Kisah Musa ada di Hindu[↓], Romawi/Yunani[↓], Yahudi, Kristen/Nasrani dan Islam. Berikut ringkasan kisah Musa dari kalangan Abrahamik, berikut perbedaan antara keduanya:
Firaun memerintahkan bayi laki-laki yang baru lahir harus dibunuh, alasannya karena:
Ibu Musa karena khawatir akan nasib bayinya, Ia hanyutkan bayinya di sungai, kemudian ditemukan dan diangkat anak oleh:
Populasi Mesir VS Populasi kaum Israel
Jika Musa hidup dikisaran 1250-an SM, perkiraan populasi Mesir waktu itu:
Jumlah turunan Yakub disebutkan bervariasi jumlahnya (Yakub juga disebut Israel, Kej 32.23):
Di sebelum kelahiran Musa, Firaun khawatir terhadap besarnya populasi Israel di Mesir, "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita" (Kel 1.9), namun, jika merujuk pada jumlah di point ke-1 dan ke-3, sebagai jumlah populasi, maka kekhawatiran Firaun jelas berlebihan, kecuali jika merujuk ke point ke-2 (alkitab), yang mengindikasikan sebagai jumlah parsial, maka jika masing-masing-nya adalah anggota dari sebuah keluarga, sejumlah kurang lebih ada 4 orang lagi selain mereka [adik (1), istri (1), anak (1) dan orang tua (1 ibu-ayah atau salah satunya], maka populasi Israel saat terjadinya eksodus adalah 3 jutaan orang dan kekhawatiran Firaun menjadi benar adanya.
Dengan populasi sebesar itu (3 juta), kaum Israel seharusnya tidak perlu takut pada bangsa Mesir, tidak perlu juga eksodus, dengan jumlah sebesar itu, mereka dapat dengan mudahnya merebut kerajaan Firaun, bukan? (Selama 40 tahun eksodus di padang gurun dan juga setelahnya, tercatat bahwa mereka berperang dengan suku lainnya). Dengan jumlah sebesar itu, kaum Israel seharusnya merupakan suku yang sangat penting, anehnya tidak ada catatan tentang mereka dalam sejarah/inskripsi/tablet Mesir kuno.
Berapa populasi Israel?
Musa adalah Piutnya Yakub: Levi (anak: wafat 137 tahun) - Kehat (cucu: wafat 133 tahun) - Amram (cicit/buyut: wafat 137 tahun) - Musa (Piut: 80 tahun saat eksodus) [Kej.46.11; Kel 6.15-19].
Yakub mengawini 2 anak perempuan Laban, yaitu: kakak (Lea) dan adik (Rahel). Lea melahirkan terlebih dahulu 6 anak laki dan 1 anak perempuan, setelah Lea tidak beranak lagi, barulah Rahel melahirkan Yusuf (Kej 30.19-21). Lewi adalah anak ke-3-nya Lea (Kej 29.31.34), Ia lebih tua dari Yusuf. Karena usia sapih menyusui adalah 3 tahun (2 Makabe 7:27 dan 2 Taw 31.16), maka selisih usia antara Lewi dan Yusuf adalah sekitar 12 tahun (4x3 tahun).
Yakub berusia 130 tahun saat tiba di Mesir (Kej 47.9) = Usia Yusuf 39 tahun (usia 30 tahun bertemu Firaun, Kej 41.46 + 7 tahun masa berlimpah, Kej 41.53 + 2 tahun masa kelaparan, ketika Yakub sekeluarga tiba di Mesir, Kej 45.6) dan Yakub wafat di Mesir pada usia 147 tahun (Kej 48.28).
Jumlah Yakub sekeluarga saat tiba di Mesir = 70 orang (kita abaikan perbedaan jumlah antara PL VS PB (KPR 7.14), bahwa jumlah = 75 orang), yaitu dari istri: Lea (33 orang) + Zilpa (16 orang) + Rahel (14 orang) + Bilha (7 Orang) [Kejadian 46.5-27; Keluaran 1.1-5] yaitu: 68 Pria (Yakub + 12 anak + 51 cucu + 4 cicit) dan 2 wanita (Dina anak perempuannya dan Serah cucunya dari Asyer), Yakub tidak disebutkan beranak lagi setelah di Mesir, sehingga hanya 67 pria yang kemungkinan beranak-pinak sampai eksodus di jaman Musa:
"yam suph"
Kata ini ditranslasi ke Yunani menjadi "laut merah" padahal "Suph" artinya bukan "merah" namun "alang-alang" [Kenneth Kitchen, "On the Reliability of the Old Testament" (Eerdman's, 2003), pp.261-263], jadi seharusnya adalah "lautan alang-alang" [sea of the reeds]. Terjemahan menjadi laut merah adalah terjemahan bahasa Yunani (Erythra Thalassa/Ἐρυθρὰ Θάλασσα) dan Latin (Mare Rubrum; Sinus Arabicus; arti literal = "teluk Arab"). Ada yang mengkaitkan nama "laut merah" dengan musim ramainya sejenis alga [Trichodesmium erythraeum] yang berwarna merah (lihat foto), warnanya tidak merah. Lainya mengatakan nama laut merah berasal dari suatu suku lokal yang mempuyai nama "merah" yaitu Himyarit. Lainnya lagi dan lebih digemari para ahli adalah kata "merah" digunakan untuk "arah selatan" mata angin. Warna arah utara adalah "hitam", di mana laut hitam berada. Dasar argumen warna karena warna sebagai arah telah digunakan luas di beberapa kebudayaan tua dunia [Asia, Amerika, Turki] yang menggunakan warna sebagai arah mata angin. Herodotus memberikan nama laut di selatan sebagai "laut merah/Erythraian" (Buku ke-1.11; ke-4.37).
Berikut petikan kisah Musa di Islam dan Ibrani/Nasrani ketika membelah laut dan menenggelamkan Firaun dan tentaranya:
Dalam rekonstruksinya Carl Drews dan Weiqing Han:
Pada jam 02.00 s/d 06.00 [Waktu jaga pagi], Tuhan mengacaukan tentara Mesir sehingga kereta-kereta tentara Mesir menjadi rusak dan menjadi kesulitan bergerak (Kel 14.24). Di sepanjang malam, Musa, dengan bantuan angin Timur membelah laut dan membuat laut menjadi tanah kering (Kel.14.21), sementara tentara Mesir bergerak ke laut sekitar jam 02.00 malam (Kel 14.24) sampai ke tengah laut di menjelang pagi (kel 14.27), karena tidak tersusul-susul hingga tengah laut, kecepatan Firaun dan tentaranya tentunya kurang lebih menjadi sama dengan rombongan kaum Israel, yaitu 4 KM/jam, oleh karenanya, rombongan kaum Israel, berangkat sekitar 4 jam-an sebelumnya Allah merusak roda tentara Mesir dan upaya Musa, mulai sekitar 4 jam-an saja sebelum rombongan kaum Israel mulai menyebrang.
Kecepatan angin sekeras apa yang harus bertiup selama 4 jam agar dapat menghasilkan ketinggian tembok air seperti 'gunung yang besar' dan/atau bahkan menjadi 12 jalur?! Bagaimana mungkin tidak ada satu manusia-pun yang beterbangan oleh kekuatan angin yang sangat gila ini, padahal tentara Mesir bukan kesayangan Tuhan, mengapa mereka dapat sampai ke tengah laut TANPA tersapu angin? [Untuk kejanggalan lainnya buka di sini dan di sini]
Drews dan Han pun RAGU BAHWA rombongan kaum Israel mampu berjalan melintasi laut di bawah kuatnya tekanan angin sekuat itu, tapi mereka tidaklah sendirian, bahkan Rabbi Yahudipun ragu, misalnya Rabbi David Wolpe, di artikel "L.A Times" tahun 2001, yaitu "Doubting the Story of Exodus", Ia mengakui bahwa kisah MUSA membelah LAUT MERAH tidak benar-benar terjadi
Sementara beberapa lainnya, menjadikan kisah Musa membelah laut dan tenggelamnya Firaun, sebagai klaim syiar, misal "Republika" (dan situs lainnya) bahwa gara-gara ditemukannya unsur garam di jazad mumi Firaun, maka Bucaille masuk Islam[↓]. Klaim ini sangatlah menggelikan, karena disamping Bucaille adalah dokter medis yang berpengalaman selama 37 tahun, Ia juga ahli pencernaan. Ia tahu pasti kegunaan unsur garam (garam umum: Sodium Klorida; Natron: campuran Sodium Karbonat, sodium bikarbonat dan sodium sulfat) PADA PROSES pengawetan/Pembalseman sebagai unsur utama mengatasi proses pembusukan akibat kelembaban. Dalam teknik pembalseman Mesir kuno, tubuh para mumi Mesir dikeringkan dengan menggunakan Natron [Garam], yaitu: Sodium/natrium karbonat [agen pengering], Sodium/natrium bikarbonat [Ketika mengalami kelembaban, akan meningkatkan pH dan menghambat bakteri pembusuk], natrium klorida [garam, penyeimbang asam-basa] dan natrium sulfat [Osmo regulator]. Natron tersedia melimpah di sepanjang sungai Nil. Herodotus (484 - 425 SM) menyampaikan penggunaan garam pada proses pembalseman, "...mereka menyimpannya untuk pembalseman menutupinya dengan natron/garam selama 70 hari..." ["The History of Herodotus", Buku ke-2: Euterpe, no.86]
G. Elliot Smith (yang namanya dikutip Bucaille dibukunya), menyatakan ‘Dapat dengan yakin dinyatakan bahwa di sebagian besar periode, garam umum adalah bahan pengawet penting yang digunakan orang Mesir untuk membalsem' ["A Contribution to the Study of Mummification in Egypt", G. Elliot Smith, p.18. Lihat: "ANCIENT EGYPTIAN MATERIALS & INDUSTRIES", A. Lucas, hal.313]. Dari beberapa sample yang diteliti A. Lucas, Ia menyampaikan:
Untuk teknik pembalseman lain, misalnya mumi Rosalia Lombardo, berusia 2 tahun, dari Palermo, sisilia). Ia wafat 6 December 1920 akibat pneumonia/radang paru. Ia terlihat segar bagaikan tidur. Proses pembalsemannya menggunakan teknik modern, salah satu unsur yang digunakan adalah garam seng. Apakah karena ada unsur garam seng, maka mumi manis ini juga tenggelam di laut, juga?
Mayat Firaun: Tenggelam atau Tidak?
Di Islam terdapat prinsip Nash [Pembatalan] dan Manshuk [Penggantian] (misal di: AQ 2:106, 16:101, 13:39 17:86, dan 22:52) yang diterapkan jika terdapat hukum yang saling bertentangan dan bukan melengkapi, bahwa yang diturunkan belakangan MEMBATALKAN hukum sebelumnya. AQ 43.55 TURUN LEBIH BELAKANGAN dari AQ 10.92 dan di ayat tersebut Firaun dinyatakan tenggelam, maka AQ 43.55, MEMBATALKAN AQ 10.92.
Konsekuensinya, seluruh kitab Abrahamik, berada pada posisi sama yaitu mayat firaun tetap tenggelam.
Benarkah Dr Bucaille Mualaf?
Sampai wafat di tanggal 17 Februari 1998, Bucaille tetap non-Muslim. [Juga lihat di sini, di sini. Juga lihat di sini, Ia tidak tercantum sebagai Muslim dan di sini]
Apa yang sebenarnya ditemukan oleh Bucaille?
Di "The Bible, The Qur'an and Science" [1976], Bucaille menyampaikan informasi tentang kondisi mumi Merneptah (anak Ramesses II), namun sampai buku tersebut dicetak, HASIL PEMERIKSAANNYA BELUM ADA:
Kenapa Firaun yang dirujuk adalah Ramesses II?
Alkitab berkali-kali menyebut kota Rameses/Raamses, pertama kalinya, saat Yusuf berusia 39 tahun, Yakub sekeluarga baru saja tiba di Mesir (Kej 47.11), kemudian setelah Yusuf wafat dan muncul Firaun baru (Kel 1.8) yang tidak kenal nama Yusuf lagi diwaktu dekat kelahiran Musa saat mendirikan kota perbekalan (Kel 1.11), Firaun ini masih hidup beberapa tahun ketika Musa di Midian dan kemudian wafat (Kel 2.23, 4.19), setelahnya Musa diperintah Allah ke Mesir untuk bertemu Firaun berikutnya dan membawa kaum Yahudi keluar Mesir, dari tanah Gosyen/kota Raamses/Rameses ke Sukot (Kel 12.37; Bil 33.3,5), sehingga jika disusun cocokloginya, maka:
Ada berapa Firaun di kehidupan Musa?
Versi Islam: Hanya mengenal 1 Firaun selama jaman Musa.
Versi Nasrani dan Ibrani: Terdapat 2 Firaun berbeda pada kisaran hidupnya Musa:
Oleh karenanya, baik dari versi Islam maupun versi Ibrani/Nasrani, dapat disimpulkan bahwa TIDAK ADA satu Firaun-pun yang dapat dikaitkan dengan Musa-nya kaum Abrahamik.
Bagaimana dengan makanan mereka selama 40 tahun di gurun Sinai?
Apa arti "Manna"?
TIDAK ADA cacatan keberadaan kaum Ibrani di Mesir, namun terdapat beberapa kata-kata Mesir digunakan, misalnya "manna/Mennu" (arti: makanan) dalam frase "Inikah makanan?" (maan huu) [Kel 16.15] yang menunjukan bahwa bahasa Mesir adalah bahasa Ibu mereka, jadi, baik Tuhan, Musa dan kaum Yahudi TIDAKLAH berbahasa Ibrani tapi berbahasa Mesir. Kata "Mennu" muncul sebulan setelah eksodus, ketika itu, kelaparan hampir membunuh mereka, membuat mereka menyesal meninggalkan Mesir, karena sewaktu di Mesir, mereka "duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!" [Kel 16.3] menjadi berubah drastis akibat terbujuk iming-iming Musa.
Mennu apa yang diberikan Tuhan pada mereka?
Setelah mereka bersungut-sungut kesal, Musa menyatakan bahwa besok "Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti [Kel 16.12] tapi yang terjadi adalah "petangnya berduyun-duyun burung puyuh (has selaw) datang menutupi perkemahan mereka dan paginya sesuatu tergeletak di sekeliling perkemahan mereka" [Kel 16.13].
"Manna" di atas, tidak cocok menjadi "Roti dari langit", karena tidak seperti hujan lumut di Persia jaman kelaparan besar tahun 1854, Masyarakat saat itu begitu gembiranya, segera bergegas mengumpulkannya, memasaknya dan menjadikannya roti di hari itu juga. Contoh lainnya misalnya hujan binatang dari langit seperti: Ikan, Sapi, katak, ular, cacing dan bahkan telur rebus yang terjadi di beberapa belahan dunia. Kejadian unik ini terjadi karena adanya TORNADO/ANGIN TOPAN di tempat lainnya.
Sayang sekali, kaum Israel kurang beruntung, tidak mendapatkan hujan telur rebus, ikan dan sapi, tapi malah hujan sesuatu yang menyerupai TAHI BURUNG dan itu mereka makan selama 40 tahun.
Berapa kebutuhan logistik perhari mereka?
Berikut sebagai pembanding adalah logistik yang diperlukan dalam ketentaraan:
Dalam 40 tahun pengembaraan, mereka HANYA 5x MENDAPATKAN AIR. Setelah menyeberang laut, mereka telah kekurangan air, berjalan 3 hari ke Syur tidak menemukan air. (Kel 15.22), melanjutkan ke Mara (1) tapi air tidak dapat minum karena pahit, setelah Musa melempar sepotong kayu baru air bisa diminum. Kemudian ke Elim (2) ada 12 mata air (Kel 15.23-27). Kemudian, selewat tengah bulan ke-2 dan sebelum bulan ke-3, ke Rafidim (3), tidak ada air, Musa memukul tongkat pada batu, keluar air, menamakan tempat itu Masa dan MERIBA (Kel 17.1-6), sisanya, selama 39 tahun berikutnya, hanya 2x pengambilan air, yaitu di Kadesh (4), dengan pengulangan narasi kejadian di Rafidim, tidak ada air, memukul tongkat pada batu, keluar air, menamakan tempat itu MERIBA (lagi) (Bil 20.1-13) dan terakhir mendapatkan air di Beer (5) (Bil 21.16).
Mereka ini tentunya luar biasa, keperluan air 3000 ton/hari (baru ukuran untuk manusia posisi minim, belum termasuk untuk ternak, kebutuhan upacara, dan lainnya) diangkut sekaligus di 5x pemberhentian air untuk dipakai selama 40 tahun.
Berbicara tentang gersang dan tandus, maka tentunya jarang ada pepohonan, maka, darimanakah Musa dan 3 jutaan kaum Israel mendapatkan kayu bakar untuk keperluan bakar-bakaran, entah untuk membuat makanan sendiri, ataupun makanan bagi Allah ataupun untuk memasak manna di hari ke-6 ataupun untuk sekedar menghangatkan diri di malam dingin sepanjang 40 tahun di pengembaraan? Sayangnya Allah membungkam diri, tidak menyampaikannya, agar dapat diceritakan pada turunan mereka.
Yang tidak kalah menakjubkannya kemudian adalah tentang bagaimana mereka menangani permasalahan sampah 40 tahun di gurun sinai. Saking menakjubkannya tata kelola mereka, hingga tidak ditemukan 1 (satu) artifak-pun untuk mengabadikan peristiwa ajaib tersebut.
Apa hasil keluar dari Mesir?
YHWH berjanji kepada Musa akan memberikan tanah KANAAN, jika kaum Israel keluar dari Mesir (Ulangan 4.2), NAMUN, hingga 40 tahun kemudian, sampai Musa wafat di tanah MOAB (Yosua 5.6) [juga lainnya yang wafat karena tua, terkena Tulah Allah, sebagai tumbal menenangkan kemarahan Allah (dalam kasus kaum Lewi, misalnya) dan juga dalam peperangan], janji ini TIDAK PERNAH terpenuhi, malah kaum Israel hanya terlunta-lunta hidup sengsara di padang pasir Moab.
Setelah wafatnya Musa, Yosua bin Nun menggantikannya, mereka menyebrangi sungai Yordan, di tanah Kanaan, Yahwe berjanji akan menghalau suku Yebusit (turunan Kanaan, Kej 10.15-16) penduduk asli Yerusalem (Yos 3.10). NAMUN, sampai tahun ke-5 setelah wafatnya Musa (Yos 14.10), walau disebutkan Yosua bin Nun berhasil membunuh Adoni-Sedek, raja Yerusalem (Yos 10.26), NAMUN hingga Yosua wafat dan digantikan kaum Yehuda, TERNYATA Yerusalem masih juga milik kaum Yebusit, kaum Yehuda tidak mampu menghalau mereka (Yos 15.65) dan Kanaan, juga masih milik bangsa lain (Hakim 1.1). Jika sebelumnya Adoni-SEDEK, dikatakan mati ditangan Yosua, namun di kitab hakim-hakim, dinyatakan mati ditangan kaum Yehuda dan namanya, berubah menjadi Adoni-BEZEK (Hakim 1.7), kemudian dikatakan kaum Yehuda membakar musnah Yerusalem (Hakim 1.8), namun Yebusit tetap juga menduduki Yerusalem (Hak 1.21).
Bahkan di 436 tahun kemudian, yaitu jaman Raja Daud/David-pun, Yebusit tetap sebagai penduduk asli Yerusalem (2 Sam 5, 1 Taw 11.4) dan David hanya mampu menguasai bagian bawah Timur gunung Sion (= benteng/kota david dan Istana David) (2 sam 5.6-9, 1 Taw 11.5-6) dan 44 tahun kemudian, di jaman Raja Shlomo, lokasi kuil Sulaiman-pun hanya di arah Utara kota David, yaitu tempat tertinggi pada bagian Timur gunung Sion. Sementara, bagian Baratnya, tetap milik Yebusit.
..bahkan janji Allah-pun ternyata kosong belaka..
Mengapa kisah suci pada kitab yang "suci" ini kacau?
Para ahli yang menyelidiki kitab Kejadian, menemukan bahkan di halaman yang sama, ditulis oleh 2 atau 3 orang berbeda dan juga ada pengeditnya, yang memotong dan menggabungkan beberapa dokumen dari penulis berbeda menjadi satu cerita; sehingga terdapat kontribusi 4 orang berbeda untuk menghasilkan satu halaman Alkitab. (hal.24) ... 5 Buku Musa disusun dan digabungkan dari 4 dokumen berbeda menjadi satu sejarah berkelanjutan ... Dokumen yang merujuk pada nama ilahi Yahweh / Yehuwa disebut J. Dokumen yang merujuk pada dewa sebagai Tuhan (dalam bahasa Ibrani, Elohim) disebut E. Dokumen ke-3, yang terkonsentrasi pada hukum dan para imam, disebut P. Dan yang hanya ditemukan di kitab Ulangan disebut D. (hal.25) ... Dokumen J, E, dan P ditemukan di 4 kitab dari 5 Kitab Musa: Kejadian, Keluaran, Imanat dan bilangan. (hal.53) ... setidaknya ada 4 tangan sebagai pembuat 5 buku pertama Alkitab (perjanjian lama). Juga, terdapat tangan kolektor/redaktor, yang menggabungkan dan mengorganisir dokumen-dokumen yang terpisah ini menjadi sebuah karya tunggal agar dapat dibaca sebagai narasi berkelanjutan. (hal.60) ["WHO WROTE THE BIBLE?", Richard Elliott Friedman, 2nd Ed., 1989]
Sekarang kita pun menjadi paham, mengapa kisah Musa dan kaum Israel tidak pernah muncul dalam catatan/inskripsi/tablet bangsa Mesir, mengapa para arkeolog tidak pernah menemukan apapun di gurun Sinai, mengapa isinya penuh kontradisi dan berada di luar nalar, karena ternyata, kitab yang dianggap suci ini, hanyalah sekedar dongeng untuk kalangan sendiri belaka.
Kisah Musa TANPA Adegan Membelah Laut
Bahasa Mesir adalah bahasa ibu dan bahasa keseharian penduduk Mesir. Orang asing yang tinggal di Mesir ketika berbicara dengan penduduk Mesir akan juga berbahasa Mesir, oleh karenanya, ketika Miryam kakak perempuan Musa menyapa ataupun berbicara dengan PUTRI KERAJAAN MESIR, adalah dalam bahasa Mesir. Kata "Mosheh" berasal dari bahasa Mesir, artinya "anak laki-laki". Suffix Mosheh (Yunani: Mosis) digunakan di banyak nama Firaun dinasti ke-18, misalnya Ka-mosh (Che-Mosh/Ka-Mosis, 'anak'-dewa Ka), Ach-Mosh/Ah-Mosis ('anak'-dewa Bulan), Tuth-Mosh/Tuth-Mosis ('anak'-dewa Tuth. Menariknya, Josephus menyatakan nama anak perempuan Firaun adalah Thermuthis di Ant-2, 9.5). Jadi kata "Musa/Mosh/Mosheh" bukanlah nama. ["Atlantis and the Ten Plagues of Egypt", Graham Phillips; lihat juga: "Did Pharaoh’s Daughter Name Moses? In Hebrew?", Dr. Rabbi David J. Zucker]
Terdapat variasi lain dari kisah Musa yang ketika meninggalkan Mesir, yang TIDAK ADA adegan membelah laut dan/atau menenggelamkan Firaun, bahkan Musa di sini adalah orang Mesir asli dalam artian etnis dan budaya. Josephus (37-100 M), sejarahwan Yunani dari etnis Yahudi, menyatakan: "orang Yahudi pada awalnya adalah orang Mesir..inilah yang dikatakan Strabo" ("Antiquities of the Jews", 14.7.2). Strabo (64/63 SM - 24 M, sejarahwan Yunani, di "Geography" buku 16, Ch.2.35-37. Link ini text Yunani):
Josephus dalam bukunya mengutip Manetho (abad ke-3 SM, Imam Mesir, penulis sejarah Mesir jaman Ptolemeus II. Karyanya yang asli sudah tidak ada lagi):
Josephus dalam bukunya mengutip Cheremon (dari Alexandria, lahir 10 M, sejarahwan dan ahli Mesir, hidup sejaman dengan Josephus):
Kemudian, Tactitus (56-120 M), sejarahwan Yunani yang hidup sejaman Josephus, dalam "Histories", buku 5. 2-5 (atau ini):
Diodorus Siculus (90-30 BC) menyampaikan sejarah yang diantaranya dikutip dari Hecataeus orang Abdera (Sekitar 300 SM. Josephus juga mengutip Hecataeus dalam "Againsts Apion" namun bukan tentang Musa):
Para penulis Yunani, kebanyakan membawakan latar kejadian tentang adanya wabah penyakit luar biasa yang melanda Mesir jaman kuno. Namun menariknya, Herodotus di bukunya, TIDAK SATU KALIPUN menulilskan adanya kejadian tersebut pernah melanda Mesir, padahal Herodotus hidup lebih awal dari para penulis yang dikutip Josephus, malah di bukunya, Herodotus menyampaikan bahwa kebijakan pengasingan/Pengusiran terhadap penderita kusta/lepra dilakukan oleh negara Persia BUKAN Mesir:
Herodotus TIDAK PERNAH menyebutkan keberadaan kaum Yahudi, malah secara berulang, menyebutkan keberadaan kaum PALESTINA:
Kemudian, terkait kata Hierosolyma, Josephus menyatakan bahwa Jerusalem dahulu disebut "SOLYMA" ("Antiquities Of The Jews" VII 3.2) atau "SALEM" ("War Of The Jews", VI 10.1). Mitologi Yunani menyampaikan bahwa musuh BELLEROPHON adalah para SOLIMI (Iliad.6, Homer/8 SM), yang merupakan anak-anak SALMA/SALEM, Dewi musim Semi dan sebagai maskulin, Ia adalah Dewa Matahari Solyma atau Selim, Salomo, atau Ab-Salom ["The Greek Myths", Robert Graves, hal.363]. Solyma tinggal di area pegunungan (Odyssey.5, Homer) di Lykia (Iliad.6). Di Krete, Minos (anak Zeus-Europa) mengusir Sarpedon (anak Zeus-Laodamia) dan lainnya hingga menyingkir ke Milya di Asia, area yang dulu dihuni bangsa Lykia disebut Milya, dan waktu itu bangsa Milyus disebut Solymoi (History of Herodotus, 1.173)
Hiero biasanya diartikan suci/sakral/keramat. Namun tampaknya Hiero berasal dari hēr = "penjaga/pelayan/pelindung". Dalam epik-nya homer no.75: Sebutan untuk Anchises, Pria kecintaan Aphrodite; Bentuk feminim Hera = ciri-ciri yang menonjolkan/terlihat.
SALEM/"שלם", di kebudayaan Ugarit/kanaan adalah Dewa SENJA. Kata “SALEM” muncul di tablet EBIA, abad ke-24 SM, di Tell Mardik, Syria, juga di teks Mesir, abad ke-18/19 SM, dalam kata "RUSHALIMUM", di surat Armana abad ke-14 SM, permintaan bantuan raja Abdi-Heba, “URUSALIM” ke Raja Mesir untuk melawan Habiru dan di teks Assyria, Sennachrib abad ke-8 SM dalam kata "URSALIMMU". Arti Yeru = "diletakan", dari kata Yeru-el, "Diletakkan Tuhan", jadi Yerusalem = "Diletakkan Salem", salah satu dari 2 dewa kaum Ugarit (Shahar/Dewa Fajar dan Shalim/Dewa Senja). Dalam Sumeria, tanda URU di "URUSALIM" = KOTA. Dalam latin, "Ieroysalem" dan "HeieroSOLyma". Di mana, SOL = Dewa Matahari ["Cities of the Biblical World: An Introduction to the Archaeology, Geography, and History of Biblical Sites", LaMoine F. DeVries, hal.200, juga di "The Archaeology of the Jerusalem Area, W. Harold Mare, hal.20, juga "The International Standard Bible Encyclopedia, Vol.2, Geoffrey W. Bromiley, hal.1000 dan "Getting Back Into the Garden of Eden", Edward Conklin, hal.22].
Salem, Dewa senja Kanaan, adalah Dewa KETERATURAN dan KEADILAN. Baik David maupun Shlomo menghindari friksi, tidak hanya antar dua kebudayaan, yaitu Kanaan dan kaum pendatang baru Yahudi, namun juga antar Dewa SALEM dan Dewa YAHWE, Dewa perang kaum Yahudi. Untuk menghormati Salem, Shlomo mengubah kuil yang asalnya terbuka menjadi beratap dan mengayomi dua grup kepercayaan berbeda. Bernhard Lang, menambahkan dalam catatan kakinya, tulisan Keel, "Die Geschichte Yerusalem undi Entstehung des Monotheismus", vol. 1, hlm. 264-333: "bukti yang berasal dari nubuat alkitabiah yang kata-kata aslinya, meski dikaburkan dalam teks Ibrani, dapat direkonstruksi berdasarkan teks Septuagiant/Yunani: 'Matahari tahu dari langit bahwa Yahweh akan tinggal dalam kegelapan. Jadi, bangunlah rumah bagiku, sebuah rumah yang agung sehingga aku dapat tinggal di dalamnya lagi' (direkonstruksi dari 1 Raja-raja 8:53 teks Yunani; bahasa Ibrani hanya memiliki fragmen yang diedit dalam 1 Raja-raja 8: 12-13). Implikasinya adalah Dewa matahari butuh sebuah kuil dengan ruang gelap untuk menampung tamunya, Yahweh" ["Hebrew Life and Literature: Selected Essays", Bernhard Lang].
Di bukunya. Josephus memuat 3 nama dalam satu jaman yaitu "Amon/Hamon", Musa dan firaun (Bocchoris, dinasti ke-24). Menariknya, Quran juga mempunyai 3 rangkaian nama yaitu Firaun, Haman/(هامان) dan Qarun/(قارون) di kisah Musa (AQ 29.39, AQ 40.23-24). Haman adalah nama orang Mesir dan Qarun adalah orang Israel yang sangat kaya dan bangga dengan kekayaannya (AQ 28.76), berilmu (AQ 28.77) namun entah sebesar apa kesalahan Qarun, karena Ia beserta rumahnya berakhir di dibenamkan Allah SWT ke dalam bumi (AQ 28.81). Kisah orang kaya, arogan dan ditelan bumi beserta kekayaan ada juga di Alkitab (Bil 16.1-13, 16.28-34, 26.10) yaitu tentang turunan Lewi (Korah) dan turunan Ruben (Datan, Abiram dan On), mereka kerap membantah turunan Lewi (Musa dan Harun) akibatnya mereka dan kekayaannya ditelan bumi (Bil 26.9-10, 106.17, Ulangan 11.6). Komentar Rabbi di Bamidbar Rabbah 22.7 menyatakan "Dua orang kaya muncul di dunia, Korah dari Israel dan Haman dari bangsa-bangsa di dunia", namun Haman dan Korah TIDAK HIDUP di satu jaman yang sama, karena di 20.1, "Dan dia memberi Haman kekayaan, dan dia mengambil seluruh bangsa untuk dibantai" yang merujuk kitab Ester 4.7. Sehingga bagi Alkitab, dari 3 nama, hanya 2 nama (Qarun/Korah dan Firaun) ada di jaman Musa, tapi Haman TIDAK, yang menurut kitab Esther, Ia ada di jaman raja Xerxer I (abad ke-5 SM). [lihat: Korah]
Beberapa situs Islam [Harun Yahya dari Islamic Awareness (dan Bucaille); Islamic Awareness dari Bucaille] mengklaim bahwa Haman yang ada di Quran tercantum dalam Hierograph Mesir dan ini tidak benar karena Haman yang tertera di Hieroglif adalah nama dewa, HEMEN-HETEP yang disingkat HMUNHU/HEMEN-H.
Kepala pemahat bernama Userhat hidup di akhir dinasti ke-18/awal dinasti ke-19 disebut: "penyebab patung-patung pemujaan beristirahat di kuil mereka". (Dewa) Hemen di Hefat adalah salah satu dewa yang menjadi tanggung jawab Userhat [Biographical texts from Ramessid Egypt,Elizabeth Frood, John Baines, 2007] [Lihat: Pharaoh, Haman, Contradictions & The Qur'an atau Haman Hoax, adalah hoax-hoax yang berasal dari: Maurice Bucaille, Islamic Awareness, Harun Yahya dan Caner Taslaman]
Entah apa sebabnya Allah SWT menyebutkan Korah sebagai Qarun dan fatalnya Allah tampak jelas tidak tahu bahwa Haman-nya Esther, TIDAK SATU JAMAN dengan Musa, juga Allah tampaknya tidak tahu bahwa Hamannya Musa adalah dewa Mesir[↑].
Yang dapat dirangkum di sini adalah bahwa keberadaan raja-raja Mesir yang disebutkan di atas merupakan fakta sejarah, namun keberadaan Musa orang Yahudi yang pergi dari Mesir sampai perlu membelah laut dan menenggelamkan Firaun yang tercantum di Quran dan Alkitab adalah FIKTIF, tidak satupun arkeolog mampu memastikan kebenaran adanya eksodus, lokasi dan juga penyeberangannya. William G. Dever (Profesor dan Arkeolog) menyatakan TIDAK ADA satupun temuan arkeologi yang mendukung pernah terjadi eksodus dari Mesir ("Who Were the Early Israelites, and where Did They Come From?", hal.5) dan juga Ia menyatakan bahwa TIDAK ADA 1 teks Mesir-pun yang menyinggung adanya "Ibrani" atau "Israel" di Mesir (Hal.13).
Malah, saking tidak adanya, temuan-pun sengaja diubah dan dipalsukan, misalnya pada klaim kata "Israel" di prasasti Merneptah (raja ke-4 dinasti ke-19), sebagaimana disampaikan Professor Joseph Davidovits, di artikel, "Error or forgery on the Stele of Merneptah, known as Israel Stele":
Juga terdapat kisah Musa di literatur Hindu yang tercantum di dongeng Bhavisya/Bhavisya purana dan hanya memuat sekelumit seperti ini:
Walah..
Tradisi Hindu menceritakannya sebagai dongeng [arti dari Purana] dan kitab Purana masuk dalam kelompok Smerti [non wahyu] bahkan dalam dongengnya pun tidak ditambahkan lagi dengan adegan membelah laut, sementara tradisi ajaran yang menyatakan bahwa kisah Musa adalah wahyu Tuhan malah memuatnya dengan adegan membelah laut.[↑]
Mengherankan..
Gambar di ambil dari sini, sini, sini, sini, sini, sini, dan sini
Note:
(Klik Buka/Tutup!) Republika online: Maurice Bucaille tak Ragu dengan Kebenaran Alquran [↑]
Firaun memerintahkan bayi laki-laki yang baru lahir harus dibunuh, alasannya karena:
- Alkitab: Jumlah bangsa Israel melebihi populasi Mesir, semakin ditindas, semakin banyak dan berkembang [Kel 1.9-12]
- Islam: Alasan pembunuhan tidak dimuat di Quran, kecuali tertulis bahwa Firaun telah melampaui batas (AQ 20.24), namun tidak dijelaskan dalam hal apa. Penjelasan alasan hanya ada dalam tafsir, yaitu terkait dengan ramalan dan tentang inipun ada dua versi: (1) Ramalan dari kalangan Yahudi yang berasal dari Nabi Ibrahim bahwa keturunan Ibrahim kelak akan menghancurkan Firaun dan kerajaannya, berita ini diteruskan kaum Mesir ke Firaun [Tafsir Ibn Kathir AQ 28.1-4]. Riwayat Ibn Humayd – Salamah - Ibn Ishaq: ..waktu dekat kelahiran Musa, para peramal memberitahu firaun bahwa seorang anak yang dilahirkan orang Israel akan menghancurkannya dan kerajaannya, Lalu Firaun memerintahkan pembunuhan terhadap setiap anak laki-laki yang baru lahir.. [Tabari, Vol.3, hal.31-32]. Atau (2) Riwayat As-Saddi - Abu Shalih dan Abu Malik, - Ibnu Abbas - Murrah - Ibnu Mas'ud - Anas - sahabat Nabi, “Firaun mimpi ada kobaran api dari Baitul Maqdis mendekatinya, membakar kerajaan dan kaum Mesir, tetapi tidak kaum Israil di Mesir. Saat bangun Ia bertanya pada ahli ramal, mereka berkata bahwa kelak anak lelaki kaum Israel akan menyebabkan kehancuran Mesir ["Kisah Para Nabi", Ibn Kathir, hal.389. Juga di Tabari, Vol.3, hal.34-37]
- Musa - Isa adalah 1800 tahun ["THE PROPHETS, THEIR LIVES AND THEIR STORIES", Abdul-Sâhib Al-Hasani Al-'âmili]
- Riwayat Fudayl b.'Abd Al-Wahhab - Ja'far b.Sulayman - 'Awf: 'Isa dan Musa adalah 6oo tahun [Tabari, Vol.5, hal.413]
- Riwayat Ya'qub b.Ibrahim - Ibn `Ulayyah - Sa`id b.Abi Sadaqah - Muhammad b.Sirin - Ka`b: 600 tahun antara Musa dan Isa [ibid, hal.413-414]
- Riwayat Al-Harith - Muhammad b.Sa'd - Hisham - Ayahnya - Abu Salih - Ibn 'Abbas: Musa dan `Isa adalah 1900 tahun [ibid, hal.414]
- Tabari: Beberapa ulama berkata: dari eksodusnya Musa - membangun kuil Sulaiman adalah 636 tahun, dari kuil Sulaiman - Al-Iskandar naik tahta adalah 717 tahun, dari Iskandar - lahirnya 'Isa adalah 369 tahun [ibid, hal. 416] [Total dari eksodus Musa - Isa = 1722 tahun]
- Riwayat Hisham b.Muhammad al-Kalb - Ayahnya - Abu Salih - Ibn 'Abbas: Musa dan Daud adalah 179 tahun, Daud dan Isa adalah 1053 tahun [ibid, hal.416] [Total dari Musa-Isa = 1232 tahun]
Ibu Musa karena khawatir akan nasib bayinya, Ia hanyutkan bayinya di sungai, kemudian ditemukan dan diangkat anak oleh:
- Alkitab: Anak perempuan Firaun (Kel.2.1-10) atau bat/anak perempuan - paraoh/firaun, namanya adalah: bat-yah/Bithiah, Di versi Josephus: Thermuthis (Ant-2, 9.5)
- Islam: Istri Firaun (AQ 28.7-9). Di Quran tidak disebutkan namanya, hanya ada di tafsir (dan hadis), yaitu Asiyah binti Muzahim bin`Ubayd bin al-Rayyan bin al-Walid [Misal: Ibn Thalabi dalam "'Ara'is Al-majalis Fi Qisas Al-anbiya", hal.279]. Di Tafsir AQ 66.5: Di surga, Allah akan menikahkan Nabi SAW dengan: Asiyah/istri Firaun, Maryam binti ‘Imran/ibunda ‘Isa AS/Yesus dan Um khulthum/adik Musa) [Tafsir Samarqandi, Ibn kathir atau 4/495 pada surat at-Tahrim, tafsir Shaukaani; Juga IslamQA; "Muḥammad in the Modern Egyptian Popular Ballad" oleh Kamal Abdel-Malek, hal.59, dll]
- Alkitab: 7 perempuan anaknya imam di Midian. Musa menikah dengan salah satunya yaitu Rehuellah Zipora, (Kel 2.15-22), mertuanya bernama Yitro (Kel 3.1)
- Islam: 2 perempuan dan Musa bekerja pada bapak perempuan itu selama 8/10 tahun, imbalannya Ia dinikahkan dengan anaknya (AQ 28.23-28), mertuanya bernama Nabi Syuaib. Tafsir Ibn Kathir AQ 28.28: Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai siapa yang dimaksud dengan bapak wanita itu...ada yang mengatakan bahwa itu adalah Syuaib a.s. yang diutus oleh Allah kepada penduduk Madyan. Pendapat inilah yang terkenal di kalangan kebanyakan ulama, dan dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Riwayat Ibnu Abu Hatim - Abu Zarah - Safwan - Al-Walid - Abdullah ibnu Lahiah - Al-Haris ibnu Yazid Al-Hadrami - Ali ibnu Rabbah Al-Lakhami - Atabah ibnul Munzir As-Sulami - Rasulullah Saw: "Sesungguhnya Musa a.s. menjual jasa dengan imbalan pemeliharaan kemaluannya dan kebutuhan makannya". Dalam Riwayat Abu Bakar Al-Bazzar - Umar ibnul Khattab As-Sijistani - Yahya ibnu Bukair - Ibnu Lahiah - Al-Haris ibnu Yazid - Ali ibnu Rabbah Al-Lakhami - Atabah ibnul Munzir: "..Nabi Saw. melanjutkan, "Sesungguhnya Musa a.s. ketika hendak berpisah dengan Syuaib a.s. menyuruh istrinya meminta pada ayahnya sejumlah ternak untuk bekal penghidupannya..". Dalam riwayat Ibnu Abu Hatim: Riwayat Abu Zarah - Yahya ibnu Abdullah ibnu Bukair - Abdullah ibnu Lahiah; Riwayat Abu Zarah - Safwan - Al-Walid - Abdullah ibnu Lahiah - Al-Haris ibnu Yazid Al-Hadrami - Ali ibnu Rabbah Al-Lakhami - Atabah ibnu Munzir As-Sulami - Rasulullah Saw: "Sesungguhnya Musa menjual jasa dengan imbalan dikawinkan dan dipenuhi kebutuhan pangannya"...Rasulullah Saw:..Ketika Musa hendak berpisah dengan Syuaib, ia menyuruh istrinya untuk meminta ternak kambing dari ayahnya buat bekal penghidupannya...Ternak kambing Nabi Syuaib semuanya berbulu hitam lagi bagus.."
- Alkitab (alasan ke Mesir karena disuruh Allah): Musa menggembalakan kambing domba seperti biasanya, namun hari itu Ia menggiringnya ke seberang padang gurun hingga ke gunung Horeb (Kel 3.1). Di sana, Ia bertemu malaikat Tuhan (Kel.3.2: Malak Yahwe), mendengar suara dan berbicara dengan Tuhannya, Ia diangkat menjadi utusan untuk bertemu Firaun agar membawa keluar kaum Israel dari Mesir ke Kanaan, dalih ke Firaun tentang kepergian ke padang gurun selama 3 hari perjalanan adalah untuk mempersembahkan korban bagi Yahwe (Kel 3.3-10) namun Musa takut jika kaum Israel (dan Firaun) tidak percaya padanya, maka Ia diajarkan mukjizat (Kel 3.11-4.1). Ia kemudian pamit pada mertuanya dengan alasan ingin menjenguk sanak dan Ia mengajak istri dan kedua anaknya. Di perjalanan, ketika bermalam, TUHAN yang sama ini bertemu Musa malah berkehendak membunuh Musa, untung saja Zippora memotong kulit kemaluan anaknya dan menyentuhkannya ke kaki Musa, maka selamatlah Musa dari Tuhannya (Kel 4.2-26)
- Islam (alasan ke Mesir awalnya atas kemauan sendiri): Tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan, Dia berangkat dengan keluarganya (AQ 28.29). Tafsir Ibn Kathir untuk ayat ini: Musa rindu dengan tanah kelahiran dan juga sanaknya, Ia bertekad mengunjungi mereka dengan sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan Firaun dan kaumnya. Ia pergi bersama istri dan ternak kambing hasil pemberian mertua. Quran: Diperjalanan dilihatnya api di lereng gunung, Ia minta keluarganya menunggu, karena hendak mengambil api untuk suluh [AQ 20.10, 28.29], sesampainya di lembah Thuwa (AQ 79.16, 20.12), Ia disapa Allah [AQ 28.30] diajak bicara, diajarkan mukzijat. Allah menjadikan Musa dan Harun utusannya untuk bertemu Firaun karena Firaun tidak bertakwa, telah melampaui batas, agar disampaikan ayat-ayatNya dan membawa keluar kaum Israel dari Mesir [AQ 20.11-48; 26.10-17; 28.31-35]
- Alkitab: Tanda mukjizat ke-1: Tongkat menjadi ular (Kel 4.2-4) dan ke-2: Tangan yang berubah, ketika masuk baju, tangan kena kusta, putih seperti salju, saat ke-2x masuk baju, pulih (Kel.2.6-8) [Miryam pernah terkena Kusta, putih seperti salju, ini terjadi setelah mengatai Musa, ketika Musa mengambil perempuan Kush (Bil 12.10)]. Tentang jumlah tulah:
(1) Air menjadi Darah, yaitu sungai Nil dan seluruh air di Mesir selama 7 Hari yang membuat ikan-ikan mati (Kel 7.17-25). Kaum Israel juga terkena getahnya, tidak dapat minum, juga tidak dapat makan ikan;
(2) wabah katak (Kel 8.5-14);
(3) wabah nyamuk (Kel 8.16.19);
(4) wabah lalat pikat (Kel 8.20-32) daerah yang dikecualikan adalah Gosyen/Rameses (Kej 47.11);
(5) wabah sampar: Pada ternak dan menjadi mati kecuali kepunyaan orang Yahudi, yaitu: kuda, keledai, unta, lembu sapi dan kambing domba. BABI TIDAK DISEBUTKAN.(Kel 9.3-7). Tanah Gosyen tempat ternak Firaun diperlihara (Kej 47.6), disebutkan bahwa manusia dan binatang dapat mati karena sampar (Kel 9.15);
(6) Barah melanda seluruh Mesir, terkana pada manusa dan binatang, yang memecah membuat gelembung (Kel 9.8-11. Di ulangan 28.27,35: Barah Mesir dengan borok, kulit menjadi belang/kedal dan kudis. Di Imanat 13.20: Kusta timbul dari barah). Tidak disebutkan ada pengecualian terhadap kaum Israel maupun ternak mereka, kaum Israel pun terkena Barah;
(7) hujan es guruh dan beserta api berkilat-kilat di tengah hujan es melanda Mesir kecuali Gosyen/Rameses (tempat ternak Firaun), membuat mati: manusia, binatang dan tanaman (Kel.9.18-25), tanaman yang mati adalah rami dan jelai (Kel.9.31-32). Di tulah sebelumnya, yaitu sampar, dikatakan bahwa seluruh ternak orang Mesir mati terkena sampar, tapi tampaknya tidak, sekarang dinyatakan (lagi) bahwa seluruh ternak orang Mesir mati akibat hujan es;
(8) wabah belalang memakan habis pohon dan buah di seluruh Mesir (Kel.10.12-19), tidak disebutkan pengecualian, maka tetumbuhan dan buah-buahan orang Israelpun terkena getahnya;
(9) keadaan gelap selama 3 hari (Kel.10.21-23), tempat orang Israel dikecualikan;
(10) Orang Mesir memberikan emas dan perak (Kel.11.2-3);
(11) kematian anak sulung: manusia dan hewan (Kel 10.4-6). Di 2 tulah sebelumnya, yaitu sampar dan hujan es, dikatakan bahwa seluruh hewan orang Mesir mati, namun lagi-lagi ternyata tidak.
Alkitab telah menunjukan bahwa Yahwe tidak sesakti yang Musa anggap, terbukti dari tidak mati-matinya, ternak orang Mesir walaupun telah terkena tulah Yahwe - Islam: Musa dibekali 9 mukizat (AQ 27.12, 7.101), 2 diantaranya adalah tongkat jadi ular dan tangan dimasukan baju jadi putih bersinar (AQ 27.10,12) juga 5 lainnya: banjir (al-ṭūfāna), belalang, kutu, katak dan (air) darah (AQ 7.133), ke-8: kemarau panjang dan kekuarang buah-buahan (AQ 7.130) dan ke-9: kehilangan harta (AQ 10.88). Tentang tafsir untuk kata "al-ṭūfāna"/banjir: Dari Ibnu Abbas: yang dimaksud dengan topan ini adalah hujan besar yang menenggelamkan dan merusak semua tanaman dan buah-buahan. Juga dari Ad-Dahhak ibnu Muzahim. Riwayat lain dari Ibnu Abbas: yang dimaksud ialah banyaknya kematian. Juga dari Ata. Sedangkan Mujahid: yang dimaksud dengan topan ialah air bah dan penyakit taun/kolera. Dari Ibnu Jarir - (Ibnu Hisyam Ar-Rifai; Yahya ibnu Yaman; Al-Minhal ibnu Khalifah) - dari Al-Hajjaj - Al-Hakam ibnu Mina - Siti Aisyah - Rasulullah Saw: Topan artinya kematian. Juga dari Ibnu Murdawaih - Yahya ibnu Yaman, tetapi hadis ini garib. [Ibn Kathir untuk AQ 7.133]. Di Tabari: dari al-Suddi,: Allah mengirimkan banjir, yang adalah HUJAN LEBAT, semua harta mereka tenggelam [Tabari, vol.3, hal.59]. Di Jalalain: "air yang menembus rumah mereka selama 7 hari, hingga ke leher orang-orang ketika duduk". Di Tanwîr al-Miqbâs min Tafsîr Ibn ‘Abbâs : "hujan terus-menerus, siang dan malam, dari Sabtu hingga Sabtu"
Sementara di Quran sendiri kata "al-ṭūfāna" merujuk pada banjir dahsyat sebagaimana tertulis di AQ 29.14, "..Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka 1000 tahun kurang 50 tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar (al-ṭūfānu)...
Jadi di Islam, "al-ṭūfāna"/BANJIR DAHSYAT telah terjadi 2x yaitu di jaman NUH dan kemudian ternyata terjadi juga di jaman MUSA sebelum eksodusnya kaum Israel.
Populasi Mesir VS Populasi kaum Israel
Jika Musa hidup dikisaran 1250-an SM, perkiraan populasi Mesir waktu itu:
- Herodotus (abad ke-5 SM): jaman firaun Amasis (abad ke-5 SM), populasi kota: 20.000 orang [History, buku ke-2.177]. Diodorus Siculus (90 SM-30 SM): Populasi Mesir abad ke-1 SM: 7 juta orang [Historical Library, buku ke-1 31.8]. Josephus: Populasi Mesir abad ke-1 M: 7.5 juta orang [War of the Jews, buku 2, 16.4]
- Robert Feather: Populasi Mesir pada 3000 SM adalah 870.000 orang, pada 1250 SM adalah 2.6 juta orang [Robert Feather, The Copper Scroll Decoded: One Man's Search for the Fabulous Treasures of Ancient Egypt. London, Thorsons/HarperCollins, 1999]
- Kathryn A. Bard: Populasi Mesir 1250 SM adalah 3 juta s/d 3.5 juta orang [Encyclopedia of the archaeology of ancient Egypt, Kathryn A. Bard]
Jumlah turunan Yakub disebutkan bervariasi jumlahnya (Yakub juga disebut Israel, Kej 32.23):
- Sewaktu eksodus: 600.000 pria tidak termasuk anak-anak juga orang berbagai bangsa dan mereka pergi dengan membawa hewan (kambing, domba, lembu dan sapi) dan adonan kue, tidak bawa bekal makanan (Kel 12-37-39), membawa perhiasan emas, perak dan kain-kain (Kel 11.2-3; Kel 12.35-36, 33.4-6),
- Di tahun ke-2 (Bil 1.1): 603.550 laskar pria berusia 20 tahun ke atas (Bil 1.20-46; 2.32, tidak termasuk suku Lewi).
Di Islam, Quran tidak menyebutkan jumlah orang yang eksodus bersama Musa, namun ada dalam tafsir Tabari, riwayat Musa [b.Harun] - 'Amr [b.Hammad - Asbat - al-Suddi]: 620.000 laskar pria, yang dihitung hanya yang berusia di atas 20 tahun sampai di bawah 60 tahun, sebagai tambahan anak-anak dan perempuan [Tabari, Vol 3. hal.64-65] - Di tahun ke-2: Bangsa yang bersama Musa berjumlah 600.000 (Bil 11.21), jumlah ini adalah sesudah 3000 orang suku Lewi tewas saling berbunuhan sendiri pasca tragedi lembu emas di tahun ke-1 (Kel 32.28) dan sebelum Yahwe membunuhi kaum Israel dengan tulah, pada tragedi makan burung puyuh, yang di beberapa ayat berikutnya, sebagai hukuman tragedi burung, mereka akan mengembara 40 tahun lamanya (Bil 14.33-34)
- Note:
Karena jumlahnya dianggap ganjil, maka terdapat argumen bahwa kata eleph pada "šêš mê’ōwṯ ’elep̄ ūšəlōšeṯ ’ălāp̄îm waḥămêš mê’ōwṯ waḥămiššîm" (603.550), seharusnya diartikan = "kepala/suku/pasukan/keluarga" BUKAN "ribuan/seribu". Namun argumen ini terganjal penggunaannya kata elep di frase "jumlah lelaki sulung suku Lewi yang berusia 1 bulan ke atas" = 22.000 (Bil 3.39) vs "jumlah lelaki sulung suku Israel yang berusia 1 bulan ke atas" = 22.273 (Bil 3.43) yang selisihnya = 273 orang (Bil 3.46)
Di sebelum kelahiran Musa, Firaun khawatir terhadap besarnya populasi Israel di Mesir, "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita" (Kel 1.9), namun, jika merujuk pada jumlah di point ke-1 dan ke-3, sebagai jumlah populasi, maka kekhawatiran Firaun jelas berlebihan, kecuali jika merujuk ke point ke-2 (alkitab), yang mengindikasikan sebagai jumlah parsial, maka jika masing-masing-nya adalah anggota dari sebuah keluarga, sejumlah kurang lebih ada 4 orang lagi selain mereka [adik (1), istri (1), anak (1) dan orang tua (1 ibu-ayah atau salah satunya], maka populasi Israel saat terjadinya eksodus adalah 3 jutaan orang dan kekhawatiran Firaun menjadi benar adanya.
Dengan populasi sebesar itu (3 juta), kaum Israel seharusnya tidak perlu takut pada bangsa Mesir, tidak perlu juga eksodus, dengan jumlah sebesar itu, mereka dapat dengan mudahnya merebut kerajaan Firaun, bukan? (Selama 40 tahun eksodus di padang gurun dan juga setelahnya, tercatat bahwa mereka berperang dengan suku lainnya). Dengan jumlah sebesar itu, kaum Israel seharusnya merupakan suku yang sangat penting, anehnya tidak ada catatan tentang mereka dalam sejarah/inskripsi/tablet Mesir kuno.
- Note:
Di hari eksodus dilakukan penyembelihan 1 ekor anak domba/kambing berusia 1 tahun per keluarga sebagai kurban bagi Allah (Kel 12.2-11), jika keluarga ini jumlahnya kecil, agar bergabung dengan tetangga terdekat, jika dianggap per 10 orang = 1 domba/kambing, maka para Israel yang katanya susah ini menyembelih anak domba/kambing sejumlah: 60 ribu (untuk 600 ribuan orang) atau 300 ribu (untuk 3 juta orang). Ritual kurban kaum Israel ada banyak, sekurangnya 3x setahunnya (Penebusan dosa, untuk Allah dan untuk pendamaian), Oleh karenanya, saat eksodus, per keluarga juga membawa ternak (kambing, domba, sapi lembu dan juga unggas), sekurangnya sepasang dari masing-masingnya, maka panjang barisan eksodus itu akan PULUHAN/RATUSAN KILOMETER panjangnya.
- Note:
Dalam aturan baris berbaris, ref SK Pangab no.611/X/1985, disebutkan lebar langkah lambat = 40 cm, dari sini kita dapat mengukur jarak antar baris, yaitu 40 cm antar depan dan belakangnya + diri sendiri agar tidak bertabrakan saat melangkah, jadi, jarak antar baris 40 cm x 3 /2 = 60 cm
Berapa populasi Israel?
Musa adalah Piutnya Yakub: Levi (anak: wafat 137 tahun) - Kehat (cucu: wafat 133 tahun) - Amram (cicit/buyut: wafat 137 tahun) - Musa (Piut: 80 tahun saat eksodus) [Kej.46.11; Kel 6.15-19].
Yakub mengawini 2 anak perempuan Laban, yaitu: kakak (Lea) dan adik (Rahel). Lea melahirkan terlebih dahulu 6 anak laki dan 1 anak perempuan, setelah Lea tidak beranak lagi, barulah Rahel melahirkan Yusuf (Kej 30.19-21). Lewi adalah anak ke-3-nya Lea (Kej 29.31.34), Ia lebih tua dari Yusuf. Karena usia sapih menyusui adalah 3 tahun (2 Makabe 7:27 dan 2 Taw 31.16), maka selisih usia antara Lewi dan Yusuf adalah sekitar 12 tahun (4x3 tahun).
Yakub berusia 130 tahun saat tiba di Mesir (Kej 47.9) = Usia Yusuf 39 tahun (usia 30 tahun bertemu Firaun, Kej 41.46 + 7 tahun masa berlimpah, Kej 41.53 + 2 tahun masa kelaparan, ketika Yakub sekeluarga tiba di Mesir, Kej 45.6) dan Yakub wafat di Mesir pada usia 147 tahun (Kej 48.28).
Jumlah Yakub sekeluarga saat tiba di Mesir = 70 orang (kita abaikan perbedaan jumlah antara PL VS PB (KPR 7.14), bahwa jumlah = 75 orang), yaitu dari istri: Lea (33 orang) + Zilpa (16 orang) + Rahel (14 orang) + Bilha (7 Orang) [Kejadian 46.5-27; Keluaran 1.1-5] yaitu: 68 Pria (Yakub + 12 anak + 51 cucu + 4 cicit) dan 2 wanita (Dina anak perempuannya dan Serah cucunya dari Asyer), Yakub tidak disebutkan beranak lagi setelah di Mesir, sehingga hanya 67 pria yang kemungkinan beranak-pinak sampai eksodus di jaman Musa:
- saat Yusuf lahir, Yakub berusia 91 tahun (130 - 39 tahun),
- saat Lewi lahir, Yakub berusia 79 tahun (91 - 12 tahun),
- saat tiba di Mesir, Yakub berusia 130 tahun, Lewi berusia 51 tahun (130-79 tahun) atau 48 tahun ("Wasiat Levi" no.58),
- saat Kehat lahir, Lewi berusia 35 tahun (Wasiat Lewi no.51), saat di Mesir, Kehat berusia 13/16 tahun (48/51 - 35),
- saat Amram (cucu Levi dari Kehat) dan Yokhebed (anak perempuan Lewi) lahir, Lewi berusia 64 tahun (Wasiat Lewi no.55, 57), Kehat berusia 29 tahun (64 - 35 tahun), Jarak tahun saat tiba di Mesir sampai Amran/Yokhebed lahir = 13/16 tahun
- saat Amram mengawini Yokhebed, Lewi berusia 94 tahun (Wasiat Lewi no.57), Kehat berusia 49 tahun (94 - 35 tahun), Amram berusia 30 tahun,
- saat Musa lahir, Yokhebed berusia 130 tahun (Midrash Rabbah 1.19), artinya kaum Israel sudah 143/146 tahun di Mesir (13/16 + 130 tahun) atau menurut sumber lain, jarak waktu antara wafatnya Levi - Musa = 48 tahun ("The Annals of the World", James Ussher, hal.34), artinya saat Musa lahir: kaum Israel sudah 134/137 tahun di Mesir (137 - 48/51 + 48) dan Yokhebed berusia 121 tahun (137 - 64 + 48). Usia Yokhebed melahirkan ini bahkan jadi lebih tua dari Sarah (istri Abraham, yaitu 90 tahun, Kej 17.17)
- Tabari: Riwayat Ibn Humayd - Salamah b.Al-Fadl - Muhammad b.Ishaq: Seseorang selain Ibn Ishaq berkata: Lewi lahir ketika Yakub 89 tahun, Kohat lahir ketika Lewi berusia 46 tahun, Izar/Yizhar lahir dari Kohat, Amram lahir dari Izar/Yizhar. Amram dan Jochebed lahir, ketika Izar/Yizahar berusia 60 tahun..Musa lahir dari Amram ketika Amran berusia 70 tahun.. [Tabari, Vol.3, hal.30-31. Di Alkitab, Amram dan Izar adalah saudara kandung karena keduanya anak Kohat, Kel.6.17], maka maka jaraknya adalah 210 tahun [60+70+80 tahun].
- Josephus: Jarak wafatnya Yusuf dan Musa adalah 4 generasi sejumlah hampir 170 tahun ["Against Apion" buku ke-1 no.35], oleh karena Yusuf wafat di usia 110 tahun [Kej 50.22, 26], Ia hidup 71 tahun (110-39 tahun) sejak Yakub sekeluarga tiba di Mesir, sehingga lama waktu kaum Isrel di Mesir sampai eksodus, jika mengikuti Josephus, maka hanya: 241 tahun
- Generasi ke-1/Lewi (Yakub, anak, cucu dan cicit) = 68 pria;
- Generasi ke-2/Kehat: 67 x 4.25 = 280 pria;
- Generasi ke-3/Amran: 280 x 4.25 = 1,168 pria;
- Generasi ke-4/Musa: 1,168 x 4.25 = 4,869 pria
"yam suph"
Kata ini ditranslasi ke Yunani menjadi "laut merah" padahal "Suph" artinya bukan "merah" namun "alang-alang" [Kenneth Kitchen, "On the Reliability of the Old Testament" (Eerdman's, 2003), pp.261-263], jadi seharusnya adalah "lautan alang-alang" [sea of the reeds]. Terjemahan menjadi laut merah adalah terjemahan bahasa Yunani (Erythra Thalassa/Ἐρυθρὰ Θάλασσα) dan Latin (Mare Rubrum; Sinus Arabicus; arti literal = "teluk Arab"). Ada yang mengkaitkan nama "laut merah" dengan musim ramainya sejenis alga [Trichodesmium erythraeum] yang berwarna merah (lihat foto), warnanya tidak merah. Lainya mengatakan nama laut merah berasal dari suatu suku lokal yang mempuyai nama "merah" yaitu Himyarit. Lainnya lagi dan lebih digemari para ahli adalah kata "merah" digunakan untuk "arah selatan" mata angin. Warna arah utara adalah "hitam", di mana laut hitam berada. Dasar argumen warna karena warna sebagai arah telah digunakan luas di beberapa kebudayaan tua dunia [Asia, Amerika, Turki] yang menggunakan warna sebagai arah mata angin. Herodotus memberikan nama laut di selatan sebagai "laut merah/Erythraian" (Buku ke-1.11; ke-4.37).
Berikut petikan kisah Musa di Islam dan Ibrani/Nasrani ketika membelah laut dan menenggelamkan Firaun dan tentaranya:
- Kemudian (Firaun) HENDAK MENGUSIR MEREKA dari bumi (Mesir) itu, maka Kami tenggelamkan dia serta orang-orang yang bersama-sama dia seluruhnya, dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil: "Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu)" [AQ 17.103-104]
ALLAH QURAN VS ALLAH ALKITAB, pastilah berbeda, karena di Alkitab, FIRAUN TIDAK MENGUSIR ORANG ISRAEL:
..Tetapi AKU TAHU, RAJA MESIR TIDAK AKAN MEMBIARKAN KAMU PERGI, kecuali dipaksa tangan yang kuat..sesudah itu IA AKAN MEMBIARKAN KAMU PERGI. Dan AKU AKAN MEMBUAT ORANG MESIR BERMURAH HATI KEPADA BANGSA INI, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa,..[Kel.3.19-21] - Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu[933], kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".Maka Firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. [AQ 20:77-78]
[933]Membuat jalan yang kering di dalam laut itu ialah dengan memukul laut itu dengan tongkat. Lihat ayat 63 surat Asy Syu'araa. - Maka Firaun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." Lalu Kami wahyukan kepada Musa: 'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu' Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar".Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.[AQ 26:60-66]
- Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat ... Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. [Keluaran 14.20-29]
Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu. [Kel.15.4-5]
Dalam rekonstruksinya Carl Drews dan Weiqing Han:
- Kecepatan angin 101 Km/jam harus terjadi selama 12 jam, agar laut dengan kedalaman 1.8 M dapat terdorong dan membentuk dataran kering sepanjang 3.2km - 4km dengan lebar 4.8km yang akan bertahan selama 4 Jam
- Angin tersebut hanya akan menyibak 1 bagian saja, yaitu bagian yang berisi air, di mana angin hanya mendorong air menjauh dari sisi lainnya namun tidak membelah dua air laut
- Note:
Tahun 1912 kapal TITANIC yang mengangkut 1553 orang, tenggelam dan 73 tahun tahun kemudian, dilakukan penyelaman dengan peralatan modern namun TIDAK DITEMUKAN 1 tulangpun, karena habis oleh biota laut dan asinnya air laut. Jika 73 tahun seperti itu, maka di 3000 tahun, tidak mungkin ditemukan 1 tulang utuh. William H. Shea, dari Institut riset Alkitab tentang Roda kereta perang: Itu BUKAN dari bangsa Mesir tapi dari bangsa Assyrian/abad ke-8 SM, ada perbedaan ketebalan roda dan janggal setelah 3000 tahunan terbenam di laut, ditemukan masih sangat terawat.
- Note:
Tidak satupun ahli (Taurat, Alkitab, Bahasa, apalagi Arkeolog) yang tahu lokasi keberadaan Sukot dan Etam di padang gurun (oleh karenanya banyak variasi pendapat tentang rute eksodus dan jaraknya), namun yang pasti adalah seluruh tempat singgah sebelum menyeberang laut, berada dalam lingkup Mesir.
- Jalan: lambat [4km/jam]; normal [6.5km/jam] dan cepat [8-10km/jam]
- Berlari: 13 to 21 km/jam.
Pada jam 02.00 s/d 06.00 [Waktu jaga pagi], Tuhan mengacaukan tentara Mesir sehingga kereta-kereta tentara Mesir menjadi rusak dan menjadi kesulitan bergerak (Kel 14.24). Di sepanjang malam, Musa, dengan bantuan angin Timur membelah laut dan membuat laut menjadi tanah kering (Kel.14.21), sementara tentara Mesir bergerak ke laut sekitar jam 02.00 malam (Kel 14.24) sampai ke tengah laut di menjelang pagi (kel 14.27), karena tidak tersusul-susul hingga tengah laut, kecepatan Firaun dan tentaranya tentunya kurang lebih menjadi sama dengan rombongan kaum Israel, yaitu 4 KM/jam, oleh karenanya, rombongan kaum Israel, berangkat sekitar 4 jam-an sebelumnya Allah merusak roda tentara Mesir dan upaya Musa, mulai sekitar 4 jam-an saja sebelum rombongan kaum Israel mulai menyebrang.
- Note:
Di area sekitar teluk Aqaba, laut Merah dan Sinai angin yang bertiup BUKAN angin Timur. 95% angin yang bertiup adalah angin Utara, sisanya angin Selatan. Yang lebih keras bertiup adalah angin Selatan, mereka menyebutnya "Hamasin" [lihat di sini, di sini dan di sini]
- "..Allah berfirman pada Musa: "pukul laut dengan tongkatmu!" Musa mengikuti yang diperintahkan. Angin dahsyat bertiup..dan dalam sekejab laut terbelah, gelombang laut tegak berdiri setinggi gunung di setiap sisinya ["Stories of The Prophets", Ibn Kathir]. Setelah air terpisah menjadi seperti gunung yang besar, Allah mengirim angin untuk mengeringkan dan mengeraskan daratan agar bisa dilalui [Tafsir Ibn Kathir AQ 20.77-79]
- Ibn Mas`ud, Ibn `Abbas, Muhammad bin Ka`b, Ad-Dahhak, Qatadah dan lainnya: "laut terbelah seperti Gunung yang besar". `Ata' Al-Khurasani: "ini seperti sebuah jalan di antara 2 gunung". 'Ibn `Abbas: "Laut terbelah menjadi 12 jalur, setiap jalur untuk setiap suku'' As-Suddi menambahkan, "di dalamnya ada jendela-jendela yang mereka bisa melihat satu dengan lainnya dan airnya menegak seperti dinding" [Tafsir Ibn kathir AQ 26.63-66]
Kecepatan angin sekeras apa yang harus bertiup selama 4 jam agar dapat menghasilkan ketinggian tembok air seperti 'gunung yang besar' dan/atau bahkan menjadi 12 jalur?! Bagaimana mungkin tidak ada satu manusia-pun yang beterbangan oleh kekuatan angin yang sangat gila ini, padahal tentara Mesir bukan kesayangan Tuhan, mengapa mereka dapat sampai ke tengah laut TANPA tersapu angin? [Untuk kejanggalan lainnya buka di sini dan di sini]
Drews dan Han pun RAGU BAHWA rombongan kaum Israel mampu berjalan melintasi laut di bawah kuatnya tekanan angin sekuat itu, tapi mereka tidaklah sendirian, bahkan Rabbi Yahudipun ragu, misalnya Rabbi David Wolpe, di artikel "L.A Times" tahun 2001, yaitu "Doubting the Story of Exodus", Ia mengakui bahwa kisah MUSA membelah LAUT MERAH tidak benar-benar terjadi
Sementara beberapa lainnya, menjadikan kisah Musa membelah laut dan tenggelamnya Firaun, sebagai klaim syiar, misal "Republika" (dan situs lainnya) bahwa gara-gara ditemukannya unsur garam di jazad mumi Firaun, maka Bucaille masuk Islam[↓]. Klaim ini sangatlah menggelikan, karena disamping Bucaille adalah dokter medis yang berpengalaman selama 37 tahun, Ia juga ahli pencernaan. Ia tahu pasti kegunaan unsur garam (garam umum: Sodium Klorida; Natron: campuran Sodium Karbonat, sodium bikarbonat dan sodium sulfat) PADA PROSES pengawetan/Pembalseman sebagai unsur utama mengatasi proses pembusukan akibat kelembaban. Dalam teknik pembalseman Mesir kuno, tubuh para mumi Mesir dikeringkan dengan menggunakan Natron [Garam], yaitu: Sodium/natrium karbonat [agen pengering], Sodium/natrium bikarbonat [Ketika mengalami kelembaban, akan meningkatkan pH dan menghambat bakteri pembusuk], natrium klorida [garam, penyeimbang asam-basa] dan natrium sulfat [Osmo regulator]. Natron tersedia melimpah di sepanjang sungai Nil. Herodotus (484 - 425 SM) menyampaikan penggunaan garam pada proses pembalseman, "...mereka menyimpannya untuk pembalseman menutupinya dengan natron/garam selama 70 hari..." ["The History of Herodotus", Buku ke-2: Euterpe, no.86]
G. Elliot Smith (yang namanya dikutip Bucaille dibukunya), menyatakan ‘Dapat dengan yakin dinyatakan bahwa di sebagian besar periode, garam umum adalah bahan pengawet penting yang digunakan orang Mesir untuk membalsem' ["A Contribution to the Study of Mummification in Egypt", G. Elliot Smith, p.18. Lihat: "ANCIENT EGYPTIAN MATERIALS & INDUSTRIES", A. Lucas, hal.313]. Dari beberapa sample yang diteliti A. Lucas, Ia menyampaikan:
- Mumi yang mengandung garam umum, misalnya: 2 mumi dinasti ke-12, Firaun ke-13 dinasti ke-18: Tutankhamun [hal.314], Firaun ke-4 dinasti ke-19: Mernetaph, untuk mumi ini, A.Lukas bahkan menyatakan: "Garam, ada, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil, sebagian besar tidak terlihat mata telanjang, meski ada beberapa area yang sangat kecil di mana terdapat kemekaran kristal garam kecil, begitu kecilnya sehingga tidak segera dapat hanya dilihat tanpa lensa", mumi dinasti ke-17, mumi perempuan, Nsikhonsou dinasti ke-21, mumi abad ke-5 M [Hal.315].
- Mumi yang mengandung Natron, misalnya: mumi dinasti ke-11/12 (kerajaan tengah, Mesir), mumi dinasti ke-12, 2 mumi perempuan dan 1 mumi anak kecil dinasti ke-18 [hal.319].
Untuk teknik pembalseman lain, misalnya mumi Rosalia Lombardo, berusia 2 tahun, dari Palermo, sisilia). Ia wafat 6 December 1920 akibat pneumonia/radang paru. Ia terlihat segar bagaikan tidur. Proses pembalsemannya menggunakan teknik modern, salah satu unsur yang digunakan adalah garam seng. Apakah karena ada unsur garam seng, maka mumi manis ini juga tenggelam di laut, juga?
Mayat Firaun: Tenggelam atau Tidak?
- serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya DAN KAMI TENGGELAMKAN Firaun dan pengikutnya (wa-aghraqnaa aala fir'awna)..[AQ 8.54, turun di urutan ke-88]
Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu DAN KAMI TENGGELAMKAN Firaun dan pengikutnya (wa-aghraqnaa aala fir'awna) sedang kamu sendiri menyaksikan[47] [AQ 2.50, turun di urutan ke-87]
- [47] Waktu Nabi Musa a.s. membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Firaun, mereka harus melalui laut Merah sebelah Utara. Maka Tuhan memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. Perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya ditengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. Sedang Firaun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi di waktu mereka berada di tengah-tengah laut, kembalilah laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka [Tafsir Jalalain]
Hari Ashura [Arab = kesepuluh] diperingati kaum Yahudi dan Sunni atas selamatnya Musa dan kaum Yahudi dari kejaran musuh [Tafsir Ibn kathir; Hadis Bukhari 3.31.222] tapi Kaum Syiah merayakan Ashura adalah sebagai peringatan atas wafatnya Husain bin Ali [cucu nabi Muhammad] yang dimutilasi sesama Muslim pada perang Karbala [10 Muharam, 61 H]
dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang AKAN DITENGGELAMKAN [AQ 44.24, turun di urutan ke-64]
Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka LALU KAMI TENGGELAMKAN MEREKA SEMUA (fa-aghraqnaahum ajma'iina), [AQ 43.55, turun di urutan ke-63]
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu TELAH HAMPIR TENGGELAM (adrakahu al-gharaqu) berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu[704] supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. [AQ 10.90-92, turun di urutan ke-51]
- [704] Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Firaun itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir
Tafisr Ibn Kathir untuk AQ 10.90-92:
Ibnu Abbas dan para salafi lainnya: "Beberapa Bani Israel meragukan kematian Firaun sehingga Allah memerintahkan lautan untuk melemparkan tubuhnya - utuh, tanpa jiwa - lengkap dengan baju besinya yang terkenal. Tubuh itu dilemparkan ke tempat yang tinggi di tanah itu sehingga Bani Israel dapat memastikan kematian dan kehancurannya" [Juga tafsir Jalalain AQ 10.92]
Kemudian (Firaun) hendak mengusir mereka (Musa dan pengikut-pengikutnya) dari bumi (Mesir) itu, MAKA KAMI TENGGELAMKAN DIA (Firaun) (fa-aghraqnaahu) dan orang-orang yang bersamanya seluruhnya (waman ma'ahu jamii'aan) [AQ 17.103, turun di urutan ke-50]
Dan KAMI TENGGELAMKAN (aghraqnaa) GOLONGAN YANG LAINNYA (al-aakhariina). [AQ 26.66, turun di urutan ke-47]
Kemudian Kami menghukum mereka, MAKA KAMI TENGGELAMKAN MEREKA (fa-aghraqnaahum) di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu [AQ 7.136, turun di urutan ke-39]
Di Islam terdapat prinsip Nash [Pembatalan] dan Manshuk [Penggantian] (misal di: AQ 2:106, 16:101, 13:39 17:86, dan 22:52) yang diterapkan jika terdapat hukum yang saling bertentangan dan bukan melengkapi, bahwa yang diturunkan belakangan MEMBATALKAN hukum sebelumnya. AQ 43.55 TURUN LEBIH BELAKANGAN dari AQ 10.92 dan di ayat tersebut Firaun dinyatakan tenggelam, maka AQ 43.55, MEMBATALKAN AQ 10.92.
Konsekuensinya, seluruh kitab Abrahamik, berada pada posisi sama yaitu mayat firaun tetap tenggelam.
Benarkah Dr Bucaille Mualaf?
Sampai wafat di tanggal 17 Februari 1998, Bucaille tetap non-Muslim. [Juga lihat di sini, di sini. Juga lihat di sini, Ia tidak tercantum sebagai Muslim dan di sini]
Apa yang sebenarnya ditemukan oleh Bucaille?
Di "The Bible, The Qur'an and Science" [1976], Bucaille menyampaikan informasi tentang kondisi mumi Merneptah (anak Ramesses II), namun sampai buku tersebut dicetak, HASIL PEMERIKSAANNYA BELUM ADA:
- Elliot Smith membuka lapisan pembungkus mumi pada tanggal 8 Juli 1907. Ia jelaskan rinci deskripsi pengerjaan dan pemeriksaannya atas mayat di bukunya The Royal Mummies (1912).
Pada waktu itu mumi dalam keadaan terawetkan baik walaupun ada beberapa bagian yang rusak/memburuk. Sejak itu mumi dipamerkan kepada pengunjung Musium Kairo dengan kepala dan leher terbuka, sedangkan bagian lainnya tertutup...
Pada tahun 1975 para penguasa tinggi Mesir mengijinkan saya memeriksa bagian-bagian tubuh Firaun ... Jika kita dibandingkan keadaan mumi sekarang dan pada 60 tahun lalu, sangat jelas bahwa Ia mengalami kerusakan dan bagian-bagiannya hilang. Kain pembalut mumi banyak yang hancur, baik karena tangan manusia ataupun oleh waktu.
Kerusakan alami ini mudah dijelaskan karena perubahan kondisi penyimpanan ketika ditemukan di akhir abad ke-19 setelah terbaring 3000an tahun lebih di makam Nekropolis, Thebes. Jaman ini mumi dipamerkan dalam wadah kaca sederhana yang tidak kedap udara, juga tidak terlindungi dari polusi mikroorganisme. Mumi terpapar fluktuasi suhu dan perubahan kelembaban musiman: adalah sangatlah jauh dari kondisi-kondisi yang memungkinkannya tetap terlindungi terhadap sumber kerusakan apapun selama sekitar 3000 tahun. Ia mengalami kehilangan perlindungan yang diberikan pembungkusnya dan dari keuntungan karena tetap dalam lingkungan makam tertutup yang suhunya lebih konstan dan lebih sedikit udara lembab daripada di Kairo pada musim-musim tertentu. Tentu saja, ketika di Necropolis sendiri, mumi harus bertahan dari kedatangan penjarah kuburan (mungkin di saat awal) dan pengutil/hewan pengerat: Penyebab sejumlah kerusakan, tetapi biar bagaimanapun keadaannya (tampak) jauh lebih untung baginya untuk bertahan di ujian waktu daripada sekarang.
Atas saran saya, dilakukan investigasi khusus selama pemeriksaan mumi di bulan Juni 1975, sebuah studi radiografik yang sangat baik telah dilakukan dokter El Melegy dan Ramsys, dan pemeriksaan Thorax melalui celah pada dinding dada dilakukan dokter Mustafa, juga pemeriksaan perut. Ini adalah kali pertamanya endoskopi diterapkan pada mumi. Teknik ini memungkinkan kita untuk melihat dan memotret beberapa detil penting dalam tubuh. Profesor Ceccaldi melakukan studi forensik medik umum (general medico-legal yang akan dilengkapi pemeriksaan mikroskopis untuk beberapa fragmen kecil yang terjatuh spontan dari tubuh mumi, yang akan dikerjakan oleh Profesor Mignot dan Dokter Durigon. DENGAN MENYESAL SAYA KATAKAN BAHWA PERNYATAAN PASTI TIDAK DAPAT DIBUAT KETIKA BUKU INI DICETAK [note: November 1975, edisi pertama Perancis]
Apa yang mungkin dapat diturunkan dari pemeriksaan adalah ditemukan banyak lesi (kerusakan jaringan) tulang dengan lubang luas, beberapanya mungkin terjadi setelah kematian yang meski BELUM MUNGKIN UNTUK DAPAT DIPASTIKAN apakah beberapa terjadi sebelum atau setelah kematian Firaun. Besar kemungkinan Ia wafat karena tenggelam, MENURUT NARASI KITABIAH, atau dari guncangan sangat keras yang mengawali saat tenggelamnya, atau sekaligus keduanya.
Hubungan kerusakan-kerusakan jaringan ini dengan kerusakan yang sebab-sebabnya telah disinggung di atas membuat pelestarian yang benar terhadap mumi Firaun ini entah bagaimana bermasalah, kecuali jika tindakan pencegahan dan pergaikan tidak segera dilakukan ... ["5. Pharaoh Merneptah's Mummy". Juga: PDF dan alternatif terjemahan Indonesia]
- Dalam rangka memperoleh data komparatif yang berhubungan dengan penemuan medik, kami memperluas riset pada mumi-mumi yang berkuasa di periode lainnya. Riset menempatkan kita pada posisi membawakan data yang berhubungan dengan poin-poin tertentu..,pada cara tertentu yang saat ini banyak hipotesa yang berasal dari komentar kitab-kitab sebelum tahun 1976, tidak dapat di gunakan lagi. sejauh berhubungan dengan eksodus, sebagaimana yang saya tekankan di bab 9, Ramses II tidak memungkinkan dalam posisi mengepalai tentara Mesir untuk mengejar kaum Yahudi. Dikarenakan Ia menderita penyakit yang menyebabkan ia tidak berdaya -seperti ditunjukan dari hasil sinar x- Ia tidak dapat ikut mengejar. Ramesses II tidak mungkin ikut pada bagian terakhir eksodus.Di lain pihak, kita dapat menyebutkan tanpa keraguan, penerusnya yaitu Merneptah, jelas cedera karena hentakan-hentakan yang berakibat luka berat yang cepat atau seketika mematikan. Tanpa mengesampingkan kematian akibat di air, yang ditekankan oleh kitab-kitab suci, Studi medis memperlihatkan bahwa luka-luka timbul dari kekerasan brutal
Kenapa Firaun yang dirujuk adalah Ramesses II?
Alkitab berkali-kali menyebut kota Rameses/Raamses, pertama kalinya, saat Yusuf berusia 39 tahun, Yakub sekeluarga baru saja tiba di Mesir (Kej 47.11), kemudian setelah Yusuf wafat dan muncul Firaun baru (Kel 1.8) yang tidak kenal nama Yusuf lagi diwaktu dekat kelahiran Musa saat mendirikan kota perbekalan (Kel 1.11), Firaun ini masih hidup beberapa tahun ketika Musa di Midian dan kemudian wafat (Kel 2.23, 4.19), setelahnya Musa diperintah Allah ke Mesir untuk bertemu Firaun berikutnya dan membawa kaum Yahudi keluar Mesir, dari tanah Gosyen/kota Raamses/Rameses ke Sukot (Kel 12.37; Bil 33.3,5), sehingga jika disusun cocokloginya, maka:
- Penamaan kota dengan namanya wajar terjadi di masa pendiri dinasti baru, oleh karenanya, kota Rameses/Raameses, mulai ada di jaman Ramesses I (1292-1290 SM, pendiri dinasti ke-19 Mesir) [Yaitu saat Yakub sekeluarga tiba di Mesir, mereka menetap di Rameses],
- Setelahnya, digantikan anaknya, Seti I (1290-1279 SM), wafat di bawah usia 40 tahun,
- Setelahnya, digantikan anaknya, Ramesses II naik tahta (1279-1213 SM, menjadi pewaris tahta diusia 14 tahun, Ia memerintah 66 Tahun dan 2 bulan, Ia wafat di umur 90/91-99 tahun) [Musa di Midian],
- Penerusnya adalah Merneptah (1213 - 2 May 1203 SM, anak ke-13 dari Istri ke-2 Ramesses II, wafat di usia 70/80 tahun. Kakak kandungnya, Khaemwaset, ke-3 dari 5 bersaudara atau ke-4 dari seluruh ibu lainnya. Khaemwaset wafat diusia 61 tahun tahun 1224 SM/11 tahun sebelum wafatnya Ramesses II. 12 kakak lainnya juga sudah wafat. Merneptah sebagai pangeran penerus tahta adalah 11 tahun) [Peristiwa eksodus]
Ada berapa Firaun di kehidupan Musa?
Versi Islam: Hanya mengenal 1 Firaun selama jaman Musa.
- Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai ... Maka dipungutlah ia oleh keluarga Firaun ... Sesungguhnya Firaun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah isteri Firaun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak",...Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya).. .maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu..?." Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita..[AQ 28.7-13]
Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya,..Dan Musa masuk ke kota.., maka didapatinya..dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya dan seorang dari musuhnya. Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya,..lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu..Dan datanglah seorang laki-laki..seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah.." Maka keluarlah Musa dari kota itu..sampai di sumber air negeri Madyan.. datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan...Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku 8 tahun dan jika kamu cukupkan 10 tahun maka itu adalah dari kamu.. Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung..Maka tatkala Musa sampai ke api itu, diserulah dia dari pinggir lembah.., yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.. [AQ 28.14-15, 20-23, 25, 28,30-35]
Dan ketika Tuhanmu menyeru Musa: "Datangilah kaum yang zalim itu kaum Firaun... Berkata Musa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku.. maka utuslah kepada Harun.. , maka aku takut mereka akan membunuhku." Allah berfirman: "Jangan takut, maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami;.., Maka datanglah kamu berdua kepada Firaun dan katakanlah olehmu: "Sesungguhnya Kami adalah Rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah Bani Israil beserta kami.". FIRAUN MENJAWAB: "BUKANKAH KAMI TELAH MENGASUHMU DI ANTARA KAMI, WAKTU KAMU MASIH KANAK-KANAK DAN KAMU TINGGAL BERSAMA KAMI BEBERAPA TAHUN DARI UMURMU. dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu... BERKATA MUSA: "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. LALU AKU LARI MENINGGALKAN KAMU KETIKA AKU TAKUT KEPADAMU kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul.[AQ 26.11-22]
- Tafsir Ibn kathir:
"..Ia diperintahkan pergi ke Firaun, yang Ia pernah lari darinya, untuk menyampaikan pesan Allah..[Stories of the Prophets, Ibn Kathir, hal.182] ... Firaun sudah, sebelum kelahiran Musa, mengeluarkan perintah yang keji untuk memusnahkan seluruh kaum Israel. [hal.188]". Hal ini menunjukkan bahwa Firaun yang dulunya pernah mengasuh Musa di rumahnya adalah Firaun yang menjadi sasaran dakwah Musa. Informasi ini berbeda dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Ahli Kitab yang menyatakan bahwa Firaun sudah meninggal ketika Musa pergi meninggalkannya. [Kisah Para Nabi, Ibn Kathir, hal.417]
- Menurut Ibn Thalabi dalam "'Ara'is Al-majalis Fi Qisas Al-anbiya", ada TIGA Firaun SEBELUM Musa, yaitu ke-1, Al-Rayyan bin Al-Walid bin Tharwan; ke-2, Qâbus bin Mus`ab bin Al-Rayyân; ke-3, adik Qabus yaitu Abu-Al-`Abbâs Al-Walid bin Mus`ab bin Al-Rayyân dan yang ke-4, adalah firaun pada jaman Musa. Firaun ini mengawini Asiyah binti Muzahim bin`Ubayd bin al-Rayyan bin al-Walid, Firaun pertama jaman Yusuf. Dikatakan Firaun ini berumur sangat panjang (beberapa mengatakan 400 tahun) (hal.279). Di Muruj Al-Ðahab: Musa lahir jaman Firaun ke-4 Mesir yang bernama Al-Walid bin Mus`ab bin Mu`âwiyah. Musa hidup selama 240 tahun. Al-Baydhâwi: Musa tinggal di kediaman Firaun hingga usia 30 tahun. Ali bin Abi Tâlib: Musa di Midian selama 50 Tahun. Abdul Wahab Al-Najjâr dan di Muruj Al-Ðahab: dan Tuhan mengambil jiwa Harun ... 7 bulan sebelum kematian Musa. Tuhan mengambil jiwa Harun ketika berusia 123 tahun dan juga dikatakan Ia wafat diusia 120 tahun, Musa wafat 3 tahun setelah Harun. ["THE PROPHETS, THEIR LIVES AND THEIR STORIES", Abdul-Sâhib Al-Hasani Al-'âmili].
- Riwayat Ibn Humayd – Salamah - Ibn Ishaq: ..sampai jaman Firaun, yaitu orang yang Tuhan utus Musa kepadanya. Di antara seluruh Firaun, dia yang paling lama umur dan juga masa pemerintahannya, namanya Al-Walid bin Musab, istrinya perempuan bani Israel bernama Asiyah bt.Muzahim… waktu dekat kelahiran Musa, para peramal memberitahu firaun bahwa seorang anak yang dilahirkan orang Israel akan menghancurkannya dan kerajaannya, Lalu Firaun memerintahkan pembunuhan terhadap setiap anak laki-laki yang baru lahir.. [Tabari, Vol.3, hal.31-32]. Riwayat Ibn Humayd - Salamah - Muhammad b.Ishaq - `Abdallah b.Abi Najih - Mujahid: .. (Firaun) memerintahkan jarak membunuh bayi laki-laki selang setahun, Harun lahir di tahun tidak ada pembunuhan, Musa lahir di tahun ada pembunuhan. Harun lebih tua setahun dari Musa (juga dari riwayat Al-Suddi - Musa b. Harun - Asbat'; Al-Suddi - Abu Malik dan Abi Salih - Ibn Abbas; juga dari Murrah al-Hamdani - Ibn Mas`Ud dan dari para sahabat Nabi) [ibid, hal.33]. Riwayat Humayd - Salamah b.Al-Fadl - Muhammad b.Ishaq: ..Seseorang selain Ibn Ishaq berkata: ... saat Musa lari ke Midian, umurnya 41 tahun, saat Tuhan memanggilnya di gunung Sinai, umurnya 80 tahun, Nama Firaun adalah Qabus b.Mus`ab, istrinya bernama Asiyah binti Muzahim bin`Ubayd bin al-Rayyan bin al-Walid, Firaun pertama jaman Yusuf ... (Di Midian) Musa diberitahu Tuhan, bahwa Qabus b.Mus`ab telah wafat digantikan saudaranya Al-Walid b.Musab ... Dikatakan bahwa al-Walid menikahi Asiyah binti Muzahim setelah saudaranya ... 80 tahun sejak lahirnya Musa sampai eksodus. 40 tahun di Padang gurun. 120 tahun sejak Musa lahir hingga wafat [ibid, hal.30-31]
Note:
Asiyah bukan dari kalangan bani Israel. Firaun dan bani Mesir turunan Imlak bin Lud bin Sem bin Nuh [Tabari, Vol.2, hal.16] sedangkan bani Israel turunan Eber/Hebrew/Ibrani bin Arpaksaad bin Sem bin Nuh (Ibid, hal.16) [Lihat: NUH]
- Ketika Musa kembali ke Mesir di usia 80/83 tahun, yaitu tahun ke-11/14 pemerintahan Firaun ini yang berusia 17/20 tahun, saat Musa lahir, maka usia anak perempuan Firaun ini masih kecil 3/6 tahun, tidak cocok untuk dibolehkan mandi di sungai;
- Manetho juga menyebutkan tentang keberadaan kerajaan Hyksos (dinasti ke-13) dan Hykos belumlah ada pada jaman Firaun ini, sementara keberadaan Mosheh baru ada setelah 393-an tahun dari Hyksos [Josephus, "Against Apion, 1.14);
- Dari variasi pendapat para ulama Islam di atas tentang jarak tahun antara Musa - Isa, jika kelahiran Yesus di tahun 0 Masehi, maka Kehidupan Musa TIDAK LEBIH dari abad ke-19 SM
- Tidak ada satupun literatur non kitabiah bahwa di masa Neferkare (ataupun di Firaun periode dinasti manapun) telah terjadi 9 tulah/mukjizat: tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, taupan, laut, dan bukit Thur (AQ 17.101)
Versi Nasrani dan Ibrani: Terdapat 2 Firaun berbeda pada kisaran hidupnya Musa:
- Perjanjian Baru: Musa tinggal di istana Pharaoh sampai umur 40 tahun [KPR 7.23-24], di Midian selama 40 tahun, hingga memperanakan dua anak lelaki dan kembali ke Mesir [KPR 7.29-30]. Musa dan bangsa Israel keluar Mesir mengembara di padang gurun selama 40 tahun [KPR 7.43], Jadi ia wafat diusia 120 tahun.
Perjanjian Lama: Muncul seorang Firaun baru yang tidak mengenal Yusuf. Bangsa Israel telah membesar jumlahnya, memenuhi Mesir dan melebih jumlah jumlah penduduk Mesir, oleh karenanya Firaun itu memerintahkan bidan agar setiap bayi laki-laki dari bangsa Israel harus dibunuh, jika perempuan dibiarkan hidup. [Kel 1.6-22]
Seorang perempuan suku Lewi, bernama Yokhebed melahirkan, saat anaknya berusia 3 bulan, Ia masukan peti dan dihanyutkan di sungai Nil. kakak perempuannya (Miriam) mengawasi dari kejauhan. Saat itu Puteri Firaun sedang mandi di sungai dan dayangnya berjalan di tepian sungai, dilihatnya peti itu, dayangnya disuruh menariknya, ada bayi yang sedang menangis. Miryam menyarankan pada sang Putri Firaun untuk mengambil seorang inang penyusu, ibu bayi itu dipanggil untuk menyusuinya. Setelah tumbuh (gâdal) anak kecil (yeled) dibawa ke (bô') puteri Firaun menjadi anaknya (hayah lah ben) panggilan mengingat/nama (qârâ' shêm) anak (môsheh), katanya ('âmar): "Karena (kı̂y) dari air (min mayim) diangkat/tarik (mâshâh)" [Kel 2.1-10]
- Note:
Harun lebih tua 3 tahun dari Musa (Kel 7.7. Usia sapih menyusui 3 tahun ref 2 Mac 7:27; 2 Trw 31.16). Miryam lebih tua dari Harun/Musa (Bil 26.59), saat kejadian tampak dewasa, karena kata-katanya tertata baik ketika mendekati Putri Firaun dan memberikan solusi: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" [Kel 2.7]. Ketidakcanggungan dan mudahnya mendekati tuan putri, bisa jadi karena usia mereka tidak terpaut jauh. Usia sapih menyusui 3 tahun, membuat jarak lahir Miryam - Harun - Musa, tidak kurang dari 7 tahun, dalam tradisi Ibrani, seseorang dianggap dewasa setelah Bat Mitzvah, yaitu 12 tahun (perempuan/bat) atau 13 tahun (pria/bar) [1 Raja 2.2-3], maka usia Miryam dan sang putri Firaun terpaut tidak jauh, bisa jadi berusia 15 tahunan juga.
Ketika Musa telah dewasa, Ia kemudian membunuh seorang Mesir dan kabur ke Midian [Exodus 2:11-15] dikatakan bahwa Musa telah "telah dewasa" dan masih bujang [exodus 2:16-22]. Umur di frase "telah dewasa", terdapat banyak variasi tahun: "12 (Sh'moth Rabbah 5:1), 18 (Sefer HaYashar), 20 (Sh'moth Rabbah 1), 21 (Yov'loth 47:10), 29 (Shalsheleth HaKabbalah), 32 (BeMidbar Rabbah 14:40), 40 (Sh'moth Rabbah 1), 50 (Artapanus, loc. cit.), atau 60 tahun (Rabbi Moshe HaDarshan, Bereshith Rabathai, p.13)".
Menurut JewishEncylopedia dan kitab Jasher: "Musa kabur dari Mesir menuju Kush/Ethiopia, saat berusia 18 tahun, menjadi raja Ethiophia/Kush di usia 27 tahun memerintah selama 40 tahun, keluar dari Kush ke Midian diusia 66/77 tahun [76.12/73.2]. Di Median bertemu Zipporah dan Ruel adalah bapaknya, Ia memenjarakan Musa 10 tahun, saat tahun ke-9 Musa di penjara, Firaun Melol wafat [77.28], diusia 94 tahun [77.3] dan digantikan Firaun Adikam yang berusia 20 tahun dan memerintah selama 4 tahun [77.1]. Setelah berakhir tahun ke-10, Ruel mengawinkan Zipporah kepada Musa [77.51], usia Musa saat itu 76/77 tahun.
Allah menyampaikan bahwa Firaun dan semua yang ingin dia mati telah wafat (Kel 2.23, 4.19), mengutusnya bertemu Firaun dan membawa kaum Israel keluar Mesir, Saat bertemu, Usia Musa 80 tahun, Harun 83 tahun [Kel 7.7] dan Firaun Adikam 24 tahun. Kaum Israel keluar Mesir mengembara 40 tahun lamanya, Musa wafat diusia 120 tahun [Ulangan 34.7] dan Harun wafat diusia 123 tahun [Bilangan 33.39]
Oleh karenanya, baik dari versi Islam maupun versi Ibrani/Nasrani, dapat disimpulkan bahwa TIDAK ADA satu Firaun-pun yang dapat dikaitkan dengan Musa-nya kaum Abrahamik.
Bagaimana dengan makanan mereka selama 40 tahun di gurun Sinai?
- Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti (lehem) bagimu...petangnya berduyun-duyun burung puyuh (has selaw) datang menutupi perkemahan mereka dan paginya sesuatu tergeletak di sekeliling perkemahan mereka...Kaum Israel menyebutkan namanya: manna, warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu...Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan" [Kel 16.1-35]
..dan Kami turunkan kepada kalian manna dan salwa (almanna waalssalwaa). Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri [AQ 2.57, 7.160 dan 20.80]
Tafsir Ibn kathir untuk AQ 2.57:
Para ahli tafsir berbeda-beda sehubungan dengan hakikat dan manna. All ibnu Abu Talhah - Ibnu Abbas: manna turun di pohon-pohon, lalu mereka menaikinya dan memakannya dengan sepuas-puasnya. Mujahid: adalah getah. Ikrimah: adalah makanan yang diturunkan seperti hujan gerimis. As-Saddi: manna turun, terjatuh di pohon zanjabil/jahe. Qatadah: manna turun di tempat mereka berada seperti turunnya salju, bentuknya lebih putih dari susu dan rasanya lebih manis dari madu; dari terbitnya fajar hingga matahari terbit. Seseorang mengambil sekadar bagi keperluannya di hari itu. Apabila mengambil lebih, maka manna menjadi busuk dan tidak tersisa. hari yang ke-6, mengambil untuk hari itu dan besoknya... Ar-Rabi' ibnu Anas: adalah minuman yang diturunkan, rupanya seperti madu; mereka mencampurnya dengan air, lalu meminumnya. Wahb ibnu Munabbih: adalah roti lembut seperti biji jagung atau seperti dedak. Abu Ja'far ibnu Jarir - Muhammad ibnu Ishaq - Abu Ahmad - Israil - Jabir - dari Amir (yaitu Asy-Sya'bi): madu kalian ini merupakan 1/70 dari manna. Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam: adalah madu. Dalam syair Umayyah ibnu Abu Silt: "Allah melihat bahwa mereka berada di tempat yang tandus, tiada tanaman dan dada buah-buahan. Maka Dia menyirami mereka dengan hujan, dan mereka melihat hujan yang menimpa mereka berupa tetesan madu dan air yang jernih serta air susu yang murni lagi cemerlang". An-natif artinya cairan, sedangkan al-halibul mazmur artinya susu yang murni lagi jernih
Mengenai salwa, Ali ibnu Abu Talhah - Ibnu Abbas: adalah sejenis burung yang mirip dengan burung samani yang biasa mereka makan. [Juga dari Riwayat As-Saddi - (Abu Malik dan Abu Saleh, Ibnu Abbas, dari Murrah, Ibnu Mas'ud, sejumlah sahabat Nabi Saw); Riwayat Ibnu Abu Hatim - Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabah - Abdus Samad ibnu Abdul Wari§ - Qurrah ibnu Khalid - Jandam - Ibnu Abbas; Riwayat dari Mujahid, Asy-Sya'bi, AdDahhak, Al-Hasan, Ikrimah, dan Ar-Rabbi' ibnu Anas]. Ikrimah: adalah sejenis burung seperti burung yang kelak ada di surga, bentuknya lebih besar daripada burung pipit atau sama dengannya. Qatadah: adalah sejenis burung yang berbulu merah yang datang digiring oleh angin selatan. Seorang dari mereka menyembelih dalam kadar yang cukup untuk keperluan hari itu; dan apabila melampaui batas dalam pengambilannya, maka daging burung itu membusuk dan tak tersisa. Tetapi di hari yang keenam, maka ia mengambil untuk keperluan hari itu dan hari esoknya. Wahb ibnu Munabbih: adalah burung yang gemuk seperti burung merpati, burung-burung tersebut datang kepada mereka dengan berbondong-bondong dari Sabtu ke Sabtu. Di riwayat lain dari Wahb:..Allah mengirimkan angin kepada mereka, lalu berjatuhanlah salwa di tempat tinggal mereka; salwa adalah samani yang berbondong-bondong terbang setinggi tombak. Mereka menyimpan daging burung samani itu untuk keesokan harinya, tetapi daging itu membusuk...
Apa arti "Manna"?
TIDAK ADA cacatan keberadaan kaum Ibrani di Mesir, namun terdapat beberapa kata-kata Mesir digunakan, misalnya "manna/Mennu" (arti: makanan) dalam frase "Inikah makanan?" (maan huu) [Kel 16.15] yang menunjukan bahwa bahasa Mesir adalah bahasa Ibu mereka, jadi, baik Tuhan, Musa dan kaum Yahudi TIDAKLAH berbahasa Ibrani tapi berbahasa Mesir. Kata "Mennu" muncul sebulan setelah eksodus, ketika itu, kelaparan hampir membunuh mereka, membuat mereka menyesal meninggalkan Mesir, karena sewaktu di Mesir, mereka "duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!" [Kel 16.3] menjadi berubah drastis akibat terbujuk iming-iming Musa.
Mennu apa yang diberikan Tuhan pada mereka?
Setelah mereka bersungut-sungut kesal, Musa menyatakan bahwa besok "Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti [Kel 16.12] tapi yang terjadi adalah "petangnya berduyun-duyun burung puyuh (has selaw) datang menutupi perkemahan mereka dan paginya sesuatu tergeletak di sekeliling perkemahan mereka" [Kel 16.13].
- Note:
Tapi di Bil 11.5-32, dikatakan bahwa makan burung puyuh baru terjadi di tahun ke-2, dengan awal narasi yang sama, yaitu penderitaan kelaparan mereka, kenangan mereka akan kehidupan makan mereka di Mesir, juga bersungut-sungut, dalam keadaan kurus kering, namun kali ini ada tambahan kalimat bahwa mereka hanya makan manna saja tanpa daging. Ini aneh, karena kaum Israel melakukan variasi penyembelihan hewan ternak bagi ragam upacara, termasuk bakar-bakaran untuk makanan tuhan mereka yang dilakukan tiap hari, pagi dan sore. Ini menunjukan bahwa ternak mereka melimpah ruah [lihat juga: Food for Israel]
"Manna" di atas, tidak cocok menjadi "Roti dari langit", karena tidak seperti hujan lumut di Persia jaman kelaparan besar tahun 1854, Masyarakat saat itu begitu gembiranya, segera bergegas mengumpulkannya, memasaknya dan menjadikannya roti di hari itu juga. Contoh lainnya misalnya hujan binatang dari langit seperti: Ikan, Sapi, katak, ular, cacing dan bahkan telur rebus yang terjadi di beberapa belahan dunia. Kejadian unik ini terjadi karena adanya TORNADO/ANGIN TOPAN di tempat lainnya.
Sayang sekali, kaum Israel kurang beruntung, tidak mendapatkan hujan telur rebus, ikan dan sapi, tapi malah hujan sesuatu yang menyerupai TAHI BURUNG dan itu mereka makan selama 40 tahun.
Berapa kebutuhan logistik perhari mereka?
Berikut sebagai pembanding adalah logistik yang diperlukan dalam ketentaraan:
- Tahun 1958: 160.000 tentara dari angkatan ke-7 ... lebih dari 1.500 ton makanan ditangani setiap bulan ... Ini termasuk sekitar 700.000 pon (350 ton) sayuran segar dan beku, hampir 1.000.000 pon (500 ton) makanan kaleng dan kering dan sekitar 400.000 pon (200 ton) daging dan makanan beku [2nd Quartermaster. Makanan = 280 gram/prajurit/hari]. Untuk 600 ribu orang = 187.5 ton/hari; Untuk 3 juta orang = 937.5 ton/hari.
- Tahun 1942: 120.000 prajurit selama 30 hari, 4000 ton makanan (2500 ton daging dan 1500 ton sayuran, sec II. hal.53) [Quratermaster Field Manual: Makanan = 1001 g/prajurit/hari]. Untuk 600 ribu orang = 666.7 ton/hari; Untuk 3 juta orang = 3333.3 ton/hari
- Perang dunia ke-1: ..di saat awal, tentara Inggris diberikan 18 ons/hari (511 g/hari) makanan (10 ons daging dan 8 ons sayuran)... dan di tahun 1916 dipotong menjadi 6 ons/hari (171 g/hari) daging [Trench Food]. Untuk 600 ribu orang = 133 ton/hari - 338 ton/hari; Untuk 3 juta orang = 565.6 ton/hari - 1689 ton/hari
- situs ini [dan puluhan situs lainnya]: Keperluan harian 2 juta s/d 3.5 juta orang ini sekurang-kurangnya setara dengan 1500 ton makanan, 4000 ton kayu untuk api membuat makanan, 11 juta galon air dan juga perkemahan seluas 750 Mil2
- Studi situasi dehidrasi terjadi dalam 5 hari pada tentara dengan konsumsi air minum 1 liter/hari ["Water Requirements and Soldier Hydration", Scott J.Montain dan Matthew Ely, hal.8]. Oleh karenanya, air minum TIDAK BOLEH KURANG SECARA KONSISTEN selama 5 hari. Untuk 600 ribu orang = 158503 galon/hari (600 ton/hari); Untuk 3 juta orang = 792516 galon/hari (3000 ton/hari).
Dalam 40 tahun pengembaraan, mereka HANYA 5x MENDAPATKAN AIR. Setelah menyeberang laut, mereka telah kekurangan air, berjalan 3 hari ke Syur tidak menemukan air. (Kel 15.22), melanjutkan ke Mara (1) tapi air tidak dapat minum karena pahit, setelah Musa melempar sepotong kayu baru air bisa diminum. Kemudian ke Elim (2) ada 12 mata air (Kel 15.23-27). Kemudian, selewat tengah bulan ke-2 dan sebelum bulan ke-3, ke Rafidim (3), tidak ada air, Musa memukul tongkat pada batu, keluar air, menamakan tempat itu Masa dan MERIBA (Kel 17.1-6), sisanya, selama 39 tahun berikutnya, hanya 2x pengambilan air, yaitu di Kadesh (4), dengan pengulangan narasi kejadian di Rafidim, tidak ada air, memukul tongkat pada batu, keluar air, menamakan tempat itu MERIBA (lagi) (Bil 20.1-13) dan terakhir mendapatkan air di Beer (5) (Bil 21.16).
Mereka ini tentunya luar biasa, keperluan air 3000 ton/hari (baru ukuran untuk manusia posisi minim, belum termasuk untuk ternak, kebutuhan upacara, dan lainnya) diangkut sekaligus di 5x pemberhentian air untuk dipakai selama 40 tahun.
Berbicara tentang gersang dan tandus, maka tentunya jarang ada pepohonan, maka, darimanakah Musa dan 3 jutaan kaum Israel mendapatkan kayu bakar untuk keperluan bakar-bakaran, entah untuk membuat makanan sendiri, ataupun makanan bagi Allah ataupun untuk memasak manna di hari ke-6 ataupun untuk sekedar menghangatkan diri di malam dingin sepanjang 40 tahun di pengembaraan? Sayangnya Allah membungkam diri, tidak menyampaikannya, agar dapat diceritakan pada turunan mereka.
Yang tidak kalah menakjubkannya kemudian adalah tentang bagaimana mereka menangani permasalahan sampah 40 tahun di gurun sinai. Saking menakjubkannya tata kelola mereka, hingga tidak ditemukan 1 (satu) artifak-pun untuk mengabadikan peristiwa ajaib tersebut.
Apa hasil keluar dari Mesir?
YHWH berjanji kepada Musa akan memberikan tanah KANAAN, jika kaum Israel keluar dari Mesir (Ulangan 4.2), NAMUN, hingga 40 tahun kemudian, sampai Musa wafat di tanah MOAB (Yosua 5.6) [juga lainnya yang wafat karena tua, terkena Tulah Allah, sebagai tumbal menenangkan kemarahan Allah (dalam kasus kaum Lewi, misalnya) dan juga dalam peperangan], janji ini TIDAK PERNAH terpenuhi, malah kaum Israel hanya terlunta-lunta hidup sengsara di padang pasir Moab.
Setelah wafatnya Musa, Yosua bin Nun menggantikannya, mereka menyebrangi sungai Yordan, di tanah Kanaan, Yahwe berjanji akan menghalau suku Yebusit (turunan Kanaan, Kej 10.15-16) penduduk asli Yerusalem (Yos 3.10). NAMUN, sampai tahun ke-5 setelah wafatnya Musa (Yos 14.10), walau disebutkan Yosua bin Nun berhasil membunuh Adoni-Sedek, raja Yerusalem (Yos 10.26), NAMUN hingga Yosua wafat dan digantikan kaum Yehuda, TERNYATA Yerusalem masih juga milik kaum Yebusit, kaum Yehuda tidak mampu menghalau mereka (Yos 15.65) dan Kanaan, juga masih milik bangsa lain (Hakim 1.1). Jika sebelumnya Adoni-SEDEK, dikatakan mati ditangan Yosua, namun di kitab hakim-hakim, dinyatakan mati ditangan kaum Yehuda dan namanya, berubah menjadi Adoni-BEZEK (Hakim 1.7), kemudian dikatakan kaum Yehuda membakar musnah Yerusalem (Hakim 1.8), namun Yebusit tetap juga menduduki Yerusalem (Hak 1.21).
Bahkan di 436 tahun kemudian, yaitu jaman Raja Daud/David-pun, Yebusit tetap sebagai penduduk asli Yerusalem (2 Sam 5, 1 Taw 11.4) dan David hanya mampu menguasai bagian bawah Timur gunung Sion (= benteng/kota david dan Istana David) (2 sam 5.6-9, 1 Taw 11.5-6) dan 44 tahun kemudian, di jaman Raja Shlomo, lokasi kuil Sulaiman-pun hanya di arah Utara kota David, yaitu tempat tertinggi pada bagian Timur gunung Sion. Sementara, bagian Baratnya, tetap milik Yebusit.
..bahkan janji Allah-pun ternyata kosong belaka..
Mengapa kisah suci pada kitab yang "suci" ini kacau?
Para ahli yang menyelidiki kitab Kejadian, menemukan bahkan di halaman yang sama, ditulis oleh 2 atau 3 orang berbeda dan juga ada pengeditnya, yang memotong dan menggabungkan beberapa dokumen dari penulis berbeda menjadi satu cerita; sehingga terdapat kontribusi 4 orang berbeda untuk menghasilkan satu halaman Alkitab. (hal.24) ... 5 Buku Musa disusun dan digabungkan dari 4 dokumen berbeda menjadi satu sejarah berkelanjutan ... Dokumen yang merujuk pada nama ilahi Yahweh / Yehuwa disebut J. Dokumen yang merujuk pada dewa sebagai Tuhan (dalam bahasa Ibrani, Elohim) disebut E. Dokumen ke-3, yang terkonsentrasi pada hukum dan para imam, disebut P. Dan yang hanya ditemukan di kitab Ulangan disebut D. (hal.25) ... Dokumen J, E, dan P ditemukan di 4 kitab dari 5 Kitab Musa: Kejadian, Keluaran, Imanat dan bilangan. (hal.53) ... setidaknya ada 4 tangan sebagai pembuat 5 buku pertama Alkitab (perjanjian lama). Juga, terdapat tangan kolektor/redaktor, yang menggabungkan dan mengorganisir dokumen-dokumen yang terpisah ini menjadi sebuah karya tunggal agar dapat dibaca sebagai narasi berkelanjutan. (hal.60) ["WHO WROTE THE BIBLE?", Richard Elliott Friedman, 2nd Ed., 1989]
Sekarang kita pun menjadi paham, mengapa kisah Musa dan kaum Israel tidak pernah muncul dalam catatan/inskripsi/tablet bangsa Mesir, mengapa para arkeolog tidak pernah menemukan apapun di gurun Sinai, mengapa isinya penuh kontradisi dan berada di luar nalar, karena ternyata, kitab yang dianggap suci ini, hanyalah sekedar dongeng untuk kalangan sendiri belaka.
Kisah Musa TANPA Adegan Membelah Laut
Bahasa Mesir adalah bahasa ibu dan bahasa keseharian penduduk Mesir. Orang asing yang tinggal di Mesir ketika berbicara dengan penduduk Mesir akan juga berbahasa Mesir, oleh karenanya, ketika Miryam kakak perempuan Musa menyapa ataupun berbicara dengan PUTRI KERAJAAN MESIR, adalah dalam bahasa Mesir. Kata "Mosheh" berasal dari bahasa Mesir, artinya "anak laki-laki". Suffix Mosheh (Yunani: Mosis) digunakan di banyak nama Firaun dinasti ke-18, misalnya Ka-mosh (Che-Mosh/Ka-Mosis, 'anak'-dewa Ka), Ach-Mosh/Ah-Mosis ('anak'-dewa Bulan), Tuth-Mosh/Tuth-Mosis ('anak'-dewa Tuth. Menariknya, Josephus menyatakan nama anak perempuan Firaun adalah Thermuthis di Ant-2, 9.5). Jadi kata "Musa/Mosh/Mosheh" bukanlah nama. ["Atlantis and the Ten Plagues of Egypt", Graham Phillips; lihat juga: "Did Pharaoh’s Daughter Name Moses? In Hebrew?", Dr. Rabbi David J. Zucker]
Terdapat variasi lain dari kisah Musa yang ketika meninggalkan Mesir, yang TIDAK ADA adegan membelah laut dan/atau menenggelamkan Firaun, bahkan Musa di sini adalah orang Mesir asli dalam artian etnis dan budaya. Josephus (37-100 M), sejarahwan Yunani dari etnis Yahudi, menyatakan: "orang Yahudi pada awalnya adalah orang Mesir..inilah yang dikatakan Strabo" ("Antiquities of the Jews", 14.7.2). Strabo (64/63 SM - 24 M, sejarahwan Yunani, di "Geography" buku 16, Ch.2.35-37. Link ini text Yunani):
- Terkait kuil [dan penduduk] Ierosolýmois (Ἱεροσολύμοις/Yerusalem), orang Mesir adalah nenek moyang orang Yahudi saat ini. Seorang pendeta Mesir bernama Mosis (Musa), pemilik porsi daerah di Mesir Bawah, karena tidak puas dengan institusinya, Ia menginggalkannya dan pergi ke Judæa bersama sekelompok besar para penyembah keilahian, Ia mengajarkan orang Mesir dan Afrika. Dengan ajarannyam Musa membujuk sekelompok besar orang, menuju tempat di mana Hierosolyma sekarang berdiri. Ia dengan mudah memperolehnya, tempat itu tidak menimbulkan kecemburuan karena berbatu-batu dan meski terdapat air, namun dikelilingi wilayah tandus tanpa air. Musa mendapatkan reputasi baik, tidak membentuk pemerintahan namun bangsa sekitarnya, mau mempersatukan diri dengannya karena terpikat wacana dan janjinya
Josephus dalam bukunya mengutip Manetho (abad ke-3 SM, Imam Mesir, penulis sejarah Mesir jaman Ptolemeus II. Karyanya yang asli sudah tidak ada lagi):
- Kaum gembala (Hyksos) menaklukan Mesir dan memerintah selama 511 tahun, sampai muncul raja Mesir Alisphragmuthosis yang menaklukan dan mengusir mereka ke bagian lain Mesir, yaitu Avaris. Mereka membangun tembok di sekeliling tempat itu namun Raja Thummosis putra Alisphragmuthosis, mengusir mekeka, maka sejumlah 240.000 orang keluar Mesir pergi membawa seluruh keluarga dan barang-barangnya menuju negara yang disebut Yudea [1.14] kemudian berlalu 393 tahun sampai ke jaman raja Amenophis [1.15-16] yang ketika itu, kerajaannya dipenuhi penderita kusta/lepra dan orang-orang tidak murni (cacat tubuh) sejumlah 80.000 orang, Ia kirim mereka kota yang sebelumnya milik para gembala/Hyksos, yaitu Avaris, mereka memilih seorang Imam dari Heliopolis, membangun tembok disekitar tempat mereka dan bersiap perang dengan raja Amenophis. Imam ini kelahiran Heliopolis, bernama Osarsiph, (seph/siph = anak, Osar = Osiris, dewa Heliopolis), tetapi Ia mengubah namanya dan menyebut dirinya Mosheh. Imam ini mengirim kabar ke para gembala (Hyksos) agar membantu dengan imbalan akan mengembalikan Avaris dan kemudian terjadilah pertempuran melawan Mesir. Raja Amenophis mundur ke Ethiophia, 13 tahun kemudian kembali, mengalahkan dan memburu para Hyksos dan kaum lepra sampai ke perbatasan Suriah [1.26-28]
Josephus dalam bukunya mengutip Cheremon (dari Alexandria, lahir 10 M, sejarahwan dan ahli Mesir, hidup sejaman dengan Josephus):
- Raja Amenophis bermimpi bahwa Dewi Isis marah dan bersedih, saat bangun, Ia berkonsultasi ke Phritiphantes yang berkata bahwa Mesir harus dibersihkan. Amenophis kemudian memilih 250 ribu orang yang berpenyakit, mengusirnya dari negara. Diantara mereka terdapat penulis kitab suci bernama Tisithen (Mungkin seharusnya Petisithen, "Ia yang diberkahi Isis". mengandung kata "Iten" = lingkaran Matahari/Halo. Aton dalam tulisan seharusnya Iten/dewa matahari) dan Peteseph (seph = anak. Ptah = Dewa Ptah. Anak Ptah. mungkin seharusnya Peteseth, "Ia yang diberkahi Seth") dan nama meeka kemudian berubah, Tisithen menjadi Mosheh dan Petesheph menjadi Yuheph (Iu/Iuhu-Shep, anak dewa Iuhu/dewa matahari). Mereka menuju Pelusium, berhasil membujuk 380 ribu orang yang ditinggalkan disana oleh Amenophis untuk menyerang Mesir. Amenophis mundur ke Ethiophia, namun kemudian kembali mengalahkan dan mengejar orang Yahudi sampai ke Suriah [I.32].
Kemudian, Tactitus (56-120 M), sejarahwan Yunani yang hidup sejaman Josephus, dalam "Histories", buku 5. 2-5 (atau ini):
- Asal-usul Yahudi, ada yang berkata berasal: dari buronan/pengungsi pulau Kreta yang menetap di pantai terdekat Afrika/perbatasan Libya saat Saturnus digulingkan Jupiter, merujuk nama gunung Ida di Kreta yang dihuni kaum Idaei (Idae adalah mahluk supranatual pelayan Juptiter/Saturnus) kemudian menjadi Yudaei; lainnya: dari masa pemerintahan Isis di Mesir dan populasi berlebihan, Hierosolymus dan Yuda memimpin mereka pergi ke daerah-daerah tetangga; lainnya: dari turunan Ethiopia/Aethiopia (Punisia) bermigrasi karena takut/tidak suka pada Raja Cepheus (Ayah dari Andromeda, raja Iope/Joppa); Lainnya: dari pengungsi Asyur, mereka tidak punya tanah sendiri, menduduki daerah di Mesir dan membangun kota; lainnya: dari turunan Solymi (nama Pahlawan di epik/itihasa-nya Homer, anak-nya Zeus/Ares), mendirikan kota yang disebut Hiero-solyma.
Sebagian besar penulis sepakat bahwa ada suatu penyakit mengerikan yang mengubah bentuk tubuh melanda Mesir. Setelah raja Bocchoris (dinasti ke-24, Mesir, abad ke-8 SM, memerintah 5/6 tahun) berkonsultasi dengan peramal dari Amon/Hamon, mereka mengumpulkan para penderita penyakit tersebut mengangkutnya ke tempat lain dan ditinggalkan di Padang pasir, ketika dalam kesedihan, salah satunya bernama Musa/Moyses menyatakan agar mereka tidak minta bantuan kepada dewa atau manusia, karena keduanya telah meninggalkan mereka, agar percaya pada diri sendiri. Ia kemudian menjadi pimpinan mereka, setelah berjalan panjang, di hari ke-7, sampai di sebuah kota, mengusir penduduknya dan mendirikan kota dan kuil. Moyses mengenalkan kultus baru, kebalikan dari semua agama saat itu. Di kuil mengkuduskan hanya satu binatang (yaitu keledai), mengurbankan domba jantan olok-olok bagi Dewa Amon/Hamon, Lembu jantan karena Mesir menghormati Dewa Apis, tidak makan Babi, karena derita mereka terinfeksi kusta dan dianggap berasal dari hewan ini, Puasa mengenang peristiwa kelaparan panjang yang mereka alami, Roti tanpa ragi mengenang peristiwa perebutan jagung, hari ke-7 penghentian kerja, mengenang Dewa Saturnus, karena berasal dari Idaei terkait terusirnya Saturnus, atau dari 7 benda langit, orbitnya terjauh. (Hari Sabbath/ke-7, di Midrash kitab Kejadian/abad ke-5 M: benda langit ke-7 Saturnus/Saturn shabtai. Penyair Latin bernama Tibulus, abad ke-1 SM: "dies Saturni sacra"/hari saturnus/ke-7 keramat)
Diodorus Siculus (90-30 BC) menyampaikan sejarah yang diantaranya dikutip dari Hecataeus orang Abdera (Sekitar 300 SM. Josephus juga mengutip Hecataeus dalam "Againsts Apion" namun bukan tentang Musa):
- Setelah para dewa, Firauan Mesir pertama adalah Menas (Μηνᾶν) [Bibliotheca Historica, buku ke-1, Ch 45.1]... Pemberi hukum tertulis pertama adalah Mneves (Μνεύην), diberikan oleh Dewa Hermes.. Minos di Kreta diberikan oleh Zeus... Lycurgus di Lacedaemonia diberikan oleh Apollo...Zathraustes kaum Arian diberikan oleh Roh Baik... Zalmoxis di Getae diberikan oleh dewi Hestia... Moyses di kaum Yahudi diberikan oleh dewa yang disebut Yahu.. [ibid, buku ke-1, Ch.94.1. Menes = Mneves]... pemberi hukum ke-2 adalah Sasychis...ke-3 adalah Firaun Sesoösis...Ke-4 adalah Firaun Bocchoris [Ibid, Ch.94.3-6]...setelahnya adalah Firaun Amasis [Ibid, Ch.95.1]... Para Dewa tersinggung dan menurunkan wabah penyakit di Mesir karena banyak orang asing dari berbagai ras tinggal di Mesir, mempraktikkan ritual dan pengorbanan berbeda dan tidak menggunakan ritual Mesir dalam menghormati para Dewa, kecuali mengusir para orang asing ini, maka masalah tidak akan pernah selesai, Oleh karenanya, para orang asing diusir dari Mesir, diantaranya dipimpin oleh Danaus dan Cadmus, tapi jumlah terbesar dipimpin Mosis menuju Yudea dan menetap di Hierosolyma. [Ibid, buku ke-40, Ch-3.1-2. Link ini text Yunani]. Dari Mesir mereka tersebar ke seluruh dunia. Belus putera Poseidon memimpin menuju Babel, Danaus memimpin menuju Argos, kota tertua Yunani...ini yang dikatakan oleh Hecataeus dari Abdera terkait dengan orang Yahudi [Ibid, buku ke-40, Ch-3.3-8]
Para penulis Yunani, kebanyakan membawakan latar kejadian tentang adanya wabah penyakit luar biasa yang melanda Mesir jaman kuno. Namun menariknya, Herodotus di bukunya, TIDAK SATU KALIPUN menulilskan adanya kejadian tersebut pernah melanda Mesir, padahal Herodotus hidup lebih awal dari para penulis yang dikutip Josephus, malah di bukunya, Herodotus menyampaikan bahwa kebijakan pengasingan/Pengusiran terhadap penderita kusta/lepra dilakukan oleh negara Persia BUKAN Mesir:
- "siapa pun di antara penduduk kota terkena kusta atau kulit dengan bercak putih, tidak diperkenankan ada di kota bergaul dengan orang PERSIA lainnya, karena punya penyakit ini mencemari dewa Matahari, TETAPI ORANG ASING YANG TERKENA PENYAKIT INI, DI DISTRIK MANAPUN, MEREKA DIUSIR DARI NEGARA ITU" [Ibid, Buku ke-1.137]
Herodotus TIDAK PERNAH menyebutkan keberadaan kaum Yahudi, malah secara berulang, menyebutkan keberadaan kaum PALESTINA:
- "Colchia..mereka berkulit gelap dan memiliki rambut keriting..orang Kolochia, Mesir, dan Ethiopia dari semua ras, sejak dulu melakukan sunat. Orang Fenisia dan Suriah yang tinggal di Palestina mengakui mempelajarinya dari orang Mesir, dan orang Suriah yang tinggal di sungai: Thermodon, Parthenios, dan orang Macron, yang bertetangga dengan mereka mengakui bahwa mereka belakangan ini mempelajarinya dari Colchians. Ini adalah satu-satunya ras yang melakukan sunat dan mempraktikkannya dengan cara yang sama seperti orang Mesir" [Herodotus: Buku ke-2.104]. "Suriah yang disebut Palestina" [buku ke-1.105; buku ke-3.5, 91; buku ke-4.39]. "Bangsa Asyur...oleh bangsa Yunani disebut Suriah, tetapi oleh bangsa barbar, mereka disebut Asyur" [Buku ke-7.63]. "orang-orang Fenisia, bersama-sama orang-orang Suriah yang tinggal di Palestina..Orang-orang Fenisia..Melewati Laut Erythraian, tinggal di sepanjang pantai laut Suriah; dan bagian Suriah ini dan seluruh area hingga sampai Mesir dikenal dengan nama Palestina" [Buku ke-7.89]
Kemudian, terkait kata Hierosolyma, Josephus menyatakan bahwa Jerusalem dahulu disebut "SOLYMA" ("Antiquities Of The Jews" VII 3.2) atau "SALEM" ("War Of The Jews", VI 10.1). Mitologi Yunani menyampaikan bahwa musuh BELLEROPHON adalah para SOLIMI (Iliad.6, Homer/8 SM), yang merupakan anak-anak SALMA/SALEM, Dewi musim Semi dan sebagai maskulin, Ia adalah Dewa Matahari Solyma atau Selim, Salomo, atau Ab-Salom ["The Greek Myths", Robert Graves, hal.363]. Solyma tinggal di area pegunungan (Odyssey.5, Homer) di Lykia (Iliad.6). Di Krete, Minos (anak Zeus-Europa) mengusir Sarpedon (anak Zeus-Laodamia) dan lainnya hingga menyingkir ke Milya di Asia, area yang dulu dihuni bangsa Lykia disebut Milya, dan waktu itu bangsa Milyus disebut Solymoi (History of Herodotus, 1.173)
Hiero biasanya diartikan suci/sakral/keramat. Namun tampaknya Hiero berasal dari hēr = "penjaga/pelayan/pelindung". Dalam epik-nya homer no.75: Sebutan untuk Anchises, Pria kecintaan Aphrodite; Bentuk feminim Hera = ciri-ciri yang menonjolkan/terlihat.
SALEM/"שלם", di kebudayaan Ugarit/kanaan adalah Dewa SENJA. Kata “SALEM” muncul di tablet EBIA, abad ke-24 SM, di Tell Mardik, Syria, juga di teks Mesir, abad ke-18/19 SM, dalam kata "RUSHALIMUM", di surat Armana abad ke-14 SM, permintaan bantuan raja Abdi-Heba, “URUSALIM” ke Raja Mesir untuk melawan Habiru dan di teks Assyria, Sennachrib abad ke-8 SM dalam kata "URSALIMMU". Arti Yeru = "diletakan", dari kata Yeru-el, "Diletakkan Tuhan", jadi Yerusalem = "Diletakkan Salem", salah satu dari 2 dewa kaum Ugarit (Shahar/Dewa Fajar dan Shalim/Dewa Senja). Dalam Sumeria, tanda URU di "URUSALIM" = KOTA. Dalam latin, "Ieroysalem" dan "HeieroSOLyma". Di mana, SOL = Dewa Matahari ["Cities of the Biblical World: An Introduction to the Archaeology, Geography, and History of Biblical Sites", LaMoine F. DeVries, hal.200, juga di "The Archaeology of the Jerusalem Area, W. Harold Mare, hal.20, juga "The International Standard Bible Encyclopedia, Vol.2, Geoffrey W. Bromiley, hal.1000 dan "Getting Back Into the Garden of Eden", Edward Conklin, hal.22].
Salem, Dewa senja Kanaan, adalah Dewa KETERATURAN dan KEADILAN. Baik David maupun Shlomo menghindari friksi, tidak hanya antar dua kebudayaan, yaitu Kanaan dan kaum pendatang baru Yahudi, namun juga antar Dewa SALEM dan Dewa YAHWE, Dewa perang kaum Yahudi. Untuk menghormati Salem, Shlomo mengubah kuil yang asalnya terbuka menjadi beratap dan mengayomi dua grup kepercayaan berbeda. Bernhard Lang, menambahkan dalam catatan kakinya, tulisan Keel, "Die Geschichte Yerusalem undi Entstehung des Monotheismus", vol. 1, hlm. 264-333: "bukti yang berasal dari nubuat alkitabiah yang kata-kata aslinya, meski dikaburkan dalam teks Ibrani, dapat direkonstruksi berdasarkan teks Septuagiant/Yunani: 'Matahari tahu dari langit bahwa Yahweh akan tinggal dalam kegelapan. Jadi, bangunlah rumah bagiku, sebuah rumah yang agung sehingga aku dapat tinggal di dalamnya lagi' (direkonstruksi dari 1 Raja-raja 8:53 teks Yunani; bahasa Ibrani hanya memiliki fragmen yang diedit dalam 1 Raja-raja 8: 12-13). Implikasinya adalah Dewa matahari butuh sebuah kuil dengan ruang gelap untuk menampung tamunya, Yahweh" ["Hebrew Life and Literature: Selected Essays", Bernhard Lang].
Di bukunya. Josephus memuat 3 nama dalam satu jaman yaitu "Amon/Hamon", Musa dan firaun (Bocchoris, dinasti ke-24). Menariknya, Quran juga mempunyai 3 rangkaian nama yaitu Firaun, Haman/(هامان) dan Qarun/(قارون) di kisah Musa (AQ 29.39, AQ 40.23-24). Haman adalah nama orang Mesir dan Qarun adalah orang Israel yang sangat kaya dan bangga dengan kekayaannya (AQ 28.76), berilmu (AQ 28.77) namun entah sebesar apa kesalahan Qarun, karena Ia beserta rumahnya berakhir di dibenamkan Allah SWT ke dalam bumi (AQ 28.81). Kisah orang kaya, arogan dan ditelan bumi beserta kekayaan ada juga di Alkitab (Bil 16.1-13, 16.28-34, 26.10) yaitu tentang turunan Lewi (Korah) dan turunan Ruben (Datan, Abiram dan On), mereka kerap membantah turunan Lewi (Musa dan Harun) akibatnya mereka dan kekayaannya ditelan bumi (Bil 26.9-10, 106.17, Ulangan 11.6). Komentar Rabbi di Bamidbar Rabbah 22.7 menyatakan "Dua orang kaya muncul di dunia, Korah dari Israel dan Haman dari bangsa-bangsa di dunia", namun Haman dan Korah TIDAK HIDUP di satu jaman yang sama, karena di 20.1, "Dan dia memberi Haman kekayaan, dan dia mengambil seluruh bangsa untuk dibantai" yang merujuk kitab Ester 4.7. Sehingga bagi Alkitab, dari 3 nama, hanya 2 nama (Qarun/Korah dan Firaun) ada di jaman Musa, tapi Haman TIDAK, yang menurut kitab Esther, Ia ada di jaman raja Xerxer I (abad ke-5 SM). [lihat: Korah]
Beberapa situs Islam [Harun Yahya dari Islamic Awareness (dan Bucaille); Islamic Awareness dari Bucaille] mengklaim bahwa Haman yang ada di Quran tercantum dalam Hierograph Mesir dan ini tidak benar karena Haman yang tertera di Hieroglif adalah nama dewa, HEMEN-HETEP yang disingkat HMUNHU/HEMEN-H.
Kepala pemahat bernama Userhat hidup di akhir dinasti ke-18/awal dinasti ke-19 disebut: "penyebab patung-patung pemujaan beristirahat di kuil mereka". (Dewa) Hemen di Hefat adalah salah satu dewa yang menjadi tanggung jawab Userhat [Biographical texts from Ramessid Egypt,Elizabeth Frood, John Baines, 2007] [Lihat: Pharaoh, Haman, Contradictions & The Qur'an atau Haman Hoax, adalah hoax-hoax yang berasal dari: Maurice Bucaille, Islamic Awareness, Harun Yahya dan Caner Taslaman]
Entah apa sebabnya Allah SWT menyebutkan Korah sebagai Qarun dan fatalnya Allah tampak jelas tidak tahu bahwa Haman-nya Esther, TIDAK SATU JAMAN dengan Musa, juga Allah tampaknya tidak tahu bahwa Hamannya Musa adalah dewa Mesir[↑].
Yang dapat dirangkum di sini adalah bahwa keberadaan raja-raja Mesir yang disebutkan di atas merupakan fakta sejarah, namun keberadaan Musa orang Yahudi yang pergi dari Mesir sampai perlu membelah laut dan menenggelamkan Firaun yang tercantum di Quran dan Alkitab adalah FIKTIF, tidak satupun arkeolog mampu memastikan kebenaran adanya eksodus, lokasi dan juga penyeberangannya. William G. Dever (Profesor dan Arkeolog) menyatakan TIDAK ADA satupun temuan arkeologi yang mendukung pernah terjadi eksodus dari Mesir ("Who Were the Early Israelites, and where Did They Come From?", hal.5) dan juga Ia menyatakan bahwa TIDAK ADA 1 teks Mesir-pun yang menyinggung adanya "Ibrani" atau "Israel" di Mesir (Hal.13).
Malah, saking tidak adanya, temuan-pun sengaja diubah dan dipalsukan, misalnya pada klaim kata "Israel" di prasasti Merneptah (raja ke-4 dinasti ke-19), sebagaimana disampaikan Professor Joseph Davidovits, di artikel, "Error or forgery on the Stele of Merneptah, known as Israel Stele":
-
...Saya telah tunjukan bahwa "iisii-r-iar" sebenarnya adalah kalimat Mesir yang artinya: "mereka diasingkan karena dosa mereka". Pharaohs Ramses II dan Merneptah menggunakan kalimat ini ketika berbicara tentang pengasingan para pengikut Akhenaton, yang dipaksa meninggalkan Mesir. Nama kaum ini "iisii-r-iar" diubah menjadi "israël", melalui perubahan huruf 'r' menjadi 'l'.
..Ini berkaitan dengan kalimat "Yanoam menjadi tidak ada", yang ada sebelum menyebutkan “iisii-r-iar ”. Akan saya tunjukan di sini, terjemahan ini seluruhnya salah, karena merupakan hasil pemalsuan satu dari tanda hieroglyphic. Sebagai permulaan, mari kita lihat terjemahan baris ke-27 dari prasasti yang di terbitkan pada tahun 1909 (cf: P. Lacau, Steles of the new empire (general Catalogue of Egyptian antiquities of the Museum of Cairo, Cairo, 1909):
..Kita temukan bahwa kalimat "yanom menjadi tidak ada" sekelompok hieroglyphs (mata "Re" + burung Nasar "aa") tidak diterjemahkan, namun ditandai "sic" (error). Transkrip kalimat hieroglyph yang diwakili burung nasar menjadi meragukan, sama seperti kalimat "Yanoam menjadi tidak ada". Konsekuensinya, Signifikansi dari seluruh sisa baris, terutama pada bagian yang mengandung “iisii-r-iar”, Israel, juga menjadi meragukan.
..Ketika saya mulai mempelajari prasasti ini, pada akhir tahun sembilan puluhan, saya bertanya-tanya mengapa transripsi burung nasar ini bermasalah, dan tidak diterjemahkan..
Pada photo di bawah perbandingan huruf "aa" (burung nasar) pada atas baris ke-26, ditandai "A", dengan huruf yang sama di baris ke-27 (sic), ditandai "B".
Kita lihat bahwa untuk huruf yang ditandai A, goresan kapur putihnya sempurna mengikuti ukiran hieroglyph (burung nasar). Sebaliknya, untuk huruf (sic) yang ditandai B, goresan kapur pada leher dan kepala burun nasar itu terus diluar ukiran. Dengan demikian, ukiran tidak sesuai dengan huruf "aa". Ini adalah PEMALSUAN.
Sekarang, mari kita lihat lebih dekat ukiran pada huruf bertanda "B" (sic) dan sorotan warna merah pada kontur ukiran dari ini huruf sic
Kontur berwarna merah di ukiran hieroglyph menunjukan bahwa itu adalah seekor burung hantu, yaitu hurum "m" dan bukan huruf "aa" (burung nasar). Kita sekarang dapat menuliskan pembacaan dari huruf yang hilang yang TIDAK DITERJEMAHKAN sampai sekarang. Kita membaca "rem-m" dan kita terjemahkan sebagai tangisan/air mata.
Grup hieroglyph "m tem wun" terpisah menja didua bagian karena keberadaan rol papyrus roller yang mendahului kelinci (wun). Kalimat "Yanoam menjadi tidak ada" berubah menjadi "/iinaamm rem-m tem/wun iisii-r-iar (kaum)/", dan terjemahan baru menjadi: tangisan Yanoam telah habis; yang tersisa adalah iisi-r-iar, suatu kaum.
Terjemahan baru baris ke-27 dengan sorotan tanda baca (kotak persegi)
Pemalsuan huruf m (burung hantu) menjadi huruf aa (burung nasar) kemungkinan adalah fakta dari penemuan prasasti, Flinders Petrie, di tahun 1896. Sejak dari awal, ia dan para rekannya melakukan penelurusan goresan kapur di hieroglyph ini dengan cara seperti ini, karena, dipikiran mereka, Firaun Merneptah harus menyerang dan menghancurkan bangsa Kanaan, dalam pengejarannya pada bangsa yang mengungsi/keluar, Israel...
Juga terdapat kisah Musa di literatur Hindu yang tercantum di dongeng Bhavisya/Bhavisya purana dan hanya memuat sekelumit seperti ini:
- Ketika Kaliyuga berlalu 2000 tahun, Dinasti Mleccaha [kaum barbar, tak paham tradisi India] meningkat. Mereka menciptakan dan tumbuhnya banyak jalan [pandangan/ajaran] dan secara bertahap seluruh bumi menjadi penuh orang-orang Mleccaha. Pemimpin spritual dan guru mereka bernama Musa. Ia tinggal di pinggiran sungai Sarasvati, dan menyebarkan doktrinnya keseluruh dunia.
Walah..
Tradisi Hindu menceritakannya sebagai dongeng [arti dari Purana] dan kitab Purana masuk dalam kelompok Smerti [non wahyu] bahkan dalam dongengnya pun tidak ditambahkan lagi dengan adegan membelah laut, sementara tradisi ajaran yang menyatakan bahwa kisah Musa adalah wahyu Tuhan malah memuatnya dengan adegan membelah laut.[↑]
Mengherankan..
Gambar di ambil dari sini, sini, sini, sini, sini, sini, dan sini
Note:
(Klik Buka/Tutup!) Republika online: Maurice Bucaille tak Ragu dengan Kebenaran Alquran [↑]
By Republika Newsroom, Senin, 13 Juli 2009,
Penelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran
Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.
Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.
Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.
Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?
Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.
Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil.
Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.
Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya.
Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu.
Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu.
Ia berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?''
Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''.
Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.
Berikrar Islam
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92).
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''.
Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran.
Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia.
Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. [↑]
(Klik Buka/Tutup!) Antaranews.com: Anginkah Yang Membelah Laut Merah buat Musa? [↑]Penelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran
Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.
Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.
Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.
Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?
Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.
Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil.
Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.
Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya.
Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu.
Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu.
Ia berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?''
Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''.
Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.
Berikrar Islam
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92).
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''.
Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran.
Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia.
Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. [↑]
Rabu, 22 September 2010 10:57 WIB,
Washington, AS (ANTARA News) - Angin dari timur yang berhembus kencang dikabarkan membantu terbelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa seperti yang tertulis pada kitab suci agama Samawi, kata para ilmuwan Amerika Serikat, Selasa.
Simulasi komputer memperlihatkan bagaimana angin dapat menghempaskan air laut sehingga mencapai dasar lautan dan membentuk laguna, kata kelompok peneliti di Badan Nasional Penelitian Atmosfir dan Universitas Colorado di Boulder, sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Simulasi tersebut hampir cocok dengan bukti pada rombongan Musa," kata pemimpin penelitian itu, Carl Drews dari NCAR.
Menurut Carl, berdasarkan ilmu fisika, angin dapat menghempaskan air menjadi sebuah jalur yang aman untuk dilintasi karena sifatnya yang luwes, kemudian kembali mengalir seperti semula.
Menurut tulisan dari kitab suci Kristen dan Islam, Nabi Musa, memimpin umat Israel keluar dari Mesir atas kejaran Firaun pada 3.000 tahun yang lalu.
Laut Merah saat itu terbelah sementara untuk membantu rombongan Musa melintas dan langsung menutup kembali, menenggelamkan balatentara Firaun.
Drews dan kelompoknya meneliti tentang angin topan yang berasal dari Samudera Pasifik menciptakan badai besar yang dapat menghempaskan air di laut dalam.
Kelompoknya menunjukkan kawasan selatan Laut Mediterania yang diduga menjadi tempat penyeberangan itu, dan memaparkan bentuk tanah yang berbeda karena terbentuk setelahnya serta memicu isu mengenai lautan yang terbelah.
Pemaparan tersebut membutuhkan bentuk tapal kuda Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai.
Hal ini memperlihatkan angin berkecepatan sekitar 101 kilometer per jam yang berhembus selama 12 jam, dapat menghempaskan air pada kedalaman sekitar dua meter.
"Laguna itu memiliki panjang sejauh 3-4 kilometer dan lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam," kata mereka di dalam Jurnal Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan, PloS ONE.
"Masyarakat telah dibuat kagum atas cerita pembelahan laut itu, membayangkan bahwa hal itu terjadi secara nyata," kata Drew menambahkan bahwa penelitian ini menjelaskan tentang pembelahan laut tersebut berdasarkan hukum fisika. (ANT/A024) [↑]
(Klik Buka/Tutup!) Parting the waters: Computer modeling applies physics to Red Sea escape route [↑]Washington, AS (ANTARA News) - Angin dari timur yang berhembus kencang dikabarkan membantu terbelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa seperti yang tertulis pada kitab suci agama Samawi, kata para ilmuwan Amerika Serikat, Selasa.
Simulasi komputer memperlihatkan bagaimana angin dapat menghempaskan air laut sehingga mencapai dasar lautan dan membentuk laguna, kata kelompok peneliti di Badan Nasional Penelitian Atmosfir dan Universitas Colorado di Boulder, sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Simulasi tersebut hampir cocok dengan bukti pada rombongan Musa," kata pemimpin penelitian itu, Carl Drews dari NCAR.
Menurut Carl, berdasarkan ilmu fisika, angin dapat menghempaskan air menjadi sebuah jalur yang aman untuk dilintasi karena sifatnya yang luwes, kemudian kembali mengalir seperti semula.
Menurut tulisan dari kitab suci Kristen dan Islam, Nabi Musa, memimpin umat Israel keluar dari Mesir atas kejaran Firaun pada 3.000 tahun yang lalu.
Laut Merah saat itu terbelah sementara untuk membantu rombongan Musa melintas dan langsung menutup kembali, menenggelamkan balatentara Firaun.
Drews dan kelompoknya meneliti tentang angin topan yang berasal dari Samudera Pasifik menciptakan badai besar yang dapat menghempaskan air di laut dalam.
Kelompoknya menunjukkan kawasan selatan Laut Mediterania yang diduga menjadi tempat penyeberangan itu, dan memaparkan bentuk tanah yang berbeda karena terbentuk setelahnya serta memicu isu mengenai lautan yang terbelah.
Pemaparan tersebut membutuhkan bentuk tapal kuda Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai.
Hal ini memperlihatkan angin berkecepatan sekitar 101 kilometer per jam yang berhembus selama 12 jam, dapat menghempaskan air pada kedalaman sekitar dua meter.
"Laguna itu memiliki panjang sejauh 3-4 kilometer dan lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam," kata mereka di dalam Jurnal Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan, PloS ONE.
"Masyarakat telah dibuat kagum atas cerita pembelahan laut itu, membayangkan bahwa hal itu terjadi secara nyata," kata Drew menambahkan bahwa penelitian ini menjelaskan tentang pembelahan laut tersebut berdasarkan hukum fisika. (ANT/A024) [↑]
September 21, 2010,
BOULDER—The biblical account of the parting of the Red Sea has inspired and mystified people for millennia. A new computer modeling study by researchers at the National Center for Atmospheric Research (NCAR) and the University of Colorado at Boulder (CU) shows how the movement of wind as described in the book of Exodus could have parted the waters.
The computer simulations show that a strong east wind, blowing overnight, could have pushed water back at a bend where an ancient river is believed to have merged with a coastal lagoon along the Mediterranean Sea. With the water pushed back into both waterways, a land bridge would have opened at the bend, enabling people to walk across exposed mud flats to safety. As soon as the wind died down, the waters would have rushed back in.
Red Sea
The physics of a land bridge. This illustration shows how a strong wind from the east could push back waters from two ancient basins--a lagoon (left) and a river (right)--to create a temporary land bridge. New research that such a physical process could have led to a parting of waters similar to the description in the biblical account of the Red Sea. (Illustration by Nicolle Rager Fuller.)
The study is intended to present a possible scenario of events that are said to have taken place more than 3,000 years ago, although experts are uncertain whether they actually occurred. The research was based on a reconstruction of the likely locations and depths of Nile delta waterways, which have shifted considerably over time.
“The simulations match fairly closely with the account in Exodus,” says Carl Drews of NCAR, the lead author. “The parting of the waters can be understood through fluid dynamics. The wind moves the water in a way that’s in accordance with physical laws, creating a safe passage with water on two sides and then abruptly allowing the water to rush back in.”
The study is part of a larger research project by Drews into the impacts of winds on water depths, including the extent to which Pacific Ocean typhoons can drive storm surges. By pinpointing a possible site south of the Mediterranean Sea for the crossing, the study also could be of benefit to experts seeking to research whether such an event ever took place. Archeologists and Egyptologists have found little direct evidence to substantiate many of the events described in Exodus.
The work, published in the online journal, PLoS ONE, arose out of Drews’ master’s thesis in atmospheric and oceanic sciences at CU. The computing time and other resources were supported by the National Science Foundation.
Wind on the water
The Exodus account describes Moses and the fleeing Israelites trapped between the Pharaoh's advancing chariots and a body of water that has been variously translated as the Red Sea or the Sea of Reeds. In a divine miracle, the account continues, a mighty east wind blows all night, splitting the waters and leaving a passage of dry land with walls of water on both sides. The Israelites are able to flee to the other shore. But when the Pharaoh's army attempts to pursue them in the morning, the waters rush back and drown the soldiers.
Wind setdown in the Nile Delta. Sustained winds can cause an event known as a wind setdown in which water levels are temporarily lowered. This animation shows how a strong east wind over the Nile Delta could have pushed water back into ancient waterways after blowing for about nine hours, exposing mud flats and possibly allowing people to walk across. (Animation by Tim Scheitlin and Ryan McVeigh, NCAR. News media terms of use*)
Scientists from time to time have tried to study whether the parting of the waters, one of the famous miracles in the Bible, can also be understood through natural processes. Some have speculated about a tsunami, which would have caused waters to retreat and advance rapidly. But such an event would not have caused the gradual overnight divide of the waters as described in the Bible, nor would it necessarily have been associated with winds.
Other researchers have focused on a phenomenon known as “wind setdown,” in which a particularly strong and persistent wind can lower water levels in one area while piling up water downwind. Wind setdowns, which are the opposite of storm surges, have been widely documented, including an event in the Nile delta in the 19th century when a powerful wind pushed away about five feet of water and exposed dry land.
A previous computer modeling study into the Red Sea crossing by a pair of Russian researchers, Naum Voltzinger and Alexei Androsov, found that winds blowing from the northwest at minimal hurricane force (74 miles per hour) could, in theory, have exposed an underwater reef near the modern-day Suez Canal. This would have enabled people to walk across. The Russian study built on earlier work by oceanographers Doron Nof of Florida State University and Nathan Paldor of Hebrew University of Jerusalem that looked at the possible role of wind setdown.
The new study, by Drews and CU oceanographer Weiqing Han, found that a reef would have had to be entirely flat for the water to drain off in 12 hours. A more realistic reef with lower and deeper sections would have retained channels that would have been difficult to wade through. In addition, Drews and Han were skeptical that refugees could have crossed during nearly hurricane-force winds.
Reconstructing ancient topography
Studying maps of the ancient topography of the Nile delta, the researchers found an alternative site for the crossing about 75 miles north of the Suez reef and just south of the Mediterranean Sea. Although there are uncertainties about the waterways of the time, some oceanographers believe that an ancient branch of the Nile River flowed into a coastal lagoon then known as the Lake of Tanis. The two waterways would have come together to form a U-shaped curve.
An extensive analysis of archeological records, satellite measurements, and current-day maps enabled the research team to estimate the water flow and depth that may have existed 3,000 years ago. Drews and Han then used a specialized ocean computer model to simulate the impact of an overnight wind at that site.
They found that a wind of 63 miles an hour, lasting for 12 hours, would have pushed back waters estimated to be six feet deep. This would have exposed mud flats for four hours, creating a dry passage about 2 to 2.5 miles long and 3 miles wide. The water would be pushed back into both the lake and the channel of the river, creating barriers of water on both sides of newly exposed mud flats.
As soon as the winds stopped, the waters would come rushing back, much like a tidal bore. Anyone still on the mud flats would be at risk of drowning.
The set of 14 computer model simulations also showed that dry land could have been exposed in two nearby sites during a windstorm from the east. However, those sites contained only a single body of water and the wind would have pushed the water to one side rather than creating a dry passage through two areas of water.
“People have always been fascinated by this Exodus story, wondering if it comes from historical facts,” Drews says. “What this study shows is that the description of the waters parting indeed has a basis in physical laws." [↑]
BOULDER—The biblical account of the parting of the Red Sea has inspired and mystified people for millennia. A new computer modeling study by researchers at the National Center for Atmospheric Research (NCAR) and the University of Colorado at Boulder (CU) shows how the movement of wind as described in the book of Exodus could have parted the waters.
The computer simulations show that a strong east wind, blowing overnight, could have pushed water back at a bend where an ancient river is believed to have merged with a coastal lagoon along the Mediterranean Sea. With the water pushed back into both waterways, a land bridge would have opened at the bend, enabling people to walk across exposed mud flats to safety. As soon as the wind died down, the waters would have rushed back in.
Red Sea
The physics of a land bridge. This illustration shows how a strong wind from the east could push back waters from two ancient basins--a lagoon (left) and a river (right)--to create a temporary land bridge. New research that such a physical process could have led to a parting of waters similar to the description in the biblical account of the Red Sea. (Illustration by Nicolle Rager Fuller.)
The study is intended to present a possible scenario of events that are said to have taken place more than 3,000 years ago, although experts are uncertain whether they actually occurred. The research was based on a reconstruction of the likely locations and depths of Nile delta waterways, which have shifted considerably over time.
“The simulations match fairly closely with the account in Exodus,” says Carl Drews of NCAR, the lead author. “The parting of the waters can be understood through fluid dynamics. The wind moves the water in a way that’s in accordance with physical laws, creating a safe passage with water on two sides and then abruptly allowing the water to rush back in.”
The study is part of a larger research project by Drews into the impacts of winds on water depths, including the extent to which Pacific Ocean typhoons can drive storm surges. By pinpointing a possible site south of the Mediterranean Sea for the crossing, the study also could be of benefit to experts seeking to research whether such an event ever took place. Archeologists and Egyptologists have found little direct evidence to substantiate many of the events described in Exodus.
The work, published in the online journal, PLoS ONE, arose out of Drews’ master’s thesis in atmospheric and oceanic sciences at CU. The computing time and other resources were supported by the National Science Foundation.
Wind on the water
The Exodus account describes Moses and the fleeing Israelites trapped between the Pharaoh's advancing chariots and a body of water that has been variously translated as the Red Sea or the Sea of Reeds. In a divine miracle, the account continues, a mighty east wind blows all night, splitting the waters and leaving a passage of dry land with walls of water on both sides. The Israelites are able to flee to the other shore. But when the Pharaoh's army attempts to pursue them in the morning, the waters rush back and drown the soldiers.
Wind setdown in the Nile Delta. Sustained winds can cause an event known as a wind setdown in which water levels are temporarily lowered. This animation shows how a strong east wind over the Nile Delta could have pushed water back into ancient waterways after blowing for about nine hours, exposing mud flats and possibly allowing people to walk across. (Animation by Tim Scheitlin and Ryan McVeigh, NCAR. News media terms of use*)
Scientists from time to time have tried to study whether the parting of the waters, one of the famous miracles in the Bible, can also be understood through natural processes. Some have speculated about a tsunami, which would have caused waters to retreat and advance rapidly. But such an event would not have caused the gradual overnight divide of the waters as described in the Bible, nor would it necessarily have been associated with winds.
Other researchers have focused on a phenomenon known as “wind setdown,” in which a particularly strong and persistent wind can lower water levels in one area while piling up water downwind. Wind setdowns, which are the opposite of storm surges, have been widely documented, including an event in the Nile delta in the 19th century when a powerful wind pushed away about five feet of water and exposed dry land.
A previous computer modeling study into the Red Sea crossing by a pair of Russian researchers, Naum Voltzinger and Alexei Androsov, found that winds blowing from the northwest at minimal hurricane force (74 miles per hour) could, in theory, have exposed an underwater reef near the modern-day Suez Canal. This would have enabled people to walk across. The Russian study built on earlier work by oceanographers Doron Nof of Florida State University and Nathan Paldor of Hebrew University of Jerusalem that looked at the possible role of wind setdown.
The new study, by Drews and CU oceanographer Weiqing Han, found that a reef would have had to be entirely flat for the water to drain off in 12 hours. A more realistic reef with lower and deeper sections would have retained channels that would have been difficult to wade through. In addition, Drews and Han were skeptical that refugees could have crossed during nearly hurricane-force winds.
Reconstructing ancient topography
Studying maps of the ancient topography of the Nile delta, the researchers found an alternative site for the crossing about 75 miles north of the Suez reef and just south of the Mediterranean Sea. Although there are uncertainties about the waterways of the time, some oceanographers believe that an ancient branch of the Nile River flowed into a coastal lagoon then known as the Lake of Tanis. The two waterways would have come together to form a U-shaped curve.
An extensive analysis of archeological records, satellite measurements, and current-day maps enabled the research team to estimate the water flow and depth that may have existed 3,000 years ago. Drews and Han then used a specialized ocean computer model to simulate the impact of an overnight wind at that site.
They found that a wind of 63 miles an hour, lasting for 12 hours, would have pushed back waters estimated to be six feet deep. This would have exposed mud flats for four hours, creating a dry passage about 2 to 2.5 miles long and 3 miles wide. The water would be pushed back into both the lake and the channel of the river, creating barriers of water on both sides of newly exposed mud flats.
As soon as the winds stopped, the waters would come rushing back, much like a tidal bore. Anyone still on the mud flats would be at risk of drowning.
The set of 14 computer model simulations also showed that dry land could have been exposed in two nearby sites during a windstorm from the east. However, those sites contained only a single body of water and the wind would have pushed the water to one side rather than creating a dry passage through two areas of water.
“People have always been fascinated by this Exodus story, wondering if it comes from historical facts,” Drews says. “What this study shows is that the description of the waters parting indeed has a basis in physical laws." [↑]
Salam Pak Wira,
BalasHapusSaya percaya semua ajaran/agama/kepercayaan itu pada intinya adalah baik menurut ukuran masing-masing pemeluknya, hanya mungkin tata cara (syariatnya saja yang beda, tapi tetap tujuannya sama).
Segala bentuk penafsiran & perkembangan dari masing2 ajaran/agama/kepercayaan merupakan hasil akal, nalar atau daya tangkap manusia itu sendiri.
Akal & nalar itu memiliki 2 sisi, bisa menjadi baik, bisa menjadi buruk. Siapa yang bisa menilai baik & buruk. Untuk masalah keyakinan, menurut saya yang bisa menentukan hal itu baik atau buruk adalah diri sendiri :)
Mengutip pernyataan Khan dalam my name is khan, manusia itu hanya ada 2 jenis, manusia baik dan manusia jahat. Saya tambahkan sedikit, menurut saya manusia itu tidak dilihat dari agama, kepercayaan dan sejenisnya. Tapi dari bagaimana cara dia berinteraksi dengan lingkungannya :)
Kita semua ini dalam proses mencari kebenaran, untuk itu saya membaca dan menghargai opini Anda, masalah kebenaran itu muncul atau tidak itu tidak masalah, opini Anda cukup bagi Anda, begitu juga Opini saya sudah cukup bagi Saya.
Saya kutip Ayat yang mungkin mendukung (menurut kepercayaan saya ya Pak ),
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (Al-Maidah :48)
Salam Hormat,
Rayyan
Hai Ryyan,
BalasHapustks atas komentarnya, opininya dan juga tks juga karena kita telah menjadi teman di facebook.
Semestinya lebih banyak orang yang seperti anda..terang2an dalam memberikan nama dan jati diri..
Itu sangat membanggakan!
Salam hormat.
Maurice Bucaille tak Ragu dengan Kebenaran Alquran
BalasHapusPenelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran.
Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.
Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.
Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.
Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?
Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.
Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil.
Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.
Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya.
Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Maurice Bucaille tak Ragu dengan Kebenaran Alquran
BalasHapusPenelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran.
Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.
Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.
Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.
Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?
Maurice Bucaille tak Ragu dengan Kebenaran Alquran
BalasHapusPenelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran.
Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.
Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.
Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.
Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.
Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
BalasHapusPenemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?
Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.
Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil.
Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.
Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya.
Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu.
Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu.
BalasHapusIa berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?''
Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''.
Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.
Berikrar Islam
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92).
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''.
Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran.
Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia.
Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. Sumber: Republika
over a year ago
Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu.
BalasHapusIa berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?''
Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''.
Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.
Berikrar Islam
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92).
BalasHapusAyat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''.
Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran.
Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia.
Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. Sumber: Republika
over a year ago
Bagaimana menurut Bapak mengenai artikel di atas? Apakah Mummi yang ditemukan tersebut merupakan bukti hal yang di klaim, atau hanya Hoax?
Dear RT,
BalasHapusTks atas tanggapan anda. Kutipan republika yg anda bawa:
"Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut? "
[...]
Bagaimana menurut Bapak mengenai artikel di atas? Apakah Mummi yang ditemukan tersebut merupakan bukti hal yang di klaim, atau hanya Hoax?
Saya:
Jika saja Bucaille, tau mengenai bangsa mesir dan bangsa kebudayaan seluruh dunia melakukan pembalsaman, maka ia PASTI TAU kalau semua pembalsaman membutuhkan GARAM..
Silakan pelajari proses MUMIFIKASI yang memerlukan PENGGARAMAN yg saya ambil dari situs ini:
http://www.cartage.org.lb/en/themes/Sciences/LifeScience/CollectionPreservation/Mummification/EgyptianMummification/EgyptianMummification.htm
dan
http://simple.wikipedia.org/wiki/Mummy
Jadi jelas sang mummy TIDAKLAH PERLU dan/atau TIDAK PERNAH TENGGELAM di laut
Bahkan seluruh kisah MUSA merupakan hoax yang tidak tercantum di literatur Mesir, silakan pelajari disini:
http://www.touregypt.net/featurestories/moses.htm
http://www.perankhgroup.com/moses.htm
http://www.touregypt.net/featurestories/egyptexodus.htm
http://www.askelm.com/secrets/sec107.htm
Mungkin tidak beberapa lama lagi, artikel saya yg sekarang akan saya tambahkan sedikit yang berasal dari bahan2 ini
Kemudian,
Dr Maurice Bucaille pun tidak pernah masuk islam dan masih nasrani.
http://www.j51.com/~alicamp/auth.htm#b
BUCAILLE, M BIBLE, QUR'AN AND SCIENCE 1996 254 P 5.95 1749
Dr.Bucaille's study of scientific information in scriptures gave him high regard for Qur'an and recognition of contradictions in Christian scriptures. Yet he remained a Christian, but deeply respectful of Islam.
[http://www.answering-islam.org/Campbell/bucaille.html]
salam.
kenapa judulnya gak pakai bahasa yang baku saja pak? biar lebih keren dan lebih suka dibaca orang .
BalasHapuskarena menurut saya judul sebuah tulisan sangat mempengaruhi citra sebuah tulisan.
si wira sableng mengia orang jaman dulu sudah tahu ttg cara mengawetkan mayat, padahal belum tentu. Jadi jasad firaun memang diawetkan secara alami karena air laut...
BalasHapusM oon,
BalasHapusjadi kalo gitu...ALL MUMMY yg ditemukan di Mesir dan terasa asin...maka semuanya PERNAH KECEBUR?
Goblok aja sombong..
Woii,
di seluruh dunia ini PENEMUAN MUMI menuju ke atas tahun 9000 SM..artinya dongeng manusia pertama Abrahamic itu udah kadaluarsa..ke salip!
Proses MUMIFIKASI/PEMBALSEMAN..ada diseluruh PENJURU DUNIA LAINNYA misalnya China, Chile dan Peru...MUMIFIKASI itu udah ada..dan ngga perlu nunggu dongeng ada yang kecebur dulu
sebagai oleh2 silakan baca ini:
[http://books.google.co.id/books?id=raKRY3KQspsC&pg=PA750&lpg=PA750&dq=first+embalming,+9000+BCE&source=bl&ots=lSXOt73Yg6&sig=Wus7Cae4hykPmbqx7bo7-hObOQE&hl=id&ei=U5mpTITPAYSMvQOp8b3MDA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CBwQ6AEwAjgK#v=onepage&q&f=false]
dan itu..ngga make kejebur kelaut bos..
itu sama sekali tak bisa menjadi bukti bahwa mayat firaun terawetkan bukan karena air laut. lol! sudah ada penelitian kalau terbelahnya laut itu memang dimungkinkan secara ilmiah. JAdi itu bukan dongeng seperti dewa-dewa kamu yg hoax itu.
BalasHapusyg punya blog masih saudara ama "666" atau atheis ya.apa kebanyakan nonton film zeitgeits
BalasHapus@ wira
BalasHapussalam kenal, meski saya tidak menyembah sapi seperti Anda apalagi mengambil berkah dari kotorannya untuk disumbangkan kepada "intelektual" seperti Anda sebagai hadiah yang paling agung, paling tidak izinkan saya sesama putra indonesia untuk berbincang ngalor-ngidul hingga ke gunung kidul ^^
menurut Anda pribadi dari hasil kajian Anda terhadapa literatur2 di atas, laut itu terbelah karena di pukul oleh tongkatnya sendiri atau karena fenomena alam?
ini dijawab dulu?
nanti saya siapkan argumen balasannya!
@entah sapa namamu,
BalasHapusSaya ngga tertarik menjawab dan silakan sampaikan saja apa yg mau disampaikan..ngga perlu banyak basa basi ngga mutu.
saya mau mendebat Anda cuma saya khawatir, jangan2 saya mendebat referensi Anda bukan mendebat pemikiran Anda..
BalasHapustapi kalau itu yang Anda mau, OK
masuk ke point saja,
menurut pengamatan saya, Anda menolalak cerita dari kitab suci dan lebih percaya bahwa laut itu terbelah karena fenomena Alam
maka yang ingin saya pertanyakan, kenapa di tempat dan lokasi terbelahnya air laut itu oleh Musa hanya terjadi sekali saja dalam rentang sejarah, padahal yang namanya fenomena alam biasanya akan terjadi beberapa kali dalam beberapa masa seperi terbelahnya air laut di Jindo korea..
ngomong jangan tinggi2 amat sesuaikan dengan kemapuan akal, jangan malah tertipu dengan banyaknya referensi yang nada kutip, karena itu tidak selalu mencerminkan pahamnya seseorang atas satu kebenaran yang selalu diperebutkan manusia
@entah sapa namamu,
BalasHapusanda:
kenapa di tempat dan lokasi terbelahnya air laut itu oleh Musa hanya terjadi sekali saja dalam rentang sejarah, padahal yang namanya fenomena alam biasanya akan terjadi beberapa kali dalam beberapa masa seperi terbelahnya air laut di Jindo korea
saya:
karena musa itu kisah dongeng. sesimple itu jawabannya.
ya mungkin saja tapi dongeng Musa mungkin belum apa2 dibanding dongeng Weda
BalasHapusAnehnya orang sepeti Anda masih mau saja percaya dengan agama dan kitab suci orang India tersebut yang isinya cuma dongeng dan hayalan
jujur melihat koment anda yang begini, sangat jauh berbda dengan tulisan2 Anda di atas, besar kesimpulan saya anda ini tidak punya kempuan apa2 alias tulisan nda di atas hanyalah terjemahan ulang atau saduran dari oleh pikir orang lain sehingga tatkala dimintai pertanggung jawabannya anda malah ngoceh sana-sini
BalasHapusmemalukan cekali
@Entah sapa namamu,
BalasHapusSalah satu bagian dari Veda, yaitu kitab dongeng [purana], menuliskan musa sebagai sebuah kisah dongeng. Ternyata baik Ilmu pengetahuan modern maupun Veda bersepakat bahwa kisah Musa membelah laut cuma dongeng belaka..
Orang2 berikutnnya karena keterbatasan nalar, malah memuatnya menjadi suatu kitab dan dinyatakan suci..secara turun temurun di doktrinasi membuta di telan mentah2 hingga sampe kepada anda.
wir2
BalasHapuslucu sekali argumen Anda ini....
gini ya kalau meng suka baca dunia timur tengah terutam agama kristen dan islam, coba cari ada berapa nama musa di bangsa Israel
Musa yan membelah lautan itu namnya MUsa bin Imran saudaranya harun
selain musa bin Imran ada juga Musa bin Misya (yang ini tidak ada sejarah pembelahan lautnya), dan mucul sebelum Musa bin Imran, sejarah mereka beduapun berbeda
Umur purana dengan perjanjian lama itu berbeda masa karena menyebutkan satu nama musa tiba2 harus dikaitkan dengna musa bin Imran, check itu out dulu lah
jangan asbun ngga jelas
Musa yang mana si purana sebutkan itu, ini jga baru duo Musa belum Musa-musa lainnya,
ngomong tuh jangan tinggi2 amat sesuaikan dengna kadar pemahaman Anda!!!
@entah sapa namamu,
BalasHapusmusa yg dimaksud di 2000 tahun setelah kaliyuga adalah seorang guru spiritual yg menyebarkan doktrinnya ke seluruh dunia..yg punya kitab emang si musa yg di dongengkan ternyata ngga belah laut, sementara si musa manasseh emang ngga punya kitab.
ngga usah ngeles ngga mutu deh..ngga laku.
saya ngga ngerti maksud kamu ini?
BalasHapusdari awal kan kamu mebahas Musa yang membelah lautan,
lalu kamu meng-fiktif-kan tokoh ini.
ini buktinya:
wira:
karena musa itu kisah dongeng. sesimple itu jawabannya.
saya tanya kenapa bisa fiktif:
kamu bilang
wiraa;
Salah satu bagian dari Veda, yaitu kitab dongeng [purana], menuliskan musa sebagai sebuah kisah dongeng. Ternyata baik Ilmu pengetahuan modern maupun Veda bersepakat bahwa kisah Musa membelah laut cuma dongeng belaka..
maka saya bertanya, Musa mana yang dimaksud fiktif itu?
karena Musa itu banyak!!!!!
lalu kamu bilang
wira:
musa yg dimaksud di 2000 tahun setelah kaliyuga adalah seorang guru spiritual yg menyebarkan doktrinnya ke seluruh dunia..yg punya kitab emang si musa yg di dongengkan ternyata ngga belah laut, sementara si musa manasseh emang ngga punya kitab.
saya: ini aneh, jujur anda ini tidak bisa berlogika ddan berargumentasi. Anda bodoh-Bodoh sekali...
konsisten dong!!!!
apa hubugnan coba!!!!
Musa yang membelah lautan itu tidak pernah menyebarkan doktrinnya ke seluruh dunia, LALU DIKATAKAN FIKTIF KARENA DISEBUTKAN BAHWA
Da menyebarkan doktrinnya ke seluruh dunia!!!!
hei, hei bangun jangan mabok!!!!
kamu ini membantahnya ngga nyambung!!!!
GOBLOK DAN MURAHAN SEKALI
@entah siapa namamu,
BalasHapusyah..malah membahas kitab dongeng yg emang mencantumkan kisah dongeng seorang manusia bernama musa yang menyebarkan doktrinya ke seluruh dunia..
padahal udah saya bilang, "karena musa itu kisah dongeng" dan bukankah anda sendiri bilang kaya gini, "ya mungkin saja tapi dongeng Musa [..]"
hahahahaha..
kemudian anda mengekslpor dongeng itu dengan menyajikan argument bahwa musa itu ada banyak musa yang mana yang bin imran ato bin misya?
Dongeng di kitab hindu itu menyebut ia punya doktrin dan menyebarkan doktrin, si manasseh ngga mempunyai doktrin dan ngga menyebarkan doktrin.
kemudian anda permasalahkan kata "menyebarkan doktrin ke seluruh dunia" dengan menyatakan "musa yg membelah laut" tidak menyebarkan doktrinya ke seluruh dunia.
....hahahahahahaha..
satu dongeng di bahas dengan dongeng lainnya..
ya jaka sembung bawa golok..ngga nyambung guoblok.
jujur saya debat sama kau ini kok nyambung sih?
BalasHapusfokus wir
yang tidak bisa saya terima dari kamu adalah
a. kamu meragukan peristiwa terbelahnya lautan, lalu saya jawab itu tidak bisa karena peristiwa semacam itu juga berkali-kali terjadi di Korea.
b. lalu kamu ngeles, bilang Musa itu tokoh fiktif, saya bilang bagaimana kamu bisa tahu dia itu fiktif, lalu kamu jawab karena purana kitab dongeng menceritakannya. (sebenarnya argumen ini lucu, karena kalau mau benar membantah harusnya kamu membantah dengan pembktian sains (karena ini kebanyakn kebenaran diukur dari ini) bukan malah kitab dongeng, tapi ya sudahlah namanya juga orang bodoh mana bisa dilawan)
c. saya tanya Musa yang mana? Sebab Musa itu ada banyak, ada Musa ini dan Musa itu, apa maksud Purana itu Musa bin Imran yang membelah lautan? Kamu malah jawab Musa yang 2000 tahun setelah kaliyuga yang menyebarkan doktrinya ke seluruh dunia. Coba fokus dulu deh wir! Apakah Musa yang dimaksud ini ada adegan Belah lautnya? Kalau ngga ada maka bagaiamana bisa kamu meragukan Musa yang belah laut, karena Musa yang dimaksud kamu itu tidak ada belah lautnya, mungkin Cuma belah duren hihihih
d. kamu tolong ingat, kamu boleh mengatakan puranan dan perjanjian lama itu kitab dongeng, tapi tolong posisikan diri, saya ini tidak mendongenkan perjanjian lama, sayamengengap Musa itu tokoh nyata, dan bagaiaman bisa diragukan kenyataannya dengan buku dongengn seperti purana?
d. dalam membantah saya, saya kurang bisa memahami jalan pikiran kamu itu. Coba santai lah dalam membantah!!!
Intinya pertanyaan saya.
Mohon Buktikan secara Ilmiah bahwa Musa itu tokoh fiktif dan pembelahan lautan itu tidak terjadi? Itu saja!
Perlu Anda ketahui tulisan “heboh” Anda di atas tidak mencerminkan pengetahuan Anda, Anda hanya menyadur ulang, re-transalte, dll. Yang terkadang saya mempertanyakan bisa ngga Anda mengendalikan dan mempertanggung jawabkan tulisan tersebut. Makanya saya ingin menjajal kemampuan Anda.
jujur saya debat sama kau ini kok nyambung sih?
BalasHapusrevisi
jujur saya debat sama kau ini kok ngga nyambung sih?
@Entahlah sapa namamu,
BalasHapusFokus? hahahaha..Kalo kamu cuma mampunya membahas dongeng..ya mo diapain lagi? hahahaha..
Anda:
A.kamu meragukan peristiwa terbelahnya lautan, lalu saya jawab itu tidak bisa karena peristiwa semacam itu juga berkali-kali terjadi di Korea.
Saya:
"kenapa di tempat dan lokasi terbelahnya air laut itu oleh Musa hanya terjadi sekali saja dalam rentang sejarah"
Fakta di artikel diatas, telah di kupas dari sisi ilmiah dan menunjukan membelah laut adalah BUALAN, makanya saya tulis, "kisah musa itu kisah dongeng"..Kan anda juga setuju dan menjawab, "ya mungkin saja tapi dongeng Musa [..]"
Kalo di koreka selatan adalah fakta pasang/surut yg terjadi setiap 2 tahun sekali: http://blogsr0812.blogspot.com/2011/03/misteri-fenomena-alam-laut-terbelah-di.html
Yahhh itu Beda oon..koq malah nyambung2in 2 hal yg beda..ngga mutu banget, deh?!
Anda:
b. lalu kamu ngeles, bilang Musa itu tokoh fiktif, saya bilang bagaimana kamu bisa tahu dia itu fiktif, lalu kamu jawab karena purana kitab dongeng menceritakannya. (sebenarnya argumen ini lucu, karena kalau mau benar membantah harusnya kamu membantah dengan pembktian sains (karena ini kebanyakn kebenaran diukur dari ini) bukan malah kitab dongeng, tapi ya sudahlah namanya juga orang bodoh mana bisa dilawan)
Saya:
Hahahaha..lha bukannya anda sendiri ikut bilang dongeng musa? hahahaha..
Pembuktian ilmiah kan dah ada di artikel di atas..ya baca aja oon..dan kalo ternyata terbukti emang BUALAN..ya mo diapain lagi, coba?
Sementara dongengan kisah musa ternyata ada jg di kitab khusus dongeng di hindu.
koq ngga fokus? hahahahaha
Anda:
c. saya tanya Musa yang mana? Sebab Musa itu ada banyak, ada Musa ini dan Musa itu, apa maksud Purana itu Musa bin Imran yang membelah lautan? Kamu malah jawab Musa yang 2000 tahun setelah kaliyuga yang menyebarkan doktrinya ke seluruh dunia. Coba fokus dulu deh wir! Apakah Musa yang dimaksud ini ada adegan Belah lautnya? Kalau ngga ada maka bagaiamana bisa kamu meragukan Musa yang belah laut, karena Musa yang dimaksud kamu itu tidak ada belah lautnya, mungkin Cuma belah duren hihihih
Saya:
yah bolot..emangnya si manasseh itu punya doktrin sendiri? menyebarkan doktrinya? Ngga, oon! makanya saat nyontek baca yg bener..jangan asal comot nama dan ngopas doang ke sini!
Lagian bantahan kamu make dongeng lain yg berasal dari quran dan abrahamic..ya jaka sembung bawa beton, dong..ngga nyambung oon!
Sementara dikitab khusus utk dongeng di hindu dikisahkan musa tinggal "di pinggiran sungai", punya doktrin & menyebarkannya.
kebetulan juga, frase "yam suph" dalam hebrew artinya adalah lautan alang2! dan ada daerah berawa di deket terusan suez sekarang yg di duga tempat ia jalan2 bersama pengikut2nya & ada juga daerah yg dipenuhi alang2 tumbuh dan jg dapat dilalui yaitu: danau Bitter, Sirbonis (laguna di mediterania sekarang Sabkhet el Bardowil) & danau Manzala. [http://factsanddetails.com/world.php?itemid=1390&catid=55&subcatid=351]
Lambat laun arti yam suph berubah jadi "laut merah" dan gobloknya hoax spt ini lantas di makan mentah2 dan di sebarkan lagi di AQ..
So, Musa, doktrin & lokasi mendekati sekali dengan yg di kitab khusus hindu utk dongeng dan jelas wajar ngga ditulis lagi acara membelah laut!..lha ini cuma alang2 tok!..Ya sapa suruh yg belakangan bikin arti jadi ngaco..udah ngaco malah di telen bulat2 lagi sama yg lebih belakangan.
Sisanya tanggapan anda ngga penting..
Dalam menjawab, selalu saya sesuaikan dgn kemampuanmu..kalo rumit2..nar kamu malah pingsan ato bahkan kesurupan lagi..kan repot..
wir2 tolong ya
BalasHapuskita diskusi sekarang menggunakan bahasa yang baik dan santun saja,
saya tidak akan menggunakan kata2 hina lagi,
saya sangat menghargai diskusi ini.
kebanyakan kata-kata hina ini melencengkan fokus diskusi. jadi mari kita fokus. OK
1. di awal banget saya tanya, menurut kamu laut terbelah di jaman Musa itu terjadi karena tongkat atau fenomena alam?
2. kalau kamu meyakininya sebagai fenomena alam, maka kenapa kok terjadinya cuma sekali? ngga berkali2, sebagaimana di korea?
3. tapi ternyata kamu meniadakan Musa sebagai tokoh sejarah terlebih lagi adegan belah lautnya, yang mana argumen kamu sendiri hanya bertumpu pada omongan orang, tidak menyelidikinya langsung hingga benar2 hakkul yakin untuk membuktikan kebenarannya, dan ini pun tidak ada bedanya dengan umat kristen yang meyakini peristiwa itu dengan bertumpu pada omongan alkitab? tanpa menyelidikinya langsung. so apa bedanya sih?
baik yang percaya atau pun tidak percaya sama2 percaya terhadap sumber yang ia yakini!!! hiihihihi
4. Baik saya sudah tangkap inti keyakinan kamu, sekarang saya mau bertanya, bagaimana kamu bisa membuktikan kebenaran apa yang diceritakan weda ataupun tripitaka padahal itu terjadi berabad-abad lampau sebelum kamu lahir?
seperti sosok krishna, wishnu ataupun sidartha gautama dan berbagai tokoh-tokoh yang diceritakan dalam dua kitab suci itu, apa buktinya kalau mereka itu ada (real)?
terlebih bagaimana membuktikan kemampuan mereka yang luar biasa itu, yang tidak dimiliki manusia pada umumnya!?
silahkan dijawab!
@entahlah sapa namamu,
BalasHapusAnda ini siapa ya?
mengenalkan diri saja tidak, datang dengan lagak dan lantas memaki2..jika anda tau sopan satun, anda kenalkan diri dan datang baik.
@ wir
BalasHapuskok ngga dijawab?
ngga tahu ya?
jujur saja, kamu ini memiliki keyakinan yang kamu sendiri tidak bisa mempertanggung jawabkannya!
kamu menghina sesuatu yang ada pada agama lain yang itu sendiri ada pada agama kamu!
yang mana ketika lontaran kamu itu dikembalikan kepada agama kamu, kamu sendiri malah tidak bisa menjawabanya?
malah melakukan bantahan dengan sesuatu yang tidak substansial!
apa ini disebut kritis?
ayo dijawab jangan diam saja!
@entahlah sapa namamu,
BalasHapusJangan bawa tingkah laku ajaran si maha goblok itu di sini..
Anda ini siapa ya?
mengenalkan diri saja tidak, datang dengan lagak dan lantas memaki2..jika anda tau sopan satun, anda kenalkan diri dan datang baik.
Perkenalkan diri anda, mohon dengan sopan..akan saya pertimbangkan utik menjawab..
kenapa untuk menjawab pertanyaan saya saya harus mengenalkan diri saya?
BalasHapustoh lawan debat Anda sebelum saya pun tidak jelas siapa mereka, tapi anda tanggapi,
kenapa ketika saya SKAK seperti ini jawaban Anda malah ngambang ngga jelas, beda dengan semangat Anda di awal-awal yang lagsung tegas menjawab, kok makin ke sini makin ketakutan?
kalau memang ngga bisa, bilang aja ngga bisa ngga usah ceplas-ceplos githu!
dari pada nanti anda terlanjur malu!
baik, kalau itu mau Anda saya jawab
saya adalah krishna, sekarang saya sudah membeberkannya, saya tunggu jawaban anda.
salam
@entahlah sapa namamu,
BalasHapusskak? hahahahaha..bacalah tanggapan sebelumnya..hahahaha..ngga perlu membual ngga mutu lebih banyak..lagi.
Nah, silakan jawab siapa anda dan mohon dengan sopan yg anda minta jika saya berkenan saya akan jawab,
Setiap jawaban anda setelah ini, tidak memenuhi yg saya tulis hingga 3 x [ini yg ke-3]..dengan menyampaikan bukti jati diri anda, maka saya tidak akan menanggapi apapun dan semua komentar anda akan saya hapus kecuali sebelum tgl April 16, 2011 12:46 PM
Kenapa?
saya tidak berminat debat sama orang2 PENGECUT dan pecundang..yg bahkan nama sendiri saja MALU dan takut menyampaikannya.
baik nama saya krisna wijaya
BalasHapusapa lagi yang ingin anda tanyakan?
sekarang tolong jawaban dari pertanyaan saya dijawab?
kalau anda tidak menjawab juga maka saya sendiri yang akan menjawab!
BalasHapustolong tepati ucapanmu wira, saya sudah sopan sekali. saya sangat kecewa dengan jawabanmu yang tetap ke sana kemari...
BalasHapusapalagi sampai mengatakan
[ini yg ke-3].
jelas2 menjukan betapa keyakinan anda ini sedang goyah!!
kasihan sekali
@entahlah sapa namamu,
BalasHapussilakan buktikan anda adalah krishna wijaya dan ngga perlu buang bacot dulu..nanti kamu malu lagi spt sebelumnya dengan berlaku sok cerdas.
Silakan.
@Eentahlah sapa namamu,
BalasHapusbarusan saya hapus 2 komentar anda yg tidak menjawab yg saya tanya dan malah memaki2 kalang kabut ngga jelas..
Sudah saya Ingatkan spt ini, "Jangan bawa tingkah laku ajaran si maha goblok itu di sini.." [April 16, 2011 12:46 PM]
Nah, setelah 1 harian saja, ternyata utk persoalan sepele yaitu membuktikan eksistensi dirimu sendiri yang jelas2 kamu sendiri tau KAMU EKSIS, ternyata malah ngga mampu..
Kaya gini ngaku jujur? ngaku cerdas? hahahahaha..
saya udah bilang: "Dalam menjawab, selalu saya sesuaikan dgn kemampuanmu..kalo rumit2..nar kamu malah pingsan ato bahkan kesurupan lagi..kan repot.." [April 15, 2011 5:06 PM]
terbukti lagi, kan?!
Kalo sampe hari ini kamu masih tidak mampu memberi bukti dirimu adalah krishna wijaya dan bukan nama fiktif, maka besok pagi semua tanggapanmu dan saya akan saya hapus dan yang tersisa terakhir adalah tanggal yg ini: [April 15, 2011 5:06 PM]
Ingat jangan mempertolol diri berulang2 lagi dan mengikuti tingkah ajaran maha tolol yg cuma hobi bikin onar itu..
ngerti kamu?!
manusia dungu kau
BalasHapussudah ngga bisa jawab
berlagak sombong lagi
halahh!!!
@entah sapa namamu,
BalasHapusudah saya bilang "Jangan bawa tingkah laku ajaran si maha goblok itu di sini.." [April 16, 2011 12:46 PM].
Di hari ke-2 ini saja, persoalan sepele membuktikan eksistensi dirimu sendiri yang jelas2 kamu sendiri tau KAMU EKSIS, ternyata malah ngga mampu.
Hal yg paling mudah, yang dapat dilakukan dengan mudah oleh orang jujur dan cerdas manapun bahkan tidak mampu kamu lakukan..
silakan sampaikan bukti dirimu adalah krishna wijaya dan bukan nama fiktif..sebelum banyak bacot dan memaki2 ngga jelas.
Paham, tolol?
ini yang punya blog dungu tapi belagu , modal copas dan ketika di tanya malah ngumpat .. waduh bung.. kalau anda buat artikel itu sesuai kan dengan daya pikir anda, bisa gak anda jawab ketika anda bertanya ...
BalasHapussungguh kasian saya melihat tingkah anda
salut Money...Pembelajaran bagi bloger..jangan sekali-kali membandingkan antara ilmu/akal dengan keyakinan..apalagi membandingkan antara tulisan copy paste (nyontek) dengan keyakinan...,Agama memang menuntut akal/Ilmu yang setinggi-tingginya untuk mencari kebenaran dan apabila ilmu tersebut tidak bisa menjelaskan kebenarannya ...itulah disebut keyakinan.., Masih manusiakah manusia yang tidak menggunakan akal???, masih manusiakah manusia yang tidak mempunyai kepercayaan???, masih manusiakah manusia yang tidak mengetahui kemampuannya???...sungguh kasian...sungguh kasian...
HapusBila berdiskusi dengan orang Islam atau Kristen, jawapan mereka sahaja yang betul. Ini kerana mereka menganggap agama mereka sahaja yang diredhai tuhan. Orang lain adalah kafir laknat dan penghuni neraka. Diskusi begini membuang masa, tanpa faedahnya. Lebih baik jangan dilayan.
BalasHapusKata kata pengecut bila sudah ter pojok pasti so mengalah
HapusIya bener kata Drilyas, pak Wira, jangan diladenin orang yang ga mau tahu fakta, satu2nya yg benar ya kitab mereka, berdiskusi apalagi berdebat tidak berguna.
BalasHapusFakta dari mana orang disuruh argumen ko diam membisu bilang aja takut dipatahkann semua tudhan tak mendasar korepot kwkwkwwwkwk kasiahn saya
HapusTambahan yg punya blog si wirajhana jg adalah orang yg tak berguna, nulis artikel dg menyajikan data sanggahan yg tidak kredible.
BalasHapusMasalah Musa membelah laut adalah sama dengan Buddha menerima pencerahan agung, coba apa bukti nyata Buddha benar dapat pencerahan agung karena bisa jd Buddha cumu sekedar ngimpi di siang bolong, dapat bisikan Iblis, dan bukti nyata apa Buddha benar masuk Nibana, orang Dalai lama aja yg dipercaya kelahiran kembalinya jg ga kunjung baik kondisinya tetep aja mata sipit hidung pesek ga bisa ngalahin orang eropa...
Kl bisa jawab dl pertanyaan di atas krn si wira sablengmu ga muncul-muncul dah hampir sebulan...
Manusia mempunyai akal/ilmu yang terbatas oleh karena itu dia dilengkapi keyakinan dan kepercayaan, tetapi Penulis selalu membandingkan literatur/makalah/tulisan blog/berita2 dengan Keyakinan dan kepercayaan seseorang, tentu beda donk??!!. Wahai Wirajhana!!, "Apakah Manusia Mati??", Kanapa Manusia Mate??,"Apakah Manusia reinkarnasi??", "Kapan Reinkarnasi??", "Kepada siapa reinkarnasi", Wahai Nasrani, Yahudi, Muslim "yakinkah kamu terjadi terbelahnya Laut merah waktu jaman Firaun??", Wahai Muslim "percayakah kamu reinkarnasi", Wahai Nasrani "Percayakah kamu peristiwa terbelahnya Laut merah menurut versi Yahudi??" ...hk...hk...Apapun jawabannya tidak salah menurut versi yang menjawabnya sesuai keterbatasan akalnya dan keyakinan/ kepercayaannya....,he..he..takutnya banyak menulis sepeti Wirajhna..hanya memperlihatkan lebih banyak kebodohan...dan juga takut Kalo ada Manusia Menggonggong dikiranya Anjing ...gitu loh
BalasHapusLanjut....
BalasHapusHalo..halo...Wirajhana..Nama Saya Satria Lang , Anak bangsa Indonesia, dari Kalimantan Timur,.. saya sangat senang membaca gaya tulisan Anda termasuk gaya Copy Paste...,senang karena melihat kebodohan anda dalam membahas suatu masalah..dan ahirnya merasa kasian.., Kalo Anda berkenan saya mau berdiskusi disemua tulisan Anda.tetapi jawab dulu pertanyaan saya, "Taukah Anda Agama yang dianut oleh Professor.. yang mellakukan simulasi terbelahnya laut merah dijaman Firaun??, Taukah Anda Apa yang difikirkan professor tersebut setelah melihat hasil simulasinya???, Taukah Anda Arti Kata Mukjizat dan percaya adanya Mukjizat??, Anda berhak menghapus dan atau tidak menjawab komentar saya karena blog ini milik Anda, tetapi kalo itu yang anda lakukan maka Anda termasuk orang pecundang yang diketahui oleh Saya , Anda dan Yang Maha Tau..
@naldi
BalasHapustidak perlu bukti apakah dia sudah mencapai pencerahan sempurna. bagi saya yang membaca ajarannya dan melihat tingkah lakunya yang tiada cela pada saat hidup didunia itu sudah cukup. tidak mengajarkan perang, bawa pecut seperti pongah preman, bemasalah dengan hukum dll. silahkan anda sebutkan apakah ada tingkah laku dan perbuatan buddha pada saat masa dia hidup yang salah. apabila anda tidak bs jawab saya anggap ucapan anda tidak berdasar dan harus lebih banyak belajar lagi.
@satrialang
saya kasihan pada bro eka kalo ditanya begitu. pertanyaan anda semua sudah dijawab oleh wira dimasing2 blog. jd saya tidak heran kalau pertanyaan model begini tidak ditanggapi. anda seperti bayi. mau makan harus disuapi. jika ingin tau apakah wira sudah menjawab ada baiknya anda membaca artikel2 yang ditulis oleh wira.
saya setuju nalar manusia ada batasnya. namun batasannya dibatasi oleh penemuan manusia lain. contohnya jaman dahulu manusia tidak bs membuat lampu listrik dan komponen elektronik lain. namun karena belum ditemukan teknologi yang menunjangnya yaitu listrik. jika semua manusia anggap nalarnya terbatas lalu berhenti mencari dan ngaku2 itu mukjizat / rahasia tuhan maka iptek ini gak bakal maju. dan manusia gak akan semakin dekat dengan kebenaran. seperti galileo ditangkap karena menentang ajaran gereja yang ternyata SALAH.
saya tidak percaya mukjizat. segala sesuatu hal bisa dijelaskan dengan nalar. jika sekarang belum bs dijelaskan artinya teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini saja yang belum mampu menyingkap rahasia tersebut. bukan karena itu rahasia yang diatas.
@ryan
BalasHapusGapapa.. kl anda merasa ga perlu bukti dan saya juga ga ada urusan dengan buddha anda jd ga perlu baca ajaran dan pribadi beliau dan ga perlu pula cari-cari kesalahan tingkah laku dan perbuatan beliau, kalo ada yg salah itu hanya diajarannya saja yaitu tentang tumimbal lahir dimana menurut wirajhana bahwa keadaan seseorang (cacat, sempurna, pintar, bodoh, tampan, jelek) saat ini adalah buah dari perbuatannya dikehidupan yg lalu, lalu bagaimana dengan kelahiran kembali dalai lama yg tak kunjung membaik keadaannya yaitu tetap sipit, hidung pesek, jenius jg tidak, kulit tetep ga putih disaat ditempat lain manusia yg lahir kembali terutama ras eropa secara phisik banyak yg lebih cakep dari bayi dalai lama padahal dalai lama adalah tolak ukur manusia yang paling mendekati buddha, tetapi ternyata masih jutaan bayi yang kondisi phisiknya lebih baik daripada dia inikan artinya jutaan orang tersebut kehidupan dimasa lalunya lebih budhis daripada dalai lama.
Apakah dalai lama dan bhikkhu-bhikkhuny yang melakukan kebohongan atau ajaran tumimbal lahirlah yang merupakan kebohongan??? tolong bisa dijawab!!!
Dan tulisan saya sebelumnya hanya untuk menjelaskan "keheranan" wirajhana yang meragukan keabsahan Musa membelah laut padahal kasusnya sama dengan pencerahan buddha, kl pembaca disuruh berpikir seperti kehendak wirajhana pasti pembaca juga akan "keheranan" dengan cerita buddha dapat pencerahan, apa buktinya???? kl cerita Musa membelah laut hanya sekedar dongeng maka begitu pula nasib buddha mendapat pencerahan hanyalah sekedar dongeng, kalo bukan dongeng maka mana buktinya???
Sudah ngerti belum ryan?
@naldi
BalasHapus1. masalah dalai lama saya sendiri bertanya2. didalam agama buddha sendiri terdapat 3 aliran yang mana dalai lama termasuk dalam aliran vajrayana. saya sendiri bukan dialiran tersebut, tidak mengerti, dan sama seperti anda, tidak percaya dalai lama dibilang manusia yang paling mendekati buddha. saya sendiri menunggu jawaban wira mengenai pertanyaan anda ini.
2. anda bertanya mana bukti buddha merupakan manusia yang mencapai pencerahan. menurut saya buktinya adalah selama hidup setiap ucapan dan perbuatan Buddha selalu sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. tidak pernah ada cela dalam setiap perbuatan dan ucapan buddha. apakah anda punya bukti yang mengatakan sebaliknya?
3. mengenai kasus musa begitu banyak refrensi yang ditulis wira yang mengatakan sebaliknya. menurut saya apabila anda memiliki sanggahan silahkan dicopy bagian dari tulisan wira yang anda anggap tidak benar. lalu berikan sanggahan berserta refrensi yang anda miliki sehingga akan jelas bahwa pendapat wira ternyata salah. tidak perlu menggunakan kata2 yang tidak enak dan membalik pertanyaan dengan pertanyaan sehingga melenceng dari pembahasan dan tidak ketemu ujungnya. apabila bisa demikian saya sendiri akan sangat antusias belajar dari diskusi dengan anda.
Akhir kata saya ingin bilang anda membahas pepesan kosong jika membahas satu agama dibandingkan dengan agama lainnya. karena tidak akan ketemu dan hanya menyebabkan pertengkaran. silahkan menggunakan pembanding yang dapat diterima secara universal seperti hasil penelitan, refrensi sejarah, iptek, dll. dengan demikian pembaca akan dapat belajar dari diskusi ini dan tidak merasa seperti membaca debat kusir.
Salam damai.
ttg dalai lama,
HapusPara dalai dan Panchen aliran Buddhism tibet BUKANLAH orang suci.
Baru mulai muncul di abad ke-15 dan kemudian "terlahir" berulang2 [skrg Dalai ke-14, yg ke-1 (1391-1474); Skrg Panchen ke-11, yg ke-1 (1385–1438)]. Hubungan antar mereka adalah kait mengkait krn approval seseorang adalah DALAI berasal dari Panchen dan sebaliknya.
O, ya Panchen lhama ke-10 akhirnya menikah setelah keluar dari penjara RRC. Panchen ke-11, ada 2: satu di tunjuk oleh pemerintah RRC, yg lain oleh DALAI ke-14.
Ada pengakuan dari Dalai ke-14 di media,bhw dia KEMUNGKINAN yg terakhir dari sequel ini dan tergantung pada masyarakat tibet apakah mo terus ada/gak.
Bagaimana hal ini memungkinkan?
Tumimbal lahir/patisandhi adalah kemunculan suatu mahluk hidup di alam kehidupan yang sama atau berbeda. Kemunculan ini merupakan penyambungan kembali arus kesadaran [patisandhi = penyambungan kembali, penyambung, penyambungan kesadaran].
Arus kesadaran itu tidaklah terputus [tanpa jeda], Sang Buddha menyampaikannya seperti ini,
"[..]arus kesadaran manusia yang tidak terputus yang ada di alam ini maupun di alam berikutnya" [DN 28, Sampasādanīya Sutta]. Kemudian, di kitab2 komentar pada abad ke 5 masehi ke atas dikatakan penerusan kemunculan itu seperti ini:
"Kelahiran adalah kemunculan/penjelmaan di waktu kemudian (patisandhiti ayatim uppatti), penerusan kemunculan kehidupan baru dari kehidupan lama (bhavantara patisandhanato patisandhiti vuccati). Penggabungan satu kehidupan dan kehidupan lainnya (bhavato bhavassa patisandhanam patisandhi kiccam)".
Definisi tidak terputusnya arus kesadaran TIDAK DAPAT DIARTIKAN bahwa, "kesadaran yang sama ini yang berlanjut dan mengembara di sepanjang lingkaran kelahiran".
Buddhisme TIDAK MENGAJARKAN seperti itu.
Yang diajarkan Buddhisme adalah spt ini: "Kesadaran itu muncul bergantungan, jika tanpa suatu kondisi, maka tidak ada asal-mula kesadaran." [MN 38, Mahātaṇhāsankhaya Sutta]
Skemanya kurang lebih spt ini:
Ketika MentalMateri menjadi lapuk dan menuju kematian. Moment akhir kesadaran [cutti citta] berisi rekaman bentukan2an [sankhara, san = gabungan, khara = perbuatan, sebab, akibat] yaitu hal-hal yang: terbiasa, pernah dan terakhir dilakukan oleh pikiran, ucapan, perbuatan yang berasal dari 6 indera [landasan kesadaran].
Proses dalam moment terakhir itu akan memunculkan kilasan yg paling berkesan.
Ini merupakan kontak [phassa] di akhir kehidupan --> memunculkan perasaan [vedana: suka/tidak/bukan suka/bukan tidaksuka] --> memunculkan kenginan --> memunculkan kemelekatan --> memunculkan Penjelmaan.
Bentukan2 [sankhara] --> memunculkan kesadaran/vinana [membawa informasi/hasil rekaman rasa dan/atau ingatan yang dominan] --> memunculkan namarupa [vedana, sanna, cetana, phassa, manosikaro, rupa]
Vinnana/kesadaran [ex-namarupa lama] tersambung dengan namarupa baru [yang terpicu akibat Vinnana lama yang bersamanya terdapat vedana/perasaan dan sanna/pencerapan]
Sekurangnya utk mngkondisikan itu, perlu:
1. Adithana [tekad/usaha] +
2. kumpulan kebajikan yg cukup
3. Konsentrasi yg terpusat, dugaan sy sekurangnya pd level PRA JHANA [UPACARA SAMADHI, jika tdk mencapai Jhana dari hasil meditasi samatha/konsentrasi terpusat,karena di level upacara samadhi, konsentrasi sudah dapat digenggam cukup lama].
Dengan level konsentrasi pada kehendak [plus syarat diatas] selama cuti citta, maka itu dapat menjadi kondisi sbg "sankhara" yg diperlukan utk meneruskan kesadaran sbg DALAI/PANCHEN.
kira-kira demikian.
He..he..he.. okelah kl kelahiran kembali dalai lama yg berulang kali ga kunjung membaik kondisinya karena dalai lama bukan orang suci... bisa diterima karena masuk akal.
HapusSatu lagi pertanyaan berkaitan dg tumimbal lahir, mengapa orang kulit putih melahirkan bayi kulit putih juga, manusia melahirkan manusia, binatang melahirkan binatang, dan ilmu kedokteran dewasa ini bisa memprediksi apakah turunan seseorang akan ada kemungkinan lahir cacat atau tidak dilihat dari gen yang bersangkutan, hal ini menandakan kelahiran sangat tergantung pada indungnya sebagai penyebab utama kejadian.
Karena kalo tumimbal lahir benar ada maka haruslah ada orang kulit hitam melahirkan bayi kulit putih dan sebaliknya tanpa ada faktor genetik, bahkan hewan dapat melahirkan manusia dan manusia dapat melahirkan hewan, karena rumusannya kelahiran sekarang adalah buah dari kehidupan masa sebelumnya.
Contoh soal buah kehidupan di masa lalu membuat seseorang harus terlahir sebagai dinosaurus, gimana kelanjutannya karena sekarang dinosaurus sudah punah??? karena kalo tumimbal lahir benar harusnya dia tetap terlahir menjadi dinosaurus entah dengan tiba-tiba nongol dibumi atau terlahir dari sapi.... (lama-lama jadi kepikiran teori darwin lagi karena ras manusia belum ada dibumi tetapi karena seseorang telah terkena hukum tumimbal lahir harus lahir jadi manusia maka dia terpaksa lahir dari seekor kera karena tak ada ras manusia sebelumnya.. waduh tambah puyeng kepalaku.....!!!!)
Tolong bisa dijawab, tks.
Anda mengalami kekacauan pengertian pada 2 hal sekaligus, yaitu Darwinism apalagi Buddhism.
HapusDarwinism bicara, "diantara populasi itu terdapat sedikit perubahan dan tidak ada dua individu yang identik, sehingga ada variasi bersifat turunan dari Individu-individu yang berhasil bertahan hidup. Pengulangan proses ini akan membentuk keragaman dan itupun masih dalam kerangka satu garis keturunan yang sama"
Buddhism bicara spt yg saya tuliskan di atas, yaitu patisandhi dan atau tumimbal lahir terjadi karena kondisi memicu kesadaran. Diantara pemicunya adalah "kilasan yg paling berkesan" yg menjadikan ia muncul di dunia ini..entah sebagai manusia kulit mana aja, binatang, deva ato apapun juga.
Misalnya ketika kilasannya "memedihkan" adalah kondisi penyambungan [patisandhi yg memunculkan namarupa berikutnya..ini juga di sebut sbg Gandabha] dan disaat itu ada perpaduan ibu+ayah [yg embrio cacat misalnya] serta saat musim kesuburan ibu, maka dengan perpaduan ini maka embrio dalam rahim terjadi dan ia terlahir cacat dan menjalankan masaknya "kilasan yg paling berkesan" atau dengan kata lain, masaknya buah kamma sebelumnya.
Btw,
Patisandhi berulang2 ini, AKAN TETAP BERLAKU pada semua mahluk sama sekali tidak mempedulikan apakah anda percaya/tidak pada hal ini, puyeng/tidak, beragama/tidak, Buddhis/tidak.
Tetep akan berjalan.
Rentang waktu evolusi manusia dari kera tetap akan terdapat titik dimana induk dinamakan kera dan anak dinamakan manusia...
HapusDan jawaban anda tetap menyimpulkan bahwa tumimbal lahir tetap dipengaruhi oleh faktor dari luar dan bukan hanya dari masaknya buah kamma sebelumnya, karena kalo kilasannya "memedihkan" dan perpaduan ibu + ayah [dan selamanya embrio tidak ada yg cacat] maka apakah apakah tumimbal lahir berhenti? Dan apabila masak buah kamma sebelumnya mengharuskannya terlahir sebagai dinosaurus namun disaat ini dinosaurus telah punah berarti tumimbal lahir tidak terjadi?
Hahahaha..
Hapushoiiii..dimana tulisan saya menyimpulkan demikian?
dalam proses kelahiran kembali dari KILASAN MEMEDIHKAN, mahluk2 itu akan tetep muncul karena yg saya sampaikan adalah CONTOH BAGI MAHLUK2 yg lahir dari PROSES SENGGAMA..sementara ada 3 cara lagi kemunculan mahluk diluar cara SENGGAMA dan emang tidak saya tuliskan diatas.
seperti saya katakan masa bodo anda percaya/tidak ttg kelahiran kembali..anda akan tetep terlahir kembali..begitu pula nabi anda dan dan nabi2 sebelumnya termasuk adam sekalipun..dan jika Allah itu ada dan bukan dongeng..maka iapun termasuk OBJEK yg akan terlahir kembali :)
tidak terkecuali.
Hahahaha....
HapusHoiii.... andalah yang mengalami kebingungan dalam hal darwinisme dan tumimbal lahir anda.
Saya hanya menyederhanakannya saja bahwa sesuai ajaran darwinisme manusia berasal dari monyet/kera dan hal ini juga sejalan dengan ajaran tumimbal lahir bahwa monyet/kera bisa tumimbal lahir menjadi manusia, ga bedalah.
Kalo ajaran tumimbal lahir benar maka tidak akan ada yang namanya "kepunahan" pada kehidupan yang ada dibumi ini yang ada hanyalah ketiadaan sementara karena memang memang stok yang harus tumimbal lahir ke spesies tertentu tidak ada, kalo nanti sudah ada yg harus tumimbal lahir menjadi spesies "x" dan saat itu spesies "x" yg lain sudah punah, maka spesies "x" yg harus lahir ini TERPAKSA harus lahir/mucul diluar cara SENGGAMA sesuai teori anda, tapi mana buktinya ? dan siapa yg ngelarang walau sudah ada species "x" sebelumnya lalu species "x" yg lahir setelahnya harus lewat cara "senggama"? inikan menyalahi ajaran buddha lu juga yg ga percaya manusia berasal dari 1 orang lalu jadi 2 orang baru kemudian manusia lain tercipta dari kelahiran melalui proses "senggama". Jangan plintat-plintutlah...
Dinosaurus aja yang sudah jutaan tahun punah ga nongol-nongol sampai saat ini, bahkan banyak spesies lain yang juga sudah punah dan terancam punah... Apa hukum tumimbal lahir jadi kacau balau karena manusia skrg sdh mengenal proses budidaya hewan sehingga sesuatu yang seharusnya jadi dinosaurus malah terlahir jadi ayam potong karena "dipaksa" (dibudidaya) oleh manusia, saya sederhanain lagi jadi proses BUDIDAYA adalah proses memaksa tumimbal lahir agar menghasilkan spesies yang di inginkan oleh manusia, bukan dari hasil masaknya buah dimasa lampau.
Percaya atau tidak, masa bodo atau tidak itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh "tumimbal lahirmu" silahkan percaya pada bukti2 sains, riset ilmiah dan lainnya yg mendukung ajaran tumimbal lahir tsb, orang yg memakai akal dan logikanya pasti akan berpikiran sama seperti saya dan hasilnya ajaran tumimbal lahir hanyalah ajaran DONGENG.
Kalo masih hijau dan belum tau banyak..gak perlu klaim banyak deh..makin ketauan oonnya.
HapusSekarang belaga pake kepunahan..yg gak nyambung.
Lo pikir tumimbal lahir itu cuma harus dengan spesies X? bodoh.
Konsep ini memungkinkan terlahir di gak terhitung jenis MAHLUK, apakah itu JUTAAN SPESIES BINATANG, Beberapa puluh/ratus RAS manusia, Mahluk halus, Neraka, Deva!
Jadi apa yg kamu mo coba cuap2in disini?
gak nyambung bawa golok.
mengerti ajaranmu Islam sendiri bodoh..Darwinism bodoh..Buddhism apa lagi.
Baca gih..gak perlu obral kebodohan di sini dulu..kalo dah pinter dan NYAMBUNG baru saya balas komenarmu lagi.
buang2 waktu saja ngadepin kamu ini.
@ryan
BalasHapuskalo Anda menjawab bukti buddha mencapai pencerahan dari hasil ucapan dan perbuatannya, maka jawaban bukti musa membelah laut adalah dari hasilnya juga musa bisa selamat dan bangsa israel jg masih ada karena kalo tidak membelah laut pastilah sudah tamat riwayat dan cerita musa dan pengikutnya di bunuh oleh firaun dan bala tentaranya, fair play khan... ada sanggahan???
Kl ada kata-kata yg tidak enak itu jg karena ngikutin gaya wira yg provokatif, lu liat aja gaya si wira tulis seenaknya tp begitu ada yg ngebalas balik nuduh ke orang ga sopan dimana fair playnya??
Pertanyaan 1 kadang harus dibalas dengan pertanyaan 2 karena kasusnya pertanyaan 1-nya yg salah, kalo pertanyaanya salah dan harus dijawab emang bisa ada jawaban yg benar gitu??
Membahas agama dengan agama lain tidaklah pepesan kosong ryan, karena kl anda pake otak dan logika harusnya yang namanya kebenaran haruslah cuma ada 1, memang kita harus menggunakan pembanding yg dapat diterima secara universal, tetapi kalo kita hanya terpaku pada hasil penelitian, referensi sejarah, iptek dll kita akan sesat karena kebenarannya tidaklah murni 100% contoh teori evolusi dimana semua hasil riset, geologi, iptek dll digunakan untuk mendukung suatu kebohongan. dan info amerika ttg adanya senjata pemusnah masal di irak baru-baru ini merupakan contoh kebohongan yg nyata, semua sumber intelegent dan iptek digunakan hanya untuk mendukung suatu kebohongan.
Dan sekarang ini riset penelitian dan iptek digunakan untuk produksi sabun, shampo, pemutih kulit dll, apa ini semua membuat produk tsb jadi yg paling benar?? paling mujarab?? paling bagus?? paling no.1??
Debat kusir hanya terjadi kalo salah satu pihak ga mau pake akal dan logika, karena dengan akal dan logika kita bisa saring informasi baik dari agama/kitab lain, hasil riset, sejarah, iptek dll.
Salam.
@ naldi
BalasHapusPertama2 saya ingin bilang saya senang dapat berdiskusi secara baik dengan anda. Paling tidak kita sepakat jika harus menggunakan pembanding yang universal, dan untuk menghindari debat kusir harus menggunakan akal sehat dan logika. Saya juga setuju jika tidak semua penemuan bisa digunakan sebagai pembanding.
Saya yakin anda setuju agama / kitab lain tentu tidak bisa dikatakan universal karena hanya menjadi standar kebenaran oleh satu pihak saja. Serta "beberapa" hasil riset, sejarah, iptek, dll bisa dikategorikan sebagai pembanding yang universal. Bagaimana menurut anda sendiri bagian mana dari tulisan wira yang menggunakan pembanding yang tidak masuk akal dan logika? tolong diberikan sedikit contohnya.
Menggenai sanggahan sudah ada diartikel diatas. Bagaimana kalau anda copas bagian tulisan dari wira yang anda anggap salah. tidak perlu semua. sedikit bagian saja. lalu anda berikan refrensi menurut akal dan logika yang anda saring dari riset, sejarah, iptek, dll yang membuktikan kalau itu salah. dengan demikian maka menurut saya, saya dan pembaca yang lain akan lebih jelas dan bisa mengerti. saya juga dengan senang hati membaca dan berkesempatan untuk belajar dari bahasan anda.
Salam
@Ryan
BalasHapusArtikel wira:
Apa kata Al Qur'an mengenai mayat Firaun, Tenggelam ataukah Tidak?
Informasi mengenai tenggelam/tidaknya mayat Firaun, di sampaikan Al qur'an pada 7 ayat di 7 Surat berbeda [AQ 2:50, 7:136, 10:92, 17:103, 26:66, 43:55 dan 44:24].
Dari 7 ayat tersebut, hanya surat Yunus saja yang menyatakan mayat Firaun timbul ke darat, sementara di 6 ayat lainnya, yaitu: 5 ayat [diturunkan sebelum surat Yunus] dan 1 ayat [diturunkan setelah surat Yunus] tegas menyatakan baik Firaun maupun pengikutnya mati tenggelam.
Keadaan tersebut jelas tidak menunjukan informasi yang saling melengkapi namun justru informasi yang saling bertentangan.
Saya:
Mari kita lihat satu persatu ayat yg disebut wira diatas:
QS 2:50 Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.
QS 7:136 Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu
QS 10:90-92 Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
QS 17:103 Kemudian (Fir'aun) hendak mengusir mereka (Musa dan pengikut-pengikutnya) dari bumi (Mesir) itu, maka Kami tenggelamkan dia (Fir'aun) serta orang-orang yang bersama-sama dia seluruhnya
QS 26:66 Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.
QS 43:55 Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut),
QS 44:24 dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan
Dari sini kita bisa lihat kesimpulan wira yg menyatakan QS 10:92 tidak menunjukan informasi yg melengkapi namun justru informasi yang saling bertentangan adalah kesimpulan anak TK. (ga pake akal ga pake logika)
Dari ayat-ayat diatas semua menyatakan benar firaun mati tenggelam, dan di QS 10:92 sbg info pelengkap menyatakan setelah mati tenggelam jasad firaun didamparkan lagi kedaratan sebagai pembelajaran bagi manusia sesudahnya. Yahudi dan Nasrani menyatakan firaun mati tenggelam "itu saja" sedang Islam menyatakan bahwa firaun mati tenggelam dan setelah itu jasadnya dikembalikan ke daratan.
bersambung..
Naldi:
HapusDari sini kita bisa lihat kesimpulan wira yg menyatakan QS 10:92 tidak menunjukan informasi yg melengkapi namun justru informasi yang saling bertentangan adalah kesimpulan anak TK. (ga pake akal ga pake logika)
Dari ayat-ayat diatas semua menyatakan benar firaun mati tenggelam, dan di QS 10:92 sbg info pelengkap menyatakan setelah mati tenggelam jasad firaun didamparkan lagi kedaratan sebagai pembelajaran bagi manusia sesudahnya. Yahudi dan Nasrani menyatakan firaun mati tenggelam "itu saja" sedang Islam menyatakan bahwa firaun mati tenggelam dan setelah itu jasadnya dikembalikan ke daratan.
gw:
Padahal kalo kamu baca lanjutannya gak dipotong kamu juga tau kenapa tulisanmu tidak bener :)
nih:
Perlu kiranya di ketahui bahwa Islam juga mengenal prinsip Nashk[Pembatalan] dan Manshuk[Penggantian] sebagaimana tercantum di AQ 2:106, 16:101, 13:39 17:86, dan 22:52. Prinsip ini bekerja pada keadaan diantaranya jika terdapat hukum yang saling bertentangan dan bukan melengkapi. Dari urutan turunnya surat, informasi nash di ayat 17:86 turun sebelum ayat 10:92 dan 4 ayat informasi naskh sisanya turun di setelahnya.
Jika Nashk dan Mansyuk dapat diterapkan juga di kejadian ini, maka di antara 7 ayat yang menyinggung peristiwa tenggelamnya Firaun dan pengikutnya, maka surat 2:50 adalah yang turun paling belakangan dan dapat digunakan untuk menganulir informasi ayat 10:92. Konsekuensi logisnya sekarang adalah seluruh kitab Abrahamic berada pada sisi yang sama yaitu mayat firaun, yaitu tetap tenggelam.
[sisanya baca aja di atas..percuma bolak balik tetep tidak mematahkan argumen]
Saya sengaja potong lanjutannya karena lanjutannya yang ga bener...
HapusPerlu kiranya diketahui bahwa di Islam istilah Nasakh sebagai istilah hukum adalah proses dimana ada ayat yang diturunkan untuk menetapkan suatu hukum kemudian hukum tersebut berubah sesudah turunnya ayat lain sehingga menghasilkan hukum terbaru sekaligus membatalkan hukum yang dari ayat yang lama dan di Islam tidak ada keharusan untuk menerima konsep nasakh.
Di Al-Qur'an kata nasakh muncul di QS.2:106,"Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?"
Pemahaman/penafsiran orang Islam ttg ayat tersebut berbeda-beda dikarenakan kata 'ayat' pada ayat tersebut ditafsirkan berbeda yaitu sebagai ayat, mukjizat, tanda dan agama.
Dan sesuai tafsir Ibnu Katsir yang sering lu pake dapat dilihat tafsir QS.2:106 sbb:
"The Nasakh only occurs with commandments,prohibitions, permissions, and so forth.
As for stories, they do not undergo Nasakh."
Jadi untuk cerita Musa, sorry anda salah alamat Bung... :)
Benarkah maksud dari IBN JARIR bahwa NASHK tidak termasuk KISAH?
HapusIbn Jarir:
"Whatever ruling we repeal in an Ayah by making the allowed unlawful and the unlawful allowed"
The Nasakh only occurs with commandments, prohibitions, permissions, and so forth. As for stories, they do not undergo Nasakh.
The word, `Nasakh' literally means, `to copy a book'.
The meaning of Nasakh in the case of commandments is removing the commandment and replacing it by another. And whether the Nasakh involves the wordings, the ruling or both, it is still called Nasakh.
--
hahahahahahaha..tafsir aja masih di POTONG dan PLINTIR :)
Nah biar jelas dan gak diplintir2, makanya baca Tafsir 2:106, dari awal dong:
Ibn Abi Talhah -> Ibn `Abbas: "Whatever an Ayah We abrogate."
Ibn Jurayj -> Mujahid: "Whatever an Ayah We erase." [juga dari As-Suddi]
nih the best partnya:
Ibn Abi Najih -> Mujahid:"We keep the words, but change the meaning." [kepada teman2 dari `Abdullah bin Mas`ud, juga Ibn Abi Hatim menyatakan yg sama spt disebut oleh Abu Al-`Aliyah and Muhammad bin Ka`b Al-Qurazi]
coba perhatikan ini:
Ibn Abi Hatim: "Erase and raise it, such as erasing:
1. (from the Qur'an), "The married adulterer and the married adulteress: stone them to death,' [perintah] and
2. If the son of Adam had two valleys of gold, he would seek a third." --> Ooopss, TERBUKTI kisah [baca: STORY] juga TERMASUK :)
Waduh...Sry bung..mayatnya tenggelem lagi :)
Waduh.... anda ini ternyata ga cuma pemahamannya ttg Islam yang masih kelas TK, tetapi nerjemahin bahasa inggrisnya juga masih kelas TK, akhirnya jadi ngocehnya ga karu-karuan.
HapusBenar kata nasakh secara harfiah bisa berarti : menyalin; memindahkan atau menulis.
Arti "the wordings" yang anda tebalin diatas adalah "bacaan atau lafazh" dan bukan cerita (story) sedang "the ruling" adalah "hukum" , supaya jelas saya terangin sedikit ya :
Ada tiga macam nasakh didalam al Qur’an yaitu :
1. penghapusan bacaan/lafazh (the wording) tanpa hukumnya (the ruling)
contoh : yang lu kasih "The married adulterer and the married adulteress: stone them to death, and If the son of Adam had two valleys of gold, he would seek a third."
ayat ini pernah turun tetapi tidak ada di Al-Quran namun hukumnya tetap berlaku.
2. penghapusan hukum (the ruling) tanpa bacaan/lafazhnya (the wording)
contoh : hukum diayat 65 surat Al Anfal dihapus dan diganti dengan ayat 66 surat Al Anfal.
3. penghapusan bacaan/lafazh (the wording) dan hukumnya (the ruling) sekaligus
contoh : ayat yang menyatakan 10 kali penyusuan mengharamkan pernikahan.
--> Oooopss, TERBUKTI ANDA SALAH ALAMAT LAGI BUNG. :)
Lah OCEHAN GAK KARUAN KAYA ANAK TK itu justru saya copy dari IBN KATHIR..tertulis RAGAM PENDAPAT dan cilakanya GAK ADA yg dukung OCEHAN mu malah? Jadi ttg pemahaman anak tk itu ya seharusnya kamu alamatkan pada IBN KATHIR dong..
Hapusargumentmu:
1. penghapusan bacaan/lafazh (the wording) tanpa hukumnya (the ruling)
contoh : yang lu kasih "The married adulterer and the married adulteress: stone them to death, and If the son of Adam had two valleys of gold, he would seek a third."
ayat ini pernah turun tetapi tidak ada di Al-Quran namun hukumnya tetap berlaku. + yg ke-2
gw:
Tidak ada satupun ayat di Qur'an yang menyatakan bahwa hukuman bagi pelaku tindakan keji dilakukan dengan cara rajam (hingga mati).
Kemudian tafsir Ibn Kathir utk surat AQ 24:1-2, memberikan suatu keterangan yang sangat mengejutkan:
Imam Malik merekam bahwa 'Umar, Semoga Allah bersukacita padanya, berdiri, memuji dan mengaggungkan Allah, kemudian berkata; "Wahai masyarakat! Allah mengirim Muhammad dengan kebenaran dan menurunkan Kitab padanya.
Satu dari sekian banyak yang diturunkan adalah ayat tentang merajam hingga mati, yang mana telah kita resitalkan dan mengerti. Utusan Allah yang membawakan hukuman rajam, setelah beliau, begitu pula kita, namun saya khawatir bahwa dengan berlalunya waktu, beberapa akan menyatakan mereka tidak menemukan Ayat rajam di AQ, mereka menjadi tersesat karena mengabaikan satu dari kewajiban-kewajiban yang Allah turunkan.
Rajam adalah sesuatu yang AQ resepkan untuk --laki/perempuan-- yang melakukan persetubuhan illegal, jika telah menikah, terbukti, atau jika kehamilan terjadi karenanya, atau mereka mengaku" [ini juga di rekam dalam 2 sahih panjang dari hadis Malik]
---
Berikut di bawah ini beberapa sample lain sebagai bukti bahwa AQ sudah tidak lengkap lagi:
Ibnu Majah meriwayatkan dari A'isyah, mengatakan bahwa ayat rajam dan ayat Radha'ah yang disimpannya di bawah ranjang telah dimakan kambing dan tidak ada lagi dalam Al-Qur'an. ["Ta'wil Mukhtalaf Al-hadits" oleh Ibn Qutaibah, hal. 310; Musnad Ahmad, jilid 6, hal.269. dll]..DST..DST
MAKIN JELAS bahwa:
1. Hukuman itu TIDAK DASARNYA di AQ dan
2. makin KETAUAN bahwa Al Qur'an SUDAH TIDAK LENGKAP LAGI bahkan SEBELUM wafatnya Umar?
Nah, yg menghapus sapa?
Ternyata manusia2 setelah Nabimu Mangkat dan juga KAMBING!
Duh...baca yg banyak deh naldi..kalo kamu cerdas, pasti kamu dah keluar dari ajaran gak jelas itu..namun pilihan untuk tetap bodoh ya emang hak ekslusif mu, sih.
Mari kita balik ke pemotongan keterangan yg kamu lakukan:
Btw, satu CONTOH yg TERTULIS di IBN KATHIR adalah CERITA dan JELAS DISEBUTKAN BISA..sementara OCEHANMU ttg story gak bisa..Lah kemudian diterangkan ABIS2an DIATASNYA dan DIBAWAHNYA kenapa bisa..
jawabannya simpe: apapun ayat! dan disebutkan oleh banyak narator..
Ooppsss...tenggelem terus ya..:)
makanya jangan SUKA MAEN POTONG..kalo nerangin..jadi malu sendiri kamu.
Hahaha.. anda mengalami kekacauan pengertian pada 2 hal sekaligus yaitu nasakh dan tafsir.
Hapusni baca disini [http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Al-Qur%27an] biar jelas kalo nasikh dan mansukh dan tafsir Al Quran adalah bagian dari ilmu Al Quran jadi kalo anda ingin tahu mengenai nasikh dan mansukh lebih jelas anda harus cari kitab/buku yang membahasnya secara tersendiri, sebagaimana anda tidak akan dapat mengetahui jenis-jenis sholat, bacaan dan rakaatnya hanya dari tafsir Al-Quran.
ni baca disini juga [http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Konteks/NasikhMansukh2.html] biar lu tahu bahwa nasikh dan mansukh hanya menyangkut perintah dan larangan, sedangkan dalam berita (cerita/story) tidak terjadi nasikh-mansukh, jadi kursus lagi bahasa inggrisnya ya biar ga teriak ke orang lain PLINTAR/PLINTIR padahal dirinya sendiri yang MLINTIR, jadi malu sendiri kamu.
ni baca disini juga [http://www.sunnipath.com/library/books/B0040P0021.aspx] dan [http://www.forummuslim.org/aqidah/an-nasikh-wal-mansukh.html] tentang pembagian nasakh yang 3 bagian, biar kamu lebih cerdas dan ga ngoceh sembarangan and satu lagi biar ga capek saya neranginya katanya sudah paham betul Islam tapi koq malu-maluin gini.
hehehe..kesian deh dari segudang yg kamu bawa kelasnya gak ada yg sebanding TAFSIR IBN KATHIR.
HapusMasih di LINK ibn kathir yg sama yaitu 2:106, di atas kamu dah liat terusan kalimat yg kamu potong secara brutal..sehingga MENGACAUKAN PENGERTIAN ARTI KISAH [baca: story], dah gitu dikasih contoh yg ada ceritanya juga :)
["Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, niscaya dia akan mencari yang ketiganya untuk ditambahkan kepada kedua lembah yang ada itu, niscaya dia pun akan mencarinya lagi untuk yang keempatnya. Dan tiadalah yang dapat memenuhi perut anak Adam itu, melainkan hanya tanah. Dan Allah akan mengampuni orang yang bertobat."]
ngerti?
kalo belum, nah, sekarang masih di link yg sama..1 aja linknya gak bejibun tapi kualitasnya 0 (nol)..juga biar kamu tambah pinter, gak malu2in ngaku islam tapi gak ngerti konsep mu sendiri dan yg terpenting adalah supaya gak perlu ngotot yg gak karuan:
Qatadah also said that,
نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَا أَوْ مِثْلِهَا
(We bring a better one or similar to it) means, "We replace it by an Ayah more facilitating, permitting, commanding, or prohibiting.''
hehehehe..Tuh..masih di tafsir IBNU KATHIR yg sama, [baca kata: facilitating, commanding :)]
percuma kamu melingker2..kaya ulet..tafsir 1 biji itu sakti menghalau plintiran model kamu yg sok pinter tentang islam namun 0 (nol) besar.
Artikel wira :
BalasHapusFakta Sejarah menyatakan tidak ada kaum Israel di Mesir, namun ajaran Abrahamic sepakat secara sepihak menyatakan bahwa kaum Israel sudah 430 tahun lamanya beranak-pinak di Mesir, Jadi, bahasa Mesir merupakan bahasa Ibu bagi semua orang saat itu. Tentu saja itu artinya adalah saat itu, baik itu Tuhan, Musa dan seluruh kaum yahudi tidak berbahasa Ibrani karena bahasa itu belum ada. Mereka semua berbahasa Mesir!
Saya :
Coba di lihat di link "The Bible, The Qur'an and Science" yg wira kasih lihat di Konfrontasi riwayat kitab suci dengan pengetahuan modern (3/4) Dokter Maurice Bucaille menulis ttg ditemukannya teks monumen tahun ke V pemerintahan Mineptah yang bercerita mengenai israel.
Jadi fakta sejarah yang ada malah menyebutkan ada tertulis mengenai histori israel di mesir.
Mana yang benar ???
Silahkan nilai sendiri apa ilmiah si wira bikin artikel? sumber masih sama tapi disatu sisi diperlihatkan data yg satu dan disisi lain data yg ada ditutupi..
Kita dapat lihat statemen Dokter Maurice Bucaille pada link tersebut sbb:
Teks Qur-an mengatakan dengan jelas bahwa badan Fir'aun akan diselamatkan; inilah hal yang pokok.
Pada waktu Qur-an disampaikan kepada manusia oleh Nabi Muhammad, semua jenazah Fir'aun-Fir'aun yang disangka ada hubungannya dengan Exodus oleh manusia modern terdapat di kuburan-kuburan kuno di lembah raja-raja (Wadi al Muluk) di Thebes, di seberang Nil di kota Luxor. Pada waktu itu manusia tak mengetahui apa-apa tentang adanya kuburan tersebut. Baru pada abad 19 orang menemukannya seperti yang
dikatakan oleh Qur-an jenazah Fir'aunnya Exodus selamat.Pada waktu ini jenazah Fir'aun Exodus disimpan di Museum Mesir di Cairo di ruang mumia, dan dapat dilihat oleh penziarah. Jadi hakekatnya sangat berbeda dengan legenda yang menertawakan yang dilekatkan kepada Qur-an oleh ahli tafsir Injil, R.P. Couroyer.
Dari contoh diatas kesimpulan wira yg menyamakan kitab/agama abrahamic adalah salah...
Naldi:
HapusDokter Maurice Bucaille menulis ttg ditemukannya teks monumen tahun ke V pemerintahan Mineptah yang bercerita mengenai israel.
Jadi fakta sejarah yang ada malah menyebutkan ada tertulis mengenai histori israel di mesir.
Mana yang benar ???
gw:
Nih baca aja ulasan dari wikipedia..karena emang BUKAN HISTORI ISRAEL DI MESIR..bahkan menyatakan itu BANGSA ISRAEL saja tidak. [http://en.wikipedia.org/wiki/Merneptah_Stele]
Sama aja udah diulas juga sama Dr.Bucaille...
HapusIsrael memang merujuk kepada kelompok keturunan Yakub karena Israel sebagai bangsa baru muncul setelah jaman Musa dan Merneptah yaitu pada jaman Daud dan Sulaiman..
Nih baca juga ulasan dari wikipedia mengenai wabah di mesir kuno dimana terdapat kesamaan cerita dengan wabah yang ditimpahkan Allah menjelang eksodusnya Musa dan Israel.
[http://en.wikipedia.org/wiki/Ipuwer_papyrus] atau di [http://en.wikipedia.org/wiki/Plagues_of_Egypt]
Pro-kontra tetap ada tetapi menutup salah satu informasi adalah tindakan yang tidak bijak dan tidak ilmiah.
wadooh...Apa yg sama?..
Hapusmerneptah steel jelas2 emang BUKAN HISTORI ISRAEL DI MESIR..bahkan menyatakan itu BANGSA ISRAEL saja tidak...Jadi gak perlu make teknik nyambung2in yg emang gak nyambung..konyol deh.
Eh, sekarang malah mo klaim dongeng 10 wabah..hehehe..Salah satu dongeng populernya anda bisa baca di: Sealed Letter yg juga menceritakan DONGENG 10 wabah juga..dan cilakanya gak ada musa juga tuh
Ato mo make versi dongeng 10 wabah yg mana dari Bibble? Versi Keluaran 7 s.d 12? Versi Mazmur 78 ato Versi Mazmur 105? Cilakanya dari 10 itu cuma 5 yang sama..Ato mo versi dari AQ? hehehehe..
Ayo di pilih2 dongengnya dulu.. :)
Anda ini mirip anak2..dongeng aja dipaksakan supaya ada..dewasalah dikit, terima kenyataan pait dan lanjutkan hidup..lebih ringan koq.
Repot emang nerangin ke orang kelas TK macam anda yg hanya berpegang pada prinsip "kalo tidak ada bukti maka suatu kejadian dianggap tidak ada" dan ngerasa blognya lebih ilmiah dari bukunya Dr.Bucaille yang benar-benar seorang scientist.
HapusKl anda nganggap DONGENG cerita musa membelah laut hanya karena tidak mendapatkan bukti nyata/ilmiah, maka cerita buddha mendapat pencerahan agung (dan otomatis berikut semua ajarannya seperti tumimbal lahir, nibana dll) juga hanya DONGENGAN SEMATA, kl memang benar terjadi apa ada bukti nyata/ilmiah yg mendukung?
Anda persis seperti yang dikatakan ryan adrianto "anda seperti bayi. mau makan harus disuapi" Gunakan akal sehat dan logika anda bung...
lah Dr Bucaille sendiri mengatakan sebab kematiannya BUKAN karena tenggelem koq, dalam buku Bucaille lainnya yaitu, "Moses And Pharaoh: The Hebrews In Egypt", 1995:
HapusDalam rangka memperoleh data komparatif yang berhubungan dengan penemuan medik, kami memperluas riset pada mumi-mumi yang berkuasa di periode lainnya. Riset menempatkan kita pada posisi membawakan data yang berhubungan dengan poin-poin tertentu..,pada cara tertentu yang saat ini banyak hipotesa yang berasal dari komentar kitab-kitab sebelum tahun 1976, tidak dapat di gunakan lagi.
Sejauh berhubungan dengan eksodus, sebagaimana yang saya tekankan di bab 9, Ramesses II tidak memungkinkan dalam posisi mengepalai tentara Mesir utk mengejar kaum yahudi. Di karenakan Ia menderita penyakit yang menyebabkan ia tidak berdaya -seperti ditunjukan dari hasil sinar x- Ia tidak dapat ikut mengejar. Ramsese II tidak mungkin ikut pada bagian terakhir Eksodus.
Di lain pihak, kita dapat menyebutkan tanpa keraguan, penerusnya yaitu Merenptah, jelas cedera karena hentakan-hentakan yang berakibat luka berat yang cepat atau seketika mematikan. Tanpa mengeluarkan kematian akibat di air, yang ditekankan oleh kitab-kitab suci, Studi medis memperlihatkan bahwa luka-luka timbul dari kekerasan yang brutal
--
Tuh baca sendiri..si bucaille sendiri bilang mereka gak bisa maen air tuh.. :)
[itu pendapat dari si peneliti yg penelitiannya diplintir2 oleh muslim2 lohhh..]
Nah, jelas tidak ada raja yg ikut! dongeng itu malah di gugurkan sendiri oleh Bucaille!
gimana mau disuapin lagi, naldi?
Hehehe.. coba kita perhatiin ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan tenggelamnya firaun dan kaumnya di [Qs. 2:50, 7:136, 10:90-92, 17:103, 26:66, 43:55 dan 44:24] Al-Quran tegas menyatakan firaun tenggelam tapi adakah ayat yang tegas menyatakan ia mati tenggelam?
HapusDisurat Yunus Allah berbicara kepada firaun dan menyelamatkan "badannya", disini Al-Quran menyatakan badan berarti ada kemungkinan firaun masih hidup atau sudah mati, kalo Al-Quran menyatakan mayat berarti 100% firaun memang mati, tapi mengapa menyatakan badan?
Hal yang menarik adalah ayat ini ada di surat Yunus dimana diketahui Nabi Yunus juga pernah tenggelam di laut (ada dalam perut ikan) dan dilemparkan/didamparkan lagi ke daratan dalam keadaan hidup. Jadi sesuai Al-Quran masih ada kemungkinan firaun masih hidup waktu didamparkan ke darat dan Allah berfirman dengan sebagaimana terdapat disurat Yunus, dan firaun kemudian mati karena luka-luka akibat hempasan-hempasan/kekerasan.
Di tafsir Ibnu Katsir kita juga jumpai adanya cerita malaikat jibril yang menyumpal mulut firaun dengan tanah/lumpur, apakah ini yang membunuh firaun?
Dan dapat prasangka dari mana Bucaille mengenai Ramses dan Merenptah adalah firaun di jaman musa? apa dari muslim? apa dari bible?
Maka tidak ada yang diplintir2 oleh orang muslim... penafsiran/teori yang ada memang akan berbeda-beda karena Al-Quran tidak menjelaskan secara detil..
Ilmu pengetahuan dan teknologi manusia masih terbatas dalam menguak tabir masa lampau baik dalam menguak apa kisah musa membelah laut benar ataupun dalam menguak tabir apa benar buddha telah mengalami pencerahan agung...
Kalo nganggap cerita musa DONGENG maka cerita buddha juga DONGENG iya kan? jangan PLINTAT-PLINTUT. :)
Yah kesian..
Hapusquote>
Keadaan tersebut jelas tidak menunjukan informasi yang saling melengkapi namun justru informasi yang saling bertentangan.
Perlu kiranya di ketahui bahwa Islam juga mengenal prinsip Nashk[Pembatalan] dan Manshuk[Penggantian] sebagaimana tercantum di AQ 2:106, 16:101, 13:39 17:86, dan 22:52. Prinsip ini bekerja pada keadaan diantaranya jika terdapat hukum yang saling bertentangan dan bukan melengkapi. Dari urutan turunnya surat, informasi nash di ayat 17:86 turun sebelum ayat 10:92 dan 4 ayat informasi naskh sisanya turun di setelahnya.
Jika Nashk dan Mansyuk dapat diterapkan juga di kejadian ini, maka di antara 7 ayat yang menyinggung peristiwa tenggelamnya Firaun dan pengikutnya, maka surat 2:50 adalah yang turun paling belakangan dan dapat digunakan untuk menganulir informasi ayat 10:92. Konsekuensi logisnya sekarang adalah seluruh kitab Abrahamic berada pada sisi yang sama yaitu mayat firaun, yaitu tetap tenggelam.
Naldi:
Dan dapat prasangka dari mana Bucaille mengenai Ramses dan Merenptah adalah firaun di jaman musa? apa dari muslim? apa dari bible?
gw:
baca aja salah satu cuplikan KLAIM kalangan muslim di atas, yg onani sendiri ketika bicara temuan "garam" di mummifikasi...xixixixi..kesian deh.
musa itu dongeng..yah makan aja tuh dongeng..
ttg Buddha,
Keberadaannya bukanlah dongeng.
Alasannya?
Peninggalannya fisiknya ada, ajarannya menampilkan detail perdetail logic dan dapat diikuti sequencenya dan bahkan yg mengikuti prosedur meditasi pun mendapatkan hasil sesuai teori.
Minta waktu untuk mempelajari dulu.
BalasHapusLink yang dimaksud ini "The Bible, The Qur'an and Science" yg wira kasih lihat di Konfrontasi riwayat kitab suci dengan pengetahuan modern (3/4)
ada di sini "http://media.isnet.org/islam/Bucaille/BQS/HKonfrontasi3.html"
@Naldi dan Wira
BalasHapusHalo salam kenal. Saya udah baca ketujuh ayat AQ yg bikin kalian ribet itu. Hmmm memang betul tidak satupun dari ayat itu yang menyatakan dengan tegas kalo firaun mati tenggelam. Hanya tenggelam saja, jdi bisa mati bisa juga tidak. Yah selanjutnya antara bro naldi dan wira bisa dilanjutkan lagi diskusinya.
Mengenai apakah buddha hanyalah dongeng atau tidak, setau saya, dalam level paling umum buddhisme tidak terlalu hirau dengan hal semacam itu, dan juga mengenai hal2 spekulatif lainnya, termasuk reinkarnasi dll.
Karena buddhisme adalah satu2nya ajaran spiritual yg tidak memiliki dogma (sesuatu yg harus diyakini benar)justru ehipasiko. Jadi ajaran buddha bebas dari dogma. Kalau gitu apa yang menjadi pegangan dasar ?
hanya ini saja : apabila praktek berdana, kemoralan, dan konsentrasi, memberikan manfaat di kehidupan ini, laksanakan, apabila tidak, tinggalkan.
Ajaran buddha menekankan pada kesadaran saat ini secara terus menerus. tidak pada masa lalu dan masa depan.
Thx
To Wirajhana Eka, salam hormat.
BalasHapusComent anda:MAKIN JELAS bahwa:
1. Hukuman itu TIDAK DASARNYA di AQ dan
2. makin KETAUAN bahwa Al Qur'an SUDAH TIDAK LENGKAP LAGI bahkan SEBELUM wafatnya Umar?
================================================================================================
Menanggapi sebagian coment anda pada Jan 21, 2012 10:27 PM yang intinya tidak adanya ayat rajam di AQ.
Nash Yang Mansukh Lafazhnya, Namun Hukumnya Tetap.
Umar bin Al-Khathab berkata, "Sesungguhnya aku khawatir, zaman akan panjang terhadap manusia sehingga seseorang akan berkata: “Kita tidak mendapati rajam di dalam kitab Allah”, sehingga mereka menjadi sesat dengan sebab meninggalkan satu kewajiban yang telah diturunkan oleh Allah. Ingatlah, sesungguhnya rajam adalah haq atas orang yang berzina dan dia telah menikah, jika bukti telah tegak, atau ada kehamilan, atau ada pengakuan.” Sufyan berkata, “Demikianlah yang aku ingat. Ingatlah, Rasulullah SAW telah melakukan rajam, dan kita telah melakukan rajam setelah beliau.” (HR Bukhari)
Adapun lafazh ayat rajam, disebutkan oleh sebagian riwayat dengan bunyi; "Laki-laki yang tua (maksudnya yang sudah menikah) dan wanita yang tua (maksudnya yang sudah menikah) jika berzina, maka rajamlah keduanya sungguh-sungguh, sebagai hukuman yang mengandung pelajaran dari Allah, dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."( Kitab ITQON Cabang-47 Bab-Naskh wa Mansukh Hal-332 Juz-2)
TO: M Husaini yg terhormat,
BalasHapusSungguh jarang terdapat komentar dengan tata kesopanan dan juga tidak menunjukan emosi seperti yg anda sampaikan pada blog ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih berkenaan dengan hal ini.
Kemudian,
Seperti yg saya tuliskan pada tanggap di atas tentang tidak (ada) dasar di AQ [utk hukum rajam] dan sudah tidak ada pula di jaman umar [sehingga mereka melakukan hukum rajam hanya bersandarkan pada pernyataan para perawi yg berdasarkan pernyataan umar, bahwa itu dilaksanakan sejak jaman nabi anda]. Landasan berpendapat saya adalah fakta di AQ sendiri yang tidak terdapat aturan detail ttg rajam dan pelaksanaannya dan ditambah laporan dari hadis2 yang senada menyatakan alasan mengapa tidak ada di AQ yang menginformasikan hilangnya beberapa ayat/surat [tentang raja] spt salah satu contoh yg saya sampaikan di atas [atas laporan Aisyah] ttg ayat2 rajam yang hilang karena di makan binatang semacam kambing [peristiwa hilangnya ayat ini, seingat saya disekitar wafatnya Nabi anda].
Itulah yg menjadi pijakan dasar dari statement saya di atas.
salam.
To Wirajhana Eka, salam hormat
BalasHapusComent anda:
Landasan berpendapat saya adalah fakta di AQ sendiri yang tidak terdapat *aturan detail ttg rajam dan pelaksanaannya*dan ditambah laporan dari hadis2 yang senada menyatakan alasan *mengapa tidak ada di AQ* [..].
================================================================================================
Tanggapan saya:
1)Aturan detail
Kalau tidak ada dalam AQ carilah di Hadits dan kalau tidak ada di Hadits maka carilah dikitab terdahulu(Taurat)
Dalilnya;
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.(An-Nisa’: 136)
Dari Abdullah bin ‘Umar bahwa beberapa orang Yahudi datang kepada Rasulullah dgn membawa seorang lelaki dari mereka dan seorang wanita yg kedua telah berbuat zina.Maka Rasulullah bertanya kepada mereka: “Apa yg kalian lakukan terhadap orang yg berzina di antara kalian?” Mereka menjawab: “Kami melumuri wajah dgn arang2 dan memukulnya.” Rasulullah berkata: “Apakah kalian tdk menemukan hukum rajam dlm Taurat?” Mereka menjawab: “Kami tdk mendapati sedikitpun .” Abdullah bin Sallam berkata kepada mereka: “Kalian telah berdusta datangkanlah Taurat jika kalian jujur.” Salah seorang guru mereka yg mengajari mereka meletakkan telapak tangan di atas ayat rajam . Lalu diapun mulai membaca ayat yg sebelum dan sesudah dan tdk membaca ayat rajam. melepaskan tangan dari ayat rajam dan bertanya: “Apa ini?” Tatkala mereka melihat itu merekapun menjawab: “Itu ayat rajam.” Maka Rasulullah memerintahkan agar keduanya dirajam.Maka keduanya pun dirajam di dekat tempat jenazah yg ada di dekat masjid. Ibnu ‘Umar berkata: “Aku melihat berusaha menghindar melindungi diri dari bebatuan .”(Bukhari dan Muslim)
2)Mengapa tidak ada di AQ ?
BalasHapusDalilnya;
A)Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad saw. dengan membawa kebenaran dan telah menurunkan Al-Qur'an kepada beliau. Di antara yang diturunkan kepada beliau ialah ayat rajam. KAMI TELAH MEMBACANYA,MEMAHAMINYA SERTA MENGERTI AYAT TERSEBUT. Lalu Rasulullah saw. melaksanakan hukum rajam dan kami juga melaksanakan hukum rajam setelah beliau. Kemudian aku merasa khawatir bila waktu telah lama berlalu ada seorang yang mengatakan: Kami tidak menemukan hukum rajam dalam Kitab Allah, sehingga mereka akan sesat karena meninggalkan satu kewajiban yang telah diturunkan Allah. Sesungguhnya hukum rajam dalam kitab Allah itu adalah hak atas orang berzina yang muhshan (pernah menikah), dari kaum lelaki dan wanita, jika telah terbukti berupa kehamilan atau pengakuan. (Shahih Muslim No.3201)
B)Hadis riwayat Umar bin Khathab ra,ia berkata:Rasul Allah merajam, Abu Bakar merajam dan aku merajam. Jika tidak karena saya TIDAK MENYETUJUI MENAMBAH Kitab Allah, aku akan menulis di Masahif tersebut. Karena, aku khawatir akan datang kelompok yang tidak menemukannya dalam Kitab Allah dan akan menolaknya. (Tirmidzi 1351)
C)Ushaym meriwayatkan kepada kami: al-Zuhri meriwayatkan kepada kami dari ‘Ubayd Allah bin ‘Utbah bin Mas’ud: ‘Abd Allah bin ‘Abbas memberitahu saya: ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf meriwayatkan kepada saya bahwa ‘Umar bin al-Khattab ditujukan kepada orang-orang dan dia mendengar dia berkata:
Waspadalah terhadap orang yang mengatakan apa itu al-rajm? (Bukankah tidak ada) di dalam Kitab Allah (hanya ada) cambuk? Rasul Allah sungguh melakukan al-rajm dan kami melakukannya setelah dia. Kalau tidak karena pembicara akan berbicara dan pembicara akan berbicara dengan MENGATAKAN BAHWA UMAR MENAMBAH pada Kitab Allah apa yang bukan merupakan bagian darinya, maka saya akan menulis sebagaimana yang diturunkan (Ahmad 192).
Melihat dari dalil diatas, ayat rajam itu ada hanya saja Umar takut dikatakan "menambahkan".
Segala pertimbangan mengapa tidak dicantumkan di dalam AQ hanya Allah SWT dan Rasul-Nya yg tahu.
Maaf dengan segala kekurangan, semuanya kerena keterbatasan saya.
Terima kasih telah sudi menerangkan dan melanjutkan topik tersebut diatas, sengaja saya tidak melanjutkan diskusi untuk menghindari debat kusir dikarenakan jawaban yg saya terima dari wira sudah sangat tidak sopan dan hanya menunjukkan emosi semata...
HapusSemoga tulisan Anda dapat menambah ilmu para pencari kebenaran...
To: M Husaini, yang terhormat,
BalasHapusStatement saya:
tidak ada ketentuan rajam di AQ.
Jawaban anda:
Kalau tidak ada dalam AQ carilah di Hadits dan kalau tidak ada di Hadits maka carilah dikitab terdahulu(Taurat) dengan melampirkan hadis Bukhari dan muslim [TANPA NOMOR]:
[..]“Apakah kalian tdk menemukan hukum rajam dlm Taurat?” Mereka menjawab: “Kami tdk mendapati sedikitpun .” Abdullah bin Sallam berkata kepada mereka: “Kalian telah berdusta datangkanlah Taurat jika kalian jujur.” Salah seorang guru mereka yg mengajari mereka meletakkan telapak tangan di atas ayat rajam . Lalu diapun mulai membaca ayat yg sebelum dan sesudah dan tdk membaca ayat rajam. melepaskan tangan dari ayat rajam dan bertanya: “Apa ini?” Tatkala mereka melihat itu merekapun menjawab: “Itu ayat rajam.” Maka Rasulullah memerintahkan agar keduanya dirajam.
Saya:
Jika anda ditanya seperti nabi anda bertanya pada mereka maka bisakah anda tunjukan barangnya? Tidak akan pernah bisa. karena memang tidak ada.
Saya ambil tulisan yg anda bawa sendiri dengan 3 hadis yg semuanya berasal dari UMAR dimana dalam di 1 HADIS YG SAMA, statement UMAR saja SALING BERTENTANGAN:
"Di antara yang diturunkan kepada beliau ialah ayat rajam. KAMI TELAH MEMBACANYA, MEMAHAMINYA SERTA MENGERTI AYAT TERSEBUT"
VS:
"[..]Kemudian aku merasa khawatir bila waktu telah lama berlalu ada seorang yang mengatakan: KAMI TIDAK MENEMUKAN HUKUM RAJAM DALAM KITAB ALLAH [..]" [Muslim 3201]
+
karena emang juga dia sebutkan TIDAK ADA:
"Jika tidak karena saya tidak menyetujui menambah Kitab Allah, aku akan menulis di Masahif tersebut." [Tirmidzi 1351]
Pertanyaanya:
KITAB APA yg DIBACA Umar yang disaat yang bersamaan DIA tau itu TIDAK TERCANTUM DI MUSHAF [yg saat itu BAHKAN BELUM MENJADI SPT BENTUK AQ yg sekarang!]?
Ini membuktikan 2 hal yg pasti yaitu
1. Memang tidak ada di AQ dan dalil apapun yang anda pakai kemudian, tetap mengalami kelemahan mengingat keberadaan hukum cambuk jelas disebutkan dan tidak hukum rajam.
2. Jika anda memaksakan ada, maka jelas sekali kalo janji allah menjaga/memelihara kitabnya [AQ 15:9] sudah tidak terlaksana BAHKAN SEBELUM MENJADI BENTUK YG SEKARANG.
Demikian saya sampaikan. Salam.
To Wirajhana Eka, salam hormat
BalasHapusMaaf dengan dalil yg tdk saya cantumkan nomornya,pada kesempatan ini saya lengkapi:(HR.Al-Bukhari,8/4556 dan Muslim no. 1699)
Coment anda:
Jika anda ditanya seperti nabi anda bertanya pada mereka maka bisakah anda tunjukan barangnya? Tidak akan pernah bisa. karena memang tidak ada.
Saya:
Apakah maksud anda didalam Taurat ?
Mengenai hukum rajam di Taurat silahkan cek di ULANGAN 17:2,..,17:7.
Ataukah maksud anda didalam Al-Qur'an ?
Ayat Rajam memang tidak tertulis dalam Al-Qur'an kerena sifat ayat itu :NASH YANG MANSUKH LAFAZNYA,NAMUN HUKUMNYA TETAP.
Coment anda:
Saya ambil tulisan yg anda bawa sendiri dengan 3 hadis yg semuanya berasal dari UMAR dimana dalam di 1 HADIS YG SAMA, statement UMAR saja SALING BERTENTANGAN:[..].
Pertanyaanya:
KITAB APA yg DIBACA Umar yang disaat yang bersamaan DIA tau itu TIDAK TERCANTUM DI MUSHAF [yg saat itu BAHKAN BELUM MENJADI SPT BENTUK AQ yg sekarang!]?
Saya:
Sebelum dibukukan ayat itu ditulis ditulang,batang kurma,kulit unta,dll.
Dan mengapa Umar tahu ayat itu tdk tercantum dalam mushaf ?
Silahkan baca dalil dibawah ini:
1)Orang-orang sedang duduk dengan Marwan. Zaid bin Tsabit, yang juga hadir, mengatakan: “Kami biasa membaca dalamAl-Qur’an bahwa jika orang yang sudah menikah melakukan zina`, kamu harus merajam mereka hingga mati.” Marwan berkata: “Kau tidak menulis ayat ini ke dalam Al-Quran?” Zaid berkata: “Dengarlah, ketika kami mulai membicarakan hal ini, ‘Umar bin al-Khattab berkata: “Datanglah biarkan aku memuaskan kamu. Seseorang datang kepada Nabi dan berbicara ini dan itu dan menyebutkan al-rajam. Seseorang berkata, Wahai Rasulullah, tuliskan ayat rajam. Dia menjawab, SEKARANG AKU TIDAK BISA MENULISNYA atau ia mengatakan sesuatu yang serupa.” (Abu Ya’la al-Mawsili dalam Musnad dan al-Nasa`i dalam Sunan-nya)
2)Muhammad bin Ja’far meriwayatkan kepada kami: Shu’bah meriwayatkan kepada kami dari Qatadah dari Yunus bin Jubayr dari Katsir bin Salt yang mengatakan:Ibn al-Ash dan Zaid bin Tsabit sedang menulis Masahif, ketika mereka sampai kepada ayat ini. Zayd berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkata: “al-Syaikh dan al-shaykhah ketika mereka melakukan zina rajam mereka sekeligus”. Lalu ‘Umar berkata: “Ketika ini diturunkan saya menghadap kepada Rasul Allah dan berkata, haruskah saya menulisnya” Shu’bah berkata, “Seolah-olah DIA TIDAK MENYETUJUINYA” ‘Umar berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa al-Syaikh jika tidak menikah adalah dicambuk dan seorang pemuda yang melakukan zina`sementara menikah adalah dirajam”. (Ahmad 20613;. Ibnu Hajar Al-’Asqalani dalam Fath al-Bari dan Jalal al Din al-Suyuti dalam bukunya al-Itqan juga mengutip hadits ini)
TO:M Husaini, YTH,
BalasHapustks telah melengkapi no.hadisnya & yg saya maksud bukan taurat.
Anda:
Ayat Rajam memang tidak tertulis dalam Al-Qur'an kerena sifat ayat itu :NASH YANG MANSUKH LAFAZNYA,NAMUN HUKUMNYA TETAP +:
1. Orang2 sedang duduk dengan Marwan. Zaid bin Tsabit, yg jg hadir, mengatakan: “Kami biasa membaca dlm AQ bahwa jika orang yg sdh menikah melakukan zina, kamu harus merajam mereka hingga mati.” Marwan: “Kau tdk menulis ayat ini ke AQ?” Zaid:: “Dengarlah, ketika kami mulai membicarakan hal ini, ‘Umar bin al-Khattab berkata: “Datanglah biarkan aku memuaskan kamu. Seseorang datang pada Nabi..menyebutkan al-rajam..Wahai Rasulullah, tuliskan ayat rajam. Dia menjawab, SEKARANG AKU TIDAK BISA MENULISNYA atau ia mengatakan sesuatu yg serupa” (..al-Nasa`i..)
Gw:
Penjelasan no.1 & 2, saya kutip dari sini (saya singkat2):
1)Kata2 yg dikaitkan pada Zaid, “kami biasa membaca di Quran,” menunjukkan bhw “ayat” rajam adalah bagian dari bacaan AQ Kata2 yg dikaitkan dgn Nabi, “sekarang saya tidak bisa menulisnya” menunjukkan bhw ayat itu TDK TERMASUK DLM AQ...narasi berikut coba menjawab:
---
2)...Zayd: Aku mendengar Rasulullah saw: “al-Syaikh dan al-shaykhah ketika mereka melakukan zina rajam mereka sekeligus”. Lalu ‘Umar berkata: “Ketika ini diturunkan saya menghadap kepada Rasul Allah dan berkata, haruskah saya menulisnya”
Shu’bah berkata, “Seolah-olah DIA TIDAK MENYETUJUINYA”
‘Umar berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa al-Syaikh jika tidak menikah adalah dicambuk dan seorang pemuda yang melakukan zina`sementara menikah adalah dirajam”. (Ahmad 20613;..)
Gw:
[..]kalimat “Tidakkah kamu melihat bahwa al-Syaikh jika tidak menikah adalah dicambuk dan seorang pemuda yang melakukan zina sementara menikah adalah dirajam”.
[..]bahwa merajam “yang tua” (para Syaikh & shaykhah) karena zina adalah tdk tepat, karena orang yg belum menikah akan dicambuk dan orang yg menikah akan dirajam meskipum muda.
Mungkin inilah sebabnya mengapa “ayat” rajam tdk ditambahkan ke AQ!
Jadi..para pendukung al-rajm sekarang memberitahu kita bahwa “ayat” rajam tdk cukup valid. “Ayat” tersebut dimaksudkan untuk memberikan dasar Qurani terhadap hukuman rajam, tetapi..tujuan ini tdk pernah benar2 terpenuhi.
Perhatikan: di hadits di atas ‘Umar menemukan Nabi tdk setuju pemasukan ayat tersebut ke AQ, namun dlm narasi sebelumnya dia sendiri ingin menambahkannya ke AQ & alasan dia memberi dlm kebanyakan narasi kenapa ia tdk memenuhi keinginannya adalah bukan karena Nabi tdk menyetujuinya TAPI krn takut orang2 tdk menyetujuinya.
Kepalsuan akan memberikan argumen yg kuat terhadap dirinya sendiri jika kita bersedia meneliti perjalanan hadits yg cukup panjang.
[..]
Ibnu Abi Shaybah ttg al-Masahif dari al-Laits bin Sa’d: Yg pertama mengumpulkan AQ:Abu Bakar & Zaid bin Thabit menulisnya. & orang2 datang pada Zaid (dgn bagian Al-Quran) TAPI Zaid tdk menulis ayat apapun (ke AQ) kecuali dgn kesaksian dua saksi yg dpt dipercaya. Bagian terakhir dari Surah Bara`ah tdk ditemukan kecuali dgn Khuzaimah bin Tsabit. Dia berkata, “Tulis ayat ini, karena Rasul Allah telah menyatakan kesaksian Khuzaimah setara dgn dua laki2” Maka ia menuliskan. Dan ‘Umar datang dgn ayat rajam TAPI Zaid tdk mau menulisnya krn ‘Umar sendirian (dalam kesaksiannya) (Al-Suyuti spt dikutip dl ‘Awn al-Ma’bud 3130)
Hadits ini KONTRA dgn Ahmad 20613.
Dalam hadits Ahmad, ‘Umar sendiri menjelaskan bahwa ayat tsb tdk di AQ krn Nabi tdk ingin ayat itu ditulis & krn tidak konsisten dgn hukum Islam.
Di hadit ini Umar datang pada Zaid ingin menambahkan ke AQ!
di hadits Ahmad Zaid adalah saksi utk ayat tsbt, karena ia berkata, ‘aku mendengar Rasulullah saw berkata: “al-Syaikh dan al-shaykhah". Di hadits ini ‘Umar adalah saksi satu2ya yg tahu..shg Zaid menolak memasukkan ayat itu ke AQ!
Selebihnya baca saja di link itu. Semoga kutipan ini dapat membantu anda. Salam.
To Wirajhana Eka, salam hormat
BalasHapusComent anda:
[..]Nabi tdk ingin ayat itu ditulis & krn tidak konsisten dgn hukum Islam.
Saya:
Diatas saya cantumkan An-Nisa’: 136, yang isinya antara lain "kami beriman kepada rasul dan kitab sebelumnya. Jadi dalam hal ini hukum rajam tetap konsisten dalam Islam.
Alasannya antara lain :
1.Banyaknya hadits yang menyatakan ayat itu ada.
2.Para sahabat membacanya
3.RASULULLAH MEMBERLAKUKAN HUKUM RAJAM HINGGA AKHIR HAYATNYA.
4.Para sahabat meneruskan hukum itu.
5.Terdapat dalam kitab terdahulu.
Boleh saja orang[link] atau kelompok berpendapat lain, tetapi bisakah mereka menunjukan satu riwayat saja yang Rasulullah membatalkan hukum itu.Thank's.
To M Husaini yang terhormat,
HapusFakta utama adalah Quran sendiri yg tdk menuliskan adanya rajam dan bagaimana hukuman rajam itu di lakukan, yang tertulis spt ini:
di AQ 4:15, terdapat kalimat, "[..] atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya", sehingga ada alternatif hukuman pengganti lainnya, yaitu 100 x cambukan [AQ 24:2]. Untuk jumlah cambukan, jika pelakunya adalah BUDAK WANITA, maka ia hanya terkena 1/2 dari hukuman [AQ 4:25]. Hukuman ini juga berlaku bagi pelaku perbuatan keji sesama jenis [AQ 4:16-17, "وَاللَّذَانَ" (alladhan), 2 (dua) orang dengan jenis kelamin lelaki bukan wanita] serta ditambah dengan hukuman pengusiran [AQ 7:80-83; 26:165-175 dan 27:54-57]
Semua ketentuan dan persyaratan untuk pelaksanaan hukuman pada tuduhan Fahishah (zina), mewajibkan syarat keberadaan 4 (empat) saksi [AQ 24:4,13 dan AQ 4:15]. Kegagalan pemenuhan pada syarat kesaksian maka sipenuduh akan dihukum 80 x cambukan [AQ 24:24].
AQ 24:2, merupakan fakta yg jelas terjadi pada abrogasi hukuman kurungan dan hanya tercantum hukum cambuk tidak ada rajam di ayat tsb.
------------------
Kemudian adakah satu riwayat yg menunjukan Rasulluah membatalkan hukuman tersebut?
Ada. Bukan cuma 1 tapi 2:
[..]Lalu ‘Umar berkata: “Ketika ini diturunkan saya menghadap kepada Rasul Allah dan berkata, haruskah saya menulisnya”
Shu’bah berkata, “Seolah-olah DIA TIDAK MENYETUJUINYA”
‘Umar berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa al-Syaikh jika tidak menikah adalah dicambuk dan seorang pemuda yang melakukan zina`sementara menikah adalah dirajam”. (Ahmad 20613;..)
ke.2
[..]Zaid:: “Dengarlah, ketika kami mulai membicarakan hal ini, ‘Umar bin al-Khattab berkata: “Datanglah biarkan aku memuaskan kamu. Seseorang datang pada Nabi..menyebutkan al-rajam..Wahai Rasulullah, tuliskan ayat rajam. Dia menjawab, SEKARANG AKU TIDAK BISA MENULISNYA atau ia mengatakan sesuatu yg serupa” (..al-Nasa`i..)
Demikian.
To Wirajhana Eka, salam hormat
HapusComent anda:
AQ 24:2, merupakan fakta yg jelas terjadi pada abrogasi hukuman kurungan dan hanya tercantum hukum cambuk tidak ada rajam di ayat tsb.
Saya;
Berbeda masalah berbeda pula hukumnya,siapa yang berbuat kepada siapa dia berbuat.
=============================================
Yang saya minta riwayat PEMBATALAN HUKUMNYA..maaf..bukan lafaznya. Sahabat beliau yang terdekat saja masih meneruskan hukum itu.
To M Husaini Yang terhormat,
HapusAnda:
Yang saya minta riwayat PEMBATALAN HUKUMNYA..maaf..bukan lafaznya. Sahabat beliau yang terdekat saja masih meneruskan hukum itu.
Saya:
Tidak ada yg lebih sah lagi daripada bukti tersaji sendiri di AQ bahwa ayat rajam emang TIDAK ADA. Dari 2 [konon rencana hukuman pengganti kurungan], yang ada cuma 1 saja yaitu cambuk, sama sekali tidak ada rajam.
Kedua, ALASAN-ALASAN mengapa tidak tercantumpun BERVARIASI dan saling bertabrakan:
1. Hilang dimakan binatang,
2. Tidak dapat dicantumkan karena yg menyatakan hanya 1 saksi,
3. Nabi sendiri tidak menyetujui.
4. Tidak dapat mengingat lagi bunyinya
5. Umar mengklaim pernah membaca tapi tidak merujuk ada di surat Al Ahzab dan berencana menambahkan di akhir mushaf
point diatas, sudah merupakan indikasi jelas bahwa ayat rajam emang tidak ada dan hilang di perjalanan waktu.
salam.
To Wirajhana Eka, salam hormat
HapusSaya berdalil berdasarkan AQ(An-Nisa’: 136) dan Hadits(HR.Al-Bukhari,8/4556 dan Muslim no. 1699).
Alasan-alasan yang anda cantumkan hanya utk LAFAZ bukan HUKUM.
To M Husaini, Yang terhormat.
HapusHadis yg anda bawakan [bukhari 8/4556 dan muslim 1699] HANYA menyajikan fakta bahwa orang yahudi itu berbohong ketika menyatakan tidak ada rajam di taurat. [Faktanya sampe dengan hari ini aja hukum rajam di Taurat tetep ada: Imamat 20:10, ulangan 22:22-24].
Hadis itu TIDAK DAPAT DIPAKAI DASAR HUKUM pemberlakuan hukum rajam dalam Islam.
Rajam adalah juga kebiasaan kaum jahiliyah di jaman pra islam:
Riwayat Amr bin Maimun
Selama pre-Islam, jaman jahiliyah Aku melihat monyet betina di kelilingi sekumpulan monyet. Mereka tengah merajamnya, karena telah melakukan zina. Aku juga merajamnya bersama mereka :) [Bukkhari 5.188]
Saya udah sampaikan TIDAK ADA yg LEBIH SAH LAGI dari BUKTI yg TERSAJI SENDIRI di AQ 24:2, -> yaitu cuma ada hukum cambuk sbg penggantian hukum kurungan. Ini adalah ALASAN utama ttg tidaknya HUKUM RAJAM. Hadis2 di atas menunjukan pola saling bertabrakan.
Kenapa?
Karena tidak berlakunya rajam bertautan dengan kejadian setelah ato sebelum surat an nur!
Riwayat Ash-Shaibani:
Aku tanya pd 'Abdullah bin Abi 'Aufa ttg rajam. Ia menjawab, "Nabi membawakan hukum rajam" Aku tanya, "itu sebelum atau setelah diturunkannya surat an-Nur?" Ia jawab, "Aku tidak tau" (Bukhari 8.82.824]
Ini membuktikan lagi-lagi acuannya adalah surat An nur!
Perlu juga anda ketahui ketiadaan hukum rajam juga berkesesuaian dengan Al Baqarah 2:106, Al Ra’d 13:39 & An- Nahl 16:101 -> AQ 24.2, cambuk pengganti kurungan
dan
Al Ra’d 13:39, Al-Israa’ 17:86 -> "Dia menjawab, SEKARANG AKU TIDAK BISA MENULISNYA atau ia mengatakan sesuatu yg serupa" dan ayat2 yg dimakan binatang
Terakhir,
Jika anda masih berpegang pada ini:
Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasul Allah berkata: kata-kata saya tidak membatalkan firman Allah, tetapi firman Allah membatalkan kata-kata saya. Juga, satu bagian dari firman-Nya membatalkan bagian lainnya. (Dikutip dari Mishkat al-Masabih)
Maka pembicaraan ini seharusnya selesai bahwa rajam emang tidak berlaku lagi dengan melihat fakta2 yg saya sajikan.
Salam.
To Wirajhana Eka, salam hormat
HapusMemang betul hadits itu meriwayatkan membongkar kebohongan yahudi tapi lebih dari itu ada hal yg dipetik dari kejadian itu yaitu sunnahnya beriman kepada kitab terdahulu.
1)An-Nisa’: 136 dalil saya beriman kepada kitab terdahulu
2)HR.Al-Bukhari,8/4556 dan Muslim no. 1699 dalil sunnah rasulullah mengajarkan utk beriman kepada kitab terdahulu sebagai mana hukum bersunat.
3)Setelah turunnya QS.24:2(utk jomblo) tidak ada riwayat Rasulullah membatalkan hukum rajam hingga akhir hayatnya.
4)Sahabat yang lebih tahu dibatalkan atau tidaknya hukum itu tetap meneruskan hukum rajam.
================================================================
Coment anda:
Rajam adalah juga kebiasaan kaum jahiliyah di jaman pra islam:[..]
Saya:
Bukan kaum jahiliyah tapi umat Nabi Musa AS kerena tercantum dalam Taurat.
Mengenai hadits"ayat yg dimakan binatang" tidak bisa dijadikan alasan utk tidak dicantumkan apalagi membatalkan hukumnya. Kerena para sahabat sudah menghapal ayat itu dan itu hanya 1 ayat. Hadits itu hanya sebagai berita.
Begitu juga hadits "SEKARANG AKU TIDAK BISA MENULISNYA" ini hanya utk lafaznya kerena Rasulullah tetap memberlakukan hukum rajam.
Saya rasa sekian dan terima kasih.
Sebuah artikel yg menggunakan asumsi bebas, tidak perlu dipersoalkan benar salahnya, karena sudah pasti tidak benar dan sekedar dugaan2 saja.
BalasHapusBegitu saya memandang artikel anda diatas !
Banyak hal yg harus diuji konsistensinya dalam artikel diatas, diantaranya :
1) Pandangan para ahli yg jadi rujukan anda, semuanya hanya sekedar hipotesis semata.
Sejak kapan hipotesis anda anggap sebagai kebenaran ??
Berapa persen anda berani menjamin hipotesis2 para ahli tsb mendekati kebenaran ??
2) anda menganggap kondisi geografis suatu daerah tidak pernah berubah dalam waktu ribuan tahun, karena itu anda menilai kondisi geografis masa lalu suatu daerah dengan standar kondisi masa sekarang !
Ibaratnya : memperkirakan masa kini (2012 M) keadaan alam & social pulau Bali dengan berpatokan keadaan pulau Bali tahun 5012 M. Tentu saja kebenarannya melenceng jauh.
3) suatu catatan sejarah atas suatu persitiwa yg dibuat dimasa2 yg lebih mendekati masa terjadinya persitiwa tsb lebih layak dipercaya daripada sekedar hipotesis2, dugaan2 ataupun tulisan2 skeptis lainnya yg dibuat ribuan tahun setelah peristiwa itu terjadi.
4) Cerita pembelahan laut dalam eksodus Bani Israel bisa dipercaya kebenarannya karena selain direkam dalam tulisan pada masa yg dekat dengan kejadian itu, juga disaksikan secara langsung oleh puluhan bahkan ratusan ribu saksi mata dari kalangan bani Israel. Secara manusiawi, kisah itu menjadi kisah fantastik yg harus diceritakan secara turun temurun kepada anak cucu mereka yg tidak menyaksikannya.
Kalo kisah itu tidak benar2 terjadi, tentulah ada bantahan dari sekelompok orang2 bani Israel lainnya yg tidak suka ada sebagian dari mereka mengeluarkan tulisan yg berisi kebohongan terhadap sejarah leluhur mereka. Nyatanya bantahan seperti itu tidak pernah ada !
Dan anda tidak bisa menuduh semua orang bani Israel adalah pendusta yg menutup-nutupi kebohongan yg sebenarnya tidak benar2 terjadi !
5) Point ke-4 diatas, justru mendapat penguatan dengan diceritakannya kembali kisah tsb, sebagai bagian dari berita ghaib (wahyu) kepada suatu bangsa yg sebenarnya gak ada hubungan dengan bani Israel.
Sungguh suatu kemustahilan bila seorang Nabi dari bangsa Arab, kong kalikong dengan nabi2 bani Israel yg telah wafat ratusan dan ribuan tahun yg lalu, untuk menyiarkan dongengan bohong tentang suatu kisah yg sama. Untuk manfaat apa kebohongan itu diadakan ??
5) Soal ayat2 Al Quran tentang tenggelamnya Firaun, yg menurut anda berlaku nasikh mansukh sangat menggelikan, mengingat nasikh mansukh itu berkaitan dengan hukum2, bukan tentang cerita !
Dalam bidang jurnalistik dan sastra tulis, tidak ada larangan secuilpun bagi seorang pengarang untuk mengulang2 cerita yg sama dengan kronologis yg tidak sama, meloncat2 atau bahkan tidak lengkap !! Dan yg paling penting, apa yg dilakukannya itu tidak bisa diangap salah atau membuat karyanya dianggap sebagai karya yg tidak sempurna !
Dari fakta ini maka ayat2 Al Quran tentang tenggelamnya Firaun justru melengkapi satu sama lain, bukan saling menganulir. Firaun mati tenggelam lalu mayatnya mengapung untuk ditemukan orang sebagai peringatan bagi umat manusia yg akan datang.
Dalam kaidah umum, semua orang yg tewas karena kecebur laut disebut mati tenggelam, gak peduli apakah jenazahnya ditemukan mengapung atau tidak !
Point utama beritanya adalah telah mati tenggelam. Ditemukan mayatnya itu hanya bonus berita saja !
Jadi terlihat pemaksaan anda yg sangat gak masuk akal tentang masalah ayat2 al Quran itu, sama sekali tidak perlu ditanggapi secara serius !
Bersambung (2):
WB:
Hapusno.1...misalnya?
no.2,kamu yg berpikir spt itu dari dulu gw dah tau koq lempeng bumi bergerak..kalo 5000 tahunan bergerak maka variasinya cuma 50 meter s/d 650 meter..
no.3. tulisanmu ini tetep aja tidak membantah apapun.
no.4, saksi mata? hehehehe..itu tulisan kita karangan 1 orang..sama seperti quranmu yg menyatakan 1 orang yaitu muhammad dan dah gitu gak konsisten lagi.
no.5,apa rumitnya..kisah boongan yg di pinjem karena yg bersangkutan gak tau itu boongan?
no.5, sudah dibahas di atas..baca ulang..kalo tidak ada yg baru gak perlu pamer ketidakbecusan disini..yang menggelikan itu anda. tidak punya pengetahuan bahkan untuk urusan ajaranmu sendiri.
6) Anda tampaknya membatasi peristiwa pembelahan laut tsb hanya berdasarkan hasil percobaan dua pakar computer yg anda rujuk, yaitu dilakukan oleh perantaraan angin sebagai satu2nya cara yg masuk akal (menurut mereka dan juga anda).
BalasHapusPadahal angin bukan satu2nya cara yg bisa membuat air laut terbelah.
Banyak cara yg bisa mempengaruhi air laut, diantaranya :
A) Gempa di dasar laut yg berpotensi menimbulkan tsunami
Umum diketahui sebelum tsunami datang, biasanya air laut akan menjadi surut untuk beberapa waktu, sebelum gelombang tsunami yg lebih besar datang menerjang pantai.
B) Gravitasi bulan menyebabkan pasang surutnya air laut.
Yg ini bisa terjadi setiap malam ada tenaga raksasa yg bisa menarik ulur ratusan juta liter air laut tanpa mempengaruhi aktivitas tubuh kita sama sekali.
OK ini pendapat saya pribadi terkait dengan peristiwa exodus bani Israel itu.
Mukjizat meskipun dianggap sebagai suatu keajaiban, tetapi tetap memerlukan hukum2 alam yg bekerja untuk mendukungnya.
Kalau didalam kitab keluaran, sang penulis menyatakan air laut menjadi terbelah karena bantuan angin timur, sebenarnya bukanlah factor angin tsb yg membuat laut bisa menjadi terbelah.
Seperti telah disimulasikan oleh dua pakar computer diatas, dibutuhkan super angin topan untuk mampu membelah laut merah menjadi seperti yg diceritakan al kitab, dan celakanya angin sebesar itu bukan saja akan mampu membelah air laut, namun sudah pasti akan membuat orang2 yg ada disekitar TKP ikut terbang terbawa pusaran angin. Padahal diceritakan juga orang2 disana (baik bani Israel maupun orang Mesir) bisa bergerak dengan aman2 saja tanpa disusahkan oleh hembusan super angin topan.
Karena itu bisa saya simpulkan, bukan angin yg membelah laut tsb.
Ada sebab2 lain yg tidak disadari oleh penulis al kitab. Fenomena alam yg dilihat dan dirasakan malam itu hanya angin yg berhembus lebih kencang dari biasanya, bertiup semalam2an, dan tiba2 laut menjadi terbelah. Karena keterbatasan ilmu pengetahuan, sang penulis menganggap angin itulah sebab utama yg membuat air laut terbelah.
Gempa bawah laut juga bukan factor yg menyebabkan air laut terbelah, karena tidak ada keterangan dalam al kitab, telah terjadi gempa pada malam itu.
Satu2nya factor yg patut diperhitungkan adalah gaya gravitasi yg bisa mempengaruhi air laut.
Tetapi bukan berasal dari gaya gravitasi bulan, karena bulan hanya mampu mempengaruhi pasang surut air laut setiap malam, bukan membelah laut secara spektakuler dalam kasus insidentil dan khusus seperti yg terjadi pada malam itu.
Saya menduga, ada keterlibatan suatu benda angkasa bergaya gravitasi besar, (mungkin sebuah komet) yg menyebabkan peristiwa pembelahan laut dan rentetan peristiwa2 yg jadi mukjizat nabi Musa di tanah mesir bisa terjadi.
Komet tersebut secara terukur mendekati orbit bumi dimasa2 dakwah Nabi Musa kepada Firaun.
Gaya gravitasinya yg besar mempengaruhi keseimbangan iklim di bumi, menciptakan tornado di belahan bumi yg lain, yg mengirimkan katak, belalang, dll ke bumi Mesir sebagai Tulah Tuhan, menjadi bagian dari mukjizat2 nabi Musa di tanah Mesir.
Da puncaknya, malam pengejaran tentara Mesir terhadap bani Israel di tepi laut merah, adalah saat dimana titik terdekat sang komet terhadap bumi, tepat diatas laut merah, diatas orang2 Israel dan Mesir, sehingga menimbulkan efek paling dahsyat, gravitasinya mampu menekan dan membelah air laut merah menjadi jalan kering bagi orang2 bani Israel dalam beberapa jam. Mempengaruhi angin timur di lokasi kejadian menjadi lebih bergejolak, namun tidak sampai menimbulkan angin topan, yg dianggap oleh penulis al kitab sebagai sebab terbelahnya air laut. Gravitasinya hanya mempengaruhi air laut, cuaca, dan angin, tidak mempengaruhi aktivitas manusia.
Bersambung (3) :
no.6, siapa bilang gw anggap bener? baca artikel ini aja gak becus mo berlagak mo komentar lagi.
Hapusno.6a & B, itu pendapatmu pribadi..kamu bukan ahli dan tidak kualified jadi gak perlu saya anggap.
Sisanya opinimu pribadi..silakan2 saja apapun khayalanmu..dan buatlah artikelnya..utk itu.
Titik balik terjadi ketika tentara Mesir sedang tepat berada di tengah2 laut yg kering. Gaya gravitasi sangat kuat dari komet yg sebelumnya mampu menekan, menyedot dan menahan air laut hingga menyibak kekanan dan kiri, perlahan menurun kekuatannya seiring dengan berjalannya komet, membuat air yg semula tertahan dan terbendung, dilepaskan kembali dan menghantam gerombolan dari Mesir bak hantaman tsunami !! BYURRRRRR……!!
BalasHapusKarena itu wajar jika dilaporkan ada salah satu mumi firaun yg diketahui mengalami bekas2 luka yg brutal.
Bisa dibayangkan bagaimana efeknya ditimpa jutaan liter air laut yg dihempaskan sekaligus dengan cepat bak tsunami diantara ribuan orang yg masing2 pegang senjata terhunus, kuda2, dan gerobak2 kereta perang. Hempasan airnya saja sudah cukup untuk meremukkan tulang2, belum terbentur2 kereta, orang2, helm2 besi, baju2 perang dari besi, perisai2 besi, dan tertusuk2 senjata secara tidak sengaja ketika kondisinya chaos.
Lain cerita kalo pelepasan air laut itu berjalan bak banjir sungai ciliwung merendam pemukiman di sekitar bantaran kali, yg perlahan2 tapi meyakinkan naik sedikit demi sedikit.
Justru menjadi tidak wajar jika bekas luka2 brutal itu dianggap karena kerusakan / pelapukan alamiah ato karena perlakuan tidak hati2 para peneliti dalam memperlakukan mumi.
Kecuali mereka telah sengaja menggebuki si mumi secara beramai-ramai, maka bisa dilaporkan si mumi mengalami luka2 yg brutal !
OK, kenapa saya sampai berkesimpulan penyebab terbelahnya laut itu karena sebuah komet / bintang berekor / lintang kemukus ??
Jawabannya bisa dikorek dari informasi al kitab sendiri,
dalam kitab keluaran pasal 13 - 14, bisa kita temukan factor campur tangan Tuhan dalam bentuk “tiang awan”.
Tiang awan itu telah menampakkan diri dan menyertai bani Israel disaat2 menjelang peristiwa genting itu terjadi.
Kalo siang berupa “Tiang awan” yg menunjukkan jalan , kalo malam menjadi “Tiang Api” yg menerangi gelapnya malam.
Jadi kelihatan itu komet yg besar, bukan komet sembarangan dan posisinya pasti sangat dekat dengan permukaan bumi. Wajar jika bisa menimbulkan pengaruh yg dahsyat.
Silahkan anda baca sendiri pasal2 al kitab tsb.
Jelas bagi orang Beriman, kebesaran Allah yg mengatur dengan seksama fenomena alam tsb untuk menyatakan kebesaranNya pada umat2Nya, baik yg beriman maupun yg ingkar !
Bahkan dalam informasi Quran pun disebutkan, Firaun yg semula sangat ingkar akhirnya percaya dengan keberadaan Tuhan setelah menyaksikan kejadian itu di detik2 akhir kehidupannya. Namun semua sudah terlambat.
Sebuah komet tidak akan mungkin bisa nyolong seenaknya menuju orbit bumi. Dan seorang Nabi Musa tidak akan bisa seenaknya memerintahkan orang2 israel sewaktu2 meninggalkan tanah Mesir, atau sekehendak hatinya mengulurkan tongkat untuk membelah lautan. Semua telah diperhitungkan secara matematis oleh Allah sehingga dengan ijinNya bisa bertemu dan menyokong satu sama lain untuk menunjukkan kebesaranNya yg ditujukan untuk peringatan dan pelajaran bagi seluruh umat manusia.
Peringatan2 itu senantiasa diulang dan diperbarui sepanjang zaman dengan perantaraan para nabi, rasul dan kitab2 suci, supaya manusia senantiasa mengigatnya dan mengambil pelajaran daripadanya.
Seperti itukah yg anda sebut penipuan dan kebohongan wahai Wirajhana ??
tiang awan apa itu? tiang api apa itu? KOMET? hahahaha..BULAN yg segede itu aja TIDAK MAMPU membuat tembok AIR apalagi komet! banyak berkhayal kamu.
Hapuskalo dongeng ya dongeng...di artikel ini dikupas satu demi satu..dikuliti satu demi satu kenapa itu dongeng..ada yg bisa kamu bantah? kalo tidak ada buatlah artikel dengan khayalanmu itu..okeh.
Nunut Copy paste dari situs orang :
BalasHapus**
Berikut ini adalah mujizat yang pernah dilakukan Sang Buddha Gotama, setelah mencapai pencerahan :
1.Keajaiban ganda (air dan api) yang ditampilkan pada berbagai kesempatan :
-kepada para dewa pada hari ke-8 setelah pencerahan
-kepada anggota Klan Sakya di Kapilavastu saat Sang Buddha kembali ke AyahNya.
-kepada Pertapa Telanjang Pathikaputta di Vesali
2. Menciptakan jalan terbuat dari segala batu permata juga pada saat Sang Buddha kembali ke Kapilavastu. Sang Buddha berceramah Dhamma di jalan tersebut.
3. Tirai & payung bunga menyertai Sang Buddha, yang dipersembahkan oleh Sumana, Sang Penjual Bunga Istana.
4. Kekuatan “Rattana Paritta” yang dibacakan di Vesali oleh Ananda untuk mengakhiri wabah.
5. Pencegahan perang antara Klan Sakya dan Koliya karena memperebutkan air sungai, yang juga melibatkan keajaiban dari Sang Buddha, seperti bersila di udara dan tubuh yang memancarkan sinar.
6. Pada Vassa Keenam di Gunung Makula, Sang Buddha memperlihatkan :
- keajaiban ganda (memancarkan api dan air dari tubuh secara bersamaan dan bergantian secara simultan)
- Membuka selubung alam semesta sehingga manusia bisa melihat mahluk-mahluk di alam dewa maupun alam derita (asura, hantu, & neraka).
- Pancaran cahaya biru, merah, kuning, putih, merah tua dan sinar gemerlap dari tubuhNya.
- Menciptakan tiruan-tiruan Buddha (memperbanyak diri) yang bisa berdiskusi dengan Buddha yang asli.
- Naik ke Surga Tavatimsa untuk membabarkan Dhamma kepada IbundaNya dalam 2 kali injakan kaki.
- Selama membabarkan Dhamma di Tavatimsa, Buddha menciptakan tiruan untuk membabarkan Dhamma sedangkan yang asli, menerima dana makanan di alam manusia.
7. Adu kesaktian antara Sang Buddha vs Brahma Baka dalam bentuk menghilangkan diri.
8. Menjinakkan Nalagiri, gajah yang dikirim Devadatta untuk membunuh Sang Buddha.
9. Menjernihkan air sungai saat Sang Buddha meminta Ananda membawakan air minum dari sumber air terdekat.
**
KEAJAIBAN GANDA
BalasHapusApakah pengetahuan Keajaiban Ganda yang dimiliki oleh
Yang Sempurna?
Di sini Yang Sempurna melakukan Keajaiban Ganda yang
tidak mampu dilakukan oleh para siswa.
Beliau memancarkan kobaran api dari tubuh bagian atas dan
siraman air dari tubuh bagian bawah; Beliau memancarkan
kobaran api dari tubuh bagian bawah dan siraman air dari tubuh
bagian atas.
Beliau memancarkan kobaran api dari tubuh bagian timur dan
siraman air dari tubuh bagian barat; Beliau memancarkan api dari
tubuh bagian barat dan siraman air dari tubuh bagian timur.
… dari mata kanan … mata kiri … dari mata kiri … mata kanan
… dari telinga kanan … telinga kiri …
Suttapiṭaka Paṭisambhidāmagga
… dari lubang hidung sebelah kanan … lubang hidung sebelah kiri
…
… dari bahu kanan … bahu kiri …
… dari tangan kanan … tangan kiri …
… dari pinggul kanan … pinggul kiri …
… kaki kanan … kaki kiri …
… masing-masing jari tangan dan kaki … sela-sela jari tangan dan
kaki …
Beliau memancarkan kobaran api dari setiap helai rambut dan
siraman air dari setiap helai rambut; Beliau memancarkan kobaran
api dari setiap pori-pori dan siraman air dari setiap pori-pori.
Di tengah-tengah enam warna biru dan kuning dan merah
dan putih dan merah muda dan transparan, Yang Terberkahi
berjalan sementara gambaran ciptaannya berdiri atau duduk atau
berbaring, Yang Terberkahi berdiri sementara gambaran
ciptaannya berjalan atau duduk atau berbaring,
Yang Terberkahiduduk sementara gambaran ciptaannya
berjalan atau duduk atau berbaring,
Yang Terberkahi berbaring sementara gambaran
ciptaannya berjalan atau berdiri atau duduk, gambaran ciptaan
berjalan sementara
Yang Terberkahi berdiri atau duduk atau
berbaring, gambaran ciptaan berdiri sementara Yang Terberkahi
berjalan atau duduk atau berbaring, gambaran ciptaan duduk
sementara Yang Terberkahi berjalan atau duduk atau berbaring,
gambaran ciptaan berbaring sementara Yang Terberkahi berjalan
atau berdiri atau duduk.
Ini adalah pengetahuan Keajaiban Ganda dari Yang Sempurna
==============================
** Pertanyaannya sama seperti yg dipersoalkan artikel diatas :
Bagaimana cara membuktikan semua itu fakta atau fiksi ??
Dari sisi ilmiah bagaimana menjelaskannya ??
Kalo fiksi emang kelihatan seru banget,
Rupanya film kartun aang si avatar terinspirasi dari fiksi2 ini ya ?
WB:
BalasHapus** Pertanyaannya sama seperti yg dipersoalkan artikel diatas:
Bagaimana cara membuktikan semua itu fakta atau fiksi ??
Dari sisi ilmiah bagaimana menjelaskannya ??
Kalo fiksi emang kelihatan seru banget, Rupanya film kartun aang si avatar terinspirasi dari fiksi2 ini ya ?
Gw:
Maksudmu mirip dengan membual telah membelah bulan gitu ya :) ato menciptakan dunia dalam 6 hari gitu?
duh..gak sama tuh..
Banyak dari artikel2 Buddhisme TIDAK MEMISAHKAN mana yang BERASAL dari SUTTA dan mana yang BERASAL dari KITAB KOMENTAR abad ke-5. Kalo dari kitab komentar abad ke-5, maka itu adalah REKONTRUKSI..Sementara jika berasal dari sutta maka yang PERLU DIPERHATIKAN apakah itu PERUMPAMAAN atau BUKAN.
Namun bicara kesaktikan, mereka yg melatih diri dalam MEDITASI dan telah mencapai JHANA ke-4, maka mempunyai abhinna [kekuatan sakti]. Khusus untuk case keajaiban ganda, maka itu hanya dipunyai oleh para Buddha dan untuk kategori lainnya, spt menghilang, memperbanyak diri, melayang bisa dilakukan oleh banyak muridnya. Sang Buddha menyampaikan di Kevaddha Sutta bahwa, beliau punya 3 jenis kesaktian:
1. Psikis [Iddhi-pāṭihāriya]
2. Telepatik [Ādesanā-pāṭihāriya]
3. Nasihat [Anusāsani-pāṭihāriya]
Melatih itu emang tidak mudah..panduan2nya bisa anda bisa dapatkan dimanapun di situs buddhis..dan emang tidak mudah.
Pembuktiannya?
Detail seperti sang Buddha lakukan sudah tidak bisa, karena hanya para Buddha yg mempunyai..namun beberapa yg masih bisa ditelusuri kemungkinan benarnya yaitu itu BUKAN KARENA BANTUAN GAIB [seperti yg dinyatakan sang Buddha di KEVADDHA SUTTA], Anda bisa buka yg sederhana foto inimisalnya, jika itu tidak memuaskan, anda bisa buka laporan dari penelitian seroang Magician Mr.Dan White discovery channel yg ia sendiri seorang pesulap masih terheran-heran ketika melihat seorang rahib tibet dalam keadaan meditasi bisa melawan gravitasi ato juga bahkan orang yg tidak makan/minum berbulan-bulan menurut laporan discovery channel.
Jadi, semua itu tidak mustahil karena recordnya ada, panduannya ada..contoh2nya berhasil ada..dan masih terpelihara sampe sekarang...masalahnya adalah tujuan menjadi penganut Buddhism tidaklah mencari kesaktian. :)
saya gak mempermasalahkan apakah orang lain bisa meniru perbuatan2 diatas atau tidak
BalasHapusyg saya tanyakan bagaimana mengetahui hal2 diatas benar2 pernah dilakukan oleh sang buddha ??
pertanyaan saya dan jawaban asal2an anda beda jauh tuh !
silahkan anda jelaskan !
Kamu yg punya problem dalam mengartikan.
HapusKalo orang gak bisa niru maka tau darimana perbuatan itu benar terjadi ato tidak? Untuk tau pernah dilakukan ato gak kan dah ditulis diatas, metodanya ada caranya ada dan harus telah mencapai JHANA ke-4 meditasi baru bisa.
Kemudian, BEBERAPA TULISAN DIATAS bukan BERASAL DARI SUTTA tapi dari KITAB KOMENTAR abad ke-5 MASEHI, jadi ada yg benar2 terjadi dan ada yg tidak. kalo dalam sutta sudah pasti terjadi tapi yg dalam kitab komentar belum tentu terjadi,kecuali ada dukungan sutta. dan beberapa mempunyai multi arti. contoh:
keajaiban ganda bisa berarti memperbanyak diri. ato berada di dua tempat sekaligus. Ato yamaka patihara [yang ini artinya menggunakan KASINA/media api dan air, yang membuat tubuhnya MEMANCARKAN CAHAYA 2 seolah2 api dan air]
Kalo masih gak ngerti..mending kamu tes dulu dengan belajar meditasi..coba sendiri..mampu diem 1/2 jam aja tanpa gerak/gak..kalo ya, ya pantes deh lo ngomong.
WJ :
BalasHapusKamu yg punya problem dalam mengartikan.
Kalo orang gak bisa niru maka tau darimana perbuatan itu benar terjadi ato tidak? Untuk tau pernah dilakukan ato gak kan dah ditulis diatas, metodanya ada caranya ada dan harus telah mencapai JHANA ke-4 meditasi baru bisa.
SAYA :
Argument yg salah besar !
Ada atau tidaknya orang yg bisa meniru, tidak bisa dijadikan bukti bahwa perbuatan tsb benar2 pernah dilakukan Buddha.
Adakah bukti yg lebih meyakinkan ??
****
WJ :
Kemudian, BEBERAPA TULISAN DIATAS bukan BERASAL DARI SUTTA tapi dari KITAB KOMENTAR abad ke-5 MASEHI, jadi ada yg benar2 terjadi dan ada yg tidak.
SAYA :
Jadi anda mengakui bahwa sebenarnya kitab2 agama andapun tidak bisa dilepaskan dari kedustaan yg dibuat2 bukan ??
apakah anda sudah mampu membedakan mana yg kebohongan dan mana yg tidak darinya ???
*****
WJ :
kalo dalam sutta sudah pasti terjadi tapi yg dalam kitab komentar belum tentu terjadi,kecuali ada dukungan sutta. dan beberapa mempunyai multi arti. contoh:
keajaiban ganda bisa berarti memperbanyak diri. ato berada di dua tempat sekaligus. Ato yamaka patihara [yang ini artinya menggunakan KASINA/media api dan air, yang membuat tubuhnya MEMANCARKAN CAHAYA 2 seolah2 api dan air]
SAYA :
Itu hanya pendapat yg subyektif dari pihak anda !
Selama anda belum bisa membuktikan secara obyektif bahwa Buddha benar2 telah melakukan perbuatan2 ajaib diatas, maka tidak peduli itu di dalam SUTTA, SURTI atau SUSUR tetap saja akan diragukan kebenarannya oleh pihak lain.
Itu kasusnya sama persis dengan cara anda menilai mukjizat yg terjadi di agama lain dalam artikel ini.
Kalo anda tidak bisa membuktikan kejadian ajaib dalam agama anda, maka tidak semestinya juga anda mengusili agama lain, karena pada keduanya esensi yg dibicarakan adalah sama.
kecuali kalo memang anda benar2 orang yg telah putus urat kemaluannya.
******
WJ :
Kalo masih gak ngerti..mending kamu tes dulu dengan belajar meditasi..coba sendiri..mampu diem 1/2 jam aja tanpa gerak/gak..kalo ya, ya pantes deh lo ngomong.
SAYA :
Apalagi ini,
Gak ada yg bisa menjamin dalam meditasi itu apa yg anda alami bukan khayalan yg diciptakan oleh setan untuk menggelincirkan anda !
Apalagi jika dalam meditasi itu anda tidak meminta pertolongan Tuhan agar dijauhkan dari gangguan setan !
WB:
HapusArgument yg salah besar !
Ada/tidaknya orang yg bisa meniru, tidak bisa dijadikan bukti bahwa perbuatan tsb benar2 pernah dilakukan Buddha. Adakah bukti yg lebih meyakinkan ??
Gw:
Terlihat sekali logikamu jongkok sekali.
JIKA KEJADIAN2 ttt TIDAK DAPAT dilakukan pihak lain, maka itu kemungkinan besar = KEBETULAN ato BUALAN, namun jika prosedur itu ada, dilakukan & hasilnya sama maka kejadian = BENAR TERJADI. Sesederhana itu koq. Faktanya adalah prosedur ada, hasilnya ada. Jadi SAH secara LOGIKA dan PEMBUKTIAN.
WB:
Jadi anda mengakui bahwa sebenarnya kitab2 agama andapun tidak bisa dilepaskan dari kedustaan yg dibuat2 bukan ??
apakah anda sudah mampu membedakan mana yg kebohongan dan mana yg tidak darinya ???
Gw:
lagi2 kesimpulan DOGOL karena kurang pengetahuan.
apakamu pikir ini model kitabmu sendiri yg bahkan di SEBELUM penyusunannya saja sudah tambal sulam?
Kitab2 komentar itu 100% BUKANLAH kanon pali (baca: tipitaka)!
Kanon PALI dengan 84.000 topik dhammanya itu, tidak satupun di dalamnya termasuk KITAB2 KOMENTAR!
Jadi GAK NYAMBUNG dengan tuduhan pemalsuan dan kedustaan.
Kalo bener2 membaca kitab2 Buddhism [saya ASALNYA BUKAN BUDDHIS dan menyisir satu persatu..akhirnya mengetahui BEDA kanon pali dan kitab komentar]..akan tau tidak ada yg disembunyikan.
Kalo masalah ringan den sepele ini saja masih gak tau..ya gak perlu pamer kedogolan ttg Buddhism.
WB:
Itu hanya pendapat yg subyektif dari pihak anda !
Selama anda belum bisa membuktikan secara obyektif bahwa Buddha benar2 telah melakukan perbuatan2 ajaib diatas, maka tidak peduli itu di dalam SUTTA, SURTI atau SUSUR tetap saja akan diragukan kebenarannya oleh pihak lain.
Gw:
yahh...dogol, PROSEDUR untuk mendemonstrasikan KEAJAIBAN aja ada koq dan HINGGA JAMAN ini aja MASIH BANYAK YG MAMPU mengulangi beberapa pembuktian [BUKTI video yg saya lampirkan adalah SELF EVIDENCE bahwa itu benar dan 100% memungkinkan!]
WB:
Itu kasusnya sama persis dengan cara anda menilai mukjizat yg terjadi di agama lain dalam artikel ini.
GW:
hahahaha..oon.
tidak ada satupun PROSEDUR mukjijat itu ada [wabahnya aja dah beda2..hahahahaha]..dan ketika dipakai beberapa pendekatan..SEMUANYA GAGAL menunjukan EVIDENCE..semua menuju kepada kesimpulan bahwa KISAH MUSA adalah dongeng MURNI, yg disebarkan oleh manusia2 laknat tak bertanggung jawab dan sekarang di emut dan dibela oleh orang2 dogol kaya kamu. :)
WB:
Kalo anda tidak bisa membuktikan kejadian ajaib dalam agama anda, maka tidak semestinya juga anda mengusili agama lain, karena pada keduanya esensi yg dibicarakan adalah sama.
GW:
Hah! emangnya kamu pikir ini dongeng khayal Muhammad membelah bulan?
Bukti? Udah tuh...malah dikasih sample VIDEO dari DISCOVERY CHANNEL malah!..jadi hingga jaman sekarangpun masih bisa dilakukan jika prosedurnya di ikuti...ini sih 100% bukan bualan..mana ada ajaran agama yg RIBUAN TAHUN masih BISA MENUNJUKAN SELF EVIDENCE spt ini?
WB:
kecuali kalo memang anda benar2 orang yg telah putus urat kemaluannya.
GW:
hahahaha...tidak ada 1 pun yg mampu bantah 1 pun artikel gw ttg islam..lantas apa yg mau kamu banggakan?
WB:
HapusApalagi ini,
Gak ada yg bisa menjamin dalam meditasi itu apa yg anda alami bukan khayalan yg diciptakan oleh setan untuk menggelincirkan anda !
Apalagi jika dalam meditasi itu anda tidak meminta pertolongan Tuhan agar dijauhkan dari gangguan setan !
GW:
Hahahaha..Kamu yg BUTA prosedur meditasi aja, dah secara serampangan ambil kesimpulan make acara perlu minta2 bantuan mahluk dongeng khayalan tak berguna dari aliranmu itu..dan malah gak tanggung2 malah nyebut 2 tokoh dongeng khayalan aliranmu yaitu setan dan tuhan yg sampe sekarang tidak terbukti ada.
Kalo kamu mengerti prosedur melakukan MEDITASI, kamu malah akan mentertawakan kedogolanmu sendiri yg menganggap itu khayalan setan..xixixixi...dan mengaggap perlu minta2 bantuan dari mahluk2 khayalan satu lagi yg tak berguna itu yaitu tuhan
Btw, dongeng dialiranmu sendiri saja menegaskan bahwa tuhanmu aja tidak berdaya pada ciptaannya sendiri si setan..kaya gini masih dianggap maha kuasa, pencipta dan maha tau tapi bilang bumi ini datar dan matahari mengeliling bumi :)..malah dengan konyolnya mempertontonkan pengetahuan bahwa bintang2 sebagai alat pelempar setan..hare gene mo percaya dongengan dogol, ini?
Jika mo diskusi lebih lanjut..PELAJARI BUDDHISME..agar tidak terlihat semakin dogol kalo komentar. okeh?!
He.. he.. hee.. wir.. wir.. ternyata kamu masih dengan pendirian bumi ini datar ya menurut Quran?
HapusKalo gitu kita terusin lagi yuk diskusi kita ttg bumi datar di artikel kamu Benarkah Tuhan maha adil, kenapa kamu ga terusin.. kalo dalil-dalimu mengenai bumi datar udah dipatahkan semua lalu kamu masih berpegang pada pendirian kamu itu bukankah membuktikan betapa dogolnya dirimu...
Saran saya kamu belajar lagi cara berpikir sehat dan logika biar kamu tahu ajaran tumimbal lahirmu tuh cuma ajaran dongeng, ajaran yg bertentangan dengan fakta adanya kepunahan spesies,fakta adanya budidaya species/tanaman, fakta adanya keseimbangan mata rantai ekosistim , fakta adanya rekayasa genetik dan banyak fakta tentang kehidupan yang kesemuanya bertentangan dengan tumimbal lahir.
Hare gene masih ada yang percaya DISCOVERY CHANNEL, NATIONAL GEOGRAPHY dll... stasiun yg masih mencampur adukan fakta dan dongeng evolusi... fakta dan dusta dicampur jadi satu apakah hasilnya bisa membawa kebenaran? sama dengan obat dan racun dicampur jadi satu apakah bisa membawa kesembuan?
NA,
BalasHapusApa sih yg TELAH kamu patahkan?
Kenyataannya tetep aja tuh Quran dan hadismu menyatakan tanpa malu-malu bahwa BUMI ini DATAR dan MATAHARI yang MENGELILINGI BUMI..
Bantahan ngaco apa lagi yang MAU dipamerin?
Kalo kamu punya KEMAMPUAN, ayo TANGGAPI DI SINI dan patahkan argument2 disana...MAMPU?
[Ingat lakukan argument tanpa KATA-KATA KASAR dan FOKUS pada permasalahan]
Btw,
Antara QURAN dan HADISMU vs DISCOVERY CHANNEL, maka yg jernih pikirannya akan milih DISCOVERY CHANNEL.
lagian..HARE GENE masih percaya QURAN?????..
Nah, NALDI..mumpung gw lagi super iseng...gw tunggu TANGGAPANMU DI SINI.
Mampu?
note:
Tumimbal lahir vs [kepunahan spesies, budidaya,keseimbangan mata rantai ekosistem, rekayasa genetik]?
..lantas bagian mana yg bertentangan? hehehehe...kamu ngerti aja gak..koq lantas klaim ngawur gak mutu...hahahahaha..kesian.
wira :
BalasHapus[Ingat lakukan argument tanpa KATA-KATA KASAR dan FOKUS pada permasalahan]
saya:
Ha..ha..ha.. ngga mutu nasihatmu .. mending ingetin diri kamu sendiri aja dulu hoii..
dijawabanmu itu aja udah kelihatan kamu yang kasar.. (kesian deh ma kamu)
wir saya juga mumpung lagi super iseng maka kalo kamu ngerasa belum dipatahkan maka terusin dulu yg di artikel Benarkah Tuhan maha adil, kalo ga bisa nerusin berarti kan BENER UDAH DIPATAHIN ARGUMENMU.
Ingat fokus pada permasalahan "baarizatan" jgn ngelantur ke yang lain dulu..!!!
saya sudah tahu gaya kamu yang suka lempar isu-isu dan klaim ngawur kalo udah kepepet..
Kalo udah beres masalah baarizatan adalah bukan leveled plain, saya akan bahas klaim ngawurmu di artikel versi agama bumi datar (menurut wira).
note:
tumimbal lahir = lahirnya sesuatu karena akibat masaknya buah di masa sebelumnya
budidaya = lahirnya sesuatu bukan karena masaknya buah dimasa sebelumnya tetapi karena keinginan manusia di masa sekarang.
inikan bertentangan? tumimbal lahir karena dipaksa atau terpaksa?
kenapa ada perlindungan satwa langka (hampir punah)? emangnya sudah tidak akan ada lagi yang akan tumimbal lahir jadi satwa yang hampir punah tersebut?
ini logika akal sehat, yang ga sehat ga akan bisa jawab tentunya..
Sdr NA!
HapusDaripada anda kebanyakan ngebacot gak mutu, silakan TULIS bantahan anda di: "Agama Langit Bilang Kaya Gini: Matahari Yang Beredar Bukannya Bumi!..Mmmhh Trus, Bumi Itu Datar!"..itupun hanya jika anda punya kemampuan.
Selain di tempat itu, tidak akan saya tanggapi. Paham?
Wira :
BalasHapusTerlihat sekali logikamu jongkok sekali.
JIKA KEJADIAN2 ttt TIDAK DAPAT dilakukan pihak lain, maka itu kemungkinan besar = KEBETULAN ato BUALAN, namun jika prosedur itu ada, dilakukan & hasilnya sama maka kejadian = BENAR TERJADI. Sesederhana itu koq. Faktanya adalah prosedur ada, hasilnya ada. Jadi SAH secara LOGIKA dan PEMBUKTIAN.
Saya :
Nah, sedikitnya anda mengakui bahwa kejadian yg tidak bisa dilakukan pihak lain berarti mempunyai nilai KEBENARAN (KEBETULAN) sebaliknya bisa juga punya nilai KEBOHONGAN.
Lalu bila jika prosedur itu ada, dilakukan & hasilnya sama maka kejadian = BENAR TERJADI tapi bagaimana bila jika prosedur itu ada, dilakukan & hasilnya tapi berbeda ??? = KEBOHONGAN
Mari kita uji, tapi sayangnya anda bikin jurus ‘ngeles’ dengan menulis “
Namun bicara kesaktikan, mereka yg melatih diri dalam MEDITASI dan telah mencapai JHANA ke-4, maka mempunyai abhinna [kekuatan sakti]. Khusus untuk case keajaiban ganda, maka itu hanya dipunyai oleh para Buddha”
Kenapa hanya harus dipunyai oleh para Buddha ? Berarti teori Meditasi anda masuk kategori BOHONG karena jika prosedur itu ada, dilakukan & hasilnya tapi berbeda (tdk sama dg para Buddha) = KEBOHONGAN
Wira:
Detail seperti sang Buddha lakukan sudah tidak bisa, karena hanya para Buddha yg mempunyai..namun beberapa yg masih bisa ditelusuri kemungkinan benarnya yaitu itu BUKAN KARENA BANTUAN GAIB [seperti yg dinyatakan sang Buddha di KEVADDHA SUTTA], Anda bisa buka yg sederhana foto inimisalnya,
Saya :
Sekali lagi, ini jurus 'ngeles' atau terlihat teori agama Buddha ternyata omong kosong dan pilih kasih. Seharusnya kalau para Buddha bisa, maka mahluk lain juga bisa. Disini anda mengakui ada pengecualian, tapi di agama lain anda tidak membolehkan ada pengecualian,..aneh...
Lalu mengenai foto ini (http://www.facebook.com/photo.php?fbid=110533765685999&set=a.107044319368277.12292.100001881283398&type=1), ternyata anda terlalu asyik copas dan mencari kesalahan orang sehingga tidak cermat memperhatikan. Sejak kapan ketika orang naik ke atas, sebagian rambut, bajunya juga celananya bergerak ke atas ? Bentuk meditasi dg tangan yg jg aneh. Itu sebenarnya foto orang bergerak naik atau justru turun / jatuh ? Perhatikan lagi lebih seksama !. Silahkan tunjukan langsung secara live di depan mata kepala saya sendiri baru saya percaya.
tulisan culun.
BalasHapusDari artikel diatas aja udah keliatan orang yg punya blok munafik tidak mengakui kebenaran
BalasHapusHanya mencari pembenaran sendiri sunguh kasihan orang ini ingin menyelamakan agama nya saja yang jelas orang lain belum tentu dapat menerima
dia meragukan kisah dari agama lain tapi dia sendiri dari agamaya tidak ada bukti ilmiah apalagi nyata untuk membuktikan omonganya tentang sang budha saya perlu bukti bukan pembenaran sepihak menurut pendapat sendiri yg menurut pendapat lain mungkin berbeda
dari mana anda tau sang budha dapat
Pencerahan di bawa pohon bisa saja karena bisikan iblis padahal anda saja tidak ada disana pada saat kejadian dilahirkn saja belum kasihan tidak ada yang percaya
Gimana orang mau argumen dia aja egois merasa paling benar setiap orang yg bertentangan dengan pendapatnya dianggap salah
BalasHapusdikasih tantangan diam
tidak ada seorangpun yang dapat membantah tulisan orang kepala batu sebab mereka selalu benar buat apa dibantah orang tidak terima bantahan keras kepala
carloswan
BalasHapusbuatlah acara resmi jika ingin berdebat ttg AGAMA2 SAMAWI
di alqur'an jg ada pengikut nabi Musa Alaih Salam yaitu SAAMIIRI, yg membuat patung sapi dan dijadikan dewa.
BalasHapusApa ada hubungannya dg ajaran buddha ?