Kamis, 06 September 2007

Memelihara Kesempatan

Seekor burung Canada memutuskan bahwa terlalu repotlah kalau ia harus terbang jauh-jauh ke selatan menghadapi musim dingin. Katanya kepada diri sendiri,

"Aku yakin bisa menghadapi musim dingin. Toh banyak hewan lain yang juga menghadapinya. Tidak mungkin seburuk itu."

Maka sementara semua burung lainnya berbondong-bondong terbang menuju Amerika selatan yang hangat,ia tetap tinggal menantikan musim dingin. Menjelang akhir november, ia sudah menyesal.Tidak pernah ia merasa kedinginan seperti itu, dan ia tidak berhasil menemukan makanan. Akhirnya ia sadar bahwa kalau ia tidak pergi dari sana, ia tidak akan tahan. Maka ia pun mulai terbang sendirian ke arah selatan.

Setelah berapa lama, turunlah hujan. Dan tahu-tahu, air hujannya membeku pada sayap-sayapnya. Ia pun sadar bahwa ia tidak mungkin terbang lebih lama lagi. Ia tahu ia akan segera mati, maka ia pun meluncur turun dan mendarat di dekat sebuah kandang hewan.

Sementara ia tergeletak, lewatlah seekor sapi, melangkahinya dan membuang hajat persis di atasnya. Ia benar-benar jijik.

"Ya ampun", katanya dalam hati, "kedinginan setengah mati. Sudah mau mati aku. Eh...Begini lagi! Benar-benar cara mati yang menyedihkan" gumamnya lirih penuh kepedihan

Maka sang burung pun menahan napasnya dan bersiap-siap mati. Tetapi setelah beberapa saat kemudian, ia temukan telah terjadi perubahan; Tubuhnya justru mulai hangat. Es pada sayap-sayapnya mulai meleleh. Otot- ototnya tidak lagi membeku. Darahnya kembali mengalir. Ia sadar bahwa ia ternyata tidak akan mati. Ia demikian kegirangan sehingga ia mulai bernyanyi.

Saat yang bersamaan seokor kucing tua yang sedang berbaring di tumpukan jerami di kandang itu, mendengarnya bernyanyi. Ia sungguh tidak mengangkanya; sudah berbulan-bulan ia tidak mendengarkan suara burung, maka ia pun berkata dalam hati,

"Apakah itu burung ? Kukira mereka semua telah terbang ke selatan."

Ia pun ke luar dari kandang,dan ternyata benar, dilihatnya seekor burung. Maka ia pun menghampirinya, mengeluarkannya dari kotoran sapi itu, membersihkannya -- Lalu memakannya.

---------------
Tidak semua orang yang "mengotori" Anda adalah musuh.
Saat ia mengotori anda, terkadang merupakan saat memperbaiki diri.
Kesempatan lebih berguna dengan memelihara mulut
Dan tidak semua orang yang membersihkan kotoran itu adalah teman.
---------------
Kiriman: felix thioris