................................................................

Dear All NDE Fans,
I was alerted and requested by someone in a responsible position to check for the authenticity of the story behind this posting. After speaking to and exchanging Emails with Myanmar (Burmese) monks as well as fellow Myanmar Buddhism experts in many countries, I am 100% confident that this NDE story is completely fictitious. The reasons are given below.

(1) All Burmese experts said they had never heard of the story about this Myanmar Buddhist monk before.

(2) There is also no reports either in Burma or outside Burma of mass defection of Myanmar Buddhist Monks to join the Christian Church.

(3) The monk in the story said he became a novice at the age of 18. It is rather unusual as most boys Burmese boys join the monastic life at younger age than 18.

(4) At the age of 19, he became a monk. This is also unusual as the entry age for becoming a fully ordained monk is 20. (There is one exception when one considers the foetal life while in the mother's womb)

(5) U Zadila, also known as 'Kyar Ni Kan Sayadaw' was described as probably the most famous Buddhist Teacher of the time. That is disputable. Venerable Kyar Ni Kan Sayadaw was indeed well known and very popular as public speaker and preacher. But he was not regarded as the most distinguished monk academically and intellectually.

(6) The monk said 'Kyar Ni Kan Sayadaw' died in a car crash in 1983 . In fact Sayadaw died in Myanmar Era 1339 = about 1977. There was a 6 years discrepancy which is unacceptable as the monk said he studied under him. He should know the exact year when his teacher died. And that 1977 was also the year when he became a monk. This fact alone is enough to brand the story as a fake or invention.

(7) He said he was given a new name of 'U Nata Pannita Ashinthuriya' when he entered the monastery. In Burma, the title 'shin' was used for the novice. 'U' was never used for a novice.

(8) The monk's new name itself was unusual nor unheard of, according to the monks I consulted.

(9) Doctors diagnosed Malaria and Yellow fever. Actually the Yellow Fever was not known to exist in Burma.

(10) To recover completely after very severe malaria is most unusual especially after being discharged to die.

(11) To regain Life after the body started to decay (decompose) is impossible according to conventional medical thinking.

There are other discrepancies regarding his actual NDE. But there is no need to dig deeper. It is a complete FICTION. It is very regrettable that a Christian Church was reported to be involved in creating this dishonest practice.

We expect 'James' to say something about our findings. He is the one who reported the story to the world media. After reading his various postings to this forum, I believe that he is either a priest or a serious Christian. We welcome his reply as well as the communication from the Church authorities who wrote the Introduction to this fictitious story and published in their regular bulletin.

Best wishes to all,

Melvin,
MyanmarBuddhist@n... [↑] [↑]


Artikel Lain:
  1. Keselamatan selalu ada di luar Gereja
  2. Gold, Glory and Ghost-Spell
  3. Sinetron Hantu dan Tuhan!
  4. Kronologis Adam dan Kisah Banjir Besar Nabi NUH yang Mustahil ada!
  5. Pesan Terakhir dan Wafatnya: Krishna, Buddha, Yesus dan Muhammad