Selasa, 13 Mei 2008

Kau Bukan Tuhanku

Allah,
rentang masa nan panjang
dalam denyut nadi dan detak jantungku

Kau Yang Maha Esa adalah Tuhanku,
Kau Yang Maha Pengasih adalah Tuhanku,
Kau Yang Maha Penyayang adalah Tuhanku,
Kau Yang Maha Segalanya adalah Tuhanku,

dari tutur moyangku
kuterima suci lisannya,
dan kukira Engkau Tuhanku
nyatanya...,
Kau tidak lebih dari sebuah dusta

walau Dikau punya sembilan puluh sembilan nama,
atau bahkan sejuta nama,
Kau tetap sebuah kedustaan

walau Kitab SuciMu bertutur tentang DiriMu,
Kau tidak lebih dari sebuah label

walau Dikau bertutur tentang DiriMu,
KalamMu yang suci tetap berjarak dengan realitas
Kau hakikatnya tak lebih dari Tuhan palsu

Kau ’tlah menyampahi ketauhidanku
ku tak sudi menyembahMu
kuabaikan keTuhananMu

maafkan aku
kini, kutinggalkan DiriMu

Puji syukur aku haturkan atas ijin”Mu”
’tuk tinggalkan Tuhan yang terbatas itu
kuhaturkan sembah sujud atas ridho”Mu”
’tuk lampaui Tuhan pikiran

Alhamdulillah,
aku telah bebas dari penjara syari’atMu
hatiku terbebas dari belenggu pikiran Si Tuhan Palsu

kini,
jalan lempang spiritual ’tlah terbuka lebar untukku
pintu”Mu” tlah terbuka lebar untukku
Mom,” I’m coming home...

I’m coming home...
I’m coming home...


Iwan Triyuwono (*)
Jakarta, 5 Desember 2007


Prof. Iwan Triyuwono, Ph.D.,

Ketua Program Doktor Ilmu Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya

Diambil dari Milis SP, kiriman Dr Hudoyo Hupudio
http://groups.yahoo.com/group/milis-spiritual/message/25367


3 komentar:

  1. pengen tau...komentar pemilik blog ini tentang puisi yg tak puitis ini ...kenapa puisi yang tak berdasar ini anda ambil....apa yang ingin ditunjukkan sebuah kepribadian ganda atau sebuah keimanan yang mulai gamang atau sebuah kebenaran yang ingin diputar balikkan....hati hati....Allah yang disebut sebuah kedustaan adalah yang menciptakan anda....bagaimana ini terjadi jelas keimanan sudah hilang dalam diri,selamat bergabung dalam perjalanan spritual yang penuh kesengsaraan....

    BalasHapus
  2. Halo,

    Ada apa dengan Puisi ini bagi ku?
    Ini mengingatkan ku tentang sebuah proses metamorfosis dan berpikir Out of the Box!

    Larva/ulat bermetamorfosis menjadi capung dan kupu2..

    dengan metamorfosis, maka mahluk2 itu memiliki kemampuan untuk menjelajahi lebih luas dan jauh lagi!

    Begitu pula-lah dengan spritual dan keimanan....

    Perjalanan spritual yang penuh kesengsaraan?

    Ah, ini relatif-lah! Toh, anda juga belum jelas menjadi/dimana pada akhirnya bukan?

    Salam.

    BalasHapus
  3. apa lah.. simpan aja puisi ini jangan di publikasikan...
    ini akan membuat terjadinya peperanagn antar umat..
    bukannya kita cinta damai..
    jadi jangan menyulut api permusuhan..
    puisiini boleh di tulis tapin tolong jangan di publikasikan.....

    BalasHapus