Pengantar
Kutipan yang diambil dari Hidayatullah, Jumat, 13 Juni 2008:
Pasca kasus Monas, 1 Juni 2008 lalu, setidaknya ada empat media online membuat polling serupa. Selain Liputan6.com, ada situs detik.com, situs milik PBNU, dan Republika online.
Pantauan hidayatullah Selasa pagi, 10 Juni 2008 hasil polling Liputan6.com menunjukkan, 59% (atau 89.126 pembaca tak menginginkan FPI dibubarkan). Hanya 41%, atau 62.093 pembaca meminta FPI dibubarkan. Sisanya 272 (0%), menyatakan abstain. Setiap hari, jumlah peserta polling yang memilih opsi menolak pembubaran FPI justu semakin meningkat, sehingga menjelang pukul 3:00, mereka yang menolak pembubaran FPI merangkak menjadi 60%, sedangkan yang menolak 40%. Namun kemudian, esoknya, tampilan polling itu “raib” entah ke mana. Tidak ada pengumuman mengapa polling ditutup.
Sedangkan polling di Detik.com hasilnya menunjukkan pihak yang enggan FPI dibubarkan masih tetap unggul. Sekitar 56, 76 % dengan pemilih sebanyak 26022 orang. Sedangkan pihak yang menginginkan FPI bubar meraih 43,24% dengan pemilih sebanyak 19826 orang.
Adapun Polling di www.republika.co.id, mereka yang menginginkan FPI tidak dibubarkan melejit menjadi 85,5%. Di www.nu.or.id dukungan agar FPI tidak dibubarkan juga meningkat dari 59 % menjadi 62%. Yang tak menginginkan FPI dibubarkan beralasan, "keberadaannya harus tetap dipertahankan guna menghapus kemaksiatan dan melawan kelompok liberal." [thoriq/hidayatullah.com]
***
Buat ku, hasil polling tersebut di atas bukanlah suatu hal yang mengherankan! Di artikel sebelumnya yang berjudul FPI JEMPOL!.., sesudah penyerbuan FPI di Monas, aku telah lakukan polling terhadap 25 kawan-kawan yang kukenal. 21 orang menyatakan Ahmadiyah yang harus dihajar sedangkan FPI tidak di apa-apakan. (Untuk mengetahui apakah Ahmadiyah pantas dihajar? lihat: Ahmadiyah Sesat dan Bukan Islam? Ah, Masa Seeh!!) Mengapa hasilnya demikian? Pertama-tama, perlu di ingat bahwa arti dari Islam adalah tunduk atau patuh (aslama), istilah itu diperluas menjadi tunduk dan menerima segala perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul yang terhimpun di dalam Alquran dan Sunnah. Selanjutnya, yang kita perlukan tinggal memahami lebih lanjut arti istilah yang diperluas itu dan memastikan yang mana yang merupakan inti ajaran Islam yang sesungguhnya. Beberapa orang (aku tidak tahu pasti apakah ini mayoritas) berpendapat bahwa inti dari Islam adalah mengikuti surat Al Ashr [103:1] Demi masa. [103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, [103:3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Tafsir mengenai surat Al Ashr (diambil dari Jalal Center) Imam Syafi’I (Ibn Katsir) dan juga Tafsir Mizan menyatakan bahwa walaupun surat Al-’Ashr pendek, tapi ia menghimpun hampir seluruh isi Al-Qur’an. Kalau Al-Qur’an tidak diturunkan seluruhnya dan yang turun itu hanya surat Al-’Ashr saja, maka itu sudah cukup untuk menjadi pedoman umat manusia. Thabathaba’i menyebutkan, “Surat ini menghimpun seluruh pengetahuan Qur’ani. Surat ini menghimpun seluruh maksud Al-Qur’an dengan kalimat-kalimat yang indah dan singkat. Surat ini mengandung ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, meskipun surat ini lebih tampak sebagai surat Makkiyah.” Jika Imam Syafi’i berkata bahwa seandainya seluruh ayat Al-Qur’an tidak turun, maka surat Al-’Ashr ini sudah cukup untuk menjadi pedoman hidup manusia. Maka dengan demikian kita pun bisa berkata, “Seandainya seluruh ayat Al-Qur’an tidak turun, maka ucapan Musailamah Al-Kadzab (Seseorang yang medakwakan dirinya sebagai nabi di jaman Nabi Muhammad) itu sudah cukup untuk membingungkan orang. Karena tidak mempunyai kandungan apa-apa di dalamnya.” Mari kita uji apakah benar bahwa Inti dari Islam itu termaktub dalam surat ini? Seharusnya semua muslim setuju, bahwa: Mengapa, hal ini penting disebutkan, karena Jalaluddin As Suyuti (wafat 1505, salah seorang pakar Quran yang paling dihormati) menyatakan sbb Mengutip Ibn 'Umar al Khattab : "Janganlah ada diantara kalian yang mengatakan bahwa ia mendapatkan seluruh Quran, karena bgm ia tahu bahwa itu memang keseluruhannya ? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu, kalian harus mengatakan 'Saya mendapatkan bagian Quran yang ada'" (As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72) The Itqan, part 2, p. 4, Suyuti states clearly, "Muhammad’s companions, who are genuine Arabs, eloquent in language, in whose dialect the Qur’an was given to them, have stopped short in front of some words and failed to know their meanings, thus they said nothing about them. When Abu Bakr was asked about the Qur’anic statement ‘and fruits and fodder’ (8:31), he said, ‘What sky would cover me or what land would carry me if I say what I do not know about the book of God?’ ’Umar ibn al-Khattab read the same text from the rostrum, then he said, ‘This fruit we know, but what is fodder?’ Sa’id ibn Jubair was asked about the Qur’anic text in chapter 13 of Mary. He said, ‘I asked ibn ’Abbas about it, but he kept silent."’ (Itqan, part 2, page. 4) Jadi, walaupun Allah telah mengatakan bahwa “telah Ku sempurnakan agamamu” namun pesan terakhir Nabi Muhammad menjelang wafatnya merupakan sesuatu hal yang sangat penting, karena merupakan rangkuman keseluruhan isi AQ dan inti dari ajaran Islam yang sebenar-benarnya. Beliau-lah SATU-SATUnya manusia di muka bumi ini yang paling mengerti Al Quran yang diturunkanNya! Pesan yang paling WAHID disampaikan oleh beliau sebelum wafat justru mengusir Pagan keluar dari zajirah Arab! Pesan itu disampaikan mendahului 2 pesan lainnya! Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 288; Book 53, Number 393; Volume 5, Book 59, Number 716: Narrated Said bin Jubair: Ibn 'Abbas said, "Thursday! What (great thing) took place on Thursday!" Then he started weeping till his tears wetted the gravels of the ground . Then he said, "On Thursday the illness of Allah's Apostle was aggravated and he said, "Fetch me writing materials so that I may have something written to you after which you will never go astray." The people (present there) differed in this matter and people should not differ before a prophet. They said, "Allah's Apostle is seriously sick.' The Prophet said, "Let me alone, as the state in which I am now, is better than what you are calling me for." The Prophet on his death-bed, gave three orders saying, "Expel the pagans from the Arabian Peninsula, respect and give gifts to the foreign delegates as you have seen me dealing with them." I forgot the third (order)" (Ya'qub bin Muhammad said, "I asked Al-Mughira bin 'Abdur-Rahman about the Arabian Peninsula and he said, 'It comprises Mecca, Medina, Al-Yama-ma and Yemen." Ya'qub added, "And Al-Arj, the beginning of Tihama.") Dan kemudian, menurut hadis dan AQ berikut ini, ternyata kalimat itu bukan saja diperuntukan kepada kaum pagan, namun lebih tepatnya kepada KAUM KAFIR yang artinya adalah kepada non muslim di manapun Muslim ada, maka tidak ada tempat bagi KAFIR kecuali atas belaskasihan Islam dengan syarat-syarat tertentu, sebagaimana disebutkan dalam Hadis Sahih Muslim: Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4366: It has been narrated by 'Umar b. al-Khattib that he heard the Messenger of Allah (may peace be upon him) say: I will expel the Jews and Christians from the Arabian Peninsula and will not leave any but Muslim. Hadis Sahih Muslim, Ch 19, Book 019, Number 4364: It has been narrated on the authority of Ibn Umar that the Jews of Banu Nadir and Banu Quraizi fought against the Messenger of Allah (may peace be upon him) who expelled Banu Nadir, and allowed Quraiza to stay on, and granted favour to them until they too fought against him Then he killed their men, and distributed their women, children and properties among the Muslims, except that some of them had joined the Messenger of Allah (may peace be upon him) who granted them security. They embraced Islam. The Messenger of Allah (may peace be upon him) turned out all the Jews of Medlina. Banu Qainuqa' (the tribe of 'Abdullah b. Salim) and the Jews of Banu Haritha and every other Jew who was in Medina. Hadis Sahih Muslim, Ch 10, sharing the fruits, Book 010, Number 3763 dan juga di Hadis Sahih Bukhari, Volume 3, Book 39, number 531 Ibn Umar reported that 'Umar b. al-Khattab (Allah be pleased with him) expelled the Jews and Christians from the land of Hijaz, and that when Allah's Messenger (may peace be upon him) conquered Khaibar he made up his mind to expel the Jews from it (the territory of Khaibar) because, when that land was conquered, it came under the sway of Allah, that of His Messenger (may peace be upon him) and that of the Muslims. The jews asked Allah's Messenger (may peace be upon him) to let them continue there on the condition that they would work on it, and would get in turn half of the fruit (of the trees), whereupon Allah's Messenger (may peace be upon him) said: We would let you continue there so long as we will desire. So they continued (to cultivate the lands) till 'Umar externed them to Taima' ang Ariha (two villages in Arabia, but out of Hijaz). Perlu diketahui, Semasa hidupnya, Nabi Muhammad telah mengirimkan surat pada para pemimpin dunia. Beliau memerintahkan mereka untuk masuk Islam. [Lings (1987), p. 260; Khan (1998), pp. 250–251; Alford Welch, Muhammad, Encyclopedia of Islam)] Ia kirimkan pengirim pesan bersama suratnya ke Heraclius dari kerajaan Byzantine (Romawi Timur), Khosrau dari Persia, Raja Yemen dan beberapa lainnya. [Lings (1987), p. 260; Khan (1998), pp. 250–251] Pada tahun setelah gencatan Hudaybiyya (628 M), Nabi Muhammad mengirimkan pasukan menghajar Khaybar(628 M) dan juga mengirimkan tentara ke kota Busra di Byzantine untuk membasmi kaum lokal arab disana(Pagan dan kristen). Namun mereka di cegat di Desa bernama Mu’tah dan akhirnya dikenal sebagai perang Mu'tah (629M). Strategi kaum muslim saat itu adalah melakukan serangan dadakan saat penduduk lokal Arab (pagan dan kristen) sedang menunaikan ibadah puasa keagamaannya, namun serangan itu berhasil dipukul mundur. Zayd bin Harithah (anak angkat Nabi Nuhammad) dan Jafar ibn Abi Talib (Anak dari Paman Nabi) gugur di peperangan itu. Baru pada perang Tabuk (632M) Nabi Muhammad berhasil membalas kekalahannya di Perang Mut’ah. Perang Mut’ah juga merupakan satu-satunya perang yang tidak dimenangkan Khālid ibn al-Walīd, seseorang yang dijuluki "pedang Allah yang terhunus". Ia menjalani 39 Perang dan 2 perang dilakukan melawan pasukan Nabi Muhammad (Perang Uhud, 625 M dan perang Trench, 627 M) sedangkan sisanya Ia berperang bersama kaum Muslim. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid diamanahkan untuk memperluas wilayah Islam dan berhasil menaklukan pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636, pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk, menandai dimulainya penyebaran Islam di luar jazirah Arab. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Setelah pertempuran di Marash yang juga dimenangkannya akhirnya Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi gubernur Qinnasrin. Hal ini dilakukan oleh Usman agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu. *** Jadi apa sebenarnya esensi dari wasiat terakhir Nabi itu? Itu adalah PERINTAH! Pengejawantahan dari Syahadat, menyatakan Allah sebagai the only one Sesembahan dan bersaksi Muhammad sebagai rasul. Bagi mereka yang tidak mematuhi, terancam implementasi Surat At Taubah. [9:29] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah638 dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. 638: Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka. [9:30] Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? [9:31] Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah639 dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 639: Maksudnya:mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim & rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal. [9:123] Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa. Tafsir mengenai Surat At Taubah terutama no:123 (Rokhmat S. Labib, M.E.I.) Dalam Tafsirnya diriwayatkan bahwa surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Surat ini merupakan pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga.tidak terdapat basmalah, karena merupakan pernyataan perang dari Allah dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin. Ar-Razi, az-Zuhayli, dan ash-Shabuni menuturkan, ketika Allah Swt. memerintahkan kaum Mukmin untuk memerangi kaum kafir secara keseluruhan. Dia pun mengajarkan metode yang paling tepat dan cocok untuk ditempuh, yakni mereka harus memulai dari yang dekat-dekat, lalu beralih kepada yang jauh-jauh.( Fakhruddin al-Razi, al-Tafsîr al-Kabîr Aw Mafâtîh al-Ghayb, vol. 15 Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 181; al-Qinuji, Fath al-Bayan, vol. 5, 427; al-Zuhayli, al-Tafsîr al-Munîr, vol. 11, 80; al-Shabuni, Shafwat al-Tafâsîr, vol. 1, 529.) Dengan metode ini, kewajiban untuk memerangi kaum kafir secara keseluruhan dapat tercapai. (Al-Khazin, Lubâb al-Ta'wîl fî Ma'ânî al-Tanzîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 423; Sulaiman al-'Ajili, al-Futuhât al-Ilâhiyyah, vol. 3 (Beirut: Dar al-Fikr, 2003, 239). Hal ini sejalan dengan dimaksudkan pada Bukhari Volume 1, Book 2, Number 24: Narrated Ibn 'Umar: Allah's Apostle said: "I have been ordered (by Allah) to fight against the people until they testify that none has the right to be worshipped but Allah and that Muhammad is Allah's Apostle, and offer the prayers perfectly and give the obligatory charity, so if they perform a that, then they save their lives an property from me except for Islamic laws and then their reckoning (accounts) will be done by Allah." Volume 2, Book 24, Number 573: Narrated Abu Ma'bad,: (the slave of Ibn Abbas) Allah's Apostle said to Muadh when he sent him to Yemen, "You will go to the people of the Scripture. So, when you reach there, invite them to testify that none has the right to be worshipped but Allah, and that Muhammad is His Apostle. And if they obey you in that, tell them that Allah has enjoined on them five prayers in each day and night. And if they obey you in that tell them that Allah has made it obligatory on them to pay the Zakat which will be taken from the rich among them and given to the poor among them. If they obey you in that, then avoid taking the best of their possessions, and be afraid of the curse of an oppressed person because there is no screen between his invocation and Allah." Saat Al fatiha diturunkan, yang juga merupakan urutan 1 di AQ, sudah di ingatkan betapa tingginya derajat Nabi Muhammad! Dikisahkan saat seorang sedang menghadap Allah dalam Sholat, dan Nabi memanggilnya maka Ia WAJIB untuk menghentikan shalatnya! Anda tentu tahu riwayat itu bukan? kalau belum maka, aku sampaikan dahulu riwayatnya pada anda: Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa'id bin al-Muallat, katanya, "Aku pernah mengerjakan salat, lalu Rasulullah saw memanggilku, tetapi aku tidak menjawabnya, hingga aku menyelesaikan salat. Setelah itu, aku mendatangi beliau, maka beliau pun bertanya, 'Apa yang menghalangimu datang kepadaku?' Maka aku menjawab, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku tadi sedang mengerjakan salat'. Lalu beliau bersabda, 'Bukankah Allah Ta'ala telah berfirman, 'Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada yang memberi kehidupan kepadamu'. ( Al-Anfal: 24). Dan, setelah itu beliau bersabda, 'Akan aku ajarkan kepadamu suatu surat yang paling agung di dalam Alquran sebelum engkau keluar dari masjid ini'. Maka, beliau pun menggandeng tanganku. Dan, ketika beliau hendak keluar dari masjid, aku katakan, 'Ya Rasulullah, engkau tadi telah berkata akan mengajarkan kepadaku surat yang paling agung di dalam Alquran'. Kemudian beliau menjawab, 'Benar', "Al hamdulillahi rabbil 'alamin", ia adalah as-Sab'ul Matsani dan Alquran al-Azhim yang telah diturunkan kepadaku." Demikian juga yang diriwayatkan al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah, melalui beberapa jalan dari Syu'bah, para ulama menjadikan hadis ini dan semisalnya sebagai dalil keutamaan dan kelebihan sebagian ayat dan surat atas yang lainnya, sebagaimana disebutkan banyak ulama, di antaranya Ishak bin Rahawaih, Abu Bakar Ibnu al-Arabi, Ibnu al-Haffar seorang penganut mazhab Maliki. Nah, atas dasar itulah maka: Untuk itu, ada benarnya bahwa siapapun mereka, yang tidak memihak FPI dan menyatakan bahwa FPI tidak islami, perlu kiranya melihat isi surat dibawah ini: [4:89] Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling330, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, 330: Diriwayatkan bahwa beberapa orang Arab datang kepada Rasulullah s.a.w. di Madinah. Lalu mereka masuk Islam, kemudian mereka ditimpa "demam Madinah", karena itu mereka kembali kafir lalu mereka keluar dari Madinah. Kemudian mereka berjumpa dengan sahabat Nabi, lalu sahabat menanyakan sebab-sebab mereka meninggalkan Madinah. Mereka menerangkan bahwa mereka ditimpa "demam Madinah". Sahabat-sahabat berkata : "Mengapa kamu tidak mengambil teladan yang baik dari Rasulullah ?" Sahabat-sahabat terbagi kepada dua golongan dalam hal ini. Yang sebahagian berpendapat bahwa mereka telah menjadi munafik, sedang yang sebahagian lagi berpendapat bahwa mereka masih Islam. Lalu turunlah ayat ini yang mencela kaum Muslimin karena menjadi dua golongan itu, dan memerintahkan supaya orang-orang Arab itu ditawan dan dibunuh, jika mereka tidak berhijrah ke Madinah, karena mereka disamakan dengan kaum musyrikin yang lain. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah Dari kesimpulan itu, jujur aku katakan bahwa tak dapat dipungkiri bahwa tindakan FPI adalah Islami karena sesuai AQ dan Sunnah! Sebagai non muslim, Aku sungguh merasa beruntung bisa menyaksikan kembali praktek-praktek Islami yang dilakukan pada abad ke 7 dan ternyata masih dilakukan di abad 20 Ini.