Entah kenapa, Darto, selalu merasa tidak bersemangat setiap kali harus melakukan pemeriksaan kesehatan padahal ia tahu betul manfaatnya. Bagian yang sangat tidak menyenangkan baginya justru bukan saat pengambilan sampel darah dimana ujung jari tangannya harus ditusuk jarum namun justru saat tes urine(air seni/kencing) dimana Ia harus memaksa dirinya buang air kecil padahal ia sedang tidak ingin atau tidak bisa
Hari itu, Darto terpaksa untuk meingikuti jadwal pemeriksaan kesehatannya..Ia masuk kedalam satu ruangan..dan seorang suster telah menunggu disana..
Melihat suster itu, Darto langsung terpana, "Ahhhh, Seksi sekali suster itu!!...andai saja pacarku secantik dia..", gumamnya.
Suster itu mempersilahkan Darto duduk lalu berkata dengan suara yang sangat renyah bahwa ia bertugas untuk melakukan pengambilan sample darah dan urine..
Darto kemudian bertanya apakah bisa tidak dilakukan tes urine untuknya..ia berargumentasi panjang lebar mulai dari ia baru buang air kecil, hari sudah sore sampai dengan jadwal rapat setengah jam lagi...ah, pokoknya banyak sekali alasan Darto untuk menghindari test urine tersebut..
Suster cantik itu mendengarkan dengan sabar sambil tersenyum kemudian bertanya," Umur bapak berapa?"
Darto mejnawab," September besok usia saya....29 tahun, Suster"
Kemudian suster cantik itu membalik-balikan catatan kesehatan Darto untuk beberapa saat lamanya kemudian berkata,
"Baiklah pak Darto, sampel urine saya ambil dan kita lakukan tes pemeriksaan darah saja"
"Wah, suster.....terima kasih", Darto menjawab peneuh dengan kelegaan..
Darto, kemudian memberikan tangannya, jari telunjuk tangan kanannya ditusuk jarum dan diambil sampel darahnya. Namun karena terkejut oleh tusukan jarum, Darto terkejut dan menyenggol pinggiran meja..semua kapas dan perban berjatuhan dilantai..namun itu belumlah selesai....robekan tusukan jarum itu berdarah dan tidak kunjung berhenti..
"Waduh, bagaimana ini Suster...", teriak Darto ketakutan
Suster cantik itu kebingungan sejenak karena tidak menemukan tisue atau perban yang steril kemudian ia berinisiatif dengan memasukan jari tangan Darto yang terluka itu kedalam mulutnya selama beberapa saat sampai akhirnya luka itu tidak mengucurkan darah lagi...
Baik suster dan Pak Darto merasa lega atas kejadian itu...kemudian pak darto memandang suster itu lewat matanya dan berkata,
"Suster...tindakan suster tadi....sungguh...sungguh hebat, saya merasa sangat berterima kasih....dan...mmmhhh..bagaimana kalau suster lanjutkan dengan tes urine???"
Hari itu, Darto terpaksa untuk meingikuti jadwal pemeriksaan kesehatannya..Ia masuk kedalam satu ruangan..dan seorang suster telah menunggu disana..
Melihat suster itu, Darto langsung terpana, "Ahhhh, Seksi sekali suster itu!!...andai saja pacarku secantik dia..", gumamnya.
Suster itu mempersilahkan Darto duduk lalu berkata dengan suara yang sangat renyah bahwa ia bertugas untuk melakukan pengambilan sample darah dan urine..
Darto kemudian bertanya apakah bisa tidak dilakukan tes urine untuknya..ia berargumentasi panjang lebar mulai dari ia baru buang air kecil, hari sudah sore sampai dengan jadwal rapat setengah jam lagi...ah, pokoknya banyak sekali alasan Darto untuk menghindari test urine tersebut..
Suster cantik itu mendengarkan dengan sabar sambil tersenyum kemudian bertanya," Umur bapak berapa?"
Darto mejnawab," September besok usia saya....29 tahun, Suster"
Kemudian suster cantik itu membalik-balikan catatan kesehatan Darto untuk beberapa saat lamanya kemudian berkata,
"Baiklah pak Darto, sampel urine saya ambil dan kita lakukan tes pemeriksaan darah saja"
"Wah, suster.....terima kasih", Darto menjawab peneuh dengan kelegaan..
Darto, kemudian memberikan tangannya, jari telunjuk tangan kanannya ditusuk jarum dan diambil sampel darahnya. Namun karena terkejut oleh tusukan jarum, Darto terkejut dan menyenggol pinggiran meja..semua kapas dan perban berjatuhan dilantai..namun itu belumlah selesai....robekan tusukan jarum itu berdarah dan tidak kunjung berhenti..
"Waduh, bagaimana ini Suster...", teriak Darto ketakutan
Suster cantik itu kebingungan sejenak karena tidak menemukan tisue atau perban yang steril kemudian ia berinisiatif dengan memasukan jari tangan Darto yang terluka itu kedalam mulutnya selama beberapa saat sampai akhirnya luka itu tidak mengucurkan darah lagi...
Baik suster dan Pak Darto merasa lega atas kejadian itu...kemudian pak darto memandang suster itu lewat matanya dan berkata,
"Suster...tindakan suster tadi....sungguh...sungguh hebat, saya merasa sangat berterima kasih....dan...mmmhhh..bagaimana kalau suster lanjutkan dengan tes urine???"