Minggu, 1 Juni 2008, adalah hari Kesaktian Pancasila. Ketika tengah menonton TV..tiba-tiba aku terpaku..terhenyak pada satu tayangan keberingasan..yang sangat ku kenal! De Javu! Akhirnya Itu terjadi kembali! Dilakukan terhadap sesama anak bangsa, satu tanah air, satu negara, satu bahasa dan...kemungkinan besar, banyak dari mereka beragama sama dengan penyerangannya!
Ya!..hari itu, sekali lagi Kesaktian Pancasila mengalami ujian! Ia diuji dengan dahsyat! Mari kita simak potongan-potongan berita berkenaan dengan hal itu:
http://www.vhrmedia.com/vhr-news/berita,FPI-Serbu-Aksi-Peringatan-Kelahiran-Pancasila-1809.html
Salah satu tokoh korban yang terkena pukulan adalah Suaedi, Direktur Eksekutif Wahid Institute. Ketika penyerangan terjadi, dia berada di tengah-tengah massa yang sedang mempersiapkan aksi. "Mereka (massa FPI) datang dari arah kanan. Saya tidak lari, karena ada istri saya dan beberapa orang tua yang menggunakan kursi roda. Dia juga tak luput dari hajaran pasukan berjubah itu," kata Suaedi.
* * *
01/06/2008 13:46 WIB
Rusuh Monas, FPI Kejar Ambulans yang Bawa Korban
Moksa Hutasoit – detikcom
Jakarta - Korban akibat amukan massa yang mengenakan atribut FPI terus berjatuhan. Upaya pertolongan oleh petugas medis dihalangi orang-orang yang bertindak brutal itu.
Pantauan detikcom Minggu (1.6.2008) pukul 13.30 WIB, 3 ambulans yang hendak membawa para korban ke rumah sakit terdekat malah dikejar oleh massa.
Mereka tampak memukul-mukulkan kayu ke badan mobil berwarna putih itu. Untung saja, ketiga ambulans itu dapat selamat dari amukan massa.
Pukul 13.40 WIB, aksi pemukulan berhasil dihentikan oleh polisi. Massa yang berjumlah sekitar 500 orang itu kini dihadang oleh polisi. ( ken / iy )
* * *
http://www.waspada.co.id/Berita/Nasional/FPI-Bubarkan-Apel-Massa-AKK.html
Kiai Maman Imanulhaq mengaku diinjak dan dipukuli dengan bambu oleh massa FPI. "Ketika itu antara pukul satu dan setengah dua siang. Kita di Monas untuk aksi damai memperingati Hari Kelahiran Pancasila. Tiba-tiba massa FPI sambil berteriak bubarkan Ahmadiyah, bubarkan kafir sambil membawa bambu," kata Maman, yang ditemui di RS Mitra Internasional, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (1/6).
Setelah itu, kata Maman, ada 10 orang dari massa FPI yang mengeroyoknya. "Mereka memukul muka dan menendang. Setelah itu, saya jatuh diinjak-injak dan dipukuli pakai bambu," ujar Maman.
Akibatnya, dagu Maman mengeluarkan darah. Setelah kejadian itu dirinya tidak sadarkan diri. Maman lalu dibawa ke RS Mitra dengan menggunakan taksi. Dagu Maman yang luka dijahit 5 jahitan.
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/02/1/114777
JAKARTA - Korban kekerasan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), total 41 orang dari pengikut Ahmadiyah.
Korban yang terdiri dari orangtua dan anak-anak, umumnya menderita luka akibat pukulan.
"Semua korban akibat serangan FPI terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan orangtua," ujar Humas Ahmadiyah Yendra Budiyana kepada okezone, di Jakarta, Senin (2/6/2008).
Aku paham bahwa TV biasanya lebih bernuansa komersil daripada menyuarakan kebenaran pemberitaan...
Namun, kalau ucapan dan keadaan yang diderita oleh Kyai tersebut dimuat oleh banyak media bahwa ia digebuki oleh orang-orang dengan atribut agama yang sama...itu bukan lagi berita komersil namun sungguh keterlaluan!
Namun, kalau pembicaraan dan derita kesakitan seseorang yang tengah melindungi wanita dan seorang cacatdikursi roda dimuat banyak media (dagunya benjol) setelah ikut pula digebuki bersama orang yang ia lindunginya oleh orang-orang yang membawa atribut-atribut islam yang dongengnya adalah agama cinta damai...maka itu sungguh biadab!
Namun, kalau pembicaraan itu dilakukan oleh beberapa wanita, dimuat di banyak media bahwa mereka diberangus hak berkumpul, hak menyuarakan pendapat...apapun alasannya digebuki oleh sekelompok orang-orang yang membawa atribut-atribut islam yang dongengnya adalah agama yang paling melindungi wanita...maka itu sungguh munafik!
Atas nama Islam...mereka telah melakukan sendiri PENODAAN ajaran yang mereka mendongengkan kepada pihak lain dan menuduhkan bahwa oranglain-lah yang melakukan penodaan agama! Mereka menghajar tanpa pandang bulu dengan TONGKAT dan KEROYOKAN kepada Kyai mereka sendiri, orang-orang tua, wanita dan penyandang cacat...yang saat itu sama sekali tidak tengah mempersenjatai diri?
Tidakkah anda merasa terenyuh, betapa tersia-sianya saat-saat akhir Sang Nabi Besar disakratul maut, beliau merintih dengan penuh penderitaan...pun masih menyuarakan luapan rasa yang sarat kepedihan dan kecemasan:
"Umat..ku.. Um..at..ku.. U..m..a..t..k..u"
* * *
Bisa jadi, FPI merasa sangat terhormat dapat menghajar dan mengeroyok para anak-anak, ibu-ibu dan orang-orang tua yang tidak berdaya! dan Kelihatannya....kalau orang-orang FPI di suruh untuk memilih mana yang dihajar duluan antara orang-orang Ahmadiyah dan anjing, maka yang duluan di HAJAR adalah orang-orang Ahmadiyah!
Pikiran itu memang berkelebat sejenak dalam benakku. Namun, meluap sudah rasa penasaranku dibuatnya! Benarkah mereka akan memilih pilihan itu???? Saat itu juga, segera aku adakan survey terhadap 25 orang yang aku kenal (pria, muslim dan berkeluarga) dengan pertanyaan sebagai berikut:
'Kalau kamu bertemu dengan FPI (Front Pembela Islam), Ahmadiyah dan Anjing...mana di antara ketiganya yang akan kamu hajar habis-habisan terlebih dahulu??'
Menariknya adalah 21 orang menjawab sesuai dugaan ku, "AHMADIYAH!!!!!"
Pertanyaanku yang berikutnya, "Lantas yang lainnya diapain???"
Jawab mereka, "Ya sama-sama ngga diapa-apain..."
Luar biasa bukan? proses belajar mengajar, doktrinasi yang diterima, bahwa atas nama agama bisa menumbuhkan kebencian dan rasa permusuhan yang dalam serta meniadakan rasa kemanusian??!!
Tapi, paling tidak aku mengetahui satu hal dan menurutku ini adalah kenyataan yang lucu, ternyata pada akhirnya mereka toh mengelompokkan FPI dan ANJING pada kelompok yang sama!
- Intelkam Sudah Tahu 30 menit Sebelum Kejadian
- FPI Sudah Menghancurkan Wajah Islam Yang Lukenal
- Kronologi Versi FPI
- Kronologi Versi AKK-BB
- Kronologi Versi Salah Satu Korban FPI
- Klaim FPI: Pistol di Acungkan Pihak AKK-BB
Tanggal 04 Juni 2008, 14:11 WIB melalui detik.com, aku mendapat satu kepastian paling gila!!!!! yaitu INTELKAM MABES POLRI SUDAH TAHU
Sekjen PDIP Pramono Anung bersyukur mendapat telepon dari Kabag Intelkam Mabes Polri Irjen Saleh Saaf. Karena telepon itulah PDIP tidak ikut tercoreng kerusuhan Monas 1 Juni lalu.
...
"30 Menit sebelum kejadian (kerusuhan), saya ditelepon oleh mantan Kadiv Humas Polri Saleh Saaf (kini Kabag Intelkam-red) . Katanya meminta saya agar massa PDIP ditarik. Akan ada kelompok lain yang datang. Akan ada kejadian. Kalau ada kejadian, PDIP akan tercoreng," cerita Pram
...
Dari informasi itu, Pram menyadari bahwa polisi sejatinya sudah mengetahui akan ada dua massa yang berhadapan. Pram menyesalkan polisi tidak mengantisipasi serangan massa FPI pada massa AKKBB.
...
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/06/tgl/04/time/141106/idnews/950355/idkanal/10/idpartner/
Wow!!!! SULIT untuk percaya bahwa Penyerangan FPI di MONAS tanggal 1 Juni 2008 BUKAN merupakan TAKTIK PEMERINTAH untuk mengalihkan ISU kenaikan harga BBM!!! Seperti bantahan Andi Malarangeng di ANTARANEWS, 03/06/08, 19:02: "Malarangeng: Penanganan Bentrokan di Monas Bukan Pengalihan Isu"
[Kembali]
di ambil dari Hidayatulah. com dan merupakan tulisan sendiri di milis mediacare
03/06/2008 04:03 WIB
Kronologi Rusuh Monas Versi FPI
Irwan Nugroho - detikcom
Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) mengklaim tindakannya terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) bukan tanpa alasan. Tindakan itu akibat provokasi yang dilakukan AKK-BB saat mereka secara bersamaan menggelar aksi di Monas.
Berikut kronologi rusuh di Monas versi FPI seperti yang disampaikan kepada detikcom, Selasa (3/6/2008). Kronologi ini dapat dilihat di blog FPI dengan alamat http://fpipetamburan.blogspot.com.
Pada Minggu 1 Juni itu, massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi menolak kenaikan harga BBM menuju Istana Negara yang diikuti perwakilan Serikat Kerja PLN, FPI, dan sebagainya.
Demo itu telah mendapatkan izin dari aparat kepolisian setempat dengan pengawalan yang rapi dan ketat. Sehingga dapat dikatakan demo itu adalah kegiatan resmi dan legal berdasarkan UU.
Pada saat yang bersamaan, muncul kelompok yang menamakan diri Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan berkeyakinan (AKK-BB), yang notabene pro Ahmadiyah.
Seperti dilansir dalam siaran TV, kegiatan AKK-BB di Monas tidak diperkenankan oleh Kepolisian, karena akan berbenturan dengan pihak yang tidak mendukung acara mereka. Dengan kata lain, kegiatan AKK-BB tidak mendapat izin polisi.
Melihat gelagat negatif itu, FPI menginstruksikan beberapa personelnya untuk mengetahui apa yang dilakukan AKK-BB di wilayah aksi HTI. Ternyata, AKK-BB melakukan orasi yang menjelekkan FPI dengan mengatakan, "Laskar Setan" dan sebagainya.
Mendengar orasi tersebut, personel FPI melaporkan kepada Laskar FPI. Laskar FPI pun lantas meminta klarifikasi AKK-BB. Namun, AKK-BB mengelak dan menjawab dengan sikap yang arogan sehingga membuat Laskar FPI kesal.
Arogansi AKK-BB makin menjadi dengan mengeluarkan sepucuk senjata api dan menembakkannya ke udara sebanyak 1 kali. Mendengar letusan itu, laskar FPI berusaha mencegah, namun justru ditanggapi dengan tembakan ke udara kembali hingga 4 kali.
Laskar FPI yang makin kesal langsung memukul provokator. Tidak ada anak-anak dan wanita yang menjadi sasaran amarah FPI. Hanya oknum yang sok jagoan dan arogan yang telah mengejek dan menghina kafir kepada laskar FPI yang menjadi sasaran empuk.
FPI menduga AKK-BB adalah kelompok bersenjata yang sengaja disusupkan ke dalam kegiatan demo BBM tersebut. Dengan menyertakan anak kecil dan wanita, mereka berniat mengalihkan isu BBM menjadi pembubaran FPI dengan memprovokasikan sebutan laskar kafir dan tembakan senjata api.
FPI kini menjadi obyek makian masyarakat dan intimidasi oleh Nahdlatul Ulama (NU) berserta elemen-elemennya. Sehingga, makin terbukti bahwa dakwah di jalah Allah SWT akan ditebus oleh fitnah, intimidasi, makian, dari kafirun dan munafikun. Itu semua kronologi versi FPI.
( irw / irw )
Kronologi Penyerbuan FPI (versi AKKBB)
Ditulis pada Juni 3, 2008 oleh sumardiono
Ada kronologi penyerbuan FPI di Monas versi FPI ada kronologi penyerbuan versi AKKBB. Karena kronologi versi FPI sudah dimuat di DetikCom, berikut ini kronologi versi AKKBB yang aku dapat.
Silakan masyarakat menilai sendiri.
Kronologi Tragedi Pancasila Berdarah
Aksi 63 tahun Pancasila; “Satu Indonesia untuk Semua”
Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB)
Pelataran Monas, 1 Juni 2008
12.45
Massa AKKBB mulai berdatangan ke belakang Stasiun Gambir, bercampur dengan massa gerak jalan sehat PDIP. Ada 3-4 polisi yang mengatur lalu lintas dan mengatur massa PDIP yang menuju pulang
12.55
Massa AKKBB yang lain berdatangan ke dalam Pelataran Monas, berkumpul di satu titik untuk konsolidasi.
13.10
Massa AKKBB yang berada di belakang Stasiun Gambir berjalan menuju ke dalam Monas untuk merapatkan barisan dengan massa yang lain, untuk memberi kesempatan kepada massa PDIP membubarkan diri dari tempat parkir di belakang Stasiun. Ada seorang polisi berpakaian preman yang berkumpul di lokasi ini, dan 2 polisi berseragam agak jauh dari lokasi.
13.20
500-an massa FPI-HTI berjalan dari arah utara selayaknya orang baris berbaris.
13.25
Massa FPI-HTI sampai di depan massa AKKBB yang sedang mengatur barisan, dan tanpa basa basi langsung memukuli massa AKKBB yang sebagian duduk-duduk di aspal, tanpa perlawanan. Mereka memukuli membabi buta sambil berteriak: “Kamu Ahmadiyah ya”. “Allahu Akbar”. Tidak ada seorang aparat pun yang menolong. FPI-HTI sudah menyiapkan laskarnya dalam 4 lapis dan lapis terakhir laskar memakai baju hitam hitam, tutup muka dan senjata tajam seperti pedang, sejenis samurai, kayu seperti tombak. Juga pasir pedas yang dilemparkan ke mata.
13.30
Lapisan pertama membubarkan diri namun datang lapisan kedua sambil berteriak Allah Akbar dan minta lapisan pertama kembali menyerang, sehingga bertambah rombongan FPI-HTI yang menyerang teman teman AKKBB. Seorang polisi dengan mobil patroli datang menghampiri namun mobil nya ditendang beberapa orang FPI-HTI sehingga polisi itupun lari. Beberapa anggota AKKBB mencoba minta polisi berbuat sesuatu tapi polisi itu malah pergi. Mereka sempat dihampiri seorang anggota FPI-HTI dengan mengatakan,”Pergi lu, gue tahu lu Ahmadyah, pergi lu, mau mampus lu”.
13.35
Massa AKKBB sudah lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Serombongan polisi bermotor datang ke lokasi, melokalisir massa FPI-HTI. Massa FPI-HTI menghancurkan mobil dan soundsystem di dalamnya, kemudian membakarnya, di depan para polisi yang mengelilingi mereka.
14.00
Tim AKKBB menyisir seluruh lokasi, dan ada beberapa massa AKKBB yang masih tersisa di dalam dan tak berani keluar. Mereka memilih berdampur dengan pengunjung umum Monas, menunggu massa FPI-HTI bubar.
14.15
Massa FPI-HTI berjalan ke arah istana, bergabung dengan aksi HTI yang lain di depan istana.
14.28
AKKBB membuat konferensi pers dadakan di pelataran Galeri Nasional. Polisi mengingatkan massa AKKBB untuk tidak berlama-lama di Galeri Nasional, karena ada kemungkinan massa FPI-HTI masih akan mengejar.
15.00
Massa AKKBB bubar dari Pelataran Galeri Nasional
16.00
8 Sepeda motor berbendera FPI berhenti di depan Galeri Nasional dan melakukan pengamatan. Hanya tersisa beberapa orang di Pelataran Galeri Nasional.
Daftar korban menurut blog ini adalah 42 orang tapi menurut yang ini mencapai 70 orang.
Kronologi Penyerbuan FPI Versi Salah Satu Korban FPI
Berita ini tidak saya dapatkan dari media massa manapun atau blog manapun. Berita ini langsung saya dapatkan dari salah satu korban FPI yang kebetulan adalah kerabatku.
Sebelum lebih lanjut, perlu dicatat bahwa AKK-BB bukanlah sebuah kelompok tunggal melainkan gabungan dari berbagai kelompok yang resah dengan aksi-aksi memaksakan keyakinan yang terjadi akhir-akhir ini.
Korban FPI berasal dari BKOK (Badan Kerjasama Organisasi Kepercayaan2 --- kumpulan dari aliran kepercayaan) yang juga mendukung AKK-BB. Pada tanggal 1 Juni kemarin, korban beserta kawan-kawannya berniat melakukan demonstrasi damai.
Dari BKOK, tidak ada orang yang dibayar untuk demonstrasi karena demonstrasi ini menyangkut hidup mereka.
Korban dan seorang kawannya dari BKOK, sebelum peristiwa diminta melihat situasi di Monas untuk melihat apakah AKK-BB sudah ada sementara kawan-kawannya menunggu di Gambir. Di tangga monas, korban dan kawannya menemukan ibu-ibu dari NU yang akan ikut aksi AKK-BB sudah berada di tempat. Benar ada beberapa dari Ahmadiyah tetapi lebih banyak dari NU.
Sudah tampak FPI di jalan di arah Masjid Istiqlal. Tidak ada satupun dari mereka yang menyangka bahwa kelompok FPI yang diam saja dari tadi kelak akan menyerang mereka.
Kelompok pertama AKK-BB yang sudah berada di lokasi tidak membawa atribut apapun.
Kemudian muncul kelompok AKK-BB lain yang akan bergabung dengan kelompok pertama. Kelompok kedua ini membawa beberapa atribut.
Perlu dicatat bahwa pada saat itu, AKK-BB belum memulai demonstrasi. Masih akan ada rombongan-rombongan lain yang ditunggu.
Selain itu, baik kelompok pertama maupun kelompok kedua, sebagian besar terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Jumlah pemuda laki-laki dan bapak-bapak hanya sedikit.
Begitu kelompok pendatang AKK-BB bergabung dengan kelompok yang sudah ada di Monas, FPI mulai bergerak sambil meneriakkan "Allahu Akbar".
Para pemuda mulai menarik tali untuk menjaga agar tidak ada dari AKK-BB yang terprovokasi untuk menyerang FPI. Hingga detik tersebut, tidak ada satupun dari AKK-BB yang menyangka bahwa FPI berniat menyerang mereka. Mereka membayangkan, paling banter FPI hanya melakukan provokasi namun sambil lewat. Bahkan hingga FPI mendekat, tidak ada prasangka di antara AKK-BB rencana FPI menyerang mereka.
Tiba-tiba FPI mendesak maju sambil membawa panji-panji bendera dari bambu sambil berteriak "Bubar! Bubar!". Para pemuda AKK-BB berusaha menenangkan tetapi FPI malah mendesak maju dan menggunakan tongkat-tongkat bambu untuk memukuli AKK-BB.
FPI lebih mendesak masuk di bagian yang belum sempat dijaga dengan tali dan langsung menyerbu belakang yang sebagian besar berisi ibu-ibu termasuk ibu-ibu NU yang sudah datang lebih dahulu.
Adalah dusta bila FPI mengatakan tidak menganiaya wanita dan anak-anak karena korban melihat ibu-ibu NU yang tadi berbicara dengannya sebelum tragedi berlangsung ikut terkena pukulan.
Beberapa orang dari AKK-BB yang sudah lari ke Taman Monas tetap dikejar oleh FPI. Sementara korban yang juga kerabat saya, yang tadinya melawan akhirnya mengikuti kawannya lari sambil memberi peringatan melalui ponsel pada kawan-kawan BKOK yang masih di Gambir untuk tidak ke Monas.
Pada saat peristiwa, beberapa simpatisan AKK-BB baru tiba di sekitar Monas, namun langsung diarahkan oleh kawan-kawannya untuk segera pergi agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Apalagi sebagian besar simpatisan AKK-BB yang baru datang adalah wanita.
Korban tidak melihat lagi peristiwa-peristiwa yang lebih buruk yang terjadi setelahnya tetapi sebelum pergi, korban hanya melihat kurang dari 10 polisi yang berada di tempat kejadian tanpa bisa berbuat apa-apa. Beberapa anggota keamanan yang dipersiapkan oleh AKK-BB masih berusaha bertahan untuk menyelamatkan anggota AKK-BB yang lain.
Dengan kata lain,
dari kesaksian korban,
FPI memiliki waktu lama melihat siapa saja anggota AKK-BB,
dan mereka pasti sangat menyadari bahwa
kelompok yang mereka serang sebagian besar terdiri dari wanita
dan mereka berani menyangkal,
memutarbalikkan fakta,
mengalihkan perhatian dari tindakan kriminal yang mereka lakukan.
Klaim FPI: Pistol Diacungkan Pihak AKK-BB
Bukti yang di serahkan FPI:
Penjelasan Panitia dan Komentar:
TEMPO Interaktif, Jakarta :
Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menilai pengamanan oleh polisi sangat lemah sehingga penyerangan brutal oleh laskar Front Pembela Islam (FPI) pada Ahad lalu terjadi.
Koordinator AKKBB Anik mengatakan hanya melihat tiga polisi ketika terjadi penyerangan di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, lalu. "Dua berpakaian polisi, satunya preman," katanya kepada Tempo setelah kejadian. "Saya tak tahu polisi menjaga kami atau kegiatan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)."
Koordinator Media AKKBB, Budi Kurniawan, mengaku hanya melihat seorang polisi ketika penyerangan terjadi sekitar 13.30 WIB. "Berpakaian preman menggengam pistol berusaha mencegah aksi brutal FPI," katanya di Galeri Nasional setelah kejadian.
....
Menurut GP Ansor :
Oleh : Sugeng Riyadi, SE
....
Benarkah demikian? Ini masih misteri. (namun herannya ketika saya melihat siaran langsung di televisi mengenai pencidukan anggota Front Komando Islam di Petamburan, di sana kita dapat melihat jelas bahwa para polisi yang berpakaian preman semuanya menyematkan pita merah putih dilengan kirinya.
....
Menurut Saya:
Tidak ada suara letusan pestol ke udara. Monas merupakan ring 1 dan saat itu, tanggal 1 Juni 2008, yang ber-acara bukan saja cuma AKK-BB namun juga PDIP, dimana ada MANTAN Presiden Megawati Sukarnoputri, beberapa Pejabat penting dan juga Wapres ada disekitar lokasi (Sudirman). Letusan Pistol akan memancing banyak aparat untuk segera mendekati lokasi.
Orang yang memegang pistol (dilengan kirinya ada pita merah putih!) berusaha menghalangi gerak maju massa FPI dan melindungi seorang anak remaja yang tengah ketakutan! Di belakang mereka, tampak orang yang memakai Tag pengenal yang digantungkan di leher.
Pita merah putih! itu menunjukan ciri-ciri keorganisasian..Ada perencanaan, ada saksi..ada gambar video, ada wajah yang dikenali...masa iya, polisi tak dapat menangkap (sesuai permintaan FPI)!
Orang tersebut adalah angggota Polisi berpakaian preman yang bertugas di sana dan saat itu Ia sedang berusaha mencegah AKSI BRUTAL berkelanjutan dari massa FPI.
[Kembali]