Kamis, 07 Februari 2008

Saya tidak pernah menyesali apa yang telah saya lakukan

Musashi Miyamoto, pendekar pedang paling terkenal dalam sejarah Jepang pernah berkata: “Saya tidak pernah menyesali apa yang telah saya lakukan.” Ini merupakan sikap bertanggung-jawab terhadap perbuatan sendiri serta juga sebuah sikap terbuka dan optimis dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup. “Orang Bijaksana Tidak Menyesali” bukan berarti tidak merefleksikan kembali kesalahan-kesalahan diri sendiri di masa lalu; melainkan, seseorang seharusnya tidak mengubur diri sendiri dalam penyesalan atas kesalahan-kesalahan masa lalu. Masa lalu sudahlah berlalu, tidak ada waktu untuk menyesali - sementara waktu terbang cepat bagaikan anak panah. Satu-satunya hal yang seseorang dapat lakukan adalah mengambil pelajaran dari sebuah kesalahan dan menghindari pengulangannya di masa depan.

Di masa lalu, seorang ahli kejiwaan ternama yang telah memiliki puluhan tahun pengalaman, menuliskan sebuah buku tentang perawatan gangguan kejiwaan setelah dirinya pensiun. Buku tersebut setebal lebih dari 1.000 halaman yang menggambarkan berbagai gejala dari berbagai kondisi serta perawatan medis dan psikologis bagi setiap kondisi kejiwaan. Suatu hari, ketika diundang berbicara di sebuah universitas, dia mengeluarkan buku tersebut dan berkata kepada para siswa yang hadir: “Buku ini memiliki lebih dari 1.000 halaman termasuk lebih dari 3.000 metode pengobatan dan lebih dari 10.000 obat-obatan. Namun, semua isinya dapat dirangkum dalam tiga kata.” Ketika dia berhenti berbicara, dia menuliskan “seandainya, lain kali” pada papan tulis.

Dokter kawakan itu menerangkan bahwa faktor penyebab kelelahan dan tersiksanya mental tidak lebih dari kata “seandainya”: “seandainya saya dapat memasuki universitas,” “seandainya saya tidak putus cinta dengannya,” “seandainya saya mendapat pekerjaan baru saat itu,” “seandainya saya tidak bermalasan waktu itu,” dan seterusnya. Ada ribuan cara untuk mengobati masalah itu, tetapi akhirnya hanya ada satu, yaitu mengubah “seandainya” menjadi “lain kali:” “lain kali saya punya kesempatan belajar,” “lain kali saya tidak akan melepas orang yang saya cintai,” “lain kali saya akan bekerja lebih rajin,” dan seterusnya.

Sikap seseorang terhadap kehidupan menentukan kebahagiaan, kemarahan, kekhawatiran dan kegembiraan seseorang. Hal-hal yang telah terjadi bukanlah seperti awan yang lewat dan banyak kenangan dapat dengan mudah membuat orang-orang menyesal. Penyesalan-penyesalan ini secara serius dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan bahkan menimbulkan gangguan kejiwaan.

Konfusius berkata dalam “Lun Yu – Wei Zi”: “Masa lalu tidak dapat diperbaiki, tetapi masa depan.” Kata-kata terkenal ini mengatakan bahwa hal-hal di masa lalu tidak dapat diperbaiki, tetapi masa depan masih dapat dihadapi. Kata-kata ini merupakan sebuah peringatan yang penuh makna ketika kita menghadapi berbagai masalah atau merefleksikan pencapaian dan kesalahan-kesalahan kita di dalam hidup. Orang tidak seharusnya selalu menyesali atau merasa depresi atas kesalahan-kesalahan masa lalu, melainkan mengambil pelajaran darinya sehingga dapat membantu menghindari pengulangan di masa depan.

Seperti halnya menangis setelah anda jatuh adalah tidak bermanfaat, hidup tidak seharusnya terbenam di dalam penyesalan. Dalam hidup kita yang singkat, kita tidak perlu menyesal ketika kita telah melakukan kesalahan-kesalahan, karena hal ini tidak akan merubah kenyataan dan hanya menambahkan kegelapan negatif bagi masa depan kita, bagai menggapai awan-awan. Bangkitlah, mulai lagi dan lakukan yang terbaik adalah intisari sebuah sikap positif terhadap kehidupan.


Chinese: http://www.zhengjian.org/zj/articles/2008/1/27/50676.html
Sumber:
Erabaru News
| Rabu 6 Feb 2008 | Judul asli:Refleksi Kehidupan: Orang Bijaksana Tidak Menyesali, By Guan Ming,
Dikirim oleh: Jesse Jopie Rotinsulu Jr


0 KOMENTAR ANDA:

Posting Komentar