Sabtu, 21 Juni 2008

Tindakan FPI Adalah Islami Sesuai Al Qur'an dan Sunnatullah


Pengantar

Kutipan yang diambil dari Hidayatullah, Jumat, 13 Juni 2008:

Pasca kasus Monas, 1 Juni 2008 lalu, setidaknya ada empat media online membuat polling serupa. Selain Liputan6.com, ada situs detik.com, situs milik PBNU, dan Republika online.

Pantauan hidayatullah Selasa pagi, 10 Juni 2008 hasil polling Liputan6.com menunjukkan, 59% (atau 89.126 pembaca tak menginginkan FPI dibubarkan). Hanya 41%, atau 62.093 pembaca meminta FPI dibubarkan. Sisanya 272 (0%), menyatakan abstain. Setiap hari, jumlah peserta polling yang memilih opsi menolak pembubaran FPI justu semakin meningkat, sehingga menjelang pukul 3:00, mereka yang menolak pembubaran FPI merangkak menjadi 60%, sedangkan yang menolak 40%. Namun kemudian, esoknya, tampilan polling itu “raib” entah ke mana. Tidak ada pengumuman mengapa polling ditutup.

Sedangkan polling di Detik.com hasilnya menunjukkan pihak yang enggan FPI dibubarkan masih tetap unggul. Sekitar 56, 76 % dengan pemilih sebanyak 26022 orang. Sedangkan pihak yang menginginkan FPI bubar meraih 43,24% dengan pemilih sebanyak 19826 orang.

Adapun Polling di www.republika.co.id, mereka yang menginginkan FPI tidak dibubarkan melejit menjadi 85,5%. Di www.nu.or.id dukungan agar FPI tidak dibubarkan juga meningkat dari 59 % menjadi 62%. Yang tak menginginkan FPI dibubarkan beralasan, "keberadaannya harus tetap dipertahankan guna menghapus kemaksiatan dan melawan kelompok liberal." [thoriq/hidayatullah.com]

***

Buat ku, hasil polling tersebut di atas bukanlah suatu hal yang mengherankan! Di artikel sebelumnya yang berjudul FPI JEMPOL!.., sesudah penyerbuan FPI di Monas, aku telah lakukan polling terhadap 25 kawan-kawan yang kukenal. 21 orang menyatakan Ahmadiyah yang harus dihajar sedangkan FPI tidak di apa-apakan. (Untuk mengetahui apakah Ahmadiyah pantas dihajar? lihat: Ahmadiyah Sesat dan Bukan Islam? Ah, Masa Seeh!!)

Mengapa hasilnya demikian?

Pertama-tama, perlu di ingat bahwa arti dari Islam adalah tunduk atau patuh (aslama), istilah itu diperluas menjadi tunduk dan menerima segala perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Alquran dan Sunnah.

Selanjutnya, yang kita perlukan tinggal memahami lebih lanjut arti istilah yang diperluas itu dan memastikan yang mana yang merupakan inti ajaran Islam yang sesungguhnya.

Beberapa orang (aku tidak tahu pasti apakah ini mayoritas) berpendapat bahwa inti dari Islam adalah mengikuti surat Al Ashr

[103:1] Demi masa.

[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

[103:3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Tafsir mengenai surat Al Ashr (diambil dari Jalal Center)

Imam Syafi’I (Ibn Katsir) dan juga Tafsir Mizan menyatakan bahwa walaupun surat Al-’Ashr pendek, tapi ia menghimpun hampir seluruh isi Al-Qur’an. Kalau Al-Qur’an tidak diturunkan seluruhnya dan yang turun itu hanya surat Al-’Ashr saja, maka itu sudah cukup untuk menjadi pedoman umat manusia.

Thabathaba’i menyebutkan, “Surat ini menghimpun seluruh pengetahuan Qur’ani. Surat ini menghimpun seluruh maksud Al-Qur’an dengan kalimat-kalimat yang indah dan singkat. Surat ini mengandung ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, meskipun surat ini lebih tampak sebagai surat Makkiyah.”

Jika Imam Syafi’i berkata bahwa seandainya seluruh ayat Al-Qur’an tidak turun, maka surat Al-’Ashr ini sudah cukup untuk menjadi pedoman hidup manusia. Maka dengan demikian kita pun bisa berkata, “Seandainya seluruh ayat Al-Qur’an tidak turun, maka ucapan Musailamah Al-Kadzab (Seseorang yang medakwakan dirinya sebagai nabi di jaman Nabi Muhammad) itu sudah cukup untuk membingungkan orang. Karena tidak mempunyai kandungan apa-apa di dalamnya.”

Mari kita uji apakah benar bahwa Inti dari Islam itu termaktub dalam surat ini?

Seharusnya semua muslim setuju, bahwa:

  1. Tidak ada yang lebih mengerti Isi Qur'an daripada Muhammad
  2. Tidak ada orang kedua setelah itu yang boleh menyatakan telah mengerti ataupun menerima Qur'an dan
  3. Semua orang pada di jaman Nabi telah tiada, sehingga diperlukan hadis-hadis untuk lebih memahami maksud ayat2 di AQ.

Mengapa, hal ini penting disebutkan, karena Jalaluddin As Suyuti (wafat 1505, salah seorang pakar Quran yang paling dihormati) menyatakan sbb

Mengutip Ibn 'Umar al Khattab :

"Janganlah ada diantara kalian yang mengatakan bahwa ia mendapatkan seluruh Quran, karena bgm ia tahu bahwa itu memang keseluruhannya ? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu, kalian harus mengatakan 'Saya mendapatkan bagian Quran yang ada'" (As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72)

The Itqan, part 2, p. 4, Suyuti states clearly,

"Muhammad’s companions, who are genuine Arabs, eloquent in language, in whose dialect the Qur’an was given to them, have stopped short in front of some words and failed to know their meanings, thus they said nothing about them. When Abu Bakr was asked about the Qur’anic statement ‘and fruits and fodder’ (8:31), he said, ‘What sky would cover me or what land would carry me if I say what I do not know about the book of God?’ ’Umar ibn al-Khattab read the same text from the rostrum, then he said, ‘This fruit we know, but what is fodder?’ Sa’id ibn Jubair was asked about the Qur’anic text in chapter 13 of Mary. He said, ‘I asked ibn ’Abbas about it, but he kept silent."’ (Itqan, part 2, page. 4)

***

Jadi, walaupun Allah telah mengatakan bahwa “telah Ku sempurnakan agamamu” namun pesan terakhir Nabi Muhammad menjelang wafatnya merupakan sesuatu hal yang sangat penting, karena merupakan rangkuman keseluruhan isi AQ dan inti dari ajaran Islam yang sebenar-benarnya. Beliau-lah SATU-SATUnya manusia di muka bumi ini yang paling mengerti Al Quran yang diturunkanNya!

Pesan yang paling WAHID disampaikan oleh beliau sebelum wafat justru mengusir Pagan keluar dari zajirah Arab! Pesan itu disampaikan mendahului 2 pesan lainnya!

Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 288; Book 53, Number 393; Volume 5, Book 59, Number 716:

Narrated Said bin Jubair:

Ibn 'Abbas said, "Thursday! What (great thing) took place on Thursday!" Then he started weeping till his tears wetted the gravels of the ground . Then he said, "On Thursday the illness of Allah's Apostle was aggravated and he said, "Fetch me writing materials so that I may have something written to you after which you will never go astray." The people (present there) differed in this matter and people should not differ before a prophet. They said, "Allah's Apostle is seriously sick.' The Prophet said, "Let me alone, as the state in which I am now, is better than what you are calling me for." The Prophet on his death-bed, gave three orders saying, "Expel the pagans from the Arabian Peninsula, respect and give gifts to the foreign delegates as you have seen me dealing with them." I forgot the third (order)" (Ya'qub bin Muhammad said, "I asked Al-Mughira bin 'Abdur-Rahman about the Arabian Peninsula and he said, 'It comprises Mecca, Medina, Al-Yama-ma and Yemen." Ya'qub added, "And Al-Arj, the beginning of Tihama.")

Dan kemudian, menurut hadis dan AQ berikut ini, ternyata kalimat itu bukan saja diperuntukan kepada kaum pagan, namun lebih tepatnya kepada KAUM KAFIR yang artinya adalah kepada non muslim di manapun Muslim ada, maka tidak ada tempat bagi KAFIR kecuali atas belaskasihan Islam dengan syarat-syarat tertentu, sebagaimana disebutkan dalam Hadis Sahih Muslim:

Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4366:

It has been narrated by 'Umar b. al-Khattib that he heard the Messenger of Allah (may peace be upon him) say: I will expel the Jews and Christians from the Arabian Peninsula and will not leave any but Muslim.

Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4364:

It has been narrated on the authority of Ibn Umar that the Jews of Banu Nadir and Banu Quraizi fought against the Messenger of Allah (may peace be upon him) who expelled Banu Nadir, and allowed Quraiza to stay on, and granted favour to them until they too fought against him Then he killed their men, and distributed their women, children and properties among the Muslims, except that some of them had joined the Messenger of Allah (may peace be upon him) who granted them security. They embraced Islam. The Messenger of Allah (may peace be upon him) turned out all the Jews of Medlina. Banu Qainuqa' (the tribe of 'Abdullah b. Salim) and the Jews of Banu Haritha and every other Jew who was in Medina.

Hadis Sahih Muslim, Ch 10, sharing the fruits, Book 010, Number 3763 dan juga di Hadis Sahih Bukhari, Volume 3, Book 39, number 531

Ibn Umar reported that 'Umar b. al-Khattab (Allah be pleased with him) expelled the Jews and Christians from the land of Hijaz, and that when Allah's Messenger (may peace be upon him) conquered Khaibar he made up his mind to expel the Jews from it (the territory of Khaibar) because, when that land was conquered, it came under the sway of Allah, that of His Messenger (may peace be upon him) and that of the Muslims. The jews asked Allah's Messenger (may peace be upon him) to let them continue there on the condition that they would work on it, and would get in turn half of the fruit (of the trees), whereupon Allah's Messenger (may peace be upon him) said: We would let you continue there so long as we will desire. So they continued (to cultivate the lands) till 'Umar externed them to Taima' ang Ariha (two villages in Arabia, but out of Hijaz).

Perlu diketahui, Semasa hidupnya, Nabi Muhammad telah mengirimkan surat pada para pemimpin dunia. Beliau memerintahkan mereka untuk masuk Islam. [Lings (1987), p. 260; Khan (1998), pp. 250–251; Alford Welch, Muhammad, Encyclopedia of Islam)] Ia kirimkan pengirim pesan bersama suratnya ke Heraclius dari kerajaan Byzantine (Romawi Timur), Khosrau dari Persia, Raja Yemen dan beberapa lainnya. [Lings (1987), p. 260; Khan (1998), pp. 250–251]

Pada tahun setelah gencatan Hudaybiyya (628 M), Nabi Muhammad mengirimkan pasukan menghajar Khaybar(628 M) dan juga mengirimkan tentara ke kota Busra di Byzantine untuk membasmi kaum lokal arab disana(Pagan dan kristen). Namun mereka di cegat di Desa bernama Mu’tah dan akhirnya dikenal sebagai perang Mu'tah (629M).

Strategi kaum muslim saat itu adalah melakukan serangan dadakan saat penduduk lokal Arab (pagan dan kristen) sedang menunaikan ibadah puasa keagamaannya, namun serangan itu berhasil dipukul mundur.

Zayd bin Harithah (anak angkat Nabi Nuhammad) dan Jafar ibn Abi Talib (Anak dari Paman Nabi) gugur di peperangan itu. Baru pada perang Tabuk (632M) Nabi Muhammad berhasil membalas kekalahannya di Perang Mut’ah.

Perang Mut’ah juga merupakan satu-satunya perang yang tidak dimenangkan Khālid ibn al-Walīd, seseorang yang dijuluki "pedang Allah yang terhunus". Ia menjalani 39 Perang dan 2 perang dilakukan melawan pasukan Nabi Muhammad (Perang Uhud, 625 M dan perang Trench, 627 M) sedangkan sisanya Ia berperang bersama kaum Muslim.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid diamanahkan untuk memperluas wilayah Islam dan berhasil menaklukan pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636, pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk, menandai dimulainya penyebaran Islam di luar jazirah Arab.

Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Setelah pertempuran di Marash yang juga dimenangkannya akhirnya Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi gubernur Qinnasrin. Hal ini dilakukan oleh Usman agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu.

***

Jadi apa sebenarnya esensi dari wasiat terakhir Nabi itu?

Itu adalah PERINTAH! Pengejawantahan dari Syahadat, menyatakan Allah sebagai the only one Sesembahan dan bersaksi Muhammad sebagai rasul. Bagi mereka yang tidak mematuhi, terancam implementasi Surat At Taubah.

[9:29] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah638 dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

638: Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka.

[9:30] Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?

[9:31] Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah639 dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

639: Maksudnya:mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim & rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.

[9:123] Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.

Tafsir mengenai Surat At Taubah terutama no:123 (Rokhmat S. Labib, M.E.I.)

Dalam Tafsirnya diriwayatkan bahwa surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Surat ini merupakan pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga.tidak terdapat basmalah, karena merupakan pernyataan perang dari Allah dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin.

Ar-Razi, az-Zuhayli, dan ash-Shabuni menuturkan, ketika Allah Swt. memerintahkan kaum Mukmin untuk memerangi kaum kafir secara keseluruhan. Dia pun mengajarkan metode yang paling tepat dan cocok untuk ditempuh, yakni mereka harus memulai dari yang dekat-dekat, lalu beralih kepada yang jauh-jauh.( Fakhruddin al-Razi, al-Tafsîr al-Kabîr Aw Mafâtîh al-Ghayb, vol. 15 Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 181; al-Qinuji, Fath al-Bayan, vol. 5, 427; al-Zuhayli, al-Tafsîr al-Munîr, vol. 11, 80; al-Shabuni, Shafwat al-Tafâsîr, vol. 1, 529.)

Dengan metode ini, kewajiban untuk memerangi kaum kafir secara keseluruhan dapat tercapai. (Al-Khazin, Lubâb al-Ta'wîl fî Ma'ânî al-Tanzîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 423; Sulaiman al-'Ajili, al-Futuhât al-Ilâhiyyah, vol. 3 (Beirut: Dar al-Fikr, 2003, 239).

Hal ini sejalan dengan dimaksudkan pada Bukhari Volume 1, Book 2, Number 24:

Narrated Ibn 'Umar:

Allah's Apostle said: "I have been ordered (by Allah) to fight against the people until they testify that none has the right to be worshipped but Allah and that Muhammad is Allah's Apostle, and offer the prayers perfectly and give the obligatory charity, so if they perform a that, then they save their lives an property from me except for Islamic laws and then their reckoning (accounts) will be done by Allah."

Volume 2, Book 24, Number 573:

Narrated Abu Ma'bad,:

(the slave of Ibn Abbas) Allah's Apostle said to Muadh when he sent him to Yemen, "You will go to the people of the Scripture. So, when you reach there, invite them to testify that none has the right to be worshipped but Allah, and that Muhammad is His Apostle. And if they obey you in that, tell them that Allah has enjoined on them five prayers in each day and night. And if they obey you in that tell them that Allah has made it obligatory on them to pay the Zakat which will be taken from the rich among them and given to the poor among them. If they obey you in that, then avoid taking the best of their possessions, and be afraid of the curse of an oppressed person because there is no screen between his invocation and Allah."

Saat Al fatiha diturunkan, yang juga merupakan urutan 1 di AQ, sudah di ingatkan betapa tingginya derajat Nabi Muhammad! Dikisahkan saat seorang sedang menghadap Allah dalam Sholat, dan Nabi memanggilnya maka Ia WAJIB untuk menghentikan shalatnya!

Anda tentu tahu riwayat itu bukan? kalau belum maka, aku sampaikan dahulu riwayatnya pada anda:

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa'id bin al-Muallat, katanya, "Aku pernah mengerjakan salat, lalu Rasulullah saw memanggilku, tetapi aku tidak menjawabnya, hingga aku menyelesaikan salat. Setelah itu, aku mendatangi beliau, maka beliau pun bertanya, 'Apa yang menghalangimu datang kepadaku?' Maka aku menjawab, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku tadi sedang mengerjakan salat'. Lalu beliau bersabda, 'Bukankah Allah Ta'ala telah berfirman, 'Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada yang memberi kehidupan kepadamu'. ( Al-Anfal: 24). Dan, setelah itu beliau bersabda, 'Akan aku ajarkan kepadamu suatu surat yang paling agung di dalam Alquran sebelum engkau keluar dari masjid ini'. Maka, beliau pun menggandeng tanganku. Dan, ketika beliau hendak keluar dari masjid, aku katakan, 'Ya Rasulullah, engkau tadi telah berkata akan mengajarkan kepadaku surat yang paling agung di dalam Alquran'. Kemudian beliau menjawab, 'Benar', "Al hamdulillahi rabbil 'alamin", ia adalah as-Sab'ul Matsani dan Alquran al-Azhim yang telah diturunkan kepadaku."

Demikian juga yang diriwayatkan al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah, melalui beberapa jalan dari Syu'bah, para ulama menjadikan hadis ini dan semisalnya sebagai dalil keutamaan dan kelebihan sebagian ayat dan surat atas yang lainnya, sebagaimana disebutkan banyak ulama, di antaranya Ishak bin Rahawaih, Abu Bakar Ibnu al-Arabi, Ibnu al-Haffar seorang penganut mazhab Maliki.

Nah, atas dasar itulah maka:

  • Semua non muslim sudah jelas merupakan orang2 Kafir (9:29-31).
  • Ketidakpatuhan pada Allah dan Nabinya (juga tidak mengakui Muhammad sebagai Nabi terkahir), maka Ia berada dalam kondisi KAFIR dan di luar Islam, konsekuensinya adalah Mereka wajib diperangi
  • Hidup dalam damai bagi non muslim (Baca: Pagan, Atheis, Hindu, Buddha, Yahudi dan Kristen) dimungkinkan namun hanya dibawah pintu kepatuhan, minoritas, membayar Jiyza (pajak)tergantung dan sangat tergantung dari belas kasihan Mayoritas (Islam)

Untuk itu, ada benarnya bahwa siapapun mereka, yang tidak memihak FPI dan menyatakan bahwa FPI tidak islami, perlu kiranya melihat isi surat dibawah ini:

[4:89] Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling330, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,

330: Diriwayatkan bahwa beberapa orang Arab datang kepada Rasulullah s.a.w. di Madinah. Lalu mereka masuk Islam, kemudian mereka ditimpa "demam Madinah", karena itu mereka kembali kafir lalu mereka keluar dari Madinah. Kemudian mereka berjumpa dengan sahabat Nabi, lalu sahabat menanyakan sebab-sebab mereka meninggalkan Madinah. Mereka menerangkan bahwa mereka ditimpa "demam Madinah". Sahabat-sahabat berkata : "Mengapa kamu tidak mengambil teladan yang baik dari Rasulullah ?" Sahabat-sahabat terbagi kepada dua golongan dalam hal ini. Yang sebahagian berpendapat bahwa mereka telah menjadi munafik, sedang yang sebahagian lagi berpendapat bahwa mereka masih Islam. Lalu turunlah ayat ini yang mencela kaum Muslimin karena menjadi dua golongan itu, dan memerintahkan supaya orang-orang Arab itu ditawan dan dibunuh, jika mereka tidak berhijrah ke Madinah, karena mereka disamakan dengan kaum musyrikin yang lain.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

  • Surat Al Ashr jelas bukan Inti dari Islam karena tidak termaktub dalam pesan paling awal menjelang wafatnya Nabi.
  • Adalah wajar apabila FPI dan seluruh Pengikut Fatwa MUI meminta Ahmadiyah keluar Islam,
  • Adalah benar bahwa tindakan FPI merupakan tindakan yang ISLAMI, sesuai AQ dan sunnah
  • Adalah benar, kepatuhan FPI tidak kepada PEMERINTAH, namun hanya kepada Allah dan Nabi Muhammad, juga tidak kepada Alim-alim Ulama/rahib-rahib manapun (sesuai amanat Allah pada At Taubah 123) Oleh karena itu Darah Ahmadiyah Halal adanya
  • Adalah benar bahwa mereka-mereka yang menghalangi tindakan FPI dan MUI adalah dalam keadaan Kafir najis dan diluar Islam
  • Adalah benar, bahwa mereka-mereka yang membangkang dan menangkapi FPI dan oramas-oramasnya adalah KAFIR NAJIS dan tidak bedanya mereka dengan golongan yang dimaksud dari riwayat dan surat diatas?

Dari kesimpulan itu, jujur aku katakan bahwa tak dapat dipungkiri bahwa tindakan FPI adalah Islami karena sesuai AQ dan Sunnah!

Sebagai non muslim, Aku sungguh merasa beruntung bisa menyaksikan kembali praktek-praktek Islami yang dilakukan pada abad ke 7 dan ternyata masih dilakukan di abad 20 Ini.


Kamis, 19 Juni 2008

Photo-Photo Korban Kebiadaban


Ini adalah sebuah kisah nyata. Kisah seorang Bocah biasa berusia belasan. Seperti nak-anak umumnya pada jaman ini yang fasih komputer dan Internet maka Ia-pun menggunakan teknologi ini untuk berbagi kenangan bersama rekan sebayanya, melalui internet mengirim photo, namun seseorang telah menyalahgunakannya secara tidak bertanggung jawab!

Ah, betapa malangnya bocah ini! Si Pelaku ternya ta seorang maniak kejam, biadab yang tidak berperikemanusiaan. Ia tidak memandang bulu siapa korbannya. Akibat dari tindakannya, bocah ini mengalami gejala-gejala multi kepribadian seperti yang terlampir dibawah ini yang merupakan rekaman hasil kebiadadaban si Pelaku. Semoga kita dapat menarik pelajaran dari hal ini dan semakin lebih berhati-hati dalam bertindak

Ketika orang tuanya mengetahui, maka mereka memutuskan untuk menjaganya secara ketat, dengan menyewa seorang pengasuh wanita yang nantinya dapat mengasuh dan menemaninya hampir 24 Jam, Namun, trauma itu bukannya mereda malah menjadi makin buruk lagi. Ia-pun mulai mempunyai kepribadian ganda. Ya, di suatu saat, Ia berpikir bahwa Ia adalah seorang wanita tulen!






















Semakin dalam dengan sisi kepribadiannya sebagai seorang wanita maka Iapun makin tertarik dengan majalah-majalah wanita dan fashion! Lama-kelamaan, bosanlah ia dengan wanita tipe model pengasuhnya...dari majalah fashion milik ibunya ia temukan bahwa wanita-wanita eropa dan amerika begitu menariknya..Ia akhirnya terobsesi menjadi seorang wanita eropa lajang, menawan sexy dan menggairahkan



















Seiring dengan ketatnya pengawasan, dan ketakukan akan perubahan prilaku anaknya..maka semua majalah-majalah wanita disingkirkan. Ia pun lebih sering dikurung di rumah dan kesibukan yang tersedia hanyalah menonton TV. Ternyata, penelitian yang dilakukan para pakar psikologi adalah benar adanya bahwa TV berdampak pada perkembangan pola pikir dan kepribadian anak! Akibatnya mudah ditebak, obsesinya berubah-ubah mengikuti pergantian acara TV yang ia tonton. Sekarang perubahan kepribadiannya malah makin menjadi-jadi! Kadang Ia berpikir bahwa dirinya adalah pahlawan bertopeng pelindung kota Gotham, Ia pikir dirinya adalah Batman.



















Perubahan-perubahan tayangan TV benar-benar begitu menggodanya, setiap perubahan acara TV, ia-pun ikut berubah. terkadang Ia juga berpikir bahwa dirinya adalah seorang petualang samudra..Ya, anda benar Ia pikir dirinya adalah Sinbad si pelaut!



















Ya, namanya juga anak-anak, diusianya saat ini perkembangan khayalannya adalah sangat luar biasa. Begitu banyak yang diinginkannya di dalam pikirannya, kadang ingin begitu..kadang ingin begini..pokoknya banyak sekali! Maka ketika ada acara TV lainnya, kepribadiannya-pun berubah lagi, kini ia adalah Doraemon. Ya! Karena hanya Doraemon-lah yang mampu mengusahakan apa saja dengan kantong ajaib.




















Wanita yang mengasuhnya adalah seorang berusia muda, dalam keisengannya membunuh waktu, pengasuh ini jadi ikut menonton tayangan-tayangan TV dan sesuai umur dan selera, lebih banyak ayang ditontonnya berupa tayangan untuk dewasa. Awalnya kontrol sang pengasuh begitu ketatnya, namun keasikan menonton membuat ia lupa dengan tugas utamanyanya dan anak itupun secara sembunyi-sembunyi ikut menonton, lama kelamaan karena cape melarang, akhirnya anak dan pengasuhnya malah nonton bareng. Suatu saat ia bergitu terpesonanya dengan akting Leonardo De Caprio dan Ia menjadi sangat terobsesi dengan Leonardo. Seketika itu juga kepribadiannya berubah...Ia begitu pinginnya berada dalam pelukan Leonardo Decaprio.






















Pengaruh tayangan TV semakin merasuk dalam di pikirannya dan makin lama Ia malah semakin menggila! Pikiran-pikiran yang lebih mengerikan muncul dibenaknya! Suatu saat, entah karena terpesona dengan Michael Douglas atau bagaimana yang pasti, tiba-tiba saja Ia merasa bosan menjadi wanita..dan malah berdekapan dengan Sharon Stone



















Ketika Dangdut menjadi laris manis di semua stasiun TV..maka tiada hari tanpa dangdut. Setiap saat, kapan saja, dimana saja..pokoknya setiap waktu tayang dangdut muncul di TV maka pastilah Ia hadir. Begitu majikan kecilnya maka begitu pula pengasuhnya! Mereka selalu setia di setiap tayangan. Sebut saja satu lagu, maka mereka berdua begitu fasihnya menyanyi.. Pokoknya hampir semua lagu dangdut terpopuler masa kini mereka pasti hafal mati dan tentu saja termasuk juga siapa biduannya, mereka pasti hafal. Bahkan bukan cuma itu! Goyangan-goyangan syur khas masing-masing biduan-pun anak itu mampu melakukannya. Nah, inilah yang sesungguhnya sangat menakutkan! Ia begitu terobsesinya untuk menjadi seorang biduan dangdut...dan kali ini malah begitu mengerikannya!





Sambil bergoyang-goyang yang sangat mengerikan itu....Ia kumandangkan juga syairnya:


"Bang SMS siapa ini bang....Bang isinya pake sayang-sayang..."






Inginkah anda dan/atau keluarga mengalami hal-hal mengerika ini yang bermula dari sekedar mengirim photo diri ke internet?

Apabila tidak, maka jagalah diri anda dan keluarga baik-baik...jangan sampai lengah! Ingat kejahatan senantiasa mengintai kita!

WASPADALAH!!...WASPADALAH!!..WASPADALAH!!..WASPADALAH!!.. WASPADALAH!!


Di gubah dari email kiriman :
"inyo teguh" , atik atik , wirakusuma dan putu widyastuti rudolf

Sabtu, 14 Juni 2008

Jelinya Asep, Sang Pendemo Bayaran!


Membaca Hidayatulah, ternyata menyajikan beberapa hal menarik tentang sosok seorang Asep, sang Pendemo yang dibayar itu:

"Menurut Asep, dirinya hanyalah pemuda kampung yang tidak mengetahui tentang AKK-BB. Sebab, dirinya saat melakukan demo hanya dibayar. "Saya dibayar 25 ribu untuk aksi ini dan ditambah 15 ribu karena luka-luka," ungkapnya."
...
"Kami bersama dari rerekan -rekan laskar lain telah meminta maaf kepada Asep dan telah menyiapkan dokter ortopedi. Sebenarnya masih ada sembilan orang lagi, yang siap mengaku karena dibayar oleh AKK-BB," ujar Habib Rizieq. [cha, berbagai sumber]


Aduuhh....sungguh kasihan benar si Asep ini!
Kehidupan sudah susah! pekerjaan juga susah, harga2 mahal...benar-benar sulit! Tapi dapur mesti ngebul Kerja apasaja yang penting Halal!...Ya. sudah, hari itu Ia ikut jadi pendemo, paling tidak, kan bisa makan gratis...

Namun kali ini lain..Ia apes...Ia kena hajar babak belur oleh FPI..

Tapi ada untungnya juga, memar2 itu malah memberikannya tambahan uang 35 ribu.

Asep ini benar2 seorang yang Pemberani dan pandai memanfaat peluang. Ia tidak kapok dan takut telah digebuki FPI...Ia malah datangi kantor FPI...Ia sowan ke FPI.

Setelah sowan...Ia di wawancarai...Ah, ternyata rugi kena gebuk, sudah bisa balik modal! Kelihatannya ia cukup jitu berspekulasi!

Masa iya, Orang sedang terluka datang berkunjung..ngga di tawari makan kek...ya sukur2 dikasih rokok..ya kalo lagi bernasib baik dapet juga sekedar ongkos pulang pertanda prihatin....

Selesai menyatakan penyesalan ikut Demo. Masa iya, memar-memar karena dihajar FPI ngga di obati.....Mmmh, ke dokter ortopedi kan juga perlu ongkos...mmmh, karena sakit kan jadi sulit juga mencari nafkah..masa iya sih ngga ada bantuan ala kadarnya

Dasar Hoki...setelah datang...eh, malah ada satu rejeki lagi menanti buat Asep yaitu:

Jadi saksi buat FPI...kan lumayanlah dapet markos...(makan , rokok dan ongkos).

Emang...makin banyak ikut demo, jadi makin pinter..kalo udah emang rejekinya ngga bakalan lari kemana!

Jadi pengen tahu...sebelumnya Asep ini udah pengalaman demo apa aja ya? dan seapes-apesnya dapet duit berapa ya?

Jadi, pengen usaha demo juga nih...


Note:
Mmhhh, tentang kronologi penyerbuan di monas....
ternyata ada juga lho
kronologi versi AKK-BB dan juga versi Salah satu Korban..yang ngga bakalan muncul di detik.com kaya kronologi punyanya FPI

Jumat, 13 Juni 2008

Mau Kaya raya? Jadilah Pengemis!


Bos Pengemis Tinggal Nikmati Hidup
[ Kamis, 12 Juni 2008 ]

Cak To, begitu dia biasa dipanggil. Besar di keluarga pengemis, berkarir sebagai pengemis, dan sekarang jadi bos puluhan pengemis di Surabaya. Dari jalur minta-minta itu, dia sekarang punya dua sepeda motor, sebuah mobil gagah, dan empat rumah. Berikut kisah hidupnya.

---

Cak To tak mau nama aslinya dipublikasikan. Dia juga tak mau wajahnya terlihat ketika difoto untuk harian ini. Tapi, Cak To mau bercerita cukup banyak tentang hidup dan ''karir''-nya. Dari anak pasangan pengemis yang ikut mengemis, hingga sekarang menjadi bos bagi sekitar 54 pengemis di Surabaya.

Setelah puluhan tahun mengemis, Cak To sekarang memang bisa lebih menikmati hidup. Sejak 2000, dia tak perlu lagi meminta-minta di jalanan atau perumahan. Cukup mengelola 54 anak buahnya, uang mengalir teratur ke kantong.

Sekarang, setiap hari, dia mengaku mendapatkan pemasukan bersih Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Berarti, dalam sebulan, dia punya pendapatan Rp 6 juta hingga Rp 9 juta.

Cak To sekarang juga sudah punya rumah di kawasan Surabaya Barat, yang didirikan di atas tanah seluas 400 meter persegi. Di kampung halamannya di Madura, Cak To sudah membangun dua rumah lagi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk emak dan bapaknya yang sudah renta. Selain itu, ada satu lagi rumah yang dia bangun di Kota Semarang.

Untuk ke mana-mana, Cak To memiliki dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V kinclong keluaran 2004.

***

Tidak mudah menemui seorang bos pengemis. Ketika menemui wartawan harian ini di tempat yang sudah dijanjikan, Cak To datang menggunakan mobil Honda CR-V-nya yang berwarna biru metalik.

Meski punya mobil yang kinclong, penampilan Cak To memang tidak terlihat seperti ''orang mampu''. Badannya kurus, kulitnya hitam, dengan rambut berombak dan terkesan awut-awutan. Dari gaya bicara, orang juga akan menebak bahwa pria kelahiran 1960 itu tak mengenyam pendidikan cukup. Cak To memang tak pernah menamatkan sekolah dasar.

Dengan bahasa Madura yang sesekali dicampur bahasa Indonesia, pria beranak dua itu mengaku sadar bahwa profesinya akan selalu dicibir orang. Namun, pria asal Bangkalan tersebut tidak peduli. ''Yang penting halal,'' ujarnya mantap.

Cak To bercerita, hampir seluruh hidupnya dia jalani sebagai pengemis. Sulung di antara empat bersaudara itu menjalani dunia tersebut sejak sebelum usia sepuluh tahun. Menurtu dia, tidak lama setelah peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI.

Maklum, emak dan bapaknya dulu pengemis di Bangkalan. ''Dulu awalnya saya diajak Emak untuk meminta-minta di perempatan,'' ungkapnya.

Karena mengemis di Bangkalan kurang ''menjanjikan'', awal 1970-an, Cak To diajak orang tua pindah ke Surabaya. Adik-adiknya tidak ikut, dititipkan di rumah nenek di sebuah desa di sekitar Bangkalan. Tempat tinggal mereka yang pertama adalah di emprean sebuah toko di kawasan Jembatan Merah.

Bertahun-tahun lamanya mereka menjadi pengemis di Surabaya. Ketika remaja, ''bakat'' Cak To untuk menjadi bos pengemis mulai terlihat.

Waktu itu, uang yang mereka dapatkan dari meminta-minta sering dirampas preman. Bapak Cak To mulai sakit-sakitan, tak kuasa membela keluarga. Sebagai anak tertua, Cak To-lah yang melawan. ''Saya sering berkelahi untuk mempertahankan uang,'' ungkapnya bangga.

Meski berperawakan kurus dan hanya bertinggi badan 155 cm, Cak To berani melawan siapa pun. Dia bahkan tak segan menyerang musuhnya menggunakan pisau jika uangnya dirampas. Karena keberaniannya itulah, pria berambut ikal tersebut lantas disegani di kalangan pengemis. ''Wis tak nampek. Mon la nyalla sebet (Kalau dia bikin gara-gara, langsung saya sabet, Red),'' tegasnya.

Selain harus menghadapi preman, pengalaman tidak menyenangkan terjadi ketika dia atau keluarga lain terkena razia petugas Satpol PP. ''Kami berpencar kalau mengemis,'' jelasnya.

Kalau ada keluarga yang terkena razia, mau tidak mau mereka harus mengeluarkan uang hingga ratusan ribu untuk membebaskan.

***

Cak To tergolong pengemis yang mau belajar. Bertahun-tahun mengemis, berbagai ''ilmu'' dia dapatkan untuk terus meningkatkan penghasilan. Mulai cara berdandan, cara berbicara, cara menghadapi aparat, dan sebagainya.

Makin lama, Cak To menjadi makin senior, hingga menjadi mentor bagi pengemis yang lain. Penghasilannya pun terus meningkat. Pada pertengahan 1990, penghasilan Cak To sudah mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per hari. ''Pokoknya sudah enak,'' katanya.

Dengan penghasilan yang terus meningkat, Cak To mampu membeli sebuah rumah sederhana di kampungnya. Saat pulang kampung, dia sering membelikan oleh-oleh cukup mewah. ''Saya pernah beli oleh-oleh sebuah tape recorder dan TV 14 inci,'' kenangnya.

Saat itulah, Cak To mulai meniti langkah menjadi seorang bos pengemis. Dia mulai mengumpulkan anak buah.

Cerita tentang ''keberhasilan'' Cak To menyebar cepat di kampungnya. Empat teman seumuran mengikutinya ke Surabaya. ''Kasihan, panen mereka gagal. Ya sudah, saya ajak saja,'' ujarnya enteng.

Sebelum ke Surabaya, Cak To mengajari mereka cara menjadi pengemis yang baik. Pelajaran itu terus dia lanjutkan ketika mereka tinggal di rumah kontrakan di kawasan Surabaya Barat. ''Kali pertama, teman-teman mengaku malu. Tapi, saya meyakinkan bahwa dengan pekerjaan ini, mereka bisa membantu saudara di kampung,'' tegasnya.

Karena sudah mengemis sebagai kelompok, mereka pun bagi-bagi wilayah kerja. Ada yang ke perumahan di kawasan Surabaya Selatan, ada yang ke Surabaya Timur.

Agar tidak mencolok, ketika berangkat, mereka berpakaian rapi. Ketika sampai di ''pos khusus'', Cak To dan empat rekannya itu lantas mengganti penampilan. Tampil compang-camping untuk menarik iba dan uang recehan.

Hanya setahun mengemis, kehidupan empat rekan tersebut menunjukkan perbaikan. Mereka tak lagi menumpang di rumah Cak To. Sudah punya kontrakan sendiri-sendiri.

Pada 1996 itu pula, pada usia ke-36, Cak To mengakhiri masa lajang. Dia menyunting seorang gadis di kampungnya. Sejak menikah, kehidupan Cak To terus menunjukkan peningkatan...

***

Setiap tahun, jumlah anak buah Cak To terus bertambah. Semakin banyak anak buah, semakin banyak pula setoran yang mereka berikan kepada Cak To. Makanya, sejak 2000, dia sudah tidak mengemis setiap hari.

Sebenarnya, Cak To tak mau mengungkapkan jumlah setoran yang dia dapatkan setiap hari. Setelah didesak, dia akhirnya mau buka mulut. Yaitu, Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, yang berarti Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan.

Menurut Cak To, dia tidak memasang target untuk anak buahnya. Dia hanya minta setoran sukarela. Ada yang setor setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. ''Ya alhamdulillah, anak buah saya masih loyal kepada saya,'' ucapnya.

Dari penghasilannya itu, Cak To bahkan mampu memberikan sebagian nafkah kepada masjid dan musala di mana dia singgah. Dia juga tercatat sebagai donatur tetap di sebuah masjid di Gresik. ''Amal itu kan ibadah. Mumpung kita masih hidup, banyaklah beramal,'' katanya.

Sekarang, dengan hidup yang sudah tergolong enak itu, Cak To mengaku tinggal mengejar satu hal saja. ''Saya ingin naik haji,'' ungkapnya. Bila segalanya lancar, Cak To akan mewujudkan itu pada 2010 nanti... (ded/aza)


Sepuluh Persen untuk Komisi Satpam
Tak Mau Pekerjakan Anak-Anak, Makan Bawang untuk Stamina

[ Kamis, 12 Juni 2008 ]


SURABAYA - Cak To punya anak buah 54 pengemis. Tapi, dia mengaku tidak mau asal merekrut anggota. Menurut pria kelahiran 1960 itu, hampir 60 persen anak buahnya masih punya hubungan darah. Kalau bukan, mereka masih berasal dari kampung yang sama di Madura atau sudah menjadi teman lama. ''Kalau dirunut, kami masih sekeluarga. Masih keturunan Bindara Agung,'' katanya.

Cak To menegaskan, dirinya pantang mempekerjakan anak-anak. ''Saya saja ndak ingin anak-anak saya mengikuti jejak saya. Masak mau mempekerjakan anak orang lain?'' ucapnya.

Kalau mau menjadi pengemis di bawah pengawasan Cak To, juga tidak boleh sembarangan. ''Meskipun hanya pengemis, saya maunya mereka menguasai cara yang benar,'' ujarnya.

Para anggota baru mendapatkan materi pelajaran secara komplet. Mulai cara berpakaian, ekspresi wajah, hingga cara menghadapi bentakan calon pemberi atau petugas yang merazia.

Sebelum dilepas, para anggota baru mendapatkan pengawasan khusus. Cak To mengantarkan mereka ke tempat di mana mereka seharusnya mangkal. ''Dalam satu sampai dua bulan terus saya awasi. Setelah itu, baru saya tinggal,'' jelasnya.

Karena punya banyak anggota, Cak To punya aturan main mengenai penempatan pengemis. Dengan demikian, pemasukan bisa maksimal, tidak saling mengambil jatah.

Salah satunya adalah pengaturan ''jam kerja'' dan ''wilayah'' anggota. Pada dasarnya, para pengemis ''bekerja'' pukul 07.00 hingga 18.00. Tapi, kata Cak To, masing-masing pengemisnya punya jadwal. ''Kapan harus ke perumahan A, kapan ke B, sudah ada jadwalnya,'' katanya.

Dalam satu perumahan, bisa terdapat satu atau dua pengemis yang dikoordinasi Cak To. Kalau ada dua, itu dilakukan dengan cara bergiliran. ''Pengemis kedua baru boleh datang setelah selang beberapa jam dari pengemis pertama,'' ungkapnya.

Di perumahan-perumahan, Cak To mengakui adanya kendala petugas keamanan (satpam). Karena itu, pihaknya telah melakukan negosiasi. Kesepakatannya, pengemis boleh ''beroperasi'' di kompleks perumahan itu, lalu sang petugas keamanan mendapat komisi sekitar sepuluh persen dari total penghasilan di kompleks tersebut.

''Per hari bisa ditaksir berapa penghasilannya. Setelah itu tinggal dipotong sepuluh persen,'' katanya.

Untuk persoalan stamina, Cak To punya kiat khusus. Sebab, kalau ditotal, setiap hari seorang pengemis menempuh perjalanan sekitar 15 kilometer.

Menurut dia, bawang putih adalah kunci untuk menjaga kebugaran. Setiap hari, bawang putih dia makan beserta menu sarapan pagi. ''Bawangnya biasa saya makan dengan petis. Dijadikan lalapan,'' jelasnya.

Selain itu, Cak To pantang makanan berlemak. Dia menghindari makanan yang masuk kategori jeroan. ''Itu makanan tidak bagus. Saya lebih senang makan sayuran,'' tegasnya. (ded)

Sumber:
http://www.jawapos.com/metropolis/


Rabu, 11 Juni 2008

Burung...


Ada seorang lelaki tua yang memiliki hobi memelihara banyak burung. Pada suatu pagi, semua burung kesayangannya hilang. Merasa aksi pencuri sudah keterlaluan, si lelaki tua membawa masalah itu dalam pertemuan mingguan di kampungnya.

Lelaki tua: "Siapa di sini yang punya burung?"
Seluruh penduduk laki-laki segera berdiri.

Menyadari kesalahannya dalam bertanya, lelaki itu menambah:

"Bukan itu maksud saya. Maksud saya adalah siapa yang pernah lihat burung?"
Seluruh penduduk wanita pun berdiri.

Menyadari pertanyaannya masih tidak tepat, dengan muka merah padam dia menyambung, "Maaf, bukan itu maksud saya."

Sekali lagi dia bertanya.

"Maksud saya, siapa di antara kalian yang pernah lihat burung yang bukan milik sendiri?"
Separuh penduduk wanita berdiri.

Muka lelaki tua itu makin merah. Ia makin gugup.

"Maaf sekali lagi, bukan ke arah itu pertanyaan saya. Maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung saya?"
Lalu… Isteri lelaki itu pun pun berdiri… dan dua orang wanita lain…

Maka kali ini muka sang isteri merah padam.

Lelaki itu pun terpaksa melarikan diri…



Sumber:
"Liana Lie"
http://groups.yahoo.com/group/samaggiphala/message/51572

Selasa, 03 Juni 2008

FPI Jempol! Menghajar ngga tanggung2: Ambulan, Kyai, anak2, perempuan s/d orang cacat!


Minggu, 1 Juni 2008, adalah hari Kesaktian Pancasila. Ketika tengah menonton TV..tiba-tiba aku terpaku..terhenyak pada satu tayangan keberingasan..yang sangat ku kenal! De Javu! Akhirnya Itu terjadi kembali! Dilakukan terhadap sesama anak bangsa, satu tanah air, satu negara, satu bahasa dan...kemungkinan besar, banyak dari mereka beragama sama dengan penyerangannya!

Ya!..hari itu, sekali lagi Kesaktian Pancasila mengalami ujian! Ia diuji dengan dahsyat! Mari kita simak potongan-potongan berita berkenaan dengan hal itu:


http://www.vhrmedia.com/vhr-news/berita,FPI-Serbu-Aksi-Peringatan-Kelahiran-Pancasila-1809.html

Salah satu tokoh korban yang terkena pukulan adalah Suaedi, Direktur Eksekutif Wahid Institute. Ketika penyerangan terjadi, dia berada di tengah-tengah massa yang sedang mempersiapkan aksi. "Mereka (massa FPI) datang dari arah kanan. Saya tidak lari, karena ada istri saya dan beberapa orang tua yang menggunakan kursi roda. Dia juga tak luput dari hajaran pasukan berjubah itu," kata Suaedi.

* * *

01/06/2008 13:46 WIB
Rusuh Monas, FPI Kejar Ambulans yang Bawa Korban
Moksa Hutasoit – detikcom

Jakarta - Korban akibat amukan massa yang mengenakan atribut FPI terus berjatuhan. Upaya pertolongan oleh petugas medis dihalangi orang-orang yang bertindak brutal itu.

Pantauan detikcom Minggu (1.6.2008) pukul 13.30 WIB, 3 ambulans yang hendak membawa para korban ke rumah sakit terdekat malah dikejar oleh massa.

Mereka tampak memukul-mukulkan kayu ke badan mobil berwarna putih itu. Untung saja, ketiga ambulans itu dapat selamat dari amukan massa.

Pukul 13.40 WIB, aksi pemukulan berhasil dihentikan oleh polisi. Massa yang berjumlah sekitar 500 orang itu kini dihadang oleh polisi. ( ken / iy )

* * *

http://www.waspada.co.id/Berita/Nasional/FPI-Bubarkan-Apel-Massa-AKK.html

Kiai Maman Imanulhaq mengaku diinjak dan dipukuli dengan bambu oleh massa FPI. "Ketika itu antara pukul satu dan setengah dua siang. Kita di Monas untuk aksi damai memperingati Hari Kelahiran Pancasila. Tiba-tiba massa FPI sambil berteriak bubarkan Ahmadiyah, bubarkan kafir sambil membawa bambu," kata Maman, yang ditemui di RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (1/6).

Setelah itu, kata Maman, ada 10 orang dari massa FPI yang mengeroyoknya. "Mereka memukul muka dan menendang. Setelah itu, saya jatuh diinjak-injak dan dipukuli pakai bambu," ujar Maman.

Akibatnya, dagu Maman mengeluarkan darah. Setelah kejadian itu dirinya tidak sadarkan diri. Maman lalu dibawa ke RS Mitra dengan menggunakan taksi. Dagu Maman yang luka dijahit 5 jahitan.

* * *

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/02/1/114777

JAKARTA - Korban kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), total 41 orang dari pengikut Ahmadiyah.

Korban yang terdiri dari orangtua dan anak-anak, umumnya menderita luka akibat pukulan.

"Semua korban akibat serangan FPI terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan orangtua," ujar Humas Ahmadiyah Yendra Budiyana kepada okezone, di Jakarta, Senin (2/6/2008).



Aku paham bahwa TV biasanya lebih bernuansa komersil daripada menyuarakan kebenaran pemberitaan...

Namun, kalau ucapan dan keadaan yang diderita oleh Kyai tersebut dimuat oleh banyak media bahwa ia digebuki oleh orang-orang dengan atribut agama yang sama...itu bukan lagi berita komersil namun sungguh keterlaluan!

Namun, kalau pembicaraan dan derita kesakitan seseorang yang tengah melindungi wanita dan seorang cacatdikursi roda dimuat banyak media (dagunya benjol) setelah ikut pula digebuki bersama orang yang ia lindunginya oleh orang-orang yang membawa atribut-atribut islam yang dongengnya adalah agama cinta damai...maka itu sungguh biadab!

Namun, kalau pembicaraan itu dilakukan oleh beberapa wanita, dimuat di banyak media bahwa mereka diberangus hak berkumpul, hak menyuarakan pendapat...apapun alasannya digebuki oleh sekelompok orang-orang yang membawa atribut-atribut islam yang dongengnya adalah agama yang paling melindungi wanita...maka itu sungguh munafik!

Atas nama Islam...mereka telah melakukan sendiri PENODAAN ajaran yang mereka mendongengkan kepada pihak lain dan menuduhkan bahwa oranglain-lah yang melakukan penodaan agama! Mereka menghajar tanpa pandang bulu dengan TONGKAT dan KEROYOKAN kepada Kyai mereka sendiri, orang-orang tua, wanita dan penyandang cacat...yang saat itu sama sekali tidak tengah mempersenjatai diri?

Tidakkah anda merasa terenyuh, betapa tersia-sianya saat-saat akhir Sang Nabi Besar disakratul maut, beliau merintih dengan penuh penderitaan...pun masih menyuarakan luapan rasa yang sarat kepedihan dan kecemasan:

"Umat..ku.. Um..at..ku.. U..m..a..t..k..u"

* * *

Bisa jadi, FPI merasa sangat terhormat dapat menghajar dan mengeroyok para anak-anak, ibu-ibu dan orang-orang tua yang tidak berdaya! dan Kelihatannya....kalau orang-orang FPI di suruh untuk memilih mana yang dihajar duluan antara orang-orang Ahmadiyah dan anjing, maka yang duluan di HAJAR adalah orang-orang Ahmadiyah!

Pikiran itu memang berkelebat sejenak dalam benakku. Namun, meluap sudah rasa penasaranku dibuatnya! Benarkah mereka akan memilih pilihan itu???? Saat itu juga, segera aku adakan survey terhadap 25 orang yang aku kenal (pria, muslim dan berkeluarga) dengan pertanyaan sebagai berikut:

'Kalau kamu bertemu dengan FPI (Front Pembela Islam), Ahmadiyah dan Anjing...mana di antara ketiganya yang akan kamu hajar habis-habisan terlebih dahulu??'

Menariknya adalah 21 orang menjawab sesuai dugaan ku, "AHMADIYAH!!!!!"

Pertanyaanku yang berikutnya, "Lantas yang lainnya diapain???"

Jawab mereka, "Ya sama-sama ngga diapa-apain..."

Luar biasa bukan? proses belajar mengajar, doktrinasi yang diterima, bahwa atas nama agama bisa menumbuhkan kebencian dan rasa permusuhan yang dalam serta meniadakan rasa kemanusian??!!

Tapi, paling tidak aku mengetahui satu hal dan menurutku ini adalah kenyataan yang lucu, ternyata pada akhirnya mereka toh mengelompokkan FPI dan ANJING pada kelompok yang sama!



Lampiran:


Tanggal 04 Juni 2008, 14:11 WIB melalui detik.com, aku mendapat satu kepastian paling gila!!!!! yaitu INTELKAM MABES POLRI SUDAH TAHU bakal ada penyerangan FPI itu!!!!

Sekjen PDIP Pramono Anung bersyukur mendapat telepon dari Kabag Intelkam Mabes Polri Irjen Saleh Saaf. Karena telepon itulah PDIP tidak ikut tercoreng kerusuhan Monas 1 Juni lalu.
...
"30 Menit sebelum kejadian (kerusuhan), saya ditelepon oleh mantan Kadiv Humas Polri Saleh Saaf (kini Kabag Intelkam-red) . Katanya meminta saya agar massa PDIP ditarik. Akan ada kelompok lain yang datang. Akan ada kejadian. Kalau ada kejadian, PDIP akan tercoreng," cerita Pram
...
Dari informasi itu, Pram menyadari bahwa polisi sejatinya sudah mengetahui akan ada dua massa yang berhadapan. Pram menyesalkan polisi tidak mengantisipasi serangan massa FPI pada massa AKKBB.
...

Sumber:
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/06/tgl/04/time/141106/idnews/950355/idkanal/10/idpartner/

Wow!!!! SULIT untuk percaya bahwa Penyerangan FPI di MONAS tanggal 1 Juni 2008 BUKAN merupakan TAKTIK PEMERINTAH untuk mengalihkan ISU kenaikan harga BBM!!! Seperti bantahan Andi Malarangeng di ANTARANEWS,
03/06/08, 19:02: "Malarangeng: Penanganan Bentrokan di Monas Bukan Pengalihan Isu"

[Kembali]


FPI sudah menghancurkan wajah Islam yang kukenal - 2008/06/04 12:52
di ambil dari Hidayatulah. com dan merupakan tulisan
Muslihah Razak sendiri di milis mediacare


Namaku Muslihah Razak, lahir dari keluarga kyai di sebuah desa yang di Kabupaten Cirebon. Dari kecil aku sudah bersekolah di sekolah agama. Pada sore harinya, aku juga ikut belajar kitab dan tata bahasa Arab, juga sekolah malam hari yang khusus mengkaji kitab-kitab kuning.

Selesai Tsanawiyah aku langsung memasuki pesantren selama 4 tahun, dan kemudian melanjutkan ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang kini sudah berganti nama menjadi UIN, dengan mengambil Fakultas Syariah.

Aku bangga dengan keislamanku, dengan panutan suri tauladan Nabi Muhammad. Beliau adalah seorang revolusioner, seorang yang lembut dan penuh kasih. Ajarannya begitu luhur, mampu merangkul dan melindungi semua kelompok apapun agamanya.

Bagiku Muhammad bukan hanya sebuah nama atau pribadi tapi dia adalah akidah yang hidup. Raganya sudah meninggalkan kita tapi ajarannya akan hidup sepanjang jaman. Muhammad adalah kita semua, cerminan sikap yang lembut dan penuh kasih, anti kekerasan, pemaaf dan cinta damai.

Aku bangga dengan keislamanku sampai ada peristiwa yang begitu menamparku dan membuatku merasa sangat terhina dan malu. Pada peringatan 63 tahun Hari Kelahiran Pancasila, 1 Juni 2008 di Lapangan Monas yang lalu, sekelompok orang dengan memakai kaos FPI berbendera hijau bertuliskan La Ilaha Ilallah, menyerang kami sambil mengumandangkan Allahu Akbar.

Tatapan mereka sangat beringas. Teriakan ibu-ibu, suara tangisan anak kecil, jeritan perempuan-perempuan tidak membuat hati mereka luluh.

Tidak ada satupun dari kami yang melakukan perlawanan. Kami hanya menghindar sampai terpojok didepan tugu yang di kanan kirinya ada pembatas. Kami masih tetap diburu walaupun sudah terpojok.

Dari atas tugu mereka bahkan melempari kami dengan batu-batu besar yang pasti sudah dipersiapkan sebelumnya, karena batu sebesar itu tidak ada di taman Monas.

Mereka memakai pentungan dan bambu berpaku untuk memukul teman-teman yang tidak bisa menaiki tembok pembatas taman. Teman-teman yang sudah jatuh tersungkur pun, masih ditendang dan diinjak-injak.

Mereka menyerang siapa saja, tidak peduli orang Kristen, Hindu, Budha, Konghucu. Ibu-ibu yang memakai pakaian muslim pun mereka pukuli. Aku bahkan melihat ada anak kecil yang kepalanya dibenturkan ke tembok.

Teman-teman kami banyak yang terluka. Tidak sedikit yang harus di rawat di rumah sakit, karena gegar otak, kepalanya bocor, atau memar. Luka fisik dapat kami obati, tapi luka batin begitu dalam.

Secara pribadi sebagai muslimah aku begitu shock melihat bangsaku begitu beringas. Saat ini aku masih trauma mendengar kalimat Allahu Akbar, tulisan syahadat, dan semua panji-panji Islam. Semua nilai-nilai Islam yang kuyakini dari kecil seperti hancur berantakan.

Aku marah dan tidak rela FPI mewakili Islam. Islam yang mereka bawa sama sekali tidak mencerminkan Islam yang lembut yang aku kenal. Islam tidak perlu pembela seperti mereka yang tidak punya hati, mereka yang tidak mampu mendengar jeritan dan tangisan saudara sebangsanya sendiri.

Kata "maaf" terbersit dalam hatiku karena saat mereka meneriakkan yel-yel Islam, aku sempat menjawab dalam hati, kalau kalian Islam biarkan aku menjadi kafir karena aku tidak mau menjadi bagian dari kalian.

Aku yakin lebih bangak muslim yang waras daripada mereka yang tidak waras. Namun suara mereka terlalu keras karena hanya itu yang mereka punya untuk menutupi kekerdilan hati mereka.

Karena itu, mari teman-temanku kita saling bergandengan tangan. Mari kita membuat Nabi Muhammad terlahir setiap hari dengan perbuatan kita yang mencerminkan ahlak beliau yang penuh kasih.

Kami yakin darah dan air mata teman-teman tidak sia-sia karena begitu banyak mata melihat kebrutalan FPI. Tidak ada satupun ummat islam yang mau kalian wakili, kecuali orang-orang yang hatinya keras seperti batu.

Aku mencintai kalian semua teman-temanku di FPI. Aku yakin kalian hanya kurang memahami. Tidak usahlah berbicara tentang agama yang jelas-jelas melarang kekerasan. Tapi bicara dengan kemanusiaan pasti kalian masih terketuk hatinya untuk tidak lagi menyakiti dan melakukan tindakan anarkis.

Aku akan bergabung dengan kalian mencintai Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah. Dan seperti Nabi Muhammad, mari kita menciptakan perdamaian di manapun kaki kita berpijak.

[Kembali]


03/06/2008 04:03 WIB
Kronologi Rusuh Monas Versi FPI
Irwan Nugroho - detikcom

Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) mengklaim tindakannya terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) bukan tanpa alasan. Tindakan itu akibat provokasi yang dilakukan AKK-BB saat mereka secara bersamaan menggelar aksi di Monas.

Berikut kronologi rusuh di Monas versi FPI seperti yang disampaikan kepada detikcom, Selasa (3/6/2008). Kronologi ini dapat dilihat di blog FPI dengan alamat http://fpipetamburan.blogspot.com.

Pada Minggu 1 Juni itu, massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi menolak kenaikan harga BBM menuju Istana Negara yang diikuti perwakilan Serikat Kerja PLN, FPI, dan sebagainya.

Demo itu telah mendapatkan izin dari aparat kepolisian setempat dengan pengawalan yang rapi dan ketat. Sehingga dapat dikatakan demo itu adalah kegiatan resmi dan legal berdasarkan UU.

Pada saat yang bersamaan, muncul kelompok yang menamakan diri Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan berkeyakinan (AKK-BB), yang notabene pro Ahmadiyah.

Seperti dilansir dalam siaran TV, kegiatan AKK-BB di Monas tidak diperkenankan oleh Kepolisian, karena akan berbenturan dengan pihak yang tidak mendukung acara mereka. Dengan kata lain, kegiatan AKK-BB tidak mendapat izin polisi.

Melihat gelagat negatif itu, FPI menginstruksikan beberapa personelnya untuk mengetahui apa yang dilakukan AKK-BB di wilayah aksi HTI. Ternyata, AKK-BB melakukan orasi yang menjelekkan FPI dengan mengatakan, "Laskar Setan" dan sebagainya.

Mendengar orasi tersebut, personel FPI melaporkan kepada Laskar FPI. Laskar FPI pun lantas meminta klarifikasi AKK-BB. Namun, AKK-BB mengelak dan menjawab dengan sikap yang arogan sehingga membuat Laskar FPI kesal.

Arogansi AKK-BB makin menjadi dengan mengeluarkan sepucuk senjata api dan menembakkannya ke udara sebanyak 1 kali. Mendengar letusan itu, laskar FPI berusaha mencegah, namun justru ditanggapi dengan tembakan ke udara kembali hingga 4 kali.

Laskar FPI yang makin kesal langsung memukul provokator. Tidak ada anak-anak dan wanita yang menjadi sasaran amarah FPI. Hanya oknum yang sok jagoan dan arogan yang telah mengejek dan menghina kafir kepada laskar FPI yang menjadi sasaran empuk.

FPI menduga AKK-BB adalah kelompok bersenjata yang sengaja disusupkan ke dalam kegiatan demo BBM tersebut. Dengan menyertakan anak kecil dan wanita, mereka berniat mengalihkan isu BBM menjadi pembubaran FPI dengan memprovokasikan sebutan laskar kafir dan tembakan senjata api.

FPI kini menjadi obyek makian masyarakat dan intimidasi oleh Nahdlatul Ulama (NU) berserta elemen-elemennya. Sehingga, makin terbukti bahwa dakwah di jalah Allah SWT akan ditebus oleh fitnah, intimidasi, makian, dari kafirun dan munafikun. Itu semua kronologi versi FPI.
( irw / irw )

[Kembali]



Kronologi Penyerbuan FPI (versi AKKBB)

Ditulis pada oleh sumardiono

Ada kronologi penyerbuan FPI di Monas versi FPI ada kronologi penyerbuan versi AKKBB. Karena kronologi versi FPI sudah dimuat di DetikCom, berikut ini kronologi versi AKKBB yang aku dapat.

Silakan masyarakat menilai sendiri.

Kronologi Tragedi Pancasila Berdarah
Aksi 63 tahun Pancasila; “Satu Indonesia untuk Semua”
Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB)
Pelataran Monas, 1 Juni 2008

12.45
Massa AKKBB mulai berdatangan ke belakang Stasiun Gambir, bercampur dengan massa gerak jalan sehat PDIP. Ada 3-4 polisi yang mengatur lalu lintas dan mengatur massa PDIP yang menuju pulang

12.55
Massa AKKBB yang lain berdatangan ke dalam Pelataran Monas, berkumpul di satu titik untuk konsolidasi.

13.10
Massa AKKBB yang berada di belakang Stasiun Gambir berjalan menuju ke dalam Monas untuk merapatkan barisan dengan massa yang lain, untuk memberi kesempatan kepada massa PDIP membubarkan diri dari tempat parkir di belakang Stasiun. Ada seorang polisi berpakaian preman yang berkumpul di lokasi ini, dan 2 polisi berseragam agak jauh dari lokasi.

13.20
500-an massa FPI-HTI berjalan dari arah utara selayaknya orang baris berbaris.

13.25
Massa FPI-HTI sampai di depan massa AKKBB yang sedang mengatur barisan, dan tanpa basa basi langsung memukuli massa AKKBB yang sebagian duduk-duduk di aspal, tanpa perlawanan. Mereka memukuli membabi buta sambil berteriak: “Kamu Ahmadiyah ya”. “Allahu Akbar”. Tidak ada seorang aparat pun yang menolong. FPI-HTI sudah menyiapkan laskarnya dalam 4 lapis dan lapis terakhir laskar memakai baju hitam hitam, tutup muka dan senjata tajam seperti pedang, sejenis samurai, kayu seperti tombak. Juga pasir pedas yang dilemparkan ke mata.

13.30
Lapisan pertama membubarkan diri namun datang lapisan kedua sambil berteriak Allah Akbar dan minta lapisan pertama kembali menyerang, sehingga bertambah rombongan FPI-HTI yang menyerang teman teman AKKBB. Seorang polisi dengan mobil patroli datang menghampiri namun mobil nya ditendang beberapa orang FPI-HTI sehingga polisi itupun lari. Beberapa anggota AKKBB mencoba minta polisi berbuat sesuatu tapi polisi itu malah pergi. Mereka sempat dihampiri seorang anggota FPI-HTI dengan mengatakan,”Pergi lu, gue tahu lu Ahmadyah, pergi lu, mau mampus lu”.

13.35
Massa AKKBB sudah lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Serombongan polisi bermotor datang ke lokasi, melokalisir massa FPI-HTI. Massa FPI-HTI menghancurkan mobil dan soundsystem di dalamnya, kemudian membakarnya, di depan para polisi yang mengelilingi mereka.

14.00
Tim AKKBB menyisir seluruh lokasi, dan ada beberapa massa AKKBB yang masih tersisa di dalam dan tak berani keluar. Mereka memilih berdampur dengan pengunjung umum Monas, menunggu massa FPI-HTI bubar.

14.15
Massa FPI-HTI berjalan ke arah istana, bergabung dengan aksi HTI yang lain di depan istana.

14.28
AKKBB membuat konferensi pers dadakan di pelataran Galeri Nasional. Polisi mengingatkan massa AKKBB untuk tidak berlama-lama di Galeri Nasional, karena ada kemungkinan massa FPI-HTI masih akan mengejar.

15.00
Massa AKKBB bubar dari Pelataran Galeri Nasional

16.00
8 Sepeda motor berbendera FPI berhenti di depan Galeri Nasional dan melakukan pengamatan. Hanya tersisa beberapa orang di Pelataran Galeri Nasional.

Daftar korban menurut blog ini adalah 42 orang tapi menurut yang ini mencapai 70 orang.

[Kembali]



Kronologi Penyerbuan FPI Versi Salah Satu Korban FPI

Berita ini tidak saya dapatkan dari media massa manapun atau blog manapun. Berita ini langsung saya dapatkan dari salah satu korban FPI yang kebetulan adalah kerabatku.

Sebelum lebih lanjut, perlu dicatat bahwa AKK-BB bukanlah sebuah kelompok tunggal melainkan gabungan dari berbagai kelompok yang resah dengan aksi-aksi memaksakan keyakinan yang terjadi akhir-akhir ini.

Korban FPI berasal dari BKOK (Badan Kerjasama Organisasi Kepercayaan2 --- kumpulan dari aliran kepercayaan) yang juga mendukung AKK-BB. Pada tanggal 1 Juni kemarin, korban beserta kawan-kawannya berniat melakukan demonstrasi damai.

Dari BKOK, tidak ada orang yang dibayar untuk demonstrasi karena demonstrasi ini menyangkut hidup mereka.

Korban dan seorang kawannya dari BKOK, sebelum peristiwa diminta melihat situasi di Monas untuk melihat apakah AKK-BB sudah ada sementara kawan-kawannya menunggu di Gambir. Di tangga monas, korban dan kawannya menemukan ibu-ibu dari NU yang akan ikut aksi AKK-BB sudah berada di tempat. Benar ada beberapa dari Ahmadiyah tetapi lebih banyak dari NU.

Sudah tampak FPI di jalan di arah Masjid Istiqlal. Tidak ada satupun dari mereka yang menyangka bahwa kelompok FPI yang diam saja dari tadi kelak akan menyerang mereka.

Kelompok pertama AKK-BB yang sudah berada di lokasi tidak membawa atribut apapun.

Kemudian muncul kelompok AKK-BB lain yang akan bergabung dengan kelompok pertama. Kelompok kedua ini membawa beberapa atribut.

Perlu dicatat bahwa pada saat itu, AKK-BB belum memulai demonstrasi. Masih akan ada rombongan-rombongan lain yang ditunggu.

Selain itu, baik kelompok pertama maupun kelompok kedua, sebagian besar terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Jumlah pemuda laki-laki dan bapak-bapak hanya sedikit.

Begitu kelompok pendatang AKK-BB bergabung dengan kelompok yang sudah ada di Monas, FPI mulai bergerak sambil meneriakkan "Allahu Akbar".

Para pemuda mulai menarik tali untuk menjaga agar tidak ada dari AKK-BB yang terprovokasi untuk menyerang FPI. Hingga detik tersebut, tidak ada satupun dari AKK-BB yang menyangka bahwa FPI berniat menyerang mereka. Mereka membayangkan, paling banter FPI hanya melakukan provokasi namun sambil lewat. Bahkan hingga FPI mendekat, tidak ada prasangka di antara AKK-BB rencana FPI menyerang mereka.

Tiba-tiba FPI mendesak maju sambil membawa panji-panji bendera dari bambu sambil berteriak "Bubar! Bubar!". Para pemuda AKK-BB berusaha menenangkan tetapi FPI malah mendesak maju dan menggunakan tongkat-tongkat bambu untuk memukuli AKK-BB.

FPI lebih mendesak masuk di bagian yang belum sempat dijaga dengan tali dan langsung menyerbu belakang yang sebagian besar berisi ibu-ibu termasuk ibu-ibu NU yang sudah datang lebih dahulu.

Adalah dusta bila FPI mengatakan tidak menganiaya wanita dan anak-anak karena korban melihat ibu-ibu NU yang tadi berbicara dengannya sebelum tragedi berlangsung ikut terkena pukulan.

Beberapa orang dari AKK-BB yang sudah lari ke Taman Monas tetap dikejar oleh FPI. Sementara korban yang juga kerabat saya, yang tadinya melawan akhirnya mengikuti kawannya lari sambil memberi peringatan melalui ponsel pada kawan-kawan BKOK yang masih di Gambir untuk tidak ke Monas.

Pada saat peristiwa, beberapa simpatisan AKK-BB baru tiba di sekitar Monas, namun langsung diarahkan oleh kawan-kawannya untuk segera pergi agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Apalagi sebagian besar simpatisan AKK-BB yang baru datang adalah wanita.

Korban tidak melihat lagi peristiwa-peristiwa yang lebih buruk yang terjadi setelahnya tetapi sebelum pergi, korban hanya melihat kurang dari 10 polisi yang berada di tempat kejadian tanpa bisa berbuat apa-apa. Beberapa anggota keamanan yang dipersiapkan oleh AKK-BB masih berusaha bertahan untuk menyelamatkan anggota AKK-BB yang lain.


Dengan kata lain,
dari kesaksian korban,
FPI memiliki waktu lama melihat siapa saja anggota AKK-BB,
dan mereka pasti sangat menyadari bahwa
kelompok yang mereka serang sebagian besar terdiri dari wanita
dan mereka berani menyangkal,
memutarbalikkan fakta,
mengalihkan perhatian dari tindakan kriminal yang mereka lakukan.



Klaim FPI: Pistol Diacungkan Pihak AKK-BB

Bukti yang di serahkan FPI:


Penjelasan Panitia dan Komentar:

TEMPO Interaktif, Jakarta :
Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menilai pengamanan oleh polisi sangat lemah sehingga penyerangan brutal oleh laskar Front Pembela Islam (FPI) pada Ahad lalu terjadi.

Koordinator AKKBB Anik mengatakan hanya melihat tiga polisi ketika terjadi penyerangan di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, lalu. "Dua berpakaian polisi, satunya preman," katanya kepada Tempo setelah kejadian. "Saya tak tahu polisi menjaga kami atau kegiatan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)."

Koordinator Media AKKBB, Budi Kurniawan, mengaku hanya melihat seorang polisi ketika penyerangan terjadi sekitar 13.30 WIB. "Berpakaian preman menggengam pistol berusaha mencegah aksi brutal FPI," katanya di Galeri Nasional setelah kejadian.
....

Menurut GP Ansor :
Oleh : Sugeng Riyadi, SE
....
Benarkah demikian? Ini masih misteri. (namun herannya ketika saya melihat siaran langsung di televisi mengenai pencidukan anggota Front Komando Islam di Petamburan, di sana kita dapat melihat jelas bahwa para polisi yang berpakaian preman semuanya menyematkan pita merah putih dilengan kirinya.
....

Menurut Saya:
Tidak ada suara letusan pestol ke udara. Monas merupakan ring 1 dan saat itu, tanggal 1 Juni 2008, yang ber-acara bukan saja cuma AKK-BB namun juga PDIP, dimana ada MANTAN Presiden Megawati Sukarnoputri, beberapa Pejabat penting dan juga Wapres ada disekitar lokasi (Sudirman). Letusan Pistol akan memancing banyak aparat untuk segera mendekati lokasi.

Orang yang memegang pistol (dilengan kirinya ada pita merah putih!) berusaha menghalangi gerak maju massa FPI dan melindungi seorang anak remaja yang tengah ketakutan! Di belakang mereka, tampak orang yang memakai Tag pengenal yang digantungkan di leher.

Pita merah putih! itu menunjukan ciri-ciri keorganisasian..Ada perencanaan, ada saksi..ada gambar video, ada wajah yang dikenali...masa iya, polisi tak dapat menangkap (sesuai permintaan FPI)!

Orang tersebut adalah angggota Polisi berpakaian preman yang bertugas di sana dan saat itu Ia sedang berusaha mencegah AKSI BRUTAL berkelanjutan dari massa FPI.

[Kembali]