Minggu, 09 September 2007

Nasionalisme Ala Geger

Oleh : Anton

Seorang Revolusioner adalah seorang yang harus memihak – ada kawan ada lawan. Revolusi adalah permusuhan. Ia menghendaki kekerasan sikap karena orang harus bergulat. Ia menghendaki penyempitan pandang, karena orang harus membidik.
(Goenawan Mohammad, Catatan Pinggir Tempo 4 Juli 1981)

Goenawan Mohammad adalah manusia kontemplatif, dia orang Batang yang punya alam pikiran Barat baginya Revolusi adalah bagaimana memilih posisi dan posisi paling tragis adalah ketika Hatta dan Liu Shaoqi mundur dari sejarahnya atau Bani Sadr dan Bazargan menjadi habis karena tidak memilih berpihak. Tapi bagaimanapun cita-cita besar harus memihak bukan?

Amerika Serikat tak akan sebesar sekarang bila tidak ada George Washington yang kepala batu, Putin tidak akan mendapat keagungan sejarah Russia bila tidak ada Lenin, Stalin sampai Breznev. Russia kini menjadi harapan besar bagi negara-negara yang sudah sebal lihat kelakuan buas Bush cs. Jepang tidak akan semodern sekarang bila Kaisar Meiji tidak bertindak tegas terhadap masa lalu dimana kultur `Samurai' dihabisi diganti kultur barat yang rasionil, RRC tidak akan semegah sekarang bila tidak sikap dari Mao yang banyak dikutuki oleh pembenci-nya dan Vietnam tidak akan berlari kencang secepat cheetah bila tidak ada keteguhan Paman Ho dan jutaan
gerilyawan yang mati bertempur lawan Perancis di Dien Bien Phu, dan menghancurkan Amerika di Saigon. Apakah Indonesia akan ada tanpa kenekatan dari anak-anak PETA dan pemimpin yang berani mati model Sukarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka atau Amir Sjarifudin?

Memang pada akhirnya keteguhan melihat tujuan kadang-kadang digoda oleh kegenitan intelektual atas nama kemanusiaan, atas nama humanisme. Tapi tak jarang kegenitan itu mengundang kabut yang menghalangi visi. Dan membuka lowong bagi kekuatan jahat yang mengkhianati tujuan negara. Dan itulah yang terjadi di Indonesia.

Seperti yang diberitakan oleh Geger Hariyanto pada artikelnya di Kompas (Sabtu, 8/9/07) tentang Sutan Takdir Alisjahbana (STA) yang menjadi eksil di tanah seberang karena tak sepaham dengan garis politik Sukarno. Apakah Geger tak melihat apa yang dilakukan STA, Des Alwi, Soemitro Djojohadikusumo dan banyak pelarian politik lainnya justru menabur benih orang-orang macam Oejeng Soewargana? Apakah STA, Des Alwi, Soemitro Djojohadikusumo sama dengan Munir yang pahlawan kemanusiaan itu..oh tidak, mereka berpihak pada politik yang diyakininya mereka bukan membela kemanusiaan hanya semata-mata pada kemanusiaan. Justru yang jauh lebih terhormat adalah kesadaran Hatta dan Sjahrir dalam menerima realitas politik dibanding pelarian politik jaman Bung Karno yang memang sudah memberontak dan melakukan subversi secara terang-terangan (PRRI 1958). Apa yang dikatakan Hatta adalah perasaan Nasionalisme- nya yang maha besar "Saya akan memberi kesempatan pada Sukarno" atau pesan Sjahrir pada kadernya Soebadio Sastrosatomo "Kalau Sukarno perlu kamu, bantulah dia.." padahal Sjahrir sedang dalam posisi sulit di jaman Bung Karno. Kemudian Sjahrir berkata `Bagaimanapun Bung Karno telah berjasa besar menyatukan bangsa ini" inilah nasionalisme yang sebenar-benarnya mereka tidak melawan walaupun tidak berpihak, tidak lari ke luar negeri dan membangun konspirasi. Karena mereka tahu apa yang dilakukan Bung Karno adalah untuk kebesaran bangsa Indonesia. Pelacur-pelacur Intelektual di jaman Orde Baru sering menyebutkan bahwa Sukarno bergelimang kekuasaan tapi mereka tidak pernah menggambarkan sedikit pun beban tanggung jawab yang maha besar dari seorang Sukarno untuk membesarkan bangsa.

Keberanian melawan kekuasaan jangan dianugerahi pada segerombolan pengecut yang lari ke luar negeri dan mengkhianati tujuan besar bangsa Indonesia, tapi pada pemberani-pemberani yang menentang kekuasaan yang tidak benar dan menempuh jalan mati dengan sikap tenang. Pledoi Sudisman adalah bentuk keteguhan hati, keberanian Amir Biki menantang tentara di Tanjung Priok atau Wiji Thukul seorang tukang becak sederhana atau Munir dengan kerongkongannya yang bersimbah arsenik. Pramoedya Ananta Toer itulah yang layak dijadikan role model rasa cintanya pada nasionalisme bangsa walaupun bangsanya menyakitinya, teman-temannya mengutuki hanya untuk cari selamat sambil diam melihat pesta pora Orde Baru. Apakah anak-anak mantan menteri perikanan dan kelautan Rokhmin Dahuri yang ingin mencabut kewarganegaraan Indonesia dan berniat beralih menjadi warga negara Kanada karena kecewa dengan pengadilan Indonesia bisa disebut Nasionalis? Betapa manja benar mereka, apakah Geger misalnya melawan pemerintah otoriter lalu atas nama humanisme menjadi warga negara Kanada dan melupakan Indonesia? Apa anda tidak malu dengan anak-anak yang bapak ibunya dibantai karena tuduhan terlibat G 30 S, tapi dia tetap mencintai Indonesia dengan sangat bekerja di ladang-ladang rakyat tanpa pamrih. Dokter Ribka Tjiptoning tetap melayani masyarakat kecil dengan segala kesulitan hidup tapi ia tidak mendendam pada Indonesia yang dilawannya adalah kekuasaan dengan semua kepentingan- kepentingan yang melekat. Atau Ibarurri Aidit yang sangat mencintai Indonesia walau nggak jelas Bapaknya diapain oleh tentara? Bagaimanapun ke Indonesia-an membutuhkan sakralitas yang secara implisit diremehkan oleh Geger atas nama Humanisme, Nasionalisme Manusia yang pada titik lemahnya kemudian menjerembabkan negara ketangan orang-orang yang tidak benar.

Amerika Serikat, Inggris, Perancis atau Jerman sedemokrasi apapun sistem politik mereka pasti memiliki tangan negara yang sangat kuat demi kepentingan mereka sendiri. AS boleh teriak sampai serak tentang demokrasi liberal tapi ketika kepentingan negara mereka terganggu mereka lantas hajar habis itu negara. Begitu juga dengan negara-negara yang maju, mereka butuh pemerintahan kuat dan nasionalisme yang menggelegar. Mantan Presiden Perancis Jacques Chirac bahkan meninggalkan sebuah pertemuan karena mendengar salah seorang menterinya bicara pakai bahasa Inggris, sementara orang Indonesia merasa lebih pintar bila berbicara campur-campur Indonglish, Indonesia-English, bahasa Inggris dianggap bahasa Dewa. Humanisme yang genit dan diselubungi rasa inferior adalah lawan dari tujuan besar bangsa, cita-cita besar bersama. Humanis yang genit dan membutakan realitas malah melahirkan sebuah generasi baru yang dungu seperti Orde Baru.

Dan menciptakan belantara konspirasi seperti Oejeng Soewargana. Apa yang dilakukan Oejeng? Beginilah Rosihan Anwar menceritakannya dalam buku Sejarah Kecil Indonesia (Le Petite Histoire) yang mengutip dari buku Oltmans `Mijn Vriend Soekarno' di hal. 147 Oltmans mengatakan :

"Pak Oejeng yang ramah itu seorang pengkhianat kelas satu, kacung pembawa pesan Jenderal Nasution untuk dinas intel Amerika CIA di Washington". Rosihan kemudian melanjutkan narasinya tentang cerita Oltmans. Oltmans menulis tentang tahun 1964 di New York ketika dia berkenalan dengan penyair WS Rendra, dan cukup banyak orang Indonesia menginap di rumahnya. Oejeng adalah tamu tetap Oltmans. Dia berjumpa secara kebetulan di Toko Swalayan Macy. Pada kesempatan lain Oltmans sedang sibuk mengetik di kantor atase pertahanan KBRI di Washington, Mayjen Surjo Sularso. Oejeng menggunakan fasilitas pemerintah Sukarno untuk bersama CIA melakukan konspirasi terhadap pemerintah yang sah di Jakarta. Saat itu Oejeng mengeluarkan ucapan yang ternyata akan terwujud antara tahun 1967 dan meninggalnya Sukarno tanggal 21 Juni 1970. Oejeng berkata, "Kami akan kucilkan (Isoleren) Soekarno dan membiarkannya mati bagaikan sebuah bunga yang tak lagi memperoleh air" Ini memang persis sekali dengan perlakuan yang diberikan rezim Soeharto kepada Soekarno".

Dan Goenawan Mohamad melanjutkan kontemplasinya pada catatan pinggirnya. "Revolusi toh sudah sering dikhianati"

---------------------<<>
Wirajhana:

Terima kasih atas tulisannya..

malam paling menjemukan ini akhirnya saya mengalami "cuci darah" kembali..

cilakanya darah ku dicuci tentang kisah kucuran pengorbanan tanpa henti...

cilakanya, saat hendak berpikir:

"ah, masih ada koq nasionalisme yang tidak geger"...malah jadi terbungkam teler

terbungkam oleh bayangan semua yang merangkak naik kecuali kesejahteraan rakyat dan harga diri bangsa..

terbungkam betapa stabilnya kesejahteraan rakyat dan harga diri bangsa merangkak loyo, ngesot dan perlahan menjadi merayap.

ngomong2 rayap...jadi terbayang bahwa mereka "makan" dari dalam menggerogoti pelan2 hingga terang2an membuat rapuh dan mati...

ngomong2 ngesot jadi terbayang fungsi yang salah kaprah bahwa yang seharusnya membuat "adem" karena ia hadir untuk merawat menjadi kalang kabut membuat derita kesusahan..

ngomong2 merangkak loyo...jadi miris mengingat eforia harapan saat pesta koar-koar mengusung slogan "berilah kami kempatan", rupanya sudah berubah menjadi menjepit kami yang memberi...

yah sudahlah...melayani itu ternyata tidak pernah mengalami revolusi ia hanya bermutasi dari satu jaman ke jaman dengan model ilmu katak yang sama!

berenang keatas dengan menghentakan kaki kebawah...mencari celah keatas dengan meninjak apapun..

Toh, mungkin sekarang bukan cuma revolusi yang sudah dikhianati..
nasionalisme-pun juga sudah dikhianati, ketika penguasa lebih memilih penguasa, ketika kawan karena kepentingan, ketika kekerasan sikap hanya untuk membela kawan pat gulipat, ketika menyempitkan pandangan hanya untuk membidik tahun setelah 2009.

Apakah Indonesia masih ada? ataukah sudah berubah menjadi Indon di asia?

Melek Finansial, Melek Kapital dan Melek Sosial

Oleh : ANTON

Kejadian yang wajar banget bila mahasiswa bingung apa beda Reksa Dana dengan Danareksa karena secara bahasa-nya juga aneh. Saya tidak tahu bahasa sanskrit menggunakan kaidah DM apa MD tapi kata Reksa Dana dan Danareksa kalau dalam makna bahasa Indonesia artinya sama-sama menjaga uang, Reksa=menjaga (sing mbaurekso) Dana = Harta. Jadi menjaga harta tapi kalau orang yang hidup di jaman Gajah Mada pasti heran karena Reksadana dan Danareksa jadi dua arti yang berbeda. Yang satu `Jaga dana' yang lain `dana Jaga' jadi mana yang benar?

Danareksa yang berdiri tahun 1977 dan kemendannya JA Sereh, jago tua Pasar Modal itu yang awalnya ngendon di bangunan tua Kebon Sirih samping kantor Gubernuran Jakarta Dulu kata orang Danareksa didirikan untuk bikin Reksadana Saham sebagai counterpart dari pendirian Bursa Efek yang kantornya berbentuk gedung dengan tiang bulet-bulet ngikutin gaya Bursa Efek di Taiwan, -(tapi sekarang malah sok jadi bangunan gaya Gothik). Dikemudian hari Danareksa menjadi gurita besar Pasar Modal Indonesia bidang kerjanya banyak banget, dari Brokerin saham sampai ngasih kredit utangan (katanya sekarang nggak lagi), dari IPO sampe bikin produk Reksadana. (Komisaris Danareksa sekarang aneh Dino Patti Djalal - ngerti apa
dia dengan Pasar Modal? – apa cuman alat SBY untuk ngangkangi Danareksa saja, setelah Lin Chen Wei terdepak...) . Daripada Dino kenapa nggak ngangkat Jojon sekalian aja biar tambah lucu.

Beda lagi dengan Reksa Dana, nah instrumen ini sebenernya bukan barang baru sudah dikenalkan sejak tahun 70-an dan mulai beredar di tahun 80-an. Tapi baru booming setelah tahun 1997 gara-gara Tito Sulistio sama Titiek Prabowo rajin kampanye Pasar Modal dan Reksa
Dana. Tapi tahun 1998 bangkrut lagi tuh perputaran uang di Reksa Dana kemudian sesuai siklus ekonomi Indonesia yang baik terjadi booming Reksa Dana terutama yang berkonten Obligasi. Bahkan banyak Manajer Investasi yang bermain di Indonesia berpendapat Nilai Aktiva Bersih Obligasi selalu bertumbuh jadi variabel resiko habis dan masuk dalam wilayah return free market di titik itu mereka koar-koar ke investor awam...sampai disini semua orang masih terbahak-bahak banyak Investor datang dan menggelembungkan pundi-pundinya. Tapi pertukulan reksadana (tukul=tumbuh) kayak balon gas yang meledak di UI dan melukai banyak pelari pagi, amblas. Bank Global untung besar gara-gara ngeluarin Reksa Dana bodong, Reksa Dana BNI juga bermasalah. Kehancuran total itu disebabkan oleh ketidaktahuan dari
orang-orang MI sendiri tentang faktor resiko sehingga resiko penurunan nilai dikelabui dari pikiran publik, dan publik kadung menganggap Reksa Dana mirip-mirip Deposito yang dananya dijamin oleh negara, padahal orang yang belajar tentang hukum Kapital mana-mana juga ngerti semangkin tinggi ekspektasi return, semangkin tinggi daripada resiko. Kalo ndak percaya tanya sama tukang kredit panci sana....Hancurnya obligasi ditahun 2005 akhir lalu itu benar-benar bikin ngakak investor asing, dan investor kecil yang nangis bombay banyak banget.

Jadi bila nanya apa beda Reksa Dana dengan Danareksa sama mahasiswa yang mau bikin skripsi wajar aja kalo nggak tahu, lha Manajer Investasi-Manajer Investasi kita juga masih bingung apa yang dimaksud Reksadana. Liat aja buat ngindarin pajak setiap lima tahun mereka bubarkan produk reksadana dan bikin yang baru, atau untuk ngindarin pembelian pajak keuntungan obligasi para dedengkot kapital bikin reksadana supaya nggak kena 20% pajak final. Reksadana tidak dijadikan alat pertumbuhan nilai sejati sesuai kaidah-kaidah keuangan.

Kalau mau bicara melek finansial kita harus bicara melek spectacle. Spectacle secara harafiah diartikan sebagai `tontonan' dan merupakan bentuk pendangkalan dari pemaknaan. Misalnya saya pakai peci putih, baju koko maka sontak saya menjadi alim dan bisa mendiktekan norma-norma kebenaran saya, kalau saya ingin dianggap pemberontak cukup pakai baju gambar Che Guevara yang dominan warna merahnya, kalau saya ingin dikatakan seperti kyai pujaan dan banyak penggemar cukup cantumkan kata A'a di depan nama saya sukur-sukur
bisa memperistri artis kemudian masuk TV dan mendakwahkan pemahaman agama saya, kalau saya ingin dibilang kaya tidak usah saya punya uang milyaran di Bank atau portofolio saham-saham bagus di Pasar Modal, cukup kredit mobil baru dan pakai baju bermerk maka saya sudah kaya. Budaya Spectacle merupakan budaya yang menghilangkan pendalaman dan melebih-lebihkan penampilan. Akar dari budaya tontonan ini adalah pengelembungan kapital yang fantastik. Semakin memiliki kadar nilai tukar tinggi semakin fantastik nilainya tanpa diikuti utilitas nilai guna. Jadi ketika saya naik Mercedes maka secara nilai tukar saya lebih tinggi daripada saya naik Honda atau Toyota, karena penggelembungan nama Mercedes –penganut kapitalis menyebutnya Branded – Jadi komoditi yang pada dasarnya berbentuk realitas kemudian secara holahop berubah ke dalam alam gaib dan mempengaruhi naluri.

Spectacle juga mempengaruhi relasi-relasi antara manusia dengan lingkungannya, ketika saya memakai berambut panjang maka saya direlasikan sebagai penggemar musik Metal lalu tatkala saya menggunakan asesoris anak dugem maka saya sontak menjadi bagian dari kaum Dugem. Kalau saya pakai baju merah dan ada gambar banteng gemuknya, maka saya bagian dari `wong cilik' kalau saya pakai baju kuning dan ada gambar `Ringin Kurungnya' maka saya adalah pecinta status quo, minimal anak bekas pejabat Orde Baru. Dan ketika baju saya ada gambar Palu Arit...maka tahu sendiri akibatnya

Relasi-relasi yang kemudian dipengaruhi oleh spectacle ini kemudian membentuk niat awalnya, yaitu : Modal.

Modal-lah yang kemudian menciptakan spectacle-spectacle dan bertransformasi menjadi alam realitas, menjadi sebuah keharusan supaya kita menjadi bagian dari komunitas. Misalnya seorang anak dikabarkan gantung diri karena orang tuanya tidak membelikannya handphone, disini HP bagi si anak bukan lagi merupakan alat fungsional dimana tanpa HP ia tidak bisa berkomunikasi, tapi lebih merupakan spectacle bagi dirinya, dengan HP secara dangkal ia mendapatkan eksistensinya, dengan HP dia menemukan jati dirinya di tengah pergaulan. Ketika realitasnya orang tuanya tidak membelikan HP maka hancurlah eksistensinya, dan penghancuran eksistensi itu merupakan kiamat bagi pembentukan esensi kemanusiaannya maka tak ada lagi bagi pikirannya kecuali menempuh jalan mati.

Begitu juga seorang wanita kenapa mereka bisa banyak dikibuli oleh laki-laki, karena penampilan, karena spectacle yang kemudian menciptakan romantika di dalam pikirannya, setelah menikah barulah ia mendapati kesejatian sang laki-laki pujaannya yang ternyata bias-
nya jauh sekali dari jalur romantika yang dia impikan. Dunia kaum wanita adalah dunia paling rentan untuk dirasuki budaya spectacle. Karena sejak dulu wanita adalah objek bagi kepentingan alam pikiran laki-laki, budaya agraris mengenal wanita sebagai alat reproduksi
juga tampilan erotis maka muncullah Dewi Sri atau Ronggeng Sri Kanthil, dalam budaya feodal wanita ditampilkan sebagai penambah nilai untuk legitimasi kekuasaan, disini wanita harus ditampilkan sebagai `yang agung' atau `yang suci' dan bisa memancarkan `wahyu kedaton dan wahyu cakraningrat' maka dari dalam betis Ken Dedes muncul sinar wahyu kedaton dalam alam pikiran Ken Arok, maka memperistri Pembayun adalah sebuah bentuk pengakuan kekuasaan dari Ki Ageng Mangir Wonoboyo terhadap Panembahan Senopati. Atau ageman Ibu Tien Suharto yang masih kerabat Mangkunegaran bagi Suharto yang hanya anak ulu-ulu.

Dalam spectacle ciptaan Kapitalis wanita dikonstruksikan lebih dahsyat lagi. Apa yang ada pada diri wanita harus memenuhi kaidah-kaidah penambahan kapital bagi pencipta komoditi dan perangkai imaji dimana tujuan mereka adalah mereproduksi Kapital. Kaum wanita mau tidak mau diasingkan dari kewanitaannya dan hanya menjadi objek tampilan pada dunia – yang disangka wanita korban spectacle itu adalah kehendak laki-laki dan aturan tak tertulis- . Apa yang menjadi kiamat bagi kaum wanita urban Indonesia saat ini adalah ketika ia tidak lagi memenuhi kaidah-kaidah tampilan kapitalis. Kaum Kapital merekonstruksi kecantikan sesuai dengan imaji yang diciptakan. Saat ini di Indonesia kecantikan selalu diartikan: keturunan Indo-Eropa, Berambut pirang, tinggi diatas 165 cm, berdada sedang dan memiliki kaki jenjang diatas semuanya adalah : kulit putih bersih ala Eropa. Hal ini selain merupakan bagian inferior compleks orang Indonesia yang selalu memandang barat di atas segalanya, juga adalah produksi imaji yang diciptakan oleh kaum produsen komoditi kecantikan yang memang berpusat di Eropa. Kecantikan dimulai dari sana. Citra kecantikan bukan lagi pada Gusti Nuril bangsawan puteri Mangkunegaran yang dulu terkenal cantik jelita tapi pada Nadine Chandrawinata yang sudah sempurna memenuhi kecantikan-kecantik an ala barat.

Ketika Spectacle itu sudah menjadi bagian dari kehidupan terpenting dan merupakan prakondisi bagi terciptanya eksistensi kemanusiaan seseorang maka dibentuklah permainan finansial dimana korbannya adalah memang orang yang sudah terjajah oleh aturan-aturan yang dihidupkan oleh kaum Kapitalisme.

Melek Finansial hanya mengajarkan bagaimana kita bisa mengatur keuangan dan menjaga nilai uang kita atau kalau bisa menumbuhkannya. Tapi tidak mengajari bagaimana memahami lebih jauh spectacle yang merupakan tuntutan kebudayaan. Seorang yang biasa bergaul ketika
pulang kerja di cafe-cafe dan meminum minuman yang harganya 40 kali lebih mahal dari seharusnya, jika tidak mengikuti acara minum-minum maka dia akan tersisih secara sosial dan diisolir kemampuannya berbudaya dimana komunitas nongkrong di kafe merupakan bagian dari
budaya urban. Saat ini profesional yang berusia 25-29 tahun katakanlah memiliki gaji 15-25 juta sebulan, namun di akhir bulan uang yang tersisa hanyalah sekitar 600 ribu, atau malah hutang.
Banyak profesional sekarang setiap bulan harus membacai lembar- lembar kartu kredit, karena Bank-Bank sebagai komprador Kapitalis itu melemparkan candu-nya berupa utang lalu dengan pesona-pesona spectacle mereka menggunakan titik-titik tipuannya seakan-akan utang itu adalah bagian dari asset mereka, bagian dari penghasilan mereka dan kemudian oleh nilai-nilai fantastik yang dijual di mall-mall mewah para korban spectacle kartu kredit menggadaikan nilai masa depan penghasilan mereka untuk mendapatkan barang-barang yang tidak dibutuhkan bahkan tidak punya nilai guna sama sekali naluri-lah yang membuat mereka membeli barang itu. Melek Finansial hanya tahu bagaimana aliran uang berjalan, rasio-rasio antara utang dan asset, pertumbuhan nilai uang dan pemanfaatan dari pertumbuhan tersebut. Dari semuanya melek Finansial adalah cara terbaik bagaimana menciptakan egoisme.

Melek Kapital adalah tahap lebih lanjut dari Melek Finansial. Melek Kapital ini biasanya sangat dekat dengan budaya dan merupakan pemenang dari pertarungan dunia kapital saat ini. Di kebudayaan Indonesia kelompok yang sudah menyadari melek Kapital adalah keturunan Cina, Kelompok yang sudah terpengaruh kapital barat (ningrat-ningrat pribumi yang paham bagaimana modal bekerja dan menguasai kemanusiaan) dan kaum pedagang yang sudah tau susahnya bagaimana memutar uang. Dulu engkong-engkong Cina yang ngerti gimana caranya ngumpulin modal selalu nyaranin buat cucu-cucunya "kalo lu belum kaya, lu jangan makan nasi...makan bubur" beda dengan priyayi Jawa "dadi wong aja nganti nduwe ati saudagar, ora ilok" (jadi orang jangan punya hati saudagar tidak baik). Jadilah peranakan Cina mengakumulasi modalnya sedemikian rupa apalagi yang sudah mendapatkan keuntungan dari siklus politik. Namun sekarang melek kapital bukan hanya milik peranakan Cina thok tapi juga milik pribumi seperti : anak turun Ahmad Bakrie atau keluarga Kalla, yang dapat prestise politiknya, dapat pula gengsi modalnya, perkara kasus Lapindo belum beres, thoh dengan kekuatan spectacle dia bisa buat Universitas Bakrie untuk melambungkan popularitas wajah humanisme-nya (termasuk Bakrie Award) dengan langkah awalnya memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu, tapi cuek pada anak- anak yang tidur di los-los pasar gara-gara lumpur sialan itu. Itulah kekuatan modal membentuk spectacle.

Orang yang melek Kapital biasanya tidak memperdulikan spectacle bagi dirinya, dia hanya peduli bagaimana Kapital ini bisa tumbuh secara ajaib. Misalnya bagaimana bisa membeli saham-saham kinclong model BUMI atau TMPI yang naiknya ribuan persen cuman dalam waktu kurang dari 1 tahun. Orang seperti ini mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dan mempertaruhkan dananya dengan lambungan luar biasa. Ia tidak mau menjadi analis portofolio yang pengecut - (yang bisanya hanya bicara sok ilmiah dengan model-model keuangan yang rumit tapi tingkat pengembalian portofolio investasinya sama ibu-ibu yang doyan nongkrong di Gallery Sekuritas aja kalah) -, Ia anti Diversifikasi jargon "Don't put all your eggs in one basket" adalah kata-kata pendosa dimata penumpuk Kapital, Ia lebih memilih konsentrasi modal untuk itu dengan nalurinya ia bisa memilih instrumen investasi yang tepat. Kemudian memegang kendali dunia. Orang jenis ini adalah Peter Lynch, Mario Gabbeli atau George Soros. Soros sendiri punya uang trilyunan tapi lebih memilih naik trem daripada naek taksi, karena ia tahu lebih praktis naek trem listrik ketimbang naek taksi di Budapest. Beda dengan orang-orang yang sok kaya di Sudirman, biar utangnya bejibun dia tidak mau naik busway tapi lebih memilih naik taksi atau mobil pribadi untuk jarak kurang dari satu kilometer. Karena ia tidak membutuhkan nilai praktisnya tapi lebih pada nilai spectacle-nya. Atau naik bus bersimbah keringat tapi limaratus meter dari kantornya dia naik taksi supaya dibukakan pintu oleh satpam. Disinilah Spectacle mendapat lambungan nilai tukar alias harga. Orang yang melek Kapital adalah orang yang paham bagaimana memperbudak kemanusiaan untuk kepentingan lambungan nilai tukar Kapitalnya.

Melek sosial, orang yang paham melek sosial ini juga paham bagaimana rangkaian modal bekerja dan membelenggu masyarakat. Mereka tidak lagi bermain di tataran keshalihan sosial hanya untuk spectacle, tapi mencari akarnya kenapa masyarakat menjadi manusia terbelenggu yang jauh dari kemanusiaannya? . Ada yang menemukan akarnya itu dari sistem Kapitalis, ia membedah sistem kapitalistik sampai pada tingkatan atomistik lalu eureka! Mereka menemukan intinya. Orang jenis ini adalah Hatta, M. Yunus dan Hernando De Soto.

Hatta dengan landasan Marxian menyatakan bahwa untuk menghindari adanya kesulitan akses bagi borjuis-borjuis menengah-kecil maka dibentuklah koperasi sebagai kapal penyelamat dari bisnis yang dijalankan para borjuis itu. M. Yunus lebih dalam lagi daripada Hatta, ia membalikkan alur gerak kapitalis dari mencari modal menjadi mendapat modal. Menurut Yunus konsep alur kapitalis konvensional merugikan bagi orang yang tidak berpunya maka untuk menyelamatkan kehidupan manusia ia memberikan modal dan memancing kaum tak berpunya itu menjalankan bisnisnya. Kalau Hernando De Soto, ditengah-tengah antara Hatta dan M. Yunus. Bagi De Soto yang layak diberi modal adalah pengusaha kecil yang sudah berjalan layak tapi tidak memiliki akses modal untuk memperbesar usaha, disinilah perlunya legalisasi kemajuan usaha sebagai jaminan kemajuan bisnis. Ketiga-tiganya berusaha mengenalkan prinsip Kapitalisme kepada akar rumput.

Melek Sosial bagi penolak apapun yang berbau Kapital adalah Karl Marx sampai orang-orang Post Marxism. Intinya mereka menolak segala bentuk transformasi nilai tukar yang kemudian memperbudak kemanusiaan, kerja bukan lagi dimaknai sebagai bentuk praksis tapi ditipu oleh kaum kapitalis sebagai bentuk fantastik yang pada gilirannya membelenggu kemanusiaan. Dan kaum sosialis anti Kapital menolak bentuk penipuan seperti itu.

Bagaimanapun konsep-konsep ekonomi datang dan pergi sejarah masyarakat terus bergerak....

yang nulis: anton_djakarta

Kamis, 06 September 2007

Memelihara Kesempatan

Seekor burung Canada memutuskan bahwa terlalu repotlah kalau ia harus terbang jauh-jauh ke selatan menghadapi musim dingin. Katanya kepada diri sendiri,

"Aku yakin bisa menghadapi musim dingin. Toh banyak hewan lain yang juga menghadapinya. Tidak mungkin seburuk itu."

Maka sementara semua burung lainnya berbondong-bondong terbang menuju Amerika selatan yang hangat,ia tetap tinggal menantikan musim dingin. Menjelang akhir november, ia sudah menyesal.Tidak pernah ia merasa kedinginan seperti itu, dan ia tidak berhasil menemukan makanan. Akhirnya ia sadar bahwa kalau ia tidak pergi dari sana, ia tidak akan tahan. Maka ia pun mulai terbang sendirian ke arah selatan.

Setelah berapa lama, turunlah hujan. Dan tahu-tahu, air hujannya membeku pada sayap-sayapnya. Ia pun sadar bahwa ia tidak mungkin terbang lebih lama lagi. Ia tahu ia akan segera mati, maka ia pun meluncur turun dan mendarat di dekat sebuah kandang hewan.

Sementara ia tergeletak, lewatlah seekor sapi, melangkahinya dan membuang hajat persis di atasnya. Ia benar-benar jijik.

"Ya ampun", katanya dalam hati, "kedinginan setengah mati. Sudah mau mati aku. Eh...Begini lagi! Benar-benar cara mati yang menyedihkan" gumamnya lirih penuh kepedihan

Maka sang burung pun menahan napasnya dan bersiap-siap mati. Tetapi setelah beberapa saat kemudian, ia temukan telah terjadi perubahan; Tubuhnya justru mulai hangat. Es pada sayap-sayapnya mulai meleleh. Otot- ototnya tidak lagi membeku. Darahnya kembali mengalir. Ia sadar bahwa ia ternyata tidak akan mati. Ia demikian kegirangan sehingga ia mulai bernyanyi.

Saat yang bersamaan seokor kucing tua yang sedang berbaring di tumpukan jerami di kandang itu, mendengarnya bernyanyi. Ia sungguh tidak mengangkanya; sudah berbulan-bulan ia tidak mendengarkan suara burung, maka ia pun berkata dalam hati,

"Apakah itu burung ? Kukira mereka semua telah terbang ke selatan."

Ia pun ke luar dari kandang,dan ternyata benar, dilihatnya seekor burung. Maka ia pun menghampirinya, mengeluarkannya dari kotoran sapi itu, membersihkannya -- Lalu memakannya.

---------------
Tidak semua orang yang "mengotori" Anda adalah musuh.
Saat ia mengotori anda, terkadang merupakan saat memperbaiki diri.
Kesempatan lebih berguna dengan memelihara mulut
Dan tidak semua orang yang membersihkan kotoran itu adalah teman.
---------------
Kiriman: felix thioris

Jangan ajak Supir taksi Ngobrol..Berbahaya!!

Dalam sebuah taksi:
Setelah berjalan sekian lama tanpa percakapan,penumpan g menepuk pundak supir taksi untuk menanyakan sesuatu.

Reaksinya sungguh tak terduga.

Supir taksi begitu terkejutnya sampai tak sengaja menginjak gas lebih dalam dan hampir saja menabrak mobil lain. Akhirnya ia bisa menguasai kemudian menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Tolong, jangan sekali-kali melakukan itu lagi!" kata supir taksi dengan wajah pucat dan menahan marah.

"Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan. Saya tidak mengira kalau menyentuh pundak saja bisa begitu mengejutkan Bapak."

"Persoalannya begini, ini hari pertama saya jadi supir taksi. Bapak juga merupakan penumpang pertama."

"Ohh begitu? Terus kok bisa kaget begitu?"

"Sebelumnya saya adalah supir mobil jenasah", jelas si supir.

Kiriman: Satrio Arismunandar

Selasa, 04 September 2007

Tes Urine...

Entah kenapa, Darto, selalu merasa tidak bersemangat setiap kali harus melakukan pemeriksaan kesehatan padahal ia tahu betul manfaatnya. Bagian yang sangat tidak menyenangkan baginya justru bukan saat pengambilan sampel darah dimana ujung jari tangannya harus ditusuk jarum namun justru saat tes urine(air seni/kencing) dimana Ia harus memaksa dirinya buang air kecil padahal ia sedang tidak ingin atau tidak bisa

Hari itu, Darto terpaksa untuk meingikuti jadwal pemeriksaan kesehatannya..Ia masuk kedalam satu ruangan..dan seorang suster telah menunggu disana..

Melihat suster itu, Darto langsung terpana, "Ahhhh, Seksi sekali suster itu!!...andai saja pacarku secantik dia..", gumamnya.

Suster itu mempersilahkan Darto duduk lalu berkata dengan suara yang sangat renyah bahwa ia bertugas untuk melakukan pengambilan sample darah dan urine..

Darto kemudian bertanya apakah bisa tidak dilakukan tes urine untuknya..ia berargumentasi panjang lebar mulai dari ia baru buang air kecil, hari sudah sore sampai dengan jadwal rapat setengah jam lagi...ah, pokoknya banyak sekali alasan Darto untuk menghindari test urine tersebut..

Suster cantik itu mendengarkan dengan sabar sambil tersenyum kemudian bertanya," Umur bapak berapa?"

Darto mejnawab," September besok usia saya....29 tahun, Suster"

Kemudian suster cantik itu membalik-balikan catatan kesehatan Darto untuk beberapa saat lamanya kemudian berkata,

"Baiklah pak Darto, sampel urine saya ambil dan kita lakukan tes pemeriksaan darah saja"

"Wah, suster.....terima kasih", Darto menjawab peneuh dengan kelegaan..

Darto, kemudian memberikan tangannya, jari telunjuk tangan kanannya ditusuk jarum dan diambil sampel darahnya. Namun karena terkejut oleh tusukan jarum, Darto terkejut dan menyenggol pinggiran meja..semua kapas dan perban berjatuhan dilantai..namun itu belumlah selesai....robekan tusukan jarum itu berdarah dan tidak kunjung berhenti..

"Waduh, bagaimana ini Suster...", teriak Darto ketakutan

Suster cantik itu kebingungan sejenak karena tidak menemukan tisue atau perban yang steril kemudian ia berinisiatif dengan memasukan jari tangan Darto yang terluka itu kedalam mulutnya selama beberapa saat sampai akhirnya luka itu tidak mengucurkan darah lagi...

Baik suster dan Pak Darto merasa lega atas kejadian itu...kemudian pak darto memandang suster itu lewat matanya dan berkata,

"Suster...tindakan suster tadi....sungguh...sungguh hebat, saya merasa sangat berterima kasih....dan...mmmhhh..bagaimana kalau suster lanjutkan dengan tes urine???"

Senin, 03 September 2007

Surat nikah Pengantin Baru

Sepasang suami istri baru, terus-terusan bertengkar selama beberapa waktu.

Setelah hati dan kepala mulai dingin, si istri menghampiri suaminya yang sedang melihat-lihat surat kawin mereka,

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

Mendengar istrinya tersebut, si suami mencoba menyembunyikan dokumen yang ada di tangannya dan berkata,

"Aku tidak melakukan apa-apa."

Namun si istri yang telah melihat dokumen itu, sangat kecewa mendengarkan jawaban suaminya dan menjawab dengan nada jengkel,

"Tidak melakukan apa-apa?! Aku melihatmu membaca surat kawin kita. Mengapa kamu berbohong! Kamu sudah mengamati surat kawin itu, dari atas sampai bawah, dibolak-balik lagi! Lalu untuk apa kamu lakukan itu?"

Merasa kesal, si suami berkata,

"Baiklah jika kamu benar-benar ingin tahu! Dari tadi….aku sedang kebingungan mencari di mana tanggal kadaluarsa surat kawin ini!”


Dikirim: jimmy.okberto@suzuki.co.id
Sunting:Wirajhana

Sabtu, 01 September 2007

Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen

Kepribadian dan pengetahuan Muhammad dibentuk oleh lingkungannya. Leluhurnya dikenal menaati prosedur dan ajaran kenabian. Salah satu lingkungannya adalah kaum cerdik pandai Kristen.

Jauh sebelum kenabian Muhammad telah ada anasir-anasir kenabian dan ketauhidan (monoteisme) yang merujuk pada peran dua komunitas teologis di Mekkah, yang warganya dikenal sebagai penyembah berhala. Yang pertama ialah pengikut al-hanîfiyah yang mendaku sebagai ahli waris ajaran Ibrahim. Abdul Muthalib yang adalah kakek Muhammad dan ketua Bani Hasyim merupakan tokoh terpenting dalam aliran ini. Tercatat pula nama Zaid bin Amru, paman Umar bin Khathab, yang memiliki syair-syair kepasrahan. Salah satu baitnya, aslamtu wajhi liman uslimat, lahu al-ardlu tahmilu shakhran tsiqâla, ’aku pasrahkan diriku pada Dia, seperti kepasrahan bumi yang membawa batu karang yang berat’.

Yang kedua adalah komunitas Ahli Kitab. Ini sebutan bagi pemeluk agama Yahudi dan Kristen. Orang Kristen di kalangan Islam disebut sebagai Nasrani yang dinisbatkan pada al-Nâshirah atau Nazaret, asal Isa al-Masih. Namun, bagi orang Kristen mayoritas, Nasrani di Jazirah Arab adalah sebuah sekte. Berbeda dengan bangsa Arab yang mandul dari kenabian, bangsa Yahudi subur dengan kenabian. Dua komunitas itu punya satu misi. Sama-sama memusuhi kaum pagan. Pada masa itu mereka tersebar luas di Jazirah Arab. Orang Yahudi bermukim di Yastrib (Madinah), orang Kristen menunjukkan pengaruhnya di Mekkah.

Menurut Al-Ya’qubî dalam Tarîkh: orang Quraisy yang memeluk Kristen dari Bani Asad antara lain adalah Utsman bin al-Huwairits dan Waraqah bin Naufal. Khadijah yang istri Muhammad berasal dari bani ini. Informasi yang lebih menarik datang dari Muhammad bin Abdillah al-Azraqi dalam Akhbâr Makkah (Kabar-kabar Mekkah), tentang gambar dan arca Isa (Yesus) bersama ibunya, Maryam (Maria), di Kabah. Ketika berhasil menaklukkan Mekkah dari pemeluk pagan, Muhammad membersihkan Kabah dari segala perupaan, kecuali Isa dan Maryam. Arca tersebut baru hancur bersama puing-puing Kabah akibat perang di era Yazid bin Muawiyah.

Mengakui

Alquran (al-Ma’idah: 82) menegaskan kedekatan orang Kristen dengan Muhammad yang berbeda dari orang Yahudi dan kaum pagan Mekkah yang bersikap memusuhi. Orang Kristen mencintai Muhammad dan pengikutnya "karena di antara mereka ada pendeta-pendeta (qissîsîn) dan rahib-rahib (ruhbân) dan mereka tidak menyombongkan diri". Maksudnya, mereka mengakui kenabian Muhammad, tetapi tidak mengikutinya.

Yang terkenal adalah Waraqah bin Naufal, kakak sepupu Khadijah. Dia memberi kesaksian terhadap wahyu pertama yang diterima Muhammad dan disebut dalam riwayat al-Bukhari hadis nomor tiga sebagai "seorang yang memeluk Kristen pada zaman Jahiliah, menulis kitab dalam Ibrani, dan mampu menyalin dari Injil Ibrani".

Kependetaan Waraqah ditegaskan Muhammad dalam Sîrah (biografi Muhammad) karya Ibn Ishaq (1999: 203): "Sungguh aku telah melihat Pendeta (Waraqah) berada di surga dengan memakai pakaian dari sutra." Dalam versi riwayat lain hadis tadi adalah respons ketika nasib Waraqah di akhirat dipertanyakan karena tetap setia memeluk Kristen sampai akhir hayatnya meski ia menyaksikan kenabian Muhammad.

Para penyair Kristen dan al-hanîfiyah melantunkan syair-syair keagamaan mereka di pasar-pasar Mekkah, khususnya di Ukadz. Alquran (al-Furqan: 7) menyebut kebiasaan Muhammad menjelajahi pasar-pasar bukan bertujuan berbelanja, melainkan menyimak dan mengamati seluruh kegiatan pasar yang berfungsi pula sebagai "festival kebudayaan".

Dua jilid karya Luis Syaikhu, Târîkh al-Nashrâniyah wa Adâbuhâ Bayna ’Arab al-Jâhiliyah (Sejarah dan Sastra Arab Kristen di Era Arab Jahiliah) terbitan Dar al-Masyriq, Lebanon, tahun 1989, menjelaskan peran nyata kaum cerdik pandai Kristen terhadap kebudayaan Arab. Syaikhu menyebut peran Umayyah bin Abdillah bin Abi Shalat, penyair Kristen era Jahiliah yang memiliki syair-syair keagamaan. Syair-syair Umayyah telah mengenalkan nama-nama lain Allah yang disebut al-asmâ’ al-husnâ (nama-nama terbaik). Demikian juga nama malaikat Jibril, Izrail, dan Israfil; tingkatan surga dan neraka; tujuh lapis langit dan bumi; asal-usul penciptaan alam; kisah Adam-Hawa dan dua anaknya; air bah Nuh; Yunus (Yunan) yang ditelan dan bisa hidup di perut ikan; serta kisah-kisah para nabi lainnya hingga kisah Ashabul Kahfi yang masyhur di kalangan orang suci Kristen sebagai les Sept Dormants (Tujuh Orang yang Tertidur) yang merujuk pada masa pertengahan abad ke-3 Masehi.

Demikian pula dua kawasan yang menjadi tujuan utama kafilah niaga Kabilah Quraisy: Yaman dan Syam. Keduanya merupakan pusat kekristenan. Yaman dikuasai oleh dinasti Kristen Habsyah (Etiopia) yang mengikuti aliran monofisit-koptik, sedangkan Syam diperintah oleh dinasti Ghassan yang mengikuti aliran monofisit-yakobis. Muhammad telah mengunjungi dua kawasan itu ketika masih remaja bersama kafilah pamannya, dan saat jadi buruh niaga Khadijah. Pusat kekristenan lain di al-Hira diperintah oleh dinasti Kristen Lakhm yang mengikuti aliran monofisit-nestorian.

Khadijah

Khadijah menurut informasi sejarah adalah istri Muhammad yang berasal dari keluarga Kristen di Mekkah (Bani Asad). Sumber sejarah Islam tak ada yang secara tegas menyebut agama Khadijah sebelum Islam. Namun, ada fakta menarik mengenai keteguhan Muhammad tetap setia monogami dan tidak menikah lagi, kecuali setelah Khadijah wafat. Monogami dan perceraian atas dasar kematian adalah tradisi kekristenan kuno yang berbeda dari tradisi poligami bangsa Arab.

Khadijah berjuluk al-Thâhirah (Perempuan Suci). Ini simbol teologis. Perempuan terhormat biasanya cukup disebut al-Syarîfah atau al-Karîmah. Perempuan suci dalam Kristen disebut santa. Diakah Santa Khadijah? Julukannya yang lain Sayyidah Nisâ’ Quraisy (Puan dari Seluruh Perempuan Quraish) yang memperlihatkan Khadijah sebagai "perempuan suci dan pilihan".

Gelar dan pengakuan terhadap Khadijah ini bisa disamakan dengan pengakuan Alquran terhadap Santa Maria, Bunda Yesus, dalam Surat Ali Imran Ayat 42 yang menyatakannya sebagai "perempuan pilihan dan suci".

Khadijah bisa dibilang "ibu" Muhammad karena perbedaan umur mereka yang terpaut 25 tahun. Dalam Ansâb al-Asyrâf (Nasab-nasab Orang Mulia) karya al-Baradzari, Muhammad menikah pada usia hampir 21 tahun—merujuk pula pada kebiasaan pemuda Arab waktu itu yang menikah pada umur 20 tahun—sedangkan Khadijah berusia 46 tahun. Menurut Bint Syathi’, penulis buku Nisâ’ al-Nabî (Istri-istri Nabi), peran Khadijah sebagai istri sekaligus ibu bagi Muhammad tak hanya bersumber dari perbedaan usia, tetapi juga tersebab Muhammad anak yatim piatu yang kehilangan kasih sayang ibunya.

Bagi Khalil Abdul Karim, penulis Fatrah Takwîn fi Hayâti al-Shâdiq al-Amîn (Periode Kreatif dalam Kehidupan Muhammad) terbitan Dar Mishr al-Mahrusah, Cairo, tahun 2004, Khadijah adalah "arsitek" kenabian yang dibantu oleh "komunitas inteligensia Kristen". Mereka adalah Waraqah bin Naufal dan adiknya, Qatilah, seorang rahibah, serta saudara sepupu mereka, Ustman bin al-Huwairits, yang mengikuti aliran Kekristenan Bizantium (Melkitis) hingga diangkat menjadi kardinal. Khadijah memiliki dua budak Kristen: Nashih yang jauh- jauh hari meminta tuannya menikah dengan Muhammad, dan Maisarah yang bertugas mengamati Muhammad dalam perniagaan ke Syam. Selain dengan anggota keluarganya, Khadijah juga membangun korespondensi dengan beberapa pendeta: Adas di Taif, Buhaira di Bushra, Syam, dan Sirgius di Mekkah. Buku Khalil tadi merujuk pada sumber-sumber primer Sîrah Muhammad yang jarang disentuh, seperti Sîrah Ibn Ishaq, Ibn Sayyidi al-Nas, al-Halabiyah, al-Syamiyah, Târîkh al-Thabari, dan al-Ya’qubi.

Khadijah dan timnya telah mengamati Muhammad sejak lama. Dalam Sirah Ibn Katsir diriwayatkan Khadijah sudah dikabari oleh Nashih, budaknya, dan Pendeta Buhaira di Syam untuk menikah dengan Muhammad. Dikisahkan juga bahwa Qatilah telah menawarkan diri kepada Abdullah, ayah Muhammad, untuk dijadikan istri karena Abdullah memiliki "cahaya kenabian". Buhaira telah melihat Muhammad dua kali sebelum penetapan kenabian. Informasi ini menunjukkan bahwa komunitas itu mengamati keluarga Muhammad secara saksama.

Khadijah mengangkat Muhammad sebagai buruhnya saat berusia 18 tahun agar bisa mengamatinya dari dekat. Sebelum menikah, Muhammad telah melakukan dua perjalanan niaga Khadijah ke Habsyah dan ke Syam. Niaga ke Habsyah hampir tidak disebut dalam versi umum biografi Muhammad, tetapi kisah itu dituturkan oleh sejarawan klasik, seperti al-Thabari, al-Suhayli, dan al-Maqrizi.

Sementara dalam perniagaan ke Syam, Khadijah perlu menyertakan seorang hambanya bernama Maisarah yang kenal baik dengan Pendeta Buhaira untuk mengamati gerak-gerik Muhammad, khususnya pertemuannya dengan Buhaira.

Setelah yakin bahwa Muhammad adalah sosok tepat dari beberapa pertimbangan (keluarganya yang menjalankan prosedur kenabian, nasihat-nasihat anggota komunitasnya, serta pengamatannya secara langsung), barulah Khadijah melamar Muhammad tak hanya sebagai suami, tetapi lebih itu dari sebab—dalam kata-kata Khadijah sendiri—"aku sangat ingin agar kamu (Muhammad) menjadi nabi bagi umatmu."

Dalam proses pernikahan mereka, tampak kegembiraan Abu Thalib dan antusiasme Waraqah dari pembacaan khotbah nikah mewakili pihak keluarga Khadijah. Sedangkan wali Khadijah—bapaknya, al-Khuwailid atau pamannya, Amru—tidak terlalu antusias dengan pernikahan itu. Bagi mereka, Muhammad tetap dipandang sebagai anak yatim yang berasal dari keluarga miskin. Adapun Khadijah dan Waraqah memiliki tujuan lain dengan pernikahan itu.

Nubuat kenabian

Pernikahan Muhammad yang berasal dari keluarga al-hanîfiyah (Bani Hasyim) dengan Khadijah yang berasal dari keluarga Kristen (Bani Asad) adalah koalisi kelompok ketauhidan melawan kelompok pagan.

Dua komunitas tersebut telah membangun suasana-suasana kenabian. Nubuat kenabian dari jalur Abdul Muthalib telah dikabarkan jauh sebelum Muhammad lahir. Abdul Muthalib dengan sadar telah mempraktikkan kembali semacam prosedur-prosedur kenabian. Posisinya seperti Ibrahim yang memusuhi berhala dan menyembelih anaknya sebagai kurban bagi Allah. Abdul Muthalib telah menyerukan ajaran Ibrahim itu dan bernazar menyembelih putranya, Abdullah, ayah Muhammad.

Masa pernikahan hingga pewahyuan yang terentang kira-kira 20 tahun—Muhammad menerima wahyu berumur 40 tahun—adalah "tahun-tahun yang hilang" dari kehidupan Muhammad yang disebut oleh Khalil Abdul Karim sebagai fatrah al-takwîn (periode kreatif). Muhammad adalah seorang ummî (buta huruf), maka di masa-masa itulah Khadijah, Waraqah, dan kaum cerdik pandai Kristen memiliki andil dalam menyiapkan proses kenabian Muhammad. Di siang hari Muhammad menjelajahi pasar-pasar di Mekkah yang membuatnya mengetahui segala kisah dan perkembangan masyarakatnya. Di malam hari Muhammad akan menghabiskan waktu berbincang-bincang dengan Khadijah.

Adalah hal biasa bila Waraqah sering berkunjung untuk menceritakan hal-hal yang ia ketahui dari kitab-kitab yang ia salin. Kita bisa membayangkan betapa marak aktivitas-aktivitas dalam rumah Khadijah yang dipenuhi kaum intelektual yang memiliki ambisi kenabian itu.

Khadijah bersama Waraqah telah membimbing Muhammad menelusuri tangga-tangga spiritualitas hingga mencapai puncak kenabian. Perkembangan Muhammad diamati secara saksama oleh Khadijah, baik dengan mengantarnya ke Gua Hira untuk menyendiri—tradisi yang telah dilaksanakan pengikut al-hanîfiyah termasuk kakeknya, Abdul Muthalib—maupun ketika Muhammad mulai didatangi "suara- suara" yang mengaku sebagai utusan Tuhan. Khadijah-lah yang menguji kualitas "suara" itu apakah berasal dari malaikat atau setan. Menurut Sîrah al- Halabiyah, dalam menguji suara itu Khadijah di bawah bimbingan Waraqah, yang pakar masalah kenabian dan pewahyuan.

Tak hanya itu. Ketika Muhammad memperoleh wahyu pertama, Khadijah yang memiliki inisiatif mendatangi anggota kaum cerdik pandai itu satu per satu, dimulai dari Waraqah dan Sirgius di Mekkah, Adas di Thaif, hingga Buhaira di Syam. Tujuannya tak hanya meminta konfirmasi tentang kebenaran pewahyuan itu, tetapi juga mengumumkan bahwa seorang nabi telah datang.

Jadi, kita bisa melihat bahwa Muhammad bukanlah nabi yang datang dari dunia antah berantah. Kepribadian dan pengetahuannya telah dibentuk oleh lingkungannya. Leluhurnya dikenal menaati prosedur dan ajaran kenabian. Khadijah bersama komunitas memiliki pengaruh yang tak bisa disanggah. Kenabian dan pewahyuan itu adalah hasil dari eksperimentasi kolektif setelah melalui proses kreatif yang sangat panjang.

MOHAMAD GUNTUR ROMLI Aktivis Jaringan Islam Liberal
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/01/Bentara/3800195.htm


Jumat, 31 Agustus 2007

Tuhan Selalu Mengabulkan Permintaan Dengan Caranya..


Seorang lelaki berdoa: “Oh Tuhan ... ijinkanlah aku untuk mendengar-Mu”

Tiba-tiba guntur mengggelegar namun ia tak mendengarnya dan terus khusuk berdoa.

“Oh Tuhan ... ijinkanlah aku untuk melihat-Mu” demikian ia berdoa kembali.

Sekuntum mawarpun mekar tepat di hadapannya, saking khusuknya ia berdoa sampai tertunduk dan iapun tidak melihatnya.

“Oh Tuhan ... ijinkanlah aku untuk menyentuh-Mu”; doanya kian memelas sembari mengibas seekor kupu-kupu cantik yang hinggap di lengannya.


Diterjemahkan oleh Gung Dé dari Spiritual Jokes (Buddhist and Theosophist)
*********************************************
Kalau Anda bisa mengerti, Anda bisa memaklumi.
Kalau Anda bisa memaklumi, Anda bisa bersabar.

~anonymous 211106 -05.
*********************************************
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2899
from: NGestOE RAHardjo
Sunting: Wirajhana

Piano

Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.


Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.


Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan anaknya, ia menyelinap pergi.


Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.


Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.


Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata,


"Teruslah bermain" dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.


Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.


Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi besar kepala, pikirnya, "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!" Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.


Demikian juga di dalam kehidupan kita, kita sering merasa bahwa keberhasilan yang kita raih , semua itu hanya karena usaha dan kerja keras kita. Kita lupa bahwa semua itu terjadi karena Tuhan yang menolong kita dan tanpa Dia apapun yang kita kerjakan tidak akan berhasil. Tapi bila Tuhan ada disamping kita, kita akan mampu melakukan hal ? hal yang sederhana menjadi luar biasa.


http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2705
Oleh: chen lina

Yang membuat Iblis bergembira...

- Berbahagialah orang yang terlalu capek karena kesibukan mereka, sehingga
mereka tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Mereka adalah anak-anakku
yang mengerti kerinduan hatiku yang terdalam.

- Berbahagialah orang yang selalu mengharapkan pujian atas apa yang mereka
perbuat. Aku bisa memperalat dan menunggangi ambisi mereka melalui pujian.

- Berbahagialah orang yang memelihara hati yang terlalu sensitif. Dengan
sedikit "sentilan" saja mereka tersinggung. Mereka akan kurang bersemangat di
dalam bekerja dan akan segera menghilang dalam pelayanan. Mereka ini adalah
fansku yang setia.

- Berbahagialah mereka para pembuat masalah. Mereka akan disebut
anak-anakku.

- Berbahagialah orang yang selalu mengeluh. Aku senang karena benih
sungut-sungut yang kutabur bertumbuh subur di hati dan lidah mereka.

- Berbahagialah mereka yang egois, suka mementingkan diri sendiri dan tidak
peduli pada orang lain. Mereka adalah pengikut-pengikutku yang setia.

- Berbahagialah mereka yang suka menggosip, karena mereka akan menimbulkan
perpecahan dan pertengkaran. Ini sungguh sangat menyenangkan hatiku.

- Berbahagialah orang yang mengaku mengasihi Tuhan, tetapi membenci
saudara-saudaranya. Mereka akan hidup bersamaku selamanya sampai ke kekekalan.

- Berbahagialah orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan, penganiayaan
dengan penganiayaan dan kebencian dengan kebencian. Mereka akan mendapat upah
yang sama denganku di kegelapan.

- Berbahagialah orang yang membaca tulisan ini dan merasa isinya pas untuk
orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Dia ada dalam tanganku.
________________________________________
Kiriman: "Poison Ivy Laura" poisonivy5874@yahoo.com
via milis 4W4RENESS@yahoogroups.com.
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2753

Membayar Hutang

Hodja (guru) suatu hari menjual zaitun di pasar, dimana pasar tampak sepi
pembeli. Ia memanggil seorang perempuan yang lewat di depannya, mencoba
memikatnya.

Tapi perempuan itu menggelengkan kepalanya seraya mengatakan bahwa ia tak
punya uang.

“Tidak masalah,” sahut Hodja. “Anda bisa membayarnya nanti.” desaknya.

Ia masih juga tampak ragu, maka Hodja-pun menawarinya untuk mencicipi
kelezatan zaitun dagangannya itu.

“Oh tidak, saya tidak boleh melakukan itu, saya sedang berpuasa,” sahutnya.

“Puasa? Tapi bulan Ramadhan kan 6 bulan yang lalu!”

“Ya, memang,” sahutnya, “saya batal sehari ketika itu, dan saya mengambilnya
sekarang. Baiklah, silahkan beri saya sekilo zaitun hitam.”

“Tidak, lupakanlah!” jawab Hodja. “Kalau butuh 6 bulan lamanya membayar hutang
Anda kepada ALLAH, siapa yang tahu kapan Anda datang kesini untuk membayar
hutang kepada saya!”.

Kiriman dari: BeliefnetReligiousJokes@partner.beliefnet.com

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bila Anda berani benar-benar telanjang,
semua akan tampak telanjang di mata Anda.
~anonymous 060606-05.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2458
NGestOE RAHardjo

DUA SERIGALA ....

suatu malam, seorang bijak berkata pada anak2nya mengenai pertempuran
yang berlangsung didalam setiap insan manusia.
Dia bilang: "Anak2ku, pertempuran didalam setiap diri manusia itu
adalah antara dua serigala"

Yang satu: Jahat,
yaitu kemarahan, sirik, iri, dengki, kesedihan, penyesalan, serakah,
kesombongan, mengasihani diri sendiri, perasaan bersalah, rendah diri,
kebohongan, keangkuhan, merasa benar sendiri, nafsu, ego.

Yang satunya lagi: BAIK,
yaitu: kebahagiaan, kedamaian, cinta, harapan, keteduhan, peri
kemanusiaan, kebaikan, empati, sedekah, kejujuran, tekad kesabaran,
dan kepercayaan.

Seorang anak berpikir sejenak, kemudian bertanya pada ayahnya:
"Serigala mana yang menang?"

Sang bijak dengan tenang menjawab:
"YANG KAU BERI MAKAN..!"

[dikutip dari: Bonnie di Montana]
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2299
Hudoyo Hupudio

Keadilan


Hukum adalah keadilan,
Keadilan adalah untuk si lemah,
Yang lemah selalu mencarinya,
Yang kuat tak membutuhkannya.

Bukankah pencari keadilan selalu lemah?
Bukankah yang mengabaikannya selalu kuat?

Kalau ingin keadilan,
Sehatkan diri,
Sejahterakan hidup,
Kuasa akan datang menghampiri,
Keadilan menyusul di belakangnya!
Kejujuran taruhannya!
Kebenaran landasannya!
Kesucian melepaskannya!


Oleh:Arhanty Arhanty



Dimana keadilan ditegakkan, disana tidak ada keadilan,
dimana ajaran ditegakkan, disana tidak ada ajaran...
dimana kesucian ditegakkan, disana tidak ada kesucian....
dimana kejujuran ditegakkan, disana tidak ada kejujuran....


Oleh: "Tirta D. Arief" <tidar@peter.petra.ac.id>


Pembela:
Atas nama KEADILAN, maka tertuduh harus dianggap tidak
bersalah sebelum dapat dibuktikan kesalahannya.
Artinya, penjahat harus dianggap tidak jahat sebelum
dapat dibuktikan kejahatannya. Hal ini berarti bahwa
orang jahat harus dianggap sebagai orang baik!

Jaksa:
Kalau begitu, atas nama PERSAMAAN Keadilan, maka orang
baik harus dianggap tidak baik sebelum dapat
dibuktikan kebaikannya! Artinya, orang baik harus
dianggap sebagai orang jahat!

Hakim:
Demi KESAMAAN Keadilan, penjahat adalah orang baik,
orang baik adalah penjahat!


Oleh: "Henry Dharsono" <hendhars@yahoo.com>



Sumber: BeCeKa Msg 2133


Putra Si Tukang Kayu itu.


Suatu hari Jesus pergi berjalan-jalan menyusuri tembok yang mengelilingi sorga. Ia mendengar suara lelaki tua memanggil-manggil dari balik tembok.

“Halo ... Halo?”

“Halo ... siapa itu?” sahut Jesus.

“Hanya orang malang, tukang kayu tua yang mecari putranya,” sahut lelaki tua itu.

Jantung Jesus berdegup kegirangan; iapun berseru, “Joseph?”

Dengan kegirangan yang sama, suara dari balik sana segera menjawab, “Pinocchio?”
____________________________
Judul asal “The Carpenter's Son” kiriman Beliefnet, diterjemahkan oleh Gung Inten.



*************************************************************
Seperti halnya matahari yang tiada terpisahkan
dengan sinar dan panasnya,
kesadaran tiada terpisahkan dengan perhatian dan kewaspadaan.

~anonymous 060306.
*************************************************************
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/4362
NGestOE RAHardjo

HARGA HAWA YANG MIRING

Tuhan melihat Adam sedang kesepian. Ia berkata kepadanya,

"Adam, saya akan memberimu teman hidup yang sempurna. Ia akan memasak dan membersihkan rumah dan mendengarkan kamu, ia sempurna."

Adam bertanya, "Berapa harus saya bayar, untuk itu?"

Jawab Tuhan, "Sebuah lengan dan sebuah kaki."

Dengan terkejut Adam berkata, "Yah, ... apa yang bisa saya dapat dengan tukaran
sebuah iga?"

".....Seorang wanita"

[dari: Beliefnet]
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/2081
Asli: Hudoyo Hupudio
Sunting: Wirajhana

SAYA NAPOLEON

Pada suatu larut malam, di bangsal sebuah rumah sakit jiwa, seorang pasien
berteriak, "Saya Napoleon!"

Seorang pasien lain bertanya: "Bagaimana kamu tahu?"

Jawab pasien pertama: "Begitulah kata Tuhan kepada saya!"

Langsung sebuah suara dari kamar lain berseru, "Saya tidak bilang begitu!"

[Dari: Beliefnet]
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1959

Hudoyo Hupudio

Saya Paus

Paus meninggal dan naik ke Gerbang Mutiara dimana ia
bertemu dengan Santo Petrus. Ia berkata kepadanya,
“Anda pasti Santo Petrus.”
“Anda siapa?”, tanya Santo Petrus.

“Anda tak mengenali saya?” Paus balik bertanya.
Santo Petrus mengambil daftar dan mencari nama itu,
“Paus, Paus —Maaf, tidak ada nama itu. Maaf, Anda
tidak boleh masuk Sorga”, sambungnya.

Paus merasa terkejut. “Pasti ada yang salah”
protesnya, “Tidak mungkin —saya pasti ada didaftar.
Tolong dilihat lagi: Saya Paus!”

Santo Petrus mulai kehilangan kesabarannya, dan
mentyuruhnya cepat pergi. Ketika itulah Paus mulai
menangis serya memohon, “Tolonglah Santo, saya adalah
penerusmu dan wakil Jesus di dunia. Saya adalah kepala
dari Gereja Suci Roma. Saya berhak masuk Sorga.”

Santo Petrus mulai merasa terganggu dan berkata, “Aku
tak pernah mendengar yang sedungu itu. Apabila kamu
tidak segera angkat kaki dari sini, aku akan memanggil
malaikat-malaikat pedang api.”

“Jangan, tolong jangan lakukan itu. Saya mohon jangan
...Bisakah Anda menanyai seseorang yang mengenali
saya? Mungkin Jesus atau Santo-santo lain yang bisa
memberi jaminan untuk saya.” kata Paus putus-asa.

Santo Petrus-pun menyerah dan berkata kepada pengikut
ini, “Baiklah, saya akan menanyakan di dalam. Kamu
diam didini. Dan jangan sentuh apapun.”

Iapun masuk, dimana di dalam ada Jesus, Bunda Maria,
para rasul, beberapa malaekat dan orang-orang suci.
“Permisi Tuhanku,” kata Santo Petrus, “ada seorang
pengikut yang bernama Paus ingin masuk Sorga. Ia
mengklaim sebagai wakil-Mu di dunia.”

Mendengar itu, Jesus-pun tertawa, “Wakil-Ku di dunia?
Ini benar-benar konyol bukan? Akupun tidak pernah
mendengar seseorang bernama Paus?”

Tak seorangpun yang ada disana tampaknya mengenal,
sampai tiba-tiba Perawan Maria berkata, “Tunggu. Paus
....bukankah ia adalah orang yang menyebarkan rumor
tentang Aku dan Rokh Kudus itu?”

~Jiddu Krishnamurti.

Sumber: The Kitchen Chronicles: 1001 Lunches with J.
Krishnamurti; di Katinka Hesselink Net.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan pernah menyepelekan pemikiran-pemikiran Anda,
sebab sekali waktu dan pada saat yang tepat,
itu bisa menjadi ucapan dan perbuatan.

~anonymous '03.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1955

NGestOE RAHardjo

TIGA BUKTI KALAU JESUS ADALAH...


ORANG YAHUDI
Ia masuk ke dalam bisnis Bapanya
Ia tetap hidup di rumah sampai berusia 33 tahun
Ia yakin kalau Bundanya seorang perawan, dan Bundanyapun yakin kalau ia Tuhan

ORANG IRLANDIA
Ia tak pernah menikah
Ia selalu menuturkan kisah-kisah
Ia menyukai padang-rumput hijau

ORANG PUERTO RICO
Nama depannya adalah Jesus
Ia pengguna dua bahasa
Ia selalu diganggu oleh penguasa

ORANG ITALI
Ia berbicara melalui gerak tangan
Ia minum anggur setiap habis makan
Ia bekerja di bidang usaha pembangunan

ORANG NEGRO
Ia memanggil semua orang “Saudaraku”
Ia suka Injil
Ia tidak bisa mendapatkan pengadilan yang adil

ORANG INDONESIA
Ia memberitakan Kebenaran namun ia yang di Penjara
Ia yang naik perahu tanpa pelampung
Ia menjadi pergi untuk menjadi Pelayan Bangsa-bangsa


http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1750
Asli: NGestOE RAHardjo

Sunting: Wirajhana

Pergi Kegereja Pertama kalinya

Ny. Harrison mengajak anak perempuannya yang berusia tiga tahun, Jenny, ke gereja untuk pertama kali.


Setelah masuk, lampu-lampu gereja diredupkan, dan barisan paduan suara tampil ke panggung membawa lilin-lilin yang menyala. Suasana sunyi senyap di seluruh gedung itu, sampai tiba-tiba terdengar suara Jenny sendirian:

"Happy birthday to you! Happy birthday to you!"


http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/1853
From: Hudoyo Hupudio hudoyo@cbn.net.id

Kamis, 30 Agustus 2007

Bunda Teresa: Antara Penampilan Di Hadapan Dunia dan Penderitaan Batin Yang Pedih Sampai Akhir Hayat Beliau


Sepuluh tahun setelah Suster Teresa meninggal, akhirnya sebuah buku yang memuat surat-surat Teresa dengan judul "Come Be My Light" diterbitkan. Dalam perjalanan spiritualnya, Teresa sampai pada akhir perjalanan spiritual yang justru sunyi dan kosong. Dalam beberapa suratnya, Teresa mengeluh, semakin ia menginginkan penyatuan mistis dengan Yesus, Yesus semakin menjauh berpaling darinya. Teresa juga acapkali menyebut Tuhan sebagai "the Absent One". Berikut adalah beberapa cuplilan surat-surat Teresa.

"Jesus has a very special love for you, but as for me - the silence and emptiness is so great - that I look and do not see, listen and do not hear"

Ujar Bunda Teresa kepada Pendeta Michael Van Der Peet, September 1979,

"The more I want Him, the less I am wanted. Such a deep longing for God - and ... repulsed - empty - no faith - no love - no zeal. The savings of souls hold no attraction - Heaven means nothing - pray for me please that I keep smiling at Him in spite of everything"

Surat Teresa kepada Perier, 1955

"What do I labour for? if there be no God - there can be no soul – if there is no soul then Jesus, You are else not true."

-- Teresa, 1959
Rahasia Kehidupan Suster Teresa

Surat-surat Suster Teresa yang mengungkapkan krisis iman dari seorang tokoh yang sangat dicintai publik selama lebih dari 50 tahun
Oleh: David Van Biema, Dimuat dalam majalah Times edisi 3 September 2007

DERITA SUSTER TERESA. Sepuluh tahun setelah Teresa meninggalkan dunia, surat-surat rahasianya mengungkapkan bahwa ia menghabiskan hampir 50 tahun dari hidupnya tanpa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.

Apakah makna pengalaman Suster Teresa mengajarkan kita nilai dari suatu kegoyahan iman?

Note penyunting:
atau harga yang dibayar dari mempertahankan keadaan?


”Yesus memiliki rasa cinta yang sangat khusus padamu. [Tapi] untukku – kesunyian dan kesunyaan (emptiness) begitu besar – aku memandang tapi tidak melihat, mendengarkan tetapi tidak mendengar [apapun]”, Bunda Teresa kepada Pendeta Michael Van Der Peet, September 1979

Pada tanggal 11 Desember 1979, Bunda Teresa, "Santa penolong orang miskin" dan pemilik dari organisasi kemanusiaan Missionary of Charity, pergi ke kota Oslo. dengan mengenakan pakaiannya yang khas, sari India dengan garis biru dan hanya mengenakan sandal walaupun suhu di bawah nol derajat, wanita yang memiliki nama asli Agnes Bojaxhiu menerima salah satu penghargaan dunia paling tinggi, Hadiah Perdamaian Nobel.

Bunda Teresa, telah berkembang dari seorang wanita yang dianggap kehilangan akal sehat di Calcutta pada tahun 1948 menjadi sebuah mercu suar dunia yang menyuarakan kegiatan kemanusiaan. Dalam pidatonya, Ia menyampaikan pesan kepada dunia mengenai apa yang dunia harapkan dari seorang Bunda Teresa.

"Tidaklah cukup bagi kita untuk berkata, Aku mencintai Tuhan, tetapi aku tidak mencintai tetanggaku", ujar Bunda Teresa,

“Sejak mengalami penderitaan di Salib, Tuhan Yesus telah menjadikan diriku menjadi "yang kelaparan" – "yang tidak memiliki pakaian" – "yang tidak memiliki tempat tinggal".

“Apa yang diharapkan Yesus dalam derita rasa laparNya”, ujar Bunda Teresa, “adalah apa yang harus ditemukan oleh kita semua, untuk mengurangi deritaNya.”

Teresa mengutuk aborsi dan generasi muda yang kecanduan obta-obatan, khususnya di Barat. Di penghujung pidatonya, Teresa menyarankan agar pada hari natal mendatang, kita seharusnya mengingatkan dunia bahwa "kebahagiaan yang memancar adalah nyata" karena Kristus ada di mana – mana – Kristus ada di dalam hati kita, Kristus datang sebagai orang miskin yang kita temui, Kristus dalam senyum yang kita berikan dan senyum yang kita terima.

Kembali ke tiga bulan sebelumnya, dalam sebuah surat kepada seorang kawan spiritualnya Pendeta Michael Van Der Peet, surat yang baru sekarang dibuka untuk publik, Teresa menulis dengan keakraban yang berbeda yang jenuh dengan Kristus. Kristus yang tidak hadir.

"Yesus memiliki rasa cinta yang sangat khusus padamu.", ujar Teresa kepada Van Der Peet."

“[Tapi] untukku – kesunyian dan kesunyaan (emptiness) begitu besar – aku memandang tapi tidak melihat, mendengarkan tetapi tidak mendengar [apapun] – lidahku bergetar [dalam doa] tetapi tidak berucap sepatah kata pun…… Aku ingin kau berdoa untukku, bahwa aku membiarkanNya memiliki tangan yang bebas.”

Kedua pernyataan tersebut hanya berbeda waktu 11 minggu namun sangatlah bertolak belakang. Pernyataan yang pertama adalah pernyataan tipikal dari seorang wanita sebagaimana dunia menilainya sedangkan pernyataan yang kedua seolah-olah muncul dari sebuah drama eksistensialis tahun 1950-an.

Kedua pernyataan ini menunjukkan suatu gambaran kontradiksi diri yang mengejutkan bahwa salah satu figur kemanusiaan terbesar dalam 100 tahun terakhir, yang tindakannya sangat mengharukan, yang begitu sering terlihat dalam kesunyian diri dan dalam doa yang begitu damai sungguh tampak sangat erat kedekatannya dengan Tuhan, namun dilain sisi, menjalani kenyataan spiritual yang berbeda, bagai menjalani hidup di gurun yang gersang di mana Sang Kuasa telah pergi.

Dan sesungguhnya, hal itu benar-benar terjadi!

Sebuah buku yang diberi judul Bunda Teresa: Datanglah Menjadi CahayaKu, merupakan kumpulan surat-surat antara Teresa dengan pastur pengakuan dosa selama periode lebih dari 66 tahun. Buku itu menceritakan pengalaman spiritual yang kontras dengan kehidupan yang dikenal dunia melalui perbuatannya.

Surat-surat tersebut, yang sebagian disimpan, walau tidak mendapatkan perkenan dari Teresa (Teresa telah meminta agar surat-suratnya dimusnahkan namun ditolak oleh otoritas gereja), mengungkapkan bahwa paruh terakhir dari hampir separuh abad hidupnya, Teresa tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya - atau, sebagaimana ditulis oleh editor dan penghimpun surat-surat untuk buku tersebut, Pendeta Brian Kolodiejchuk, "[Teresa tidak merasakanNya] baik dalam hatinya maupun dalam ekaristi".

Hilangnya Tuhan dalam hidup Teresa tampaknya bermula sejak ia mulai melayani kaum miskin di Calcutta – kecuali untuk suatu masa 5 minggu pada tahun 1959 dan tidak pernah kembali.

Meskipun acapkali tampak gembira di depan publik, dalam surat-suratnya, Teresa hidup dengan penderitaan yang dalam dan tiada henti. Dalam lebih dari 40 surat yang belum pernah dipublikasikan, Teresa mengeluh akan "kekeringan", "kegelapan", "kesepian" dan "siksaan" yang dialaminya. Ia membandingkan penderitaannya dengan alam neraka yang pada suatu titik telah membuatnya ragu akan keberadaan surga, bahkan Tuhan.

Teresa sangat menyadari kesenjangan antara keadaan dirinya dan di hadapan publik. "Senyum itu", menurut Teresa, "adalah sebuah topeng atau sebuah jubah yang menutupi segalanya". Demikian pula, ia sering kali mempertanyakan dirinya apakah ia sedang menipu diri sendiri dengan kata-kata?

"Aku berucap seolah-olah hatiku sangat penuh cinta kepada Tuhan – cinta yang begitu halus dan pribadi", Ia menjelaskan kepada seorang penasihat.

"Jika anda berada [di sana], anda akan berkata, Begitu Munafik."

Menurut Pendeta James Martin, editor majalah Jesuit America dan pengarang buku My Life with the Saints, sebuah buku yang membahas keraguan Teresa pada tahun 2003 dalam uraiannya yang lebih singkat,

"Saya tidak pernah membaca kisah kehidupan seorang suci di mana “Sang Santa” menghadapi kegelapan batin yang begitu gulita. Tak seorangpun yang tahu betapa menderitanya Teresa."

Menurut Kolodiejchuk, editor Datanglah Menjadi CahayaKu,

"Saya membacakan satu surat kepada para Saudari [dari Missionary of Charity], dan mereka hanya dapat terpana. Ini akan memberikan seluruh dimensi baru akan pemahaman orang akan dirinya."

Buku tersebut bukanlah merupakan hasil karya beberapa wartawan investigasi yang tidak religius yang mengacak-acak tempat sampah untuk mencari berkas-berkas milik Teresa. Kolodiejchuk, anggota senior Missionary of Charity, adalah Postulator (Postulator adalah seseorang yang mengajukan seseorang untuk dinyatakan sebagai Santo dalam Gereja Katolik), yang bertanggung jawap atas petisi untuk pengangkatan Teresa sebagai Santa dan mengumpulkan materi pendukung. (Sampai sejauh ini, Teresa telah dinyatakan terberkati, satu langkah sebelum menjadi Santa). Surat –surat tersebut dikumpulkan dalam rangka proses tersebut.

“Gereja mengantisipasi periode-periode tanpa perkembangan spiritual tersebut.” Jelasnya,

“mistik spanyol Santo Yohanes Salib pada abad 16, menggunakan istilah "malam yang gelap" dari batin untuk menggambarkan suatu karakteristik dari tahapan dalam perkembangan para tokoh spiritual. Kegelapan batin Teresa mungkin merupakan kasus yang paling ekstensif yang pernah dicatat."

(periode kegelapan batin Santo Paulus Salib berlangsung selama 45 tahun, walau ia akhirnya terpulihkan.).

Note penyunting:
Paulus-pun merasakan derita yang sama menjelang akhir hayatnya.


Kolodiejchuk melihatnya dalam konteks Santo Yohanes, “kegelapan dalam iman. Teresa menemukan jalan, dimulai sejak awal tahun 1960, untuk hidup bersama hal itu dan Ia tidak mengabaikan kepercayaannya maupun pekerjaannya.” Kolodiejchuk menunjukkan bahwa buku tersebut merupakan bukti akan kegigihan yang diisi oleh iman, yang menurutnya, adalah tindakan Teresa yang paling heroik.

Note Penyunting:
Teresa, merasakan bagaikan berada dalam sebuah perahu tanpa layar terkembang yang terombang-ambing diterpa gelombang, tanpa dapat melepas kan diri dari libatan itu.


Dua tokoh Katolik yang sangat berbeda memprediksi bahwa buku ini akan menjadi buku yang sangat penting. Pendeta Matthew Lamb, chairman dari Universitas Ave Maria jurusan teologi di Florida, berpendapat bahwa buku ini akan sejajar dengan buku Pengakuan karya Santa Augustin dan Gunung Tujuh Tingkatan karya Thomas Merton , sebagai otobiografi kebangkitan spiritual. Pendeta James Martin, editor majalah Jesuit, yang lebih liberal, mengatakan buku tersebut sebagai bentuk pelayanan baru dari Bunda Teresa, sebuah pelayanan dari bagian dalam kehidupannya.", dan mengatakan,

"Buku ini akan diingat sama pentingnya dengan pelayannya bagi kaum miskin. Buku ini akan menjadi bentuk pelayanan bagi orang-orang yang mengalami keraguan, ketidakhadiran Tuhan dalam hidup mereka. Dan tahukan anda siapa mereka? Kita semua. Orang Ateis, orang yang ragu, pencari, orang yang percaya, semua orang."

Tidak semua penganut Ateis dan orang yang ragu akan setuju. Baik Kolodiejchuk maupun Martin mengasumsikan ketidakmampuan Teresa untuk melihat Kristus dalam hidupnya bukan berarti Kristus tidak hadir. Pada hakikatnya, mereka melihat ketidakhadiranNya sebagai bagian dari berkah ilahi yang memungkinkan Teresa melakukan pekerjaan besar.

Akan tetapi, bagi banyak penganut paham Ateis di Amerika Serikat, argumen ini tampak tidak masuk akal. Mereka akan melihat Teresa dalam buku ini lebih sebagai wanita yang sering digambarkan dalam lagu-lagu country dan daerah barat Amerika Serikat yang masih tetap setia menunggu suami mereka selama 30 tahun meskipun suami mereka pergi membeli rokok dan tidak pernah kembali. Menurut Christopher Hitchens, pengarang The Missionary Position, polemik seputar Teresa, dan perwujudan Atheisme yang sedang populer, buku bertajuk God Is Not Great,

Note penyunting:
Ia merasakan bahwa ia telah berada pada pusaran pertentangan antar belenggu, yaitu pujian keagungan dan rutinitas pekerjaan yang semakin melibatnya untuk memberikan yang terbaik sebagai balasan karena telah membesarkan namanya, kekhawatiran apa kata dunia dan juga rekan sejawatnya apabila ia melepaskan itu semua itu terus berputar. Hal itu berjalan dengan sangat memedihkan baginya sampai dengan akhir hayatnya.


"Teresa tidak dapat dikecualikan lagi dari kenyataan bahwa agama adalah rekaan manusia, ia tidak terkecuali dari orang lain, dan upayanya untuk memperoleh kesembuhan [spiritual] dengan cara memperdalam imannya hanya akan memperdalam lubang yang digali untuk dirinya sendiri."

Note Penyunting:
atau Teresa merasakan adanya kekosongan hat atas hasil pencapaian dari pekerjaan “besarnya” dan keagungan yang di pujikan kepada beliau


Di lain pihak, bagi orang-orang yang sudah terbiasa dengan semangat luar biasa Bunda yang tersenyum, dapat mendiagnosa kondisinya bukan sebagai berkah Tuhan tetapi sebagai upaya alam bawah sadar dalam bentuk kerendahan hati yang paling radikal: Teresa menghukum dirinya sendiri dengan figur yang lemah untuk menyeimbangkan keberhasilannya yang gemilang."

Datanglah Menjadi CahayaKu adalah sesuatu yang langka, sebuah otobiografi yang disusun setelah Teresa meninggal, yang dapat mengakibatkan pertimbangan ulang atas figur seorang publik – dengan satu cara atau lainnya. Buku itu membuka pertanyaan tentang Tuhan dan Iman, mesin penggerak di balik pencapaian yang gemilang, ketabahan dalam cinta, keilahian dan manusia.

Kenyataan bahwa surat-surat itu tidak disusun dalam bentuk yang terstruktur dan dengan maksud tertentu tetapi sebagai kumpulan catatan-catatan yang justru akan semakin meyakinkan pembaca bahwa surat-surat tersebut benar-benar asli – sangat mengejutkan, menyentuh kehidupan sejati dalam diri seorang Santa di jaman modern.

Kiriman: Ardhy Ryadi [ardhyryadi@gmail.com]
Disunting ulang oleh: Wirajhana.

Versi lain:

Inilah..1 Diantara 1001 Alasan Mengapa Kita Tidak Bisa Mempercayai Atasan!!!

Dari: Managing Director

Kepada: Chief Operation Officer

"Besok akan ada gerhana matahari total pada jam sembilan pagi. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari. Untuk menyambut dan melihat peristiwa langka ini, seluruh karyawan diminta untuk berkumpul di lapangan dengan berpakaian rapi. Saya akan menjelaskan fenomena alam ini kepada mereka. Bila hari hujan, dan kita tidak bisa melihatnya dengan jelas, kita berkumpul di kantin saja."

-----


Dari: Chief Operation Officer

Kepada: Departemental Head

"Sesuai dengan perintah Managing Director, besok pada jam sembilan pagi akan ada gerhana matahari total. Bila hari hujan, kita tidak bisa berkumpul di lapangan untuk melihatnya dengan berpakaian rapi. Dengan demikian, peristiwa hilangnya matahari ini akan dijelaskan oleh Managing Director di kantin. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari."

-----

Dari: Departemental Head

Kepada: Section Head

"Sesuai dengan perintah Managing Director, besok kita akan mengikuti peristiwa hilangnya matahari di kantin pada jam sembilan pagi dengan berpakaian rapi. Managing Director akan menjelaskan apakah besok akan hujan atau tidak. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari."

-----

Dari: Section Head

Kepada: Foreman

"Jika besok turun hujan di kantin, kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari, Managing Director, dengan berpakaian rapi, akan menghilang jam sembilan pagi."

-----


Dari: Foreman

Kepada: All Operators

"Besok pagi, pada jam sembilan, Managing Director akan menghilang. Sayang sekali, kita tidak bisa melihatnya setiap hari.

-----


Dari: Pekerja

Kepada: Selingkuhan

“Sayang…Besok kita ketemuan ya...jam 10.00 pagi...di tempat biasa...mumpung boss udah ngga ada mulai jam 9.00...jangan terlambat ya, sayang!!!”