Sabtu, 22 Agustus 2009

Bulan [Tidak] Pernah Terbelah dua..


Salah satu keajaiban dunia Islam yang paling sohor adalah ketika Nabi Muhammad membelah Bulan, termaktub dalam Al Qamar (54).1

iqtarabati (Telah dekat datangnya) alssaa'atu (saat itu) wa-insyaqqa (dan telah terbelah) alqamaru (bulan)
1435. 1435: Yang dimaksud dengan "saat" di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan "terbelahnya bulan" ialah suatu mu'jizat Nabi Muhammad s.a.w.

Kaum beriman mengakui keajaiban ini dan membagikannya ke seluruh dunia melalui suatu artikel yang telah disirkulasikan secara meluas dan terus menerus (berasal dari blog Dr. Zaghlul Al-Najar)
:
    Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

    Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
    Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim..

    Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.

    Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

    Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah...Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar.

    Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??". Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."

    Daud Musa Pitkhok berkata, "..Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

    Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.

    Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!!

    Presenter pun bertanya,"Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

    Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

    Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad Ibn Shadiq [swaramuslim, Telah Dekat Qiamat; Bulan Telah Terbelah..., Sabtu, 22 Sya'ban1424H/18102003M]
Tapi kemudian, di blog ini kita temukan siapa itu Ibn Shadiq dan juga modusnya yaitu:
  1. menyamarkan artikel itu dengan dalih menerjemahkan. Teknik ini dapat menipu pembaca seakan-akan artikel tersebut berasal dari sumber terpercaya luar negeri,
  2. menggunakan nama-nama palsu seperti Prof. Dr. Zaghlul al-Najar dan Samy Unqowy, Eng. untuk memberi kesan keilmiahan artikelnya.
Berapa dekade sebelumnya, yaitu pada tahun 1980an, dengan mengambil tema pendaratan manusia pertama di bulan, kalangan beriman juga mensirkulasikan ke seluruh dunia bahwa Neil Amstrong telah masuk Islam, setelah mendengar adzan dari ruang angkasa. Pemberitaan ini TELAH DIBANTAH Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melalui Telex tanggal 02 Maret 1983 dengan subjek: "ALLEGED CONVERSION OF NEIL ARMSTRONG TO ISLAM" yang dikirim ke korps Kedutaan dan Konsulat AS:
    P 04085 0Z MAR 83 ZEX
    FM SECSTATE WASHD C
    KE SELURUH POS DIPLOMATIK DAN KONSULER PRIORITAS
    BI
    UNCLAS NEGARA 056309

    MENGIKUTI TINDAKAN BERULANG KIRIM SEMUA POS ASIA TIMUR DAN PASIFIK DIPLOMATIK DTD MAR 02.

    KUTIPAN: UNCLAS NEGARA
    056309: N / A
    12356309 , PGOV, AS, ID
    SUBJEK: DUDUKAN PERUBAHAN NEIL ARMSTRONG DENGAN ISLAM
    ----------------------------------- ----------

    REF: JAKARTA 3281 DAN 2374 (BUKAN ..)

    1. MANTAN ASTRONAUT NEIL ARMSTRONG, SEKARANG DALAM
    BISNIS SWASTA, TELAH MENJADI SUBJEK PEMBERITAAN PERS DI
    MESIR, MALAYSIA DAN INDONESIA (DAN MUNGKIN DI TEMPAT LAINNYA )
    DIDUGA PINDAH AGAMA KE ISLAM SELAMA PENDARATANNYA
    DI BULAN TAHUN 1969. SEBAGAI AKIBAT PEMBERITAAN TERSEBUT,
    ARMSTRONG TELAH MENERIMA KOMUNIKASI DARI INDIVIDU
    DAN ORGANISASI AGAMA, SERTA PENJAJAGAN DARI SETIDAKNYA
    SATU PEMERINTAHAN, TENTANG KEMUNGKINAN PARTISIPASINYA DALAM
    KEGIATAN ISLAM.

    2. DENGAN MENEKANKAN KUAT KEINGINANNYA UNTUK TIDAK MENYINGGUNG
    SIAPAPUN ATAU MENUNJUKAN KETIDAKHORMATAN KEPADA AGAMA APA PUN, ARMSTRONG
    TELAH MENYAMPAIKAN KEPADA DEPARTEMEN BAHWA PEMBERITAAN DIRINYA PINDAH AGAMA
    KE ISLAM ADALAH TIDAK AKURAT.

    3. JIKA KEDUTAAN MENERIMA PERTANYAAN TENTANG INI, ARMSTRONG
    MEMINTA MEREKA SECARA SOPAN NAMUN LUGAS MENYAMPAIKAN KEPADA PIHAK
    PENANYA BAHWA IA TIDAK PINDAH AGAMA KE ISLAM DAN TIDAK PUNYA
    SAAT INI RENCANA ATAU INGIN BEPERGIAN KELUAR NEGERI UNTUK
    BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN AGAMA ISLAM
Pemberitaan telex tersebut dimuat juga oleh Journal Arabia, "The Islamic World Review", Juni 1985/Ramadan 1405, hal.5. Kemudian pernyataan Amstrong sendiri, yang hadir di "Global Leadership Forum", Malaysia pada tanggal 6 September 2005 dimuat harian "The Star" Malaysia, tanggal 7 September 2005: "Armstrong, 75, juga membantah telah mendengar adzan di bulan dan telah masuk Islam" (Sumber)

Seakan tidak mau kalah,
Harun Yahya (Atau Adnan Oktar), juga memuat keajaiban bulan terbelah yang dikaitkan dengan pendaratan Apollo 11 di Bulan:

    Bila kita kembali menengok ke tahun 1969, kita akan melihat salah satu keajaiban al-Qur’an. Eksperimen yang dijalankan di permukaan bulan pada tanggal 20 Juli 1969, dapat mengisyaratkan terpenuhinya berita yang telah disampaikan 1.400 tahun yang lampau di dalam Surat al-Qamar. Pada tanggal itu, para astronot Amerika menjejakkan kaki mereka di bulan. Dengan menggali tanah bulan, mereka pun melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah dan mengumpulkan contoh-contoh bebatuan dan tanah. Sungguh sangat menarik bahwa kemajuan-kemajuan ini sepenuhnya persis dengan pernyataan di dalam ayat tadi.

    Sewaktu para astronot itu sedang bekerja di permukaan bulan, mereka mengumpulkan 15,4 kilogram contoh-contoh batu dan tanah. Contoh-contoh ini kelak menarik banyak perhatian. Menurut laporan NASA, minat yang diperlihatkan oleh orang-orang terhadap contoh-contoh ini barangkali melampaui minat mereka terhadap semua bentuk eksplorasi ruang angkasa lainnya pada abad ke-203. ["Tanda-tanda kiamat : pemberitahuan kejadian-kejadian futuristik sebagaimana diberitakan Nabi Muhammad SAW", Surabaya : Risalah Gusti , 2004, hal.29-31. Catatan kaki no.3 tertulis: NASA, "Primary Mission Accomplished: 1969, Scientific Work Begins", http://www.hq. nasa.gov/office/pao/History/SP-4214/ch9-6.html]
Harun Yahya adalah pujaan kaum beriman, seorang cerdas yang fenomenal tapi didiagnosis menderita skizofrenia di tahun 2008 dan tengah menghadapi beragam dakwaan kriminal. Harun Yahya dan dunia Islam, menuduh bahwa ia dihukum karena “menghancurkan Darwinisme” namun mereka keliru, dari sekian dakwaan, diantaranya adalah tentang seorang wanita dipaksa melayani 16 orang, yang direkam dan wanita ini diperas bahwa rekaman akan dipublikasikan jika melaporkan, juga tentang kepemilikan kokain dan hukuman 3 tahun karena pengelolaan organisasi kriminal untuk keuntungan pribadi
    [...] Controversial Turkish Islamic author Adnan Oktar was sentenced to three years in prison on Friday for creating an illegal organization for personal gain, state-run Anatolian news agency said. [...]
Pendaratan manusia di bulan ini mematahkan hujjah Allah SWT di Quran:
    "Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan" [AQ 55.33]

    Tafsir Ath-Tabari, Vol.24 hal 398-403, menyampaikan variasi tafsir kata "jika kamu sanggup menembus":
    Sebagian berkata bahwa jika kamu sanggup melampaui ujung langit dan bumi, maka Tuhanmu akan mengalahkanmu sehingga kamu tidak dapat melakukannya, lampauilah Ia, karena sesungguhnya kamu tidak dapat melampauinya kecuali dengan kekuatan dari Tuhanmu. Ahli tafsir lainnya: lintasilah olehmu dalam keadaan melarikan diri dari kematian, karena sesungguhnya kematian akan mendatangimu, maka tidak ada gunanya kamu melarikan diri dari kematian. Ahli tafsir lainnya: jika kamu sanggup mengetahui apa yang ada di langit dan bumi, maka cobalah untuk mengetahui dengan menukil riwayat Muhammad bin Sa'd - Ayahnya - Pamannya - Ayahnya - Ibn Abbas: "maka ketahuilah sekali-kali kamu tidak dapat mengetahuinya kecuali dengan kekuatan, yakni bukti dari Allah SWT". Ahli tafsir lain: tidak dapat menembusnya adalah kamu tidak dapat keluar dari kekuasaanku. kalimat "kecuali dengan kekukuatan" artinya adalah kecuali dengan bukti. Ahli tafsir lainnya: kecuali dengan hujjah. Ahli tafsir lain: Kecuali dengan kekuasaan dan kamu tidak mempunyai kekuasaan dan Qatadah menyatakan kecuali dengan kekuasaan dari Allah. Tabari menyimpulkan makna yang benar adalah kecuali dengan hujjah dan bukti, kekuasaan termasuk didalamnya, karena kekuasaan merupakan Hujjah"
Kekuasaan, Kekuatan Amerika laknatullah telah memberikan hujjah, bukti nyata yang menggugurkan banyak klaim Allah SWT, diantaranya karena manusia telah menembus langit dengan mendaratkan Apollo 11 di bulan pada tanggal 20 Juli 1969/5 Jumadal Awwal 1389 H dan pulang kembali dengan selamat tanpa mampu dihalangi Allah SWT. Amerika Laknatullah juga telah menginjakan kaki haramnya di bulan, padahal AQ 41.37 menyebutkan bahwa bulan adalah salah satu dari tanda kekuasaanNya, menggugurkan klaim Allah di AQ 71.16, 75.8, 25.61 karena Bulan tidaklah bercahaya dan menariknya, APOLLO sendiri adalah nama Dewa Yunani, dewa cahaya, pemberi restu bagi para peramal yang meramalkan masa depan. Juga menggugurkan bentuk bumi Allah SWT dan Nabinya yang berbentuk piringan Datar dan ada di atas punggung ikan besar

Data-data dari Apollo 11:


    Launcing: July 16, 1969 13:32:00 UT (09:32 a.m. EDT) Kennedy Space Center Launch Complex 39A
    Landed on Moon: July 20, 1969 20:17:40 UT (4:17:40 p.m. EDT)
    First step: 02:56:15 UT July 21, 1969 (10:56:15 p.m. EDT July 20, 1969)
    Moon Rocks Collected: 21.7 kilograms [menurut Harun yahya 15.4kg]
    LM Departed Moon: July 21, 1969 17:54:01 UT (1:54:01 p.m. EDT)
    Returned to Earth: July 24, 1969 16:50:35 UT (12:50:35 p.m. EDT)
Juga dimanfaatkan kaum beriman, mengkaitkannya dengan Al Qamar (54):1, melalui persamaan angka ajaib dunia Islam yaitu angka 19. Dr Rashad Khalifa, pakar angka ajaib kaum beriman ini menjelaskan cara kerja angka ajaib ini terhadap AQ 54:1:
    This prophecy has come to pass on July 21 1969. Let us write those numbers down in the format used by almost all countries : 21 / 07 /1969.
    We get 21071969 and 21071969 = 19 x 1109051
    It is interesting to note that the american date of landing is coded. The lunar module landed on July 20 : 7 / 20 1969. Indeed : 7201969 = 379051 X 19.

    The moment of the fulfillment is confirmed by the hour of departure. The Lunar Module left the lunar surface at 17: 54: 1 (Universal Time) or 1: 54: 1 (EDT) and as you have seen it above, verse [54:1] is the verse that deals with the prophesy.

    So, the prophecy described in verse [54:1] was fulfilled on 21 July 1969 at 17: 54: 1 (Universal Time) (1: 54: 1 EDT) when the lunar module left the moon carrying 21 kilograms of lunar rocks.
    Let us add the Sura number (54), the verse number (1), the day (21), the month (07) and the year (1969); we get:
    54 + 1 + 21 + 7 +1969 = 2052 or 19 x 108.
    There are 4845 verses, from the beginning of the Qu’ran to verse [54:1] and 4845 = 19 x 255.

    So, nobody can deny that verse [54:1] refers to the fact that Neil Armstrong and Aldrin left the moon with parts of the moon.
Hadis Nabi: "Tidak! Ya Muqallibal quluub (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati)" [Bukhari no.6842, 6127, dll] mungkin dapat mewakili menjawab mengapa sang pakar angka 19 enggan menggunakan tanggal keberangkatan dari Bumi atau tanggal mendarat dengan selamat di bumi, bahkan dasar corat-coret untuk tanggal mendarat di Bulan dan pergi dari Bulanpun, pun dibolak-balik-nya, yang awalnya "mm/dd/yyyy" untuk tanggal 20 Juli 1969 (mendarat di Bulan) kemudian diubah menjadi "dd/mm/yyyy" untuk tanggal 21 Juli 1969 (berangkat dari bulan). Bukan cuma itu, bahkan jam keberangkatan di tanggal 21 Juli 1969 yaitu 17:54:01 pun disunat, hanya mengambil bagian menit dan detiknya (54:01). Padahal, jika diambil seluruhnya (17:54:1) akan terkuak rahasia yang dimaksud, yaitu BUKAN Al Qamar ayat 1, tapi Al Israa' (perjalanan malam) ayat 54 kata ke-1, pada kata: "rabbukum/Tuhan kalian" dan Subhanallah! Qamar adalah Bulan, angka 21 pada tanggal dan jumlah kilogram batu jika di urutan abjad Arab ke-21 adalah siin, yang juga nama dari Dewa bulan, sesembahan kaum Selatan Arabia dan kerap dikaitkan sebagai tuhan sebenarnya kaum beriman. Tentu saja ini akan runyam, gutak-gatuk berbalik memalukan, maka antisipasi jawaban pun dibuat:
    To answer that, one must keep the prophecy in mind: “The moon has split.” This is a metaphor. Parts of the moon have left its surface. They no longer are part of the moon.

    So, the prophecy does not refer to the landing on the moon or to the first step made by Neil Armstrong but to the fact that Armstrong and Aldrin collected 21 kilograms of lunar rocks to bring them back to earth. The prophecy was fulfilled at the very moment the Astronauts left the moon in the lunar module containing 21 kilograms of rocks that had belonged to the moon." [When did the first prophecy come to pass?]
Padahal bagi dunia Islam AQ 54.1 bukanlah metapora, maka aksi pembolak-balikan dan penyunatan oleh pakar angka 19, hanya cocoklogi semata agar terkait dengan surat 54. Dr. Rashad Khalifa adalah orang unik, Ia mengaku mendapat wahyu jibril sebagai mesias setelah Muhammad, bahwa surat At taubah 9:128-129 adalah sisipan karena tidak cocok dengan teori ajaib angka 19-nya. Namun kiprahnya terhenti di tanggal 31 Januari 1990/3 Rajab 1410 H, Ia tewas ditikam di dalam Masjid yang didirikannya dan Subhanallah! Teori angka ajaib 19-nya berjalan, karena 19 tahun kemudian yaitu tanggal 28 April 2009/3 Jummadal Awwal 1430 H, pembunuhnya ditangkap. Dengan meminjam cocoklogi kaum beriman, tampaknya ada makna dengan tanggal kematian dan ditangkapnya sang pembunuh:
    Kematian 3 Rajab (3.7): "Dia-lah yang menurunkan Al Kitab kepada kamu. Di antara nya ada ayat-ayat yang muhkamaat,..dan yang lain mutasyaabihaat..Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah.."
    Tertangkap pembunuh 3 Jumadal Awwal (3.5): "Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak di langit"
Baiklah, mari kita lihat sisi ajaran terkait BULAN TERBELAH ini,
Muhammad menjadi Nabinya kaum Islam terjadi di tanggal 17 Ramadhan 611 M, surat Al Qur’an no. 54:1-5 termasuk golongan al Makkiyah (turun sebelum hijrah/622M). Ayat AQ 54.1-5 ini turun di tahun ke-4 setelah kenabian (menurut Jeffrey Lang, 615 M), namun menurut Ibn Abbas (dari tafsir Qurtuby) ayat ini turun di tahun ke-5 sebelum hijrah (7 tahun sebelum Badr/2H, hijrah terjadi di tahun 622 M, sehingga turun di tahun 617 M). Hadis tentang ayat dan terbelahnya bulan tercantum dalam kitab Bukhari, Muslim, Tirmidhi dan Ahmad, diriwayatkan dari 5 orang, yaitu Anas (lahir: 612 M di Medinah), Ibn Abbas (lahir: 619 M), Abdullah bin Mas'ud (lahir: 594 M, ikut hijrah pertama ke Habasyah tahun ke-5 kenabian (616 M) dan pulang tahun 619 M), Abdullah bin Umar (lahir: 612 M) dan Jubair bin Muth'im (Wafat: 59 H, tidak diketahui tahun lahirnya, masuk Islam setelah hijrah yaitu setelah Hudabiyah). Terbelahnya bulan diklaim terjadi sebelum hijrah, ketika Muhammad sedang di Mina, Mekkah (hanya berasal dari Abu Ma'mar dari Abdullah Mas'ud) sebagai tanda bahwa kiamat sudah dekat. Atraksi membelah bulan diklaim terjadi 2X (hanya berasal dari Anas), oleh karenanya, AQ 54:1-5, tentang terbelahnya bulan dan pertanda kiamat, bukanlah metaphora:

  • Hadis:
    Riwayat Shadaqah bin Al Fadlal - Ibnu 'Uyainah - Ibnu Abu Najih - Mujahid - Abu Ma'mar - Abdullah bin Mas'ud: Pada zaman Rasulullah SAW bulan pernah terbelah menjadi dua bagian lalu Nabi SAW bersabda: "Saksikanlah". [Bukhari 5.56.830/no.3364]

    Riwayat [(Abdullah bin Muhammad - Yunus - Syaiban) dan (Khalifah bin Khayyath - Yazid bin Zurai - Sa'id bin Abi 'Urubah)] - Qatadah - Anas bin Malik: penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW agar beliau menunjukkan ayat. Maka beliau menunjukkan kepada mereka terbelahnya bulan" [Bukhari 5.56.831/no.3365]

    Riwayat Khalaf bin Khalid Al Qurasyiy - Bakr bin Mudlar - Ja'far bin Rabi'ah - Irak bin Malik - 'Ubaidullah bin Abdullah bin Mas'ud - Ibnu 'Abbas: bulan pernah terbelah pada zaman Nabi SAW [Bukhari 5.56.832/no.3366]

    Riwayat Abdullah bin 'Abdul Wahb - Bisyir bin Al Mufadldlal - Sa'id bin Abu 'Arubah - Qatadah - Anas bin Malik: penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah SAW agar beliau menunjukkan tanda-tanda. Maka beliau memperlihatkan kepada mereka dimana bulan terbelah menjadi dua bagian hingga dapat terlihat gua Hira dari celah diantaranya". [Bukhari 5.58.208/no.3579]

    Riwayat 'Abdan - Abu Hamzah - Al A'masy/Sulaiman bin Mihran - Ibrahim - Abu Ma'mar - Abdullah bin Mas'ud: Bulan terbelah saat kami sedang bersama Nabi SAW di Mina, lalu beliau bersabda: "Saksikanlah". Kemudian sekelompok orang pergi ke atas gunung. Dan Riwayat Abu Adh Dhuha/Muslim bin Shubaih - Masruq - Abdullah: Bulan pernah terbelah di Makkah... Dan diperkuat pula hadits ini oleh Muhammad bin Muslim - Ibnu Abu Najih - Mujahid - Abu Ma'mar - Abdullah [Bukhari 5.58.209/no.3580]

    Riwayat 'Utsman bin Shalih - Bakr bin Mudlar - Ja'far bin Rabi'ah - 'Irak bin Malik - 'Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bi Mas'ud - Abdullah bin 'Abbas: bahwa bulan pernah terbelah pada zaman Rasulullah SAW [Bukhari 5.58.210/no.3581]

    Riwayat 'Umar bin Hafsh - bapakku - Al A'masy - Ibrahim - Abu Ma'mar - Abdullah: "Bulan pernah terbelah" [Bukhari 5.58.221/no.3582]

    Riwayat Amru An Naqid dan Zuhair bin Harb - Sufyan bin Uyainah - Ibnu Abi Najih - Mujahid - Abu Ma'mar - Abdullah: Bulan terbelah dua bagian dimasa Rasulullah SAW, Rasulullah SAW bersabda: "Saksikan" [Muslim 39.6724/no.5010]

    Riwayat [((Abu Bakr bin Abu Syaibah, Abu Kuraib dan Ishaq bin Ibrahim) - Abu Mu'awiyah) dan (Umar bin Hafsh bin Ghiyats - ayahku) dan (Minjab bin Al Harits At Taimi - Ibnu Mushir)] - Al A'masy - Ibrahim - Abu Ma'mar - Abdullah bin Mas'ud: Saat kami bersama Rasulullah SAW di Mina, bulan terbelah menjadi dua bagian, salah satunya di belakang gunung dan yang lain di bawahnya, lalu Rasulullah SAW bersabda: "Saksikan." [Muslim no.39.6725/no.5011]

    Riwayat Ubaidullah bin Mu'adz Al Anbari - ayahku - Syu'bah - Al A'masy - Ibrahim - Abu Ma'mar - Abdullah bin Mas'ud: Bulan terbelah dimasa Rasulullah SAW menjadi dua bagian, salah satunya menutupi gunung atau yang lainnya di atas gunung, kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Ya Allah saksikanlah" Riwayat Ubaidullah bin Mu'adz - ayahku - Syu'bah - Al A'masy - Mujahid - Ibnu Umar - nabi SAW seperti itu. Riwayat [(Bisyr bin Khalid - Muhammad bin Ja'far_ dan (Muhammad bin Basyar - Ibnu Abi Adi)] - Syu'bah (sanad dari Ibnu Mu'adz hanya saja dalam hadits Ibnu Abi Adi disebutkan: Lalu beliau bersabda: "Saksikanlah, saksikanlah." [Muslim 39.6726-6727/no.5012]

    Riwayat [[(Zuhair bin Harb dan Abdu bin Humaid) - Yunus bin Muhammad - Syaiban] dan [Muhammad bin Rafi' - Abdurrazzaq - Ma'mar]] - Qatadah - Anas: penduduk Makkah meminta Rasulullah SAW untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran pada mereka lalu beliau memperlihatkan terbelahnya bulan pada mereka DUA KALI [Muslim 39.6728/no.5013. Pernyataan bahwa Muhammad memperlihatkan terbelahnya bulan "DUA KALI" ada di: Ahmad no.12678 (Riwayat Yunus Bin Muhammad - Syaiban - Qatadah - Anas bin Malik), Ahmad no.12825 (Riwayat Abdul Wahhab - Sa'id - Qatadah - Anas Bin Malik) dan Tirmidhi 1.44.3285/no. 3208 (Riwayat Abdu bin Humaid - Abdur Razzaq - Ma'mar - Qatadah - Anas) sebagai telah dekat datangnya hari kiamat]

    Riwayat [(Muhammad bin Al Mutsanna - Muhammad bin Ja'far dan Abu Dawud) dan (Ibnu Basyar - (Yahya bin Sa'id, Muhammad bin Ja'far dan Abu Dawud)] - Syu'bah - Qatadah - Anas: Bulan terbelah menjadi dua bagian. Dalam hadits Abu Dawud disebutkan: Bulan terbelah dimasa Rasulullah SAW. [Muslim 39.6729/no.5014]

    Riwayat Musa bin Quraisy At Taimi - Ishaq bin Bukair bin Mudlar - ayahku - Ja'far bin Rabi'ah - Irak bin Malik - Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud - Ibnu Abbas: Di masa Rasulullah SAW bulan pernah terbelah [Muslim 39.6730 /no.5015]

    Pertanda kiamat sudah dekat:
    Riwayat 'Umar bin Hafsh bin Ghiyats - Bapaknya - Al A'masy/Sulaiman bin Mihran - Muslim - Masruq - 'Abdullah bin Mas'ud: 5 TELAH TERJADI: kabut, terbelahnya bulan, (kemenangan) atas Romawi hantaman keras, dan adzab. karena itu kelak (azab) pasti menimpamu. (AQ 25.77)." [Bukhari no.4395, juga no 4450, 4451]

    Riwayat [(Qutaibah bin Sa'id - Jarir) dan (Abu Sa'id Al Asyuj - Waki)] - Al A'masy/Sulaiman bin Mihran - Abu Adh Dhuha/Muslim bin Shubaih - Masruq - Abdullah berkata: 5 TELAH TERJADI: kabut, kematian, (kemenangan) Romawi, hantaman keras dan (terbelahnya) bulan. [Muslim no.5008]

    Riwayat Abdurrazaq - Ma'mar - Qatadah - Anas: Para penduduk Makkah meminta bukti pada Nabi SAW, maka terbelahlah rembulan di Makkah DUA KALI, maka Allah berfirman: "Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus."[AQ 54.1-2] [Ahmad no.12227]

    Riwayat Ali bin Hujr - Ali bin Mushir - Al A'masy - Ibrahim - Abu Ma'mar - Ibnu Mas'ud: ketika kami bersama Rasulullah SAW di Mina, kemudian bulan terbelah menjadi dua belah, sebelah dari balik gunung dan sebelah di depan gunung. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada kami; saksikanlah! yaitu telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. (AQ 54.1), Abu Isa: hadits ini adalah hasan shahih. [Tirmidhi 1.44.3286/no.3207]

  • Tafsir Ibn Kathir surat 54:1-5
    ..Abu Ja'far ibnu Jarir - Ya'qub - Ibnu Aliyyah - Ata ibnu Sa'ib - Abu AbdurRahman As-Sulami: "Kami turun istirahat di dekat Mada-in sejauh satu farsakh darinya. Maka datanglah hari Jumat, lalu ayahku dan juga aku menghadiri salat Jumat, sedangkan berkhotbah adalah Huzaifah. Ia mengatakan dalam khotbahnya, 'Ingatlah, sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman: Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. (Al-Qamar: 1) Ingatlah, sesungguhnya hari kiamat itu telah dekat. Dan ingatlah, sesungguhnya telah terbelah bulan. Ingatlah, sesungguhnya dunia ini akan berakhir. Dan ingatlah bahwa sesungguhnya hari ini adalah hari tersembunyi dan besok adalah hari perlombaan.'.."
    ...
    dan telah terbelah bulan. (Al-Qamar: 1)
    Hal ini terjadi di masa Rasulullah Saw., seperti yang disebutkan di dalam hadis-hadis MUTAWATIR dengan sanad-sanad yang sahih. Di dalam kitab sahih telah disebutkan dari Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan, "Ada 5 perkara yang telah berlalu (terjadi), yaitu (kemenangan) Romawi (atas Persia), Ad-Dukhan (awan putih), Al-Lizam, Al-Batsyah, dan Al-Qamar (terbelahnya rembulan)." Dan sudah menjadi kesepakatan para ulama bahwa terbelahnya rembulan telah terjadi di masa Nabi Saw., dan peristiwa tersebut merupakan salah satu dari mukjizat yang cemerlang.
    ...
    Sebagai salah satu tanda sudah dekatnya hari kiamat...Riwayat `Abdullah bin `Umar Al-Hafiz Abu Bakr: Al-Bayhaqi merekam bahwa `Abdullah bin `Umar berkomentar pada Kalimat Allah: (Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan) "Ini terjadi di masa hidup Rasullullah; Bulan terbelah menjadi dua bagian. Satu bagian di depan gunung dan satu bagian dibagian lainnya. Nabi berkata, (Ya Allah! Menjadi bersaksi.)'' Ini dari riwayat yang Muslim dan At-Tirmidhi kumpulkan. At-Tirmidhi berkata, "Hasan Sahih.''...
Hadis terkait ini WALAUPUN SAHIH, namun terkendala dengan kesaksiannya:
  1. Anas bin Malik, lahir di Medinah tahun 612 M, saat kejadian, Ia berusia 3 tahun/5 tahun, tidak ada di Mekkah, jadi Ia bukan saksi, maka, hadis darinya, termasuk pernyataan bulan terbelah terjadi 2x adalah suatu kebohongan.

  2. Abdullah Ibn Umar, walaupun lahir di Mekkah, namun saat kejadian, Ia masih berusia 3 tahun/5 tahun, sangat diragukan berada juga di Mina bersama Muhammad saat itu, jadi Ia bukan saksi, maka, hadis darinya adalah suatu kebohongan.

  3. Ibn Abbas, saat kejadian bahkan belum lahir, Ia bukan saksi, maka hadis darinya adalah suatu kebohongan.

  4. Jubair bin Muth'im, tidak diketahui tahun lahirnya, Aisyah binti Abu Bakar dulu tunangannya, sebelum menikahi Muhammad, jadi kira-kira sebaya Aisyah dan tentu saja bukan itu persoalannya. Ahmad no.16150 memuat kisahnya melalui jalur: Muhammad bin Katsir - Sulaiman bin Katsir - Hushain bin Abdurrahman - Muhammad bin Jubair bin Muth'im - Bapaknya. Hadis ini oleh Syu'aib Al Arnauth dinyatakan Dhaif/lemah/palsu. Sementara Yahya bin Ma'in menyatakan perawi Sulaiman bin Katsir adalah dhaif. Ibn Hajar Al Asqalani menyatakan perawi Hushain bin Abdurrahman Tsiqah tapi berubah hafalannya pada akhir hidupnya, maka, hadis ini adalah suatu kebohongan

  5. Abdullah bin Mas'ud, lahir 594 M, Ikut hijrah pertama ke Habasyah tahun 616 M (tahun ke-5 kenabian, History of Tabari, Vol.6, hal.99) dan kembali ke Mekkah di tahun 619 M (sekitar berakhirnya sanksi adat kaum Quraish kepada bani Hasyhim), jika Al Qamar turun tahun 617 M (5 tahun SEBELUM hijrah ke Medina), maka TIDAK BENAR bahwa Mas'ud bersama Muhammad di Mina (riwayat ini hanya berasal dari Abu Ma'mar), tidak semua perawi menyatakan Ia ada bersama Muhammad di Mina. Tentang posisi bulan saat terbelah, beritanya simpang siur:
    Di Bukhari no.3580, di Mina, tidak dinyatakan posisi bulan, sekelompok orang pergi ke atas gunung;
    Di Bukhari no.4486: tidak ada pernyataan di Mina, bulan sebagian di atas gunung, sebagian lagi dibawah; Di Bukhari no.4487, tidak ada pernyataan di Mina dan tidak ada pernyatatan posisi bulan;
    Muslim no.5011: di Mina, bulan sebagian di belakang gunung, sebagian lagi di bawah;
    Muslim no.5012: tidak ada pernyataan di Mina, bulan sebagian menutupi gunung, sebagian lagi di atas gunung;
    Tirmidzi no.3207: di Mina, bulan sebagian di balik gunung, sebagian lagi di depan gunung;
    Ahmad no.3402: tidak ada pernyataan di Mina, tidak ada posisi bulan;
    Ahmad no.3729: tidak ada pernyataan di Mina, gunung berada di antara dua belahan bulan;
    Ahmad no.4049: Perawi Syu'bah ragu, tidak ada pernyataan di Mina, bulan sebagian di balik gunung sebagian lagi di atas gunung;
    Ahmad no.4130: di Mina, bulan sebagiannya berada di belakang gunung.

    Dengan kesaksian hanya 1 orang yaitu hanya dari Mas'ud dan bahkan tidak jelas apakah Ia di Mina ataukah tidak, juga berita posisi bulan saat terbelah simpang siur berbeda, maka hadis ini jelas sangat meragukan.
Cilakanya lagi, selain problem kesaksian, terdapat problem lainnya, yaitu Allah di Quran, para kafir di Quran, bahkan Muhammad sendiri dalam hadis dan sirah, menyatakan Ia (Muhammad) tidak diberikan berkah untuk dapat mempertunjukan/membuat keajaiban/Mukjizat:

    Quran:
    Dan orang-orang kafir Mekah berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya mu'jizat-mu'jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya mu'jizat-mu'jizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata"[AQ 29.50]
    Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mu'jizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mu'jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." [AQ 6.37]
    "Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" [AQ 2.118]
    Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya tanda (mu'jizat) dari Tuhannya?" [AQ 13.27]
    Bahkan mereka berkata: "mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mu'jizat, sebagai-mana rasul-rasul yang telah lalu di-utus" [AQ 21.5]
    Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca".. [AQ 17.90-93].

    Hadis:
    'Abdul 'Aziz bin Abdullah - Al Laits - Sa'id - ayahnya - Abu Hurairah - Nabi SAW: "Tidak seorang nabi pun kecuali ia diberi beberapa mukjizat yang tak bisa diserupai oleh apapun sehingga manusia mengimaninya -atau dengan redaksi 'sehingga manusia dijadikan beriman'-, namun yang diberikan kepadaku hanyalah berupa wahyu yang Allah wahyukan kepadaku, maka aku berharap menjadi manusia yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat." [Bukhari no.6732 dan Muslim no.217]

    Sirah Nabawiyah:
    ...Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Hai Muhammad,...Oleh karena itu, berdoalah kepada Tuhanmu yang mengutusmu dengan membawa apa yang engkau bawa ini agar Dia:

    menggoncang gunung-gunung yang terasa sempit bagi kami,
    meluaskan daerah kami, mengalirkan sungai-sungai seperti Sungai Syam dan Irak untuk kami di dalamnya,
    membangkitkan nenek moyang kita, dan pasti, dan pastikan bahwa di antara nenek moyang yang dibangkitkan untuk kita adalah Qushai bin Kilab, karena ia orang tua yang benar, kemudian kita bertanya kepadanya apa yang engkau katakan; benar atau salah?

    Jika nenek moyang kita membenarkanmu dan engkau mengerjakan apa yang kami pintakan kepadamu, maka kami membenarkanmu, mengakui kedudukanmu di sisi Allah, dan bahwa Allah mengutusmu sebagai Rasul seperti yang engkau katakan.'

    Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, 'Aku diutus kepada kalian tidak untuk seperti itu. Sesungguhnya Allah mengutusku kepada kalian dengan membawa apa yang aku bawa. Sungguh, apa yang telah diutus kepadaku telah aku sampaikan kepada kalian. Jika kalian menerimanya, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah Ta'ala hingga Dia memutuskan persoalan di antara kita.'

    Mereka berkata, 'Jika engkau tidak mau mengerjakan permintaan kami, maka bangunlah untuk dirimu. Mintalah Tuhanmu:

    mengutus malaikat bersamamu yang membenarkan apa yang engkau katakan dan meminta pendapat kami tentang dirimu.
    memberikan untukmu taman-taman, istana-istana, dan kekayaan dari emas dan perak hingga engkau menjadi kaya dengannya, karena engkau berada di pasar seperti halnya kami dan mencari kehidupan seperti kami.

    Ini semua agar kami mengetahui kelebihanmu dan kedudukanmu di sisi Tuhanmu jika engkau betul-betul seorang Rasul seperti pengakuanmu.'

    Rasulullah Saw bersabda kepada mereka, 'Aku tidak akan melakukan itu semua, dan aku tidak akan meminta itu semua kepada Tuhanku, serta aku tidak diutus kepada kalian dengan itu semua. Namun Allah mengutusku sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan--atau seperti yang beliau sabdakan. Jika kalian menerima apa yang aku bawa, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah hingga Allah memutuskan persoalan di antara kita.'

    Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Kalau tidak begitu jatuhkan untuk kami gumpalan dari langit karena engkau mengatakan bahwa jika Allah berkehendak, Dia pasti melakukannya. Sungguh, kita tidak beriman kepadamu jika engkau tidak melakukannya.'

    Rasulullah SAW bersabda, 'Jika itu kehendak Allah pada kalian, pasti Dia melakukannya.'

    Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Hai Muhammad, apakah Tuhanmu mengetahui bahwa kami akan duduk bersamamu, kami menanyakan ini semua kepadamu, dan meminta ini semua kepadamu, kemudian Dia datang kepadamu untuk mengajarimu sesuatu yang bisa engkau jadikan sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan kami dan Dia menjelaskan kepadamu tentang apa yang akan Dia kerjakan terhadap kami jika tidak menerima apa yang engkau bawa? Sungguh, kami telah mendapatkan informasi bahwa engkau diajari seseorang dari Yamamah yang bernama Ar-Rahman. Demi Allah, kami tidak beriman kepada Ar-Rahman. Hai Muhammad, kami telah mengajukan banyak hal kepadamu. Demi Allah, kami tidak membiarkanmu dan apa yang engkau sampaikan kepada kami hingga kami berhasil membinasakanmu atau engkau membinasakan kami.'

    ...

    Salah seorang dari mereka berkata, 'Kami tidak beriman kepadamu hingga engkau bisa mendatangkan Allah dan para malaikat berhadapan dengan kami.'

    Ketika mereka usai berkata seperti itu kepada Rasulullah SAW, beliau berdiri dan diikuti Abdullah bin Abu Umaiyah..yang tidak lain adalah saudara misannya, dan suami Atikah bin Abdul Muththalib.

    Abdullah bin Abu Umaiyyah berkata kepada Rasulullah SAW, 'Hai Muhammad, .. Mereka memintamu memberi hal-hal agar dengan yang demikian mereka mengetahui kedudukanmu di sisi Allah seperti pengakuanmu.
    Mereka memintamu, dan mengikutimu, namun engkau tidak mengabulkannya.
    Mereka memintamu mengambil sesuatu untuk dirimu sehingga dengan sesuatu tersebut, mereka mengetahui kelebihanmu atas mereka dan kedudukanmu di sisi Allah, namun engkau tidak mengabulkannya.
    Mereka meminta percepatan siksa yang engkau ancamkan kepada mereka, namun engkau juga tidak mengabulkannya--atau seperti dikatakan Abdullah bin Abu Umaiyyah.

    Demi Allah, sampai kapan pun aku tidak beriman kepadamu hingga engkau membangun tangga ke langit, kemudian engkau naik ke langit melalui tangga tersebut dan aku melihatmu tiba di sana, setelah itu engkau mengambil tempat malaikat yang memberi kesaksian untukmu bahwa apa yang engkau katakan memang benar. Demi Allah, jika engkau tidak mau melakukannya, jangan berharap aku membenarkanmu.'

    Kemudian Abdullah bin Abu Umaiyyah berpaling dari Rasulullah SAW dan beliau sendiri pulang kepada keluarganya... [Ibn Ishaq/Ibn Hisyam, bab56, hal 248-251]
Bahkan setelah mengklaim bulan terbelah, TIDAK ADA pengikutnya bertambah karenanya. Di malam yang sama, Kaum Quraish Mekkah pastinya melihat bulan yang sama dan TIDAK TERBELAH, wajar saja mereka tidak percaya klaim tersebut, karena jika benar bulan terbelah di Mekkah, mereka tentu sudah melihat, heboh dan takjub, berbondong-bondong akan masuk Islam karena keajaiban telah ditunjukan, tapi faktanya tidak, bulan di Mekkah tidak terbelah. Malah, akibat terlalu gemar klaim, misalnya klaim tentang peristiwa ajaib Isra' Mi'raj, para pengikut awalnya malah berkurang, banyak yang murtad karenanya, ini menunjukan bahwa kredibilitas ucapannya memang sangat meragukan:
    ..Apa yang dikatakan Muhammad kemudian menimbulkan kesangsian juga pada beberapa orang pengikutnya, pada orang-orang yang tadinya sudah percaya. Mereka banyak yang mengatakan: Masalah ini sudah jelas. Perjalanan kafilah yang terus-meneruspun antara Mekah-Syam memakan waktu sebulan pergi dan sebulan pulang. Mana boleh jadi Muhammad hanya satu malam saja pergi-pulang ke Mekah?!

    Tidak sedikit mereka yang sudah Islam itu kemudian berbalik murtad. ["Hayat Muhammad", Muhammad Husayn Haykal, Hal. 189]
Oleh karenanya, berita tentang terbelahnya bulan adalah KEBOHONGAN BELAKA. Seolah belum cukup, klaim terbelahnya bulan, malah melebar dengan adanya klaim saksi orang luar Arab, yaitu raja Malabar, Chakrawati:
    Salah satu versi:
    Malik Ibn Dinar yang bersama 12 orang pedagang mendarat di kerala pada tahun 644 M dan berbincang-bincang dengan raja Chakrawati (Cheraman Perumal) tentang Islam dan menyebutkan peristiwa Bulan terbelah sebagai bukti kenabian Muhammad. Setelah Raja bertanya pada Astrolognya, mereka menyatakan bahwa phenomena itu juga dicatat mereka. Raja kemudian memutuskan pergi bersama Malik Dinar ke Arab, Ia kemudian bertemu NMuhammad dan ikut melaksanakan Haji terakhir Muhammad. Dalam perjalanan pulang, kapalnya karam, mayatnya terdampaR di pantai Salalah, Yaman dan dikubur di sana. ["The Judgment Against Imperialism, Fascism and Racism Against Caliphate and Islam": Vol.1, Khondakar Golam Mowla. Note: Malik Ibn Dinar, Tabi'in, wafat tahun 748 M, yaitu 126 tahun sejak hijrahnya Muhammad di tahun 622 M]

    Versi lain:
    Sekelompok peziarah Arab pimpinan Zahiruddin bin Taqiyuddin, dalam perjalanan menuju Srilanka, mendarat di Kodungallur dan bertemu Raja Chera, Ia menerangkan tentang Nabi Muhammad dan keajaiban bulan terbelah yang juga disaksikan Raja, Raja tertarik untuk masuk Islam. Sepulangnya ziarah, bersama raja, mereka kembali. Raja kemudian bertemu Muhammad di Jeddah 6 tahun sebelum Hijrah. Ia masuk Islam dan mengubah nama menjadi Tajuddin. Setelah beberapa tahun, Ia kembali ke Malabar, namun di perjalanan Ia wafat dikubur di Shahar Muqalla (Pelabuhan Zafar) di Yaman pada tahun 622 M ["Tarikh Zuhur al Islam fil Malibar", Muhammad Ibn Malik, turunan ke-3 Habib Ibn Malik. Problem utama dari Tarikh ini: Tidak ada satupun baik itu buku-buku sirah awal maupun kitab-kitab hadis otentik yang memberitakan masuk islamnya seorang raja/penguasa asing pada masa awal kenabian. Sumber lain kisah di atas, lihat di: "Mappila Muslims: A Study on Society and Anti Colonial Struggles", Husain Raṇṭattāṇi, hal.25.]

    Versi lain:
    Raja bertemu Zahiruddin bin Taqiyuddin, raja tidak melihat bulan terbelah, Raja tertarik cerita bulan terbelah dan Muhammad, tertarik pada Islam, Ia ikut rombongan ziarah Zahiruddin yang pulang Mekkah, Raja tidak bertemu Nabi, Raja wafat dalam perjalanan ke Arab di perjalanan jatuh sakit, menulis wasiat kepada sharaf Ibn Malik dan Malik bin Dinar, kemudian meninggal. ["Tuhfat-ul-Mujahidin", Zainuddin Makhdoom II, 1580 M, cucu Zainuddin Makdhum I, pendiri "Ponnani dars", Buku pertama yang ditulis orang kerala dan dalam bahasa Arab]

    Versi lain:
    Raja yang bernama Cheraman Perumal ketika di Jeddah, Nabi menamainya Tajuddin. Raja ini kawin dengan adik perempuan raja arab dan tinggal di kota pelabuhan selama 5 tahun dan ketika kembali, Ia wafat di Yaman. [Keralopathi, Shungunny Menon menyatakan pengarang buku ini adalah Thunchaththu Ramanujan Ezhuthachan dari abad ke 17]

    Versi lain:
    Sejarahwan Andre Wink dan Annemarie Schimmel, Maududi (dalam: "Muhammad Rasullulah: A concise survey of the life and work of the founder of Islam”, 1979) dan beberapa website, mengutip sebuah manuscript bernama "Qissat Shakarwati Farmad" atau "Qissat Shakruti Firmad" karangan anonim yang diterjemahkan "Israel Oriental Studies journal" oleh Dr Yohannan Friedmann tahun 1975, namun tidak ada tanggal historisnya dan beberapa sejarahwan beropini ini tidak otentik. Dalam Manuscript, nama raja adalah Chakrawati Farmas, Ia melihat bulan terbelah dan berinisiatif ke Mekkah, masuk Islam di tangan Nabi Muhammad, pulang kembali namun wafat di Zafar in Yemen ["A Catalogue of the Arabic Manuscripts in the Library of the India Office", Otto Loth, hal 299]

    Versi-versi lainnya lihat di sini
Kisah-kisah hoax di atas ini, tersirkulasi ulang tanpa pembuktian dan re-chek sama sekali. Kapan kisaran kehidupan Raja India di atas ternyata bermasalah karena menurut situs ini raja Chakrawati tersebut hidup di akhir abad ke 8, BUKAN di tahun 615 M/617 M.

Chakrawati, yang seorang raja itu, bukanlah orang biasa seharusnya ada catatan tentang itu, namun catatan Raja tersebut tidak sesuai dengan tahun kejadian di Mekkah:

    Legenda Cheraman Perumal muncul di buku abad ke 16 Tuhafat Ul Mujahideen oleh Shaikh Zainuddin Makhdoom sebuah catatan ahLi sejarah Kerala, Namun tampaknya ia tidak mempercayai ke-autentik-an sejarahnya. Namun belakangan dikatakan bahwa beberapa ahli sejarah lupa untuk menambah pengakuan ini.

    Sreedhara Menon, sejarahwan, menyatakan bahwa Kerala ngga pernah punya raja bernama Cheraman Perumal dan mengutip Dr. Herman Gundert, seorang Jerman penyusun kamus pertama Malayalam-Inggris (dan juga Kakek dari Herman Hesse). Namun kelihatannya pernah ada seorang Cheraman Perumal, yang sejarahnya terselimutkan legenda. Menurut tradisi Saiva [salah satu sekte Hindu], Ia ada hubungannya dengan Sundaramurti, Pemuja terakhir dari Tiga pemuja/penyair Devaram. Ini adalah Cheraman Perumal yang berbeda yang diperkirakan meninggal di tahun 825 A.D.

    Juga ada catatan dari Kookel keloo Nair di suatu paparan menarik yang ditulis di abad ke 19, Madras Quarterly Journal of Literature and Science. Merujuk pada subyek ini, penulis mengamati bahwa penganut Jainisme dan Buddhisme, “Penduduk yang menetap di Arabia dan banyak mengunjungi Malabar; Penamaan aslinya adalah Mahajain dan seiring waktu terpolusi menjadi Magain atau Magan. Para hindu secara serampangan menyebut Musselman (muslim) sebagai Buddhist, dan dari ini menguak idea bahwa Perumal yang terakhir pindah menjadi kaum Muhammadian”. Ini dinyatakan di "The Land of the Permauls. Cochin, Its Past and Its Present." 1863. Ch 2. P. 44, The Last "Permaul." Dr. Francis Day.

    Tulisan lain yang juga runut dan jelas yang mengungkapkan permasalahan dari dua sisi dapat anda lihat di The myth of Cheraman Perumal’s conversion dan perumal and the pickel.
Malah ada yang nekad mengkaitkan raja India ini dengan hadis yang berasal dari Said Al Khudri:
    "3002 - ذكر إهداء ملك الهند الزنجبيل إلى النبي
    7272 - حدثنا علي بن حمشاذ العدل ، ثنا العباس بن الفضل الأسفاطي ، ومحمد بن غالب ، قالا : ثنا عمرو بن حكام ، ثنا شعبة ، أخبرني علي بن زيد ، قال : سمعت أبا المتوكل ، يحدث عن أبي سعيد الخدري ، رضي الله عنه قال : " أهدى ملك الهند إلى رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم جرة فيها زنجبيل فأطعم أصحابه قطعة قطعة وأطعمني منها قطعة " .
    قال الحاكم رحمه الله تعالى : " لم أخرج من أول هذا الكتاب إلى هنا لعلي بن زيد بن جدعان القرشي رحمه الله تعالى حرفا واحدا ولم أحفظ في أكل رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم الزنجبيل سواه فخرجته ." (Mustadrak al-Hakim/kitab al-‘At’imah/Makanan, Vol.4, p.150 dan Islamweb)
    (Ali bin Hamsyad Al Adl - (Abbas bin Fadhl Al-Asfathi dan Muhammad bin Ghalib) - Amru bin Hikam - Syu'bah - Ali bin Zayd - Ayah dari Mutawakkil - Abu Said Al Khudri: "Raja dari India memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW sebuah tembikar yang berisi jahe. Lalu Nabi SAW membagikan para sahabat dari jahe tersebut sepotong demi sepotong, dan saya makan sepotong")
Kitab, Hadis dan Perawinya dihukumi mungkar dan lemah:
    Adz-Dzahabi: “Dalam kitab Al Mustadrak terdapat banyak hadits yang sesuai kriteria Al-Bukhari dan Muslim. Jumlahnya sekitar separuh dari isi kitab. Seperempatnya sanad yang sahih, sedangkan sisanya hadits-hadits munkar yang lemah dan tidak sahih, yang sebagiannya maudhu (palsu). ”Ini merupakan hal yang mengherankan, karena Al Hakim termasuk salah seorang ahli hadits yang brilian di bidangnya. Ada yang berkata, "Hal itu disebabkan bahwa dia menulisnya pada akhir masa hidupnya, yang saat itu dia sudah agak pelupa." [Bbiographical encyclopedia berjudul Siyar A`lâm al-Nubalâ' "Biographies of Outstanding Personalities"]. Dalam lain tulisan, Ia berkata: "Akan lebih baik seandainya Al-Hakim tidak pernah menyusunnya."["Al-Hakim Al-Naysaburi". Sunnah.org]

    Al-Hafizh Ibnu Hajar: "Al-Hakim bersikap menggampangkan karena Ia mengkonsep kitab tersebut untuk diralat kemudian, tetapi meninggal sebelum sempat meralat dan membetulkannya” [Tarikh Funun Al Hadits karya Muhammad Abdul Aziz Al Khauli, hal. 98, cet. Dar Al Qalam]

    Untuk hadis di atas, Al-Razi dan Abu Zar'ah: hadits tersebut hadits mungkar. Sedangkan al-Haitsami dalam Majma' al-Zawaid: Hadit seperti itu juga diriwayatkan Al-Tabrani dalam Miu'jam al-Awsath, dalam perawinya Amru bin Hikam adalah lemah. Juga diriwayat Tabrani raja tersebut adalah Raja Romawi bukan Raja India. Ibnu Abi Hatim: "...Hadis Amru bin Hikam adalah hadis mungkar..Dia mengatakan: Bagaimana Ammru bin Hikam? Dia mengatakan: tidak kuat.[Lihat lemahnya hadis, perawi dan juga Raja India atau Romawi? di: Islam QA no.168186 dan di sini]
Padahal, sebelumnya pun, orang Mekkah pernah disuguhi pertunjukan ilusi optikal alam tersebut:
    Riwayat (no.32820) dari Al Hasan bin Abi Yahya Al Muqaddasi - Yahya bin Hammad - Abu Awanah - Al Mughirah - Abu Adh-Dhuha - Masurq - Abdullah: "Bulan pernah terbelah dua pada masa kenabian dulu, namun orang-orang Quraisy saat itu berkata, 'Yang kamu lihat itu adalah sihir yang biasa dilakukan Ibnu Abi Kabassyah Tanyakanlah kepada para musafir yang menunggangi unta itu'. Mereka pun bertanya kepada para musafir, dan jawaban mereka adalah 'Ya, kami memang pemah melihat kejadian seperti itu sebelumnya'. Lalu turunlah firman Allah (AQ 54.1)" [Ath-Tabari Tafsir, Vol.24, untuk AQ 54.1, hal.235. Di catatan kaki no.464 juga dikumpulkan Al-Lalika'i (w 406 H) dalam I'tiqad Ahlus-Sunnah (4/794). Juga oleh Imam Al Baihaqi dari Abu ‘Abdillah al-Hafizh - ‘Abdullah, yang disampaikan Ibn katsir dalam kalimat sedikit berbeda untuk tafsir Ibn Kathir AQ 54.1]
Di jaman ini, fenomena bulan terbelah pun juga terjadi,
Tanggal 24 November 1989. Knoxville, Tennessee, pernah dilaporkan fenomena bulan sabit kembar, yang termuat di Science Frontiers No. 68: Mar-Apr 1990. Dalam keterangannya disampaikan bahwa ini adalah pembiasan dari perbedaan lapisan udara dengan indeks bias berbeda. Foto lainnya terkait fenomena bulan sabit kembar lihat ini. Fenomena (atau juga disebut fatamorgana) ini merupakan efek pantulan (refleksi) atau juga pembiasan (refraksi) yang tentu saja, bukanlah tanda dunia akan kiamat/dekat kiamat, juga bukan keajaiban. Oleh karenanya akan tetap terjadi lagi, lagi dan lagi, di masa depan.

Berikut penjelasan bahwa BULAN [tidak] PERNAH TERBELAH dari sisi sains dan astronomi [lengkapnya lihat di Blog ini, Bulan pernah terbelah?]

    Kutipan 1:
    T. Djamaluddin (Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
    ....
    Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah.

    Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Nabi) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
    ....

    Kutipan 2:
    Ma'rufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM:
    ...
    Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.

    Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak2nya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.

    Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra2 permukaanBulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra2 Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa2 erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan2 kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi2 pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
    ...
Photo ini seharusnya sudah sangat menjelaskan bahwa Bulan memang tidak pernah terbelah. Photo guratan-guratan berliku di permukaan bulan berasal dari website ini. Photo-photo ini diambil dari Apollo 15 (26 Juli-07 Agustus 1971) yaitu berupa parit/celah/lembah sempit (Inggris = Rille; Latin: Rima) pada permukaan bulan. Parit itu dinamakan Parit Hadley (untuk menghormati John Hadley, abad ke-18, Matematikawan Inggris yang menemukan refraktor untuk meningkatkan fungsi teleskop). Lokasi landing Apollo 15 terjadi di dekat parit Hadley (lihat Video landing), Astronot David Scott dan James Irwin seperti pendahulunya pada Apollo 11 juga berjalan disekitar permukaan bulan dan tentu saja MEREKA TIDAK AKAN MENEMUKAN bahwa bulan pernah terbelah/retak. Berikut Video landingnya Apollo 15:


Kesimpulan:
Bulan memang [TIDAK] pernah terbelah. Kisah Muhammad membelah bulan adalah Hoax

Penutup
Jika terdapat keramaian di Jum’at petang, topeng monyet datang, ada atraksi "Sarimin pergi ke pasar” maka dunia Islam kemungkinan akan mengkaitkannya sebagai kebesaran Allah:
    “Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu[59], lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera[60] yang hina".
    [Al Baqarah 2:65; juga di Al A’raaf 7:165 dan Al Maidah 5:60]
    [59] Hari Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang yahudi.
    [60] Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan peringatan. Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul beubah menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.
Maka: "Allahuakbar! Maha Besar Allah, Sarimin ternyata turunan Yahudi yang dikutuk menjadi Kera!"