Sabtu, 17 Juli 2010

Lindungi Kesehatan Anda dengan Merokok..


Berbekal segelas coffe latte yang telah berhenti "bicara" dan petunjuk arah lokasi merokok dari sang peracik coffe starbuck, ku bergegas menuju ujung lorong seputaran Gate 508, Bandara Hongkong.

Di penghujung lorong, ku lihat pintu yang begitu menggoda yang seakan meminta ku untuk segera menjamah dan membukanya. Segera pintu itu ku buka dan kudapati pemandangan yang mengejutkan!

Area merokok yang tersedia jauh dari bayanganku, Ia terletak di atas sebuah teras yang super sangat sangat terbuka, tanpa tempat duduk, tanpa canopy yang melindungi perokok dari sengatan sinar matahari [juga hujan] serta derasnya terpaan angin di bulan Juli itu.

Wow! ini merupakan diskriminasi pelayanan dan pelecehan bagi perokok.

Rupanya pemerintah Hongkong telah termakan konspirasi global yang mencap para perokok barang busuk, berbau, berpenyakitan penghabis asuransi dan segudang cap buruk lainnya.

Kelihatannya masih banyak yang tidak mengetahui bahwa sesungguhnya para perokok tidaklah menyia-nyiakan hidupnya!

Okelah, Aku mulai dengan ini:

    Pendekatan sains medis modern memang cenderung reduksionistis. Banyak simplifikasi dan asumsi yang menyertainya. Termasuk ketika melihat rokok, yang dianggap sangat berbahaya karena punya kandungan nikotin dan tar yang bersifat karsinogen (pemicu kanker).

    Dengan cara pandang ini, kretek dinilai lebih berbahaya dibanding rokok filter, lalu kretek filter lebih berbahaya dibanding rokok putih.

    Faktanya, menurut Sutiman, ada 11.000 zat di dalam rokok yang saling terikat dan saling menetralisir. Memang, kalau nikotin dan tar itu berdiri sendiri, mereka bersifat karsinogen, sama seperti asap kendaraan bermotor atau asap bakaran sate. Tetapi jika terikat dengan lainnya, mereka menjadi netral.

    Alumnus Universitas Nagoya Jepang itu menganalogikan, setiap inci persegi kulit manusia mengadung 32 juta bakteri. Tentu mengerikan jika membayangkan seluruh bakteri ini bisa menjadi sumber penyakit. Faktanya, sebagian besar jasad-jasad renik itu justru penting untuk daya tahan hidup kita ["Mungkinkah Penemunya Mendapatkan Nobel?": Wawancara dengan Prof Sutiman dan dr Saraswati, Suara Merdeka.com, 20 September 2011]
Nah loh!!! Mari kita KUPAS HOAX yang selama ini DITUDUHKAN pada para PEROKOK dan asap rokok, karena ternyata:
  • Nikotin TIDAK menyebabkan kecanduan dan bahkan ironisnya nikotin justru membatasi bukan memfasilitasi kebiasaan!
  • Ratusan penelitian pendukung "nikotin menyebabkan kecanduan" ternyata tidak netral dan terdapat benturan kepentingan dari pendanaan penelitian, sponsorship, promosi dan jabatan!
  • Gema baku quote antara Surgeon general [US Department of Health and Human Services] dan Britain [Tobacco Advisory Group of The Royal College of Physicians], mengenai statement:

    • Cigarettes and other forms of tobacco are addicting
    • Nicotine is the drug in tobacco that causes addiction
    • The pharmacological and behavioral processes that determine tobacco addiction are similar to those that determine addiction to drugs such as heroin and cocaine.

    yang banyak di kutip komunitas sains, agent pemerintah, media dan publik ternyata tidak di dukung oleh bukti empiris!
  • Penyesatan informasi itu mengakibatkan banyak perokok menjadi sulit berhenti karena akhirnya malah percaya bahwa mereka ketagihan nikotin dan bukan karena efek psikologisnya!
Ya! Nikotin dapat menyebabkan ketagihan ternyata HOAX!

[Sumber: Journal of Drug Issues 31(2), 325-394, 2001, "Nicotine as an Addictive Substance: A Critical Examination of the Basic Concepts and Empirical Evidence", Dale M. Atrens; A critique of nicotine addiction, Hanan Frenk, Reuven Dar; Nicotine Addiction: Fact or Theory?;Editorial from the journal Addiction]

Kebetulan diantara belantara ilalang penyesatan informasi bahwa merokok merugikan kesehatan, ku temukan alasan kesehatan untuk tetap merokok:
  • Konon merokok dapat menyebabkan kanker Tiroid namun ternyata ini HOAX BELAKA:

    • Hasil penelitian memberikan BUKTI KUAT bahwa Nikotin TIDAK BERTANGGUNG JAWAB pada efek samping yang diamati dari merokok pada tiroid manusia [US National Library of Medicine,National Institutes of Health: "Efek nikotin pada fungsi tiroid pada tikus", Feb 1998]

    • kanker tiroid TIDAK ADA HUBUNGANNYA dengan MEROKOK TEMBAKAU dan MINUM ALKOHOL. Faktor yang BERHUBUNGAN POSITIF dengan kanker tiroid adalah: TINGGI TUBUH, BERAT BADAN [US National Library of Medicine,National Institutes of Health: "Alcohol drinking, tobacco smoking, and anthropometric characteristics as risk factors for thyroid cancer: a countrywide case-control study in New Caledonia", 15 November 2007]

  • Merokok tembakau TIDAK ADA HUBUNGANNYA dengan Kanker Getah Bening Non Hodgkin:
    Hasil penelitian di San Fransisco menyatakan Intensitas dan lamanya MEROKOK TEMBAKAU pada para pria dan wanita TIDAK ADA HUBUNGANNYA dengan SEGALA jenis kasus kanker getah bening NON-Hodgkin (Lymphoma Non-Hodgkin atau disingkat NHL), NAMUN odds ratio antara NHL VS pemakaian produk TEMBAKAU adalah > 1 (artinya: ada kemungkinan terjadi), yaitu: pada pemakai ROKOK TANPA ASAP (4), pemakai ragam jenis rokok NON KRETEK (2.1), pemakai produk tembakau NON ROKOK (1.7) dan pemakai campuran perokok NON KRETEK dan KRETEK (1.4). Disarankan ada analisis lanjutan dengan penelitian yang lebih besar pada produk tembakau NON ROKOK, Tembakau - terkait penandaan biologis dan faktor genetik dalam perkembangan NHL J (artinya: bikin proyek lagi unuk dapat duit dengan objek rokok) [“Tobacco use and non-Hodgkin lymphoma: results from a population-based case–control study in the San Francisco Bay Area, California”, May 2005, vol.16]

  • Merokok DAPAT MENINGKATKAN PROSES INFORMASI MANUSIA:

    • Rokok dengan kadar nikotin yang lebih tinggi menghasilkan peningkatan lebih tinggi [dalam hal mengolah informasi] dibandingkan dengan rokok dengan kadar nikotin yang rendah
    • Nikotin dapat membalikan efek menggangu dari scopolamine [kebingungan, bergejolak, meracau, halusinasi, prilaku paranoid, delusi]
    • Efek merokok dibarengi dengan peningkatan EEG (elektro ensefalo gram) dan penurunan jeda potensi bangkitan komponen positif

    [0574. University of Reading, Department of Psychology (England). Warburton., D.M.; Wesnes, K. “The Effects of Cigarette Smoking on Human Information Processing and the role of Nicotine in These Effects”; [Rusted, J; Graupner, O'Connell, Nicholls (1994-05-05). "Does nicotine improve cognitive function?". Psychopharmacology (Springer-Verlag) (115): 547–549. http://www.springerlink.com/content/75034q53031260j8/?p=afde608485604678839ab0e950be77f9&pi=0. Retrieved 2008-11-15.]

  • Merokok dapat meningkatkan kinerja gerak [motor performance] [0530. London University, Institute of Psychiatry. O’Connor, K.P “Individual Differences in Psychophysiology of Smoking and Smoking Behaviour”]

  • Perokok secara umum lebih langsing dari non perokok, bahkan ketika mereka mencerna lebih banyak kalori [Banyak penelitian, contoh: 0885. Kentucky State University. Lee. C.J.: Panemangalore. M. “Obesity Among Selected Elderly Females In Central Kentucky.” FUNDING: USDA 0942. University of Louisville. Belknap Campus School of Medicine. Satmford, B.A.; Matter, S.; Fell, R.D., et al. “Cigarette Smoking, Exercise and High Density Lipoprotein Cholesterol” FUNDING: American Heart Association.]

  • Perokok memiliki lebih sedikit plak gigi, radang gusi dan gigi goyah dibandingkan non perokok [Veterans Administration, Outpatient Clinic (Boston). Chauncey. H.H,; Kapur, K.K.; Feldmar, R S. “The ongitudinal and Cross-Sectional Study of Oral Health: in Healthy Veterans (Dental Longitudinal Study)]

  • Perokok lebih rendah terkena insiden sumbatan pembuluh darah balik paru-paru akibat bekuan darah pasca operasi (postoperative deep vein thrombosis) di bandingkan non perokok [Guy’s Hospital Medical School (England). Jones, R.M. “Influence of Smoking on Peri-Operative Morbidity.”]

  • Sel darah merah perokok sigaret memiliki lebih banyak glutathione [anti oksidan] dan katalis yang melindungi sel paru endoehelial dari metabolis O2 [dioksida] daripada sel darah merah non perokok [0759. University of Colorado. Refine, J.E.; Berger, E.M.; Beehler, C.J. et al. “Role of RBC Antioxidants in Cigarette Smoke Related Diseases.” Jan 1980 – continuing]

  • "Nikotin bisa jadi merupakan alternatif yang mengejutkan suatu hari nanti dalam mengobati TUBERCULOSIS yg bandel..Kumpulan berhentinya pertumbuhan TBC pada tes-tes laboratorium bahkan terjadi ketika di gunakan sejumlah kecil nikotin", Kata Saleh Naser, associate professor bagian microbiology and molecular biology dari Universitas Sentral Florida..Naser mengatakan Nikotine adalah lebih baik daripada 10 substansi lain yg juga dipakai dalam test" ("Shocker: 'Villain' nicotine slays TB," Robyn Suriano, Orlando Sentinel, 5/22/01)

  • Merokok melindungi dari penyakit parkinson

    "Hasil ini mengindikasikan bahwa dalam dosis yang cukup perawatan kronis dengan nikotin dapat dipertimbangkan sebagai perawatan pharmacological Penyakit parkinson. Ini juga mendemonstrasikan bahwa aksi ini dapat diperluas menjadi termasuk pada penyakit syaraf lainnya..." [1190. Janson, A.M.; Fuxe, K.; Agnati, L.F. Jansson, A. et al. "Protective effects of chronic nicotine treatment on lesioned nigrostriatal dopamine neurons in the male rat." Pub. in Progress in Brain Research 79:257-65, 1989.]

    "Beberapa penelitian melaporkan bahwa merokok memberikan efek nyata perlindungan terhadap resiko penyakit idiopathic Parkinson [IPD]. Obeservasi-obeservasi ini didukung oleh penelitian neurochemical.." Penemuan yang menyatakan hubungan kebalikan antara merokok dan IPD dapat juga diaplikasikan pada penderita NIP (neuroleptic-indiced parkinsonism) [ 4014. Decina, P.; Caracci, G.; Sandik, R.; Berman, W. et al. “Cigarette smoking and neuroleptic-induced parkinsonism.” In Biological Psychiatry 28(6):502-8, Sept. 15, 1990; Penelitian lain diantaranya:

    "Beberapa penelitian epidemilogical mengindikasikan bahwa ADA HUBUNGAN TERBALIK ANTARA MEROKOK dan PENYAKIT PARKINSON" Ada efek perlindungan nyata dari merokok cigar [ 1102. Carr, L.A.; Rowell, P.P. "Attenuation of 1methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydrophyridine- induced neurotoxicity by tobacco smoke." Published in Neuro-pharmacology 29(3):311-4, Mar 1990]

  • Resiko ulcerative collitis (penyakit di saluran cerna khususnya usus besar - anus, ditandai dengan adanya ulkus atau borok) LEBIH TINGGI PADA KALANGAN NON-PEROKOK DAN EX PEROKOK. Bagi yang telah menderita penyakit, ia kumat lagi segera setelah berhenti kebiasaan merokok [4134. Lorusso, D.; Leo, S.; Miscianga, G.; Guerra, V. “Cigarette smoking and ulcerative colitis. A case control Study.” Hepato-Gastroenterology 36(4): 202-4, Aug. 1989; 4101. Prytz, H.; Benoni, C.; Tagesson, C. “Does smoking tighten the gut?” In Scandinavian Journal of Gastroenterology 24(9):1084-8, Nov. 1989]

  • Hypertensi [tekanan darah tinggi] dan postpartum hemorrhage [pendarahan setelah melahirkan] RENDAH DIKALANGAN PEROKOK [0045. University of Tasmania (Australia). Correy, J.; Newman, N. Curran, J. “An Assessment of Smoking in Pregnancy.”;

    Hipertensi yang terjadi pada perokok adalah 3.94%, non perokok adalah 4.9%[0146. Shanghai Institute of Cardiovascular Diseases. Chen, H.Z.; Pan, X.W.; Guo, G. et al. “Relation Between Cigarette Smoking and Epidemiology of Hypertension.]

  • Merokok MEMILIKI EFEK PELINDUNG pada imunologikal abnormal para pekerja yang bekerja dengan asbes [0429. Institute of Immunology and Experimental Therapy (Poland). Lange, A. “Effect of Smoking on Immunological Abnormalities in Asbestos Workers”.]

    Asbes adalah barang tambang kuat, yang tahan api. Jika asbes dipecahkan ada serat halusnya berupa serat tipis yang mudah melayang di udara. Debu tebal asbes merupakan hal biasa di lokasi pembongkaran gedung, pabrik atau bengkel. Debu itu terhirup lewat hidung/tertelan, serat nya kemudian lengket di lapisan paru-paru atau perut yang lama kelamaan menyebabkan radang dan kemudian kanker.

    Hubungan resiko terkena penyakit paru para pekerja dengan asbes adalah tertinggi bagi mereka yang tidak pernah merokok, terendah melanda pada golongan Perokok dan menengah pada eks Perokok. Trend ini signigikan secara statistik. Tidak ada hubungan yang signifikan antara merokok dan kematian akibat mesothelioma [kanker yang sering muncul di pleura (lapisan paru-paru) atau di sekitar perut dan jantung][0565. University of London, School of Hygiene and Tropical Medicine. "Cancer of the Lung Among Asbestos Factory Workers."]

  • WHO [World Health Organozation] dalam rangka membuktikan bahayanya asap tembakau bagi lingkungan [ETS, environmental tobacco smoke], membiayai penelitian ke-2 terbesar di dunia bagi perokok pasif dan kanker paru, namun penelitian tersebut malah membuktikan bahwa secara tidak terbukti secara statistik bagi perokok pasif dan bahkan menghasilkan effek pelindung bagi yang terkenanya.

    Di paragraph ke-4 laporan WHO tersebut dinyatakan bahwa signifikan secara statistik di temukan peningkatan 16% terkena kanker paru pada pasangan NON Smoking dan bahkan anak-anak yang di pelihara oleh PEROKOK mengalami pengurangan 22% terkena kanker paru.

    Tidak mengherankan, jika dikatakan bahkan WHO menyembunyikan penelitian ini dari Media [klik di sini, kemudian, bukti kecurangan manipulasi hasil statistic oleh WHO dan IARC (International Agency for Research on Cancer) di sini]

  • Study yang dilakukan pada orang-orang Australia menyatakan:

    • Sakit yang diderita dalam jangka panjang [long-term Illness] di alami oleh 91.8% Non perokok dan 89% pada perokok

      • Ketika faktor usia dimasukan, non perokok lebih banyak yang mengalami sakit jangka panjang
      • ketika faktor lamanya tahun merokok dimasukan, eks perokok lebih banyak

    • di antara hal-hal lainnya, yaitu pada individual berusia lebih dari 45 tahun:

      • Penderita sakit jantung: 6.0% perokok, VS 6.7% eks perokok dan 11.4% non perokok
      • Hipertensi: diderita oleh 11.3% perokok, dibandingkan dengan 27% eks perokok dan 29% non perokok
      • Kelebihan berat badan di temukan pada 28.9% kalangan perokok, dibandingkan dengan 49.5% eks perokok dan 44.1% non perokok

    [Australian Bureau of Statistics January 1994 report entitled “1980-90 National Health Survey: Lifestyle and Health Australia”.]
  • Asthma bukan disebabkan karena merokok.
    Penelitian mengatakan bahwa tembakau malah menurunkan resiko kelainan alergi [Atopic Disorder, termasuk asthma didalamnya]

    Penelitian mendemonstrasikan hubungan antara pamaparan asap tembakau dan rendahnya resiko kelainan alergi di perkokok dan kecenderungan serupa pada anak-anak mereka

    [Clin Exp Allergy 2001 Jun;31(6):908-14, Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents, Hjern A, Hedberg A, Haglund B, Rosen M., juga: asthma_canada.htm]

[sumber: Forces.org; smith.mn]

Jadi, Peringatan Pemerintah itu seharusnya seperti ini: