Jika anda tinggal di daerah mayoritas AJARAN TERTENTU, maka BERPIKIRLAH ratusan kali jika anda (para pria) hendak menolong wanita yang mengalami kecelakaan.
- Jika anda tidak punya ilmu kanuragaan yang dapat mengangkat tanpa menyentuh, maka jangan ditolong, atau
- mungkin saja pertolongan dapat dilakukan dengan alat bantu lain, misalnya kayu, sebagai contoh:
- jika anda jalan di suatu tempat, kemudian melihat onggokan yang mirip-mirip pisang goreng tapi anda curiga bahwa itu bukan pisang goreng melainkan tai maka tentunya anda akan check itu TIDAK dengan menggunakan tangan tapi dengan kayu karena siapa tahu, onggokan itu bukan pisang goreng melainkan tai. Jadi tidak rugi bandar.
Untuk itu, jika masih bersikeras hendak menolong, carilah kayu agar tidak bersentuhan, atau - TANYALAH dahulu AGAMA dari si korban. Jika korban berasal dari AGAMA TERTENTU, maka SEGERA tinggalkan TKP karena salah-salah, setelah menolong, anda akan dianggap melakukan tindak pelecehan seksual, ini dapat berakibat rusuh massal yang berpotensi banyak yang terbunuh nantinya. Biarkan saja korban yang berasal dari AGAMA TERTENTU itu saja yang mati, jangan sampai belas kasihan anda merembet mencelakai orang sekampung (KLIK !)
- Jika nurani tetap muncul untuk menolong korban yang berasal dari AGAMA TERTENTU, maka SEBELUM menolong, PASTIKAN tersedia kertas yang TELAH DIBUBUHI MATERAI secukupnya, kertas tersebut HARUS DIPASTIKAN telah ditandatangani oleh korban atau jika tidak ada pulpen, anda dapat memintanya membubuhi cap jempol [gunakan darah korban sebagai tinta] namun TETAPLAH WASPADA untuk TIDAK menyentuh korban.
Jika korban menyatakan tidak sanggup untuk melakukan tandatangan, MAKA jangan biarkan BELAS KASIHAN anda MENUTUPI RASIO ANDA. Apapun caranya KORBAN mesti bertandatangan [ato cap jempol] pada isi pernyataan:
- MEMBEBASKAN diri ANDA dari segala TUDUHAN.
- "surat ini ditulis dalam keadaan SEHAT ROHANI dan tidak sedang dan/atau di bawah paksaan/ancaman"
Setelah ditandatangani, langkah berikutnya adalah: TUNGGU KERING DULU [terutama jika korban menggunakan cap jempol dengan tinta darah]
Simpan baik-baik surat tersebut jangan sampai hilang [jika perlu, LAMINATINGLAH, karena ada kekhawatiran akan luntur terkena keringat, dan lain sebagainya]
Nah, setelah selesai dan kering, barulah korban dapat ditolong. [PASTIKAN surat tersebut disimpan di tempat yang tersembunyi dan aman agar TIDAK TERCOPET oleh korban ketika sedang diberi pertolongan].
Untuk itu, dalam setiap bepergian, siapkan diri anda: KERTAS, MATERAI dan PULPEN
Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 09.30 WIB di desa Sidorejo kecamatan Sidomulyo kabupaten Lampung Selatan, telah terjadi bentrokan antara warga suku Lampung dan warga suku Bali.
Kronologis kejadian : Pada hari Sabtu tanggal 27 Oktober 2012 pukul 17.30 WIB telah terjadi kecelakaan lalu-lintas di jalan Lintas Way Arong Desa Sidorejo (Patok) Lampung Selatan antara sepeda ontel yang dikendarai oleh suku Bali di tabrak oleh sepeda motor yang dikendarai An. Nurdiana Dewi, 17 tahun, (warga Desa Agom Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan berboncengan dengan Eni, 16 Th, (warga desa Negri Pandan Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan).
Dalam peristiwa tersebut warga suku Bali memberikan pertolongan terhadap Nurdiana Dewi dan Eni, namun warga suku Lampung lainnya memprovokasi bahwa warga suku Bali telah memegang dada Nurdiana Dewi dan Eni sehingga pada pukul 22.00 WIB warga suku Lampung berkumpul sebanyak + 500 orang di pasar patok melakukan penyerangan ke pemukiman warga suku Bali di desa Bali Nuraga Kec. Way Pani. Akibat penyerangan tersebut 1 (satu) kios obat-obatan pertanian dan kelontongan terbakar milik Sdr Made Sunarya, 40 tahun, Swasta.
Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 01.00 WIB, masa dari warga suku Lampung berjumlah + 200 orang melakukan pengrusakan dan pembakaran rumah milik Sdr Wayan Diase. Pada pukul 09.30 WIB terjadi bentrok masa suku Lampung dan masa suku Bali di Desa Sidorejo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.
Akibat kejadian tersebut 3 (tiga) orang meninggal dunia (1) Yahya Bin Abdul Lalung, 40 tahun..(2) Marhadan Bin Syamsi Nur, 30 tahun..(3) Alwi Bin Solihin, 35 tahun[..]
Antaranews: sedangkan dalam bentrokan pada hari kedua, Senin (29/10), korban tewas sebanyak 10 orang, dari Desa Balinuraga.
[Detik: jumlah korban 9 orang dari warga Bali Nuraga, Kalianda: (1) Rusnadi, laki-laki, 45-55th; (2) Pan Malini laki-laki, 50-60 tahun; (3) Ratminingsih laki-laki, 45-56 tahun; (4) Wayan Kare, laki-laki, 40-50 tahun; (5) Muriyati, laki-laki, 55-65 tahun; (6) Gede Semarajaya, laki-laki, 20-30 tahun; (7) Pan Kare, laki-laki, 60-70 tahun; (8) Ketut Buder, laki-laki, 55-65 tahun; (9) Pan Ladri, laki-laki, usia 60 tahun. Semua korban ini di kremasi di krematorium: Lempasing, Yayasan Bodhisattva, Pesiwaran, Lampung]