Anak ke 3 gw emang rada susah jika disuruh belajar, salah satu alasan aneh yang dikemukakannya adalah dia ngga bisa konsen karena udara sedang panas-panasnya tapi panasnya udara itu tetap saja tidak mengganggu konsentrasinya nongkong depan TV, nonton "Upin dan Ipin".
GLOBAL WARMING [pemanasan global] sebagai alasan bukanlah monopoli anak kecil lagi, namun sudah meng-global dan dipakai untuk kejadian apapun, sebut saja misalnya:
Global Warming juga dikaitkan dengan lubang Ozon. Lapisan Ozon di atmosfir kita, berasal dari radiasi sinar ultra violet yang 90%nya berada di lapisan stratosfir. Fungsinya sebagai pelindungi bumi dari sinar UV. Dulu, orang mengkambinghitamkan freon, namun ternyata perubahan lapisan ozon disebabkan oleh banyak faktor:
Komposisi atmosfir kita terdiri dari gas dan uap air:
Manusia dianggap dapat membuat jumlah CO2 menjadi berlipat dua [2 x 3000 giga ton] dan dengan sejumlah itupun, peningkatan suhunya, hanya menjadi 0.55 derajat Celcius saja. (Tulisan lain yang menggugat pengaruh umat manusia ketika memproduksi karbon dioksida dan metana terhadap Global warming lihat di sini)
Hewan dan manusia menghasilkan gas efek rumah kaca secara alami melalui pernafasan dan juga KENTUT mereka. Penelitian terhadap hewan, ditemukan bahwa 95%-nya berasal dari pernafasan. Peneliti tentang kentut manusia menemukan bahwa volume rata-rata manusia kentut adalah 705 ml/24 jam, dengan frekwensi rata-rata kentut 10x/24 jam dengan komposisi gas 74%-nya hidrogen, karbon dioksida dan metana. Tumbuhan juga bisa kentut dengan mengeluarkan gas metana. itu semua dikalikan total populasi manusia, hewan dan tumbuhan, ikut menyumbang hingga 14%nya dari efek emisi.
Selain kentut, tumbuhan laut dan darat adalah penyerap karbon dioksida dan produsen oksigen. Peningkatan oksigen mengurangi metana di atmosfir yang dioksidasi dan menghasilkan lagi karbon dioksida dan uap air. Uraian ini seharusnya sudah memberi satu sinyalemen pasti bahwa:
Ya udahlah malah jadi ruwet, padahal tulisan ini kan sebenernya cuma curhat aja yang ketika anak ke-3 gw, hanya gara-gara cuma pingin nonton "upin & ipin" di TV aja, lantas ikut-ikutan pulak mengkambinghitamkan global warming.
- Ted Turner: Di populasi manusia yang sangat berlebih ini, manusia akan menjadi kanibal
- Veteran perang dunia ke-2, Robert Rines ketika ngga bisa-bisa menemukan monster Lochness;
- Saintis Universitas Negeri New Zealand bidang penelitian air dan atmosfir, Jim Salinger: Kenaikan harga pada minuman bir
- Perkembangbiakan ular Phyton Burma di 1/3 daratan Amerika Serikat.
- Study dari Universitas Texas: Peningkatan penderita batu ginjal di kurun waktu 30 tahun ini
- Para saintis jepang: Paus-paus menjadi lebih kurus setelah terpaksa berpuasa 36 harian akibat karena 80% populasi makanan mereka berkurang. Pemburuan ikan paus cara menyelamatkan paus dari derita kelaparan
- George Burgess dari Univeristas Florida: Ikan hiu menyerang manusia adalah dampak kenaikan temperatur air laut
- Anggota kongres Edward Markey dan juga 11 jenderal bintang 3 dan 4 Perubahan iklim di Somalia mengakibatkan perang saudara dan mengakibatkan jatuhnya Blackhawk di tahun 1993
- Jon Bowermaster, National Geographic: Ribuan anak pinguin yang bulu-bulunya belum tumbuh, mati beku.
- Ikan pari, yang telah menewaskan Steve Irwing, pemburu buaya dari Australia, terlihat muncul di perairan pantai Inggris
- Untuk melakukan itu [mengurangi resiko potensial terhadap bencana perubahan iklim] kita harus mendapatkan dukungan yang luas, menangkap imaginasi publik. Tentu saja terkait dengan muatan yang di liput media. jadi kita hanya menyediakan skenario yang menakutkan, memberikan pernyataan dramatik sederhana dan memunculkan sedikit keraguan yang mungkin kita punyai. (Discover Magazine, hal. 45-48, October 1989; sumber:"Climate Change: the human influence analysed")
Global Warming juga dikaitkan dengan lubang Ozon. Lapisan Ozon di atmosfir kita, berasal dari radiasi sinar ultra violet yang 90%nya berada di lapisan stratosfir. Fungsinya sebagai pelindungi bumi dari sinar UV. Dulu, orang mengkambinghitamkan freon, namun ternyata perubahan lapisan ozon disebabkan oleh banyak faktor:
- Aerosol sulfat yang berasal dari letusan-letusan gunung berapi
- Siklus 26 bulanan angin stratosfir yang dapat mengangkat senyawa-senyawa yang dapat merusak lapisan ozon [diantaranya CFC dan Halon ini juga dikenal sebagai stratrosfic chlorin]
- Siklus 11 tahunan sun spots atau bintik matahari atau sinar kosmis. Qing-Bin Lu, profesor fisika dan astronomi menyatakan bahwa faktor comics rays yang lebih dominan daripada sinar Ultra violet. Testimoni Prof. Fred singer, PhD, mengemukakan lebih tegas bahwa penyebabnya bukanlah CFC!
- Yang lebih penting lagi, situs ini memberikan bukti kuat bahwa sejak dari jaman dulu juga lapisan Ozon itu perfluktuasi meningkat dan menyusut berubah-ubah secara tahunan dan periodik. Misalnya, Ia meningkat di tahun 1962 s/d 1979, Menyusut di tahun 1979 s/d 1986. Sejak tahun 1986-1997, Meningkat di tingkat yang tetap(Easton,166)
Komposisi atmosfir kita terdiri dari gas dan uap air:
- Nitrogen (N2) [78%an], Oksigen (O2) [21%an], Argon (Ar) [0,9%an],
- Sisanya yang dibawah 0,1 persen adalah Karbon dioksida (CO2) [0.038%], Neon (Ne), Helium (He), Metana (CH4), Krypton (Kr), Hidrogen (H2), Dinitrogen Oksida (N2O), Xenon (Xe), Ozon (O3), Nitrogen Diosida (NO2), Iodine (I), karbon monoksida (CO), Amonia (NH3)]
- Di luar komposisi lapisan kering di atas, uap air [H2O] menyumbang 0.4 %nya.
- Air/H2O: 36-72%;
- Karbon Dioksida/CO2: 9-26%;
- Metana/CH4: 4-9%;
- Ozon/O3: 3-7%,
- Sisanya, yaitu etana, CFC/Freon, Halon, jumlahnya jauh lebih kecil lagi
Manusia dianggap dapat membuat jumlah CO2 menjadi berlipat dua [2 x 3000 giga ton] dan dengan sejumlah itupun, peningkatan suhunya, hanya menjadi 0.55 derajat Celcius saja. (Tulisan lain yang menggugat pengaruh umat manusia ketika memproduksi karbon dioksida dan metana terhadap Global warming lihat di sini)
Hewan dan manusia menghasilkan gas efek rumah kaca secara alami melalui pernafasan dan juga KENTUT mereka. Penelitian terhadap hewan, ditemukan bahwa 95%-nya berasal dari pernafasan. Peneliti tentang kentut manusia menemukan bahwa volume rata-rata manusia kentut adalah 705 ml/24 jam, dengan frekwensi rata-rata kentut 10x/24 jam dengan komposisi gas 74%-nya hidrogen, karbon dioksida dan metana. Tumbuhan juga bisa kentut dengan mengeluarkan gas metana. itu semua dikalikan total populasi manusia, hewan dan tumbuhan, ikut menyumbang hingga 14%nya dari efek emisi.
Selain kentut, tumbuhan laut dan darat adalah penyerap karbon dioksida dan produsen oksigen. Peningkatan oksigen mengurangi metana di atmosfir yang dioksidasi dan menghasilkan lagi karbon dioksida dan uap air. Uraian ini seharusnya sudah memberi satu sinyalemen pasti bahwa:
- Peningkatan jumlah gas karbon dioksida dan metana, yang berasal dari peternakan, buangan emisi gas kendaraan dan pertambangan ternyata TIDAK RELEVAN untuk dianggap biang kerok kenaikan suhu permukaan bumi.
- Ajakan untuk menjadi herbifora oleh para vegetarian jelas lebih TIDAK RELEVAN, malah setiap upaya pembunuhan tanaman berarti menghambat kesempatan bumi untuk memperbaiki dirinya sendiri. Seharusnya ajakan yang benar adalah hijaukan bumi!
- Letusan gunung Laki di bagian Timur Amerika Serikat tahun 1783, membuat musim dingin di Amerika Serikat 4.8 derajat celcius lebih dingin dari rata-rata selama 225 tahun dan efek itu juga melanda eropa,
- 2 letusan gunung di Indonesia yang mempengaruhi dunia, yaitu gunung Tambora di tahun 1815 membuat musim panas di Eropa di bulan Juni s/d Agustus pada tahun 1816 menjadi bersalju dan terjadi gagal panen, kemudian letusan gunung Krakatau di tahun 1883 yang mengakibatkan berbulan2 udara mendingin dan matahari terlihat seperti saat terbenam,
- Letusan St. Helena pada tahun 1980 mendinginkan suhu global hingga 0.1 derajat celcius, letusan Elchicon di meksiko pada tahun 1982 walaupun kecil namun muatan hempasannya mendinginkan bumi 3 s/d 5 kali letusan St. Helena
- Letusan gunung Pinatubo di Pilipina dan Hudson pada tahun 1991 membuat suhu turun 1 derajat selama 2 tahunan
[Sumber: Fire and Ice]
Ada satu fakta penting yang perlu diperhatikan, yaitu Pencairan es di Artic ternyata tidaklah seburuk tahun 2007. Dr Jock Allison, PhD, ONZM menyatakan bahwa luas permukaan lautan es musim panas:
- Tahun 1979-2000 adalah 6.7 juta km2,
- Tahun 2007 adalah 4.1 juta km2,
- Tahun 2008 adalah 4.7 juta km2 dan
- Tahun 2009 adalah 5.1 juta Km2
Ya udahlah malah jadi ruwet, padahal tulisan ini kan sebenernya cuma curhat aja yang ketika anak ke-3 gw, hanya gara-gara cuma pingin nonton "upin & ipin" di TV aja, lantas ikut-ikutan pulak mengkambinghitamkan global warming.