Minggu, 09 Desember 2012

SURGA di ISLAM: Jumlah Quota Maksimum? Dapat Apa Aja? Kapan?


Surga merupakan idaman kaum beriman, tentu saja, beberapa akan mengklaim bahwa tujuan mereka bukanlah surga tapi ridho Allah SWT. Artikel ini utamanya tentang berapa QUOTA MAKSIMUM[↓] Surga kaum beriman, yang kerap dijual dalam dakwah, disamping itu juga selintas tentang: Kapan Surga/Neraka dibuat, Lokasi, Luas, Keadaan di dalamnya, Bentuk fisik Penghuni dan kegiatannya, Surgawan dapat apa saja, Surgawati dapat apa saja, Bentuk fisik dari Allah sang pemilik Surga, Kapan kaum beriman dapat memasukinya, Kapan kiamat?, Kekal/tidak Surga ini. Setelahnya, kita akan tahu, masih ada jatahnya-kah? Masih berminat-kah?

Waktu Dibuatnya Surga dan Neraka

Alkitab:
Setelah 6 hari membuat langit dan bumi (Kejadian 1.1-20), aktifitas Allah berikutnya adalah membentuk Taman atau Surga (narasi teks masoreti Alkitab abad ke-10 M), yang lokasinya di Bumi pada arah Timur:
    Dan apapun (wakol) semak (Siah) di padang (hassadeh) BELUM ADA (terem Yisyeh) di bumi (ba ares), apapun (wakol) tetumbuhan (eseb) di padang (hassadeh) belum tumbuh (terem Yismah), sebab belum hujan (ki lo himtir) YHWH ELOHIM di bumi (al-ha-ares), dan ADAM BELUM ADA (wa adam ayin) UNTUK MENGERJAKAN (la abod) TANAH ITU (’et haadamah); dan kabut (wa ed) naik ke atas (ya aleh) dari bumi (min ha ares) dan membasahi (wahiqah) seluruh permukaan tanah itu (’et kal pene haadamah). Dan membentuk (wa yiser) YHWH ELOHIM manusia itu (’et-ha adam) debu dari tanah (apar min haadamah) dan dihembuskan di hidung (wa yipah ba appaw) nafas kehidupan (nismat hay yim) dan dijadikan ADAM mahluk hidup (way hi ha adam lanepes hayah) [Kej 2.5-7]

    MEMBENTUK TAMAN DI EDEN:
    dan dibangun (way yitta) YHWH Elohim TAMAN di EDEN ("GAN BA EDEN"/Septuagin/LXX (abad ke-2 SM - 1 M): "PARADEISON EN EDEM"), DI TIMUR (miq-qedem); dan menempatkan di situ (way ya sem sam) ADAM yang dibentuknya itu (’et ha adam aser yasar) dan ditumbuhkan (way yasmash) YHWH ELOHIM dari tanah segala pohon (min haadamah kal es) yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. [Kej 2.8-9]

    Yerusalem dan Yerusalem baru:
    Dalam penglihatan/mimpi YESAYA bin AMOZ, dikatakan bahwa YHWH menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru, YANG DISEBUTNYA SEBAGAI YERUSALEM [Yes 65.17-18]. Pembicaraan Yesaya tentang Yerusalem, di langit dan bumi baru, baru terjadi antara tahun ke-15 sampai tahun ke-29-nya Hizkia atau 125 tahun sebelum kehancuran kuil Sulaiman (kuil ke-1) oleh Nebudkadnezar II. Kemudian, terjadi pergeseran makna tentang Yerusalem pada kitab-kitab pasca kehancuran kuil ke-1, ada yang melihatnya tetap sebagai janji YHWH tentang Yerusalem yang akan di bangun kembali [Tobit 13.8-18], tapi yang lain melihatnya sebagai taman lain yang berbeda, "para orang suci beristirahat di Eden dan para orang benar beristirahat di Yerusalem baru" [Tambahan Dan, 5.12-13, Terjemahan Charles R.H] dan lokasinya ada di bekas rumah lamanya, yaitu di tempat hancurnya kuil ke-1. ["The Book of Enoch", R.H. Charles, 1917, Bab 90.28-29]. Di Perjanjian baru, penglihatan Yesaya, tentang Yerusalem, dikemas berbeda lagi oleh Yohanes dalam plot kejadian akhir jaman dengan 2x termin per 1000 tahunan. Yerusalem baru-nya Yohanes digambarkan mirip taman di Eden, sebagai tujuan akhir. [Wahyu 20, 22]
Islam:
Bumi langit tercipta dalam 6 Hari (AQ 32.4, 7.54, 10.3, 11.7, 25.59, 50.38, 57.4. Di mana, 1 hari Tuhan = 1000 tahun: AQ 22.47). Urutan pengerjaannya di surat Fushilat: (1) menciptakan bumi. dua hari (AQ 41.9), (2) Di bumi menciptakan gunung-gunung yang kokoh di atasnya, memberkahinya, menentukan kadar makanan-makanannya, 4 hari (AQ 41.10), (3) Kemudian (tsumma) Ia mengarah (istawaa) menuju (ilaa) langit (alssamaa-i) dulu/masih (wahiya berkabut/asap (dukhaanun) kemudian berkata (faqaala) padanya (lahaa) dan pada bumi (walil-ardhi) kemari kalian (i'tiyaa) dengan suka hati (thaw'an) atau (aw) terpaksa (karhan) mereka berkata (qaalataa) kami datang (ataynaa) dengan sukahati (thaa-i'iina) (AQ 41.11), Kemudian Ia jadikannya (faqadaahunna) TUJUH langit (sab'a samaawaatin) dalam 2 hari (fii yawmayni) dan Dia wahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya (wa-awhaa fii kulli samaa-in amrahaa wazayyannaa alssamaa-a alddunyaa bimashaabiiha wahifzhan dzaalika taqdiiru..) (AQ 41.12).

Quran tidak menyampaikan detail hari ke berapanya, namun hadis sekilas menyampaikannya:
    Riwayat (Suraij bin Yunus dan Harun bin 'Abdullah) - Hajjaj bin Muhammad al-Musaysi (bukan Hajjaj bin Muhammad Al-A'war) - Ibnu Juraij - Isma'il bin Umayyah - Ayyub bin Khalid - 'Abdullah bin Rafi' (-budak- Ummu Salamah) - Abu Hurairah: "Rasulullah SAW memegang tangannya, dan berkata: 'Allah Azza wa Jalla menjadikan tanah pada hari Sabtu, menancapkan gunung pada hari Ahad (minggu), menumbuhkan pohon-pohon pada hari Senin, menjadikan bahan-bahan mineral pada hari Selasa, menjadikan cahaya pada hari Rabu, menebarkan binatang pada hari Kamis, dan menjadikan Adam pada hari Jum'at setelah ashar, yang merupakan penciptaan paling akhir yaitu saat-saat terakhir di hari jum'at antara waktu ashar hingga malam." [Muslim no.4997/039.6707; Ahmad no.7991. Muslim 4.1856, 4.1857, Abu dawud 3.1041, 3.1042 diriwayatkan Abu Huraira bahwa Adam diciptakan pada hari Jum'at]

    Tabari (History of Tabari, Vol.1, hal.187-193):
    Hadis dari Rasullulah dari Hannad b Al-Sari, bahwa Ia baca semua hadis (Abu Bakar) -. Abu Bakr b 'Ayyash -Abu Sa'ad al-Baqqal - 'Ikrimah - IBN ABBAS:
    Para Yahudi datang kepada Nabi dan bertanya tentang penciptaan langit dan bumi. Dia mengatakan: Allah menciptakan bumi di hari Minggu dan Senin. Dia menciptakan pegunungan dan penggunaannya untuk yang mereka miliki di hari Selasa. Di hari Rabu, Dia ciptakan pohon, air, kota-kota dan pembudidayaan tanah tandus. Ini adalah empat (hari). Ia melanjutkan (mengutip quran): '"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam". Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya (semua) dalam empat masa. bagi orang-orang yang bertanya. Di hari Kamis, Ia ciptakan langit. Di hari Jumat, Ia ciptakan bintang-bintang, Matahari, bulan dan malaikat, hingga tersisa 3 jam. Di bagian awal dari 3 jam ini, Ia ciptakan kondisi (dari manusia) siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati. Di bagian ke-2, Ia jauhkan kerusakan pada setiap yang berguna bagi manusia. dan di waktu ke-3, (Ia menciptakan) Adam dan memerintahkannya berdiam di Surga, Ia perintahkan iblis bersujud dihadapan Adam dan ia usir adam dari surga di akhir jam. Ketika para Yahudi bertanya: Kemudian apa, Muhammad? Ia berkata: 'kemudian Ia duduk di tahtanya.' Para Yahudi berkata: Kamu benar, jika kau telah selesai, Mereka berkata dengan: Ia kemudian beristirahat Mendengar itu Nabi marah besar dan berkata, 'Kami ciptakan langit-langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya dalam 6 hari, dan kelelahan tidak menyentuh kami. berhati-hatilah dengan ucapan kalian'"
Pada hadis di atas, tidak ada keterangan kapan Surga/neraka diciptakan, namun hadis berikut menjelaskan bahwa SURGA/NERAKA diciptakan SETELAH ada MALAIKAT:
    Riwayat Abu Kuraib - Abdah bin Sulaiman - Muhammad bin Amru - Abu Salamah - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Saat Allah menciptakan surga/Janat dan neraka/Api/wa-alnaar, Allah mengutus Jibril ke surga. Ia melihatnya dan yang dipersiapkan untuk penghuninya. Setelah itu Jibril mendatangi neraka dan melihatnya serta segala yang dipersiapkan untuk penghuninya.....Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. [Tirmizi no.2483. Dari Maktabah Al Ma'arif Riyadl no.2560 hadis ini dihukumi, Albani: Hasan Sahih; Abu Thahir Zubair Ali Zai: Hasan. Juga terdapat hadis semisal di Ahmad no. 8048, Riwayat Muhammad bin Bisyr bin Furafasha - Muhammad bin Amru - Abu Salamah - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Ketika Allah menciptakan surga/Janat dan neraka/Api/wa-alnaar, Allah mengutus Jibril seraya berfirman: 'Lihatlah kepadanya dan apa-apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya.' Maka datanglah Jibril untuk melihat ke dalamnya dan apa-apa yang telah Allah persiapkan untuk calon penghuninya....". Dari Muasasah Ar Risalah no.8398, hadis ini dihukumi Syuu'aib Al Arnauth: Sanadnya Hasan]
Sehingga Surga/neraka di Islam, tercipta juga di hari terakhir (yaitu hari Jumat), yaitu setelah Malaikat dan sebelum Adam. Detail lainnya lihat: ini atau ini
    Note:
    TAMAN/KEBUN = (Yunani/LXX: PARADEISO/"παραδεισω"/KE'PO/"κηπω") = FIRDAUS = (Persia: PAIRIDAEZA, arti: tertutup tembok) = (Akkadian: Pardesu) = (Ibrani: PARDES/GAN) = (Arab: JANNAH) merujuk pada BARANG YANG SAMA yang ada di EDEN yaitu taman tempat Adam sebelum di usir. (LXX: "Paradeison en edem"/"παραδεισον εν εδεμ" atau Masodetik: "Gan be Eden", Kej 2.8, 15) BUKAN 2 TAMAN BERBEDA

    Namun di Islam, arti kata yang sama itu digabung sehingga menjadi aneh, "jannaatu al firdawsi" ("TAMAN-TAMAN TAMAN", AQ 18.107). Padahal dari asal usulnya, harusnya ini adalah barang yang sama dengan "jannaati/taman-taman 'adnin/EDEN" (AQ 16.61, 20.76, 35.33, 38.50, 40.8) yang konon adalah "jannaati/taman-taman al nna'iimi/kenikmatan"(AQ 20.56), "jannatu/taman al khuldi/kekal" (AQ 25.15) dan "jannaatu/taman-taman al ma'waa/kediaman" (AQ 32.19), juga sebagai: "maqaamin/kuburan-kuburan amiinin/aman" (AQ 44.51. Misal: Maqam Ibrahim, AQ 2.193/3.97) atau "daara/tempat al muqaamati/menetap"(AQ 35.35. maqām = tempat, muqām = tinggal + "-ati") atau "daaru/tempat alssalaami/aman" (AQ 6.127)

    Di sebut Jannah/kebun karena "ada pohon kurma dan anggurnya" (Lisan al-Arab, ibn Manzur, Jilid 13. hal.100) atau "lebatnya pohon yang menghalangi pandangan" (Mu’jam Mufradat Alfaz al-Qur’an, Al-Asfahani, Beirut, hal.204).

    Taman yang juga kuburan, misalnya: taman Uza tempat Manasye dan putranya, Amon dikubur (2 Raja 21.18, 26), Sirus yang Agung (546 SM) dan banyak lainnya.

    Taman tersebut merupakan sebuah warisan (AQ 43.72-73, AQ 19.63, AQ 7.43) ketika "KAMI" menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah (AQ 23.10-12) dan kemudian mengusirnya

Lokasi Surga

Allah memberikan petunjuk dengan kata "Ihbituu" [AQ 2.36,38, 7.24, artinya "turun" atau "pergi": misal AQ 2:61, "ihbithuu mishran"/"Pergilah ke suatu kota", yaitu dalam kisah Musa dan kaum Israel di padang gurun, dan Sinai jika dibandingkan Mesir, berada pada ketinggian yang sama], lebih detilnya, lokasi taman dekat dengan pohon bidara terujung (Sidratil Muntahaa) yang berada DI UFUK YANG TERANG (bialufuqi almubiini, AQ 53.7, 81.23) tempat jibril dilihat Muhammad (AQ 81.23), yaitu, "raaahu (Ia dilihatnya) nazlatan ukhraa (datang lagi/turun lagi) inda (di sisi) sidratil muntahaa (pohon bidara/bekul ujung. Sidra = pohon Bidara/bekul, AQ 34.16, 56.28 + Muntaha = ujung/akhir, AQ 5.91, 53.42, 79.44) indahaa (dekat itu) jannatu almawaa (taman tempat tinggal)" (AQ 53.13-17).

kata Ufuk = batas/horizon, misalnya, ufuk timur/barat tempat terbit/tenggelamnya matahari, "dan awal waktu maghrib saat matahari terbenam dan waktu akhir saat menghilang di ufuk dan awal waktu isya saat menghilang di ufuk" [Tirmizi no.139].

Lokasi pohon bidara ter-ujung/sidratul Muntahal bervariasi:

di surga ke-6 (Muslim no.252) atau di surga ke-7 (Muslim no.234. Bukhari no.2698, 3598, 6963. Ahmad no.12047, 12212). "..Di bawah Sidratil Muntahal terdapat 4 sungai, 2 tak terlihat dan 2 terlihat..adapun 2 sungai tak terlihat adalah 2 sungai yang berada di surga, sedangkan 2 sungai yang terlihat adalah NIL dan EUFRAT" [Bukhari no.3598, 2968, 5179]. Bahkan, sungai Nil dan Eufrat-pun bervariasi:
  1. Di Surga ke-1 [Bukhari no.6963]
  2. Di Surga ke-2 [Bukhari 9.93.608]
  3. Di Surga ke-7 [Muslim 1.314 dan Bukhari 4.54.429; 5.58.227]
  4. Di Surga, namun tidak disebutkan surga yang keberapa [Muslim 40.6807 dan Bukhari 7.69.514]
Informasi ini disampaikan Nabi ketika Isra' Miraj, dengan menunggangi Buraq yang entah kenapa untuk Buraq ini, tidak Allah sebutkan di Quran, padahal banyak binatang lain disebutkan misalnya: semut, ular, kuda, domba, unta, kera, babi dan lainnya

Imam Sadiq (Jaffar al Sadiq, w.148 H) tentang keberadaan Adam: "Di taman, taman di bumi tempat di mana matahari dan bulan meneranginya, dan jika itu surga yang dijanjikan, Mereka tidak pernah keluar" ("جنة من جنات الدنيا يطلع فيها الشمس و القمر و لو كان من جنان الاخرة خرج منها ابد")[Syiah: Shaykh Saduq (w. 381/991 AH), ‘Ilal al-Sharayi’, vol. 2, hal. 600 dan al-Qummi, Ali bin Ibrahim (W. 307 AH), Tafsir al-Qummi, vol. 1, hal. 43]

Di manapun itu, BEDA TINGGINYA LANGIT VS DARATAN, TIDAKLAH TERLALU BERJAUHAN, karena ketika Adam diturunkan dari surga, kepalanya menyentuh langit sehingga menjadi botak, turunannya mewarisi kebotakannya ["Kitab Al-Tabaqat Al Kabir", Vol.1, 1.3.42 (Riwayat Ibn Sa`d - Hisham Ibn Muhammad - Ayahnya - Abu Salih - Ibn `Abbas). Juga di Tabari, Vol.1 hal.297]

Luas Surga

Alkitab
Perjanjian lama dan baru, tidak memuat berapa luas taman Eden, namun Talmud ada, misal: Rabbi Rava (280 M): "Luas Dunia 6000 Parasang, Ketebalan langit 1000 Parasang" [Pesachim 94a.9]. Rabbi di baraita: "..Mesir luasnya 400 parasang². Mesir 160 Cush. Cush 160 dunia. Dunia 160 Taman Eden. Taman Eden 160 Eden. Eden 160 Gehenna.." [Tanith 10a; Pesachim 94a.9. 1 Parasang = 4 mil. 1 mil = 960 - 1,152m]. Jarak bumi - langit: "dari bumi ke langkit ke-1 adalah jarak berjalan kaki selama 500 tahun" [Bereshit_Rabbah 6.6.6; Chagigah 13a:3; Jerusalem Talmud Berakhot 1:1:23 dan 9:1:13; Pesachim 94b:2. Jaraknya = 360 hari x 10 Parasang x 500 tahun = 1.8 x 10⁶ Parasang = x 4 mil x 1152m = 8,294,400 km. Di Pesachim 94a.5: Dalam sehari, rata-rata orang berjalan kaki 10 parasang/40 mil = 38.4 km - 46.08 km/hari]

Jika luas permukaan Bumi 510,072,000 km², maka luas Taman Eden = 3.06 x 10¹⁰ km² (½ luas planet Jupiter/6.14 x 10¹⁰ km²). Luas Neraka = 1.1 x 10¹⁴ km²; Untuk Yerusalem Baru: Bentuk kotak, 12 rb stadia panjang, lebar dan tingginya sama. [Wahyu 21.16-17]. 1 mil = 10 stadia, jadi 1,200 mil; 1 mil = 1,609.3 m; jadi 12,000 stadia = 1,931.2 km. Luas Yerusalem baru = 3,729,583 km² (0.73% luas Bumi atau ⅓ luas USA/RRC atau 0.012% luas Taman Eden).

Islam
Luas Surga dikatakan seluas langit dan bumi, disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya [AQ 57.21, 3.133]. Tafsir mengenai hal ini dari IslamQA no.201529:
    Al-Qurthubi:
    Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkannya. Ibnu Abbas berkata: Seolah-olah langit dan bumi disatukan, seperti pakaian yang dibentangkan dan dilekatkan satu sama lain. Itulah luasnya surga, dan tidak ada yang tahu panjangnya kecuali Allah. Ini adalah pandangan mayoritas, dan tidak ada yang aneh. [Tafsir al-Qurtubi (4/204-205)]

    Ash-Shawkaani:
    Terjadi perbedaan pendapat mengenai pengertian itu. Mayoritas ulama berpendapat bahwa seolah-olah langit dan bumi disatukan, seperti pakaian yang dibentangkan dan dilekatkan satu sama lain, dan itulah luasnya surga. [Fath al-Qadeer (1/437). Lihat juga: at-Tahreer wa't-Tanweer (4/89)]
Di surga seluas itu, terdapat tenda untuk setiap penghuni surga berupa kemah bundar melengkung terbuat dari mutiara yang menjulang ke langit sepanjang 30 mil (thalathwun milan) pada setiap sisinya, tiap sudutnya ada keluarga milik orang mu`min, orang yang lain tidak dapat melihat mereka". [Bukhari no. 3004 (Riwayat Hajjaj bin Minhal - Hammam - Abu 'Imran Al Iawniy - Abu Bakr bin 'Abdullah - bapaknya - Nabi SAW). Abu 'Abdush Shamad dan Al Harits bin 'Ubaid - Abu 'Imran: "Panjangnya 60 mil (sittwun mila)". Juga di: Muslim no. 5072. Darimi no.2711. Ahmad no.18755, 18852, 18926 (semua hadis ini menuliskan 60 mil tiap sisinya). Luas kemah berbentuk ½ bola dengan diameter 30 mil = 706.5 mil² dan diameter 60 mil = 2826 mil²]

Ukuran mil (ميلا/الميل) Arab, bervariasi: "Menurut An-Nawawi, 1 mil = 6000 hasta. namun ulama awal menyatakan 1 mil = 3500 hasta, menurut opini paling benar yang dinyatakan ulama Shafi'i, Al-Samhudi dalam bukunya "Waf` al-Wafa` Bi Akhbar Dar Al-Mustafa" dan juga di "Boghyat Al-Mostarshideen" [155-156], yang juga digunakan Dr. Mohammad Al-Kurdi dalam bukunya "Al-Makadeer Al-Shariah" [2525-260]. Al-Kurdi menjelaskan menurut sharia 1 hasta = 48 cm", artinya 1 mil = 1.680 km [Fatwa no: 2892]. Al-Faghhani: 1 mil = 4000 hasta, atau = 1995 m, jika dengan survei Al-Ma'mun (830 M) = 1925 m, jika dengan jaman Umayyah (661–750 M) = 2.285 m. Pada jaman Al-Ma'mun, sekelompok astronom dan geografi Muslim menghitung jarak Tadmur (Palmyra) ke Raqqa, berbeda 1° atau 66⅔ mil [wikipedia: mil arab]. Dalam "ARABIC & EGYPTIAN GEODESY" dari John Neal: jarak 1° diantara kota tersebut, menurut: Ahmad ibn ‘Abdallah atau Habash = 56 mil; Al Farghani = 56⅔ mil; Ibn Yunus = 57 mil (menurut Ibn Yunus, ukuran dari Habash = 56¼ mil); Al Biruni = 56 mil (Ia ketahui hitungan Al Farghani dan Habas) [hal.310-306].

Karena π = 3,14159265359, untuk 1° = 56 mil/94,08 km: keliling (K) = 360° x 94,08 km = 33,868.8 km, jari-jari (r) (K/2π) = 5,390.4 km, Diameter (D) (r x 2) = 10,780.8 km, luas bumi (L) (bentuk piringan datar, πr²) = 91,282,969 km². Untuk 1° = 66⅔ mil/112 km: K= 40,320 km, r = 6,417.1 km, D = 12,834.25 km dan L = 129,369,286 km².
    Note:
    Di Islam, ukuran (Matahari, Bulan dan Bintang-bintang) JAUH LEBIH KECIL dari luas lautan di bumi dan letak Neraka ada di lautan:

    Quran:
    "dan matahari dan bulan dikumpulkan (Wajumi'a a(l)sysyamsu waalqamaru)". [AQ 75.9].

    Ath-Tabari dalam tafsirnya mengutip riwayat Ibn Wahab - Sa'id bin Abu Ayyub - Abu Syaibah Al Kufi - Zaid bin Aslam - Atha bin Yassar: keduanya dikumpulkan pada hari kiamat, kemudian dicampakkan ke dalam laut, lalu Ia menjadi api Allah yang besar (Ath Tabari, Ibid, vol 25, hal.801. Hadis ini dari As-Suyuti dalam Ad-Darr Al Mantsur (8/345), disandarkan kepada Ibn Jarir dan Al Mundzir)

    Ibn Kathir dalam tafsir untuk AQ 81.1-14:
    Ibnu Abu Hatim - Abu Sa'id Al-Asyaj dan Amr ibnu Abdullah Al-Audi - Abu Usamah - Mujalid - seorang syekh, dari Bajulah - Ibnu Abhas sehubungan dengan makna izasy syamsu kuwwirat: kelak di hari kiamat Allah menggulung matahari, bulan, dan bintang-bintang di laut, lalu Allah mengirimkan angin dabur dan membakarnya dengan api". Hal yang sama dikatakan oleh Amir Asy-Sya'bi. Ibnu Abu Hatim - ayahku - Abu Saleh - Mu'awiyah ibnu Saleh - ibnu Yazid ibnu Abu Maryam - ayahnya - Rasulullah Saw: "(AQ81.1) lalu beliau Saw: Matahari digulung di dalam Neraka Jahanam". Al-Hafiz Abu Ya'la - Musa ibnu Muhammad ibnu Hibban - Darasat ibnu Ziyad - Yazid Ar-Raqqasyi - Anas - Rasulullah Saw: Matahari dan bulan adalah dua ekor banteng yang (akan) disembelih kedua-duanya di dalam Neraka". Hadis ini daif karena Yazid Ar-Raqqasyi orangnya daif ...Al-Bazzar - Ibrahim ibnu Ziyad Al-Bagdadi - Yunus ibnu Muhammad - Abdul Aziz ibnul Mukhtar - Abdullah Ad-Danaj - Abu Salamah ibnu Abdur Rahman ibnu Khalid ibnu Abdullah Al-Qisri di masjid ini (yaitu masjid Kufah) - Al-Hasan - Abu Hurairah - Rasulullah Saw: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ekor banteng di dalam Neraka yang keduanya disembelih kelak di hari kiamat..." Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa Abu Salamah belum pernah meriwayatkan dari Abu Hurairah melainkan hanya melalui jalur ini. Dan Abdullah ibnu Danaj belum pernah meriwayatkan dari Abu Salamah selain dari hadis ini ... Yazid ibnu Abu Maryam - Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: (AQ 81.2) Nabi Saw: "Bintang-bintang itu berjatuhan ke dalam Neraka Jahanam bersama-sama dengan semua yang disembah selain Allah, semuanya dimasukkan ke dalam Neraka Jahanam,..."/. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dengan sanad yang seperti di atas ... Ibnu Jarir - Ya'qub - Ibnu Aliyyah - Daud - Sa'id ibnul Musayyab - Ali r.a. bertanya kepada seorang lelaki Yahudi,"Di manakah Neraka Jahanam itu?'" Lelaki itu menjawab, "Di laut." Kemudian Ali berkata, bahwa menurutnya lelaki Yahudi itu benar dalam jawabannya, karena Allah Swt. telah berfirman: dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (AQ 52.6: "dan laut yang didalam tanahnya ada api") Dan firman-Nya: dan apabila lautan dipanaskan (AQ 81.6)"
    -----

    Tafsir di atas menegaskan bahwa di Islam: Matahari, bulan dan bintang ukurannya JAUH LEBIH KECIL dari lautan di BUMI, karena Neraka ada di laut, maka luas Neraka jauh lebih kecil dari luas BUMI, karena lautan menempati 2/3 permukaan bumi, maka luas Neraka lebih kecil dari luas lautan di bumi.
Tinggi langit yang berbentuk kubah:
Riwayat Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzar - Al Walid bin Abu Tsaur - Simak - Abdullah bin Amirah - Al Ahnaf bin Qais - Al Abbas bin Abdul Muthallib:..Rasulullah SAW:... "Apakah kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?"...Beliau bersabda: "Sesungguhnya jarak antara keduanya adalah bisa 71, atau 72, atau 73 tahun perjalanan. Kemudian langit yang di atasnya juga seperti itu." Hingga beliau menyebutkan 7 langit. Kemudian setelah langit ke-7 terdapat lautan, jarak antara bawah dan atasnya seperti jarak antara langit dengan langit. Kemudian di atasnya terdapat 8 malaikat yang jarak antara telapak kaki dengan lututnya sejauh langit dengan langit yang lainnya. Dan di atas mereka terdapat Arsy, yang antara bagian bawah dengan atasnya sejauh antara langit satu dengan langit yang lainnya. Dan Allah Tabaraka Wa Ta'ala ada di atasnya." [Abu Dawud no. 4100, juga dari riwayat Ahmad bin Abu Suraij - [Abdurrahman bin Abdullah bin Sa'd dan Muhammad bin Sa'id] - Amru bin Abu Qais - Simak. Riwayat Ahmad bin Hafsh - Bapakku - Ibrahim bin Thahman - Simak]. Hadis seperti ini juga di Tirmidzi no. 3242 dari riwayat Abdu bin Humaid - Abdur Rahman bin Sa'd - 'Amr bin Abu Qais - Simak bin Harb - Abdullah bin 'Umairah - Al Ahnaf bin Qais - Al 'Abbas bin Abdul Muththalib. Juga dalam Ibn Majjah no.189 dari riwayat Muhammad bin Yahya - Muhammad bin Ash Shabbah - Al Walid bin Abu Tsaur Al Hamdani - Simak - Abdullah bin Amirah - Al Ahnaf bin Qais - Abbas bin Abdul Muththallib

Hadis di atas, menurut IslamQa no.88746:
At-Tirmidzi: hasan gharib. Ibn Khuzaymah dalam at-Tauhid: shahih. Al-Haakim dalam al-Mustadrak: shahih menurut kondisi Muslim meskipun mereka (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya. Di kalangan ulama kemudian, Ibnu Taymiyah dalam Majmu' al-Fataawa (3/192) dan Ibnu al-Qayyim dalam Mukhtasar al-Sawaa'iq (433): sanadnya jayyid (bagus). Al-Bazaar dalam Musnad-nya (4/115): Kami tidak mengetahui kata-kata ini diriwayatkan kecuali dengan sanad ini dari al-'Abbaas dari Nabi) Allah SWT. Kami tidak mengetahui siapa pun yang meriwayatkan dari 'Abd-Allaah ibn 'Umayrah kecuali Simaak ibn Harb. Ibnu 'Adiyy dalam al-Kaamil (9/27): tidak diketahui. Al-Mazzi dalam Tahdheeb al-Kamaal (10/391): da'if. Al-Dhahabi dalam al-'Arsh (24): hasan. Al-Albaani dalam al-Silsilah al-Da'eefah (1247): dhaif.

"70 sampai 73 tahun perjalanan" untuk 7 surga, totalnya = 490 - 511 tahun.

Sebagai pembanding:
Riwayat Suwaid - Abdullah - Sa'id bin Yazid - Abu as Samh - Isa bin Hilal ash Shadafi - Abdullah bin Amru bin al 'Ash - Rasulullah SAW: "seandainya timah seperti ini -dan beliau menunjuk seperti wadah kecil- dikirim dari langit menuju ke bumi yang jaraknya sepanjang perjalanan 500 tahun..." Abu Isa: 'Hadits ini sanadnya hasan shahih. Dan Sa'id bin Yazid adalah seorang Mesir. Al Laits bin Sa'id dan bukan satu imam saja yang telah meriwayatkan hadits darinya." [Tirmidhi no. 2513. Abu Thahir Zubair 'Ali Zai: Hasan; Albani: Dhaif. Hadis seperti ini juga Ahmad no, 6561 dari riwayat 'Ali bin Ishaq - Abdullah - Sa`id bin Yazid - As Samh - `Isa bin Hilal Ash Shodafiy - Abdullah bin 'Amru - Rasulullah SAW. Syuaib al Arnauth: Sanadnya hasan]

Sangat sulit untuk menentukan dari satuan waktu menjadi satuan kilometer/mil, misalnya perjalanan Nabi ke langit ke-7, ketika Isra Mi'raj dengan buraq ditempuh kurang dari semalam. Namun, tentunya ketika Nabi berbicara kepada mereka, agar dapat memahaminya, tentang 500 tahun atau 70 sampai 73 tahun, beliau membandingkannya dengan moda transportasi umum (jalan kaki atau naik unta/sarana umum untuk perjalanan jauh dan dengan waktu tempuh normal). Jika merujuk perkataan rabbi Yahudi bahwa rata-rata orang berjalan kaki sehari 10 Parasang (38.4 km - 46.08 km), 1 tahun Qamariah = 354,4 hari (70 tahun = 24,808 hari; 500 tahun = 177,200 hari), maka perjalanan ke langit (T) selama 70 tahun (952,627 km - 1,143,153 km) atau 500 tahun (6,804,480 km - 8,165,376 km).

Namun jika merujuk perjalanan hijrah Nabi dari Gua Thur (Mekah) - Quba (Yathrib/Medina) (350 km atau Map: 475 km), berangkat dari gua Thur, Selatan Mekah ("life of Mahomet", Vol.2, Ch.6, William Muir, hal.255), ke Yathrib/Medinam pada hari ke-3 (Ibid, hal.259), dengan 2 atau 3 unta, tanggal 4 Rabiul Awal (Ibid, hal.260, 261), selama 8 hari (Ibid, Vol.3, Ch.8, hal.2), sampai Quba (2 mil Selatan Medina) tanggal 12 Rabiul Awal (Ibid, hal.6-7), waktu tempuh normal 11 hari (Ibid, hal.7). Perjalanan 350 km selama 11 hari, jadi perharinya: 350 km/11 = 31.8 km, untuk 500 tahun perjalanan ke langit/tinggi langit (T) = 177,200 hari x 31.8 km = 5,634,960 km. Dalam Islam, langit berbentuk kubah (berbentuk tabung mengecil di ujung, rumus luas: D x π x T x 0.85), dengan Diameter Bumi (D) = 10,780.8 km, maka luas langit = 10,780.8 km x 3.14 x 5,634,960 km x 0.85 = 162,140,086,594 km².

Alternatif lain, untuk menggunakan waktu tempuh dalam tahun, adalah dari kisah Dzulkarnain/Dhul-Qarnain dalam perjalanan dari Barat ke Timur:

Ibn Kathir: "{Kemudian dia mengikuti jalan yang lain}, yaitu dia mengikuti jalan untuk kembali dari barat ke timur. Ada yang mengatakan bahwa dia membutuhkan waktu 12 tahun untuk kembali ke timur. {Sampai ketika dia sampai di tempat terbitnya matahari, dia mendapati matahari terbit pada suatu kaum yang Kami (Allah) tidak memberikan perlindungan terhadap matahari}".
Muhammad Baqir Majlisi: "...memulai perjalanannya ke arah matahari terbit (timur). Menyeberangi lautan, melewati gunung dan kota, melintasi hutan selama 12 tahun mereka mencapai kegelapan pertama. Saat itu gelap gulita, lebih gelap dari malam dan asap. Itu mengelilingi kedua tepi cakrawala. Dzul Qarnayn turun di tepi kegelapan ini dan memanggil para ulama dan penasihatnya yang terbaik dan mengatakan kepada mereka, “Saya ingin melintasi kegelapan ini.”..Dia terus berjalan kaki dalam kegelapan selama 40 malam sebelum mencapai cahaya...".
Ahmed Ibn ‘Ajibah: "(89) Kemudian dia mengikuti suatu jalan (90) Sampai dia mencapai terbitnya matahari..." (AQ 18.80-89). Yang Kuasa (Yang Mulia) berkata: “Kemudian, dia mengikuti” Dzul Qarnayn mengikuti “sebuah jalur” yang berarti sebuah jalan, kembali dari tempat matahari terbenam dan sampai ke tempat terbitnya. “Sampai dia mencapai terbitnya matahari” ..Dikatakan bahwa dia mencapainya dalam 12 tahun. Dan dikatakan bahwa dia mencapainya dalam waktu yang lebih singkat..."

["Stories Of The Quran", Ibn Kathir, Translator Ali As-Sayed Al- Halawani, bab.13; "Hayat Al-Qulub", Vol.1, Stories of the Prophet, Muhammad Baqur Majlisi: An Account of Dhu’l-Qarnayn, Tafsir AQ.83-88 dari: "al-Bahr al-Madid (The Immense Ocean)", Ahmed Ibn ‘Ajibah. Hanya Muhammad Baqir Majlisi yang menyatakan perjalanan dengan berjalan kaki pada kalimat 40 malam]

Dzulkarnain berjalan dari ujung Barat ke ujung Timur Bumi selama 12 tahun, 40 hari (12 x 354.4 hari + 40 hari = 4292,8 hari) melintasi diameter bumi (D). jika dilakukan dengan berjalan kaki dan merujuk perkataan rabbi Yahudi bahwa rata-rata orang berjalan kaki sehari 10 Parasang (38.4 km - 46.08 km), maka diameter bumi versi ini menjadi 164,843.52 km - 197,812.2 km. Sementara diameter Bumi kita (D) hanya 10,780.8 km, jadi perharinya: 10,780.8 km/4292,8 hari = 2,5 km. Untuk perjalanan 500 tahun ke langit/tinggi langit (T) = 177,200 hari x 2,5 km = 443,000 km. Dalam Islam, langit berbentuk kubah (berbentuk tabung mengecil di ujung, rumus luas: D x π x T x 0.85), maka luas langit = 10,780.8 km x 3.14 x 443,000 km x 0.85 = 12,746,862,154 km².

Luasnya surga, mengutip Ibnu Abbas: "langit dan bumi disatukan, seperti pakaian yang dibentangkan dan dilekatkan satu sama lain. Itulah luasnya surga..Ini adalah pandangan mayoritas" = luas bumi + luas langit:
  1. (Versi hijrah dari Mekkah ke Yathrib) = 91,282,969 km² + 162,140,086,594 km² = 162,231,369,563 km²

  2. (Versi perjalanan Dzulkarnain dari Barat ke Timur) = 91,282,969 km² + 12,746,862,154 km² = 12,838,145,123 km²

Keadaan Taman/Surga

Alkitab:
Untuk Eden: Terdapat tanah, 4 sungai, tumbuhan, buah-buahan, burung, binatang hutan dan ternak [Kej.2-8-20]; Untuk Yerusalem baru: berbentuk kotak dengan 12 pintu gerbang, tembok permata Yaspis, dasar ke-1 sampai 12 dari permata dan batu: yaspis, nilam, mirah, zamrud, unam, sardis, ratna cempaka, beril, krisolit, krisopras, lazuardi dan kecubung; gerbang dari mutiara, jalannya dari emas tulen seperti kaca bening, tidak ada bait Allah, kerena Allah dan Yesus adalah Bait Sucinya, juga tidak ada malam [Wahyu 21.12-21]; Ada sungai air kehidupan jernih bagaikan kristal, tengah kota ada pohon-pohon kehidupan dan buahnya. Daunnya dipakai untuk menyembuhkan [Wahyu 22.1-2]. Ada indikasi suhu Surga lebih panas dari Neraka.

Islam:
Terdapat tanah, pohon, sungai2, mata air, istana, dipan, pintu, permadani, perhiasan emas mutiara, gelang [AQ 18.31, 22.23, 25.10, 38.51, 43.71], 2 warna surga adalah hijau tua [AQ 55.64]

Fisik Penghuni Surga

Alkitab:
Fisiknya serupa Allah [Kej 1.26], punya tulang dan daging [Kej 2.23, Mat 5.29, 9.47], dapat tidur [Kej 2.21]. Tinggi Adam sebelum jatuh dalam dosa, 200 hasta, setelahnya, 100 hasta/45.72 Meter [Babylonian Talmud: Tractat Sanhedrin 100a; Zohar, vol.1, hal.297; Midrash Tanhuma-Yelammedenu, Samuel A. Berman, hal.20]

Islam:
Penghuninya tidak pernah mati (AQ 44.56), berwajah mulus jernih bercahaya (AQ 76.11), dihiasi gelang mas, pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, duduk bersandar di dipan-dipan yang indah (AQ 18.31), Pakaian tidak pernah lusuh, senatiasa muda, tidak sakit-sakitan, tidak mengeluarkan ingus dan meludah, tidak buang air besar dan kecil, sisir mereka terbuat dari emas dan parfum mereka dari misik, bara apinya dari batang kayu yang wangi serta bentuk mereka seperti Adam setinggi 60 dzira (hasta: sekitar 27.4 meter) yang menjulang ke langit [Bukkhari no.5759, 3079, 3080 [4.55.543, 544] dari Abu Huraira, Muslim 40.6803 dari Abu Sa'id al-Khudri dan Abu Huraira. Dengan narasi yang hampir sama: Ibn Majjah no.4324. Ahmad no.6868, 7126, 7592, 7824, 7941].
    Note:
    Allah menciptakan Adam seperti wujud-Nya 60 zira/Hasta (= 27.43 Meter) tingginya (khalaqa Allahu azza wa jalla adama alaa shuratihi ṭūluhu sitũwna dẖirāʿaⁿạ) [Sahih Muslim no.40.6809/no.5075 dari riwayat Muhammad bin Rafi' - Abdurrazzaq - Ma'mar - Hammam bin Munabbih - Abu Hurairah - Rasulullah SAW]. Juga di Sahih Muslim no.32.6325/no.4731 dari riwayat [Nashr bin 'Ali Al Jahdhami - Bapakku (Ali bin Nashr bin 'Ali bin Shuhban)] dan [Muhammad bin Hatim - 'Abdur Rahman bin Mahdi], Keduanya dari Al Mutsanna bin Sa'id - Qatadah - Abu Ayyub - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Allah 'azza wajalla menciptakan Adam seperti wujudnya (kẖalaqa ạllדhu ʿazד wajalד ậdama ʿalaa ṣūratihi)"]

    Para Rabbi:
    Tinggi Adam sebelum jatuh dalam dosa, 200 hasta, setelahnya, 100 hasta/45.72 Meter [Babylonian Talmud: Tractate Sanhedrin 100a; Zohar, vol.1, hal.297; Midrash Tanhuma-Yelammedenu, Samuel A. Berman, hal.20]
Namun di hadis lainnya, Nabi menyampaikan tentang Ibrahim, anak beliau (umur 16-18 bulan, anak Nabi dari Maria Qitibiya), dikatakan bahwa di surga nanti Ibrahim akan menyusui dan punya pengasuh yang menyusuinya [Bukkhari 8.73.215 dari Al Baraa]

Kegiatan Penghuni Taman/Surga

Alkitab:
Surgawan berdiri di hadapan Takhta Allah dan Yesus, melayaninya siang-malam, melihat wajah-Nya, nama-Nya tertulis di dahi Surgawan [Wahyu 7.15, 22.3-4], malaikat berdiri dekat mezbah dengan pedupaan emas, berisi kemenyan untukNya bersama doa semua orang kudus [Wahyu 8.3-4]; Kemah akan terbentang di atas mereka, tidak ada lapar dahaga dan panas terik, tidak ada malam [Wahyu 7.15-16, 22.5] dituntun ke Air kehidupan [Wahyu 17.7]; Ada makanan bagi Surgawan [Luk 14.12-15, 22.29-30; Yoh 6.27,32, Mat 8.11], Khamir [Mat 13.33], harta karun [Mat 13.44, Wahyu 21.26], Mutiara [Mat 13.45], Ikan berlimpah [Mat 13.47];

Apakah di Surga para surgawan/wati akan menikah?
    "Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa mengatakan (Ulangan 25.5), bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Tetapi di antara kami ada 7 orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ke-7. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. Siapakah di antara ke-7 orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia." [Mat 22.23-28, Markus 12.18-23. Luk 20.27-33]
Walaupun Yesus menyatakan kepada orang Saduki:

"pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga" [Mat 22.30, Markus 12.25, Luk 20.35-36], namun Alkitab juga menyampaikan surgawan akan kawin di surga:
  1. Hawa adalah istri Adam di Surga [Kej 3.20], Hawa adalah istri ke-2, istri sebelumnya adalah lilith
  2. Para anak-anak Allah tercatat mengawini anak-anak manusia [Kej 6.2]
  3. Di Yerusalem (baru)-nya Yesaya: "Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur 100 tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur 100 tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga...umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka. Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma dan tidak akan melahirkan anak yang akan mati mendadak, sebab mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati TUHAN, dan anak cucu mereka ada beserta mereka [Yes 65.17-25]
  4. Yesus berkata kepada Petrus (Mat 16.19) dan kepada murid-muridnya (Mat 18.18): "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga"
    → Berdasarkan ayat ini, dalam kasus wanita kaum Saduki tersebut, maka saat di surga kelak, Ia akan kawin dengan suaminya yang ke-7, karena sampai wafat, wanita ini tidak lagi kawin
  5. Paulus berkata: "Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia [1 Tesalonika 4.14-16], namun jika melihat Wahyu 16-6-9, tampaknya, seluruh para surgawan (laki dan perempuan) akan juga menikahi Yesus: "Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,..katanya: "Haleluya!..Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba"
Walaupun kurang jelas maksudnya membedakan, Yesus mengatakan bahwa para perempuan sundal masuk surga [Mat 21.31]; Namun terdapat indikasi kuat bahwa Surgawan nasrani dapat berpoligami, melalui contoh yang disampaikan Yesus saat menerangkan beda kesiapan antar 2 kelompok, 5 perempuan surga sangat antusias menyambut seorang surgawan dan 5 perempuan surga dengan kesiapan lengkap sangat antusias melayani sang surgawan di ruang tertutup [Mat 25.1-14]; Surgawan akan mendapat 100x lipat dan hidup kekal atas apapun yang ditinggalkannya [Mat 19.29]

Islam:
Terdapat piring, gelas dari emas, pakaian dari sutera [AQ 35.33], minuman dengan campuran jahenya [AQ 76.17], arak [AQ 56.16-18] dan para bidadari yang "siap bekerja" [AQ 37.48-49, 44.54, 52:20, 56:35-38] di atas permadani yang di sebelahnya terdapat buah-buahan [AQ 55:54, 55:70], kegiatan diantaranya: ..bagi mereka [lahum] disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki BUAH-BUAHAN dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka DI BERI BUAH-BUAHAN yang serupa dan untuk mereka (walahum) di dalamnya ada isteri-isteri/pasangan (azwājun) yang suci dan mereka kekal di dalamnya [AQ 2:25]. Mereka (hum) dan isteri-isteri/pasangan mereka (wa-azwājuhum) berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. [AQ 36.56]
    Note:
    Pengugunaan kata "..hum fihaa azwaajun" [misal: AQ 2.25, 4.57]. Akhiran "hum" adalah kata ganti orang ke-3 jamak yang dapat digunakan pada: 3 pria (atau lebih) atau 1 pria + 2 wanita (atau lebih). Jika pelaku adalah 3 wanita (atau lebih) maka digunakan kata ganti orang ke-3 "hun".

    Kata "azwaaj" (plural, single: zawj) dari 76 x kemunculannya, diartikan: "pasangan" [67x] dan "macam/semacamnya" [9x, yaitu: AQ 22.5, 26.7, 31.10, 37.22, 38.58, 39.6, 50.7, 56.7, 75.39]. Kata "azwajun" adalah kata benda, jamak, pria. Kata "muthharatun" (murni/suci) adalah kata sifat, tunggal, feminim. Jadi ayat ini dapat bermakna:

    1. Para pria berpasangan dengan para pria!
    2. Para wanita berpasangan dengan para pria!
    3. Para pria berpasangan dengan para pria dan wanita!
    4. Para wanita berpasangan dengan para pria dan wanita!
    5. Para pria berpasangan dengan para wanita!
    6. Para wanita berpasangan dengan para wanita! atau
    7. Para pria/wanita yang bersama macam-macam bentuk (tidak harus bentuk manusia, bisa bentuk lainnya namun untuk jenis "jin" tampaknya tidak termasuk di sini)
Para ulama tampaknya kurang berminat mengungkapkan fakta prilaku homoseksual/lesbian/poliandri juga akan dilakukan para surgawan/wati, mereka hanya fokus mengeksplore poligami di surga:
  1. Surgawan: Berpoligami dengan banyak surgawati dan bidadari:

    Para surgawan akan berkekuatan untuk merawani 100 perawan seharinya [Tafsir Ibn kathir 56:27-37: Kumpulan Hadis Abu Dawud At-Tayalisi yang berasal dari Anas. juga kumpulan hadis At-Tirmidhi dan ia nyatakan "Hasan Gharib". Berdasarkan hadis dari Abu Nu`aym dalam "Sifat al-Janna", al-`Uqayli dalam "Du`afa", dan al-Bazzar dalam musnadnya: disamping berkekuatan 100 perawan, juga akan di kawinkan dengan 70 istri]

    Riwayat Abdullah bin 'Abdurrahman - Nu'aim bin Hammad - Baqiyyah Ibnul Walid - Bahir bin Sa'd - Khalid bin Ma'dan - Al Miqdam bin Ma'di Karib - Rasulullah SAW: ...dinikahkan dengan 72 dua bidadari dan diberi hak untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari keluarganya." Abu Isa: "hasan shahih gharib." [Tirmidhi no.1586]. Ahmad no.10511 (Riwayat Hasan - Sukain bin Abdul Aziz - Al Asy'ats Adl Dlarir - Syahr bin Hausyab - Abu Hurairah - Rasulullah SAW:..ia juga akan mendapatkan sebanyak 72 istri dari bidadari selain dari istri-istrinya di dunia). Perawi yang dianggap bermasalah di hadis ini: Syahr bin Hausyab dan Sukain bin Abdul Aziz. Ahmad no11298 (Riwayat Hasan - Ibnu Lahi'ah - Darraj - Abu Al Haitsam - Abu Sa'id - Rasulullah SAW: "Penghuni surga derajatnya paling rendah memiliki 80.000 pelayan dan 72 istri.."). Perawi yang dianggap bermasalah di hadis ini adalah: Darraj bin Sam'an dan Abdullah bin Lahi'ah. Ibn Majjah no.4326 (Riwayat Hisyam bin Khalid Al Azraq - Khalid bin Yazid bin Abu Malik - ayahnya - Khalid bin Ma'dan - Abu Umamah - Rasulullah SAW: "..Allah akan menikahkan dengan 72 istri, 2 istri dari bidadari dan yang 70 dari warisannya penduduk neraka (isterinya penghuni neraka yang masuk surga), dan tidaklah salah seorang dari mereka melainkan memiliki vagina yang rapat dan ia memiliki penis yang tidak loyo." Khalid bin Hisyam: warisannya penduduk neraka adalah laki-laki yang masuk neraka mewarisi isterinya untuk penghuni surga sebagaimana fir'aun mewarisi isterinya (Note: Istri Firaun akan dinikahkah Allah kepada Muhammad [Ibn `Adi in the Kamil, dan al-Bayhaqi di "al-Ba`th wal-Nushur"]). Perawi yang dianggap bermasalah: Yazid bin 'Abdur Rahman dan Khalid bin Yazid. Namun Al-Suyuti menyatakan rantai perawinya “fair” (hasan) di al-Jami` al-Saghir (7989).

    Melakukan hubungan seks dengan 100 perawan seharinya [Hadis ini dari Abu Huraira, dalam "Al-Sagir dan Al Awsat"-nya Abu Al-Qasim At-Tabarani, Abu Nu`aym dalam "Sifat al-Janna", al-Khatib dalam "Tarikh Baghdad". Abu Dya al-Maqdisi menyatakan ini sahih menurut Ibn al-Qayyim dalam "Hadi al-Arwah" dan Ibn Kathir dalam "al-Fitan wal-Malahim" dan Khaldun al-Ahdab dalam "Zawa'id Tarikh Baghdad (100)"].

    Akan mendapatkan 70an bidadari disamping istrinya sewaktu di dunia [Warraq, Ibn (2002-01-12). "Virgins? What virgins?"] dan dari riwayat Ibn al sakan menyampaikan hadis nabi dari Hatib ibn Abi Balta`a: dikawinkan dengan 72 perempuan dan 2 berasal dari dunia ini [Ma`rifat al-Sahaba and Ibn `Asakir in Tarikh Dimashq]

    Mendapatkan 72 bidadari [Hadis Nabi yang diriwayatkan Daraj Ibn Abi Hatim, di mana Abu al-Haytham 'Adullah Ibn Wahb menarasikan dari Abu Sa'id al-Khudhri, "How Many Wives Will The Believers Have In Paradise?" - Questions answered by Islamic scholar Gibril Haddad; Ahmad no. 10511 (17182), Tirmidhi no.1586 (1663), dan disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 3213]

    Seluruh surgawan SEKURANGNYA beristri 2 orang (Muslim, no.188 Kitâb al-Imân, Bâb adna Ahl al-Jannah manzilatan). Detail lainnya lihat fatawa no. 25843

    Dengan pernyataan bahwa minimum jumlah istri para surgawan = 2 (terutama pada kalimat 2 istri yang berasal dari dunia ini), maka dapat kita ketahui perbandingan JUMLAH yang masuk surga antara PRIA vs WANITA, yaitu: jumlah PRIA MAKSIMUM 1/3-nya dan sisanya wanita.

  2. Surgawati: HANYA dengan 1 SURGAWAN + TERPOLIGAMI bersama banyak bidadari:
    Wanita dalam Islam, ketika di dunia mereka mandah di poligami, demikian pula di akhirat.

    Apapun status perkawinan dunianya, maka ketika di akhirat, sang Muslimah hanya akan dapat 1 (satu) suami saja [Al Fatawa Al Haditsiyah, Syaikhul Islam al-Imam Ibn Hajar al-Haitami, I/168 dan 36; Imam Nawawi → Syarah Al-Muslim XVII/171]

    Jika wanita ini membujang hingga akhir hayatnya [atau bercerai dan tidak menikah lagi atau menikah namun suaminya tidak masuk surga], maka Allah akan memilihkan surgawan untuk menjadi suaminya di surga [Majmu Fatawa Syaikh al-'Utsaimin 2/52-53, dengan tambahan kata "jika para surgawannya minat"]
    Jika wanita ini menikah di dunia dan wafat atau wanita ini menikah berkali-kali (suaminya wafat), maka di surga, ia akan bersama suami terakhirnya yang masuk surga (atau yang terbaik diantara yang pernah bersuami dengannya) [hadits nabi riwayat Anas dari Umi Habibah dan dari Umi Salamah,dari At tabarani; hadis dari Asma' Binti Abi Bakar → Al Fatawa Al Haditsiyah, Syaikhul Islam al-Imam Ibn Hajar al-Haitami, I/168 dan 36; I/236]

    + Muslimah tersebut akan berbagi suami secara massal dengan puluhan wanita lain.

    Disamping itu, kegiatan lain surgawati selain dipoligami, juga melahirkan anak: Riwayat Muhammad bin Basyar - Mu'adz bin Hisyam - ayahku (Hisyam bin Abi Abdullah Sanbar) - 'Amir Al Ahwal - Abu As Shidiq An Naji - Abu Sa'id Al Khudri - Rasulullah SAW: "Di dalam surga, jika seorang mukmin ingin memiliki anak, maka ia akan menghamili dan melahirkannya dalam satu jam, sebagaimana yang ia inginkan." [Sunan Ibn Majjah no. 4329. Di Maktabah Al Ma'arif Riyadi 4338: M.Nashiruddin Al Albani: Shahih, Abu Thahir Zubair 'Ali Zai: Hasan. Hadis ini ada juga di Ahmad no.10641 (Syu'aib Al Arnauth: Hasan) dan no.11339 (Syu'aib Al Arnauth: Sanadnya Qawiy/kuat) dan Darimi no.2712]
Jadi, seorang muslimah yang menikah secara monogami selama hidupnya di dunia, sesungguhnya sudah sangat beruntung, karena kelak saat ia di surga, ia akan dipoligami. Bayangkan sekarang, yaitu ketika di dunia, sang muslimah bersuamikan seorang yang kasar, bau dan senang memukul, ketika kemudian mereka masuk surga, sang Muslimah tetap dengan suami yang sama sementara sang suami mendapatkan tambahan dengan puluhan wanita lainnya.

Jika sulit untuk membayangkan kenikmatan para ahli surga tersebut, sebagai pembanding, tengoklah prilaku primata hutan misal: Gorila, babon dan beberapa jenis kera lainnya yang ternyata juga melakukan kenikmatan yang sama, yaitu: makan buah2an, berpoligami dan mempunyai harem [misal: di sini, di sini dan di sini]

Pembanding di atas tidaklah berlebihan mengingat kera diciptakan Allah dari Manusia, "Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina"' [AQ 2.65, 5.60 dan 7.166]
    Note:
    Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi SAW saat perang dengan Bani Quraidzah berdiri di bawah benteng mereka. Dengan marahnya..beliau bersabda: "Hai saudara-saudara kera! Hai saudara-saudara babi! Hai penyembah-penyembah thaghut!" Para pemimpin bani Quraidzah berkata kepada kaumnya. "Siapa yang memberitahu Muhammad tentang ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu kecuali dari kamu. Mengapa kalian beritahukan kepada mereka tentang kutukan Allah kepada kalian, sehingga mereka dapat mengalahkan hujjah kalian?" Maka turunlah ayat ini (AQ 2: 76) yang menegaskan penyesalan mereka akan kebocoran isi Taurat kepada Nabi Muhammad SAW. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)

    Sebagian ulama mengatakan bahwa penciptaan kera dari manusia ini umurnya pendek, sehingga seharusnya tidak sempat berketurunan. Namun jika mengacu pada hadis di atas yaitu pada penyebutan "saudara-saudara kera" serta memperhatikan AQ 33.5, "Panggilah mereka dengan nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu ..." Maka penyebutan ini merujuk mereka merupakan keturunan kera dan beberapa dari kera itu bahkan sempat beranak-pinak.

    Turunnya AQ 33.5 adalah sehubungan dengan rangkaian pernikahan Muhammad vs Zainab. Pernikahan ini terjadi pada Dul Qaidah 5 AH ("The Wives of the Messenger of Allah", Muhammad Swaleh Awadh). Zainab sebelumnya adalah istri Zaid bin Muhammad (Anak angkat Muhammad). Surat ini turun sebagai penghapusan adopsi dan berdosa jika mengangkat anak dan menganggapnya anak sendiri serta memanggilnya tidak dengan nama ayah kandungnya. Sebelum pernikahan, Zaid tentunya telah menceraikan Zainab dan jika konsisten setelah perceraian ada masa idah, maka perkawinan berikutnya harusnya berselisih 90 hari (3 ato 4 bulan). Dari sini dapat kita ketahui bahwa AQ 33.5 turun sekurangnya 4 bulan sebelum terjadinya pernikahan.

    Perang dengan Bani Quraizah juga terjadi di Dul Qaidah 5 AH. Bani Quraiza menyerah setelah dikepung 25 hari (perang ini terjadi setelah perang Khandaq, total waktu adalah 27 hari). Perkawinan Muhammad vs Zainab, besar kemungkinan terjadi di sebelum perang Khandaq.

    Karena surat mengenai penyebutan seseorang adalah sebaiknya dipanggil dengan nama bapak kandungnya telah diturunkan di sebelum perang dengan bani Quraizah, maka dapat dipastikan penyebutan "saudara-saudara kera" adalah merujuk bahwa mereka ini merupakan turunan kera.
Allah menciptakan kera dari Manusia, Allah menciptakan manusia dari Rupanya oleh karenanya sangat wajar jika bentuk manusia sangat mirip dengan bentuk Allah dan Kita melihat bahwa bentuk kera juga sangat mirip manusia maka suatu kewajaran bahwa bentuk Allah juga mirip kera atau bentuk kera juga mirip Allah...tentunya TIDAK SERUPA tapi MIRIP.

Penggambaran rupa Allah, biasanya mendapatkan tentangan dengan menggunakan dalil dari potongan ayat AQ 42:11, "TIDAK ADA SESUATUPUN YANG SERUPA DENGAN DIA". Namun, Ibn Kathir menyampaikan maksud kalimat itu: "Yaitu, Tidak ada sesuatupun yang sama seperti Pencipta seluruh pasangan tersebut. karena dia adalah mahaesa, Rabb yang kepada-Nya seluruh makhluk bergantung, tidak ada tandingan bagi-Nya" ["Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir" Pentahqiq: DR. Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-SheikhIbn katsir, Cet-1, Tahun 1994, Jilid 7/Juz 25, hal 236], jadi ayat ini memang tidak membicarakan bahwa tidak ada mahluk yang menyerupai wujud atau bentuk Allah.

Tentunya ada yang penasaran tentang wujud/bentuk/rupa [shurah] Allah itu, bukan? Petunjuk pertama kita temukan di Quran, yang merupakan tantangan Allah pada para ilah lainnya:
    (191) Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang; (192) Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan; (193) Dan jika kamu menyerunya untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja buat kamu menyeru mereka ataupun kamu herdiam diri; (194) Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk yang serupa juga dengan kamu...; (195) Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-ku)"; (197) Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri. (198) Dan jika kamu sekalian menyeru untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-herhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat [AQ 7.191-198, Al Makiyyah, turun urutan ke-39]
Pernyataan ayat 195, menunjukan bahwa hanya Allah yang disembah Muhammad-lah, satu-satunya Allah yang benar-benar punya tangan, dapat berjalan, mendengar dan melihat. Kemudian di hadis kita temukan Adam dibuat berdasarkan wujudNya:
    Allah menciptakan Adam seperti wujud-Nya 60 zira/Hasta tingginya (khalaqa Allahu azza wa jalla adama alaa shuratihi ṭūluhu sitũwna dẖirāʿaⁿạ) [Sahih Muslim no.40.6809/no.5075 dari riwayat Muhammad bin Rafi' - Abdurrazzaq - Ma'mar - Hammam bin Munabbih - Abu Hurairah - Rasulullah SAW]. Juga di Sahih Muslim no.32.6325/no.4731 dari riwayat [Nashr bin 'Ali Al Jahdhami - Bapakku (Ali bin Nashr bin 'Ali bin Shuhban)] dan [Muhammad bin Hatim - 'Abdur Rahman bin Mahdi], Keduanya dari Al Mutsanna bin Sa'id - Qatadah - Abu Ayyub - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Allah 'azza wajalla menciptakan Adam seperti wujudnya (kẖalaqa ạllãhu ʿazã wajalã ậdama ʿalaa ṣūratihi)"].

    Fatwa: 20652, di bagian bawah Fatwa, dinyatakan:
    ...Kata-kata Nabi, "Adam diciptakan menurut gambar-Nya" berarti bahwa Allah menciptakan Adam menurut gambar-Nya, karena Dia memiliki wajah, mata, tangan, dan kaki, dan Adam memiliki wajah, mata, tangan, dan kaki..
Jadi, Allah yang mempunyai tangan dan kaki ini, BUKANLAH KIASAN. Berikut lebih detail tentang wujud/bentuk/rupa [shurah]
    Kaki Allah:
    Diriwayatkan Anas dan Abu huraira, dinyatakan Nabi berkata “Orang yang akan di ceburkan ke Neraka dan akan dikatakan, ‘masih ada yang lain?’ (AQ 50:30) hingga Allah menjejakan KAKINYA di atas Neraka dan dikatakan ‘Qati! Qati! (cukup..cukup)!’ [Bukhari 6.60.371, 372]

    Betis Allah:
    Pada hari betis disingkapkan (AQ 68.42) dan dalam Hadis riwayat Yahya bin Bukair, Allaits bin Sa'd - Khalid bin Yazid - Sa'id bin Abu Hilal - Zaid - 'Atha' bin Yasar - Abu Sa'id Al Khudzri berkata, "Kami bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada hari kiamat?"..Nabi balik bertanya: ..Nabi meneruskan: ..Beliau melanjutkan, "Lantas Allah (Al jabbar) mendatangi mereka dengan bentuk yang belum pernah mereka lihat pertama kali, lalu Allah firmankan: 'Akulah Tuhan kalian.' Mereka menjawab, 'Engkau adalah rabb kami, dan tidak ada yang berani mengajak-Nya bicara selain para nabi SAW, lantas para nabi berkata, 'Bukankah di antara kalian dan Allah ada tanda yang kalian mengenalnya? '

    Mereka menjawab, 'Ya, yaitu betis, '

    maka Allah pun menyingkap BETIS-Nya sehingga setiap mukmin bersujud kepada-Nya. [Bukhari no.6886, Muslim no.269 (Dari jalur perawi: Suwaid bin Sa'id, Hafsh bin maisarah - Zaid bin Aslam - 'Atha' bin Yasar - Abu Sa'id Al Khudri) dan Musnad Ahmad no.107103 (dari jalur perawi: Rib'i bin Ibrahim, Abdurrahman bin Ishaq, Zaid bin Aslam - 'Atho` bin Yasar - Abu Sa'id Al Khudri)]

    Tangan Allah:
    Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua TANGAN-Ku [biyadayya =(بِيَدَيَّ)]. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" [AQ 38.75]

    Riwayat Harmalah bin Yahya, Ibnu Wahb, Yunus - Ibnu Syihab, Ibnul Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata; "Rasulullah SAW bersabda: 'Kelak di hari kiamat Allah Tabaraka wa Ta'ala akan menggenggam bumi dan menggulung langit dengan TANGAN KANAN-Nya. Kemudian Dia berfirman.. [Muslim no.4994, Muslim 39.6703] atau Abu Bakr bin Abu Syaibah, Abu Usamah - 'Umar bin Hamzah - Salim bin 'Abdullah, Abdullah bin 'Umar berkata; "Rasulullah SAW bersabda: 'Pada hari kiamat kelak, Allah SWT akan melipat langit..menggenggamnya dengan TANGAN KANAN-Nya..' Setelah itu, Allah akan melipat bumi dengan TANGAN KIRI-Nya sambil berkata:..'"[Muslim no. 4995, Muslim 39.6704]

    Jari Tangan Allah:
    Riwayat Ahmad bin 'Abdullah bin Yunus, Fudhail bin 'Iyadl - Manshur - Ibrahim - 'Ubaidah As Salmani - 'Abdullah bin Mas'ud dia berkata; "Seorang yahudi datang kepada NabiSAW, lalu dia berkata; 'Wahai Muhammad, atau wahai Abu Qasim! Kelak di hari kiamat Allah Ta'ala memegang langit dengan 1 JARI, bumi dengan 1 JARI, gunung-gunung dan pohon-pohon dengan 1 JARI, lautan dan air dengan 1 JARI, mahluk lain dengan 1 JARI-Nya. Kemudian Dia goncangkan seluruhnya sambil berkata;....Rasulullah SAW pun tertawa mendengarnya dan membenarkannya. Kemudian beliau melafalkan AQ 39.67 [Muslim no.4992, 4993 atau Muslim 39.6699-6702]

    Allah Berlari:
    Riwayat Abu Mu'awiyah, Al A'masy - Ma'rur bin Suwaid - Abu Dzar, "Rasulullah SAW bersabda: "Allah Azza Wa Jalla berfirman: "Barangsiapa melakukan...Barangsiapa mendekat pada-Ku 1 jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya 1 HASTA, dan barangsiapa mendekatkan diri pada-Ku sehasta maka Aku akan mendekat padanya 1 DEPA, dan barangsiapa mendatangi Aku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan LARI." [Musnad Ahmad no.20398, juga di Tirmidhi no. 3527, hadis ini bisa dimaknai secara kiasan maupun bukan]

    Hadis dan Tafsir:
    Hadis riwayat al Haarith ibn Nawfal: "Allah menciptakan tiga hal dengan Tangan-Nya: Adam, menulis Tawraah, dan menanam tanaman di Firdaus" [Koleksi dari Daylami, Darqutni di 'As Sifaat' hal. 26 # 28 (juga riwayat Amr 'Abdullah bin' dari otoritas al Harits ibn Nawfal, hal. 403) dan Abu Ash Shaikh di 'Al' Udhmah ': 5/1555]

    Hadis riwayat 'Abdullah bin' Umar: "Allah menciptakan empat hal dengan Tangan-Nya: ‘arsy, Pena, Adam dan Surga 'Adn. Kemudian untuk seluruh sisa penciptaan lainnya berkata 'Kun' [menjadi] dan terjadilah itu." [Adh Dhahabi di ‘Al ‘Uluw’ menyatakan 'rantai perawinya baik'. Al Albaani di 'Mukhtasar al ‘Uluw’ hal.105 menyatakan 'Rantai perawinya otentik menurut aturan imam muslim']

    Dari ‘Abdullaah ibn al Haarith yang berkata rasulullah berkata: Allah menciptakan 3 hal dengan tangannya: Adam, menulis taurat, dan menanam di Firdaus..." [Al Khira-ity in Masaawi al Akhlaaq: hal.62, #426]

    Hadis riwayat ibn ‘Umar: Allah menciptakan 4 hal dengan tangannya: Arsy, Surga 'Adn, Adam dan Pena.." [Al Haakim menyatakan 'rantai perawi otentik menurut syarat Bukkhari dan Muslim namun tidak dimasukan di koleksi mereka]

    Ibnul Qayyim:
    Terdapat laporan otentik dari Bukhari dan Muslim dalam sahih mereka bahwa Nabi berkata dalam hadis tentang campurtangan: Akan dikatakan pada musa:"Kamu Musa yang allah akan nyatakan dengan ucapan (langsung) padamu dan menuliskan tablet untukmu dengan tangannya' [Bayaan Talbees al Jahmiyyah 1/153].

    Ibn ‘Uthaymin said:
    Para Ahli kitab menyatakan Allah tidak menyiptakan seluruhnya dengan tangan kecuali Adam, Surga 'Adn, meulis taurat. Inilah 3 hal yang dilakukan dengan tangan Allah. Untk yang selain Adam, ia ciptakan dengan kata 'kun' (menjadi)'[Tafsir Surat al Kahf: hal.89]

    Imam Muslim, Nasai dan juga Imam Ahmad menyatakan bahwa kedua tangan Allah adalah Kanan:
    Riwayat (Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb dan Ibnu Numair) - Sufyan bin 'Uyainah - 'Amru (Ibnu Dinar) - 'Amru bin Aus - (Abdullah bin 'Amru, Ibnu Numair dan Abu Bakar) - Nabi SAW): "...sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua.." [muslim no. 3406. Juga di Ahmad no. 6204, riwayat Sufyan - Amru bin Dinar - Amru bin Aus - Abdullah bin Amr bin Ash - Rasulullah SAW "..dimana kedua tangan-Nya adalah kanan". Juga di Nasai no. 5284]

    Abdul-Qadir Gilani [1077–1166 masehi] menuliskan di "Al-Ghunya li-talibeen tariq al-haqq", tentang bentuk tangan ALLAH, "Ia mempunyai dua tangan [yadan], dan setiap dari kedua tangannya adalah tangan kanan." [juga di Bulletin Dakwah Manhaj Salaf Edisi: 43/Th. II tgl 12 Dzulqo’dah 1425 H/24 Desember 2004 M, penulis Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, judul asli "Mengimani bahwa Allah Ta'ala memiliki Tangan"]

    Al-Bayḥaqī [994 M - 1066 M] dalam komentar untuk AQ 38.75 menyatakan "Dengan tashdīd (penggandaan) dari (huruf) "yā" menunjukkan gabungan (iḍāfah), dan ini adalah penetapan bentuk ganda (untuk kata tangan). Dan di sini TERLARANG membawakan itu dalam arti niʿmah (nikmat) atau qudrah (kekuasaan) karena itu bukan arti yang benar dalam spesifikasi dualitas dalam nikmat Allah juga tidak dalam kekuasaannya. Karena nikmat Allah lebih banyak dari yang dapat di hitung.."[Lihat lengkap: Di sini, Di sini dan Di sini].
Perlu diketahui, bahwa ada manusia yang kedua tangan dan kakinya, kanan semua
    "Ezekiel Burroge moved from Halifax to Calgary in 1887 and purchased farmland southeast of town. He had been born with two right hands and two right feet and was generally shunned by his neighbours because of these differences."
Sample manusia dengan kelainan fisik itu, walaupun mirip dengan ciri-ciri Allah, tentunya Ia BUKANLAH Allah.

Disamping ciri fisik, Ternyata Quran juga memuat kemiripan mentalitas/sifat Allah yang juga MENYERUPAI Manusia dan Kera:
    Kera, manusia dapat marah, ternyata Allah juga (AQ 4.93; 43.55); Kera, manusia dapat suka/benci sesuatu, ternyata Allah juga (AQ 2.222); benci sesuatu (AQ 57.23; 3.32); Kera, manusia bisa cemburu, ternyata Allah juga pencemburu dan ingin seluruh perhatian hanya padanya (AQ 4.48 dan 4.116), Manusia senang menghasut, ternyata Allah juga menghasut untuk menghancurkan yang menduakan dan beralih darinya (AQ 2.193)
Dan tentunya masih banyak lagi sifat-sifat atau mentalitas manusiawi Allah, sehingga TIDAK ADA SERUPA denganNya bukan berarti TIDAK DAPAT dilihat KEMIRIPANNYA, bukan?

Kemiripan-kemiripan ini akan membantu kita untuk lebih memahami mengapa Allah meminta manusia untuk membaca tanda-tanda alamnya agar lebih mengenalnya dan janji kenikmatan darinya, yang rupanya mirip tapi tidak serupa dengan para primata hutan. Namun, entah mengapa ateisme yang justru kerap sebagai tertuduh bahwa manusia berasal dari kera, padahal di bukunya DARWIN, "The Decent of Man, Ch.6", TIDAK ADA tertulis bahwa manusia berasal dari kera.

Kapan Masuk Taman/Surga?

Menurut Islam, para Syuhada setelah wafat akan menjadi burung berwarna hijau di surga, merujuk pada ayat: "Walaa tahsabannal-ladziina qutiluu fii sabiilillahi amwaatan bal ahyaa-un ‘inda rabbihim yurzaquun(a)" (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki) [AQ 3.169]. Ayat ini terkait tentang kejadian Bir Ma’unah yang menurut Ibn Kathir dan Tabari (Vol.7 hal.155-156) bahwa ayat ini telah mengalami perubahan (mansukh/abrogasi):
    Ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Anas ibnu Malik, bahwa Allah telah menurunkan ayat Al-Qur’an berkenaan dengan nasib mereka itu, yang isinya mengatakan: "Sampaikanlah kepada kaum kami, bahwasanya kami telah menjumpai Tuhan kami, dan Dia rida dengan kami serta kami pun rida dengan-Nya." Ayat ini, sesudah kami membacanya selama beberapa waktu kemudian di ganti Allah SWT dengan firman: "Janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki". [Juga di hadis Muslim no.1085, Bukhari no.2836, 3781, 3782, 3786]
Hadis tentang ayat itu menyatakan bahwa mereka di surga, menjadi burung berwana hijau:
    Riwayat [(Yahya bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah) - Abu Mu'awiyah/Muhammad bin Khazim] atau [Ishaq bin Ibrahim - (Jarir dan Isa bin Yunus)] atau [Muhammad bin Abdullah bin Numair - (Asbath dan Abu Mu'awiyah/Muhammad bin Khazim)] - Al A'masy - Abdullah bin Murrah - Masruq: "Kami pernah bertanya kepada Abdullah perihal ayat ini: '(Dan janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah..' (AQ 3.169) Dia berkata, "Kami dulu pernah menanyakan hal itu, dan beliau menjawab: "Ruh mereka berada di dalam rongga burung hijau yang mempunyai banyak pelita yang bergantungan di 'Arsy, ia dapat keluar masuk surga sesuka hati kemudian beristirahat lagi di pelita-pelita itu.." [Muslim no.3500]

    Riwayat Utsman bin Abu Syaibah - Abdullah bin Idris - Muhammad bin Ishaq - Isma'il bin Umayyah - Abu Az Zubair - Sa'id bin Jubair - Ibnu Abbas - Rasulullah SAW: "Tatkala saudara-saudara kalian tertimpa musibah di Uhud, Allah menjadikan nyawa mereka berada di dalam perut burung hijau, yang akan mendatangi sungai-sungai di Surga, dan makan sebagian dari buah-buahannya, serta kembali ke pelita-pelita emas yang tergantung dalam naungan 'arsy. Kemudian tatkala mereka mendapati makanan mereka, minuman, serta perkataan mereka yang baik maka mereka mengatakan; siapakah yang akan menyampaikan dari kami kepada saudara-saudara kami bahwa kami hidup di Surga, dan kami diberi rizqi. Agar mereka tidak bersikap zuhud dalam berjihad, serta tidak takut ketika berperang." Kemudian Allah berfirman: "Aku yang akan menyampaikan kepada mereka untuk kalian." Ibnu Abbas: kemudian Allah menurunkan ayat: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah.." hingga akhir ayat. [Abu Dawud no.2158]

    Juga di Hadis Tirmizi no.1565 dan 2937. Ibn Majjah no.1439 dan 2791. Imam Ahmad no.2267 dan 25913. Darimi no.2303
Versi lain yang umum diketahui adalah para muslim setelah wafat masih harus menunggu di alam barzakh/"بَرْزَخٌ" [AQ 6:93, 9:101, 18:99, 22:7, 23:101-104, 27:82-90, 39:67-75, 40:46, 56:1-56, 75:1-14, 79:34-41, 101:1-11] hingga saat kiamat tiba dan kemudian dibangkitkan. Tafsir Ibn Kathir untuk ALAM BARZAH:
    Mujahid berkata, "Al-Barzakh adalah penghalang antara dunia dan akhirat".
    Muhammad bin Ka `b berkata, "Al-Barzakh adalah apa antara dunia dan akhirat, Bukan orang-orang di dunia ini, makan dan minum, atau orang-orang di akhirat, yang mendapatkan pahala atau hukuman karena perbuatan".
    Abu Sakhr berkata, "Al-Barzakh mengacu pada kuburan. Mereka tidak di dunia ini maupun akhirat, dan mereka akan tinggal di sana sampai hari kiamat"
Muhammad adalah orang pertama yang akan dibangkitkan dari alam kubur [Bukhari 9.93.524, 564 4.56.732, Dari Usman bin Affan; dari Ibnu Umar (Al-Fakihy: 111/70-71)].
    Alkitab:
    Sinonim alam Barzakh di Perjanjian lama dan baru: "Sheol" (misal: Kej 37.35; 1 Sam 2.6, Ayub 14.13, mazmur 30.4) atau "Hades"/dunia orang mati/Alam maut (misal: Mat 11.23, 16.18; Luk 10.15, 16.23 ), Yesus menyebutkan alam pertengahan ini, pada kalimat, "Aku belum pergi kepada Bapa" (Yoh 20.17)
Kemudian, ketika kiamat, manusia dikumpulkan, matahari mendekati bumi hingga berjarak 1 atau 2 mil dan dengan jarak sedekat itu, ternyata manusia hanya berkeringat deras saja!:
    Al Hasan bin Sawwar - Laits bin Sa'ad dari Mu'awiyah bin Shalih - Abu 'Abdur Rahman - Abu Umamah - Rasulullah SAW:

    "Pada hari kiamat matahari mendekat seukuran 1 mil, panasnya ditambahkan sekian dan sekian, serangga-serangga akan mendidih layaknya tungku, mereka mengeluarkan keringat berdasarkan kesalahan-kesalahan mereka, diantara mereka ada yang mencapai dua mata kaki, ada yang mencapai dua betis, ada yang mencapai pertengahannya dan ada yang dikekang keringat." [Ahmad no.21162]

    ***
    Riwayat [Tirmidhi: (Suwaid bin Nashr - Ibnu Al Mubarak)/Muslim: (Al Hakam bin Musa Abu Shalih - Yahya bin Hamzah)] - Abdurrahman bin Jabir - Sulaim bin Amir - Al Miqdad bin Al Aswad - Rasulullah SAW:

    "Pada hari kiamat, matahari didekatkan ke manusia [Tirmidhi: "hingga sebatas 1 atau 2 mil"/Muslim: "hingga sebatas 1 mil"] -berkata Sulaim bin Amir: Demi Allah, aku tidak tahu apakah beliau memaksudkan jarak bumi ataukah mil yang dipakai bercalak mata- (Timirdhi: "lalu matahari melelehkan mereka,") lalu mereka berada dalam keringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang berkeringat hingga tumitnya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat." [Tirmidhi: "Aku melihat"/Muslim: "Al Miqdad berkata:"] Rasulullah SAW menunjuk dengan tangan ke mulut beliau. [Tirmidhi: + "maksudnya benar-benar tenggelam. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih dan dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Sa'id dan Ibnu Umar"] [Muslim no.5108/40.6852 dan Tirmidhi no.2354/4.11.2421]

    ***
    Abdul 'Aziz bin Abdullah - Sulaiman - Tsaur bin Yazid - Abul Ghaits - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Pada hari kiamat manusia berkeringat, hingga keringat mereka di bumi setinggi 70 hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga dan mulut." [Bukhari no.6051/8.76.539]
Setelahnya, sejumlah orang akan ada yang masuk surga tanpa hisab. Hadis-hadis sahih menyebutkan jumlahnya 70.000 orang saja sedangkan sisa muslim lainnya akan dihisab dulu sebelum masuk surga.

Apa pengertian di hisab?
    Abi Mulaikah - 'Aisyah - Nabi SAW: "Siapa yang dihisab berarti dia disiksa" Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: "Bukankah Allah Ta'ala berfirman: "Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan" Aisyah berkata: Maka Nabi SAW: "Sesungguhnya yang dimaksud itu hanyalah saat catatan amal diperlihatkan. Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya pasti celaka".[Bukhari no.100, 6055. Muslim no.5122. Tirmidhi no.3260. Abu dawud no.2689: "Barang siapa yang dihisab maka ia akan diadzab." (juga di Tirmidhi no.3261, hasan gharib)]

    Abu Huraiara -Nabi SAW: Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kau diberi, berilah syafaat nicaya kau diizinkan untuk memberi syafaat. Maka aku mengangkat kepalaku, aku berkata: Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku. Ia berkata: Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari ummatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan (al-aiman) dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu." [Bukhari no.4343. Muslim no.287. Tirmidhi no.2358]

    Riwayat Abu Sa'id Al Khudri - Nabi SAW: "Orang mukmin selamat dari neraka, kemudian dihisab diatas jembatan antara surga dan neraka, sehingga kezhaliman sesama mereka di dunia diqisas satu sama lainnya, sehingga jika mereka telah bersih dan suci, mereka dipersilahkan masuk surga, Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh mereka lebih kenal hunian mereka di surga, daripada mereka kenal terhadap huniannya ketika di dunia."[Bukhari no.6054. Ahmad no.10673, 11123, 11175, 11281]
Dalam tafsir Ibn Kathir jus 8/381-382, mengutip sahih Bukhari dari riwayat Abu Sa'id Al Khudri:
    Nabi berkata jika orang-orang BERIMAN telah selamat dari neraka mereka tertahan di jembatan yang ada antara surga dan neraka. Di sana mereka diqishaskan untuk setiap perbuatan zalim ketika di dunia, setelah bersih maka diijinkan masuk surga.
Jembatan antara surga dan neraka ini juga di sebut Al A'raaf [AQ 57.13 dan AQ 7.46]. Dalam jus 8/385 disebutkan bahwa:
    Al A'raaf adalah bentuk jamak dari urf. Setiap bentuk dataran tinggi disebut urf..jengger ayam di sebut urf. Al araaf itu mempunyai pintu. Dari riwayat yang disampaikan oleh Ats Tsauri dari Jabir, dari Mujahid, dari Ibn abbas, "al Araaf adalah dinding spt jengger ayam jantan". Riwayat lain dari ibn abbas menyatakan bukit antara surga dan neraka disana orang-orang berdosa ditahan diantara surga dan neraka. As Suddi mengatakan al A'raaf tempatnya tinggi karena disana penghuninya dapat menyaksikan orang-orang. ["Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir", Penerbit Mu-assasah Daar Al-Hilaal Kairo, cetakan ke-1, 1994, pustaka Imam Asy-sayfi'i, Bogor, cetakan ke-2, Mei 2003]
Tafsir Ibn kathir menyatakan:
    Ibn jarir menyampaikan hadis dari Hudhayfah yang ditanya oleh orang-orang tentang Al A'raaf dan berkata, "Mereka yang kebaikan dan kejahatannya setara. perbuatan buruknya mencegah dirinya termasuk golongan surga dan perbuatan buruknya mencegahnya masuk neraka. karena itu mereka dihentikan di sana pada sebuah dinding hingga allah menghakiminya.
Kondisi langit dan bumi disaat kiamat digambarkan sangat hancur-lebur:
    Langit bergoncang, gunung berjalan (AQ 52.9-10); Bumi dan gunung2 bergoncangan, gunung2 itu tumpukan2 pasir berterbangan (AQ 73.14); bumi digoncangkan sedahsyat2nya, dan gunung2 dihancurluluhkan seluluh2nya, jadi debu yang beterbangan (AQ 56.4-6); Bumi dan gunung2 dibenturkan sekali bentur, langit terbelah (AQ 69.13-16) langit menjadi seperti luluhan perak, dan gunung2 menjadi seperti bulu (yang berterbangan) (AQ 70.8-9)
Yang mengherankan adalah di beberapa hadis nabi yang sahih malah disampaikan bahwa Surga dan Neraka sudah berpenghuni di sebelum kiamat!
    Diriwayatkan Abu Dhar,
    Muhammad berkata, saat ia mencapai Langit pertama. Ia berjumpa Adam bersama jiwa-jiwa anak cucunya pada sisi kanan dan kiri Adam, dimana yang dikanannya merupakan penghuni Surga dan dikirinya adalah penghuni neraka [Bukhari 1.8.345, juga di Muslim 1.313]
Dikatakan, saat mencapai langit ke-1,
Jibril tercatat mengenali para nabi yang telah wafat di ratusan atau ribuan tahun lalu, namun kocaknya, JIBRIL TIDAK MAMPU mengenali: Ayah dan Ibu, kakek, paman (Abu Thalib) dan Khadijjah (Istri Nabi) yang wafat baru beberapa bulan atau tahun saja. Seharusnya Khadijah ada di barisan sebelah KANAN Adam, sedangkan: Ayah+ibu, kakek dan paman nabi ada di barisan sebelah KIRI Adam.
    Riwayat Musa bin Isma'il - Hammad - Tsabit - Anas: Seorang laki-laki bertanya, "Ya Rasulullah! Di manakah ayahku?" beliau menjawab, "Di Neraka!" [Abu Dawud no.4095/41.4700]. Ketika orang itu pergi, beliau memanggilnya seraya berkata, "Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di neraka" [Muslim no.302/1.398 (Riwayat Abu Bakar bin Abu Syaibah - Affan - Hammad - Tsabit - Anas). Ahmad no.11747, 13332, Juga "Qaa'idatun Jalilah At-Tawassul wal Wasilah", Cetakan 1977, Hal.8, Lahore-Pakistan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah]

    "Riwayat Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb - Muhammad bin Ubaid - Yazid bin Kaisan - Abu Hazim - Abu Hurairah: Nabi SAW menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis sehingga orang yang di sekelilingnya pun ikut menangis. Kemudian beliau berkata: "Aku mohon izin Rabb-ku untuk memintakan ampunan baginya, namun tidak diperkenankanNya.." [Muslim no.1622/4.2130, 1621/4.2129, Abu Daud no.2815/20.3228, Nasa'i no.2007/3.21.2036, Ibnu Majah no.1561/1.6.1572, Ahmad no.9311, Baihaqi (4/76). Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 hal.393-395]

    Riwayat Hasan bin Musa dan Ahmad bin 'Abdul Malik - Zuhair - Zubaid bin Al Harits - Muharib bin Ditsar - 'Abdullah bin Buraidah - ayahnya: Kami bersama Nabi SAW, beliau singgah di tempat kami, saat itu beliau bersama sekitar seribu tentara berkuda, beliau shalat dua rakaat kemudian beliau menghadapkan wajah ke arah kami bercucuran air mata. Umar bin Al Khaththab menghampirinya berkata: Wahai Rasulullah! Ada apa denganmu? Rasulullah SAW berkata: "Aku memintakan ampunan untuk ibuku pada Rabbku AzzaWaJalla tapi Ia tidak mengizinkanku, aku pun bercucuran air mata karena iba padanya dari Api (Neraka) (مِنْ النَّارِ)" [Ahmad no.21925, Ibnu Abi Syaibah, Hakim (1/376), Ibnu Hibban (no. 791), Baihaqi (4/76) dan Tirmidzi]
Kenapa Ayah+ibu, kakek dan paman nabi masuk neraka?
    Quran:
    "Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya" [AQ 35.8; 14.4; 16.93; 13.27; 47.1,8] NAMUN di ayat lainnya malah disampaikan yang menyesatkan manusia adalah IBLIS! [misal: AQ 15:39, 36:26, 38:82]

    Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan [AQ 6.88]

    Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka (aʿmāluhum), dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat [AQ 18.105]

    Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka (aʿmāluhum) adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh [AQ 14.18]

    Hadis:
    Riwayat Muhammad bin al-Mutsanna dan Ibnu Basysyar - Muhammad bin Ja'far - Syu'bah - Washil al-Ahdab - al-Ma'rur bin Suwaid - Abu Dzar Nabi SAW:

    "Jibril mendatangiku lalu memberikan kabar gembira kepadaku, bahwa orang yang meninggal dari umatmu dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun niscaya masuk surga." Maka aku bertanya: "Meskipun dia berzina dan mencuri?" Jibril menjawab, "Walaupun dia berzina dan mencuri." [Muslim: no.137/1.171, 138/1.172. Bukhari: no.1161, no.2983, no.5379/7.72.717, no.6933/9.93.579].

      Note:
      Bahkah jika dosa kaum muslim sampai sebesar gunung sekalipun (tentunya, jika tidak menyekutukan Allah), ketika di Neraka, dosa mereka ditebus kaum Nasrani dan Yahudi, sebagaimana 4 hadis di bawah ini:

      Riwayat Muhammad bin 'Amru bin 'Abbad bin Jabalah bin Abu Rawwad - Harami Ibnu 'Umarah - Syaddad Abu Thalhah Ar Rasibi - Ghailan bin Jarir - Abu Burdah - bapaknya - Nabi SAW: "Di hari kiamat kelak, sekelompok dari kaum muslimin akan datang membawa dosa mereka sebesar gunung. Lalu Allah mengampuni dosa-dosanya, kemudian dibebankan-Nya kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani". Rauh berkata: 'aku tidak tahu dari siapa keraguan ini.' Abu Burdah berkata: Maka hal ini aku ceritakan kepada Umar bin Abdul Aziz. Lalu dia bertanya: 'Apakah Bapakmu menceritakan hal ini dari Nabi SAW? aku menjawab: 'Ya.' [Muslim no.4971. Ijma' ulama: Sahih. Perawi Syaddad Abu Thalhah Ar Rasibi/Syaddad bin Sa'id, menurut Ahmad bin Hanbal: Syaikh Tsiqah; menurut Yahya bin Ma'in, An Nasa'i, Al Bazzar: Tsiqah; Ibnu 'Adi: La ba sa bih; Ibn Hibban: Disebutkan dalam ats tsiqaat; Ibnu Hajar Asqalani: shuduq, terdapat kesalahan]

      Riwayat Abu Bakr bin Abu Syaibah - Abu Usamah - Thalhah bin Yahya - Abu Burdah - Abu Musa - Rasulullah SAW: 'Pada hari kiamat kelak, Allah SWT akan menyerahkan seorang Yahudi ataupun seorang Nasrani kepada setiap orang muslim. Kemudian Allah SWT akan berkata: 'Inilah penebusmu dari siksa api neraka.'" [Muslim no.4969. Ijma' ulama: Sahih. Tentang Perawi Thalhah bin Yahya (w.148 H) menurut Ahmad bin Hanbal dan Abu Hatim: Shaihul hadis; menurut Yahya bin Ma'in, Ya'kub bin Saibah, Al'Ajli dan Ad daruquthni: Tsiqah; Al Bukhari: Mungkarul hadis; Abu Dawud: Laisa bihi ba's; Abu Zu'rah dan An Nasa'i: Shalih; Ibn Hibban: Disebutkan dalam ats tsiqaat; As Saji: Shaduq; Ibnu Hajar Asqalani: shuduq, terdapat kesalahan]

      Riwayat Abu Usamah - Thalhah bin Yahya - Abu Burdah - Abu Musa - Rasulullah SAW: "Apabila hari kiamat terjadi, setiap mukmin diserahi seorang laki-laki dari Ahlul Milal (pemeluk agama-agama lain), lalu dikatakanlah padanya, 'Ini adalah tebusanmu dari api neraka.'" [Ahmad no.18839 dan no. 18844. Kedua hadis, menurut Syu'aib Al Arnauth: Hadits Shahih, Dan Sanad Hasan]

      Hadis-hadis di atas, tampak berkesesuaian dengan AQ 29.13, "Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban- beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri.." juga AQ 16.25, "..menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun.." namun tampak bertentangan dengan AQ 17.15, "..dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain.."; [juga di AQ 6.164; AQ 39.7, AQ 35.18].

      Ibn Kathir dalam tafsir AQ 17.15: "..Sebagaimana yang difirmankan Allah ini: “Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.” (QS. Faathir: 18). Penggalan firman Allah Tabaaraka wa Ta’ala yang terakhir ini tidak bertentangan dengan firman-Nya yang berikut ini: “Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri.” (QS. Al-‘Ankabuut: 13). Demikian juga dengan firman-Nya, “Dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan).” (QS. Al-Nahl: 25). Maka sesungguhnya para Da'i, yang mereka pikul itu adalah dosa kesesatan mereka sendiri, dan dosa lainnya adalah yang disebabkan oleh tindakan mereka menyesatkan orang yang tidak menyadari bahwa dirinya disesatkan tanpa mengurangi sedikit pun dosa mereka itu, dan mereka sama sekali tidak akan pernah dipikulkan dosanya oleh orang lain."[Tafsir Ibn Kathir, jilid 5, juz 15, hal.142]

    Riwayat Qa'nabi - Malik - Zaid bin Unaisah - Abdul Hamid bin 'Abdurrahman bin Zaid Ibnul Khaththab - Muslim bin Yasar Al Juhani - Umar Ibnul Khaththab pernah ditanya tentang ayat ini:

    (Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka) - AQ Al A'raf: 172 - Al Qa'nabi membaca ayat tersebut, lalu Umar berkata, "Aku juga pernah mendengar Rasulullah SAW ditanya tentang ayat itu, lalu beliau menjawab;

    "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam, lalu ALLAH MENGUSAP PUNGGUNGNYA (sulbi) DENGAN TANGAN KANAN-Nya hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya. Kemudian Allah berfirman: "AKU MENCIPTAKAN MEREKA UNTUK MASUK SURGA, dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk surga."

    kemudian ALLAH KEMBALI MENGUSAP PUNGGUNG ADAM hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya. Setelah itu Allah berfirman: "AKU MENCIPTAKAN MEREKA UNTUK MASUK NERAKA, dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk neraka."

    Seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu untuk apa gunanya beramal?"

    Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam surga maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk surga, sehingga ia mati dengan amalan penduduk surga lalu memasukkannya ke dalam surga.

    Dan jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam neraka maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk neraka, sehingga ia mati dengan amalan penduduk neraka lalu memasukkannya ke dalam neraka."

    Riwayat Muhammad Ibnul Mushaffa - Baqiyyah - Umar bin Ju'tsum Al Qurasyi - Zaid bin Abu Unaisah - Abdul Hamid bin 'Abdurrahman - Muslim bin Yasar - Nu'iam bin Rabi'ah: "Aku sependapat dengan Umar Ibnul Khaththab dengan hadits ini, namun hadits Malik lebih lengkap." [Abu Dawud no.4081, Juga di Tirmidhi no.3001 (Hadis Hasan), 3002 (Hadis Hasan sahih). Malik no.1395. Ahmad no. 294, 2157, 17000]

    Riwayat [Qutaibah atau Hasyim bin Qasim] - [Al Laits atau Bakr bin Mudhar] - Abu Qabil/Huyaiy bin Hani - Syufayyi bin Mati' - 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash:

    Rasulullah SAW keluar menemui kami sementara di tangan beliau terdapat dua kitab. Kemudian beliau pun bertanya: "Apakah kalian tahu kitab apakah kedua kitab ini?" Maka kami pun menjawab: "Tidak wahai Rasulullah, kecuali Anda mengabarkannya pada kami."

    Akhirnya beliau pun bersabda terkait dengan kitab yang berada pada tangan kanannya:

    "Ini adalah kitab yang berasal dari Rabb semesta alam. Di dalamnya terdapat nama-nama penduduk surga dan juga nama-nama orang tua serta kabilah mereka. Jumlahnya telah ditutup dengan orang yang terakhir dari mereka, dan tidak akan ditambah dan jumlah mereka tidak pula dikurangi lagi."

    Kemudian beliau bersabda terkait dengan kitab yang berada di tangan kirinya: "Adapun ini, ia adalah kitab yang juga berasal dari Rabb semesta alam. Di dalamnya telah tercantum nama-nama penghuni neraka, dan juga nama-nama bapak mereka serta kabilah mereka, dan telah dijumlah dengan orang yang terakhir dari mereka. Sehingga jumlah mereka tidak lagi akan bertambah dan tidak pula akan berkurang selama-lamanya."

    Kemudian para sahabat pun berkata, "Kalau begitu, dimanakah letaknya amalan wahai Rasulullah jika memang perkara sudah habis?"

    Beliau menjawab: "Berusahalah dan mendekatlah, karena sesungguhnya penduduk surga akan ditutup dengan amalan penduduk ahli surga, meskipun ia mengamalkan amalan apa saja. Dan sesungguhnya penduduk neraka akan ditutup pula dengan amalan penduduk neraka, meskipun ia mengerjakan amalan apa saja." Kemudian Rasulullah SAW bersabda dengan kedua tangannya lalu menghempaskannya dan bersabda: "Sesungguhnya Allah telah selesai terhadap urusan para hamba-Nya. Satu golongan di dalam surga dan satu kelompok pula di dalam neraka.". Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Umar. Dan hadits ini adalah Hasan Shahih Gharib. [Tirmidhi no. 2067/4.6.2141. Ahmad no.6275]
Mereka masuk Neraka adalah karena tidak memuja Allah (disesatkan Allah dan Iblis) hingga wafatnya. Saat ibundanya wafat dan masuk neraka, Muhammad masihlah seorang kafir berusia 6 tahunan. Jadi, tidak perduli apakah mereka kenal/tidak, tahu/tidak dengan Allah SWT, pokoknya selama sebelum wafat tidak memuja Allah, maka masuk neraka.

..dan entah mengapa, ketika melakukan perjalanan Isra Miraj, Jibril dan Nabi tiba-tiba mengalami amnesia berat, tidak mampu mengenali 1 pun diantara almarhum baru di sebelah kanan/kiri Adam.

KAPAN KIAMAT?

Periode kenabian: Awal - Hijrah
Mereka menanyakan kepadamu tentang: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. [AQ 7.187, Al Makiyya, turun urutan ke-39. Juga di surat Al makiyya lainnya: AQ 20.15, urutan ke-36. AQ 41.47, urutan ke-61. AQ.53.57-58, turun urutan ke-23. AQ 31.34, urutan ke-57]. Pembicaraan dekatnya kiamat, sekurangnya dimulai bahwa "iqtarabati alssaa'atu wainsyaqqa alqamaru (telah dekat saat itu dan telah terbelahnya bulan)" [AQ 54.1, Almakiyya, urutan ke-37]

Hadis-hadis di bawah ini adalah posisi di saat/setelah turunnya AQ 31.34:
    Riwayat ..Abu Zur'ah - Abu Hurairah/Abu Dzar: "..Ketika kami tengah duduk, sedang Rasulullah SAW berada di tempat duduk beliau, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki...dia berkata; "..Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku kapankah Hari Kiamat tiba?"

    Beliau menundukan kepada dan tidak menjawab sedikitpun, kemudian orang tersebut mengulang pertanyaan dan beliau tidak menjawab sedikitpun. Lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bersabda: "Orang yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya."

    Akan tetapi ia memiliki tanda-tanda yang dengannya Hari Kiamat tersebut diketahui. Yaitu (1) para penggembala hewan ternak yang berlomba-lomba meninggikan bangunan, (2) orang-orang yang tidak beralas kaki dan telanjang sebagai para pemilik tanah (Bukhari no.4404/muslim no.10 → bertelanjang kaki dan dada menjadi pemimpin manusia); (3) wanita yang melahirkan tuannya (Bukhari no.4404 /Muslim no.10 → Seorang budak perempuan melahirkan anak majikannya) Itulah 5 tanda (padahal cuma disebutkan 3) yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Sesungguhnya Allah memiliki ilmu mengenai Hari Kiamat hingga firman Allah: Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kemudian beliau bersabda: "Demi Dzat yang mengutus Muhammad dengan kebenaran sebagai pemberi petunjuk dan kabar gembira, tidaklah aku lebih mengetahui dari salah seorang dari kalian. Sesungguhnya ia adalah Jibril yang turun dalam bentuk Dihyah Al Kalbi."

    [Nasai no. 4905. Juga di Bukhari no. 48, 4404. Muslim no.10, 11. Ibn Majjah. no.63, 4034. Ahmad no. 9137. Dari jalur perawi Abdullah bin Buraidah - Yahya bin Ya'mar - Ibn Umar/Umar - Nabi SAW dengan sanad yang kurang lebih sama di sampaikan di Muslim no.9. Dawud no.4075. Tirmidhi no.2535. Nasai no.4904. Ibn Majjah no.62. Ahmad no.352. Kemudian, Lamanya Umar diberitahukan bahwa yang datang itu adalah Jibril adalah Setelah 3 hari kemudian ada di: Ahmad no.346, 179. Ibn Majjah no. 62, Nasai no. 4904 dan Abu Dawud no.4075].
Selain "5" tanda kiamat di atas, terdapat juga variasi lain tanda-tanda kiamat, di antaranya:
  1. Perbedaan TANDA PERTAMA Kiamat:
    Riwayat Hamid bin 'Umar - Bisyir bin Al Mufadlal - Anas - Abdullah bin Salam tentang kedatangan Nabi SAW di Madinah, lalu dia menanyakan beberapa perkara kepada beliau. Katanya; "Aku akan bertanya kepada anda tiga perkara YANG TIDAK AKAN DAPAT DIKETAHUI KECUALI OLEH SEORANG NABI. Apakah tanda-tanda pertama hari qiyamat?.... Beliau menjawab: "JIBRIL BARU SAJA MEMBERITAHUKU."... Beliau bersabda: "Adapun tanda pertama hari qiyamat adalah API YANG MUNCUL DAN AKAN MENGGIRING ORANG-ORANG DARI TIMUR MENUJU BARAT... [Bukhari no.3082, 3645, Ahmad no.11615, 12052]

    VS

    Riwayat Muammal bin Hisyam - Isma'il - Abu Hayyan At taimi - Abu Zur'ah - Marwan di Madinah, mereka mendengar Marwan menceritakan tentang tanda-tanda datangnya hari kiamat. Bahwa pertama kali yang akan muncul ADALAH DAJJAL." Abu Zur'ah: "Aku lantas menemui Abdullah bin Amru dan aku ceritakan hal itu kepadanya. Abdullah: "Perkataan Marwan tidak dianggap, aku mendengar Rasulullah SAW: "Tanda hari kiamat pertama yang akan muncul ADALAH TERBITNYA MATARAHARI DARI ARAH BARAT, ATAU KELUARNYA BINATANG-BINATANG MELATA kepada manusia di waktu dhuha. Mana pun dari keduanya muncul pertama kali, maka yang lain akan segera menyusul." Abdullah berkata -sambil membaca buku: "Aku kira yang pertama kali akan muncul adalah terbitnya matahari dari arah terbenamnya." [Abu Dawud no.3756, Ahmad 6586 dan Ibn Majjah 4059 juga di Muslim 5234], ATAU

  2. 10 tanda kiamat:
    Riwayat Bundar - Abdurrahman bin Mahdi - Sufyan - Furat Al Qazzar - Abu Ath Thufail - Hudzaifah bin Usaid: Rasulullah SAW bersabda:

    "Kiamat tidaklah terjadi hingga kalian melihat 10 tanda-tanda; terbitnya matahari dari barat, ya'juj dan ma'juj, binatang, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah arab, api muncul dari bawah 'Aden.."

    Riwayat Mahmud bin Ghailan - Waki' - Sufyan - Furat menambahkan dalam riwayatnya: Asap. Riwayat Hannad - Abu Al Ahwash - Furat Al Qaffaz, seperti hadits Waki' - Sufyan.

    Riwayat Mahmud bin Ghailan - Abu Dawud Ath Thayalisi - Syu'bah dan Al Mas'udi - Furat Al Qazzaz seperti hadits Abdurrahman - Sufyan - Furat dan menambahkan dalam riwayatnya: Dajjal atau asap.

    Riwayat Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna - Abu An Nu'man Al Hakam bin Abdullah Al 'Ijlani - Syu'bah - Furat seperti hadits Abu Dawud - Syu'bah dan menambahkan: Rasulullah SAW bersabda: "Dan yang ke-10 mungkin angin melemparkan mereka ke laut atau turunnya Isa bin Maryam. Berkata Abu Isa: dalam hal ini ada hadits serupa dari 'Ali, Abu Hurairah, Ummu Salamah, Shafiyyah binti Huyay dan hadits ini hasan shahih.

    [Tirmidhi no.2109. Hadis lainnya tidak menggunakan kata gerhana namun: longsor (Muslim no. 5162, 5163), gempa bumi (Abu Dawud no. 3757), berkobarnya api (Ahmad no.15555) dan kerusakan (Ahmad no.15557, 15558)] ATAU

  3. Penggolongan tanda-tanda kiamat versi lain:
    Riwayat Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Hari kiamat tidak akan terjadi hingga: 2 kelompok besar saling berbunuhan besar-besaran padahal ajakan keduanya satu; muncul para pendusta yang kurang lebihnya 30, kesemuanya mengaku ia utusan Allah; hingga ilmu diangkat; banyak keguncangan; zaman terasa singkat; fitnah muncul dimana-mana; dan banyak alharaj, yaitu pembunuhan; hingga ditengah-tengah kalian harta melimpah ruah dan berlebihan, sehingga pemilik harta mencari-cari orang yang mau menerima sedekahnya, sampai ia menawar-nawarkan sedekahnya, namun orang yang ditawari mengelak seraya mengatakan ' Aku tak butuh sedekahmu', sehingga manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan; sehingga seseorang melewati kuburan seseorang dan mengatakan; 'Aduhai sekiranya aku menggantikannya'; hingga matahari terbit dari sebelah barat, padahal jika matahari telah terbit dari sebelah barat dan manusia melihatnya, mereka semua beriman, pada saat itulah sebagaimana ayat; 'Ketika itu tidak bermanfaat lagi bagi seseorang keimanannya, yang ia belum beriman sebelumnya atau belum mengerjakan kebaikan dengan keimanannya." (AQ 6.158); ketika dua orang telah menyerahkan kedua bajunya tetapi keduanya tidak jadi melakukan jual beli, keduanya tidak jadi melipatnya; dan hari kiamat terjadi sedang seseorang telah pulang membawa susu sapinya tetapi tidak jadi ia meminumnya, dan hari kiamat terjadi ketika seseorang memperbaiki kolam (tempat minum) nya tetapi dia tak jadi meminumnya, dan hari kiamat terjadi sedang seseorang telah mengangkat suapannya tetapi dia tidak jadi menyantapnya." [Bukhari no.6588] ATAU

  4. Mencemburui kuburan: Riwayat Abu Hurairah - Nabi SAW: "Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga seseorang melewati kuburan seseorang, lantas mengatakan; 'duhai sekiranya aku menggantikan dia.'" [Bukhari no.6582. Muslim no.5175 . Ahmad no.6929, 10446. Malik no.508] ATAU

  5. Binatang dan benda-benda berbicara: Riwayat Abu Sa'id Al Khudri - Rasulullah SAW bersabda: "Kiamat belum akan terjadi sehingga binatang buas dapat berbicara kepada manusia, pecut serta tali sandal seseorang dapat berbicara kepada pemiliknya, dan pahanya dapat memberitahukannya apa yang telah diperbuat istrinya ketika ia tidak ada di rumah." [Ahmad no.11365, 11413] ATAU

  6. Api Keluar dari Hejaz: Riwayat Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Hari kiamat tidak akan tiba hingga api keluar dari tanah Hejaz yang bisa menyinari tengkuk unta di Bushra." [Bukhari no.6585. Muslim no.5164] ATAU

  7. Wanita berjoget: Riwayat Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Hari kiamat tidak akan tiba sehingga pantat-pantat wanita daus berjoget pada Dzul khulashah, dan Dzul khulashah ialah thaghut suku Daus yang mereka sembah di masa jahiliyah." [Bukhari no.6583. Muslim no.5173. Ahmad no.7352] ATAU

  8. Kabilah Qahthan: Riwayat Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Hari kiamat tidak akan tiba hingga seseorang dari kabilah Qahthan menggiring manusia dengan tongkatnya." [Bukhari no.6584, 3256. Muslim no.5182. Ahmad no.9037] ATAU

  9. Bermegah-megahan Membangun Mesjid: Riwayat Anas bin Malik - Nabi SAW: "Tidak akan tiba Hari Kiamat sampai manusia bermegah-megahan dalam membangun Masjid." [Abu Dawud no.379, Ahmad no. 10348 (manusia saling berlomba mendirikan bangunan). Ahmad no.11931, 12016, 12079, 12925, 13509. Darimi no.1372. Nasai no.682] ATAU

  10. Tidak ada yang menyebut Allah, Allah: Riwayat Anas bin Malik - Rasulullah SAW: "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga di muka bumi tidak ada yang menyebut; 'Allah, Allah." [Muslim no.211, 212. Bukhari no. 2709. Tirmidhi no. 2133. Ahmad no.11601, 12199, 12609, 13232, 13331] ATAU

  11. Memerangi Yahudi: Riwayat Abu Hurairah - Nabi SAW: "kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian akan memerangi orang-orang Yahudi, sehingga ada seorang Yahudi yang lari dan bersembunyi di balik batu, lalu batu tersebut berkata; 'Wahai hamba Allah, wahai muslim, ini ada Yahudi di belakangku.' kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian memerangi kaum yang sandal mereka dari bulu." [Musim no. 5203. Ahmad no. 9029. Ahmad no.8807 (Sanadnya seperti di atas, namun didahului kalimat: kiamat tidak akan terjadi sehingga matahari terbit dari arah terbenamnya, maka manusia akan beriman semuanya pada hari yang "tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.")] ATAU

  12. Memerangi Turki: Riwayat Abu Hurairah - Nabi SAW: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi bangsa Turki yang bermata kecil, wajah kemerahan dan hidungnya pesek. Wajah mereka seakan seperti perisai yang menutupi kulit. Dan tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi kaum yang bersandal bulu" [Bukhari no.2711, 2712, 3322. Muslim no.5184-5187. Tirmidhi no.2131. Ibn Majjah no. 4086-4089, Abu Dawud no.3749, Ahmad no.7351, 7892, 6965, 9994, 10440, 10441, 10831] ATAU

  13. Banjir ajaib: Riwayat Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Kiamat tidak akan terjadi sampai manusia di hujani oleh air hujan yang tidak akan merendam rumah-rumah yang terbuat dari tanah liat dan tidak akan merendam kecuali rumah-rumah yang terbuat dari serabut." [Ahmad no.7248] ATAU

  14. Hujan setahun, tak menumbuhkan: Riwayat Anas - Rasulullah SAW: : "Tidak akan datang hari kiamat hingga manusia mendapatkan hujan selama setahun, namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu pun." [Ahmad no.11979] ATAU

  15. Orang hina bahagia: Riwayat Hudzaifah bin Al Yaman - Nabi SAW: "Kiamat tidak akan terjadi hingga orang yang paling bahagia didunia adalah orang hina putra orang hina." [Tirmidhi no. 2135, Ahmad no.22214] ATAU

  16. Jumlah Wanita jauh melebihi Pria: Riwayat Anas bin Malik - Rasulullah SAW: "Tidak akan datang hari kiamat hingga pada setiap 50 wanita terdapat 1 orang laki-laki, wanita akan semakin banyak dan laki-laki akan semakin sedikit." [Ahmad no.11764] ATAU

  17. Kecuali atas manusia-manusia Buruk: Riwayat Abdullah - nabi SAW: "Kiamat tidak terjadi kecuali atas manusia-manusia buruk." [Muslim no.5243. Ahmad no.15491 (Riwayat Ilba' As-Sulamy - Rasulullah SAW: ""...kecuali menimpa manusia-manusia yang buruk"). Ahmad no. 3548 (Riwayat Abdullah bin Mas'ud - Nabi SAW: "..kecuali atas sejahat-jahat manusia.". Ahmad no. 3930], dan/ATAU

  18. Bahkan sungai furat (Euphrat), gunung emas-pun dijadikan bahan ramalan namun tidak semua hadis kompak bahwa ini ramalan kiamat misalnya riwayat Abu Sa'id Al Asyuj - Uqbah bin Khalid - Ubaidullah bin Umar - Khubaib bin Abdurrahman - kakeknya, Hafsh bin Ashim - Abu Hurairah: Rasulullah SAW: "HAMPIR SAJA sungai Eufrat mengumpulkan harta simpanan dari emas, siapa pun mendatanginya jangan mengambil apa pun." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Riwayat Abu Sa'id Al Asyuj - Uqbah bin Khalid - Ubaidullah - Abu Az Zinad - Al A'raj - Abu Hurairah dari nabi SAW sepertinya, hanya saja ia berkata dalam riwayatnya: Mengumpulkan gunung emas. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih" [Tirmidhi no.2493. Muslim no.5153-54. Ahmad no.8203, 8999]. Dalam Hadis Muslim dan Ahmad dijelaskan bahwa ini tentang mengumpulkan kekayaan misalnya riwayat [Abu Kamil Fudhail bin Husain dan Abu Ma'nu Ar Raqasyi] - Khalid bin Al Harits - Abdulhamid bin Ja'far - ayahku - Sulaiman bin Yasar - Abdullah bin Al Harits bin Naufal: Aku pernah istirahat bersama Ubai bin Ka'ab. Ia berkata: Orang-orang terus sibuk mencari dunia. Aku menjawab: Benar. Ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "HAMPIR SAJA Furat mengumpulkan harta simpanan dari emas. Saat mendengarnya, orang-orang menghampirinya lalu orang yang didekatnya berkata: 'Bila kita biarkan orang-orang mengambilnya, mereka akan menghabiskan semuanya." Beliau bersabda: "Mereka berperang karenanya, dari setiap 100 orang, 99nya terbunuh." Abu Kamil berkata dalam haditsnya: Ia berkata: Aku dan Ubai bin Ka'ab istirahat di bawah naungan kebun Hassan [Muslim no.5155. Ahmad no.20308, 20309] dan MASIH BANYAK LAGI VARIASI "ramalan"-NYA
Melihat berubah-ubahnya tanda-tanda kiamat yang diucapkan seorang nabi, utusan kesayangan ALLAH ini, maka sangatlah wajar jika seseorang menjadi bertanya-tanya: Apakah Nabi ini memahami yang dibicarakannya?

Quran telah menyampaikan bahwa diantara nabi yang mengetahui tentang kiamat adalah Isa, "Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat (la'ilmun lilssaa'ati). Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku" [AQ 43.61, Al Makiyya, turun urutan ke-63] dan tentu saja pengetahuan tentang kiamat ('ilmu alssaa'ati) ada disisi Allah [AQ 43.85, Al Makiyya, turun urutan ke-63] juga diturunkanNya, melalui Jibril dengan perintahNya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan tentang hari pertemuan (yawmaalttalaaqi) [AQ 40.15, Al Makiyya, turun urutan ke-60].

Muhammad SAW mengakui dirinya dibekali ilmu sisi Allah tentang itu:
  1. wayaquuluuna mataa haadzaa alwa'du in kuntum shaadiqiina (Dan mereka berkata: "Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?") qul innamaa al'ilmu 'inda allaahi wa-innamaa anaa nadziirun mubiinun (Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang menjelaskan)"[AQ 67.25-26, Al makiyya, turun urutan ke-77]
  2. yas-aluunaka 'ani alssaa'ati ayyaana mursaahaa (mereka bertanya kepadamu tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?) fiima anta min dzikraahaa (Apa kamu dari menyebutkannya?) ilaa rabbika muntahaahaa (Pada Tuhanmu kesudahannya) innamaa anta mundziru man yakhsyaahaa (Kamu hanya pemberi peringatan bagi siapa yang takut padanya) [AQ 79.42-44, Al Makiyya, urutan ke-81]
Periode kenabian: Setelah Hijrah Ke Medina
Hadis di bawah ini menginformasikan telah terjadi transfer pengetahuan tentang kiamat, misalnya dari riwayat Anas bin Malik dan juga Abdullah bin Salam menantikan Muhammad di hari hijrahnya Muhammad ke Medina dan kemudian Ia bertanya, "Sesungguhnya saya akan bertanya kepada tuan tentang tiga hal, yang tidak akan ada yang mengetahui jawabannya kecuali seorang Nabi. 1. Apa tanda-tanda pertama hari kiamat, 2. Makanan apa yang pertama-tama dimakan oleh ahli syurga, dan 3. Mengapa si anak menyerupai bapaknya atau kadang-kadang menyerupai ibunya?" Jawab Nabi SAW: "Baru saja Jibril memberitahukan hal ini padaku" Kata Abdullah bin Salam: "Jibril?" Jawab Rasulullah SAW: "Ya." Kata Abdullah bin Salam: "Dia itu termasuk malaikat yang termasuk musuh kaum Yahudi." Lalu Nabi membacakan ayat ini (AQ 2: 97) sebagai teguran kepada orang-orang yang memusuhi malaikat pesuruh Allah. [Bukhari 4.55.546; 5.58.275; 6.60.7 dan Muslim 3.614]

Setelah ini, terjadi peningkatan pengetahuan Muhammad. Pengetahuan Muhammad, bukan cuma tanda-tandanya saja bahkan ia pun telah diberitahukan Allah SWT bahwa waktunya pun sudah sangat dekat sekali,

Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu, boleh jadi (la'alla) hari berbangkit itu sudah dekat waktunya. [AQ 33.63]
    Maududi: Di surah ini terdapat 3 event penting yaitu: perang parit, Penyerbuan Bani Quraiza dan Muhammad mengawini Zaynab bint Jash, yang terjadi di Dhul Qaidha 5 AH
Terdapat beberapa hadis yang memberikan kejelasan bahwa kiamat itu memang sudah dekat karena telah Dajal telah muncul dan adanya perang dua kelompok dalam Islam:
    Riwayat Al Hakam bin Nafi' - Syu'aib - Az Zuhriy - Abu Salamah - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga ada dua kelompok yang saling berperang, yang keduanya mengaku satu agama (Islam)".

    Riwayat Abdullah bin Muhammad - 'Abdur Razzaq - Ma'mar - Hammam - Abu Hurairah - Nabi SAW: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga ada dua kelompok yang saling berperang, ketika itu para korban yang terbunuh sangat banyak padahal keduanya mengaku satu agama dan tidak akan terjadi hari qiyamat hingga timbul para dajjal pendusta yang jumlahnya hampir mendekati 30 orang semuanya mengaku dirinya Rasul Allah". [Bukhari no.3340, juga di Bukhari no.6423, Muslim no.5142 dan Ahmad no.10444: tanpa menyebutkan adanya Dajjal].
Peperangan dua kelompok sesama Islam terjadi di setelah wafatnya Muhammad dan juga telah terjadi perang antara Muslim dan Romawi di Dabiq, sebagaimana hadis di bawah ini:
    Riwayat Zuhair bin Harb - Mu'alla bin Manhsur - Sulaiman bin Bilal - Suhail - ayahnya - Abu Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda:

    "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga bangsa Romawi turun ke medan perang di suatu tempat bernama A'maq atau Dabiq (Syam), sehingga ada sekelompok pasukan dari Madinah yang keluar menghadapi mereka. Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi ketika itu. Dan tatkala mereka berhadapan, pasukan Romawi berkata: 'Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang menawan kami! ' Kaum muslimin menjawab: 'Tidak, demi Allah, kami tidak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.' Maka terjadilah peperangan antara mereka. Lalu ada 1/3 yang kalah dimana Allah tidak akan mengampuni dosa mereka untuk selamanya, dan 1/3 lagi terbunuh sebagai sebaik-baik para syuhada' di sisi Allah, dan 1/3 lagi Allah memberikan kemenangan kepada mereka. Mereka tidak akan ditimpa sebuah fitnah untuk selamanya, lalu selanjutnya mereka menaklukkan kostantinopel. Dan ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang dan tengah menggantungkan pedang-pedang mereka pada pohon zaitun, tiba-tiba setan meneriaki mereka 'Sesungguhnya Al Masih telah muncul di tengah-tengah keluarga kalian, ' merekapun berhamburan keluar, dan ternyata itu hanyalah kebohongan belaka. Ketika mereka mendatangi Syam, ia muncul. Dan ketika mereka sedang mempersiapkan peperangan dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam SAW, lalu ia mengimami mereka. Dan apabila musuh Allah (Dajjal) melihatnya, niscaya ia akan meleleh sebagaimana garam yang mencair di dalam air, meskipun seandainya saja ia membiarkannya nantinya ia juga akan meleleh lalu binasa akan tetapi Allah menginginkan ia membunuhnya dengan tangannya lalu memperlihatkan kepada mereka darahnya yang berada di ujung tombaknya." [Muslim no.5157]
Kejadian perang yang mirip hadis ini terjadi pada jaman Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (nama panggilan: Abu Ayyub, 96 H - 99 H) yang berupaya menaklukan Konstatinopel dan menempatkan pasukan sebanyak kurang lebih 100.000 personel di daerah Dabiq yang berbatasan dengan Romawi namun kemudian Romawi menyerang dan menggagalkannya [Tarikh Khulafa: Imam As Suyuti dan "Dinasti Umawiyah", Dr. Yusuf al ‘Isy]

Mengenai Dajjal,
2 diantaranya disebutkan berada di jaman Muhammad, yaitu: Al Masih Dajjal dan Ibn Shayyad Dajjal (saat di temui Muhammad ia belum baligh):
  1. Dajjal Ibn Shayyad:
    Riwayat Hammad bin Humaid - 'Ubaidullah bin Mu'adz - Ayahku - Syu'bah - Sa'd bin Ibrahim - Muhammad bin Al Munkadir: 'Pernah aku melihat Jabir bin Abdullah bersumpah dengan nama Allah bahwa Ibnu Shayyad adalah dajjal. Maka saya katakan, 'Engkau bersumpah atas nama Allah? ' ia jawab, 'Saya mendengar Umar bersumpah atas yang demikian disisi Nabi SAW dan beliau SAW tidak memungkirinya.' [Bukhari no.6808. Muslim no.5214 Di Ahmad no.22680 disebutkan mata anak kecil itu (Ibn Shayyad) buta sebelah)

    Riwayat Sufyan bin Waki' - 'Abdul A'la - Al Jurairi - Abu Nadlrah - Abu Sa'id: Rasulullah SAW bertemu dengan Ibnu Sha'id (Ibn Shayyad) di suatu jalan Madinah lalu beliau menahannya, ia adalah budak Yahudi dan ia memiliki rambut yang dipintal, saat itu Rasulullah SAW bersama Abu Bakar dan Umar, Rasulullah SAW bertanya padanya: "Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah?" ia balik bertanya: Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Nabi SAW bersabda: "Aku beriman kepada Allah, malaikat, kitab, Rasul dan hari akhir." Nabi SAW: "Apa yang kau lihat?" Abu Sha'id menjawab: Aku melihat 'arsy diatas air. Nabi SAW: "Kau melihat 'arsynya iblis diatas laut." Beliau bertanya: "Apa yang kau lihat?" Ibnu Sha'id menjawab: Aku melihat seorang jujur dan dua pendusta atau dua orang jujur dan seorang pendusta. Nabi SAW: "Disamarkan baginya." Lalu nabi SAW memanggilnya [Tirmidhi no.2173, Hadis ini Hasan]

    Riwayat Abdullah bin Mua'wiyah Al Jumhi - Hammad bin Salamah - 'Ali bin Zaid - Abdurrahman bin Abu Bakrah - ayahnya: Rasulullah SAW bersabda: "Ayah dan ibu Dajjal tinggal selama 30 tahun, keduanya tidak memiliki anak, setelah itu keduanya melahirkan bayi buta sebelah mata, ia paling berbahaya dan sedikit manfaatnya, matanya tidur tapi hatinya tidak." Setelah itu Rasulullah SAW menyebutkan ciri-ciri kedua orang tua Dajjal, beliau bersabda: "Ayahnya tinggi, kurus, hidungnya seperti paruh dan ibunya gemuk bertangan panjang." Berkata Abu Bakrah: Kami mendengar bayi lahir dikalangan yahudi Madinah, lalu aku pergi bersama Zubair bin Awwam hingga kami memasuki kediaman kedua orang tuanya, ternyata ciri-ciri yang disebutkan Rasulullah SAW ada pada keduanya, kami bertanya: Apa kalian punya anak? Keduanya menjawab: Kami tinggal selama 30 tahun tapi tidak punya anak, setelah itu kami punya anak buta sebelah mata, ia membahayakan dan sedikit sekali manfaatnya, matanya tertidur tapi hatinya tidak. Berkata Abu Bakrah: Lalu kami keluar dari kediaman mereka berdua ternyata ia tengah tergeletak di tanah di bawah terik matahari dalam kain beludru dan ia berbicara tapi tidak difahami. Lalu ia membuka penutup kepalanya, ia bertanya: Apa yang kalian berdua katakan? Kami menjawab: Apa kau mendengar ucapan kami? Ia menjawab: Ya, kedua mataku tidur tapi hatiku tidak. Berkata Abu Isa: hadits ini hasan gharib [Tirmidhi no.2174].

    Riwayat 'Abd bin Humaid - Abdurrazzaq - Ma'mar - Az Zuhri - Salim - Ibnu Umar: Rasulullah SAW melewati Ibnu Shayyad bersama beberapa sahabat, diantara mereka ada Umar bin Al Khaththab, ia bermain bersama anak-anak kecil didekat Uthum bin Maghalah, ia adalah seorang budak, ia tidak merasa hingga Rasulullah SAW memukul punggungnya lalu beliau bertanya: "Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah?" Ibnu Shayyad memandang beliau, ia menjawab: Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasul kaum ummi. Selanjutnya Ibnu Shayyad bertanya: Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Rasulullah SAW: "Aku beriman kepada Allah dan rasulNya." Setelah itu nabi SAW: "Apa yang mendatangimu?" Ibnu Shayyad menjawab: Seorang jujur dan seorang pendusta mendatangiku. Nabi SAW: "Urusan dicampur adukkan padamu." Setelah itu Rasulullah SAW: " aku menyembunyikan sesuatu padamu." Nabi SAW ketika itu menyembunyikan kutipan ayat yang berbunyi "dan ingatlah ketika langit membawa asap yang nyata (QS. Addukhan 44.10). Ibnu Shayyad menjawab: Itu adalah asap. Rasulullah SAW bersabda: "Hinalah engkau, engkau tidak bakalan melampaui batas kemampuanmu sebagai dukun!." Umar berkata: Wahai Rasulullah, izinkan aku menebas lehernya. Rasulullah SAW bersabda: "Bila ia benar, kau tidak akan bisa menguasainya dan bila tidak, tidak ada baiknya bagimu untuk membunuhnya." Berkata 'Abdur Razza: Maksud beliau Dajjal. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. [Tirmidhi no.2175].

    Juga di Bukhari no.1267, 2827, 5208, 5707, Muslim no.5215. Abu Dawud no.3768, dst.

  2. Al Masih Dajjal:
    Muhammad SAW melihat bahwa Isa Al Masih bin Maryam dan Al Masih Dajjal telah turun ke bumi dan telah saling bertemu:

    Semua riwayat yang berasal dari Nafi (Maula Ibn Umar) - Abdullah bin Umar bahwa Rasullullah SAW bermimpi [misal di Bukhari no. 3184 (Riwayat Ibrahim bin Al Mundzir - Abu Dlamrah - Musa (Ibnu Uqbah) - Nafi' - Abdullah bin Umar), Muslim no.246 (Riwayat Yahya bin Yahya - Nafi' - Abdullah bin Umar) dan Malik no.1435 (Riwayat Malik - Nafi'- Abdullah bin Umar)]

    Kritikan Syaikh Muhammad al-Ghazali tentang Nafi' di "Humun Da’iyah", "Kekeliruan Ahli Hadits", hal. 111: "..kesalahan Nafi’ tentang masalah bersenggama dengan istri dan menyerang musuh tanpa dakwah terlebih dahulu" dan di "as-Sunnah an-Nabawiyyah" hal. 103, Ghazali mengambil contoh hadis Bukhari yang mencatat celaan Salim bahwa Nafi salah tentang maksud Abdullah Bin Umar tentang bersenggama dari belakang.

    Kritikan Juynboll tentang Nafi di antaranya bahwa Nafi tidak tercantum di 2 buku utama tentang para tabiin Madinah ("Tabaqat al Kabir", Ibn Sa’d dan "Shifat as shafwah", Ibn al-Jauzi); Posisi Nafi' sebagai ahli fikih, di sumber-sumber awal prakanonik, seperti Mushannaf yang banyak mengambil pendapat hukum para fukaha Hijaz abad ke-1 H hampir tidak ada yang menyandarkan pendapat hukumnya pada Nafi dan; Umur Malik saat berguru pada Nafi sehingga diduga bahwa Malik mendapatkan nya tidak langsung dari Nafi' namun dari catatan tertulis yang ditinggalkan Nafi' ["Nāfi‘, the mawlā of Ibn ‘Umar, and bis position in Muslim Ḥadīth Literature", G. H. A. Juynboll]

    Semua riwayat yang berasal dari Hanzhalah bin Abi Sufyan - Salim bin 'Abdullah bin 'Umar - Abdullah bin Umar bahwa TIDAK ADA menyatakan bahwa saat itu, Rasullullah SAW sedang BERMIMPI [Misal Muslim no.248; Ahmad no.4513, 4736, 6137], namun riwayat SELAIN dari HANZHALAH menyatakan Rasullullah bermimpi

    Sementara itu, hadis dari jalur Hanzhalah - Salim TIDAK MENYATAKAN Rasullulah SAW SEDANG BERMIMPI:

    Riwayat Muhammad bin 'Abdullah bin Numair - bapakku (Abdullah bin Numair) - Hanzhalah (bin Abu Sufyan) - Salim bin Abdullah bin Umar - Abdullah Ibn Umar - Rasulullah SAW:
    "Aku melihat di sisi Ka'bah seorang laki-laki sawo matang, rambut terurai dalam keadaan meletakkan kedua tangannya pada dua orang laki-laki. Kepalanya mengucurkan atau meneteskan air, maka aku bertanya, 'Siapakah orang ini? ' Mereka menjawab, 'Isa putra Maryam atau al-Masih bin Maryam -Kami tidak mengetahui yang mana perkataan beliau itu-." Beliau bersabda lagi: 'Dan aku melihat di belakangnya seorang laki-laki berkulit merah, berambut keriting, buta sebelah kanan mirip orang yang pernah aku lihat, Ibnu Qathan. Lalu aku bertanya, 'Siapakah ini? ' Mereka menjawab, 'Al-Masih ad-Dajjal'."

    [Muslim no.248. Ahmad no.4513 (Riwayat Ibnu Numair - Hanzhalah - Salim - Abdullah Ibnu Umar - Rasulullah SAW), Ahmad no.4736 (Riwayat Ishaq bin Sulaiman - Hanzhalah - Salim - Abdullah bin Umar - Rasullulllah SAW), Ahmad no.6137 (Riwayat Muhammad bin Bakar - Hanzhalah - Salim - Abdullah bin Umar - Nabi SAW: Saya melihat di sisi Ka'bah dekat Maqam Ibrahim..Ia meletakkan tangannya di atas pundak dua orang laki-laki sedang kepalanya meneteskan air. Saya bertanya, 'Siapakah ini? ' Tiba-tiba ada jawaban, 'Isa bin Maryam atau Al Masih bin Maryam.' Saya tidak ingat persis redaksinya. Kemudian di belakangnya saya melihat seorang laki-laki yang berkulit kemerah-merahan, keriting rambutnya dan buta mata kanannya. Yakni menyerupai orang yang pernah kulihat yaitu Ibnu Qathan. Maka saya bertanya, 'Siapakah ini? ' Tiba-tiba ada jawaban, 'Ini adalah Al Masih Ad Dajjal'")]

    Hadis lain bahwa Al Masih Dajjal telah ada:
    Riwayat An Nufaili - Utsman bin 'Abdurrahman - Ibnu Abu Dzi`b - Az Zuhri - Abu Salamah - Fatimah binti Qais:, "Pada suatu malam pernah Rasulullah SAW mengakhirkan shalat isya` yang akhir, lalu beliau keluar dan bersabda: "Sesungguhnya yang menghalangiku adalah kisah yang diceritakan Tamim Ad Dari kepadaku dari seorang laki-laki yang berada di sebuah pulau dari gugusan pulau-pulau. Tamim berkata, "Saat itu tiba-tiba ada seorang wanita yang berambut panjang." Tamim selanjutnya bertanya, "Siapa kamu?" Ia menjawab, "Aku adalah Jasasah. Pergilah kamu ke istana itu." Tamim berkata, "Aku pun mendatanginya, ternyata di sana ada seorang laki-laki berambut panjang yang terikat dengan sebuah rantai. Tingginya menjulang antara langit dan bumi. Aku lalu bertanya, "Siapa kamu?" Ia menjawab, "Aku adalah Dajjal. Apakah telah ada seorang Nabi ummiy yang diutus?" Aku menjawab, "Ya." Ia kembali bertanya, "Apakah orang-orang mentaatinya atau mengingkarinya?" Aku menjawab, "Orang-orang mentaatinya." Ia berkata, "Itu yang lebih baik bagi mereka."

    Riwayat Hajjaj bin Abu Ya'qub - Abdu Ash Shamad - Bapakku - Husain Al Mu'allim - Abdullah bin Buraidah - Amir bin Syurahil Asy Sya'bi - Fatimah binti Qais:..Ketika Rasulullah SAW selesai dari shalatnya, beliau duduk sambil tertawa, beliau bersabda: "Hendaklah setiap orang tetap di tempat shalatnya (duduk)."

    Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Apakah kalian tahu, kenapa aku kumpulkan kalian di sini?" Para sahabat, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda: "Aku kumpulkan kalian bukan atas sesuatu yang membuat takut atau senang, namun aku kumpulkan kalian adalah karena Tamim Ad Dari, seorang lelaki Nashrani yang datang dan berbaiat masuk Islam, ia menceritakan kepadaku sebuah kisah yang mirip dengan cerita yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal.

    Ia ceritakan kepadaku bahwasanya ia pernah menaiki sebuah perahu bersama 30 laki-laki dari kaum Lakhm dan Judzam, mereka kemudian diombang-ambingkan oleh ombak selama 1 bulan di tengah laut, sampai akhirnya mereka menepi ke sebuah pulau saat matahari terbenam. Mereka lantas duduk di sisi kapal mereka, setelah itu mereka bergegas memasuki pulau tersebut hingga akhirnya bertemu dengan binatang melata besar dan berbulu lebat. Mereka berkata, "Celaka engkau, siapa kamu ini!" binatang itu menjawab, "Aku adalah Jasasah. Temuilah laki-laki yang ada dalam sebuah gua, karena ia sangat berkeinginan untuk mendengar berita dari kalian." Tamim berkata, "Saat ia menyebut laki-laki, maka kami ketakutan jikalau dia adalah setan lalu kami cepat pergi hingga memasuki gua tersebut. Dan ternyata di dalamnya terdapat manusia yang paling besar yang pernah kami lihat, talinya sangat kuat, dan tangannya menyatu dengan leher (terikat dengan rantai)." Lalu perawi menyebutkan hadits tersebut dengan lengkap.

    Manusia besar (Dajjal) itu bertanya kepada mereka tentang Nakhl Baisan (nama tempat dekat Yordania), mata air Zughar (nama tempat di Syam) dan seorang Nabi ummiy. Manusia besar itu berkata, "Aku adalah Al Masih Dajjal, dan hampir-hampir aku mendapat izin untuk segera keluar."

    Nabi SAW bersabda: "Sesunggunya ia (Dajjal) berada di laut Syam, atau laut Yaman. Bahkan ia akan muncul dari arah timur tempat ia berasal -beliau ucapkan hingga dua kali seraya menunjuk ke arah timur-. Fatimah berkata, "Aku hafal perkataan ini dari Rasulullah SAW, lalu ia menyebutkan hadits selengkapnya."

    Riwayat Muhammad bin Shadran - kami Al Mu'tamir - Isma'il bin Abu Khalid - Mujalid bin Sa'id - Amir - Fatimah bin Qais: pernah Nabi SAW shalat zhuhur kemudian naik ke atas mimbar, padahal sebelum hari itu beliau tidak penah naik ke atas mimbar tersebut kecuali di hari jum'at. Kemudian beliau menyebutkan kisah ini." Abu Dawud berkata, "Ibnu Shadran adalah orang Bashrah, ia pernah tenggelam di lautan bersama Ibnu Miswar, dan tidak ada yang selamat dari mereka selain dia."

    Riwayat Washil bin Abdul A'la - Ibnu Fudhail - Al Walid bin Abdullah bin Jumai' - Abu Salamah bin 'Abdurrahman - Jabir:, "Pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda di atas mimbar: "Ketika ada beberapa orang berlayar di lautan, makanan mereka hilang (habis), lalu tampaklah oleh mereka sebuah pulau. Mereka pun menuju pulau tersebut untuk mencari roti, namun mereka dihadang oleh Jasasah." Aku (Walid bin Abdullah) lantas bertanya kepada Abu Salamah, "apa itu Jassasah?" Ia menjawab, "Seorang wanita yang rambutnya menutupi kulit dan kepalanya. Wanita itu berkata, "Dalam istana ini." Lalu ia menceritakan haditsnya, dan ia bertanya tentang Nakhl Baisan dan mata air Zughar, ia menjawab; "Dia adalah Al Masih", maka Abu Salamah berkata kepadaku; Dalam hadits ini ada beberapa lafadz yang tidak aku hafal. Abu Salamah berkata, "Jabir bersaksi bahwa laki-laki itu adalah Ibnu Shayyad." Aku berkata, "Tapi Ibnu Shayyad telah mati!" Jabir menjawab, "Meskipun ia telah mati." Aku bertanya lagi, "Ia juga telah masuk Islam." Jabir berkata, "Meskipun ia telah masuk Islam." Aku bertanya, "Ia juga telah masuk ke kota Madinah." Jabir menjawab, "Meskipun ia telah masuk kota Madinah." [Abu Dawud no.3767. Muslim no.5235]
Ya’juj Ma’juj sebagai PERTANDA bahwa KIAMAT SUDAH SANGAT DEKAT dan AKAN SANGAT CEPAT TERJADINYA,
    Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"..Dzulkarnain berkata: "..maka tolonglah aku dengan kekuatan, agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka....berilah aku potongan-potongan besi..Berilah aku tembaga agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu..Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya...Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." [AQ 18.94-97, Al Makiyya, turun urutan ke-69]

    Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir..[AQ 21.96, Al Makiyya, turun urutan ke-73]
Tentang GOG dan MAGOG (Ya'juj dan Ma'juj):
  1. GOG adalah turunan dari Nuh - Sem - Arpakhsad - Selah - Eber - Peleg - Rehu - Serug - Nahor - Terah - Abraham - Ishak - Yakub - Yusuf - Efraim - .. - Zuf - Tohu - Elihu - Yeroham - Elkana - Samuel - Yoel - Semaya - GOG [Kej.11, 25, 30, 46, 1 Sam 1.1, 1 tar 5.4]
  2. MAGOG adalah turunan dari Nuh - Yapet - MAGOG (keturunan lain Yapet diantaranya: Tubal, Mesekh) [Kejadian 10.2, 1 tar 1.15]
  3. Masing-masing dari nama mereka kemudian menjadi nama sebuah bangsa dan sebuah negeri.
  4. Kemudian ada pula GOG yang berada di tanah MAGOG, yaitu raja agung negeri Mesekh dan Tubal [Yeh 38.2,3]
  5. Di Perjanjian lama, baik itu GOG maupun MAGOG, bukanlah Iblis
Perjanjian lama TIDAK PERNAH menyatakan bahwa GOG dan MAGOG sebagai satu kesatuan dan/atau 2 (dua) nama tersebut berada di satu jaman tertentu yang sama. Namun, di kitab Wahyu 20.8, nama GOG dan juga nama MAGOG tiba-tiba saja menjadi satu kesatuan dan berfungsi sebagai "ramalan".

Islam yang tidak mempercayai kitab-kitab PASCA Yesus wafat malah mengadopsi khayalan Yohanes dengan mengaplikasikanYajuj dan Majuj sebagai penanda kiamat.

Kapan tembok/benteng Yajuj dan Majuj terbuka?
    Riwayat Yahya bin Bukair - Al Laits - 'Uqail - Ibnu Syihab - 'Urwah bin Az Zubair - Zainab binti Abu Salamah - Ummu Habibah binti Abu Sufyan - Zainab binti Jahsy: Nabi SAW datang kepadanya dengan gemetar sambil berkata: "Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena keburukan yang telah dekat, HARI INI TELAH dibuka benteng Ya'juj dan Ma'juj seperti ini". Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan telunjuknya dengan jari sebelahnya. Zainab binti Jahsy berkata, Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang shalih?". Beliau menjawab: "Ya, benar jika keburukan telah merajalela". [Bukhari no.3097, 3331 dan Muslim no.]

    Riwayat Malik bin Isma'il - Ibnu 'Uyainah - Az Zuhri - 'Urwah - Zainab binti Ummu Salamah - Ummu Habibah - Zainab binti Jahsy: Nabi SAW bangun tidur dalam keadaan wajahnya memerah seraya mengucapkan: "laa-ilaaha-illallah, celaka bangsa arab karena keburukan yang telah dekat, HARI INI TELAH dibuka benteng Ya'juj dan Ma'juj seperti ini" --Sedang Sufyan menyatakan secara pasti jumlahnya yaitu sembilan puluh atau seratus-maka beliau di tanya; 'Apakah kita juga akan binasa sedang diantara kita masih ada orang-orang yang shalih? ' Nabi menjawab; "Iya, jika kejahatan telah mewabah." [Bukhari no.6535, 3098. Muslim no.5130]
Hadis di atas menyampaikan bahwa Muhammad bangun tidur bercerita kepada Zaynab bint Jashy tentang Yajuj dan Majuj, ini menunjukan mereka telah berada di perkawinan sehingga berita telah bolongnya tembok ini terjadi di setelah turunnya surat AQ 33.63 (5 H)

Maka kiamat, sudah benar-benar luar biasa dekatnya!

Muhammad DIUTUS BERSAMAAN DENGAN KIAMAT dalam KISARAN 100 TAHUN!
    Riwayat Sulaiman bin Dawud Al Mahri - Abdullah Ibnu Wahb bin Muslim - Sa'id bin Abu Ayyub - Syarahil bin Yazid Al Mu'arifi - Abu Alqamah - Abu Hurairah - Nabi SAW: "Allah mengirimkan kepada umat ini setiap 100 tahun seorang pembaharu agamaNya" (inna Allaha yab'athu lihadhihi ạl ủmaati ala rasi kuli miayati sanatin MAN YUJADDIDU LAHA DINAHA) Abu Dawud berkata, "Abdurrahman bin Syuraih Al Iskandarani meriwayatkan hadits ini, namun tidak menyebutkan Syarahil." [Abu Dawud no.3740]
Kalimat "man yujaddidu", bukanlah jamak, jadi Allah mengirim "seorang" pembaharu kepada umatnya. Muhammad adalah pembaharu "PENUTUP" dari agama Allah karena disamping Muhammad sendiri telah menyampaikan bahwa tembok Yajuj dan Majuj telah terbuka, beliau juga menyampaikan bahwa beliau dikirim bersamaan dengan hari kiamat dan bahkan hari itu akan terjadi sebelum seorang anak kecil dari suku Azd Syanu'ah Yaman yang sebaya Anas bin Malik menjadi lanjut usia! Jadi Kiamat akan terjadi dalam 100 tahun sejak Muhammad diutus Allah!
    Riwayat Mahmud bin Ghailan - Abu Dawud - Syu'bah - Qatadah - Anas bin malik: Rasulullah SAW: "Aku diutus bersamaan dengan hari kiamat seperti dua ini (maksudnya sangat dekat)." Abu Dawud mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah, ia tidak melebihkan salah satunya atas yang lain. berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. [Tirmidhi no.2140. Bukhari no.4555, 4889, 6022-6024. Muslim no.5244-5247]

    Riwayat Muhammad bin Ubaid- Al A'masy - Ibnu Abu Khalid - Wahb As Su`ali - Rasulullah SAW: "Dan aku diutus, sementara jarak antara aku dan hari kiamat adalah seperti jarak dari sini ke sini, DAN HAMPIR SAJA IA AKAN MENDAHULUINYA." Maka Al A'masy menempelkan jari telunjuk dan jari tengahnya. Dan sekali waktu, Muhammad berkata; "HAMPIR SAJA IA MENDAHULUIKU.." [Ahmad no.18021, 21869]

    Note:
    Terdapat penelitian rasio selisih jari ke-2 vs ke-3, misal: 0.90/0.91, Ibn Abbas mengatakan umur dunia = 7000 tahun, dengan rasio ini, 6300 tahun telah berlalu (0.9 x 7000. Pendapat Ibn Abbas adalah 6200 tahun), Rasio ini akan berbeda di antar negara, sex dll. Hadis menunjukan bahwa selisih kedua jari beliau hampir tidak ada bedanya. Jika rasionya adalah 0.995, maka kiamat datang 35 tahun sejak Muhammad diutus menjadi Nabi.

    Ketika GERHANA MATAHARI, Muhammad mengira bahwa itu sudah saatnya kiamat:
    Riwayat (Abu Amir Al Asy'ari Abdullah bin Barrad dan Muhammad bin Al Ala`) - Abu Usamah - Buraid - Abu Burdah - Abu Musa: Pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri KARENA TAKUT AKAN TERJADI KIAMAT. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri, ruku dan sujud yang panjang sekali, aku belum pernah melihat beliau memanjangkan bacaan sedemikian lama sebelumnya, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya semua tanda-tanda yang dikirimkan Allah ini bukanlah disebabkan oleh meninggalnya atau lahirnya seseorang, akan tetapi Allah mengirimnya untuk menakut-nakuti para hamba-Nya. Oleh sebab itu jika kalian melihatnya maka bersegeralah berdzikir mengingat Allah, memanjatkan do'a padaNya, serta memohon ampunan-Nya." Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Al 'Alaa' disebutkan: "Terjadi gerhana matahari…" dan dia berkata; "Untuk menakut-nakuti hambaNya". [Muslim no.1518. Bukhari no.999 (Riwayat Muhammad bin Al 'Ala - Abu Usamah - Buraid bin 'Abdullah - Abu Burdah - Abu Musa) terkait dengan AQ Az Zummar no.16]

    Riwayat Yahya bin Habib Al Haritsi - Khalid bin Al Harits - Ibnu Juraij - Manshur bin Abdurrahman - Ibunya (Shafiyyah binti Syaibah) - Asma` bin Abu Bakar: Pada hari terjadinya gerhana matahari, NABI SAW TERKEJUT. Maka beliau pun segera mengambil baju besi hingga memakaikannya dengan bajunya...[Muslim no.1510. Juga di muslim 1511 (Riwayat Ahmad bin Sa'id Ad Darimi - Habban - Wuhaib - Manshur - Ibunya - Asma` binti Abu Bakar)]
DIKISARAN 100 TAHUN!
  1. Disampaikan antara SETELAH turunnya AQ 33.63 (5H) hingga 7H:
    Riwayat Hajjaj bin Asy Sya'ir - Sulaiman bin Harb - Hammad bin Zaid - Ma'bad bin Hilal Al Anazi - Anas bin Malik: seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW kapan terjadinya kiamat. Beliau terdiam sejenak lalu melihat anak kecil (gẖulāmi) dari Azd Syanu`ah yang ada didepan beliau, beliau menjawab: "Bila anak ini masih hidup, ia tidak sampai tua hingga kiamat terjadi." Anas berkata: ANAK ITU (ạl̊gẖulāmu) SEBAYAKU SAAT ITU [Hadis Muslim Bab: Dekatnya kiamat no.41.7452/5250; 41.7451/5249 (Riwayat Abu Bakr bin Abu Syaibah - Yunus bin Muhammad - Hammad bin Salamah - Tsabit - Anas); 41.7453/5251 (Riwayat Harun bin Abdullah - Affan bin Muslim - Hammam - Qatadah - Anas: Anak Mughirah bin Syu'bah, sebayaku, melintasi lalu nabi SAW bersabda: "Bila anak ini panjang umur, ia tidak sampai tua hingga kiamat terjadi" (تَقُومَ السَّاعَةُ, (taquum alssaa'tu) → AQ 30.12,14,55; AQ 40.46; 45.27 yang artinya waktu kiamat)). Hadis senada ada juga di Musnad Ahmad no. 12097 (Riwayat Yunus dan Hasan bin Musa - Hammad bin Salamah - Tsabit Al Bunani - Anas bin Malik)]

    Riwayat Shadaqah - 'Abdah - Hisyam - Ayahnya - 'Aisyah: ada beberapa laki-laki arab badui yang keras perangainya mendatangi Nabi SAW, mereka bertanya kepada beliau kapan waktu itu? (مَتَى السَّاعَةُ فَكَانَ) Beliau melihat yang termuda diantara mereka sembari mengatakan: "Jika anak ini hidup, belum hingga ia lanjut usia (لَا يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ حَتَّى), terjadi waktu kiamat (تَقُومَ عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ,"taqūmu ʿalaykum saa'tukum")" Kata Hisham berarti kematian. [Bukhari 8.76.518/6030. kata "taqūmu" dalam AQ 30.12,14,55; AQ 40.46; 45.27 diartikan "kiamat, kebangkitan". Perawi Hisham bin Urwah tidak bertemu Nabi, Ia lahir 61AH dan wafat 146AH. Ayahnya yaitu Urwah bin Zubair lahir diawal jaman ke Khalifahan Usman. Pernyataan bahwa ini merujuk kiamat disampaikan hadis Muslim di Bab: Dekatnya Kiamat 41.7450/5248 Riwayat Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib - Abu Usamah - Hisyam - ayahnya - Aisyah:" ...belum ia tua (لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ), (قَامَتْ عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ, "qamat ʿalaykum saa'tukum" (terjadi waktu kiamat)]

    Ghulam adalah anak yang belum baligh. Batasan usia lelaki baligh, menurut Umar adalah 15 tahun:
    Riwayat 'Ubaidullah bin Sa'id - Abu Usamah - 'Ubaidullah - Nafi' - Ibnu'Umar bahwa dia pernah menawarkan diri kepada Rasulullah SAW untuk ikut dalam perang Uhud, saat itu umurnya masih 14 tahun namun Beliau tidak mengijinkannya. Kemudian ia menawarkan lagi pada perang Khandaq saat itu usiaku 15 tahun dan Beliau mengijinkanku". Nafi' berkata; "Aku menemui 'Umar bin 'Abdul 'aziz saat itu dia adalah khalifah lalu aku menceritakan hadis ini, dia berkata: "Ini adalah batas antara anak kecil dan orang dewasa". [Bukhari no.2470]

    Anas pernah mengatakan panjang umurnya adalah 99 tahun:
    Riwayat Mu'tamir bin Sulaiman - Humaid bin humaid (68H - 142H) - Anas bin Malik: "bahwasanya ia diberikan umur 100 tahun kurang 1 tahun." [Ahmad no. 11802]. Namun ternyata, meleset, Anas wafat di usia lebih dari 100 tahun, yaitu di usia 102/103 tahun (93 H).

    Saat Muhammad wafat, Anas berusia 20 tahun:
    Riwayat Yahya bin Bukair - Al Laits - Uqail - Ibnu Syihab - Anas bin Malik: Saat Rasulullah SAW datang di Madinah, ia (anas) masih anak-anak usia 10 tahun..saat Nabi SAW wafat aku adalah pemuda yang telah berumur 20 tahun. [Bukhari no.4768, 5769. Muslim no.3784. Ahmad no.11634, 12255]. Juga mengatakan di Mekkah 10 tahun, Medina 10 tahun dan wafat 60 tahun. [Muslim no. 4330]. Nabi Muhammad wafat di 11 H.

    Anas percaya kiamat terjadi hampir bersamaan dengan Muhammad diutus, akan terjadi di penghujung 100 tahun, sejak Muhammad menjadi nabi [Anas lahir = Muhammad menjadi Nabi], ketika Muhammad wafat [11 H = Anas 20 tahun], sisanya sampai kiamat = 79 tahun lagi [11 H + 79 = 90H/91H]. Ketika perawi Humaid akil balig (15 tahun), Anas berusia 93 tahun (68H + 15 + 10)

    Hadis lain sebagai pembanding bahwa kiamat tidak jauh dari hadis Anas:
    Riwayat Musaddad - Yahya - Sufyan - Abdullah bin Dinar - Ibnu Umar - Nabi SAW: "Sesungguhnya perumpamaan jaman kalian dan jaman umat-umat sebelum kalian, hanyalah bagaikan jarak atara shalat Ashar dan terbenamnya matahari...[Bukhari no.4633; Ahmad no.5641. Juga Bukhari no.3200 (Qutaibah bin Sa'id - Laits - Nafi' - Ibnu 'Umar - Rasulullah SAW) dan Tirmidhi no.2797. Tabari, "The History of Al-Tabari, Vol I, "General Introduction and From the Creation to the Flood, Franz Roshenthal, 1989, hal.182: Riwayat Musaddad - Yahya - Sufyan - Abdullah bin Dinar - Ibnu Umar - Nabi SAW. Menurut Tabari hadis ini Sahih]

    Riwayat al-Hasan b. 'Arafah - Abu al-Yagzan 'Ammar b.Muhammad, anak adik perempuan Sufyan al-Thawri - Layth b.Abi Sulaym - Mughirah b.Hakim - Abdallah b.'Umar - Rasullullah: hanya tersisa dari dunia ini punahnya umatku dari matahari ketika shalat azhar. [Tabari, Ibid, Hal 174-175]

    Tabari (224 -310 H):
    ..Lebih lanjut, panjang waktu rata-rata shalat Azhar adalah ketika bayangan apapun 2x ukurannya, menurut asumsi terbaik ('ald al-taharri) -[hingga magrib] adalah 1/2 (siang - malam = 1) x 1/7 [= 1/14] dari hari kurang lebihnya. [Ibid, Hal 182]

    Ini seharusnya 1/14 x 1000 tahun = 71.42 tahun tersisa. Ini dekat dengan umur Anas yang tersisa 79 tahun sejak wafatnya Muhammad.

    Namun Tabari berpendapat bahwa 1/14 merujuk pada 1 minggu umur dunia ini:
    ..hadis sahih dari Ahmad b. 'Abd al-Rahman b. Wahb - 'Abdallah b. Wahb - Mu'awiyah b. Salih - 'Abd al-Rahman b. Jubayr b. Nufayr - Ayahnya Jubayr b. Nufayr - Sahabat Nabi, Abu Tha'labah al-Khushani - Rasullullah: "Tentunya, Allah tidak akan membuat bangsa ini tidak mampu (bertahan) 1/2 hari - mengacu pada hari 1000 tahun"...karena 500 tahun adalah 1/2 hari dari 1000 tahun, .. waktu yang telah berlalu hingga pernyataan Nabi adalah 6500 tahun" [Ibid, 182-183].

    Ia gunakan pendapat Ibn Abbas (w.78 H/687 M) bahwa umur dunia adalah 7000 tahun, padahal ada 2 pendapat sahabat Nabi tentang umur dunia:

    7000 tahun dan 6200 tahun telah berlalu (Riwayat Ibn Humayd -Yahya b. Wadilh -Yahya b. Ya'qub - Hammad - Sa'id b. Jubayr - Ibn 'Abbas) VS 6000 tahun dan 5600 tahun telah berlalu (Riwayat Abu Hisham -Mu'awiyah b. Hisham - Sufyan - al-A'mash - Abu Salih - Ka'b dan Riwayat Muhammad b. Sahl b. 'Askar - Ismail b. 'Abd al-Karim -'Abd al-Samad b. Ma'qil -Wahb) ["The History of Al-Tabari, Vol I, "General Introduction and From the Creation to the Flood, Franz Roshenthal, 1989, hal.172-174].

    Sementara itu, kaum Yahudi, di kitab-kitabnya pun menyatakan bahwa umur dunia dari Adam hingga kiamat adalah 6000 tahun dan 1000 tahun lagi (hari ke-7nya) untuk Tuhan:

    R. Kattina: 6000 TAHUN LAMANYA DUNIA INI ADA, dan 1000, akan menjadi senyap, seperti ada tertulis: Hanya Tuhan sendiri yang akan ditinggikan pada hari itu (Yes 2.11). R.Abaye: ..Ini telah diajarkan sesuai dengan R. Kattina:...1000 tahun dari ke-7 akan menjadi kosong, seperti ada tertulis, Dan Tuhan sendiri akan ditinggikan pada hari itu,...artinya hari itu seluruhnya Sabat... Dalam Tanna yang diajarkan Elijah: DUNIA INI ADA 6000 TAHUN. 2000 TAHUN PERTAMA SEPI (tanpa taurat); 2000 TAHUN TAURAT BERKEMBANG; DAN 2000 TAHUN BERIKUTNYA ERA MESIANIK [Babylonian Talmud: Tractate Sanhedrin 97a]

    Tabari lahir ratusan tahun setelah Muhammad gagal menyatakan tentang kapan terjadi kiamatnya. Ketika ajaran yang dipercayainya tidak lagi sesuai dengan kenyataan yang terjadi, beberapa meninggalkan ajaran, dan tentu saja, beberapa lainnya, akan melakukan penyangkalan dengan membuat pembenaran agar tampak cocok dengan yang dipercayainya.

  2. Disampaikan lagi pada 2 TAHUN sebelum wafat beliau (9 H):
    Riwayat (Ibnu Numair - Abu Khalid) dan (Abu Bakr bin Abu Syaibah - Sulaiman bin Hayyan) - Dawud - Abu Nadhrah - Abu Sa'id: Tatkala Nabi SAW kembali dari perang Tabuk (Akhir Oktober 630/Rajab 9H), para sahabat bertanya kepada beliau tentang hari kiamat. Lalu beliau bersabda: "Tidak akan ada lagi orang-orang yang hidup pada hari ini, setelah 100 tahun yang akan datang." [muslim no.4608]

  3. Disampaikan lagi pada 1 BULAN sebelum beliau wafat (11 H):
    Riwayat Harun bin 'Abdullah dan Hajjaj bin Asy Sya'ir - Hajjaj bin Muhammad - Ibnu Juraij - Abu Az Zubair - Jabir bin 'Abdullah: Rasulullah SAW bersabda sebulan sebelum wafatnya: "Kalian menanyakan kepadaku tentang Hari Kiamat, ketahuilah bahwa ilmunya di sisi Allah. Saya bersumpah demi Allah, tidak akan ada manusia yang hidup pada hari ini di atas bumi, setelah 100 tahun yang akan datang." Riwayat Muhammad bin Hatim - Muhammad bin Bakr - Ibnu Juraij (tidak menyebutkan perkataan; 'sebulan sebelum wafatnya.') [muslim no.4606. Namun di Muslim no.4607 terdapat 2 jalur perawi lain yg menyebutkan kata "sebulan sebelum wafatnya" juga di Ahmad no.13929 ]

  4. Disampaikan lagi di HARI-HARI AKHIR sebelum beliau wafat (11 H):
    Riwayat Sa'id bin 'Ufair - Al Laits - 'Abdurrahman bin Khalid bin Musafir - Ibnu Syihab - Salim dan Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah - 'Abdullah bin 'Umar: "Nabi SAW shalat Isya' bersama kami di hari-hari akhir hayatnya. Setelah selesai memberi salam beliau berdiri dan bersabda: "Tidakkah kalian perhatikan malam kalian ini?. Tidak akan tersisa seorangpun dipermukaan bumi yang ada di malam ini pada penghujung 100 tahun sejak malam ini" [Bukhari 1.3.116/no.113; Bukhari 1.10.539/no.531 dan Ahmad no.5873 (tidak ada kata di hari-hari akhir hayat)].

    Di hadis lainnya, yaitu yang berasal dari perawi yang sama (Salim dan Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah - 'Abdullah bin 'Umar) namun ujung perawi lanjutannya yang berbeda-beda, disampaikan TAMBAHAN variasi TAFSIR dari Abdullah ibn Umar mengenai maksud Rasullulah tentang 100 tahun, di antaranya:

    "Sesungguhnya maksud sabda Nabi, 'Tidak akan ada orang yang tersisa di atas bumi ini' adalah berakhirnya generasi tersebut'." [Bukhari 1.10.575/no.566. Tirmidhi 33.2471/no.2177].

    hanyasanya yang beliau inginkan dari sabdanya "Tidak ada lagi disana seorang pun yang hari ini di atas bumi.' maksudnya, generasi (manusia yang hidup dalam) 100 tahun itu berhenti, dan diganti generasi lain." [Ahmad no.5755]

    Sebenarnya Rasulullah SAW hanya ingin mengatakan: 'Di awal abad yang akan datang, orang yang hidup pada masa sekarang ini tak satupun yang masih hidup.' Maksudnya masa para sahabat itu akan habis. [Muslim no.4605]

    Sebenarnya Rasulullah SAW mengatakan: "Orang-orang yang hidup hari ini, maka 100 tahun ke depan tidak akan ada lagi yang masih hidup di muka bumi." Maksudnya, beliau menegaskan bahwa masa itu akan terjadi." [Abu Dawud no.3784]

    yang Rasulullah SAW maksudkan adalah: "'Pada hari ini tidak ada seorangpun yang berada di hamparan bumi menginginkan untuk melewati abad ini.' [Ahmad no.5360]

    Melihat begitu bervariasinya dan tidak konsistennya pendapat dari Ibn Umar di atas, TAMBAHAN PENDAPATNYA saja sudah patut diabaikan.

    Disamping itu,
    Apa istimewanya sehingga sedemikian pentingnya perlu memperhatikan malam itu saja, jika ternyata maksud pernyataan Muhammad cuma sekedar hendak menyatakan bahwa generasi akan berganti, padahal tanpa perlu "sabda supranatural"nya, tetap saja generasi akan berganti. Pun pada yang berpendapat bahwa maksudnya adalah tidak akan ada orang yang akan berusia sampai 100 tahun, maka pada jaman Muhammad hidup saja, Abu Afak, sudah berusia 120 tahun ketika ia dibunuh atas perintah Muhammad akibat ketajaman syairnya menyindir Muhammad dan juga Anas bin Malik, yang pada kenyataannya wafat di usia 102/103 tahun telah membantah telak spekulasi tersebut.
Faktanya, 1400an tahun telah berlalu, ramalan beliau ini meleset nggak tangung-tanggung.

Surga/neraka Ternyata TIDAK KEKAL

Kekekalan para Nerakawan di Neraka (Al naari) dan surgawan + bidadari di surga (al janati) ternyata BERBATAS WAKTU yaitu SELAMA LANGIT dan BUMI ADA
    Adapun orang-orang yang celaka, maka DI DALAM NERAKA, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas, mereka kekal di dalamnya SELAMA ADA PARA LANGIT DAN BUMI (maa daamati al samaawaatu wal ardu), kecuali jika Tuhanmu menghendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya DI DALAM SURGA, mereka kekal di dalamnya SELAMA ADA PARA LANGIT DAN BUMI, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (illaa maa syaa-a rabbuka) sebuah karunia ('athaa-an) TIDAK (ghayra) terputus (majdzuudzin) [AQ 11.106-108. Perhatikan: Langit adalah dalam bentuk jamak NAMUN BUMI TIDAK.]
Padahal Quran telah berkata:
    "..(bi)lisaan(in/un) arabiyy(in/un) mubiin(in/un)" (..(dengan) bahasa arab yang JELAS/TERANG) [AQ 16.103, 26.195] juga di: "quraanan 'arabiyyan ghayra dhi iwajin.." (Quran dalam bahasa arab yang tidak bengkok (tidak belok-belok)..)" [AQ 39.28].

    Ibn Kathir:
    "Maksudnya: `Quran ini yang kami turunkan padamu, Kami turunkan dalam kesempurnaan dan kefasihan bahasa arab, jadi ini membuat JELAS, tidak ada ruang untuk alasan dan menjadi BUKTI JELAS, menunjukan jalan lurus." [AQ 26.195]. Dan: "maksudnya: ini dalam dialek arab yang sederhana/jelas, tanpa kebengkokkan, penyimpangan atau kebingungan. Ini sederhana, bukti jelas. Allah telah membuatnya menjadi seperti ini dan telah diturunkan seperti ini" [AQ 39.28]
TIDAK COCOK dikatakan "..jadi ini MEMBUAT JELAS, TIDAK ADA RUANG UNTUK ALASAN dan menjadi bukti jelas... dalam dialek arab yang sederhana tanpa kebengkokkan, penyimpangan atau KEBINGUNGAN" karena yang terjadi justru RAGAM PEMBENARAN:
    ...Imam Abu Ja’far bin Jarir: “Kebiasaan orang Arab, jika hendak memberi sifat kepada sesuatu dengan sifat abadi, mereka selalu berkata: 'Ini kekal seperti kekalnya langit dan bumi'.. Ibn Kathir: "Dan bisa juga yang dimaksud dengan ‘selama langit dan bumi masih ada’ adalah jenisnya, karena di alam akhirat ada langit dan bumi." Sebagaimana firmannya: (AQ 14.48).. Untuk itu al-Hasan A-bashri berkata tentang firmannya, "Selama ada langit dan bumi" ia berkata: "langit yang bukan langit ini dan bumi yang bukan bumi ini, karena langit dan bumi adalah TIDAK KEKAL. Ibnu Abi Hatim - Sufyan bin Husain - al-Hakam - Mujahid - Ibnu ‘Abbas firman-Nya: "Setiap surga ada langit dan bumi." ‘Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam berkata: "Bahwa senantiasa bumi adalah bumi dan langit adalah langit." [Tafsir Ibn kathir untuk AQ 11.106-107]
Konteks dari AQ 14.48 adalah di waktu kiamat, semuanya SEDANG DIKUMPULKAN "di padang Masyar" atau di shirath/jembatan (Hadis muslim no.473/3.614) YAITU SETELAH bumi dan langit HANCUR TOTAL DAN BUKAN ketika MEREKA TELAH mendapat surga/neraka.

Kata "ghayra/غَيْرَ" juga digunakan di AQ 14.48 dan AQ 11.108. Kata "ghayra" (غَيْرَ) ARTINYA BUKAN "yang lain" (another) namun: "LAIN DARI, TIDAK/BUKAN, NAMUN, TANPA" (other than, not, but, without) dan sekurangnya 39 ayat menggunakan arti ini:
    pada hari (yawma, يَوْمَ) digantikannya (tubaddalu ,تُبَدَّلُ) bumi (al-arḍu, الأَرْضُ) LAIN DARI (ghayra, غَيْرَ) bumi (al-arḍi, الأَرْضِ) dan langit-langit (wal-samāwātu, وَالسَّمَاوَات), dan semua menghadap (wa-barazū, وَبَرَزُواْ) Allah (للّهِ) yang Esa (al-wāḥidi, الْوَاحِدِ) Perkasa (al-qahāri, الْقَهَّارِ) [AQ 14.48]

    Tafsir jalalyn AQ 14.48:
    Dan disebutkan, hari ketika bumi akan diganti LAIN DARI bumi dan para langit, dinamakan, Hari kebangkitan: Umat manusia akan dikumpulkan di sebuah BUMI PUTIH BERSIH, sebagaimana (disampaikan) dalam hadis 2 Syaikh [al-Bukhārī dan Muslim]. Muslim menyampaikan dengan hadis berikut: 'Nabi di tanya, "Kemana umat manusia di hari itu?" Beliau berkata, "Di atas jembatan (sirāt)"; dan mereka akan dikumpulkan, mereka akan dibangkitkan dari kuburan, menuju Allah, Ia yang maha perkasa.

    Tanwîr al-Miqbâs min Tafsîr Ibn ‘Abbâs AQ 14.48:
    (pada hari ketika bumi akan diganti LAIN DARI bumi) Ini akan berubah menjadi sebuah keadaan LAIN DARI keadaan sekarang. Perubahan ini akan berlangsung dengan menambahkan dan menguranginya dari itu, dan lembah-lembah dan gunung-gunung akan diratakan; dan inilah yang dikatakan dengan maksud ini: BUMI akan digantikan LAIN DARI APA YANG ADA SEKARANG INI, (dan langit-langit (juga akan berubah)) mereka akan dilipat di dalam TANGAN KANANNYA (dan mereka akan datang pada Allah) mereka muncul dan menjadi nyata kepada (Ia yang maha perkasa) yang menaklukkan ciptaannya dalam maksud kematian.
Terang benderang sudah, Surga kaum beriman ini, TIDAK KEKAL ADANYA

QUOTA MAXIMUM surga kaum Muslimin

Para Surgawan TERBATAS JUMLAHNYA, karena Allah, dari sejak awal telah menetapkan dan mencatat jumlah orang yang masuk surga/neraka, takdir apapun yang diperbuatnya yang menyebabkan mereka berakhir di neraka atau surga:
  1. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.[AQ 19.94, turun di urutan ke-44]
  2. Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan takdirnya (thaa-irahu) di lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.[AQ 17.13, turun di urutan ke-50]
  3. ...Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat [AQ 37.96, turun di urutan ke-56]
  4. ...sesungguhnya kitab para durhaka (alfujjaari) dalam (lafii) sijjin. ...kitab para orang benar (al-abraari) dalam (lafii) illiyiina [AQ 83.7,18. Turun di urutan ke-83]
  5. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya..[AQ 57.22, turun di urutan ke-94]
Beberapa menyangkal dengan membawa terjemahan AQ 13.11:
    "..inna (Sesungguhnya) al-laha (Allah) laa (tidak) yughayyiru (merobah) maa (apa) biqawmin (sesuatu kaum) hattaa (hingga) yughayyiruu (mereka merubah) maa (apa) bi-anfusihim (mereka sendiri).." (juga di AQ 8.53)
Ternyata kata "maa (apa)" diterjemahkan seenaknya menjadi: "Nasib", maka masyhurlah ayat ini menjadi rujukan paksa bahwa "manusia bisa merubah nasibnya asal mau berusaha (misal: dengan akal/pengetahuan)". Namun jika saja mau membacanya dengan baik, maka jelas pada bagian selanjutnya disebutkan "wa-idha (Dan jika) araada (kehendak) allaahu (Allah) biqawmin (suatu kaum) suuan (sial) falaa (maka TIDAK ADA) maradda (yang dapat menghindar) lahu (darinya)" [Tafsir Ibn kathir AQ 8.53, menyebutkan bahwa yang dimaksudkan "maa (apa)" adalah ni'mat]. Jadi di Islam, manusia tetap saja tidak dapat mengubah nasib, karena qadarnya telah ditentukan Allah.

Kisaran quotanya Surgawan, tercantum di hadis, sesuai nasehat Quran:
    Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. [AQ 4.59]
Hadis menyampaikan:
Bahwa sejak Adam diciptakan hingga kiamat kelak, Allah telah memberikan jumlah proprosional yang masuk neraka, yaitu "dari setiap 1000, 999 dijebloskan neraka!" [Bukhari no.3099, 4372, 6049. Muslim no.327, 5233. Ahmad no.6268, 10854].

Bahwa barisan surgawan adalah sebanyak 120 baris, di mana, 80 baris adalah umat Muhammad [Riwayat dari Ibn Buraidah - Nabi SAW di Tirmidi no.2469 (Maktabah Al Ma'arif Riyadl 2546: Albani: Shahih; 'Ali Zai: Hasan); Majah no.4279; Darimi no.2713 Ahmad no.21862, 21983 dan 21924. Dari Perawi Ibnu Mas'ud - Rasulullah SAW di Ahmad no.4100 (Fathul Bari 4459: Ijma Ulama: Shahih)].

Bahwa Muhammad SAW telah diperlihatkan PENAMPAKAN jumlah umatnya di Surga kelak, yang digambarkan memenuhi ufuk/lembah kanan dan kirinya:
    Riwayat ('Imran bin Maisarah - Ibnu Fudhail) dan (Abu Abdullah - Asid bin Zaid - Husyaim) - Hushain - Sa'id bin Jubair - Ibnu 'Abbas - Nabi SAW: "....namun lihatlah ufuk, ' jawab Jibril. Aku melihat, tiba-tiba ada serombongan besar. Kata Jibril: 'Itulah umatmu, dan itu ada 70.000 orang mula-mula yang masuk surga dengan tanpa hisab dan tanpa siksa.'.. [Bukhari no.6059]

    Riwayat Musaddad - Hushain bin Numair - Hushain bin Abdurrahman - Sa'id bin Jubair - Ibnu Abbas - Nabi SAW: "Tapi lihatlah di ujung sebelah sana.' Ternyata aku melihat ada sekumpulan orang yang sangat banyak, kemudian dikatakan lagi padaku: 'Lihat juga yang sebelah sana.' Ternyata aku juga melihat ada sekumpulan orang yang sangat banyak lagi..Ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab..." [Bukhari no.5311. Juga Bukhari no.5270 dari riwayat Imran bin Maisarah - Ibnu Al Fudlail - Hushain - ('Amir - Imran bin Hushain) dan (Sa'id bin Jubair - Ibnu Abbas) - Nabi SAW]

    Riwayat [Sa'id bin Manshur - Husyaim - Hushain bin Abdurrahman - [(Said bin Jubair - Ibnu Abbas) dan (asy-Sya'bi - Buraidah bin Hushaib al-Aslami)]] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah - Muhammad bin Fudlail - Hushain - Sa'id bin Jubair - Ibnu Abbas] - Rasulullah SAW: "..Tetapi lihatlah ke ufuk'. Lalu aku pun melihatnya, ternyata terdapat satu kumpulan yang ramai. Lalu dikatakan lagi kepadaku, 'Lihatlah ke ufuk yang lain.' Ternyata di sana juga terdapat satu kumpulan yang ramai... 'Ini adalah umatmu dan bersama mereka ada 70.000 orang yang akan memasuki Surga tanpa dihisab dan disiksa'" [Muslim no.323]

    Rombongan pertama adalah 70.000 orang tanpa dihisab (tanpa siksa neraka) [Hadis Qudsi no.9/110 dari Ibn Mas'ud (Ibn Hibban); Hadis Bukhari: no.5270, 5311, 5991 (atau: 8.76.479, 8.76.549 (6059), Tirmidhi no. 2370 dari Ibn Abbas; Muslim: 1.367 dari Abu Zubair, 1.418, Darimi no.2686 dari Abu huraira, 1.422/320, 1.423/321 dari Imran, 1.425 dari Husain b. 'Abd al-Rahman]. Rombongan pertama, 70.000 orang tanpa hisab ini, akan dijamu Allah dengan lauk "lembu/sapi (balaam) dan hati ikan paus (nun) [Bukhari no.6039/8.76.527. Atau di Muslim no.5000/39.6710 (arab: terdapat penjelasan: "أَمَّا ( النُّون ) فَهُوَ الْحُوت بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاء" / "Nun adalah Ikan paus menurut konsensus para ulama")]

    Riwayat Yazid bin Harun - Isma'il bin Abi Khalid - Ziyad Al Makhzumi - Abu Hurairah - Rasulullah SAW: "..rombongan pertama yang akan masuk surga dari umatku adalah 70.000 tanpa hisab, setiap orang dari mereka wajahnya seperti rembulan di malam purnama, kemudian setelah mereka seperti bintang yang paling terang cahayanya di langit, kemudian mereka akan menempati surga sesuai dengan tingkatannya masing-masing." [Ahmad no.10144]

    Riwayat Ubaidulah bin Sa'id dan Ishaq bin Manshur - Rauh bin Ubadah al-Qaisi - Ibnu Juraij - Abu az-Zubair - Jabir bin Abdullah: "Kita dibangkitkan pada Hari Kiamat begini dan begini...Setiap seorang di antara mereka baik munafik atau mukmin akan diberi Cahaya. Kemudian mereka mengikuti cahaya tersebut melalui jembatan Neraka Jahanam. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan berduri yang merenggut siapa saja yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian cahaya orang-orang munafik padam

    maka orang-orang beriman selamat rombongan pertama dan wajah mereka bagaikan bulan purnama 70.000 orang tanpa dihisab (ثُمَّ يَنْجُو الْمُؤْمِنُونَ فَتَنْجُو أَوَّلُ زُمْرَةٍ وُجُوهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ سَبْعُونَ أَلْفًا لَا يُحَاسَبُونَ) maka yang berikutnya seperti terangnya bintang-bintang di langit kemudian demikianlah seterusnya. Kemudian syafa'at diizinkan, mereka pun meminta syafa'at, sehingga mereka dapat keluar dari Neraka (ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ كَأَضْوَإِ نَجْمٍ فِي السَّمَاءِ ثُمَّ كَذَلِكَ ثُمَّ تَحِلُّ الشَّفَاعَةُ وَيَشْفَعُونَ حَتَّى يَخْرُجَ مِنْ النَّارِ), yaitu orang yang mengucapkan, 'Laa Ilaaha Illaahau (Tidak ada tuhan selain Allah), dan dahulu di hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum. Mereka akan ditempatkan di halaman Surga, lalu Ahli Surga akan memercikkan mereka dengan air sehingga daging mereka tumbuh bagaikan tumbuhnya sesuatu tumbuhan selepas banjir, dan hilanglah hangusnya.." [Muslim 1.367/no.278]

    Riwayat Abdurrazaq - Ma'mar - Qatadah - Al Hasan - Imran bin Hushain - Ibnu Mas'ud - Rasulullah SAW: "..lihatlah ke sebelah kananmu, lalu aku melihat dan ternyata satu lembah telah dipenuhi...lihatlah kesebelah kirimu, lalu aku menoleh dan ternyata sejauh ufuk telah dipenuhi..Sesungguhnya diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab..Jika kalian mampu jadilah termasuk dari yang 70.000 dan jika tidak mampu jadilah termasuk dari orang-orang yang memenuhi lembah namun jika tidak maka jadilah orang-orang yang memenuhi ufuk... [Ahmad no. 3615. Di Muasasah Ar Risalah 3806: Al Arnauth: Hadits Shahih. Juga Ahmad no. 2321 dari riwayat [Syuja dan Suraij - Husyaim - Hushain bin Abdurrahman - Sa'id bin Jubair - Ibnu Abbas] dan [Suraij - Husyaim - Hushain bin Abdurrahman - Asy Sya'bi/Amir bin Syarahil - Buraidah Al Aslami] dan [Syuja - Husyaim - Hushain bin Abdurrahman - Sa'id bin Jubair - Asy Sya'bi/Amir bin Syarahil - Buraidah Al Aslami] - Nabi SAW. Di Muasasah Ar Risalah 2448/2449: Al Arnauth: Isnaduhu Shahih Sesuai Syarat Bukhari]
Peran penting dari KELOMPOK PERTAMA (70.000 orang, masuk surga TANPA di hisab dan azab) adalah membawa KELOMPOK BERIKUTNYA, masuk surga, SETELAH menolong mereka dari neraka (SETELAH di HISAB):
    Riwayat Suwaid bin Sa'id - Hafsh bin maisarah - Zaid bin Aslam - 'Atha' bin Yasar - Abu Sa'id Al Khudri - Rasulullah SAW:

    ....lalu jatuh ke dalam neraka, hingga tidak tersisa melainkan orang yang menyembah Allah dari kalangan orang baik dan orang fajir..Kemudian di bentangkan jembatan di atas Jahannam, dan berlakulah syafa'at pada saat itu, mereka berguman; “ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.”...Maka orang-orang mu'min akan melewatinya...Maka orang muslim akan ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik tertunda dan ada yang terlempar kedalam neraka jahannam ... (1) orang-orang mu'min terbebas dari neraka..mereka berseru: wahai rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, shalat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” Maka dikatakan kepada mereka; (2)keluarkanlah orang-orang yang kalian ketahui ... wahai rabb kami tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah Engkau perintahkan kepada kami ... "kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan didalam hatinya kebaikan (3) seberat dinar...(4) setengah dinar...(5) seberat biji jagung, keluarkanlahMaka merekapun kembali mengeluarkan jumlah yang begitu banyak. Kemudian mereka berkata; “wahai rabb kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya seorangpun yang telah Engkau perintahkan kepada kami”...

    Allah lantas berfirman: "Para Malaikat, Nabi dan orang-orang yang beriman telah memberi syafaat, sekarang yang belum memberikan syafaat adalah Dzat Yang Maha Pengasih." (6) Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari dalam neraka, dari dalam tersebut Allah mengeluarkan suatu kaum yang sama sekali tidak melakukan kebaikan, dan mereka pun sudah berbentuk seperti arang hitam...Dan mereka adalah orang-orang yang Allah merdekakan dan Allah masukkan ke dalam surga tanpa amalan dan kebaikan sama sekali.."[Muslim no.269/1.352]

    Hitungan quota juga lihat fatawa: 4203 (inggris - Indonesia), 139092 dan 169822 dan 168523).
Jadi, dari 80 baris ummat Muhammad, 70.000 masuk surga TANPA hisab, selebihnya, atas bantuan mereka ini, maka akan masuk surga juga, yaitu SETELAH kena hisab (di Neraka). Tapi, seluruh hadis Nabi di atas, BERTENTANGAN DENGAN QURAN karena QURAN MENYAMPAIKAN SELURUH MUSLIM, MASUK NERAKA DULU, TIDAK ADA yang langsung ke Surga:
    Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui (tsumma lanahnu a'lamu) orang-orang yang seharusnya (bialladziina hum awlaa) dimasukkan ke dalam neraka/terbakar di dalamnya (bihaa shiliyyaan). DAN TIDAK ADA SEORANGPUN DARI KALIAN (wain minkum) MELAINKAN (illaa) MENDATANGI/MEMASUKI (waariduhaa) (neraka) INI (kaana). Hal itu bagi Tuhanmu ADALAH SUATU KEMESTIAN YANG SUDAH DITETAPKAN. ('alaa rabbika hatman maqdhiyyaan). Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa (tsumma nunajjii alladziina ittaqaw) dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut (wanadzaru alzhzhaalimiina fiihaa jitsiyyaan). [AQ 19.70-72, Surat Maryam, Al Makiyyah turun di urutan no.44, kecuali ayat no.58 dan no.71 adalah madaniyyah]

    Tafsir Ath-Tabari untuk AQ 19.71:
    Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa lafaz wāriduhā/al-wurud adalah memasuki [Tafsir Ath-Tabari, Vol.17, Pustaka Azzam, hal.647-653], untuk siapa yang dimaksud memasuki neraka:

    1. Sebagian ahli tafsir: orang kafir, bukan orang mukmin [Ibid, hal.653-654]
    2. Sebagian ahli tafsir: orang mukmin dan kafir, hanya saja bagi orang mukmin sekadar lewat sedangkan bagi orang kafir adalah masuk ke dalam [Ibid, hal.654]
    3. Sebagian ahli tafsir: bagi orang mukmin adalah apa yang menimpanya di dunia, berupa demam dan penyakit [Ibid, hal.655]
    4. Sebagian ahli tafsir: seluruh manusia, kemudian orang-orang beriman keluar dengan amal perbuatannya [Ibid, hal. 655-658]

    Abu Ja'far (Tabari): Pendapat yang paling tepat adalah yang mengatakan bahwa semuanya akan memasuki neraka, kemudian orang-orang beriman keluar darinya setelah Allah menyelamatkan mereka. sedangkan orang-orang kafir tetap di dalam neraka [Ibid, hal.658-659].
Untuk jumlah Surgawan SELAIN DARI 70.000 orang (yang tanpa hisab):
  1. Untuk hadis Nabi dari riwayat Abu Hazim - Sahl ibn Sa'd - Rasullullah SAW: "DI ANTARA UMATKU ada 70.000 orang" atau "700.000 orang -Sahal ragu kepastiannya-" masuk surga dengan TANPA HISAB, mereka saling berhimpitan, satu sama lain saling bergandengan, dari yang pertama-tama hingga yang terakhir masuk surga, wajah mereka bercahaya bulan di malam purnama". [Bukhari no.6061/8.76.551 atau Bukhari no.6070/8.76.560, Muslim no.322/1.424 (Di sebutkan: Abu Hazim ragu kepastiannya). Juga Bukhari no.3008 atau lihat: Fath al-Bâri 6/319]. Hadis ini BUKAN jumlah TOTAL surgawan melainkan hanya jumlah yang TIDAK DI HISAB. Karena perawinya sendiri (Sahlal dan/atau Abu Hazim) TIDAK YAKIN mana dari dua angka tersebut yang benar dan terdapat banyak jalur perawi lain yang tegas menyatakan jumlah 70.000 tanpa hisab, maka hadis ini dan jumlah 700.000 nya dapat kita abaikan

  2. Untuk hadis Nabi: "..setiap orang dari 70.000 akan membawa 70.000 masuk surga bersama mereka". Tidak ada di Bukhari dan Muslim, ada di Ahmad no.22 (riwayat Abu Bakar Ash Shiddiq, namun satu perawinya tidak diketahui). Ahmad no.1613 (riwayat Abdurrahman bin Abu Bakar, perawi bermasalahnya Musa bin 'Ubaid, tabiin kalangan biasa yang dinilai majhul) dan Al Qasim bin Mihran (Ibn Hajar: Ia mastur, penilaian terhadapnya belum bulat), juga oleh pengumpul lainnya: Sahîh al-Jâmi', 1/350 no. 1068 dan 6/108 no. 2988. Juga Tirmidhi dan Ibn Hibbân.

    Untuk hadis-hadis di atas, Ibnu Hajar: "Ada 2 perawi dalam rantai narasi, salah satunya lemah dan yang lainnya tidak disebutkan". Abdul Qadir Al Arna'ut: dha'if (lemah) untuk hadis dari Musnad Ahmad.

    Maka hadis ini juga dapat kita abaikan.

  3. Untuk hadis Nabi: "..setiap 1000-nya disertai dengan 70.000", ada hadis yang dha'if (lemah) TAPI JUGA ada hadis yang sahih.

    3 hadis Nabi di bawah adalah hadis dha'if karena ada perawi Ibn Lahi'ah:

    "..bahwa yang pertama masuk surga dari ummatku adalah 70.000 orang, setiap 1000-nya bersama 70.000, mereka tidak dihisab" - Ahmad no.22246 (riwayat Al Hasan bin Musa - Ibnu Lahi'ah - Ibnu Hubairah - Abu Tamim Al Jaisyani - Sa'id - Hudzaifah - Rasulullah SAW)

    "..Rabb kalian menawariku antara 70.000 umatku masuk surga tanpa hisab atau simpanan disisiNya untuk ummatku." Sebagian sahabat bertanya kepada beliau: Wahai Rasulullah! Apakah Rabb baginda menyembunyikannya?. Rasulullah SAW masuk rumah lalu keluar, beliau bertakbir lalu bersabda: "Rabbku menambahiku, setiap 1000-nya bersama 70.000 dan simpanan disisiNya" Abu Ruhm: Hai Abu Ayyub! Menurutmu, simpanan Rasulullah SAW itu apa?..Berkata Abu Ayyub: Biarkan orang itu dan aku akan memberitahu kalian tentang simpanan Rasulullah SAW seperti yang aku kira, bahkan seperti orang yang yakin bahwa simpanan Rasulullah SAW adalah firman Rabb: "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang haq) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya seraya lisannya membenarkan hatinya, Aku memasukkannya ke surga." - Ahmad no.22406 (Riwayat Hasan bin Musa - Ibnu Lahi'ah - Abu Qabil - 'Abdullah bin Nasyir (di kategorikan majhul) - Bani Sari' - Abu Ruhm - Abu Ayyub Al Anshari - Rasulullah SAW)

    "..maka golongan pertama yang selamat, wajah mereka seperti rembulan di Malam Purnama, ada 70.000 orang yang tidak dihisab, kemudian disusul orang-orang yang wajah mereka bagaikan cahaya bintang-bintang di langit, kemudian begitu seterusnya, kemudian tibalah syafaat, dan mereka memberikan syafaat hingga orang yang pernah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH keluar dari neraka, yaitu mereka yang di dalam hatinya masih terdapat iman meski seberat biji gandum, lalu mereka ditempatkan di halaman surga dan para penghuni surga pun menyiramkan air kepada mereka, hingga mereka tumbuh seperti tumbuhnya tetumbuhan dalam genangan air, dan bekas sengatan api pada diri mereka pun hilang seketika, lalu ia memohon kepada Allah AzzaWaJalla hingga Allah memberikan dunia kepadanya dan 10x lipat darinya" - Ahmad no.14194 (Riwayat Musa bin Daud - Ibnu Lahi'ah - Abu Az Zubair - Jabir bin Abdullah - Rasulullah SAW)

    Pendapat ulama tentang Abdullah bin Lahi'ah:

    1. Abu Zur'ah: la yadlbuth (tidak kuat hapalannya)
    2. Muhammad bin Sa'd: Ia dha'if
    3. Hakim: Ia dzahibul hadits (penghilang hadis)
    4. Ibnu Hajar: Ia Shaduuq (Namun Ibn Hajr lebih dari 13x menyatakan ia Dhaif/lemah (At-Talkhis Al-Habir fi Takhrij Ahadits Ar-Rofi’I Al-Kabir, misal di vol 3, hal.399), "Ia kacau hafalannya setelah kitab-kitab hadisnya terbakar" (Taqrib At-Tahdzib I/319 no.3563). Para ahli hadis telah memberikan arahan: (عَنْ عَمْرِو بْنِ عَلِىٍّ يَقُوْلُ عَبْدُ اللهِ بْنُ لَهِيْعَةَ إِحْتَرَقَتْ كُتُبُهُ فَمَنْ كَتَبَ عَنْهُ قَبْلَ ذلِكَ مِثْلُ بْنِ الْمُبَارَكِ وَعَبْدِ اللهِ بْنِ يَزِيْدَ الْمُقْرِى أَصَحُّ مِنَ اَّلذِيْنَ كَتَبُوْا بَعْدَمَا احْتَرَقَتِ الْكُتُبُ) Amr bin Ali: "Abdullah bin Lahi’ah terbakar kitab-kitabnya, siapa yang menulis hadis darinya sebelum kitabnya terbakar, seperti Abdullah bin Mubarak, Abdullah bin Yazid al-Muqri, itu lebih sahih daripada orang-orang yang menulis setelah kitab-kitabnya terbakar” (Al-Jarh wat Ta’dil, V, hal.147) dan (وَرِوَايَةُ بْنِ الْمُبَارَكِ وَابْنِ وَهْبٍ عَنْهُ أَعْدَلُ مِنْ غَيْرِهِمْ) "riwayat Abdullah bin Mubarak dan Abdullah bin Wahab darinya lebih adil daripada riwayat yang lain" (Taqribut Tahdzib I/319)
    5. Ibnu Hiban (Abu Hatim bin Hiban al-Busthi): (وَكَانَ شَيْخًا صَالِحًا وَلكِنَّهُ كَانَ يُدَلِّسُ عَنِ الضُّعَفَاءِ قَبْلَ اخْتِرَاقِ كُتُبِهِ) "Ia seorang syekh yang saleh tapi melakukan tadlis dari rawi-rawi dhaif sebelum kitabnya terbakar" (Al-Majruhin, II.11) atau "Sebagian sahabat kami mengatakan, ‘Siapa yang menerima hadisnya sebelum kitab-kitabnya terbakar, seperti abadilah (para rawi bernama Abdullah, yaitu Abdullah bin al-Mubarak, Abdullah bin Wahab, Abdullah bin Yazid al-Muqri, dan Abdullah bin Maslamah al-Qa’nabi), maka itu sahih, dan siapa yang menerima setelah kitab-kitabnya terbakar, maka laisa bi syai-in (tidak ada nilainya)" (Siyar A’lam An-Nubala, 8:23)
    6. Tabari: Ia pikun di akhir umurnya
    7. Ibn Kathir: Ia dan gurunya (Abdurrahman bin Ziyad bin Al-‘Amm) keduanya adalah dhaif [Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, vol 1, hal.593]
    8. Ibrahim bin Ya’qub Al Jauzajani: (إِبْنُ لَهِيْعَةَ لاَ يُوْقَفُ عَلَى حَدِيْثِهِ وَلاَ يَنْبَغِيْ أَنْ يُحْتَجَّ بِهِ وَلاَ يُغْتَرُّ بِرِوَايَتِهِ) "Ibnu Lahi’ah tidak diketahui hadisnya, tidak dapat dijadikan hujjah, jangan tertipu oleh riwayatnya" (Ahwaal Ar-Rijaal, No. 274)
    9. Imam Tirmidhi: (إِبْنُ لَهِيْعَةَ ضَعِيْفٌ عِنْدَ أَهْلِ الْحَدِيْثِ, ضَعَّفَهُ يَحْيَى بْنُ سَعِيْدٍ الْقَطَّانُ وَغَيْرُهُ مِنْ قِبَلِ حِفْظِهِ) "Ia dhaif menurut ahli hadits, didaifkan oleh Yahya bin Sa’id al-Qathan dan yang lainnya dari segi hapalan (Sunan 1/16 no.10)
    10. Ad-Daruquthni: tidak boleh berhujah dengan haditsnya (sunan no. 250 dan di no.251: haditsnya Dhaif (Adh-Dhu’afa no. 322)
    11. Adz-Dzahabi: Ia dhaif, tidak boleh berhujah darinya (Al-Mizan Juz 3 no.4530)
    12. Ad-Darimi: "dha’iful hadis"
    13. Imam khatib Baghdad: Ia seorang yang tasahul dalam periwayatan, krn itu banyak yang mengingkari riwayatnya"
    14. An Nawawi (Tahdzib Al-Asma wal Lughoh 1/392 no. 328) dari Ibn Mu’in: Dia dha’if baik sebelum kitabnya terbakar atau setelahnya (Mu'in: (لاَيُحْتَجُّ بِحَدِيْثِهِ),"Hadisnya tidak dapat dijadikan hujjah"). Dan telah mendha’ifkannya: Laits ibn Sa’ad, Yahya ibn Sa’id, Bukhari, Nasai [Adh-Dhu’afa wa Al-Matrukin, I/64 no.346], Ibn Sa’ad dan lainnya. Berkata Baihaqi, "Ijma (kesepakatan) ahli hadits atas kedha’ifan Ibn Lahi’ah, dan (mereka) meninggalkan berhujjah dengannya dengan apa-apa yang ia menyendiri dengan riwayatnya (tidak ada saksi)"
    15. Al-Albani: Ia Dhaif (Silsilah Al-Hadits Adh-Dhai’fah 2/589)

    Maka 3 hadis di atas ini juga dapat kita abaikan.

    Berikut hadis-hadis Nabi yang SAHIH dan/atau HASAN (baik) yang dapat dijadikan hujjah:

    Riwayat Abdurrazaq - Ma'mar - Qatadah/an-Nadhr bin Anas - Anas - Rasulullah SAW: "Allah 'azza wajalla berjanji kepadaku akan memasukkan 400.000 dari umatku ke dalam surga", maka Abu Bakar: "Tambahlah bagian kita wahai Rasulullah!" (Rasulullah SAW) bersabda, "Dan seperti ini" seraya beliau Rasulullah SAW menggabungkan telapak tangannya, Abu Bakar: tambahlah untuk kita wahai Rasulullah! lalu Umar: "Cukup wahai Abu Bakar!", maka Abu Bakar: "Biarkan saya wahai Umar, apa kamu tidak ingin Allah 'azza wajalla memasukkan kita semua ke dalam surga?", Maka Umar: "Jika Allah berkehendak maka Dia akan memasukkan makhluk-Nya ke dalam surga dengan satu telapak tangan", maka Rasulullah SAW: "Umar benar." [Ahmad no. 12234. Di Muasasah Ar Risalah 12695: Syu'aib Al Arnauth: Sanadnya Shahih, Rijalnya Tsiqah Rijal Syaikhain. Dan Syak Yang Terdapat Padanya Tidak Masalah Karena Qatadah Telah Ma'ruf Dengan Riwayat Dari An Nadhr Bin Anas Dan Dari Anas]

    Jumlah total Surgawan: 400.000 Surgawan + 1 cakupan tangan Allah

    Riwayat Bahz - Abu Hilal - Qatadah - Anas - Nabi SAW: "Rabbku 'azza wajalla pernah memberiku janji untuk memasukkan surga dari kalangan umatku sebanyak 100.000 orang". Abu Bakar: Wahai Rasulullah, tolong tambahi! Nabi SAW: 'dan Allah Subhaanahu wa Ta'ala memasukkannya dengan cara begini, dengan memberi isyarat dengan tangannya. (Abu Bakar): wahai Nabiyullah, Tambahkan!. Rasulullah SAW: "Begini", sambil mengilustrasikannya dengan tangannya. (Abu Bakar): Nabiyullah! Tambahkan!. Rasulullah SAW: "Begini". Kemudian 'Umar menyela, cukup wahai Abu Bakar. (Abu Bakar): apa urusanmu terhadapku wahai Ibnu al-Khattab?. 'Umar: sesungguhnya Allah 'azza wajalla maha Kuasa untuk memasukkan semua ke surga hanya dengan satu kali cidukan. Nabi SAW bersabda: "Umar benar". [Ahmad no.12537. Di Muasasah Ar Risalah 13007: Syu'aib Al Arnauth: Hadits Shahih, Dan Sanad Ini Hasan Pada Tataran Mutaba'at Dan Syawahid]

    Jumlah total Surgawan: 100.000 Surgawan + dari 3 cakupan tangan, berubah menjadi 1 cidukan Allah

    Note:
    Di beberapa hadis sebelumnya Allah menyebutkan kata 1 dinar (1/2 dinar), biji gandum/jagung. Cakupan tangan/Mud adalah takaran isi dengan kedua tangan ukuran sedang tanpa digenggam. Ukuran 1 Mud = 812.5g (Hanafi) atau 510g (mayoritas Ulama). Berat 1 mithqāl/dinar = 4,25g (Fiqh Ulama) atau 4,452g (Al-Maqrīzī. Ukuran 1 mithqāl = 72 biji gandum/jelai/Barley (gandum Irak), jika kedua ujung dipotong = 68-69 butir (penyetaraan untuk gandum Arab yang lebih kecil, jadi berkurang ± 5%. Hitungan ini dengan 72 gandum), sehingga 1 Mud = 191/182.5 mithqāl (Hanafi) atau 120/114.6 mithqāl (mayoritas) = 13,765/13,141 biji gandum (Hanafi) atau 8640/8,248 biji gandum (mayoritas). Jadi tambahan dengan isyarat 1 cakupan tangan = 8,248 - 13,765 Surgawan. Setara 2% -3% (untuk 400.000 Surgawan) atau 8% - 13% (untuk 100.000 Surgawan) per 1 cakupan tangan. Ini menunjukan jumlah dari cakupan tangan, bahkan sampai 3xnya pun, JUMLAHNYA KECIL, TIDAK MELEBIHI jumlah Surgawan yang disebutkan diawal.

    Namun isyarat dengan cakupan tangan tersebut dianulir dengan menyerahkannya pada kehendak Allah SWT dalam 1x cidukan

    Hadis di bawah, semuanya dari Abu Umamah/Shadiy bin Ajlan - Nabi SAW:

    Riwayat Al Hasan bin 'Arafah - Isma'il bin 'Ayyasy - Muhammad bin Ziyad - Abu Umamah - Rasulullah SAW : "Rabbku berjanji padaku untuk memasukkan 70.000 orang dari ummatku tanpa hisab dan adzab, setiap 1000nya bersama 70.000 dan tiga tangkup dari tangkupanNya." Abu Isa: Hadits ini hasan gharib. [Tirmidzi no.2361 (2624). Di Maktabah Al Ma'arif Riyadl 2437: Albani: Shahih; Abu Thahir Zubair 'Ali Zai: Hasan]

    Riwayat Hisyam bin 'Ammar - Isma'il bin 'Ayyasy - Muhammad bin Ziyad - Abu Umamah - Rasulullah SAW: "Rabbku Subhanahu telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan 70.000 orang dari ummatku ke dalam surga tanpa hisab dan siksa. Dan setiap 1000 orang dengan 70.000 orang, dan dengan 3 raupan Tangan.." [Majjah no.4276. Di Maktabah Al Ma'arif Riyadl 4286: Albani: Shahih; Abu Thahir Zubair 'Ali Zai: Hasan]

    Riwayat 'Ishom bin Kholid - Shafwan bin 'Amr - [Sulaim bin 'Amir Al Khoba`iri dan Abu Al Yaman Al Hawzani/Amir bin Abdullah bin Luhay] - Abu Umamah - Rasulullah SAW: "Rabbku AzzaWajalla menjanjikanku 70.000, setiap 1000nya bersama 70.000 dan Ia menambahiku 3 cedokan tangan." [Ahmad no.21135. Di Muasasah Ar Risalah 22156: Syu'aib Al Arnauth: Shahih dan sanad ini Qawiy (kuat) dari jalur Sulaim bin 'Amir Al Khoba`iri]

    Riwayat Abu Al Yaman - Isma'il bin 'Ayyasy - Muhammad bin Ziyad - Abu Umamah - Nabi SAW: "Rabbku AzzaWaJalla berjanji kepadaku 70.000 dari ummatku akan masuk surga tanpa hisab dan adzab, setiap 1000nya bersama 70.000 dan 3 cakupan tangan.." [Ahmad no.21271. Di Muasasah Ar Risalah 23303: Syu'aib Al Arnauth: Sahih dan Sanadnya Hasan]

    Jumlah total Surgawan: 70.000 orang + 4.9 juta orang (70 x 70.000 → Per 1000 surgawan dari 70.000, membawa lagi 70.000 orang) = 4.97 juta orang + 3 cakupan tangan Allah

    Tentang cakupan tangan,
    Hadis Muslim (no.269) dari riwayat Said Al Khudri - Nabi SAW menjelaskan tahapan menjaring Surgawan, yaitu: (1) 70.000 orang yang tanpa hisab, kemudian, Allah memerintahkan 70.000 orang ini membawa (2) yang mereka kenal, setelahnya, memerintahkan mereka membawa, yang masih mempunyai kebaikan sebesar (3) sedinar, (4) setengah dinar dan (5) 1 biji gandum/jagung. Sehingga seluruh jumlah berikutnya, adalah BAGIAN DARI per 1000 orang membawa lagi 70.000 orang. Terakhir, Allah dengan kehendaknya (6) dengan 1 cakupan tangan, membawa sejumlah orang yang tidak mempunyai kebaikan sama sekali.

    Hadis Muslim (no.269) dari riwayat Said Al Khudri - Nabi SAW, hanya menyebutkan 1 cakupan tangan Allah saja, demikian pula, dengan 2 hadis Ahmad (no. 12234 dan no.12537) dari riwayat Anas - Nabi SAW, telah mengkoreksi tambahan 1 atau 3 cakupan tangan, menjadi hanya 1 cakupan tangan Allah saja, Jadi, tampaknya yang benar hanya diakhiri 1 cakupan tangan Allah saja.
Sebagai pembanding hitungan,
Hadis Nabi tentang dari 120 baris Surgawan, 80-nya umat Muhammad [Tirmidi no.2469; Majah no.4279; Darimi no.2713 Ahmad no.21862, 21983 dan 21924. Ahmad no.4100], kemudian di Bukhari no.6059/8.76.549 dari perawi Ibn Abbas - Nabi SAW:
    "..‘Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, ‘Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!’ Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, ‘Mereka adalah ummatmu, dan di depan mereka ("قدامهم"/qadamuhum), 70.000 orang (Those are your followers, and those are seventy thousand (persons) in front of them) tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab."
Dengan 70.000 surgawan di depan, maka 80 barisnya → 80 x 70.000 = 5.6 juta orang.

Perbedaan yang terjadi hanyalah sejumlah 630 ribu Surgawan (11.25%), bisa jadi, selisih ini adalah 1 cakupan tangan Allah, membawa mereka yang dikehendaki Allah walaupun tidak mempunyai kebaikan sama sekali. Tampaknya hal ini berkesesuaian dengan hadis jika JUMLAH QUOTA TIDAK TERPENUHI: Ahmad no.8352 (Riwayat Yahya bin Abu Bukair - Zuhair bin Muhammad - Suhail bin Abu Shalih - bapaknya (Dzakwan) - Abu Hurairah - Rasulullah SAW):
    "Aku memohon kepada Rabbku 'azza wajalla, lalu Allah memberiku janji untuk memasukkan dari umatku sebanyak 70.000 semisal bulan di malam purnama, lalu aku meminta tambahan, dan Dia memberiku tambahan bahwa setiap 1000 orang akan membawa 70.000 orang.

    Lalu aku berkata; 'Wahai Rabb, BAGAIMANA JIKA JUMLAH ITU TIDAK TERPENUHI dari orang-orang yang berhijrah dari umatku? '

    ALLAH BERFIRMAN: 'KALAU BEGITU AKAN AKU PENUHI JUMLAH ITU DARI ARAB BADUI
    '".
Hadis di atas menunjukan:
  1. Kata hijrah yang dimaksud jelas bukanlah hijrah dari Mekkah ke Medina, karena kita tahu jumlah yang hijrah ke Medina ketika itu tidak sampai 100 orang.
  2. Quota yang Allah janjikan final sejumlah 4.97 juta (tanpa kata tambahan cakupan tangan Allah lagi) dan dengan jumlah itupun, sudah mendapatkan kepastian bahwa jika tidak terpenuhi, ras Arab Badui yang mengisinya.
Hadis ini, dulunya bisa jadi faktor menguntungkan, daya tarik untuk "memualafkan" para ras Arab Badui, namun abad demi abad berlalu, pemeluk Islam jumlahnya milyaran dan multi ras, maka hadis di atas, justru menjadi faktor merugikan, utamanya bagi ras NON Arab Badui, sehingga akan lebih menguntungkan jika hadis ini tidak ada, bukan?!
    Tentang perawi Suhail bin Abu Shalih:

    Abu Hatim Ar Razy: Shaduuq (jujur) dan Tsiqah (saleh, adil, baik hafalannya dan konsisten dokumentasinya)
    Nasa'i + Sufyan bin uyainah + Ibnu ‘Adiy: Tsabat (dapat diterima hadisnya)
    Maslamah bin Qasim + Ibn Hiban + Ahmad ibn Abdillah al-Ajli + Muhammad bin Saad: Tsiqah
    Daruqutni: "Tidak ada cacat padanya yang dapat membuat riwayatnya tertolak".
    Ahmad: "tidak ada yang salah pada dirinya", di riwayat lainnya: "Suhail lebih tsabat dari Muhammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah".
    Ibnu Hajar: "Shaduuq, hafalannya berubah di akhir usianya"
    Al-Zahabi, di "Meezaan al-Ai`tidaal":
    Mengutip Abbas: Yahya berkata Suhail tidak dapat dipercaya untuk hadis dan hadis yang dinarasikannya tidak cukup dapat diandalkan sebagai bukti (perkataan Nabi).
    Mengutip Ibn Abu Khaithamah yang mengutip Ibn Muin: "orang-orang berhati-hati terhadap haditsnya" Di riwayat akhir: "laisa bi dzaka (bukan perawi yang kuat)" (Di suatu waktu ia berkata: Suhail, narator yang lemah).
    Pendapat Al Zahabi sendiri: "tsiqah, hafalannya berubah".

    Di samping itu,
    pendapat Ibn Muin (yang terkenal ketat dalam hadis) tentang Suhail juga bervariasi: "Sumayya (maula Abu Bakr bin Abdurrahman) lebih baik dari Suhail". Di riwayat lainnya yaitu di Abbas Ad-Duriy: “Tsiqah (Ia (Suhail) dan saudaranya). Suhail dan Al-’Alaa’ hadis keduanya bukan hujjah".

    Perawi Suhail bin Abu Shalih dipercaya Imam Bukhari (5 hadis); Imam Muslim (113 hadis); Dipercaya Abu dawud dan Tirmidhi (masing-masing 49 hadis); Nasa'i (27 hadis); Darimi (14 hadis); Imam Malik (11 hadis) dan Imam Ahmad (223 hadis), belum lagi dari para pengumpul hadis lainnya.

    Tentang Perawi Zuhair bin Muhammad
    Yahya bin Ma'in, Ahmad Hanbal dan Ibn Hibban menyatakan Ia Tsiqah. Perawi Zuhair dipercaya Bukhari dan Muslim (masing-masing 2 hadis); Tirmidhi (9 hadis); Abu Dawud (8 hadis); Majjah (15 hadis); Darimi (1 hadis); Ahmad (90 hadis).

    Jadi Hadis tentang quota surga yang jika tidak terpenuhi, maka di isi Allah oleh suku Badui, merupakan hadis sahih.
Tapi dengan telah terlampauinya 1400 tahun, bahkan 1 ras ARAB BADUI -pun TIDAK AKAN ADA yang MASUK SURGAnya kaum Beriman ataupun surga Allah yang 120 baris tersebut.

Di jaman kehidupan Muhammad, dari mulai menjadi Nabi s.d wafatnya, sekurangnya ada jutaan Muslim (ras Arab Badui dan bukan) yang telah wafat (saat lahir, bayi, tua, sakit, kecelakaan, Mati syahid dalam membela Allah, agama dan karena hal lainnya). Tentunya, mereka wafat dalam keadaan Islam.

Padahal,
Ketika awal jaman Nabi, masuk Islam itu sangat mudah, cukup mengucapkan, "Laillahaillah" TANPA tambahan mengakui Muhammad sebagai Rasul Allah saja, SURGA sudah terjamin, misalnya kasus Abu Thalib. Tapi dengan kemudahan yang luarbiasa itu, HERANNYA, ABU THALIB MALAH TIDAK MAU. Jadi, setelah wafatnya, Abu Thalib, bareng bersama ibunda, ayahanda dan kakek nabi menjadi ahli waris neraka.

Selama 1400an tahun ini, telah berlalu 27 generasi. Jumlah Muslim yang wafat (ras Arab Badui dan bukan) menjangkau puluhan/ratusan MILYAR orang dengan berbagai alasan, misalnya selain masa balita, sakit, tua kecelakaan, juga syahid menjalankan perintah agama, mempertahankan Islam, menolak dikafirkan, fasih quran, hadis dan hidupya jauh dari gangguan dari peradaban barat laknatullah.

Apakah quota surganya telah terlampaui?

Sebelum menjawab ini, berdasarkan hadis Ibn Majjah sebelumnya, ternyata para Mumin di surga, juga beranak-pinak dengan melahirkan bayi dalam 1 jam saja, artinya quota surga akan berkurang drastis secara cepat akibat kelahiran bayi-bayi tersebut, jumlahnya penduduk baru ini tentu tidak sedikit, bayangkan saja berapa jumlahnya jika 1/2 pasangan di surga baru melahirka 1 bayi, apalagi jika surgawan ini berpoligami, jadi, quota surga muslim, sangat cepat habis, bahkan sebelum kemasukan kaum muslim lainnya.

Mari kita gunakan data penelitian kematian Neo-Natal (Max: 28 hari) di negara berkembang dan selama tahun 2000, tercatat 10.8 Juta balita (Max: 5 tahun) wafat dan 1/3-nya adalah Neo-Natal. Tingkat kematian bayi semakin berkurang seiring kemajuan teknologi dan perekonomian atau dengan kata lain tingkat kematian neo natal di masa lampau adalah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jaman sekarang.
    Note:
    Surga Nasrani, Yerusalem Baru, luasnya hanya 3,729,583 km² (3.7 x 10¹² m²), di kasus kematian balita ini, jika 1/3-nya adalah Nasrani dan ditarik mundur 2000 tahun, maka peruntukan luas per para bayi ini hanya 500-an m² (belum terhitung sepasang orang-tua, kakak dan/atau adik, kakek-nenek), kelak jika kiamat mencapai jumlah 3.7 x 10¹², maka luas bagi surgawan Nasrani, hanya akan 1 m², ini tidak lebih besar dari kakus di pinggir jalan
Dengan memakai asumsi 20%-nya adalah muslim, maka bayi neo natal muslim yang wafat selama 1400 tahun ini sekurangnya 1,008.000.000 bayi [Jumlah ini kita anggap bukan hanya mewakili neo natal namun seluruh balita, yang seharusnya jumlah kematian balita adalah 3.024 M]

...dan jumlah ini, BELUM terhadap Muslim selain BALITA.

Padahal, untuk bayi tidak perlu dikorting 20%, karena menurut Hadis Qudsi Musnad Ahmad no. 64/110 yang bersumber dari Syurahbil Bin Syuaah, anak yang belum Aqil baliq akan masuk surga, di mana Allah berkata, "Masuklah kalian ke dalam Surga".."Masuklah kalian ke dalam Surga bersama orang tua kalian" [juga di tafsir Ibn kathir jus 8/370 mengutip hadis bukkhari dan muslim yang berasal dari riwayat Abu Huraira bahwa nabi berkata semua anak dilahirkan di atas fitrah (islam) kedua orang tuanya yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani dan Majusi. Kemudian hadis muslim dari riwayat iyadh bin himar menyampaikan bahwa Nabi berkata Allah berfirman: sesungguhnya aku telah menciptakan hamba-hambaku dalam keadaan hanif (lurus/islam), lalu datang setan yang mengalikan mereka dari agama mereka.("Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir", Penerbit Mu-assasah Daar Al-Hilaal Kairo, cetakan ke-1, 1994, pustaka Imam Asy-sayfi'i, Bogor, cetakan ke-2, Mei 2003)]

Pernyataan Ibn Kathir yang mengutip Bukkhari dan Muslim ini BERTABRAKAN dengan HADIS-HADIS lain dari nabi:
  1. Disampaikan Ahmad dan diriwayatkan Ali bin abu talib: Anak-anak Khadijja (Istri Muhammad) yang wafat sebelum Islam muncul yaitu yang berasal dari Muhammad, masuk surga sementara yang bukan berasal dari Muhammad, masuk neraka dan kemudian mengutip AQ 52.21 [Tirmidhi no. 117]

  2. Riwayat Salamah bin Syabib - Al Hasan bin A'yan - Ma'qil - Abu Az Zubair - Jabir - nabi SAW:

    "TIDAK SEORANGPUN DARI KALIAN YANG DIMASUKAN SURGA OLEH AMALNYA dan TIDAK JUGA DISELAMATKAN DARI NERAKA KARENANYA, TIDAK JUGA AKU KECUALI KARENA RAHMAT DARI ALLAH."

    [Muslim no.5042, juga dalam perawi berbeda dari Abu Salamah - Aisyah - Nabi SAW di Muslim no.5043 dan di perawi berbeda dari Abu Huraira - Nabi SAW di: Muslim no. 5037-5041; Bukhari no.5241, no.5982; Ibn Majah no.4191 dan di Musnad Ahmad]

  3. Sederatan hadis-hadis di bawah ini, memberikan informasi bahwa masuk/tidaknya para manusia ke SURGA sesungguhnya TELAH DITETAPKAN SEJAK AWAL tidak lama setelah ADAM DICIPTAKAN:

    Riwayat Abu Bakr bin Abu Syaibah - Waki' - Thalhah bin Yahya - bibinya, 'Aisyah binti Thalhah - 'Aisyah ummul Mu'minin:

    "Pada suatu ketika, Rasulullah SAW pernah diundang untuk melayat jenazah seorang bayi dari kaum Anshar. Kemudian saya (Aisyah) berkata kepada beliau; 'Ya Rasulullah, sungguh berbahagia bayi kecil ini! Ia seperti seekor burung dari sekian burung surga yang belum pernah berbuat dosa dan belum pernah ternodai oleh dosa.'

    Rasulullah SAW bersabda: 'hai Aisyah bahwa Allah telah menciptakan orang-orang yang akan menjadi penghuni surga ketika mereka masih berada dalam tulang rusuk (sulbi) bapak-bapak mereka (قَالَ أَوَ غَيْرَ ذَلِكَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ ).

    Allah pun telah menciptakan orang-orang yang akan menjadi penghuni neraka ketika mereka masih berada dalam tulang rusuk bapak-bapak mereka.'

    Riwayat Muhammad bin Ash Shabbah - Isma'il bin Zakaria - Thalhah bin Yahya. Riwayat Sulaiman bin Ma'bad - Al Husain bin Hafsh. Riwayat Ishaq bin Manshur - Muhammad bin Yusuf keduanya dari Sufyan Ats Tsauri - Thalhah bin Yahya dengan sanad Waki' seperti haditsnya. [Muslim 33.6436/no.4813, juga di no. 4812. Juga di Abu dawud no.4090]

    ***

    Riwayat Qa'nabi - Malik - Zaid bin Unaisah - Abdul Hamid bin 'Abdurrahman bin Zaid Ibnul Khaththab - Muslim bin Yasar Al Juhani - Umar Ibnul Khaththab pernah ditanya tentang ayat ini:

    (Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka) - AQ. Al A'raf: 172 - Al Qa'nabi membaca ayat tersebut, lalu Umar berkata, "Aku juga pernah mendengar Rasulullah SAW ditanya tentang ayat itu, lalu beliau menjawab; "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam,

    lalu ALLAH MENGUSAP PUNGGUNGNYA (sulbi) DENGAN TANGAN KANAN-Nya hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya. Kemudian Allah berfirman: "AKU MENCIPTAKAN MEREKA UNTUK MASUK SURGA, dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk surga."

    kemudian ALLAH KEMBALI MENGUSAP PUNGGUNG ADAM hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya. Setelah itu Allah berfirman: "AKU MENCIPTAKAN MEREKA UNTUK MASUK NERAKA, dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk neraka."

    Seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu untuk apa gunanya beramal?"

    Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam surga maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk surga, sehingga ia mati dengan amalan penduduk surga lalu memasukkannya ke dalam surga.

    Dan jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam neraka maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk neraka, sehingga ia mati dengan amalan penduduk neraka lalu memasukkannya ke dalam neraka."

    Riwayat Muhammad Ibnul Mushaffa - Baqiyyah - Umar bin Ju'tsum Al Qurasyi - Zaid bin Abu Unaisah - Abdul Hamid bin 'Abdurrahman - Muslim bin Yasar - Nu'iam bin Rabi'ah: "Aku sependapat dengan Umar Ibnul Khaththab dengan hadits ini, namun hadits Malik lebih lengkap."

    [Abu Dawud no.4081, Juga di Tirmidhi no.3001 (Hadis Hasan), 3002 (Hadis Hasan sahih). Malik no.1395. Ahmad no. 294, 2157, 17000. Kemudian di hadis Ahmad no. 26216, Riwayat Haitsam - Abu Ar Rabi' - Yunus - Abu Idris - Abu Darda' - Nabi SAW bersabda: "Ketika Allah menciptakan Adam, Allah memukul bahu kanan Adam, maka keluarlah keturunan berkulit putih seperti molekul, dan memukul bahu kirinya keluar keturunan berkulit hitam seperti arang, Allah berkata pada yang di bagian kanannya, 'Masuklah ke Surga dan Aku tidak perduli'. berkata pada yang di bagian kirinya, 'Masuklah ke dalam Neraka dan Aku tidak perduli'"]

    ***

    Riwayat (Abu Bakr bin Abu Syaibah - Abu Mu'awiyah dan Waki' atau dari jalur lainnya riwayat Muhammad bin 'Abdullah bin Numair Al Mahdani - Bapakku dan Abu Mu'awiyah dan Waki') - Al A'masy - Zaid bin Wahb - 'Abdullah - Rasulullah SAW (Ash Shadiq Al Mashduq, seorang yang jujur menyampaikan dan berita yang disampaikannya adalah benar):

    'seorang manusia mulai diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari. Kemudian menjadi segumpal daging pada 40 hari berikutnya. Lalu menjadi segumpal daging pada 40 hari berikutnya. Setelah 40 hari berikutnya, Allah pun mengutus seorang malaikat untuk menghembuskan ruh ke dalam dirinya dan diperintahkan untuk menulis empat hal: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara atau bahagianya.'

    ..seseorang darimu yang mengerjakan amal perbuatan ahli surga, hingga jarak antara dirinya dan surga hanyalah satu hasta, namun SURATAN TAKDIR rupanya ditetapkan baginya hingga ia mengerjakan amal perbuatan ahli neraka dan akhirnya ia pun masuk neraka.

    Ada pula orang yang mengerjakan amal perbuatan ahli neraka, hingga jarak antara ia dan neraka hanya satu hasta, namun SURATAN TAKDIR rupanya ditetapkan baginya hingga kemudian ia mengerjakan amal perbuatan ahli surga dan akhirnya ia pun masuk surga.' [Muslim no.4781. Bukhari no.3085]

    ***

    Riwayat 'Amru bin 'Utsman bin Sa'id bin Katsir bin Dinar Al Himshi - 'Abbad bin Yusuf - Shafwan bin 'Amru - Rasyid bin Sa'd - 'Auf bin Malik - Rasulullah SAW: "Yahudi akan terpecah menjadi 71 golongan, 1 golongan akan masuk surga dan yang 70 golongan akan masuk neraka. Nashrani terpecah menjadi 72 golongan, yang 71 golongan masuk neraka dan yang 1 golongan akan masuk surga. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, sungguh ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan, yang 1 golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan masuk neraka." Lalu beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka (yang masuk surga)?" beliau mennjawab: "Yaitu Al Jama'ah." [Ibn Majjah no.3982 (Komentar ulama terhadap Abbad bin Yusuf: Ibnu Hibban: tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani: Maqbul, Adz Dzahabi: Shaduuq yaghrib). Abu Dawud 3981 ([Riwayat Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Yahya - Abu Al Mughirah] dan [Amru bin Utsman - Baqiyyah] - Shafwan - Azhar bin Abdullah Al Harazi - Abu Amir Al Hauzani - Mu'awiyah bin Abu Sufyan - Rasulullah SAW: "orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlu kitab berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan; 72 golongan masuk neraka dan 1 golongan masuk surga, yaitu Al Jama'ah."). Tirmidhi no.2656 (Riwayat Mahmud bin Ghailan - Abu Daud Al Hafari - Sufyan Ats Tsauri - Abdurrahman bin Ziyad - Abdullah bin Yazid dari Abdullah bin Amru - Rasulullah SAW: ..bani Israil terpecah menjadi 72 golongan dan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk ke dalam neraka KECUALI 1 golongan," ..Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan gharib mufassar)]

    ***

    Riwayat [Qutaibah atau Hasyim bin Qasim] - [Al Laits atau Bakr bin Mudhar] - Abu Qabil/Huyaiy bin Hani - Syufayyi bin Mati' - 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash:

    Rasulullah SAW keluar menemui kami sementara di tangan beliau terdapat dua kitab. Kemudian beliau pun bertanya: "Apakah kalian tahu kitab apakah kedua kitab ini?" Maka kami pun menjawab: "Tidak wahai Rasulullah, kecuali Anda mengabarkannya pada kami."

    Akhirnya beliau pun bersabda terkait dengan kitab yang berada pada tangan kanannya:
    "Ini adalah kitab yang berasal dari Rabb semesta alam. Di dalamnya terdapat nama-nama penduduk surga dan juga nama-nama orang tua serta kabilah mereka. Jumlahnya telah ditutup dengan orang yang terakhir dari mereka, dan tidak akan ditambah dan jumlah mereka tidak pula dikurangi lagi."

    Kemudian beliau bersabda terkait dengan kitab yang berada di tangan kirinya: "Adapun ini, ia adalah kitab yang juga berasal dari Rabb semesta alam. Di dalamnya telah tercantum nama-nama penghuni neraka, dan juga nama-nama bapak mereka serta kabilah mereka, dan telah dijumlah dengan orang yang terakhir dari mereka. Sehingga jumlah mereka tidak lagi akan bertambah dan tidak pula akan berkurang selama-lamanya."

    Kemudian para sahabat pun berkata, "Kalau begitu, dimanakah letaknya amalan wahai Rasulullah jika memang perkara sudah habis?" beliau menjawab: "Berusahalah dan mendekatlah, karena sesungguhnya penduduk surga akan ditutup dengan amalan penduduk ahli surga, meskipun ia mengamalkan amalan apa saja. Dan sesungguhnya penduduk neraka akan ditutup pula dengan amalan penduduk neraka, meskipun ia mengerjakan amalan apa saja." Kemudian Rasulullah SAW bersabda dengan kedua tangannya lalu menghempaskannya dan bersabda: "Sesungguhnya Allah telah selesai terhadap urusan para hamba-Nya. Satu golongan di dalam surga dan satu kelompok pula di dalam neraka.". Abu Isa berkata; Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Umar. Dan hadits ini adalah Hasan Shahih Gharib. [Tirmidhi no. 2067/4.6.2141. Ahmad no.6275]
Dari jumlah balita yang telah wafat di atas saja, bahkan quota surga kaum beriman ini bahkan TELAH LAMA terlampaui. Milyaran balita muslim, yang tidak pernah MINTA DILAHIRKAN, terlahir dalam keadaan TIDAK TAU APA, tanpa tau ujung-pangkal, tanpa hujan dan angin, nasib surga mereka menjadi TAK TENTU. Ini hanya karena Allah melalui Nabinya telah keliru menetapkan quota penghuni surganya sehingga bahkan TELAH LAMA TERLAMPAUI.

Namun, ada yang LEBIH MENGERIKAN.

Muhammad SAW sendiri bahkan tidak tahu akan di mana setelah wafat!
    Quran:
    Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-Rasul (qul maa kuntu bid'an mina alrrusuli) DAN AKU TIDAK MENGETAHUI APA YANG AKAN DIPERBUAT TERHADAPKU DAN TIDAK (PULA) TERHADAPMU (wamaa adrii maa yuf'alu bii walaa bikum).... [AQ 46.9, Al Makiyya, turun diurutan ke-66]

    Penafsir ayat yang hidup ratusan tahun setelah Muhammad wafat, menafsirkan ayat ini sebatas bahwa Muhammad tidak tahu bagaimana Ia akan diwafatkan, namun, faktanya, hadis-hadis sahih yang berasal dari ucapan Muhammad dan para sahabatnya sendiri, secara konsisten menyatakan bahwa Muhammad juga tidak tahu, Ia akan ditempatkan dimana setelah wafatnya!

    Hadis:
    Riwayat Musa bin Isma'il - Ibrahim bin Sa'ad - Ibnu Syihab - Kharijah bin Zaid bin Tsabit - Ummu Al 'Ala': "Utsman bin Madz'un (Ikut perang Badar dipihak kaum Muslim, 2 H/624M) mengeluhkan sakitnya di sisi kami kemudian kami merawatnya sampai ketika dia meninggal kami menyelimutinya dengan bajunya.. Rasulullah SAW bersabda: "Kematian dari Rabbnya telah datang kepadanya, aku berharap dia mendapatkan kebaikan. Demi Allah, MESKIPUN AKU SEORANG NABI, AKU TIDAK TAHU APA YANG AKAN AKU DAPATKAN."

    [Bukhari no.3636. Juga di Bukhari no.1166, 2490, 6487, Bukhari no. 6500: "...demi Allah, aku tidak tahu padahal aku adalah Rasulullah bagaimana nantinya aku diperlakukan, juga tidak tahu bagaimana kalian diperlakukan.". Juga di Ahmad no.2938 dari riwayat (Abdush Shamad, Hasan bin Musa, Affan bi Muslim) - Hammad - Ali bin Zaid - Yusuf bin Mihram - Ibnu Abbas: "..ketika Utsman bin Mazh'un meninggal dunia, istrinya berkata; Selamat bagimu wahai Ibnu Mazh'un di surga. Maka Rasulullah SAW melihatnya dengan pandangan marah, lalu beliau bersabda; "Apa yang membuatmu tahu? DEMI ALLAH, SESUNGGUHNYA AKU ADALAH UTUSAN ALLAH, NAMUN AKU TIDAK TAHU APA YANG AKAN TERJADI PADAKU." 'Affan berkata; "Dan tidak pula dengannya.". Juga di Ahmad no.2020 (dari Ibnu Abbas) dan no.26186 (Dari Ummu Al' Ala)]
Hadis Bukhari, Muslim, Ahmad, Malik dan Tirmidhi mencatat ucapan Muhammad pada detik terakhirnya:
    Riwayat Mu'alla bin Asad - Abdul 'Azid bin Mukhtar - Hisyam bin Urwah - Abbad bin Abdullah bin Zubair - Aisyah:

    Rasulullah SAW berkata sebelum beliau wafat di pangkuan Aisyah..; "Ya Allah, AMPUNILAH AKU, berikanlah rahmat kepadaku dan pertemukanlah aku dengan kekasihku!" [Bukhari no. 4086, 5242. Muslim no. 4474, Ahmad no.24757. Malik no.501. Tirmidhi no.3418]
Ini ucapan sang PENDIRI AGAMA, Rasul kesayangan Allah, yang dimenjelang ajal, beliaunya sendiri MASIH TIDAK JELAS NASIB.

Tentu saja akan ada saja yang berdalih, bahwa Nabi, mengajari agar rendah hati. dalih seperti ini konyol, karena bahkan sesaat sebelum mati cukup berucap Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, konon pasti dapat surga, biarpun melalui hisab sekalipun, toh tetap dapat surga, bukan?

Untuk itu,
Bukankah Muhammad sendiri menyampaikan bahwa sejak awal sekali Allah telah menetapkan dan mencatat jumlah orang yang masuk surga/neraka, takdir apapun yang diperbuatnya yang menyebabkan mereka berakhir di neraka atau surga? dan bukankah Muhammad sendiri yang mengatakan bahwa Ia ADALAH PEMIMPIN SELURUH MANUSIA PADA HARI KIAMAT, PARA NABI LAIN TIDAK ADA YANG MAMPU MEMBERIKAN SYAFAAT BAHKAN PARA NABI INI SAJA MASIH BUTUH SYAFAAT KECUALI MUHAMMAD SEORANG YANG TIDAK PERLU SYAFAAT DAN BAHKAN MAMPU MEMBERIKAN SYAFAAT sebagaimana disampaikan hadis Bukhari no.4343. Muslim no.284, 287 dan Tirmidhi no. 2358 di bawah ini?
    Riwayat Abu Kamil Fudlail bin Husain al-Jahdari dan Muhammad bin Ubaid al-Ghubari (lafazh milik Abu Kamil) - Abu 'Awanah - Qatadah - Anas bin Malik - Rasulullah SAW bersabda:

      [Bukhari no. 4343. Muslim no.287 dan Tirmidhi no.2358:
      Riwayat Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Abdullah bin Numair - Muhammad bin Bisyr - Abu Hayyan - Abu Zur'ah - Abu Hurairah: Rasullullah bersabda: "Aku PEMIMPIN MANUSIA PADA HARI KIAMAT, TAHUKAH KALIAN KENAPA?]

    "Allah akan mengumpulkan manusia pada Hari Kiamat. Ketika itu mereka memandang penting masalah syafaat." Ibnu Ubaid menyebutkan, "Mereka diberi ilham untuk menanyakan hal itu. Mereka berkata, 'Sekiranya saja kita dapat memohon syafaat kepada Tuhan, agar Dia mengizinkan kita beristirahat dari keadaan kita ini.

    Lalu mereka pergi kepada Nabi Adam AS, lalu berkata, 'Wahai Adam! Kamu adalah bapak semua manusia. Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan roh ke dalam badanmu serta telah memerintahkan para malaikat supaya sujud kepadamu. Syafaatilah kami di hadapan Tuhanmu, agar mengizinkan kami beristirahat dari keadaan begini'.

    Adam menjawab, 'Aku bukan pemilik hak memberikan syafa'at -Adam lalu menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya, sehingga membuatnya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut-, akan tetapi datanglah kepada Nuh, Rasul pertama yang diutus oleh Allah'.

      [Muslim no.287:
      ..Diriku sendiri butuh syafa'at, silahkan pergi menemui selainku, pergilah menemui Nuh.']

    Lantas mereka pergi menemui Nabi Nuh AS, namun beliau berkata, 'Aku bukanlah orang yang bias memberikan syafa'at -lalu menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya hingga membuatkannya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut-, akan tetapi datanglah menemui Nabi Ibrahim AS, yang telah dianggap sebagai kekasih Allah.'

      [Muslim no.287:
      ..Diriku sendiri butuh syafa'at, silahkan pergi menemui selainku, pergilah menemui Ibrahim.']

    Mereka pun pergi menemui Nabi Ibrahim AS, ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan syafa'at -lalu dia menyebutkan kesalahan yang pernah dilakukannya, hingga membuatnya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut- akan tetapi datanglah menemui Nabi Musa AS, yang pernah diajak bicara oleh Allah dan diberi Kitab Taurat.'

      [Muslim no.287:
      ..Diriku sendiri butuh syafa'at, silahkan pergi menemui selainku, pergilah menemui Musa.']

    Mereka pun pergi menemui Nabi Musa AS, namun ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan syafa'at -lalu dia menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya, hngga membuatnya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut- akan tetapi kalian datanglah menemui Nabi Isa AS, ruh Allah dan Kalimat-Nya.'

      [Muslim no.287:
      ..Diriku sendiri butuh syafa'at, silahkan pergi menemui selainku, pergilah menemui Isa.']

    Mereka pun pergi menemui Nabi Isa AS, ruh Allah dan Kalimat-Nya. Namun ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan syafa'at, tetapi pergilah kamu semua kepada Muhammad SAW, hamba Allah yang telah diampuni dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian'."

      [Muslim no.287:
      ..Diriku sendiri butuh syafa'at, silahkan pergi menemui selainku, pergilah menemui Muhammad.']

    Rasulullah SAW meneruskan sabdanya: 'Mereka datang kepadaku, lalu aku meminta izin kepada Tuhan. Aku pun diberi izin.

    Ketika aku melihat-Nya, aku menyungkurkan diri dalam keadaan bersujud.

      [Bukhari no.4343. Muslim no.287 dan Tirmidhi no.2358Lalu aku pergi hingga sampai di bawah 'arsy, aku tersungkur sujud pada Rabbku LALU ALLAH MEMULAI DENGAN PUJIAN DAN SANJUNGAN UNTUKKU YANG BELUM PERNAH DISAMPAIKAN PADA SEORANGPUN SEBELUMKU, lalu ada suara: Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kau diberi, berilah syafaat nicaya kau diizinkan untuk memberi syafaat.

      Lalu aku mengangkat kepalaku, aku berkata: Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku.

      Ia berkata: Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari ummatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu."]

    Dia memanggil-manggilku, kemudian berfirman kepadaku: 'Angkatlah kepalamu wahai Muhammad! Katakanlah sesuatu, niscaya kamu akan didengar. Mohonlah, niscaya kamu akan diberi. Syafaatilah, niscaya Aku akan terima syafaat yang kamu pinta.

    Aku mengangkat kepalaku dan memuji Tuhan dengan pujian yang telah diajarkan oleh Allah kepadaku. Kemudian aku memberi syafa'at.

    Lalu Allah memberikan kriteria (orang yang berhak mendapatkan syafa'at) kepadaku. Lalu aku mengeluarkan lagi orang-orang dari Neraka dan memasukkan mereka ke dalam Surga.

    Kemudian aku kembali jatuh bersujud.

    Maka Allah memanggilku sebagaimana Dia kehendaki kemudian berfirman kepadaku: 'Angkatlah kepalamu wahai Muhammad! Katakanlah, niscaya kamu akan didengar. Mohonlah, niscaya kamu akan diberi. Syafaatilah, niscaya Aku akan terima Syafaat yang kamu pinta."

    Perawi Hadits berkata, "Aku tidak mengetahui secara pasti pada kali yang ketiga atau kali yang keempat.

    Beliau bersabda: "Wahai Tuhanku! Yang masih ada di dalam Neraka hanyalah orang-orang yang ditahan oleh al-Qur'an, yaitu orang yang memang seharusnya kekal di dalam Neraka'."

    Ibnu Ubaid menyebutkan dalam riwayatnya, 'Qatadah berkata, "Maksudnya wajib kekal di dalamnya." ...[Muslim no.284]
Namun sang PENDIRI AJARAN SENDIRI, saat menjelang wafat BAHKAN masih mengiba, mengemis ampunan dan surga. Jelas sudah beliaunya sendiri TIDAK TAHU nasib dan kebenaran yang diajarkannya, Maka bagaimana nasib yang bukan Nabi. Perlukah masih percaya surga dambaan yang seperti ini?