Jumat, 14 Agustus 2009

Dr. HUDOYO HUPUDIO VS Wirajhana Eka: "Onani" dan "Periuk Nasi"


Pada suatu ketika, di Fesbuk gw ada catatan yang di tag-kan ke gw, oleh Charles Ben, dengan judul: 'Untuk Charles Ben - Re: Mengikuti Cara Buddha Dhamma -> "Kalau ketemu Buddha, bunuh Buddha!" ' penulisnya catatan ini adalah Dr. Hudoyo Hupudio. Pada bagian akhir dari catatan tersebut tertulis:
    Jadi, seluruh doktrin Buddha Dhamma, doktrin agama-agama apa pun, termasuk ajaran Krishnamurti & MMD, tidak perlu untuk pembebasan, untuk kepadaman (nibbana).

    "Kalau ketemu Buddha di jalan, bunuh Buddha!"
    "Kalau ketemu Pannyavaro di jalan, bunuh Pannyavaro!"
    "Kalau ketemu Krishnamurti di jalan, bunuh Krishnamurti!"
    "Kalau ketemu MMD di jalan, bunuh MMD!"
Setelah membaca, saya ikut berkomentar dan kemudian terjadilah baku komentar antara saya dan Hudoyo Hupudio. Rupanya "kesan dan pesan" percakapan tersebut begitu "melekatnya" bagi Dr.Hudoyo. Ia kemudian menyusun ulang percakapan itu dalam bentuk catatan dan diberi judul "DEBAT KUSIR -> Wirajhana Eka".

Catatan itu juga di sent ke milis spritual, MMD - Krisnamurti Meditasi [Dua-duanya punya Hudoyo] dan di milis samaggi-phala, Berikut dibawah ini "debat kusir" yang dimaksud:

[Komentar dan Catatan mengenai ini, lihat juga di Fesbuk Gw]



WIRAJHANA EKA:

Ajakan Bunuh membunuh ini menarik..untuk bisa membunuh maka ia memerlukan pengetahuan Apa, Mengapa dan bagaimana Jadi ia sekurang-kurangnya mengetahui Buddha Dhamma, mengenali Buddha Dhamma dan mempraktekan Buddha dhamma barulah ia bisa membunuh Buddha..cilakanya saat ini [dan juga sebelumnya] banyak orang2 yang sudah sangat buru-buru untuk membunuh Buddha ketika bertemu, padahal ego belum dibunuh..


HUDOYO HUPUDIO:

'Membunuh Buddha' itu sendiri adalah sinonim dari 'membunuh ego', karena ego itu mengidentifikasikan dirinya dengan Buddha.


WIRAJHANA EKA:

Pak Hudoyo, .membunuh buddha tidak sama dengan membunuh ego Silakan simak maksud kalimat caatan anda sendiri..karena ego itu tidak sama dengan buddha


HUDOYO HUPUDIO:

Yang harus "dibunuh" itu adalah segala konsep tentang Buddha yang dimiliki oleh ego. Jadi, membunuh Buddha sama dengan membunuh ego, karena kalau semua konsep apa pun yang dimiliki ego itu lenyap, maka ego itu sendiri lenyap.


WIRAJHANA EKA:

Ego keharusan dan keinginan "membunuh" saja sudah menunjukan belum pantas membunuh "buddha, bukan?!
jadi bagaimana membunuh konsep sementara konsep digunakan untuk membunuh konsep


HUDOYO HUPUDIO:

"Membunuh Buddha" berarti "melepaskan semua konsep tentang Buddha".
Kalau kata-kata ini Anda tangkap dengan pikiran Anda--dan bukan menghasilkan kesadaran--justru batin Andalah yang terperosok dalam konsep.


WIRAJHANA EKA:

jika yang anda maksudkan bahwa "membunuh Buddha" agar ditangkap dengan kesadaran maka catatan anda mengenai ini sama sekali menjadi tidak berguna..karena catatan itu hanyalah sebuah konsep yang berharap dapat membunuh konsep lain...cuma ide lain dari permainan ego anda.
kesadaran ditangkap bukan dari bacaan..saya kira anda cukup paham mengenai ini..itulah sebabnya ketika membaca catatan itu maka catatan itu perlu di hapus karena hanya sebuah konsep yang tidak berguna lagi.


HUDOYO HUPUDIO:

Itu sama saja dengan mengatakan bahwa ucapan Buddha Gotama atau Krishnamurti itu samsa sekali tidak berguna dan sebaiknya dihapus saja.
ABSURD!


WIRAJHANA EKA:

beda..ucapan krisna murti ya tidak berguna..seperti catatan ini..


HUDOYO HUPUDIO:

sama ... kata-kata buddha, krishnamurti & saya sama.


WIRAJHANA EKA:

bedanya:
Krisnamurti jangankan untuk membunuh Buddha, bahkan ia pun masih tidak bisa membunuh nafsu seksualnya pada Rosalind..jadi ia cuma bisa ngomong tok..

Anda,
Anda berbicara "membunuh Buddha", bahkan ajakan saya untuk menghapus [baca: membunuh] catatan ini saja anda masih berat
anda masih belum mampu membunuh diri [baca: ego anda] jadi terlalu berlebihan mengenai konsep membunuh Buddha yang anda sendiri tau menuliskan tapi tidak tau mengartikan sekarang apakah anda sudah mengerti dimana perbedaannya dan mengapa catatan anda tidak berguna?!


HUDOYO HUPUDIO:

Anda cuma bisa memperdebatkan hal-hal lahiriah saja & tidask mampu melihat lebih dalam lagi.
Melihatkah Anda sekarang bahwa kata-kata Buddha, Krishnamurti dan saya sama?


WIRAJHANA EKA:

Krisna murti,
apa yang diucapkan tidak sama dengan yang ia jalankan..Ia berkotbah, menjalankan konsepnya campur aduknya sendiri..tapi masih juga melakukan affair..berkali2 malah [karena tahunan ngga sadar2]...maka mengikuti dia samasekali tidak berguna..

Anda,
sama parahnya...Anda samasekali tidak mengerti apa yang anda tuliskan!
Anda bahkan tidak bisa membunuh ego anda sendiri..bahkan untuk mencernapun anda tidak mampu..apalagi membedakan!
sudahkah anda membunuh diri?
Jika belum maka perdalam lah lagi Buddha Dhamma dan bukan mempertahankan catatan omong kosong yang anda sendiri tidak paham..bagaimana mencernanya


HUDOYO HUPUDIO:

hehe ... Anda mencoba memancing saya. :)
Anda tetap tidak mampu melihat lebih dalam daripada kata-kata. ... karena ketiakmampuan Anda itu, maka Anda cuma bisa mengulangi lagi & memperluas makian Anda sebelumnya.. .dengan harapan bisa membuat saya gusar.
Yang jelas posting-posting Anda sudah berubah menjadi debat kusir. :)


WIRAJHANA EKA:

mengatakan catatan anda tidak berguna bukanlah makian..namun kenyataan..
Silakan resapi tulisan saya baik2..karena bila anda mengerti tulisan saya sangat berguna bagi anda serta lebih sedikit karma buruk yang anda timbulkan dari Kebodohan batin, lobha dan dosa anda sendiri

Jika saya tidak mengambil karma buruk untuk membunuh anda maka bagaimana anda bisa mulai membunuh diri?
apakah anda mulai paham? kalo tidak waduh...menyedihkan sekali anda ini


HUDOYO HUPUDIO:

Salah satu tanda debat kusir adalah pola argumentasi yang berulang dan berputar kembali tanpa ada hal baru atau kemajuan bepikir, karena ketidakmampuan Anda keluar dari lilitan pikrian Anda sendiri.
Saya juga kasihan melihat Anda kok.


WIRAJHANA EKA:

hahahahaha..hv a nice day pak..silakan di nikmati..


HUDOYO HUPUDIO:

Have a nice day.


Catatan hudoyo ini kemudian saya komentari, namun diperjalanannya komentar2 dari saya mengalami pembunuhan...Untung sebelum terjadi, entah mengapa saya sempat sent ke milis samaggiphala.

Berikut rekaman catatan yang terselamatkan dari "pembunuhan" itu:

    Ah, ini dia lanjutan dari hasil mengikuti diskusi "membunuh Buddha" dgn orang2 yang sangat dalam berkecimpung di Diskusi mengenal diri, silakan simak secara perlahan:


    FIONA. HARTANTO1:

    Knp kisah cinta Krishnamurti & Rosalind selalu menjadi isu yg sepertinya sangat negatif? Menurut saya tidak ada hubungannya... toh K tidak pernah ditahbis menjadi bhikkhu ataupun semacam rahib, dan tidak pernah sekalipun juga menyarankan orang untuk hidup selibat... Ada yg punya pendapat juga mengenai ini? Mungkin Pak Hud & pria2 di sini punya pandangan yg beda dari saya yang wanita?


    HUDOYO HUPUDIO:

    @Fiona: Betul, (1) K tidak pernah menganjurkan hidup selibat; (2) K tidak pernah mengajarkan "kesucian perkawinan", malah sebaliknya, dia sering mengritik lembaga perkawinan sebagai pembenaran bagi penindasan laki2 thd perempuan; (3) K menekankan makna 'cinta', dan bahwa seks itu mendapatkan pembenarannya di dalam cinta, bukan di dalam lembaga perkawinan.


    WIRAJHANA EKA:

    orang lebih menyukai onani daripada membunuh diri..dan menyenangkan sekali melihat "romo" begitu terpuaskan..

    level membunuh Buddha? hehehehe..


    FIONA. HARTANTO1:

    @wirajhana: ucapan anda itu adalah hasil pikiran anda... dan maaf, kata2 anda kotor, pak wira

    benar juga kan, kata teman2 saya yang non-buddhis bahwa kesan umat buddha di Indonesia pada umumnya "tidak berpendidikan", lah wong gaya bicaranya kebanyakan kayak wirajhana gini... malu2in nih


    WIRAJHANA EKA:

    krisnamurti menggendong kemana2 ajarannya dan berselingkuh bertahun2 adalah suci?
    berbusa2 ngecap..masih tidak mengetahui bahwa manusia adalah sarang kotoran..yang lapuk oleh usia dan akan terlahir kembali? hehehe...

    ngajar MMD berbicara vipasanna apa lantas jadi orang suci?..toh masih ngga mampu mengartikani membunuh Buddha? hehehe

    Ucapan saya pastinya hasil pikiran saya Mungkin anda sangat terusik dengan kata onani, sehingga menyatakan kata2 saya kotor? kata-kata adalah multi makna..paling tidak ada dua arti

    arti 1, melakukan hubungan seksual dgn diri sendiri & membayangkan hal2 sensual

    apakah ini kotor?

    90% lebih laki2 prnh melakukan ini [saya yakin 100%, pak Hudoyopun pernah melakukan ini & tentunya saya jg pernah]

    arti 2, melakukan sesuatu dgn memakai orang lain sebagai objek yg tujuannya pilih: meyenangkan diri sendiri ato minta dikasihani,ato di dukung [hehehe]

    kotor?..
    Pikiran anda yang kotor fiona [Ah janga2 ini juga debat kusir..]


    FIONA. HARTANTO1:

    @wirajhana: argumen anda thd Krishnamurti, MMD, Pak Hudoyo, membunuh Buddha atau apapun itu tidak menarik, membosankan. Dihentikan saja.

    [Perhatikan, ini adalah note tambahan saya sekarang..Fiona tidak memasukan onani pada daftar diatas..artinya onani bagi fiona, tidak termasuk hal-hal yang "tidak menarik, membosankan dan dihentikan saja"]


    WIRAJHANA EKA:

    hehehehe...o ya fiona, coba tanya arti ke satu itu pernah dilakukan ayah ato pacar..ato suami...siapa tau mo jujur memberitahu..


    DANIEL SUCHAMDA:

    @fiona: saya juga melihatnya begitu, buddhist indonesia (yg chinese) sifatnya memang kampungan spt orang kurang pendidikan. Maklum, biasanya mereka memang golongan marginal.:)


    FIONA. HARTANTO1:

    memang aslinya banyak yang tidak berpendidikan... dan krn tdk berpendidikan, mustahil memahami ajaran yang dalam. kasihan ya :)


    HUDOYO HUPUDIO:

    @Wirajhana: "orang lebih menyukai onani daripada membunuh diri..dan menyenangkan sekali melihat "romo" begitu terpuaskan.."

    Orang lebih menyukai onani daripada berdiam diri ... dan menyenangkan sekali melihat Anda begitu terpuaskan..

    @Wirajhana: "krisnamurti menggendong kemana2 ajarannya dan berselingkuh bertahun2 adalah suci? berbusa2 ngecap..masih tidak mengetahui bahwa manusia adalah sarang kotoran..yang lapuk oleh usia dan akan terlahir kembali? hehehe..."

    Lagi-lagi Anda cuma bisa melihat luarnya Krishnamurti, Anda tidak mampu melihat dalamnya, sehingga yang keluar dari mulut Anda dari dulu sampai sekarang ya itu-itu saja.

    "ngajar MMD berbicara vipasanna apa lantas jadi orang suci?..toh masih ngga mampu mengartikani membunuh Buddha? hehehe"

    Debat kusir yang berulang.

    "Ah janga2 ini juga debat kusir.."

    Betul.

    @Wirajhana: "arti 1, melakukan hubungan seksual dgn diri sendiri & membayangkan hal2 sensual apakah ini kotor?"

    Menggunakan kata 'onani' dalam suatu debat itu sendiri adalah suatu onani ... memperoleh kepuasan yang amat sangat.


    WIRAJHANA EKA:

    menanggapi pun bukan membunuh pikiran..menanggapi onani dengan menggunakan kata onani..menandakan sangat jelas bahwa yang menulis catatan dan yang berbusa2 ngecap..boro2 mau membunuh Buddha mengenalipun tak mampu..

    saya onani..kan udah saya bilang iya..hehehehehe...hahahahaha


    HUDOYO HUPUDIO:

    onani terus ...


    WIRAJHANA EKA:

    bagaimana pak..nikmatkan...daripada membunuh diri..

    o ya, non buddhis itu terbiasa dicocok hidung kaya kerbau..menurut aja apa kata pendeta dan mursidnya..nah kebiasaan itu menyenangkan si mursid/pendetanya..

    itulah mengapa pendetanya/mursidnya mengalami kepuasan berulang2 dari hal itu...hahahahahaha


    HUDOYO HUPUDIO:

    Andalah yang onani terus...


    SEORANG WANITA [yyy]:

    @wirajhana eka:
    nama yg bgs.. Hehe.. Mau nanya.. K mengapa dikatakan berselingkuh? Apa K pernah menikah? Di usia brapa K terlibat asmara? Thanks ats infonya.. Be happy..


    HUDOYO HUPUDIO:

    Dari Forum Diskusi MMD
    Sidiartha (Denpasar):
    hehehe....Wirajhana sudah kena pancing, bukan sebaliknya. Di kampung saya, ada yg agak unik....ada semacam nilai2 yg dianut oleh masayarakat setempat, bahwa utk dapat melaksanakan bhakti marga dg baik, batin itu haros polos, lugu.....sehingga masyarakat di desa saya jarang sekali membaca kita2 suci weda, apalagi menguasai sampai melekati. Kami...dalam keseharian melaksanakan praktik bakti..dapat di katakan tanpa konsep, namu dg kesederhanaan dan kepolosan. Berbeda dg daerah lain..dalam praktek baktinya penuh dg mantra hasil menghapal kitab suci, hasil mempelajari lontar2, di desa saya sederhana dan polos. Sebagai akibatnya, di desa saya tdk ada yg namanya orang pintar, paranormal, orang sakti, apalagi ahli kitab suci. Namun desa tetangga saya bertebaran orang2 sakti, santet, dll..hasil dari mempelajari lontar.


    WIRAJHANA EKA:

    Hehehe pak Hudoyo, Oh Ya KTP saya masih hindu sampe saat ini..dan ngga ngerasa perlu tuh ubah2 KTP..
    Sejak berkenalan dengan Buddha..barulah saya tahu bedanya orang yang sedang omong kosong ato tidak..pajang2 gaya2 sok suci..padahal cuma nyari duit dan di puja-puji..hehehehe

    jadi lucu baca pengajar mengenal diri tapi ngga tau sedang onani..hahahahahaha

    mengenal diri?

    Hehehehe..sedang beronani saja ngga tau..apalagi mengenali diri..ehh malah berkhayal makin tinggi di level membunuh Buddha..hahahahahaha..sorry bos, masih jauh..jauh banget..level anda masih sekitar fiona..hahahahaha


    SURUWANGI PRO:

    @bung wira : mari sama" ber'onani' agar budha terbunuh dengan sendirinya.. ^_*v..


    WIRAJHANA EKA:

    telat pak..saya sedang menikmatinya..

    Ngga bisa membunuh Buddha dengan sendirinya, butuh latihan panjang dan usaha yang keras dan tekun..bahkan seumur hiduppun belum tentu bisa [bahkan tidak bisa seumur hidup pun masih terhitung normal..ini tergantung bahan yang sekarang anda punya]..

    tapi hasil latihan itu akan berguna di kehidupan berikutnya terutama jika meneruskan latihan ini[repotnya dikehidupan depan belum tentu mempunyai pengetahuan yang sama dengan saat ini sehingga bisa bertekad kerja keras mencapai kondisi itu, namun buat saya apabila itu dapat dicapai dikehidupan berikutnya..maka saya sudah merasa super beruntung]

    Oke, yang lebih mudah buang catatan membunuh buddha, buang MMD..kecuali konsentrasi pada hal tertentu nah untuk pengetahuan basic ini..cukup pak hudoyo yang memberikan penghantar..

    selamat mencoba.

    Btw, untuk [yyy] yang nanya perselingkuhan Krisnamurti dengan Roselind..silakan tanya muridnya [pak hudoyo]..mudah2an ia cukup legowo menceritakan detailnya


    FIONA. HARTANTO1:

    @wirajhana: saya lebih senang kalo bisa membuang tulisan2 anda itu...sayangnya ngga bisa krn bukan FB saya


    yyy:

    @wirajhana eka: thanks ats infonya.. Btw, mau tau dari sdr wirajhana eka aja, bolehkan! Hehe.. Klu blh tau apakah anda sangat membenci krisnamurti? Apa yg membuat anda menjadi berpindah kepercayaan dari agama hindu kemudian jadi sreg dgn agama buddha? Boleh donk berbagi sedikit!! Apa anda sdh berkeluarga ato anda memilih hidup sendiri ato menjadi bhikku? Klu blh tau, hehe.. Peace!!! Be happy..


    FIONA. HARTANTO1:

    @daniel: udah deh komunitas buddhist makin parah deh... umat beragama lain yg ikut masuk kok ya yang jenisnya sama... sudah suratan takdir haha


    DANIEL SUCHAMDA:

    @fiona: itulah yang saya kritik di milis2 buddhist : katanya memegang sila dsb, tetapi jelas sekali tidak mengerti etika dasar, tidak sopan, kurang ajar, licik, munafik, mau menang sendiri. Seringkali bahkan argumennya tidak ditanggapi tapi malah penuh dengan ad-hominem (penyerangan ke pribadi).
    Bahkan seringkali salah tangkap atau tidak mengerti sama sekali tentang esensi yg sedang dibicarakan. Entahlah apa karena bbrp dari mereka memang kapasitas intelektualnya hanya segitu, atau gara-gara masuk ke komunitas buddhis lantas ketularan bodonya (maklum banyak yg menjadikan 'vihara' sbg tempat pelarian bahkan ada jg yg jadi bhikku krn mogok sekolah atau gak mampu bersaing di masyarakat umum atau 'rada-rada' gitulah).


    FIONA. HARTANTO1:

    @daniel: hehehe... setuju! yang pasti mahluk sejenis berkumpul & berorganisasi bersama :) sungguh2 mereka patut melihat komunitas umat beragama lain yang sikapnya jauh lebih etis & lebih intelektual...


    HUDOYO HUPUDIO:

    @Wirajhana: Anda terus-menerus melakukan ad hominem (menyerang pribadi lawan bicara) untuk mencapai kepuasan diri sendiri,--menurut istilah Anda sendiri-- terus ber-onani. Akibatnya beberapa teman mulai mengeluhkan kelakuan Anda, yang dinilai meresahkan. Kalau Anda tidak memperbaiki kelakuan Anda di thread ini, terpaksa Anda saya keluarkan dari sini.


    DANIEL SUCHAMDA:

    Kalau saya yang jadi bhikkhu, pasti sudah saya gampar si wirahjana eka itu. Karena kebodohannya tidak hanya merusak nama Buddhism tetapi juga menjebloskan dirinya sendiri ke jurang kebodohan yg semakin dalam. Sayang, bhikkhu / pandita theravada indonesia terlalu lembek dalam mendidik umatnya sehingga ya begitulah hasilnya.


    WIRAJHANA EKA:

    hahahahahaha...sekarang hudoyo bukannya mencapai level dapat membunuh Buddha malah sekarang mencapai level menjadi tuhan...

    makin mirip fiona..terutama jika periuk nasi di coel..

    mengenal diri? hehehehe..hahahahahahaha


    DANIEL SUCHAMDA:

    @wirahjana :
    dalam kapasitas apa anda mengetest seseorang? Bahkan anda paham pun belum.
    Oleh karena itu, perbuatan anda itu bisa disebut sebagai : kurang ajar.
    Kalau kapasitas anda terlalu kecil untuk memahami sesuatu yg lebih besar, maka janganlah anda bertindak hina. Bukankah orang theravada marah kalau disebut hinayana? :D
    Dari sini silakan anda dan kelompok anda bercermin diri mengapa dalam sejarah menjadi demikian.


    FIONA. HARTANTO1:

    teman2, jika ada yg tidak berkenan dgn argumen wirajhana yg tidak sopan, bisa melapor ke FB ya. Caranya: search nama wirajhana eka, lalu klik "report this person" lalu akan muncul kotak, bisa pilih "racist/hate speech" bisa dgn melampirkan diskusi ini. account wira akan terdelete dalam beberapa jam. salam :)

    oh ya, setelah memilih "racist/hate speech" akan muncul isian2 lain spt tgl, konten dr diskusinya, tinggal di-copy paste saja. thanks.


    WIRAJHANA EKA:

    hahahaha...silakan..silakan...di click...
    abis kalo 'tuhannya' di coel-coel..masa cuma ngomel mulu disini..hahahahahahaha
    sy juga pengen liat hasilnya...jangan ragu2

    mengenal diri? hahahahahahahahahahahahahahaha


Wah...pas banget malah..karena menjelang jam 1-2 pagi semua tulisan gw sudah di bunuh habis. Pembunuhnya adalah hudoyo dan bukan penyelenggara FB.

Setelah tulisan di atas, saya juga sempat tulis buat yyy kurang lebih seperti ini:

    "saya tidak membenci K, dan silakan tanya mengenai K pada hudoyo ato searching di wikipedia jika ia sungkan menjelaskan"
Namun di aborsi juga..Setelah di aborsi saya sempat tulis lagi..kurang lebih spt ini:
    "beda tipis antara 'menghilangkan barang bukti' dengan menyelamatkan 'periuk nasi'

    mengenal diri? hehehehe"
Semua itu masuk menjadi komentar dan akhirnya di aborsi kembali.

Demikian hasil pengujian konsistensi antara konsep/ucapan vs praktek. Semoga semua mahluk berbahagia..

note:
tks to Charles ben atas tag catatan hudoyo ke fb saya..tentang membunuh buddha


Catatan Kaki:

Kelihatannya Dr Hudoyo sungkan memberikan detail kejadian itu..oke-lah saya bantu beliau..setelah mencari2 di net..akhirnya dapat juga kisah perselingkuhan J.Krishnamurti dan aborsi-aborsi Ilegal yang telah dilakukannya. Kecuali note bagian bawah, maka ini merupakan cuplikan dari tulisan Dr Hudoyo sendiri:
    Ini adalah pertama kali K--sekarang berusia 37 tahun--membiarkan dirinya terjun ke dalam hubungan seksual penuh. Ia sekarang merasa bahwa pembatasan-pembatasan yang dikenakan oleh Perhimpunan Teosofi terhadap seks adalah artifisial dan tidak perlu....

    Lokasi Ojai yang relatif terpencil menjamin bahwa pasangan itu akan aman di dalam rahasia mereka, dan kunjungan K yang sering dilakukannya ke kamar tidur Rosalind, yang biasanya untuk membawa sebuah baki sarapan atau makan siang, atau seikat bunga, di waktu pagi, tidak terlalu menarik perhatian...

    Pernikahan tidak berarti banyak bagi K, tetapi ia sadar akan makna komitmen dalam suatu hubungan. Dalam tahun 1933, ia berkata bahwa ia akan bertanggung jawab bagi Rosalind dan Radha..Mereka berdua surut dari ide ini, dan affair tertutup itu pun berlanjut. Suatu titik kritis tercapai pada 1935, ketika Rosalind mendapati dirinya hamil. Dilakukan sebuah aborsi secara ilegal oleh seorang teman, seorang osteopath, bukan dokter. Rosalind dua kali lagi hamil dari K, yang pertama sekitar 1937, yang berakhir dengan keguguran dini, dan yang kedua pada 1939, yang lagi-lagi diakhiri dengan aborsi sembunyi-sembunyi. Mereka telah memutuskan untuk merahasiakan hubungan mereka, dengan demikian kemungkinan untuk menghasilkan seorang anak harus dihindarkan.
Note:
Rajagopal akhirnya bercerai dengan Rosalind. Rajagopal dan Krisnamurti, pernah saling tuntut di pengadilan, yaitu untuk urusan keuangan [dituntut oleh Krishnamurti] dan fitnah [dituntut oleh Rajagopal]
Sementara itu Krishnamurti, ternyata diam-diam punya pacar lagi yaitu seorang wanita yang juga sudah menikah, bernama Nandini Mehta [menikah dengan Bhagwan Mehta, punya 3 anak, Nandini akhirnya juga cerai dengan suaminya]. [sumber: di sini dan di sini]

***

Ada satu pertanyaan dari FIONA. HARTANTO1:
    Knp kisah cinta Krishnamurti & Rosalind selalu menjadi isu yg sepertinya sangat negatif? Menurut saya tidak ada hubungannya... toh K tidak pernah ditahbis menjadi bhikkhu ataupun semacam rahib, dan tidak pernah sekalipun juga menyarankan orang untuk hidup selibat... Ada yg punya pendapat juga mengenai ini? Mungkin Pak Hud & pria2 di sini punya pandangan yg beda dari saya yang wanita?
Pertanyaan di atas tidak pernah di jawab pada tread itu [baik dalam semua tulisan "onani"-nya Dr Hudoyo ataupun oleh peserta "mengenal diri" di tread terebut.]

Berikut ini adalah jawaban menurut sudut pandang Buddhisme [saya ambil di komentar yang ada di FB], untuk menjawab apakah yang dilakukan Krishnamurti itu benar ato salah?

Wirajhana Eka:
    [Objek yang dipersoalkan adalah melanggar/atau tidak] sila ke 3 pancasila Buddhis:
    1. Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan (nilai kemanusiaan) guna mencapai samadi.
    2. Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan (nilai keadilan)guna mencapai samadi
    3. Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila (berzinah, menggauli suami/istri orang lain, nilai keluarga)guna mencapai samadi.
    4. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar /berbohong, berdusta, fitnah, omongkosong (nilai kejujuran)guna mencapai samadi.
    5. Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan (nilai pembebasan) guna mencapai samadi.

    Jika seorang yang mengajarkan sesuatu..saja kerap melanggar berulang2 sila ke 3 dan ke 4..
    maka Apakah pantas ia di gugu & di tiru
    Nah orang2 seperti itu adalah MUSANG berbulu DOMBA!

    [gw orang biasa..melanggar itu pastilah pernah..]

Lily Warsiti:
    SILA III : KAMESU MICCHACARA VERAMANI
    Menghindari berbuat Asusila

    1. Objek yang menyebabkan pelanggaran sila ketiga:
      Bagi seorang laki-laki :
      • Wanita yang telah menikah
      • Wanita yang masih dalam pengawasan atau asuhan keluarga
      • Wanita yang dilarang menurut adat istiadat, peraturan agama, atau hukum Negara/kerajaan
        • Yang dilarang karena adat istiadat adalah wanita yang masih dalam satu garis keturunan yang dekat
        • Yang dilarang karena peraturan agama adalah wanita yang menjalankan kehidupan suci (brahmacari). Dalam tradisi Theravada wanita disebut di atas adalah Upasika Atthasila, Samaneri dan Bhikkhuni.
        • Yang dilaarang karena hukum Negara/kerajaan adalah wanita yang menjadi selir raja.

    2. Objek yang menyebabkan pelanggaran sila ketiga :
      Bagi seorang wanita :
      • Laki-laki yang telah menikah
      • Laki-laki yang dilarang karena peraturan agama, misalnya : Upasaka, Atthasila, Samanera dan Bhikkhu

    3. Pelanggaran sila ketiga
      • Seorang wanita/laki-laki yang berbuat asusila dengan laki-laki/wanita yang terlarang baginya, telah melakukan perzinahan
      • Seorang wanita yg masih di bawah asuhan melakukan perbuatan asusila dengan laki-laki yang tidak merupakan objek terlarang baginya, tidak melanggar sila ini. Tetapi, wanita tersebut dapat dikatakan melanggar Dhamma karena menodai dirinya sendiri, dan menjatuhkan nama baiknya dalam masyarakat.

    FAKTOR :
    1. Ada objek yang tidak patut di gauli
    2. Mempunyai pikiran untuk menyetubuhi objek tersebut
    3. Berpikir untuk menyetubuhi
    4. Berusaha untuk menyetubui
    5. Berhasil Menyetubuhi melalui usaha tersebut

    Hal-hal lain yang dikategorikan pelanggaran sila ketiga yang harus juga kita hindari:
    1. Berzinah (melakukan hubungan kelamin bukan dengan suami/istrinya)
    2. Berciuman dengan lain jenis kelamin yang disertai nafsu birahi
    3. Menyenggol, mencolek & sejenisnya yang disertai nafsu birahi

    Catatan :
    Tujuan sila ketiga ini adalah untuk mencegah perceraian, dan membina keharmonisan serta kepercayaan timbale balik antara suami istri.

    dhammacitta.org

    Semoga bermanfaat...
    _/\_ :lotus:

    Note: Kalo ada salah satu faktor-faktor sila ke 3 tidak terpenuhi maka tidak bisa di katakan melanggar sila ke 3.

[Lebih detail lagi mengenai komentar2 ini, lihat di Fesbuk Gw]

Note:
Ternyata "Kamesu" itu ternyata punya arti luas:
  • Arti dari Sanskrit [sumber: Vedabase]:kāmeṣu — in sense enjoyment;to material enjoyment; in the material world, where lusty desires predominate;in sense gratification; in objects of selfish desires;
  • Kamesu Satta Sutta [Ud.7.3 dan Ud.7.4]: memuat cakupan arti "Kamesu" yang ternyata bukan sekedar seksual
  • Ulasan wisdomquartely, disebutkan bahwa pengertian fisik itu justru berasal dari ide a susila-nya nasrani
Dengan mengartikan dan mempublikasikan bahwa KAMESU MICCHACARA = METHUNA SAMACARA [hubungan kelamin] merupakan sebuah blunder turun temurun!

"Kamesu" itu meliputi 6 indria [mata, telinga, sentuh kulit, sentuh lidah, penciuman, pikiran] dan obyeknya pun dari 6 indera untuk pikiran adalah ide2 tentang segala sesuatu yang membuat hasrat keinginan yang menggila yang dilakukan dengan cara tidak lazim

Silakan juga baca PEMBUKTIAN yang ditulis dalam, "Big Blunders in Dhamma Interpretation", Profesor Dhammavihari Thera
    The first outpouring of this blunder, clearly presented in black and white was, as far as we recollect, in Buddhist Ethics by Venerable Hammelewa Saddhatissa. Allen and Unwin, London. 1970. This is his presentation on page 106.

    "We now return to the interpretation of the precept as with kama in the Locative plural form kamesu. In such form the precept signifies abstinence from all indulgences in the five sensuous objects, namely visible object, sound or audible object, olfactory object, sap or gustative object, and body impression or tactile object.

    Kamesu micchacara is therefore `wrong or evil conduct with regard to the five sensual organs'. In many places in Pali literature, the fifth factor of kama, that is body impression, has been interpreted as ` unlawful sexual intercourse'; it seems that it would be the most blameworthy of the five kamas.

    In representing kamesu micchacara as relating only to sexual intercourse the grammatical form of kama has been ignored; to achieve complete obsrvance of the precept, one must therefore desist from the five forms of self indulgence, both directly and indirectly." Who misleads whom, generation after generation?

Terihat jelas sudah bahwa sila ketiga pancasila itu BUKAN "Methuna sama cara veramani sikkhapadam samādiyāmi" NAMUN "Kāmesu micchācāra veramani sikkhapadam samādiyāmi"



16 komentar:

  1. Saya setuju dengan pendapat bahwa anda (sdr. wirajhana) memberi kesan tidak berpendidikan alias kampungan he he...... jangan tersinggung ya, lebih baik introspeksi diri

    BalasHapus
  2. Sdr Anonim,
    terima kasih atas pujiannya dan maaf ngga bisa menyenangkan anda..

    BalasHapus
  3. weitts bener tu wirajhana eka, ga sopan... mulutnya gak pernah disekolahin wakkks

    BalasHapus
  4. wira jangan kau katakan dirimu hindu kalau kamu tidak tahu hindu

    BalasHapus
  5. anda terlalu banyak membicarakan orang lain yang tiada berguna, karena tidak ada apapun yg dpt berubah dari sana. vegitulah bila kita hanya mendengar kata2 dan bukan bukan melihat fakta, bila anda melihat fakta maka tiada gunalah keterangan2 dari anda. fakta bukanlah kata2 yang tyerucap.
    Krishnayana.

    BalasHapus
  6. Salam, Mas Wirajhana,

    membaca debat kusir yg digelar Hudoyo Hupudio di FB bikin saya sakit kepala. Kini di Note FB yg di-share Fiona Hartanto giliran saya yg 'diumpan' ke debat kusir. Saya heran, org kayak Hudoyo kok bisa didaulat guru spiritual, yg mengajar meditasi mengenal diri, padahal yg bersangkutan juga nggak mengenal dirinya (yg nyata2 masih (membiarkan) dirinya dikuasai ego.

    Beberapa waktu lalu, utk tujuan kesehatan, saya mendatangi ustad yg juga penyembuh alternatif di Bandung, di mana di situ saya mendapat cerita dari ustad tsb maupun murid2nya ttg Hudoyo, yg menilai: "Sudah tidak berdaya tapi tetep aja belagu" (Hudoyo tidak bisa jalan gara2 posisi meditasi yg salah shgg dibawa ke tabib itu).

    Lebih baik menjauhkan diri aja Mas dari perdebatan yang tidak membawa kebermanfaatan bagi perkembangan spiritual masing2, melainkan hanya memuaskan ego saja. Hudoyo tipe orang yg asik dg Meditasi Memuaskan Ego-nya, biarkan saja. Dia suka kok berenang di situ. Sukses, Mas Wirajhana!

    BalasHapus
  7. Ketika para murid Yesus melihat ada orang lain membuka praktek pengusiran setan, mereka protes! “Guru, kami melihat seseorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”
    Tetapi Yesus berpikiran lain. Kata-Nya: “Jangan kamu cegah dia!” Karena mereka bukanlah musuh melainkan teman.

    Sikap suka menilai, menaksir, dan merasa diri paling hebat, dan mengabaikan orang yang tidak sependirian dengan kita, amat dekat dengan sifat Farisi yang selalu dikritik dan dikecam Yesus.

    Begitu juga kata-kata yang merendahkan kelompok tertentu.

    Mengapa perdebatan ini terdengar menimbulkan permusuhan???

    Agama tidak akan membenarkan, mendukung dan menjadi penyelamat pengikutnya.

    Setiap individu masing2lah yang bertanggung jawab akan kehidupannya.
    (tanyalah ke hati nurani masing-masing)

    Selama setiap individu memiliki tujuan dan kegiatan yang bertujuan baik/mulia, maka harusnya kita saling memberikan dukungan.

    Ingat, kita manusia sampai bisa berkomunikasi sekarang ini karena kemelekatan kita yang terdahulu sehingga kita belum bisa terlepas dan lahir kembali.

    Sehingga kita harus menyadari bahwa tidak akan ada manusia yang sempurna yang bersih dari dosa (karena jika mereka sudah tahap sempurna,juga tidak akan membaca utk belajar blog ini).

    Dengan kesadaran yang tinggi, kita akan menyadari bahwa ego untuk memenangkan diri sendiri, menghebatkan diri sendiri tetaplah ada, begitu juga saya.

    Tetapi yang terpenting, saya yakin dari semua itu adalah, pasti ada rasa kesadaran tinggi setelah pernyataan-pernyataan yang telah dilontarkan keluar oleh masing-masing individu.
    (Renungkanlah, apakah masing-masing telah merasa benar/salah dalam tindakannya, dalam hati terkecil Anda).

    Apapun yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan, benar atau salah, biarlah karma masing-masing yang menentukan. Janganlah kita malah terpancing kemarahannya dan ikut ditarik kedalam pusaran dosa ini.

    Akhirnya siapa yang benar dan salah hanyalah akan jadi abu semata. Ia yang mencapai Pencerahan yang akan menjadi pemenang utama karena telah berhasil melepaskan dari segala keterikatan ini.

    Selama hidup, pupuklah banyak kebajikan, hilangkanlah sifat kebodohan dan buanglah semua pemikiran kemelekatan.

    Semoga semua umat manusia dapat menyadari dan keluar dari perputaran salah satu dosa ini.

    Namo Buddhaya, Amin.
    (kata-kata hanyalah kata-kata, mereka bukan milik orang atau kelompok tertentu saja, semua timbul karena latar belakang, pendidikan dan budaya yang berbeda, tetapi akhir dari semua itu adalah mengandung tujuan yang sama, KASIH)

    Terima kasih

    BalasHapus
  8. Andaikan Mas Wira berkata-kata "lebih sopan", mungkin banyak orang yang bersimpati dan mempertimbangkan segala pendapat Mas Wira. Namun, kata-kata yang "kurang sopan" dari Mas Wira, membuat bobot maksudnya menjadi menurun drastis, membuat orang jadi antipati, membuat pendapat Mas Wira menjadi sia-sia dan buang-buang waktu serta tenaga.

    Peace... :)

    BalasHapus
  9. Dear Indra,
    tks atas sarannya..
    Kalo pake stel halus di kelompok itu..ngga cocok ama levelnya dan ngga seru. Artikel ini cocok sekali untuk melihat KARAKTER ASLI

    Jika saya menyesal dan merasa salah maka tentunya artikel ini NGGA AKAN saya cantumkan di blog saya, bukan?!

    Tentang sia2, buang2 waktu dan tenaga..kayanya ngga juga tuh..buktinya anda sudah menemukan yang anda perlukan.

    salam

    BalasHapus
  10. menurut saya, dari semua debat ini, pendapat mas wira lebih tepat. beliau mengatakan semua sejujur jujurnya dan seberani beraninya. jarang ada orang yang punya keberanian seperti ini untuk mengakui kekotoran yang sebenarnya. semuanya menutupi dengan bahasa yang halus dan terkesan menjaga image. orang seperti itu saya anggap "belum dewasa".
    tapi ada baiknya juga jika mas wira merubah cara beliau untuk mengutarakan pendapat, boleh tajam menusuk, tapi tidak perlu merendahkan atau terkesan menghina.....
    menurut saya Pak Hudoyo mengutarakan kalimat "membunuh Buddha" yang (bagi beliau) berarti "membunuh melekat dengan konsep buddha" adalah sesuatu yang tidak tepat.
    "membunuh Buddha" ya artinya membunuh Sang Buddha. dan itu adalah omong kosong. seorang Buddha TIDAK BISA dibunuh. hanya bisa dilukai. jadi jika ingin mengungkapkan kalimat dengan "kiasan makna tersirat" ya harus hati hati....
    jika tidak, anda akan dinilai orang lain...

    salam persaudaraan...

    BalasHapus
  11. Duluuu saya juga kaget kalau dengar atau baca pembicaraa atau tulisan orang atau teman lama yang seperti dikatakan di sini, tapi semakin kesini ya biasa saja,Wirajhana bicara seperti gayanya,bicara merdeka, dengan fakta fakta, data dan bisa dibuktikan oleh umum, cuma 'mungkin'bagi yang tidak biasa 'berbeda' jadi agak gimnaaa itu . . dengernya. Jadi yaaa mari mencoba mendengar yang berbeda, merasakan yang pahit dari 'file' yg ada dalam pemikiran kita. s

    BalasHapus
  12. saya juga pernah diputus dari teman pak hudoyo hupudiyo, setelah saya diberi peringatan oleh beliau terlebih dahulu.

    saya berpendapat, fb, internet adalah forum bebas.
    kecuali yg porno.

    semoga ada manfaatnya mengikuti tulisan di atas.

    BalasHapus
  13. Buddha udah lama terbunuh oleh daging babi busuk yg dimakannya(kena disentri). Buddha itu manusia biasa spt kita, suatu saat juga akan mati krn suatu sebab. Jangan Wira terlalu hiperbola harus punya isi segala baru bisa bunuh Buddha! Buktinya Buddha terbunuh tanpa suatu ilmu, kecuali ilmu memasak mungkin. Hahahahahaha

    BalasHapus
  14. Eka yg bodoh dengan kata2 intelektual yg tinggi,...dengan kata2nya melukai perasaan orang lain!! Jd budhis to kaya Gini ya?? Malang nasib mu nak... !! Dengan ego ku..ku terse yum agama ku pling benar Dan aku memcAri fakta kebusukan agama lain!! Bangganya diriku...wow is this budha?? Not more than autis person dengan pembenaran diri

    BalasHapus
  15. sebenernya. ku pernah melihat tulisan ini dan pak wira dikick dari grup fb oleh salah satu admin namanya eko anom (teman saya) gak jauh dari rumah. pertentangan dengan pak hudoyo saya apresiasi karna dalam semua tulisan di fb nya membingungkan. bagaimana dia mendukung agnostik yang berarti membebaskan diri dan ketenangan tapi dia sendiri mengikuti krisna murti dengan aib seksualnya.

    BalasHapus
  16. Mas Hudoyo berjasa mengembangkan Agama Buddha Theravada di Bandung sebelum dia memperkenalkam program MMD bagi non Buddhis.Kebenaran perlu dikenal banyak orang.

    BalasHapus