Jasad manusia terkremasi pada suhu sekitar 680°C dan agar terbakar sampai menjadi abu, memerlukan suhu 800°C - 1000°C dan waktu yang diperlukan adalah 90 menit. Bagaimana jika manusia sehat yang masih hidup, maka berapa lama Ia akan wafat jika dibakar hidup-hidup? Sebuah media, "Wonderful Magazine" memberitakan bahwa di tanggal 28 Mei 1673, seorang wanita dan 16 kucing, ditempatkan secara bersamaan dalam wadah kandang besi yang digantung dan di bawah kandang besi itu, di letakan api. Mereka semua dibakar hidup-hidup dan mati dalam waktu 35-37 menit. ["The Beauties of All Magazines Selected for the Year 1764", vol.3, hal.522-523]. Tentunya untuk kecepatan kematian, banyak faktor yang terlibat, salah satunya suhu, semakin tinggi suhu, semakin cepat kematian, karena semakin cepat kematian, semakin pendek waktu penderitaan akibat dibakar hidup-hidup.
Luka bakar diklasifikasikan ke dalam 4 tingkat. Sejak luka bakar tingkat ke-3, penderita tidak lagi merasakan sakit, karena kerusakan sampai pada jaringan syaraf. Untuk kasus terpapar air panas, luka bakar tingkat ke-3, terjadi di suhu 60°C, untuk 5 detik; Di suhu 49°C , untuk 10 menit. Namun berbeda pada kasus udara kering sauna, walaupun 2x suhu dan waktu tersebut, tidak menyebabkan luka bakar tingkat ke-3, ilustrasi:
"di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang*)" → HARUS berupa cairan bukan padat apalagi gas. Belerang meleleh dikisaran suhu 116°C - 149°C dengan warna kuning muda, setelah suhu tersebut, mulai 200°C, berangsur menjadi warna merah-coklat dan tetap mendidih cair hingga suhu 444.6°C (717 K), jika suhu lebih tinggi dari ini, sudah BUKAN LAGI cairan dan karena harus "lautan menyala", maka suhu Neraka TIDAK AKAN LEBIH dari 446.6°C
Suhu Surga:
"Terangnya bulan seperti teriknya matahari" → 1x matahari, "Terang matahari 7 kali ganda, seperti terangnya 7 hari" → 7 x 7 = 49x, totalnya 49+1 → 50x. Jadi, radiasi sinar di Surga 50x radiasi sinar Matahari ke bumi. [Lihat juga email Aldrian Gilbert]
[Artikel di atas asalnya dari Humor parodi-nya Paul Darwin Foote di tahun 1920 (lihat memoarnya hal.184-185) berjudul "Suhu Surga dan Neraka", tulisannya muncul anonim di applied optics, vol. 11, A14 edisi tahun 1972 (atau di sini dan di sini), juga buku tahun 1962, "The Mathematical Magpie", cetak ulang dari sebuah artikel majalah tahun 1960]
Jawaban suhu Surga dan Neraka yang telah tersirkulasi di net tanpa melibatkan Boyle:
"..Jika menerima dalil Teresa banyan kepadaku, saat kuliah tahun pertamaku, 'Itu akan menjadi hari yang dingin di Neraka sebelum Aku tidur bersamamu' dan faktanya aku menidurinya malam tadi, maka..Aku yakin Neraka itu ..telah membeku..karena Neraka telah beku, tidak lagi dapat menerima jiwa manapun, oleh karenanya telah punah..yang tertinggal hanya Surga, dibuktikan dengan kehadiran mahluk ilahi malam tadi, telah menjelaskan mengapa, Teresa terus menerus menjeritkan, 'Ohhh tuhan..'"
Upaya sanggahan terhadap simpulan Paul Darwin Foote, muncul dalam "Journal of Irreproducible Results" edisi tahun 1979, tulisan dari Dr. Tim Haeley, tapi Ia TIDAK gunakan bahan Alkitab, Ia ambil sebagian bahan dari "A Mathematical Proof of the Non-Existence of Hell", tulisan Neiht, lahir di Brussels tahun 1877 (Neiht dengan hitungan matematiknya membuktikan Neraka tidak logik ada), Dr. Tim Haeley menggunakan persamaan hukum Boyle, menghitung tekanan atmospir untuk jumlah orang di Neraka, yaitu 14.5 x 109 ATM dan menggunakan persamaan Clausius-Cleypeyron, menghitung tekanan atmospir untuk mencairkan belerang di suhu 525°C (798 K), yaitu 2.86 ATM, dari perbedaan tekanan ini, Ia berkesimpulan bahwa Neraka tetap lebih panas. Berikut ringkasan hitungan Dr. Tim Haeley:
Lembah Gehinnom/Jehoshaphat BUKAN Neraka tapi tempat persembahan bagi Ilah Molokh dan Baal [Misal: 1 Raja 11.7, 2 Raja 23.10, Yeremia 32.35], sementara lokasi Neraka justru di permukaan bumi:
Perjanjian lama dan baru, tidak memuat berapa luas taman Eden, namun Talmud ada, misal: Rabbi Rava (280 M): "Luas Dunia 6000 Parasang, Ketebalan langit 1000 Parasang" [Pesachim 94a.9]. Rabbi di baraita: "..Mesir luasnya 400 parasang². Mesir 1⁄60 Cush. Cush 1⁄60 dunia. Dunia 1⁄60 Taman Eden. Taman Eden 1⁄60 Eden. Eden 1⁄60 Gehenna.." [Tanith 10a; Pesachim 94a.9. 1 Parasang = 4 mil. 1 mil = 960 - 1,152m]. Jarak bumi - langit: "dari bumi ke langkit ke-1 adalah jarak berjalan kaki selama 500 tahun" [Bereshit_Rabbah 6.6.6; Chagigah 13a:3; Jerusalem Talmud Berakhot 1:1:23 dan 9:1:13; Pesachim 94b:2. Jaraknya = 360 hari x 10 Parasang x 500 tahun = 1.8 x 10⁶ Parasang]. Karena luas permukaan Bumi = 510,072,000 km², maka luas taman Eden = 3.06 x 10¹⁰ km² dan Luas Neraka = 1.1 x 10¹⁴ km². Entah mengapa pembanding yang setara ini, juga tidak digunakan Dr. Tim Haeley.
Dapat disimpulkan bahwa Dr. Tim Haeley gagal menyanggah Paul Darwin Foote, sehingga suhu Neraka [444.6°C / 717 K] adalah lebih rendah 80.1°C dari suhu Surga [524.7°C / 797.7 K] atau dengan kata lain, Surga memang lebih panas dari Neraka.
Versi Islam: Suhu Neraka dan Suhu Surga
Quran dan hadis, mencatat tentang teknik pembakaran pendosa di Neraka, tingkat ketinggian Api neraka dibandingkan Api manusia dan apa yang menjadi bahan bakar Neraka:
Di antara mineral untuk pembakaran, terdapat batu berwarna hitam yang telah dikenal jauh sebelum 4000 SM, yaitu batu bara, untuk jenis yang tertinggi: antracite (berwana hitam) dengan titik leleh > 1400°C, lebih rendah lagi: bituminous (warna bisa hitam kadang coklat tua) dengan titik leleh 1192°C s.d 1252°C, kemudian: subitumionous (berwarna kusam, coklat tua hingga hitam) dan yang terendah lignite, namun, batu-bara tidak umum digunakan sebagai bahan korek/batu api. Sejarah mencatat di tahun 577 M, korek api dibuat dengan bahan belerang. Untuk jenis dan warna batunya, Quran tidak ada menyebutkan, Ibn Kathir dan Ath-Tabari menafsirkan batu yang dimaksud adalah batu api/belerang dan belerang meleleh dikisaran suhu 116°C - 149°C dengan warna kuning muda, setelah suhu tersebut, mulai 200°C, berangsur berwarna merah-coklat dan tetap mendidih cair hingga pada suhu 444.6°C (717 K), jika suhu lebih tinggi dari ini, sudah BUKAN LAGI cairan, sehingga suhu Neraka tidak dapat lebih tinggi dari 444.6°C (717 K)
Apalagi kemudian di Quran, Allah telah jelas menyampaikan bahwa para Nerakawan dihukum dengan air dan cairan mendidih:
Di samping itu, terdapat hadis yang menyatakan ketika Matahari mendekati manusia hingga jarak 1-2 mil, suhunya hanya membuat berkeringat deras:
Quran menyampaikan bahwa SELURUH MUSLIM masuk NERAKA DULU, TIDAK ADA yang langsung ke Surga:
Matahari tidak ada di Surga, Matahari, Bulan dan Bintang di Laut/Neraka:
(Tampaknya, suhu Neraka di dua Agama ini, juga suhu Matahari di Islam, jauh lebih rendah dari suhu Matahari kita, yaitu pada bagian fotosfer (5772 K), pada di bagian luar/korona (5×106 K) dan pada bagian inti (1,57×107 K), yang radiasinya sampai bumi mencapai suhu 300 K)
Terkait apakah ada atau tidaknya Matahari dan bulan di Surga, beberapa ayat Quran, menyatakan bahwa di Surga juga terdapat Matahari:
Pernyataan para ulama tradisional ini menyebabkan sulit untuk memastikan apakah ada atau tidak Matahari di Surga, pun jika ada, tampaknya Surga di Islam jauh lebih panas dari suhu dunia tempat kita berada, alasannya: Matahari, Bulan dan Bintang berada di langit terdekat (penyebutan langit dalam bentuk tunggal/samaai), posisi Surga ada juga di langit terdekat dan Surga tada di atas bumi:
Namun, Allah di Quran, telah menyampaikan dengan tegas bahwa Ia membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan Injil
[Gambar di ambil dari: sini, sini dan sini]
Luka bakar diklasifikasikan ke dalam 4 tingkat. Sejak luka bakar tingkat ke-3, penderita tidak lagi merasakan sakit, karena kerusakan sampai pada jaringan syaraf. Untuk kasus terpapar air panas, luka bakar tingkat ke-3, terjadi di suhu 60°C, untuk 5 detik; Di suhu 49°C , untuk 10 menit. Namun berbeda pada kasus udara kering sauna, walaupun 2x suhu dan waktu tersebut, tidak menyebabkan luka bakar tingkat ke-3, ilustrasi:
- Kapasitas panas spesifik udara kering ± 0,24 BTU/pound/°F (1J/g/°C) dan air ± 1 BTU/pound/°F (4,19J/g/°C). Volume spesifik udara kering ± 0,07pound/feet³ (1,12kg/m³ atau 0,0011g/cc) dan air ± 62,4 lb/feet³ (1.025g/cc). Pada suhu 120°F (49°c): udara kering (120 x 0.24 x 0,07) = 2,016 BTU/feet³ dan air (120 x 1 x 62.4) = 7488 BTU/feet³, jadi panas oleh air ± 4000 x lebih dari udara kering.
- "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." [Wahyu 21.8]
"Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan 7 kali ganda, yaitu seperti terangnya 7 hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan." [Yesaya 30.26]
"di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang*)" → HARUS berupa cairan bukan padat apalagi gas. Belerang meleleh dikisaran suhu 116°C - 149°C dengan warna kuning muda, setelah suhu tersebut, mulai 200°C, berangsur menjadi warna merah-coklat dan tetap mendidih cair hingga suhu 444.6°C (717 K), jika suhu lebih tinggi dari ini, sudah BUKAN LAGI cairan dan karena harus "lautan menyala", maka suhu Neraka TIDAK AKAN LEBIH dari 446.6°C
Suhu Surga:
"Terangnya bulan seperti teriknya matahari" → 1x matahari, "Terang matahari 7 kali ganda, seperti terangnya 7 hari" → 7 x 7 = 49x, totalnya 49+1 → 50x. Jadi, radiasi sinar di Surga 50x radiasi sinar Matahari ke bumi. [Lihat juga email Aldrian Gilbert]
- Persamaan Celsius dan Kelvin adalah 0°C = 273 K. Besar suhu permukaan bumi (B) = 15 °C (288 K) - 31 °C (304 K), menurut sejarahnya, tidak pernah lebih dari 300 K (27°C). Suhu Surga (S) didapat dengan menggunakan hukum ke-4 kekuatan radiasi Stefan-Boltzmann (hubungan suhu benda hitam dengan radiasi yang diterima): [S/B]4 = 50x
Suhu absolut Bumi (B) adalah (300 K)4 = 8,100,000,000 K,
50x-nya = 405,000,000,000 K,
Suhu absolute Surga (S) adalah 4√ 405,000,000,000 K = 797.7 K (524.7°C)
[Artikel di atas asalnya dari Humor parodi-nya Paul Darwin Foote di tahun 1920 (lihat memoarnya hal.184-185) berjudul "Suhu Surga dan Neraka", tulisannya muncul anonim di applied optics, vol. 11, A14 edisi tahun 1972 (atau di sini dan di sini), juga buku tahun 1962, "The Mathematical Magpie", cetak ulang dari sebuah artikel majalah tahun 1960]
Jawaban suhu Surga dan Neraka yang telah tersirkulasi di net tanpa melibatkan Boyle:
"..Jika menerima dalil Teresa banyan kepadaku, saat kuliah tahun pertamaku, 'Itu akan menjadi hari yang dingin di Neraka sebelum Aku tidur bersamamu' dan faktanya aku menidurinya malam tadi, maka..Aku yakin Neraka itu ..telah membeku..karena Neraka telah beku, tidak lagi dapat menerima jiwa manapun, oleh karenanya telah punah..yang tertinggal hanya Surga, dibuktikan dengan kehadiran mahluk ilahi malam tadi, telah menjelaskan mengapa, Teresa terus menerus menjeritkan, 'Ohhh tuhan..'"
Upaya sanggahan terhadap simpulan Paul Darwin Foote, muncul dalam "Journal of Irreproducible Results" edisi tahun 1979, tulisan dari Dr. Tim Haeley, tapi Ia TIDAK gunakan bahan Alkitab, Ia ambil sebagian bahan dari "A Mathematical Proof of the Non-Existence of Hell", tulisan Neiht, lahir di Brussels tahun 1877 (Neiht dengan hitungan matematiknya membuktikan Neraka tidak logik ada), Dr. Tim Haeley menggunakan persamaan hukum Boyle, menghitung tekanan atmospir untuk jumlah orang di Neraka, yaitu 14.5 x 109 ATM dan menggunakan persamaan Clausius-Cleypeyron, menghitung tekanan atmospir untuk mencairkan belerang di suhu 525°C (798 K), yaitu 2.86 ATM, dari perbedaan tekanan ini, Ia berkesimpulan bahwa Neraka tetap lebih panas. Berikut ringkasan hitungan Dr. Tim Haeley:
- Besar tekanan atmosphir sejumlah orang di Neraka dengan hukum Boyle, pada suhu yang konstan = P1V1 = P2V2 → P2 = P1V1/V2). Tekanan atmosphir Neraka (P2 = 14.5 x 109 ATM:
Volume yang tersedia di Gehenna (V2) = 6 x 107m2 x 2m
(6 x 107m2 → asumsi luas lokasi Neraka/Gehenna di lembah Gehinnom/Jehoshaphat; 2m → Neraka terdiri dari 2 lapis, untuk perlapisnya = 1m, yaitu mengikuti asumsi tinggi rata-rata orang = 1m);
P1V1 = 29.422 x 1018 x 0.06m3
(29.422 x 1018 adalah jumlah orang → asumsi jumlah Nerakawan hingga tahun 2000; 0.06 m2 → asumsi kebutuhan luas ruang Nerakawan = 30cm×20cm= 600cm2 = 0.06m2 x asumsi tinggi rata-rata orang di Neraka, yaitu 1 meter = 0.06m3)
Karena P2 = P1V1/V2), maka P2 = [29 × 6 × 1016] / [2 × 6 × 107] = 14.5 × 109 ATM
Note:
Penggunaan rumus ini, aneh, karena (1) nilai pada tekanan P1 = 29.422 x 1018 BUKAN tekanan gas, tapi jumlah orang. (2) V1 dan V2, keduanya tentang volume Neraka, padahal seharusnya V2 tentang volume Surga. (3) Tidak ada nilai tekanan Neraka (ataupun tekanan Surga) pada persamaan tersebut. Oleh karenanya, nilai 14.5 x 109 BUKAN tekanan atmospir di Neraka. - Besar tekanan atmospir untuk mencairkan belerang di suhu 525°C (798 K) dari persamaan Clausius-Cleypeyron = 2.86 ATM:
Log P = 7.43287 - (3268.2/T) (persamaan untuk tekanan uap belerang cair dalam Kelvin pada suhu antara 325°C - 550°C, Persamaan ini dari "Programmatic Life Cycle Environmental Assessment for Smoke/Obscurants", vol 5, Juli 1983, Appendix A, hal.94) atau "Part Three-Properties Of Materials Used in Pyrotechnic Composition", Oktober 1963, hal.297), P = tekanan dalam mmhg, di mana 760 mmhg = 1 atm (444.6°C, untuk belerang) dan T = titik didih Kelvin.
Log P = 7.43287 - (3268.2/798 K) = 7.43287 - 4.095489 = 3.3373813, P = antilog (3.3373813) = 2174.607 mmhg = 2.86 ATM (2174.607 mmhg/760 mmhg). Artinya, tekanan atmospir belerang di suhu 525°C/798 K adalah 2.86 ATM.
Note:
Suhu 525°C/798 K (2.86 ATM) adalah tentang belerang cair dan suhu 444.6°C (717 K, 1 ATM) juga tentang belerang cair, bahan yang ada di Neraka bukan di Surga, sehingga tidak ada nilai suhu Surga dengan persamaan ini.
Persamaan Clausius-Cleypeyron: ln (P1/P2) = (ΔHvap/R) ((1/T2) - (1/T1)) → R = konstanta gas 8.314 J/(K×Mol); T1 = Suhu awal tekanan uap; T2 = Suhu akhir tekanan uap; P1 dan P2 = Tekanan uap di suhu T1 dan T2, membutuhkan ΔHvap (entalpi penguapan/panas laten penguapan), tapi untuk belerang, TIDAK ADA, batasan titik didih belerang 444.6°C (717 K) BUKAN 525°C (798 K).
Lembah Gehinnom/Jehoshaphat BUKAN Neraka tapi tempat persembahan bagi Ilah Molokh dan Baal [Misal: 1 Raja 11.7, 2 Raja 23.10, Yeremia 32.35], sementara lokasi Neraka justru di permukaan bumi:
- Setelah kebangkitan pertama, ketika iblis dilepaskan dari penjaranya, menyesatkan 4 penjuru bumi beserta para tentaranya, para orang mati di alam kubur dalam bumi, yang naik ke seluruh permukaan bumi dan kemudian dari langit turunlah api menghanguskan mereka, dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya
Perjanjian lama dan baru, tidak memuat berapa luas taman Eden, namun Talmud ada, misal: Rabbi Rava (280 M): "Luas Dunia 6000 Parasang, Ketebalan langit 1000 Parasang" [Pesachim 94a.9]. Rabbi di baraita: "..Mesir luasnya 400 parasang². Mesir 1⁄60 Cush. Cush 1⁄60 dunia. Dunia 1⁄60 Taman Eden. Taman Eden 1⁄60 Eden. Eden 1⁄60 Gehenna.." [Tanith 10a; Pesachim 94a.9. 1 Parasang = 4 mil. 1 mil = 960 - 1,152m]. Jarak bumi - langit: "dari bumi ke langkit ke-1 adalah jarak berjalan kaki selama 500 tahun" [Bereshit_Rabbah 6.6.6; Chagigah 13a:3; Jerusalem Talmud Berakhot 1:1:23 dan 9:1:13; Pesachim 94b:2. Jaraknya = 360 hari x 10 Parasang x 500 tahun = 1.8 x 10⁶ Parasang]. Karena luas permukaan Bumi = 510,072,000 km², maka luas taman Eden = 3.06 x 10¹⁰ km² dan Luas Neraka = 1.1 x 10¹⁴ km². Entah mengapa pembanding yang setara ini, juga tidak digunakan Dr. Tim Haeley.
Dapat disimpulkan bahwa Dr. Tim Haeley gagal menyanggah Paul Darwin Foote, sehingga suhu Neraka [444.6°C / 717 K] adalah lebih rendah 80.1°C dari suhu Surga [524.7°C / 797.7 K] atau dengan kata lain, Surga memang lebih panas dari Neraka.
Versi Islam: Suhu Neraka dan Suhu Surga
Quran dan hadis, mencatat tentang teknik pembakaran pendosa di Neraka, tingkat ketinggian Api neraka dibandingkan Api manusia dan apa yang menjadi bahan bakar Neraka:
- Teknik Pembakaran Pendosa di Neraka:
Riwayat Yazid bin Harun - Jarir bin Hazim - Abu Raja' 'Utharidi - Samurah bin Junub - Rasulullah SAW: (menceritakan mimpinya)... akupun mengikuti mereka, lalu kami melewati sebuah tungku dapur yang di atasnya sempit sedangkan bawahnya sangat luas, di bawahnya terdapat api yang menyala-nyala, ternyata di dalam tungku tersebut penuh dengan lelaki dan perempuan telanjang, bila api dinyalakan mereka pun menjerit-jerit, hingga hampir keluar, apabila api itu padam, maka mereka kembali ke dalamnya,... yang selalu menyalakan api dan mengobarkan adalah malik, penjaga Neraka. Itulah Neraka.." [Ahmad no. 19306. Syu'aib Al Arnauth: Sanadnya shahih sesuai syarat Syaikhain. hadis semisal, juga di Bukhari no, 1297 riwayat Musa bin Ismail - Jarir bin Hazim - Abu Raja' - Samurah bin Junub]
Tingkat Api di Neraka dibandingkan Api Manusia:
Riwayat Isma'il bin Abi Ywais - Malik - Abu Az Zanad - Al A'raj - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Api kalian merupakan bagian dari 70 bagian api Neraka Jahanan.. Ditanyakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, 1 bagian itu saja sudah cukup? Beliau bersabda: "ditambahkan atasnya dengan 69x lipat yang sama panasnya [Bukhari no.3025, juga ada di Muslim no. 5077 dari riwayat Qutaibah bin Sa'id - Al Mughirah bin Abdurrahman Al Hizami - Abu Az Zinad - Al A;raj - Abu Hurairah - Nabi SAW, juga di Tirmizi no.2514 dan no.2515, Ibnu Majjah no.4309. Ahmad no.7025, 7778, 9650, 9811/ Malik Muwatha no. 1579]
Bahan bakar Neraka:
Quran:
" ..alnnaara allatii waquuduhaa alnnaasu waalhijaaratu../api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" [AQ 2.24 dan AQ 66.6]
Tafsir kata "batu" di AQ 66.6, Ath-Tabari: "..adalah batu kibrit/belerang". [Ath-Tabari, Tahqiq Ahmad Abduraziq Al-Bakri, dkk, Vol.25, hal.247]. Tafsir kata "batu" di AQ 2.24, Ibn Kathir: "..adalah batu api/belerang yang besar dan berwarna hitam, sangat keras dan berbau busuk, yaitu sebuah batu yang paling panas jika membara...". Ath-Tabari: "kenapa disebutkan bahan bakarnya batu secara khusus, disamping manusia? Jawabannya: ia adalah batu korek/belerang, yaitu batu yang menjadi sangat panas jika dibakar, sebagaimana riwayat-riwayat dari: [(riwayat no. 504: Abu Karib - Abu Muawiyah) dan (riwayat no.505: Al Hasan bin Yahya - Abdurrazzaq - Ibnu Uyainah) dan (riwayat no.508: Sufyan bin Waki' - bapakku)] - Mis'ar - Abdul Malik bin Maisarah Az-Zarrad - Abdurrahman bin Sabith - Amru bin Maimun - Abdullah bin Mas'ud: batu korek. Riwayat No.506: Musa bin Harun AI Hamdani - Amru bin Hamad - Asbath - As Suddi dari Malik, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari Murrah AI Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah sahabat Rasulullah SAW: batu di Neraka dari korek hitam." [Ath-Tabari, Op.Cit., Vol.1, hal.454-456]
Di antara mineral untuk pembakaran, terdapat batu berwarna hitam yang telah dikenal jauh sebelum 4000 SM, yaitu batu bara, untuk jenis yang tertinggi: antracite (berwana hitam) dengan titik leleh > 1400°C, lebih rendah lagi: bituminous (warna bisa hitam kadang coklat tua) dengan titik leleh 1192°C s.d 1252°C, kemudian: subitumionous (berwarna kusam, coklat tua hingga hitam) dan yang terendah lignite, namun, batu-bara tidak umum digunakan sebagai bahan korek/batu api. Sejarah mencatat di tahun 577 M, korek api dibuat dengan bahan belerang. Untuk jenis dan warna batunya, Quran tidak ada menyebutkan, Ibn Kathir dan Ath-Tabari menafsirkan batu yang dimaksud adalah batu api/belerang dan belerang meleleh dikisaran suhu 116°C - 149°C dengan warna kuning muda, setelah suhu tersebut, mulai 200°C, berangsur berwarna merah-coklat dan tetap mendidih cair hingga pada suhu 444.6°C (717 K), jika suhu lebih tinggi dari ini, sudah BUKAN LAGI cairan, sehingga suhu Neraka tidak dapat lebih tinggi dari 444.6°C (717 K)
Apalagi kemudian di Quran, Allah telah jelas menyampaikan bahwa para Nerakawan dihukum dengan air dan cairan mendidih:
-
Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. [AQ 56.54]
Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam (siksaan) angin yang amat panas (samūmin), dan air panas yang mendidih (waḥamīmin), dan dalam naungan asap yang hitam. [AQ 56.41-43]
ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas kemudian di bakar di dalam api (thumma fī l-nāri yus'jarūna) (AQ40.71-72]
...sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman (wasuqū) dengan air yang mendidih (māanḥamīman) sehingga memotong (faqaṭṭaʿa) ususnya (amʿāahum)? [AQ 47.15]
memasuki (taṣlā) api yang sangat panas (nāran ḥāmiyatan), diberi minum (tus'qā) dari sumber yang sangat panas (min ʿaynin āniyatin). [AQ 88.4-5]
(yaitu) neraka Jahannam, yang mereka masuk ke dalamnya;...biarlah mereka merasakannya, air yang sangat panas (ḥamīmun) dan air yang sangat dingin/nanah (waghassāqun) [AQ 38.56-57]
..air yang mendidih (ḥamiman) dan nanah (waghassāqan),..[AQ 78.25]
Ath-Tabari (AQ 38.56-57):...Terdapat perbedaan qira'at dalam membaca, waghassāqun, Mayoritas ahli qira'at Hijaz, Bashratr, Kufah, dan Syam membacanya dengan tahfif. Menurut mereka lafaz tersebut adalah nama yang dibuat. Mayoritas ahli qira'at Kufah membacanya dengan tasydid, [Jumhur ahli qira' at membaca dengan takhfif pula huruf sin. Hamzah, Al Kisa'i, Hafsh dari Ashim membacanya dengan tasydid pada huruf sin. Ini merupakan qira'at Qatadah, Ibnu Abi Ishaq, Ibnu Watsab, dan Thalhah]. Menurut mereka lafazh tersebut adalah sifat sesuatu yang mengalir. Makna ayat itu, penghuni neraka diberi minuman air panas dan nanah mereka yang mengalir...AhIi takwil berbeda pendapat tentang makna lafal tersebut. Sebagian berpendapat: sesuatu yang mengalir dari kulit mereka seperti nanah dan darah..[Tafsir Ath-Tabari vol.22, hal 226-229]... Ahli takwil lain berpendapat: maknanya air yang sangat dingin, sehingga tidak ada manusia yang mampu menahan dinginnya. [Tabari, Ibid, hal.229-230]... Ahli takwil lain berpendapat: maknanya adalah sesuatu yang berbau busuk. [Tabari, ibid, hal 230]. Tabari: Pendapat yang lebih utama untuk disebut sebagai pendapat yang benar dalam masalah ini menurut saya adalah yang mengatakan bahwa artinya nanah mereka yang mengalir, karena itulah makna umum dari lafaz, meskipun makna lain tetap dapat dianggap sebagai makna yang benar...Dengan demikian maka makna ayat ini, Ini adalah air yang sangat panas dan nanah, maka hendaklah mereka merasakannya!.. [Tabari, Ibid, hal 150]
..Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung (nāran aḥāṭa) mereka...mereka akan diberi minum (yughāthū) dengan air (bimāin) seperti besi (kal-muh'li) yang mendidih yang menghanguskan (yashwī) muka (al-wujūha)..[AQ 18.29]
Ath-Tabari: Ahli talkwil berbeda pendapat tentang maksud ayat al-muh'li. Sebagian berpendapat: segala sesuatu yang dicairkan [Tafsir Ath-Tabari, Vol.17, hal.150]....Ahli takwil lain berpendapat: muntahan dan darah yang hitam [Tabari, Ibid, hal.151-152]..A.hli takwil lainnya berpendapat: sesuatu yang telah memuncak panasnya [Tabari, Ibid, hal.152]. Tabari: semua perkataan ini, meskipun berbeda akan tetapi maknanya berdekatan, sebab setiap timah, emas, atau perak, jika telah mencair berarti telah mencapai puncak panasnya. Begitu juga sesuatu yang dipanaskan di atas api hingga menjadi seperti kedapan minyak, panasnya pasti telah mencapai puncaknya. Sebagaimana dijelaskan dalam Riwayat Ma'mar bin Al Mutsanna" - Al Muntaja' bin Nabhan: "Demi Allah fulan lebih aku benci dari ath-thalya' dan al muhli." kami lalu bertanya bertanya kepadanya, "Apakah keduanya itu?" Ia menjawab,"Tanah yang tandus dan bara yang berjatuhan dari sisi roti yang dipanaskan di atas api, seperti cairan yang kental dan merah, karena dimerahkan oleh api." jadi, al muhli adalah setiap cairan yang dipanaskan dan telah mencapai puncak panasnya atau bukan cairan kemudian mencair karena dipanaskan dan telah mencapai puncak panas (Ibnu Jauzi dalam Zad Al Masir (5/135) [Tabari, Ibid, hal.153]
di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman (wayus'qā) dengan air (min māin) nanah (ṣadīdin).., [AQ 14-16-17]
Ath Tabari:...Maksudnya, ia diberi minum air. Allah kemudian menjelaskan air apa itu, yaitu air nanah .....berarti air nanah dan darah [Tafsir Ath-Tabari, Vol.17 hal.472-474]
Kepada kamu, dilepaskan nyala api dan asap/cairan tembaga (shuwāẓun min nārin wanuḥāsun) maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). [AQ 55.35] Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air mendidih yang memuncak panasnya (ḥamīmin ānin). [AQ 55.43-44]
Ath-Tabari (Untuk AQ 55.35):..Firman-Nya wanuḥāsun. Sebagian mengatakan bahwa artinya adalah asap [Tafsir Ath-Tabari Vol.24, hal.407]. Ahli Tafsir lain mengatakan bahwa maksud an-nuhaas pada ayat ini adalah kuningan [Tabari, Ibid, hal.407-409]. Tabari: Dari dua pendapat tersebut, yang benar menurutku adalah yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan an-nuhaas adalah asap. ...dan bangsa Arab menamakan asap dengan nuhaas (dengan huruf nun berharakat dhammmah) dan nihaas (dengan huruf nun berharakat kasrah). Ulama Qira'at sepakat dengan huruf nun berharakat dhammah [Lihat Abu-Hayyan dalam Al Bahr Al Muhith (10/65] [Tabari, Ibid, hal.410]
Di samping itu, terdapat hadis yang menyatakan ketika Matahari mendekati manusia hingga jarak 1-2 mil, suhunya hanya membuat berkeringat deras:
- Al Hasan bin Sawwar - Laits bin Sa'ad dari Mu'awiyah bin Shalih - Abu 'Abdur Rahman - Abu Umamah - Rasulullah SAW: "Pada hari kiamat matahari mendekat seukuran 1 mil, panasnya ditambahkan sekian dan sekian, serangga-serangga akan mendidih layaknya tungku, mereka mengeluarkan keringat berdasarkan kesalahan-kesalahan mereka, diantara mereka ada yang mencapai dua mata kaki, ada yang mencapai dua betis, ada yang mencapai pertengahannya dan ada yang dikekang keringat." [Ahmad no.21162]
Riwayat [Tirmidhi: (Suwaid bin Nashr - Ibnu Al Mubarak)/Muslim: (Al Hakam bin Musa Abu Shalih - Yahya bin Hamzah)] - Abdurrahman bin Jabir - Sulaim bin Amir - Al Miqdad bin Al Aswad - Rasulullah SAW: "Pada hari kiamat, matahari didekatkan ke manusia [Tirmidhi: "hingga sebatas 1 atau 2 mil"/Muslim: "hingga sebatas 1 mil"] -berkata Sulaim bin Amir: Demi Allah, aku tidak tahu apakah beliau memaksudkan jarak bumi ataukah mil yang dipakai bercalak mata- (Timirdhi: "lalu matahari melelehkan mereka,") lalu mereka berada dalam keringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang berkeringat hingga tumitnya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat." [Tirmidhi: "Aku melihat"/Muslim: "Al Miqdad berkata:"] Rasulullah SAW menunjuk dengan tangan ke mulut beliau. [Tirmidhi: + "maksudnya benar-benar tenggelam. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih dan dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Sa'id dan Ibnu Umar"] [Muslim no.5108/40.6852 dan Tirmidhi no.2354/4.11.2421]
Abdul 'Aziz bin Abdullah - Sulaiman - Tsaur bin Yazid - Abul Ghaits - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Pada hari kiamat manusia berkeringat, hingga keringat mereka di bumi setinggi 70 hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga dan mulut." [Bukhari no.6051/8.76.539]
Quran menyampaikan bahwa SELURUH MUSLIM masuk NERAKA DULU, TIDAK ADA yang langsung ke Surga:
- Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui (tsumma lanahnu a'lamu) orang-orang yang seharusnya (bialladziina hum awlaa) dimasukkan ke dalam neraka/terbakar di dalamnya (bihaa shiliyyaan). DAN TIDAK ADA SEORANGPUN DARI KALIAN (wain minkum) MELAINKAN (illaa) MENDATANGI/MEMASUKI (waariduhaa) (neraka) INI (kaana). Hal itu bagi Tuhanmu ADALAH SUATU KEMESTIAN YANG SUDAH DITETAPKAN. ('alaa rabbika hatman maqdhiyyaan). Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa (tsumma nunajjii alladziina ittaqaw) dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut (wanadzaru alzhzhaalimiina fiihaa jitsiyyaan). [AQ 19.70-72, Surat Maryam, Al Makiyyah turun di urutan no.44, kecuali ayat no.58 dan no.71 adalah madaniyyah]
- Sebagian ahli tafsir: orang kafir, bukan orang mukmin [Ibid, hal.653-654]
- Sebagian ahli tafsir: orang mukmin dan kafir, hanya saja bagi orang mukmin sekadar lewat sedangkan bagi orang kafir adalah masuk ke dalam [Ibid, hal.654]
- Sebagian ahli tafsir: bagi orang mukmin adalah apa yang menimpanya di dunia, berupa demam dan penyakit [Ibid, hal.655]
- Sebagian ahli tafsir: seluruh manusia, kemudian orang-orang beriman keluar dengan amal perbuatannya [Ibid, hal. 655-658]
Tafsir Ath-Tabari untuk AQ 19.71:
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa lafaz wāriduhā/al-wurud adalah memasuki [Tafsir Ath-Tabari, Vol.17, Pustaka Azzam, hal.647-653], untuk siapa yang dimaksud memasuki neraka:
Abu Ja'far (Tabari): Pendapat yang paling tepat adalah yang mengatakan bahwa semuanya akan memasuki neraka, kemudian orang-orang beriman keluar darinya setelah Allah menyelamatkan mereka. sedangkan orang-orang kafir tetap di dalam neraka [Ibid, hal.658-659].
Neraka menjadi sejuk bagi kaum Mukmin:
Riwayat Sulaiman bin Harb - Gholib bin Sulaiman Abu Shalih - Katsir Bin Ziyad Al Busani - Abu Sumayyah: ...lalu saya bertemu Jabir bin Abdullah. Lalu saya berkata: kami berselisih dalam masalah wurud, Sebagian dari kami berkata: orang mukmin tidak akan memasukinya, sedangkan sebagian yang lain berkata: mereka semua akan masuk tanpa terkecuali. Lalu (Jabir bin Abdullah) menaruh jari-jarinya pada kedua telinganya dan berkata: sumbatlah kedua telingamu jika saya tidak mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Al wurud adalah semuanya masuk tidak akan tersisa, orang baik maupun orang berdosa akan mamasukinya namun bagi orang mukmin itu menjadi kesejukan dan keselamatan sebagaimana yang terjadi pada Ibrahim, sampai Neraka atau Jahannam menjadi gaduh karena sejuknya tersebut lalu Allah memanggil orang yang bertakwa dan meninggalkan orang-orang dhalim dalam keadaan duduk. [Ahmad no.13995. Di penjelasan hadis: Al-Hakim mensahihkan rantai perawi. IslamWeb: "Para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya, ada yang menganggapnya lemah, dan ada pula yang menganggap baik". Tafsir Ibn Kathir untuk AQ 19.71: ...Abu Sumayya: ....Kemudian saya bertemu Jabir ibnu Abdullah...Jabir menjawab, 'semuanya mendatangi neraka'". Sulaiman ibnu Murrah mengatakan bahwa mereka semua memasukinya. Lalu ia mengisyaratkan kedua jari telunjuknya ke arah kedua telinganya dan mengatakan..(sama seperti hadis Ahmad). Ibn Kathir: Hadis gharib, para ahli hadis tidak ada yang mengetengahkannya selain dari Sulaiman ibnu Murrah]
Matahari tidak ada di Surga, Matahari, Bulan dan Bintang di Laut/Neraka:
- Quran:
"dan matahari dan bulan dikumpulkan (Wajumi'a a(l)sysyamsu waalqamaru)". [AQ 75.9].
Ath-Tabari dalam tafsirnya mengutip riwayat Ibn Wahab - Sa'id bin Abu Ayyub - Abu Syaibah Al Kufi - Zaid bin Aslam - Atha bin Yassar: keduanya dikumpulkan pada hari kiamat, kemudian dicampakkan ke dalam laut, lalu Ia menjadi api Allah yang besar (Ath Tabari, Ibid, vol 25, hal.801. Hadis ini dari As-Suyuti dalam Ad-Darr Al Mantsur (8/345), disandarkan kepada Ibn Jarir dan Al Mundzir)
Ibn Kathir dalam tafsir untuk AQ 81.1-14:
Ibnu Abu Hatim - Abu Sa'id Al-Asyaj dan Amr ibnu Abdullah Al-Audi - Abu Usamah - Mujalid - seorang syekh, dari Bajulah - Ibnu Abhas sehubungan dengan makna izasy syamsu kuwwirat: kelak di hari kiamat Allah menggulung matahari, bulan, dan bintang-bintang di laut, lalu Allah mengirimkan angin dabur dan membakarnya dengan api". Hal yang sama dikatakan oleh Amir Asy-Sya'bi. Ibnu Abu Hatim - ayahku - Abu Saleh - Mu'awiyah ibnu Saleh - ibnu Yazid ibnu Abu Maryam - ayahnya - Rasulullah Saw: "(AQ81.1) lalu beliau Saw: Matahari digulung di dalam Neraka Jahanam". Al-Hafiz Abu Ya'la - Musa ibnu Muhammad ibnu Hibban - Darasat ibnu Ziyad - Yazid Ar-Raqqasyi - Anas - Rasulullah Saw: Matahari dan bulan adalah dua ekor banteng yang (akan) disembelih kedua-duanya di dalam Neraka". Hadis ini daif karena Yazid Ar-Raqqasyi orangnya daif ...Al-Bazzar - Ibrahim ibnu Ziyad Al-Bagdadi - Yunus ibnu Muhammad - Abdul Aziz ibnul Mukhtar - Abdullah Ad-Danaj - Abu Salamah ibnu Abdur Rahman ibnu Khalid ibnu Abdullah Al-Qisri di masjid ini (yaitu masjid Kufah) - Al-Hasan - Abu Hurairah - Rasulullah Saw: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ekor banteng di dalam Neraka yang keduanya disembelih kelak di hari kiamat..." Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa Abu Salamah belum pernah meriwayatkan dari Abu Hurairah melainkan hanya melalui jalur ini. Dan Abdullah ibnu Danaj belum pernah meriwayatkan dari Abu Salamah selain dari hadis ini ... Yazid ibnu Abu Maryam - Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: (AQ 81.2) Nabi Saw: "Bintang-bintang itu berjatuhan ke dalam Neraka Jahanam bersama-sama dengan semua yang disembah selain Allah, semuanya dimasukkan ke dalam Neraka Jahanam,..."/. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dengan sanad yang seperti di atas ... Ibnu Jarir - Ya'qub - Ibnu Aliyyah - Daud - Sa'id ibnul Musayyab - Ali r.a. bertanya kepada seorang lelaki Yahudi,"Di manakah Neraka Jahanam itu?'" Lelaki itu menjawab, "Di laut." Kemudian Ali berkata, bahwa menurutnya lelaki Yahudi itu benar dalam jawabannya, karena Allah Swt. telah berfirman: dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (AQ 52.6: "dan laut yang didalam tanahnya ada api") Dan firman-Nya: dan apabila lautan dipanaskan (AQ 81.6)"
(Tampaknya, suhu Neraka di dua Agama ini, juga suhu Matahari di Islam, jauh lebih rendah dari suhu Matahari kita, yaitu pada bagian fotosfer (5772 K), pada di bagian luar/korona (5×106 K) dan pada bagian inti (1,57×107 K), yang radiasinya sampai bumi mencapai suhu 300 K)
Terkait apakah ada atau tidaknya Matahari dan bulan di Surga, beberapa ayat Quran, menyatakan bahwa di Surga juga terdapat Matahari:
- Quran:
"yaitu Surga Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati. (AQ 19.61) Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam Surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezekinya di Surga itu tiap-tiap pagi dan petang (buk'ratan waʿashiyyan).(AQ 19.62) Itulah Surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa". [AQ 19.63]
Ibn kathir dalam tafsirnya untuk AQ 19.62:
Yaitu semisal dengan waktu pagi dan waktu petang. Hal ini bukan berarti bahwa di Surga ada siang dan ada malam, tetapi mereka berada dalam waktu-waktu yang silih berganti, mereka mengetahuinya melalui sinar dan cahaya yang beraneka ragam, (yakni mereka berada dalam alam yang selalu bercahaya dan terang-benderang oleh nur). ... Ad-Dahhak - Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (AQ 19.62) Bahwa yang dimaksud dengan pagi dan petang adalah perkiraan malam dan siang hari.
Ibnu Jarir - Ali ibnu Sahl - Al-Walid ibnu Muslim yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Zuhair ibnu Muhammad tentang makna firman-Nya: (AQ 19.62) Maka ia menjawab, "Di Surga tidak ada malam hari, para penghuninya selalu berada dalam cahaya selama-lamanya, tetapi mereka mempunyai perkiraan malam dan siang hari. Hal tersebut diketahui melalui tertutupnya tirai-tirai dan pintu-pintu rumah-rumah mereka. Pertanda siang hari diketahui dengan diangkatnya semua tirai dan dibukanya semua pintu rumah mereka."
...Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (AQ 19.62) Di dalam Surga ada dua saat, yaitu saat pagi dan saat sore; tetapi bukan seperti siang dan malam hari di dunia ini, sebab sesungguhnya yang ada di dalam Surga hanyalah sinar dan cahaya, tidak ada kegelapan.
Mujahid mengatakan, yang dimaksud bukan pagi dan petang, melainkan mereka diberi hidangan sesuai dengan kesukaan mereka ketika di dunia.
Al-Hasan dan Qatadah serta lain-lainnya mengatakan bahwa dahulu ada segolongan orang Arab yang hidup serba mewah, biasa makan pagi dan makan malam. Maka turunlah Al-Qur'an sesuai dengan kemewahan yang dialami oleh mereka. Untuk itu Allah Swt. berfirman: (AQ 19.62)
Ibnu Mahdi - Hammad ibnu Zaid - Hisyam - Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya: (AQ 19.62) Yaitu setiap pagi sampai sore dan setiap sore sampai pagi, tetapi tidak ada malam harinya di dalam Surga...
Ath-Tabari dalam tafsirnya untuk AQ 19.62:
..di Surga tidak ada malam dan siang (hal.626).. Ali bin sahal- Al walid bin Muslim - Zuhair bin Muhammad tentang firman Allah (AQ 19.62): ..Tidak ada malam di Surga mereka berada dalam cahaya terus-menerus. Mereka memiliki kadar waktu malam dan siang, yang mereka ketahui kadar waktu malam dengan ditutupnya hijab dan ditutupnya pintu, sedangkan untuk mengetahui kadar waktu siang adalah dengan hijab dan dibukanya pintu" (Ibnu Hatim dalam tafsir (7/2413)) ... Ibnu Harb - Musa bin Isma'il - Amir bin yasaf - Yahya: "Orang-orang Arab pada masa itu beranggapan bahwa barang siapa di antara mereka memiliki makannan malam dan siang, maka itulah kenikmatan bagi mereka Lalu turun ayat (AQ 19.62) Seperti waktu antara makan siang dan makan sore kalian ketika di dunia" (Al Qurthubi dalam tafsir (11/127))... Al Hasan bin Yahya - Abdurrazzaq Ats-Tsarni - Ibnu Abi Najih - Mujahid: "Bukan berarti pagi dan sore, akan tetapi mereka diberikan makanan itu pada saat seperti ketika di dumia mereka sedang nafsu makan". (Abdrrrazzaq dalam tafsir (2/361) dm ibnu Abi Hatim dalam tafsir (7/2413)). Bisyr bin Mu'adz -Yazid - Sa'id - Qatadah: "(AQ 19.62) Di dalamnya ada dua saat yaitu pagi dan sore, namun hal itu tidak berarti ada malam, akan tetapi ia adalah sinar dan cahaya.(Ibnu Al Jauzzi dalam Zad Al Masir (5/247, 248))" [Tafsir Tabari, vol.17, hal 626-627]
- "..(bi)lisaan(in/un) arabiyy(in/un) mubiin(in/un)" (..(dengan) bahasa arab yang JELAS/TERANG) [AQ 16.103, 26.195] juga di: "quraanan 'arabiyyan ghayra dhi iwajin.." (Quran dalam bahasa arab yang tidak bengkok (tidak belok-belok)..)" [AQ 39.28].
Ibn Kathir dalam tafsirnya:
"Maksudnya: `Quran ini yang kami turunkan padamu, Kami turunkan dalam kesempurnaan dan kefasihan bahasa arab, sehingga membuat JELAS, tidak ada ruang untuk alasan dan memberi BUKTI JELAS, menunjukan jalan lurus." [AQ 26.195]. Dan: "maksudnya: ini dalam dialek arab yang sederhana/jelas, tanpa kebengkokkan, penyimpangan atau kebingungan. Ini sederhana, bukti jelas. Allah telah membuatnya menjadi seperti ini dan telah diturunkan seperti ini" [AQ 39.28]
- Hadis:
Riwayat Muhammad bin Rafi' - Abdurazzaq - Mamar - Hammam bin Munabih - Abu Hurairah - Rasullulah SAW: "Rombongan pertama yang memasuki Surga rupa mereka bagaikan bulan di malam purnama mereka tidak neludah, tidak ingusan dan tidak berak didalamnya, bejana dan sisir mereka dari emas dan perak, tempat bara api mereka kayu wangi, .. mereka memahasucikan Allah di pagi dan di sore..."[Muslim no.5065]. Riwayat Abu Al Yaman - Syu'aib - Abu Az Zanad - Al A'raj - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: Rombongan pertama yang memasuki Surga rupa mereka bagaikan bulan...yang senantiasa bertasbih pagi dan petang...". Mujahid berkata: 'Al Ibkar artinya awal fajar sedangkan Al-'Asyiyy condongnya matahari ke barat hingga akan terlihat akan terbenam [Bukhari no 3007]. Juga hadis lain yang juga ada dalam tafsir Ibn kathir untuk AQ 19.62: "... Imam Ahmad - Abdur Razzaq - Ma'mar - Hammam - Abu - Rasulullah Saw: Gelombang pertama yang masuk Surga, rupa mereka bagaikan rembulan di malam purnama; .... mereka bertasbih menyucikan Allah setiap pagi dan petangnya". Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahih masing-masing melalui hadis Ma'mar dengan sanad yang sama. Imam Ahmad - Ya'qub - ayahku - Ibnu Ishaq - Al-Haris ibnu Fudail Al-Ansari - Mahmud ibnu Labid Al-Ansari - Ibnu Abbas - Rasulullah Saw: "Para syuhada berada di pinggir sungai di dekat pintu Surga di dalam sebuah kemah hijau; dikirimkan kepada mereka rezeki mereka dari dalam Surga setiap pagi dan petangnya". Imam Ahmad dari jalur ini telah meriwayatkannya secara munfarid/sendirian ... Ibnu Abu Hatim - Ali ibnul Husain - Sulaiman ibnu Mansur ibnu Ammar - ayahku - Muhammad ibnu Ziyad (kadi penduduk Syammat) - Abdullah ibnu Hadir - Abu Salamah ibnu Abdur Rahman - Abu Hurairah - Nabi Saw: "Tiada suatu pagi hari pun dari hari-hari Surga yang semuanya adalah bagaikan pagi hari (keindahannya), melainkan disuguhkan kepada seorang kekasih Allah di dalam Surga pengantin wanita berupa bidadari yang bermata jeli, yang paling rendahnya di antara para bidadari itu terciptakan dari za'faran (minyak wangi yang semerbak baunya)". Abu Muhammad mengatakan bahwa hadis ini berpredikat garib lagi munkar]
Adam diciptakan di hari Jum'at [Muslim no.1410 dari Harmalah bin Yahya - Ibnu Wahb - Yunus - Ibnu Syihab - Abdurrahman bin Al A'raj - Abu Hurairah - Rasululla SAW; juga Muslim no.1411], yaitu saat Ashar [waktunya adalah ketika Panjang Bayangan benda 2x tinggi benda] menurut ucapan Nabi SAW yang berasal dari Abu Huraira [Muslim no.4997/039.6707 (juga di Ahmad no.7991. Juga di Muslim no.4.1856, 1857, Abu dawud no.3.1041, 1042); Imam Ahmad [Tafsir Ibn Kathir pada surat 7.54]; Ibn Abbas - 'Ikrimah - Abu Sa'd al-Baqqal - Abu Bakr b. 'Ayyash - Hannad b. al-Sari [The History of al-Tabari, Volume 1 - General Introduction and from the Creation to the Flood (trans. Franz Rosenthal, State University of New York Press, Albany 1989), pp. 187-193]
"Adam di Surga selama 1 Jam saja" [Tafsir Ibn kathir AQ 2.35-36]. Tabari: Riwayat 'Abdallah b. Salim dan lainnya - Abu Kurayb-Ibn Idris - Muhammad b. 'Amr - Abu Salamah - Abu Hurayrah - Nabi SAW: "Hari terbaik untuk melihat matahari terbit adalah Jum'at. Di hari itu Adam diciptakan, dimasukan Surga, dan digelincirkan, di hari itu kiamat datang. Lebih lanjut di hari jumat ada satu jam (dengan gerakan tangannya) sangatlah singkat... 'Abdallah b. Salim berkata: Aku tahu jam yang mana itu. Itu adalah jam terakhir di hari jumat. Allah berkata: Manusia diciptakan dengan tergesa-gesa. Aku akan menunjukkan kepadamu tanda-tanda-Ku, tetapi jangan meminta Aku untuk terburu-buru". Juga riwayat Muhammad b. 'Amr (al-Bahili) - Abu' Asim (alNabil) - Isi (b. Maymun) - Ibn Abi Najih - Mujihid, mengomentari firman Allah: "'Manusia diciptakan tergesa-gesa,': (Ini mengacu pada) Penciptaan Adam, pernyataan ketika dia diciptakan setelah segala sesuatu yang lain pada akhir siang hari pada hari penciptaan. Ketika ruh itu menghidupkan matanya, lidahnya, dan kepalanya, tetapi belum mencapai bagian bawah tubuhnya, dia berkata: Ya Tuhanku, cepatlah dengan penciptaanku sebelum matahari terbenam!" [The History of al-Tabari, op-cit, hal.286-287]
Pernyataan para ulama tradisional ini menyebabkan sulit untuk memastikan apakah ada atau tidak Matahari di Surga, pun jika ada, tampaknya Surga di Islam jauh lebih panas dari suhu dunia tempat kita berada, alasannya: Matahari, Bulan dan Bintang berada di langit terdekat (penyebutan langit dalam bentuk tunggal/samaai), posisi Surga ada juga di langit terdekat dan Surga tada di atas bumi:
- Sesungguhnya Kami hiasi langit [Al-samāa] terdekat/dunia [al-dunyaa] dengan hiasan BINTANG-BINTANG [al-kawākibi]...[AQ.37.6-10]
Dan pastinya Kami hiasi langit [Al-samāa] terdekat/dunia [al-dunyaa] dengan PELITA-PELITA [mashaabiiha],..[AQ 67.5]
Dan pastinya Kami jadikan di [fī] langit [al-samāi] HIASAN-HIASAN [burūjan]..[AQ 15.16-18]
"BerkatNya yang menjadikan di [fī] langit [al-samai] hiasan-hiasan [burūjan] dan menjadikan di situ [fīhā] sebuah lampu [sirājan] dan bulan [waqamaran] bercahaya [munīran].".[AQ 25.61]
"dan menjadikan padanya [bulan [al-qamara] bercahaya [nūran] dan menjadikan Matahari [al-shamsa] lampu [siraajaan] [AQ 71.16]" + "dan menjadikannya LAMPU [sirajan] yang amat terang/terik [wahhaajaan] [AQ 78.13]".
Hadis:
ketika Adam diturunkan dari Surga, kepalanya menyentuh langit sehingga menjadi botak, turunannya mewarisi kebotakannya [Kitab Al-Tabaqat Al Kabir, Vol.1, 1.3.42 (Riwayat Ibn Sa`d - Hisham Ibn Muhammad - Ayahnya - Abu Salih - Ibn `Abbas). Juga di Tabari, Vol.1 hal.297]
Namun, Allah di Quran, telah menyampaikan dengan tegas bahwa Ia membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan Injil
-
Dia menurunkan Al Kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan (muṣaddiqan) yang telah sebelumnya (limā bayna yadayhi) dan menurunkan Taurat dan Injil (wa-anzala al-tawrāta wal-injīla), [AQ 3.3]
"wamuṣaddiqan limā bayna yadayya mina al-tawrāti.. (Dan membenarkan Taurat yang datang sebelumku,.. [AQ 3.50]
[Gambar di ambil dari: sini, sini dan sini]