Allah,
rentang masa nan panjang
dalam denyut nadi dan detak jantungku
Kau Yang Maha Esa adalah Tuhanku,
Kau Yang Maha Pengasih adalah Tuhanku,
Kau Yang Maha Penyayang adalah Tuhanku,
Kau Yang Maha Segalanya adalah Tuhanku,
dari tutur moyangku
kuterima suci lisannya,
dan kukira Engkau Tuhanku
nyatanya...,
Kau tidak lebih dari sebuah dusta
walau Dikau punya sembilan puluh sembilan nama,
atau bahkan sejuta nama,
Kau tetap sebuah kedustaan
walau Kitab SuciMu bertutur tentang DiriMu,
Kau tidak lebih dari sebuah label
walau Dikau bertutur tentang DiriMu,
KalamMu yang suci tetap berjarak dengan realitas
Kau hakikatnya tak lebih dari Tuhan palsu
Kau ’tlah menyampahi ketauhidanku
ku tak sudi menyembahMu
kuabaikan keTuhananMu
maafkan aku
kini, kutinggalkan DiriMu
Puji syukur aku haturkan atas ijin”Mu”
’tuk tinggalkan Tuhan yang terbatas itu
kuhaturkan sembah sujud atas ridho”Mu”
’tuk lampaui Tuhan pikiran
Alhamdulillah,
aku telah bebas dari penjara syari’atMu
hatiku terbebas dari belenggu pikiran Si Tuhan Palsu
kini,
jalan lempang spiritual ’tlah terbuka lebar untukku
pintu”Mu” tlah terbuka lebar untukku
”Mom,” I’m coming home...
I’m coming home...
I’m coming home...
Iwan Triyuwono (*)
Jakarta, 5 Desember 2007
Prof. Iwan Triyuwono, Ph.D.,
Ketua Program Doktor Ilmu Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya
Diambil dari Milis SP, kiriman Dr Hudoyo Hupudio
http://groups.yahoo.com/group/milis-spiritual/message/25367