Selasa, 14 Desember 2010

Bara di Ruang Waktu..


Ahh!!..barusan Ku liat Kau begitu gilang gemilang..cantik secantik-cantiknya yang Ku perlukan..kecantikan yang sama yang Ku perlukan ketika Kau terbangun di ranjang butut tempat kosku..ketika pertama kalinya Ku tiduri dirimu belasan tahun yang lampau..saat itu Ku pastikan Kau harus menjadi istriku..lekaslah sembuh sayangku..

Dari telepon koin, Ku tanya alamatmu dan Ku katakan Aku akan datang..Di tempat kosmu, seorang membukakan pintu..Mmmh, mahluk cantik lainnya pikirku. Ku perkenalkan diri dan Ku katakan Aku mencari seseorang..Mahluk cantik itu hanya tersenyum..senyum cantik yang menambah bingungku..perlahan nanti Ku sadari bahwa Kau adalah mahluk yang sama yang Ku liat di Rawamangun..di awal perkenalan..namun kali ini Kau jauh lebih cantik..Ahh, beruntungnya Aku..

Setelah puas teman-temanmu mengerjaiku berkenalan dengan memakai nama yang sama, perlahan-lahan Ku ingat bahwa Kaulah orangnya..Ahh, Kau terlebih cantik dari yang Ku ingat. Untunglah Ku berhasil membawamu pergi malam itu dan Ku juga tau bahwa sepulangmu dari Tokyo, jetleg masihlah berkuasa atasmu..Jadi Ku pikir, Bioskop adalah putusan tercerdas saat itu. Rupanya kaupun sependapat, sepanjang menit berikutnya, kau lebih sibuk terlelap dibahuku..

Ku ingat kau terbangun dengan sangat nyamannya di akhir pertunjukan. Kita lanjutkan berjam-jam kemudian dengan nongkrong berbagi cerita..Walau Kau tau Aku masihlah Ca-Peg namun tak Ku lihat hal itu mengusikmu yang 4 taunan lebih dulu di perusahaan kita. Saat itu, entah karena suasana malam ataukah karena geliat hormon lelakiku, yang Ku tau pasti, Kau makin terlihat cantik di tiap menitnya. Di menjelang pagi, Ku bawa Kau pulang..

Tak ingin segera ku sudahi malam itu! Sepanjang perjalanan berikutnya Kau hanya terlelap..Kau tak peduli. Di gerbang kosku, Ku bangunkan dirimu..menunggu reaksimu..Kau tak peduli. Diranjang butut itu, Ku gauli Kau untuk pertama kalinya. Ku saksi atas geliat tubuhmu terbangun dari tidurmu..Kau sungguh Gemilang! Ku tanya dirimu arah mana hendak kau mau..Kau jawab terserahmu. Tidak! jawablah dengan benar dan tetap Kau jawab terserahmu..

Ku khawatir kau tak tau apa mau mu dan belum tersadar akan arah yang hendak kau tempuh! Ku sampaikan bahwa kau bukan yang pertama dan bisa jadi bukan yang terakhir..bahwa Ku pernah menghamili beberapa gadis dan menggugurkannya..bahwa Ku lebih suka Kau di rumah dan hanya Aku yang bekerja berikut ku sampaikan paparan proyeksi keuangan ke depan yang super minus..Jadi bersamaku hidupmu penuh dengan kerikil tajam..Apa putusanmu? kau malah pilih untuk menikahiku..sinting!

Ketegasan sintingmu entah karena emosi ataukah rasio namun yang jelas Akupun tak ingin buang peluangku sendiri! Hidupku mencatat, lebih mudah mengajak wanita ke ranjangnya daripada melepas lajangnya untukku. Persetan jodoh ataupun tidak, segera setelah Kau terbang tugas ke Jeddah dengan tanpa jeda pula Ku pindahkan barang-barangmu ke kosku. Keadaan akan jauh lebih komplek bagi kita untuk menjilat ludah kembali. Sisanya, biar waktu yang akan bercerita.

Aku ingin sekali tahu reaksimu saat melihat barang-barangmu menumpuk di kamar kosku..ternyata Kau bahkan tak peduli. Baguslah! Sepanjang waktu kemudian, sejak Kau menjadi minat utamaku maka tak ada lagi dunia yang lebih menarik selain dirimu. Ya! walaupun Kau bukanlah yang tercantik yang pernah Ku pacari namun entah mengapa tak pernah dapat Ku temukan satu saja hal yang tak menarik darimu. Berkali-kali, Ku yakinkan diriku untuk tidak ikut sinting karenamu

Terlambat! Aku telah larut di pusaran pesonamu. Terlambat yang dahsyat itu kini berumur 14 tahun sudah. Waktu, yang walau telah berusaha mencuri percikan-percikan dirimu namun tetap tak mampu menyembunyikan indahnya guratan pesonamu. Saat tikaman jarum infus dan percikan merah darahmu membasahi lantai tetap tak nampak lintasan kecemasan di wajahmu. Ini sinar gemilang yang sama yang Ku ingat di awal bangun tidurmu..Ayo sayang, saatnya kita pulang..


'Relung Sebuah Asa
IRD, Puri Raharja
Desember 11-12, 2010


Gambar berasal dari sini, sini, sini, sini dan sini